Segala puji dan syukur dihaturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
kegiatan "Hasil Pengamatan Konflik Suku Agama Di Indonesia.” Laporan ini berisi
hasil pengamatan dari video yang sudah kami amati, sehingga kami dapat menemukan
berbagai isi permasalahan, serta menjawab pertanyaan yang sudah diberikan terkait
konflik suku agama di Indonesia. Laporan ini mencakup latar belakang, tujuan, manfaat,
serta isi yang akan diambil untuk mencapai hasil yang diharapkan. Semua usaha ini
tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung proses penyusunan laporan ini. Semoga ide dan upaya yang kami
perjuangkan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perkembangan yang
berkelanjutan. Kami menyadari bahwa laporan ini masih memerlukan masukan dan
saran yang membangun. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak agar laporan ini dapat terus ditingkatkan dan menjadi
landasan yang kuat untuk pelaksanaan rencana di masa depan. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat menjadi langkah awal yang positif dan bermanfaat bagi semua pihak
yang terlibat. Dengan penuh harap, kami menyerahkan laporan ini untuk
dipertimbangkan dan dilaksanakan demi terwujudnya hasil yang maksimal dari laporan
yang telah kami susun.
Daftar isi
Cover Halaman.................................................................................................... I
Penyusun.............................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 8
2.1 Konflik yang terjadi pada video tersebut......................................................... 8
2.1.1 Konflik Sampit...................................................................................... 8
2.1.2 Konflik Poso.......................................................................................... 8
2.1.3 Konflik Ambon...................................................................................... 10
2.1.4 Konflik Lampung.................................................................................. 10
2.2 Penyebab terjadinya ke 4 konflik tersebut....................................................... 11
2.2.1 Konflik Sampit...................................................................................... 11
2.2.2 Konflik Poso.......................................................................................... 12
2.2.3 Konflik Ambon...................................................................................... 12
2.2.4 Konflik Lampung.................................................................................. 13
2.3 Upaya pemerintah dalam menangani ke 4 konflik tersebut............................ 13
2.3.1 Konflik Sampit...................................................................................... 13
2.3.2 Konflik Poso.......................................................................................... 13
2.3.3 Konflik Ambon...................................................................................... 14
2.3.4 Konflik Lampung.................................................................................. 14
2.4 Dampak yang ditimbulkan dari konflik tersebut............................................. 14
2.5 Cara menyikapi dan menunjukan sikap yang tepat terhadap konflik tersebut 15
2.6 Hal-hal yang sudah kita pahami setelah menonton video tersebut.................. 15
2.7 Hal-hal yang masih belum kita pahami setelah menonton video tersebut...... 16
BAB III PENUTUP............................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 17
3.2 Saran................................................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam konteks ini, makalah ini akan menyelidiki lebih jauh latar belakang, faktor-
faktor pemicu, dan dampak dari konflik di Sampit, Ambon, Poso, dan Lampung.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang dinamika konflik ini, diharapkan kita
dapat menemukan solusi yang lebih baik untuk mengatasi konflik bersenjata dan
membangun fondasi yang kuat untuk perdamaian dan harmoni di Indonesia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Ceritakan kembali apa yang kamu lihat dalam video tersebut dalam
4 konflik yg terjadi
1.2.2 Apa penyebab terjadinya 4 konflik tersebut
1.2.3 Apa upaya pemerintah dalam menangani ke 4 konflik tersebut
1.2.4 Bagaimana dampak yang di timbulkan dari konflik tersebut yang
berhubungan dengan berbangsa dan bernegara
1.2.5 Bagaimana kamu menyikapi konflik tersebut dan apa sikap yang
kamu tunjukan terhadap konflik yang terjadi
1.2.6 Dari video yang kalian lihat hal apa yang sudah kalian pahami
1.2.7 Dari video yang kalian lihat hal apa yang belum kalian pahami
PEMBAHASAN
Diperkirakan sebanyak 75.000 orang Madura tinggal di wilayah tersebut. Bahkan, orang
Madura juga memiliki 4 wakil di DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur. Banyaknya
jumlah orang Madura membuat kelompok ini merasa berpengaruh dan menguasai
Sampit. Orang Madura menganggap Sampit merupakan Sampang II, wilayah lain dari
Sampang yang berada di Pulau Madura.
