Anda di halaman 1dari 10

KESALAH PAHAMAN ANTAR WARGA BALI DAN

LAMPUNG YANG BERUJUNG KONFLIK


(diambil dari konflik lampung dan bali)

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk US


Dan untuk menghimbau masyarakat sekitar

Disusun oleh :
Nama : Bilal Athallah Ganandra
Kelas/absen : IXB/07

SMP PANDU
Bandung
2023
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Kesalah
Pahaman yang Berujung Konflik” yang diambil dari sebuah konflik yang terjadi
pada tanggal 27 Oktober 2012 hingga 29 Oktober yang bernama konflik
LAMPUNG DAN BALI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas US yang diberikan oleh Bapak
Isodorus Sadar S.Pd., selaku Guru Mata pelajaran SMP Pandu tentang Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan (PPKN)

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, dan khususnya para penerus-penerus bangsa.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik bagi pembaca makalah kami ini, agar
makalah kami ke depannya bisa lebih baik lagi.

Makalah ini saya buat juga untuk mengedukasi semua pembaca makalah agar
hidup dengan damai tanpa adanya permaslahan ataupun konflik yang terjadi
akibat kesalah pahaman ataupun rasa iri yang terkandung di dasar hati kita.
Bandung, Maret 2023

Daftar isi

Kata Pengantar : …………………………………………..i


Daftar Isi : …………………………………………………….ii

Bab I :
A)Latar belakang ………………………………………………..
B) Tujuan …………………………………………………….….
C) Rumusan Masalah ……………………………………………II
D)Sistematika penulisan ………………………………………..
Bab II :
A)Penjelasan ………………………………………………..
B) Data dampak dari konflik…...…………………………
C) Penyelesaian……………………………………………….
D)Apa dampak terjadinya konflik………………………………
E) Apa penyebab dan cara menghindari konflik………………..
Bab III :
A)Kesimpulan ………………………………………………..VII
B) Saran…………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kerusuhan Lampung 2012 adalah serangkaian kerusuhan yang terjadi di
Lampung Selatan tanggal 27 Oktober hingga 29 Oktober 2012.
Kerusuhan ini bermula dari program transmigrasi yang diadakan pemerintah,
etika warga asal Bali masuk ke Lampung dan ditempatkan di Lampung Selatan.
Di Lampung Selatan, mereka kemudian mendirikan perkampungan Balinuraga,
Baliagung, dan Balinapal.
Konflik kemudian mencuat setelah dua gadis dari penduduk Desa Agom,
Lampung Selatan, terjatuh dari motor yang kemudian dibantu oleh warga Desa
Balinuraga.
Ketika membantu, terjadi kesalahpahaman di antara keduanya. Warga Desa
Balinuraga dianggap membantu korban sembari melakukan pelecehan.
Akibatnya, terjadi bentrokan antara warga Desa Agom dengan Desa Balinuraga.
Kejadian ini merusak ratusan rumah dan puluhan kendaraan bermotor.

B.Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah
1. Untuk memberikan wawasan pengetahuan kepada pembaca
2. Untuk mempelajari konflik yang terjadi pada tahun 2012 tentang konflik
lampung bali
3. Untuk memenuhi tugas US maata pelajaran PPKN

I
C.Rumusan masalah
Ada pun rumusan masalahnya yaitu :
1. Siapa saja yang terlibat didalam konflik tersebut ?
2. Apa penyebab terjadinya konflik tersebut?
3.
4. Apa akibat dari terjadinya konflik tersebut?

D. Sistematika penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika pembahasan yang
meliputi:

BAB I PENDAHULUAN Menyajikan latar belakang masalah, Tujuan


penulisan, rumusan masalah dan sistematika penulisan;

BAB II: PEMBAHASAN Membahas tentang meliputi: Penjelasan, Apa bahaya


terjadinya konflik dan apa penyebab dan cara menghindari konflik

BAB III: PENUTUP menyajikan kesimpulan dan saran.

