Dalam Ilmu Lingkungan yang merupakan ekologi terapan, dikenal beberapa asas yang bersifat umum. Soeriaatmadja memperkenalkan apa yang disebutnya sebagai "asas dasar ilmu lingkungan" sebanyak 14 asas yang disebutnya secara berurutan mulai Asas 1 sampai Asas 14 yang sekaligus merupakan nama asas yang bersangkutan. Dari 14 asas dimaksud, ada tiga asas yang sangat relevan dan secara langsung berkaitan dengan penanganan masalah-masalah lingkungan hidup yang dihadapi (dalam PPL/PPLH), termasuk aspek hukumnya sebagai salah satu sarana penunjang PPLH tersebut. Ketiga asas dimaksud adalah sebagai berikut: Asas 1: Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan. Asas ini sebenarnya sama/serupa dengan hukum termodinamika pertama yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini juga dikenal dengan hukum konservasi energi yang dapat dikemukakan dengan persamaan matematika yang menunjukkan ekuivalensi berbagai bentuk energi. Menurut Soeriaatmadja, asas ini bertanggung jawab untuk menerangkan bahwa energi itu dapat diubah-ubah. Dalam hal ini, kehidupan dapat dianggap sebagai pengubah energi. Hal ini tentu ber manfaat dalam menelaah cara pemanfaatan energi dan kemungkinan dampaknya terhadap lingkungan hidup, serta bagaimana mengatur pemanfaatan tersebut agar tidak menimbulkan kerusakan dan/atau pen cemaran lingkungan hidup. Asas 2: Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien. Asas ini tidak lain adalah hukum termodinamika kedua yang banyak digunakan dan berlaku dalam fisika. Ini mengandung makna bahwa meskipun energi itu tak pernah hilang dari alam raya, tetapi ia akan terus diubah ke dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Oleh karena itu, pemakaian energi yang sebaik- baiknya oleh jasad hidup merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Asas ini secara langsung bertanggung jawab menjelaskan tentang kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan hidup. Tidak ada pengubahan atau penggunaan energi yang betul-betul efisien,berarti setiap penggunaan energi selalu ada yang tersisa yang disebut entropi (tidak terpakai). Semakin banyak energi yang digunakan semakin banyak pula entropi yang dihasilkan yang terbuang ke media lingkungan hidup yang pada tataran tertentu menyebabkan pencemaran lingkungan hidup. Asas 3: Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumber daya. Asas ini merupakan salah satu asas yang sering dijadikan titik tolak dalam mengkaji masalah lingkungan hidup terutama mengenai sumber daya alam. Asas ini memberi petunjuk tentang jenis dan fungsi-fungsi sumber daya alam bagi keberlangsungan suatu ekosistem, yang sekaligus sebagai dasar prediksi tentang kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan hidup akibat adanya satu atau lebih unsur di dalamnya yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Misalnya saja ruang, bila terlalu sempit dengan kepadatan populasi yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan bagi proses keberlangsungan suatu ekosistem dan lingkungan hidup pada umumnya. Sumber: Wahid, Yunus. PENGANTAR HUKUM LINGKUNGAN Edisi kedua. Jakarta Timur: Kencana, 2018.