2.2.2 Konflik Poso
Peristiwa ini awalnya bermula dari bentrokan kecil antarkelompok pemuda sebelum
berkembang menjadi kerusuhan bernuansa agama. Beberapa faktor berkontribusi
terhadap pecahnya kekerasan, termasuk persaingan ekonomi antara penduduk asli Poso
yang mayoritas beragama Kristen dengan para pendatang seperti pedagang-pedagang
Bugis dan transmigran dari Jawa yang memeluk Islam, ketidakstabilan politik dan
ekonomi menyusul jatuhnya Orde Baru, persaingan antarpejabat pemerintah daerah
mengenai posisi birokrasi, dan pembagian kekuasaan tingkat kabupaten antara pihak
Kristen dan Islam yang tidak seimbang. Situasi dan kondisi yang tidak stabil,
dikombinasikan dengan penegakan hukum yang lemah, menciptakan lingkungan yang
menjanjikan untuk terjadinya kekerasan.Kerusuhan ini umumnya terbagi menjadi
beberapa tahap. Tahap pertama berlangsung pada bulan Desember 1998, kemudian
berlanjut ke tahap kedua yang terjadi pada bulan April 2000, dan yang terbesar terjadi
pada bulan Mei hingga Juni 2000. Tahap pertama dan kedua berawal dari serangkaian
bentrokan antara kelompok pemuda Islam dan Kristen. Tahap ketiga yang terjadi pada
bulan Mei 2000, secara luas dianggap sebagai periode kekerasan terburuk dalam hal
kerusakan dan jumlah korban. Tahap tersebut merupakan ajang balas dendam oleh
pihak Kristen setelah dua tahap sebelumnya yang sebagian besar didominasi oleh
serangan dari pihak Muslim, dan berlangsung sampai bulan Juli 2000. Tahap ketiga ini
memuncak dalam sebuah peristiwa pembantaian di sebuah pesantren yang terjadi di
Desa Sintuwulemba yang mayoritas penduduknya Islam. Dalam tahap ketiga ini,
ratusan orang jatuh menjadi korban, umumnya dari pihak Muslim.[1]
Pada tanggal 20 Desember 2001, Deklarasi Malino ditandatangani antara kedua belah
pihak yang bertikai di Malino, Sulawesi Selatan, dan diinisiasi oleh Jusuf Kalla. Meski
dampaknya tidak begitu terlihat, kesepakatan tersebut sedikitnya mampu mengurangi
kekerasan frontal secara bertahap, dan angka kriminal mulai menurun dalam kurun
waktu beberapa tahun sesudah kerusuhan.
2.2.3 Konflik Ambon
Konflik ini bermula pada era Reformasi awal 1999 hingga penandatanganan Piagam
Malino II tanggal 13 Februari 2002.Penyebab utama konflik ini adalah ketidakstabilan
politik dan ekonomi secara umum di Indonesia setelah Soeharto tumbang dan rupiah
mengalami devaluasi selama dan seusai krisis ekonomi di Asia Tenggara. Rencana
pemekaran provinsi Maluku menjadi Maluku dan Maluku Utara semakin
memperuncing permasalahan politik daerah yang sudah ada. Karena permasalahan
politik tersebut menyangkut agama, perseteruan terjadi antara umat Kristen dan Islam
pada Januari 1999. Perseteruan ini dengan cepat berubah menjadi pertempuran dan
tindak kekerasan terhadap warga sipil oleh kedua belah pihak. Dua pihak utama yang
terlibat konflik ini adalah kelompok milisi agama dari kedua pihak, termasuk kelompok
Islamis bernama Laskar Jihad, dan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
2.2.4 Konflik Lampung
Kerusuhan yang terjadi di Lampung Selatan tanggal 27 Oktober hingga 29 Oktober
2012. Kerusuhan ini bermula dari program transmigrasi yang diadakan pemerintah,
ketika warga asal Bali masuk ke Lampung dan ditempatkan di Lampung Selatan. Di
Lampung Selatan, mereka kemudian mendirikan perkampungan Balinuraga, Baliagung,
dan Balinapal.
Konflik kemudian mencuat setelah dua gadis dari penduduk Desa Agom, Lampung
Selatan, terjatuh dari motor yang kemudian dibantu oleh warga Desa Balinuraga. Ketika
membantu, terjadi kesalahpahaman di antara keduanya. Warga Desa Balinuraga
dianggap membantu korban sembari melakukan pelecehan. Akibatnya, terjadi bentrokan
antara warga Desa Agom dengan Desa Balinuraga. Kejadian ini merusak ratusan rumah
dan puluhan kendaraan bermotor.
2.5 Cara menyikapi dan menunjukan sikap yang tepat terhadap konflik tersebut
Saya percaya bahwa konflik merupakan bagian alami dari kehidupan manusia, namun
bagaimana kita menanggapi dan menyelesaikannya dapat membuat perbedaan yang
signifikan. Sikap yang saya tunjukkan terhadap konflik adalah:
2.6 Hal-hal yang sudah kita pahami setelah menonton video tersebut
Berdasarkan pengetahuan saya, konflik di Indonesia dapat berkaitan dengan berbagai
isu, termasuk konflik antar-etnis, agama, politik, sumber daya alam, dan ekonomi.
Sejarah Indonesia yang kompleks dan keberagaman budaya serta agama dapat menjadi
faktor pendorong terjadinya konflik. Konflik tersebut sering kali memengaruhi stabilitas
politik, keamanan, dan perkembangan sosial-ekonomi di Indonesia. Upaya untuk
menyelesaikan konflik sering melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah,
masyarakat sipil, dan lembaga internasional, serta membutuhkan pendekatan yang
holistik dan berkelanjutan.
2.7 Hal-hal yang masih belum kita pahami setelah menonton video tersebut
Dalam konteks ini, perlu diingat bahwa penyelesaian konflik adalah proses yang
kompleks dan membutuhkan kesabaran, kerjasama, dan komitmen yang kuat dari semua
pihak terlibat. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat mewujudkan visi sebuah
Indonesia yang damai, adil, dan sejahtera bagi semua warganya.
3.2 Saran
Tulisan makalah ini dibuat dengan mengumpulkan beberapa sumber di internet. Karya
ini masih jauh dari kata sempurna dan juga tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu
kami para penyusun berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca.