Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

BAB VII

PETA GEOMORFOLOGI

7.1 Pemahaman Peta dan Manfaat Peta

Peta adalah gambaran dari rupa bumi yang mencerminkan keadaan suatu
daerah atau lokasi, sehingga peta dapat disebut sebagai petunjuk atau pemberi
informasi rupa bumi dan lokasi suatu daerah. Beberapa jenis peta sebagai
petunjuk dan pemberi informasi antara lain : peta informasi, peta dasar (base
map) dan peta bertema (thematic map).

1. Peta informasi

Peta informasi merupakan peta yang dapat digunakan oleh berbagai pihak,
dengan tujuan agar pengguna peta dapat mencapai tujuannya tanpa harus tersesat.
Biasanya peta informasi memiliki kandungan yang sangat sederhana, sesuai
dengan fungsi peta tersebut yaitu sebagai petunjuk dan pemberi informasi.
Contoh- contoh peta informasi antara lain peta pariwisata, peta sekolah (atlas) dan
peta topografi.

2. Peta dasar (base map)

Peta dasar adalah suatu gambaran dari berbagai komponen yang terpilih
didalam suatu daerah pemetaan. Komponen - komponen tersebut harus memiliki
hubungan dengan topografi, sehingga jika komponen - komponen tersebut tidak
memiliki hubungan, maka menjadi tidak bermanfaat dan informasi yang dipetakan
tersebut menjadi tidak berguna karena tidak dapat dilokalisasi (diplot) dan
dievaluasi terhadap kondisi - kondisi yang diharapkan dan akhirnya hanya
digunakan sebagai dasar perbandingan pada suatu daerah saja. Informasi dan peta
topografi yang terbaru merupakan kebutuhan yang mutlak, karena kesalahan
biasanya terjadi karena penggunaan material dasar (peta topografi atau foto udara)
yang lama dan tidak teliti. Jika informasi dari peta topografi atau foto udara dapat
diandalkan, maka kandungan pokok pada peta tujuan akan sangat bermanfaat.
Informasi pada peta topografi atau foto udara yang berhubungan langsung dengan

41
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

unsur - unsur geografi, seperti batas administratif daerah, nama kampung, jalan
dan sebagainya sangat bermanfaat untuk menentukan lokasi penelitian. Penentuan
lokasi yang baik dan tepat merupakan unsur utama didalam menyusun peta dasar
yang baik, misalnya :

- Posisi titik kontrol geodetik

- Posisi konstruksi (bangunan, jalan raya, rel KA atau saluran)

- Posisi danau dan sungai

- Rincian topografi (batasan topografi, seperti tebing, lembah, bukit-

bukit kecil, punggungan dan sebagainya).

- Faktor - faktor yang sering berubah, seperti : Kondisi hidrografi, Batas


pemukiman, Batas wilayah kehutanan/ pertanian/perkebunan, Nama -
nama daerah dan Batas sungai dan pantai.

Unsur - unsur penting menyusun peta dasar untuk kepentingan


geomorfologi atau geologi antara lain :

1. Keselarasan unsur - unsur peta dasar dengan materi pokok.


2. Memilih unsur - unsur peta yang mudah dimengerti.
3. Memilih unsur - unsur peta secara umum seperti garis atau titik dan
tampilan peta yang akan dijadikan acuan.
4. Membatasi unsur - unsur peta dasar sampai batas minimum, tergantung
pada tingkat kesulitan dari unsur pokok.

Maksud penyusunan peta dasar sebelum melaksanakan kegiatan tertentu


merupakan langkah persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan, sehingga peta dasar
merupakan peta rencana kegiatan yang telah tersusun untuk memudahkan
kegiatan yang akan dilakukan dan menghemat biaya.

Biasanya yang digunakan sebagai peta dasar untuk suatu kegiatan adalah
peta topografi yang sebenarnya hanya memberikan informasi secara umum,
seperti titik ketinggian, garis ketinggian (kontur), nama sungai dan nama daerah,

42
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

sehingga memerlukan analisis agar dapat dijadikan peta dasar. Sebagai contoh
kerapatan garis kontur mencerminkan lereng yang terjal, maka dugaan sementara
terhadap lereng yang curam tersebut dapat berupa sesar (patahan) atau terdapat
perbedaan kekerasan batuan atau pola punggungan yang memanjang dapat diduga
sebagai perlipatan.

Analisis terhadap peta topografi tersebut sangat bermanfaat untuk kegiatan


penelitian geologi, geologi teknik, pengembangan wilayah atau penggunaan lahan,
sehingga pada saat kegiatan penelitian di lapangan akan lebih terarah kepada hasil
analisis peta topografi tersebut.

3. Peta bertema ( thematic map)

Peta bertema adalah peta yang mengandung informasi - informasi tujuan


tertentu untuk maksud tertentu yang dibutuhkan oleh pemakai tertentu pula.
Kandungan informasi tersebut merupakan hasil dari suatu kegiatan penelitian
tertentu dengan harapan pemakai peta dapat mengambil keputusan dan
kesimpulan terhadap kegiatan penelitian yang dilakukannya.

Sebagai contoh peta geologi memberikan informasi tentang sebaran batuan


secara lateral dengan batas - batas yang jelas, struktur geologi, posisi temuan fosil,
bahan galian atau aspek - aspek geologi lainnya. Penggunaan peta geologi yang
telah tersusun dengan baik dapat dibaca oleh pengguna yang berhubungan dengan
informasi - informasi geologi sebagai landasan kerja yang sedang ditekuninya,
misalnya eksplorasi minyak bumi, geologi teknik, pengembangan wilayah dan
tataruang.

7.2. Pemahaman Peta Geomorfologi

Peta geomorfologi telah banyak dibuat oleh berbagai lembaga di dunia dan
memiliki perbedaan terhadap tinjauan aspek - aspek geomorfologi yang
digambarkan pada peta geomorfologi, sehingga aspek - aspek geomorfologi yang
digambarkan pada peta menggunakan simbol - simbol warna dan pola hitam putih

43
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

disertai arsiran, tergantung pada kepentingan pembuatan peta didalam menetapkan


aspek - aspek geomorfologi yang dipetakan.

Secara garis besar peta geomorfologi dapat dibedakan menjadi tiga jenis
peta, yaitu :

a. Peta geomorfologi analitik.

b. Peta geomorfologi sintetik.

c. Peta geomorfologi pragmatik.

a. Peta geomorfologi analitik

Secara garis besar kandungan informasi dari peta geomorfologi analitik


cenderung memberikan informasi aspek - aspek geomorfologi di suatu daerah
yang cukup luas, sehingga sifat peta geomorfologi analitik bersifat peta tinjau
(reconnissance) dengan skala peta 1 : 50.000 sampai 1 : 500.000.

Pada peta geomorfologi analitik tercermin satuan geomorfologi yang


sangat luas dan belum memberikan informasi yang rinci, namun sudah dapat
dimanfaatkan sebagai dasar (landasan) penelitian lebih lanjut. Analisis
bentanglahan yang sangat luas dan komponen - komponen geomorfologi yang
besar merupakan ciri dari peta geomorfologi analitik. Misalnya bentanglahan
(landscape) atau mintakat (zone) Bandung berdasarkan fisiografi Van Bemmelen
(1949) terdiri dari sistem lahan (land system) rangkaian gunungapi (volcanous)
dan sistem lahan ( land system) struktural, sehingga memerlukan penguraian yang
lebih rinci. Peta geomorfologi analitik sangat berperan untuk digunakan sebagai
bahan analisis yang bersifat regional dalam ukuran propinsi, pulau atau negara.

Simbol warna digunakan untuk aspek geomorfologi yang jelas dan


memiliki arti penting di dalam peta tersebut, seperti aspek morfogenetik didalam
pemetaan geomorfologi, sehingga aspek tersebut disimbolkan dengan warna.
Menurut Verstappen dan Van Zuidam (1968 dan 1975) bahwa proses endogen dan
eksogen masa lalu dan sekarang merupakan faktor - faktor perkembangan yang

44
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

paling menonjol dari suatu bentanglahan, sehingga harus digambarkan dengan


jelas dan digunakan simbol warna.

Warna - warna tertentu yang direkomendasikan untuk dijadikan simbol


satuan geomorfologi berdasarkan aspek genetik adalah sebagai berikut :

KELAS GENETIK SIMBOL WARNA

Bentuklahan asal struktural Ungu / violet

Bentuklahan asal gunungapi Merah

Bentuklahan asal denudasional Coklat

Bentuklahan asal laut (marine) Hijau

Bentuklahan asal sungai (fluvial) Biru tua

Bentuklahan asal glasial (es) Biru muda

Bentuklahan asal aeolian (angin) Kuning

Bentuklahan asal karst (gamping) Jingga (orange)

Morfografi dan morfometri yang tercermin pada peta topografi dinyatakan


oleh lambang garis atau huruf yang telah baku dan dicetak de - ngan warna
hitam atau abu - abu berupa bayangan. Lithologi digambarkan dalam bentuk
simbo; gambar lithologi dengan warna bayangan abu - abu, sehingga informasi
morfografi, morfometri dan lithologi (batuan) tampak pada peta dengan warna
yang tidak menonjol. Pemilihan warna yang tepat dapat memberikan informasi
yang lebih banyak dengan tidak mengabaikan simbol warna yang digunakan oleh
satuan bentuklahan pada suatu daerah berdasarkan morfogenetik.

Morfokhronologi menggunakan simbol huruf atau angka dengan


menggunakan warna hitam, tetapi simbol untuk morfokhronologi dapat
dihilangkan. Verstappen (1970) menyebutkan bahwa penggunaan simbol untuk
morfokhronologi tidak perlu menggunakan simbol garis, karena biaya untuk
pembuatan peta akan menjadi mahal dan umur bentuklahan harus diketahui

45
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

dengan benar. Morfometri yang penting dari ciri roman muka bumi dapat
ditampilkan dengan simbol garis hitam, sedangkan simbol garis berwarna
dianjurkan untuk penggambaran simbol morfodinamik (proses aktif), misalnya
simbol garis berwarna merah untuk proses erosi dan warna biru untuk banjir atau
sedimentasi.

b. Peta geomorfologi sintetik

Kandungan peta geomorfologi sintetik cenderung memberikan informasi


geomorfologi yang bersifat semi rinci (semi detail) dan mulai mengarah pada
suatu tujuan tertentu. Skala peta geomorfologi sintetik yang digunakan adalah 1 :
50.000 sampai 1 : 25.000, sehingga informasi geomorfologi semi rinci dapat
ditampilkan di dalam peta geomorfologi sintetik, misalnya unsur - unsur
morfografi, morfogenetik, morfometri dan material penyusun.

Pada peta geomorfologi sintetik pengelompokkan lahan dibagi menjadi 4


tingkat yang mencerminkan bagian - bagian lahan semi rinci dari suatu bentangan
lahan dari tingkat yang paling kecil sampai tingkat yang paling besar sebagai
berikut :

1. Komponen lahan (land component)

2. Satuan lahan (land unit)

3. Bentuklahan (landform)

4. Sistem lahan (land system)

5. Bentanglahan (landscape)

Komponen lahan, merupakan bagian terkecil dari suatu bentanglahan


yang menekankan kesamaan kelompok atau kelas lahan, membentuk satuan
berdasarkan bentuk permukaan lahan sebagai kriteria pengelompokkan. Satuan -
satuan lahan yang dibentuk berdasarkan landasan komponen lahan memiliki

46
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

kesamaan bentuklahan, lithologi (material penyusun), tanah, vegetasi dan proses.


Skala peta yang digunakan untuk menampilkan komponen lahan adalah 1 : 100,
biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan khusus seperti keteknikan atau
manajemen.

Satuan lahan, mengacu kepada suatu komponen lahan atau sekumpulan


komponen lahan yang homogen atau heterogen berdasarkan ciri khusus suatu
lahan atau komponen lahan. Tampilan dari satuan lahan menggambarkan ciri
eksternal dan internal dari suatu bentuklahan yang dibandingkan dengan satuan
lahan sekitarnya pada daerah yang sama. bentuk permukaan (relief), proses dan
lithologi merupakan dasar utama pengelompokkan satuan lahan. Skala peta yang
digunakan untuk menampilkan satuan lahan adalah 1:10.000 sampai 1 : 100.000,
biasanya digunakan untuk pekerjaan konsultan atau proyek pembangunan.

Bentuklahan, mengacu kepada sekelompok satuan lahan yang homogen


atau heterogen dengan ciri satuan lahan atau susunan satuan lahan yang khusus.
Suatu bentuklahan menunjukkan ciri - ciri tampilan luar, seperti bentuk
permukaan lahan (morfografi), proses / asal - usul (morfogenetik), nilai dari
bentuk permukaan / kemiringan lereng, panjang lereng dan kerapatan pola
pengaliran (morfometri) dan material penyusun (lithologi). Skala peta yang
digunakan untuk menampilkan bentuklahan adalah 1 : 10.000 sampai 1 :
100.000, biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan proyek pembangunan
yang bersifat sangat luas.

Sistem lahan, mengacu kepada bentuklahan dan ciri - ciri perkembangan


bentuk permukaan lahan (relief) yang berhubungan berhubungan dengan aspek
lingkungan, biasanya dibedakan berdasarkan proses, batuan (lithologi) dan iklim.
Suatu sistem lahan menggambarkan pengulangan kemiripan pola bentuklahan
yang memiliki kesamaan genetik dibandingkan dengan sistem lahan disekitarnya
pada suatu daerah yang sama. Skala yang cocok digunakan untuk menampilkan
sistem lahan biasanya lebih besar dari 1 : 250.000 dan digunakan untuk
kepentingan peta tinjau suatu proyek pembangunan.

47
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

Bentanglahan, merupakan bagian terbesar dari kumpulan sistem lahan,


bentuklahan, satuan lahan dan komponen lahan, sehingga membentuk bentangan
yang sangat luas dengan ciri memiliki keseragaman relief dan lithologi secara
umum. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan bentang lahan adalah 1 :
250.000 atau lebih kecil dan biasanya digunakan sebagai peta tinjau untuk
identifikasi suatu kelayakkan lokasi yang akan digunakan suatu proyek atau
dijadikan pemandu perencanaan pembangunan.

Sebagai contoh bentanglahan (landscape) atau mintakat (zone) Ban - dung


berdasarkan fisiografi Van Bemmelen (1949) terdiri dari sistem lahan rangkaian
gunungapi di bagian Utara, dan diuraikan menjadi bentuklahan Gunungapi
Tangkuban Perahu dan bentuklahan Gunungapi Tampomas, selanjutnya
bentuklahan gunungapi diuraikan menjadi satuan - satuan lahan (land units) , yaitu
puncak gunungapi, lereng atas gunungapi, lereng tengah gunungapai dan lereng
kaki gunungapi.

Tampilan aspek - aspek geomorfologi tersebut sangat erat hubungannya


dengan kondisi geologi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pemetaan geologi, sehingga peta geomorfologi sintetik dapat dijadikan sebagai
peta dasar didalam pemetaan geologi.

c. Peta geomorfologi pragmatik

Kandungan peta geomorfologi pragmatik cenderung menampilkan


informasi geomorfologi yang bersifat khusus dan rinci (detail) karena peta
geomorfologi pragmatik merupakan peta untuk tujuan tertentu dan khusus. Skala
peta geomorfologi pragmatik adalah 1 : 25.000 sampai 1 : 5.000, sehingga unsur
lahan (land element) dari aspek - aspek geomorfologi yang bersifat rinci, seperti
alur erosi, arah arus sungai / pantai, arah ombak, arah sedimentasi, arah lelehan
lava gunungapi, dapat tercermin pada peta geomorfologi pragmatik.

Peta geomorfologi pragmatik biasanya dimanfaatkan untuk kepen -


tingan suatu kegiatan yang bersifat rinci (detai), seperti kegiatan penelitian
teknik, lingkungan, kebencanaan, hidrologi, dan kesesuaian lahan, sehingga

48
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

penamaan peta lebih cenderung mencerminkan maksud dan tujuan pemetaan yang
bersifat khusus, seperti peta morfokonservasi (lingkungan), peta morfohidrologi
(hidrologi), peta morfostruktur (struktur geologi), peta bahaya gunungapai, dan
peta kesesuaian lahan (land suitability map). Contoh peta geomorfologi pragmatik
antara lain peta morfokonservasi dan peta hidrogeomorfologi.

Peta morfokonservasi, menggambarkan klasifikasi lereng, yaitu


kemiringan lereng dan kestabilan lereng. Kemiringan lereng terutama untuk
menghitung dan mengetahui tingkat erosi yang berlangsung serta kemungkinan
gerakan tanah yang akan terjadi pada lereng tersebut. Verstappen dan Van Zuidam
(1968 dan 1975) membagi kemiringan lereng menjadi 6 kelas lereng, yaitu : (1)
kelas 00 - 20, (2) kelas 20 - 50, (3) kelas 50 - 150, (4) kelas 150 - 300, (5) kelas 300 -
550 dan (6) kelas diatas 550.

Tabel 2 menunjukkan berbagai kelas lereng, proses yang menjadi ciri


lahan, kondisi lahan dan simbol warna untuk lahan yang disarankan. Kelas lereng
yang menunjukkan kesamaan lahan kritis disertai dengan proses - proses pada
lereng tertentu yang menonjol. Kegiatan konservasi tertentu dapat juga dilakukan
terhadap satuan bentuklahan tertentu yang memiliki proses yang menonjol atau
nilai kelas konservasi. Jika batas satuan bentuklahan digambar dengan garis tebal,
maka nama singkatan dari bentuklahan perlu dicantumkan dengan huruf kapital.
Simbol - simbol lain yang digambar denga garis hitam dapat diberikan untuk
proses geomorfologi yang sudah tidak aktif tapi masih baru, garis merah untuk
erosi yang aktif dan biru gelap untuk gerakan tanah yang aktif. Vegetasi alami,
semi alami dan pertanian sangat mempengaruhi proses erosi dan gerakan tanah,
sehingga simbol - simbol vegetasi digambar dengan warna hijau. Sama dengan
peta analitik, garis kontur dan lithologi (batuan) digambar dengan warna abu - abu
sebagai bayangan.

Peta Hidrogeomorfologi, menggunakan simbol warna untuk


membedakan satuan hidrogeomorfologi yang sama dengan simbol - simbol yang
biasa digunakan didalam kajian hidrologi. Batasan satuan hidrogeomorfologi

49
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

didasarkan pada kemiringan lereng, tutupan vegetasi, permeabilitas daerah,


potensi air tanah, dan kedalaman air tanah.

Pada tabel 3 ditunjukkan bobot nilai lahan yang digunakan untuk


membedakan empat kelas hidrogeomorfologi, yaitu air tanah dalam, kualitas
aliran air permukaan, mata air dan gerakan material yang diberi simbol de -
ngan garis arsir, simbol gambar, angka dan huruf dengan warna yang berbeda.
Seperti pada peta morfokonservasi yaitu tutupan vegetasi alami, perkebunan dan
pertanian diberi simbol warna hijau, sedangkan informasi topografi dan lithologi
yang penting digambar dengan simbol garis abi - abu atau coklat.

Tabel 2. Hubungan kelas lereng dengan sifat - sifat proses dan

kondisi lahan disertai simbol warna yang disarankan.

(sumber : Van Zuidam, 1985).

Simbol warna

Kelas Lereng Proses, Karakteristik dan Kondisi lahan yang disarankan.

00 - 20 Datar atau hampi datar, tidak ada erosi yang besar,


dapat diolah dengan mudah dalam kondisi kering. Hijau tua
(0 - 2 %)

20 - 40 Lahan memiliki kemiringan lereng landai, bila terjadi


longsor bergerak dengan kecepatan rendah, pengikisan
(2 - 7 %) Hijau Muda
dan erosi akan meninggalkan bekas yang sangat dalam.

40 - 80 Lahan memiliki kemiringan lereng landai sampai


curam, bila terjadi longsor bergerak dengan kecepatan Kuning Muda
(7 - 15 %) rendah, sangat rawan terhadap erosi.

50
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

80 - 160 Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam, rawan


terhadap bahaya longsor, erosi permukaan dan erosi Kuning Tua
(15 - 30 %)
alur.

160 - 350 Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam sampai


terjal, sering terjadi erosi

dan gerakan tanah dengan kecepatan yang perlahan -


(30 - 70 %)
lahan. Daerah rawan erosi dan longsor Merah Muda

350 - 550 Lahan memiliki kemiringan lereng yang terjal, sering

(70 - 140 %) ditemukan singkapan batuan, rawan terhadap erosi. Merah Tua

> 550 Lahan memiliki kemiringan lereng yang terjal,


singkapan batuan muncul di permukaan, rawan
( > 140% ) Ungu Tua
tergadap longsor batuan.

51
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

Tabel 3. Sifat - sifat daerah aliran sungai untuk memperkirakan

kemungkinan limpasan air permukaan dengan metode

Cook (Sumber : Van Zuidam, 1985).

(100) (75) (50) (25)

Sangat Tinggi Tinggi Normal Rendah

(25) (20) (12) (5)

Curam,kemiri- Berbukit,kemi- Bergelombang Datar, kemi-


ringan lereng 15 -
ngan lereng le- 30% kemiringan le - ringan lereng

bih dari 30 %. reng 7 - 15 % 0-7%


Relief

(15) (10) (8) (5)

Endapan ber- Endapan ber- Endapan ber- Endapan ber-

butir halus dan butir sedang butir sedang, butir sedang

dan betuan ke- dan batuan batuan lapuk sampai kasar,


Batuan
ras. mudah lapuk dan memiliki rekahan tam-

rekahan pak jelas

Daya (20) (15) (10) (5)


serap
Lapisan tanah Daya serap Daya serap Daya serap
(infiltras
i) penutup tidak tanah lambat normal, kete- tinggi, kete-

tanah. efektif,lapisan Lempung atau balan geluh balan pasir

tanah tipis, se- tanah memi - dengan ke - atau tanah

52
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

hingga kapasi- liki kapasitas mampuan da- mampu me -

tas resap tanah daya serap ya serap baik. nyerap de-

sangat rendah. rendah. ngan cepat

(20) (15) (10) (5)

Tutupan Tutupan tanam- Jarang sam - Jarang sam - Baik sampai

an tidak efektif, pai sedang, pai baik, 50 % sempurna,


vegetasi
jarang atau gun- tidak ada tu- daerah aliran hampir 90 %

dul. tupan alami, tertutup rum- daerah aliran

kurang dari put dan ta - tertutup rum-

10 % aliran naman kayu. put dan ta -

dibawah tu - naman kayu.

tupan baik.

Daya (20) (15) (10) (5)


tam- Tidak ada, tam- Daya tam - Daya tampung Daya tam -

pung pak cekungan pung kecil, normal, depre- pung tinggi,

per - dangkal, daerah Pemboran di- si cekungan berbentuk ce-


aliran curam perlukan, da- permukaan, kungan, tidak
mukaan.
dan sempit, erah aliran ke- danau, kolam tampak jelas
tidak ada kolam cil, tidak ada dan rawa, ku- daerah aliran.
atau rawa. kolam atau rang dari 2 %
rawa. daerah aliran

53
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

ikutip dari : Engineering Handbook for Farm Planners

Upper Mississippi Valley Region III United States

Soil Conservation Services, 1953.

7.3 Pelaksanaan Pemetaan Geomorfologi

Pemetaan geomorfologi dilakukan dengan pendekatan cara yang


dikembangkan oleh Verstappen (1967 dan 1968) dan Van Zuidam (1968 dan
1975), dengan pertimbangan metode pemetaan gemorfologi dari kedua akhli
tersebut mudah dipahami dan cukup jelas. Sistem pemetaan geomorfologi disusun
secara sederhana untuk keperluan analisis, klasifikasi dan evaluasi yang
digunakan sebagai dasar pemetaan geologi dan penelitian geologi.

Sistem yang digunakan untuk kepentingan geologi dan ilmu - ilmu yang
berhubungan dengan geologi memiliki prinsip - prinsip sebagai berikut :

- Sistem harus terpakai untuk penelitian bidang ilmu geologi dan


ilmu - ilmu yang berhubungan dengan geologi.
- Sistem harus dapat digunakan didalam berbagai skala.
- Sistem harus dapat memisahkan dengan jelas keseragaman satuan.
- Sistem harus mudah diekstrapolasi dan digeneralisasi.

Cara pemetaan geomorfologi dilakukan dengan 2 tahap, yaitu tahap


interpretasi peta topografi dan atau foto udara / citra satelit serta tahap
pemeriksaan lapangan. Bahan dan alat yang digunakan untuk pemetaan
geomorfologi antara lain :

- Peta topografi dan foto udara skala 1 : 50.000 atau lebih besar.
- Citra satelit (Landsat.TM, SPOT atau ERS). jika diperlukan.
- Kerta kalkir dan plastik OHP.
- Kompas geologi.
- Palu geologi.
- Pita ukur.
- Plan table lengkap dengan tripod dan mistar.
- -Alat - alat tulis.

54
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

7.4 Langkah - langkah pemetaan

Tahap interpretasi peta topografi dan foto udara dilakukan di studio


pemetaan dengan kegiatan yang dilakukan antara lain :

 Batasi puncak - puncak punggungan yang bertindak sebagai batas


pemisah aliran (water devided area) .
 Gambar pola aliran pada peta topografi dan / atau foto udara, pada
setiap lekukan garis kontur atau lekukan lembah pada foto udara.
 Batasi pola aliran pada suatu perbukitan / punggungan mulai dari
puncak punggungan yang bertindak sebagai batas pemisah aliran
sampai ke titik akhir pengaliran. Bandingkan dengan pola aliran
yang telah dibakukan seperti pada gambar 7 dan 8
 Nyatakan aspek geologi yang berkembang berdasarkan pola aliran
tersebut.
 Aspek geologi yang tercermin melalui pola aliran merupakan unsur
genetikan suatu bentuklahan.
 Klasifikasikan bentuklahan secara morfografi (perbukitan atau
pedataran) yang tampak pada peta topografi dengan ciri perbedaan
garis kontur dan kondisi pola aliran yang menyatakan aspek
genetika, sehingga dapat ditentukan nama satuan geomorfologi.
 Perhatikan kerapatan kontur, karena kerapatan kontur akan
mencerminkan kecuraman lereng, sehingga memiliki arti bahwa
lereng yang curam dan menerus dapat diperkirakan sebagai sesar
yang berkembang di daerah tersebut, sedangkan perbedaan
kerapatan kontur lainnya dapat digunakan untuk membedakan jenis
batuan.
 Perhatikan kerapatan pola aliran, karena kerpatan pola aliran akan
mencerminkan janis batuan yang tahan terhadap erosi atau mudah
tererosi., sehingga dapat disimpulkan bahwa batuan yang mudah
tererosi merupakan jnis batuan yang lunak, sedangkan batuan yang
tahan terhadap erosi merupakan jenis batuan yang keras.

55
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

 Jika telah dibuat klasifikasi dengan dukungan unsur - unsur


geomorfologi, maka kelas lahan yang memiliki kesamaan dijadikan
satuan geomorfologi.

1. Bentuklahan asal fluvial (sungai)

a. Satuan bentuklahan dataran banjir.

b. Satuan bentuklahan dataran tanggul alam

c. Satuan bentuklahan dataran teras sungai.

d. Satuan bentuklahan dataran beting gisik.

e. Satuan bentuklahan dataran gosong sungai.

2. Bentuklahan asal marin (laut)

a. Satuan bentuklahan dataran pesisir (coastal)

b. Satuan bentuklahan dataran pesisir aluvial.

c. Satuan bentuklahan beting gisik.

d. Satuan bentuklahan dataran pantai (beach).

e. Satuan gumuk pasir (sand dunes)

3. Bentuklahan asal struktural

a. Satuan bentuklahan perbukitan struktural terlipat.

b. Satuan bentuklahan perbukitan struktural gawir sesar.

c. Satuan bentuklahan perbukitan blok sesar.

4. Bentuklahan asal vulkanik.

a. Satuan bentuklahan perbukitan intrusi.

b. Satuan bentuklahan perbukitan lereng atas vulkanik.

56
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

c. Satuan perbukitan lereng vulkanik tengah.

d. Satuan perbukitan lereng vulkanik bawah.

5. Bentuklahan asal Aeolian

6. Bentuklahan asal karst.

a. Satuan bentuklahan perbukitan karst.

b. Satuan bentuklahan kubah karst.

c. " sinkhole" / 'dolina'

7. Bentuklahan asal glasial (es)

Tahap kegiatan lapangan dilakukan setelah kegiatan interpretasi peta


topografi dan / atau foto udara di studio, serta telah tersusun kerangka peta
geomorfologi sementara (sebagai peta dasar geomorfologi dan geologi) sebagai
acuan. Tahap kegiatan lapangan meliputi :

1. Peninjauan lapangan dengan tujuan mencocokkan aspek - aspek


bentanglahan (landscape) daerah penelitian dengan peta dasar yang
telah dibuat di studio.

2. Penelusuran batas - batas yang telah dibuat pada peta dasar selaras
dengan kegiatan penelitian geologi.

3. Jadikan aspek geomorfologi sebagai ciri - ciri aspek geologi yang


sedang diteliti.

4. Tentukan (plot) dan catat aspek geomorfologi tersebut sebagai data


untuk pembuktian kondisi geologi yang sedang diteliti.

57
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

5. Jika masih diragukan aspek - aspek geomorfologi sebagai ciri - ciri


aspek geologi, maka aspek tersebut dijadikan panduan untuk
menelusuri aspek geologi yang sedang diteliti.

6. Satuan bentuklahan dapat dijadikan panduan untuk menelusuri kondisi


geologi yang sedang diteliti, sehingga didalam penarikan batas satuan
geomorfologi harus dilakukan dengan hati - hati.

7. Batas satuan bentuklahan dan simbol - simbol yang digunakan harus


memberikan cerminan kondisi geologi daerah yang diteliti.

8. Diharapkan dengan membuat peta geomorfologi sebaai peta dasar


pemetaan geologi, cerminan kondisi geomorfologi dapat memudahkan
pelaksanaan pemetaan geologi dan ilmu - ilmu yang berhubungan
dengan geologi.

Simbol yang digunakan

Simbol - simbol yang digunakan pada peta geomorfologi terdiri dari


simbol warna, simbol gambar, dan simbol huruf. Simbol warna digunakan untuk
satuan bentuklahan adalah sebagai berikut :

1. Satuan bentuklahan struktural (S) - warna ungu (violet)

2. Satuan bentuklahan vulkanik (V) - warna merah.

3. Satuan bentuklahan denudasional (D) - warna coklat

4. Satuan bentuklahan marin (laut) (M) - warna hijau.

5. Satuan bentuklahan sungai (fluvial) (F) - warna biru tua

6. Satuan bentuklahan gleitser (es) (G) - warna biru muda.

7. satuan bentuklahan aeolian (angin) (A) - warna kuning.

8. Satuan bentuklahan karst (K) - warna jingga (orange)

58
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

Simbol huruf :

1. Satuan bentuklahan struktural (S)

a. Satuan bentuklahan perbukitan terlipat - S.1

b. Satuan bentuklahan perbukitan sesar - S.2

c. Satuan bentuklahan perbukitan blok sesar - S.3

d. Satuan bentuklahan perbukitan sesar geser - S.4

2. Satuan bentuklahan vulkanik (V)

a. Satuan bentuklahan puncak vulkanik - V.1

b. Satuan bentuklahan perbukitan lereng - V.2

vulkanik atas.

c. Satuan bentuklahan perbukitan lereng - V.3

vulkanik tengah.

d. Satuan bentuklahan perbukitan lereng - V.4

vulkanik bawah.

3. Satuan bentuklahan denudasional (D)

a. Satuan bentuklahan perbukitan tererosi kuat - D.1

b. Satuan bentuklahan perbukitan tererosi sedang - D.2

c. Satuan bentuklahan perbukitan tererosi ringan - D.3

d. Satuan bentuklahan perbukitan tanah longsor - D.4

59
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

4. Satuan bentuklahan marin (M)

a. Satuan bentuklahan dataran gisik - M.1

b. Satuan bentuklahan dataran beting gisik - M.2

c. Satuan bentuklahan dataran gisik aluvial - M.3

d. Satuan bentuklahan dataran gumuk pasir - M.4

5. Satuan bentuklahan fluvial (F).

a. Satuan bentuklahan dataran tanggul alam - F.1

b. Satuan bentuklahan dataran banjir - F.2

c. Satuan bentuklahan dataran undak sungai - F.3

6. Satuan bentuklahan Karst (K)

a. Satuan bentuklahan perbukitan karst - K.1

b. Satuan bentuklahan perbukitan kubah karst - K.2

Penyusunan bagan tata letak peta geomorfologi :

60
PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

Tugas:

1. Buatlah peta geomorfologi dari peta topografi yang diberikan dan


lengkapi dengan lay out peta!
2. Jelaskan interpretasi anda mengenai setiap jenis satuan geomorfologi
yang anda tentukan tersebut!
3. Sajikan dalam Laporan Praktikum Mingguan!
4. Buatlah Laporan Akhir Praktikum dengan materi dari Bab 1 sampai
dengan Bab VII

61

Anda mungkin juga menyukai