II

BAB II
PEMBAHASAN
A.Penjelasan
Kerusuhan konflik di Lampung pada tahun 2012 merupakan serangkaian kerusuhan yang
terjadi di daerah Lampung Selatan pada tanggal 27 Oktober hingga 29 Oktober 2012.
Kerusuhan ini bermula dari sebuah program transmigrasi yang diadakan pemerintah, program
tersebut berupa transmigrasi warga Bali ke Daerah Lampung selatan, warga asal Bali masuk
ke Lampung selatan dan ditempatkan di daerah Lampung Selatan. Mereka kemudian
mendirikan tiga perkampungan yaitu Balinuraga, Baliagung, dan Balinapal.
Konflik bermula saat dua gadis dari penduduk Desa Agom, Lampung Selatan, terjatuh dari
motor yang kemudian dibantu oleh warga Desa Balinuraga yang merupakan warga
transmigrasi. Pada saat membantu, terjadi kesalah pahaman antar kedua warga tersebut.
Warga Desa Balinuraga dianggap membantu korban sambil melakukan pelecehan. Akibatnya,
terjadi permasalahan yang semakin membesar hingga menjadi konflik, kejadian tersebut
merusak
Kronologi terjadinya konflik tanggal 27 Oktober hingga 29 Oktober 2012 disebabkan
kesalahpahaman. Saat itu, terdapat sekitar 10 pemuda dari Desa Balinuraga sedang bersepeda
melintas di jalan menuju ke sebuah desa. Dari arah berlawanan lalu tanpa sengaja rombongan
pemuda ini menyerempet pengendara motor, pengendara tersebut merupakan dua gadis .
Kedua gadis ini berasal dari Desa Agom yang merupakan Desa yang berasal dari Lampung
Selatan
Setelah kecelakaan yang tadi terjadi, para pemuda ini yang berjumlahkan 10 orang berniat
untuk membantu kedua gadis tersebut dengan niatan baik, tetapi saat ingin membantu para
pria ini harus menyentuh bagian tubuh yang menimbulkan kesalah pahaman, warga lain yang
melihat kejadian tersebut pun mengira bahwa pemuda tersebut sedang melecehkan kedua
gadis tersebut dengan beralasan membantu karena telah terserempet.
Akar dari kesalahpahaman tersebut adalah warga Balinuraga yang merupakan warga
transmigrasi didatangi oleh 50 warga dari Desa Agom. Saat warga desa agom tersebut
mendatangi para pemuda ini mereka (warga desa agom) membawa sajam atau senjata tajam.
Awal bentrokan kesalahpahaman tersebut bermula pada sabtu malam tanggal 27 Oktober
2012. Lebih dari 500 warga Desa Agom menyerang pemhkiman warga dari suku bali di Desa
Balinuraga. Akibat dari penyerangan tersebut banyak beberapa toko, rumah dan kendaraan
dari Desa Balinuraga tersebut pun hancur karena kejadian tersebut.
Kejadian tersebut pun belum selesai, warga Desa Agom melanjutkan kembali kejadian
tersebut pada tanggal 28 Oktober 2012 pada jam 01.00 Wib. Kejadian kedua warga desa
Balinuraga didatangi lebih dari 200 warga desa agom yang membawa sajam, warga desa
agom melanjutkan kembali aksinya dan merusak rumah, membakar rumah warga Desa
Balinuraga, salah satu korban dari kejadian tersebut adalah seseorang bernama Wayan Diase
yang rumahnya dirusak warga Desa Agom. Lalu pada pukul 09.30 WIB, terjadi
Pembentrokan kembali antar suku Lampunh dan Suku Bali di daerah desa sidorejo, kejadian
tersebut memakan 7 orang korban 3 diantaranya meninggal dunia, korban meninggal dunia
tersebut bernama Yahya, Marhadan dan Alwi, dan 4 orang lainnya mengalami luka luka
mereka bernama Ramli, Syamsudin, Ipul dan Mukmin. Kemudian bentrokan trakhir terjadi
lada tanggal 29 Oktober 2012 pada pukul 14.00 WIB. Warga Desa Agom berhasil memasuki
daerah Desa Balinuraga dengan cara menyusup melalui kebun dan sawah. Lalu setelah itu
warga desa Lampung pun melakukan penyeragannya kembali dan mereka membakar banyak
rumah dan kendaraan dari Suku Bali di desa Balinuraga

III

Akibat dari peristiwa konflik antara Desa Agom dan Desa Balinuraga adalah ada banyak
korban 14 diantaranya tewas dan yang lainnya mengalami luka luka, selain itu ratusan rumah
dan puluhan kendaraan bermotor rusak. Kejadian konflik yang terjadi dari tanggal 27
Oktober 2012 hingga 29 Oktober 2012 menyebabkan sebagian besar warga Desa Balinuraga
mengungsi saat kejadian berlangsung. Lalu warga Desa Agom dan Desa Balinuraga
melakukan kesepakaran damai untuk tidak saling menuntut secara hukum Indonesia. Dari
kesepakatan tersebut tercatat ada 10 perjanjian perdamaian, lalu sepakat untuk menjaga
keamanan, ketertiban, kerukunan, dan perdamaian antara kedua belah pihak yaitu warga suku
Bali dan warga suku Lampung selatan.
Pimpinan atau tokoh masyarakat lampung dan raja Bali melamhkan pertemuan guna untuk
mencegah terulangnya kejadian/kerusuhan yang telah terjadi antara warga desa Agom dan
warga desa Balinuraga. Pertemuan yersebut berlangsung selama dua jam yang dihadiri tokoh
tokoh dari suku Lampung dan dari suku Bali.
Pertemuan yang dijaga polisi ini menghasilkan maklumat yang ditandatangani Raja Bali I
Gusti Ngurah Arya dan Ketua Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) Kadarsyah Irsya.
Tokoh bali dan Lampung pun ikut tanda tangan.“Maklumat ini juga harus disampaikan
kepada para orang Bali di Balinuraga, terutama yang masih berada di pengungsian, di SPN

B.Data dari konflik


Data kerusakan yang terjadi akibat insiden yang terjadi yaitu :
1. Puluhan kendaraan bermotor rusak
2. Ratusan rumah rusak/hancur
3. 14 orang tewas dan beberapa korban lainnya mengalami luka luka
4. Satu kios obat obatan hancur
5. Sebuah toko klontong terbakar

C. Penyelesaian
Penyelesaian dari kejadian tersebut adalah kedua belah pihak memuat maklumat
yang berisikan
1. Bersepakat bahwa terkait aksi massa dan tragedi Lampung Selatan bukan merupakan
konflik SARA, namun disebabkan oleh adanya kepentingan sekelompok orang yang
berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan warga Bali dan warga Lampung
2. Mengecam kejadian kerusuhan yang melibatkan warga Bali dan warga Lampung hingga
menyebabkan hilangnya nyawa manusia, penganiayaan, penjarahan, serta pembakaran
harta benda dari masyarakat yang tidak berdosa
3. Bersepakat dalam beberapa hal untuk penyelesaian konflik tragedi Balinuraga yakni;
menjadikan hukum sebagai panglima dalam proses penyelesaian kasus dan sebagai solusi
bermartabat; bersepakat untuk mendorong pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
petugas keamanan untuk dapat mengedepankan semangat netralitas dan
ketidakberpihakan dalam mengawal tuntasnya hingga pemulihan kondisi warga yang
menjadi korban; memberi dorongan dan dukungan atas upaya Komnas HAM dan lembaga
hukum dan masyarakat baik dalam skala lokal, nasional, dan internasional untuk mendorong

IV
terciptanya perdamaian abadi; mendorong dan memprioritaskan tuntasnya proses
rekonsiliasi dan perdamaian abadi dengan melibatkan unsur-unsur adat sebagai panglima
dari kebudayaan Indonesia termasuk warga adat di dalamnya; mewaspadai adanya kasus-
kasus lanjutan yang saling terkait dengan sejumlah kepentingan yang dapat merugikan
masyarakat
4. Bersepakat menolak pengusiran terhadap warga dari wilayah konflik dengan alasan
apapun
5. Mengimbau masyarakat adat Lampung-Bali untuk mengedepankan prinsip kebersamaan,
kesatuan, dan persatuan.

D.Apa dampak dari terjadinya konflik?


Akibat konflik dari sisi positif, Beberapa dampak positif dari konflik, yaitu:
Bertambahnya solidaritas intern dan rasa in-group suatu kelompok. Jika terjadi pertentangan
antara kelompok-kelompok, solidaritas antaranggota di dalam masing-masing kelompok akan
meningkat. Solidaritas di dalam suatu kelompok, yang pada situasi normal sulit
dikembangkan, akan langsung meningkat saat terjadinya konflik dengan pihak-pihak luar.
Merubah individu pasif menjadi aktif
Konflik di dalam masyarakat biasanya akan menggugah warga masyarakat yang tadinya pasif
menjadi aktif dalam peranan tertentu di dalam masyarakat.
Akibat konflik dari sisi negative beberapa dampak negative konflik, yaitu:
Hancurnya kesatuan kelompok
Jika konflik yang tidak berhasil diselesaikan menimbulkan kekerasan atau perang, maka
kesatuan kelompok akan mengalami kehancuran.
Perubahan kepribadian individu Di dalam suatu kelompok yang mengalami konflik, maka
seseorang atau sekelompok orang yang semula memiliki kepribadian pendiam dan penyabar,
akan menjadi beringas, agresif, dan mudah marah, terlebih jika konflik berujung pada
kekerasan. Hancurnya nilai-nilai dan norma sosial Antara nilai-nilai dan norma sosial dengan
konflik terdapat hubungan yang bersifat korelasional. Artinya, bisa saja konflik berdampak
pada hancurnya nilai dan norma sosial akibat ketidakpatuhan anggota masyarakat akibat
konflik.

V
D.Apa penyebab terjadinya konflik dan cara mencegahnya

Secara garis besar penyebab konflik dibagi atas 3 penyebab, yaitu : Perbedaan pendirian dan
keyakinan orang perorangan telah menyebabkan konflik antar individu. Dalam konflik-
konflik seperti ini terjadilah bentrokan-bentrokan pendirian, dan masing-masing pihak pun
berusaha membinasakan lawannya.
Pencegahan Konflik dilakukan dengan upaya
a. memelihara kondisi damai dalam masyarakat;
b. mengembangkan sistem penyelesaian perselisihan secara damai;
c. meredam potensi Konflik; dan
d. membangun sistem peringatan dini.
f. menghargai pendapat dan kebebasan orang lain.

VI

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan dari kejadian/konflik Lampung dan Bali tersebut adalah bahwa konflik
menyebabkan banyak kerusakan juga menyebabkan banyak korban jiwa yang membuat
perpecahbelahan antar warga Indonesia, itu merupakan salah satu penyebab terjadinya perang
antar saudara di Indonesia oleh karena itu mari kita hidup dengan damai tanpa adanya konflik
karena konflik hanya mnyebabkan kerusakan dan keributan, juga ada pepatah yaitu “Menang
jadi arang dan kalah menjadi abu” yang bermakna Maknanya adalah, perkelahian atau
peperangan tidak akan menguntungkan kedua belah pihak. Keduanya akan sama-sama rugi,
terbakar hangus, jadi arang atau jadi debu

B.Saran
Saran saya sebagai penulis adalah jangan lah hidup dengan berkonflik karna itu
hanya membuat kerugian bagi semua orang yang terlibat dalam konflik tersebut.

VII

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai