Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KASUS BPJS

KETENAGAKERJAAN
AKUNTANSI FORENSIK DAN PENDETEKSIAN KECURANGAN

DISUSUN OLEH :
Ida Ayu Diah Paramesti 120211611
Ida Ayu Kameswari 120211619
I Made Agus Adi Kurniawan 120211704
Ni Kadek Karina 120211461
Ni Putu Eva Yuni Poniari 120211680
Ni Luh Ernawati   120211688
Penjelasan masalah
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pasal 28
A Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa semua orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya, kemudian ditegaskan kembali dalam Pasal Pasal 28
H ayat 1 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan (Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, 2012).
Bentuk perlidungan terhadap hak hidup dasar yang layak bagi setiap orang juga telah
dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 34 ayat 2 yang menyatakan bahwa negara mengembangkan
sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Hak warga negara ini menjadi tanggung jawab
pemerintah untuk menjamin bahwa hak atas pelayanan kesehatan dan jaminan sosial dapat
diakses dengan mudah serta berkualitas, terjangkau dan berkesinambungan sehingga dapat
meningkatkan martabat setiap rakyat Indonesia menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang
sejahtera, adil, dan makmur.
Salah satu bentuk kewajiban pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam pelayanan kesehatan adalah membangun Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) melalui Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004. Prinsip dasar yang
diamanatkan dalam pelaksanaan jaminan kesehatan adalah kesetaraan (equity) dalam
mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta efektif dan efisien dalam operasionalisasinya.
Prinsip kendali mutu dan biaya harus diterapkan secara utuh di
setiap tingkatan pelayanan mengingat adanya karakteristik pelayanan kesehatan yang
berpotensi untuk menyebabkan terjadinya inefisiensi. Sebagai amanah dari undang-undang
Nomor 40 tahun 2004, pemerintah membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang terdiri
dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan menyelenggaran pembiayaan
terhadap pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif (BPJS Kesehatan,
2018) sedangkan BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan pelayanan ketenagakerjaan yaitu
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun (BPJS
Ketenagakerjaan, 2018). BPJS Kesehatan diharapkan dapat menyelenggarakan program jaminan
sosial kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan. Sampai dengan akhir tahun 2019
jumlah rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS Keschatan dalam penelenggaraan program
Jaminan Kesehatan Nasional adalah 2.459 rumah sakit yang terdiri dari 197 R$ milik pemerintah
pusat, 720 RS milik pemerintah daerah dan 1.542 RS milik swasta. Pemanfaatan JKN-KIS di
rumah sakit pada tahun 2019 sebanyak 84,7 juta untuk rawat jalan dan 11,0 juta untuk rawat
inap. Pendapatan iuaran yang dikumpulkan ole BPJS Kesehatan tahun 2019 sebanyak 111,75
trilyun dan beban jaminan kesehatan sebesar 108,46 trilyun. Total kepesertaan JKN sampai
dengan 31 Desember 2019 sebanyak 224.149.019 jiwa (BPJS Kesehatan, 2019)
Analisis 5W+1H
What : Apa yang terjadi?
Yaitu tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh peserta, petugas BPJS Kesehatan, pemberi
pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan
dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan
ketentuan.
Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
Yang terlibat dalam kasus ini adalah :
1. Pelaku klaim fiktif Jaminan Hari Tua (JHT) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan (BP Jamsostek), Daniel Santoso, divonis hukuman penjara selama 10 bulan
oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
Daniel terbukti bersalah melakukan tindak pidana penipuan dengan cara memanipulasi data
kependudukan dan memalsukan dokumen persyaratan klaim JHT.
Why : Mengapa hal itu bisa terjadi?
1. Karena adanya Klaim Fiktif jaminan Hari Tua ( JHT) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan (BP Jamsostek)
When : Kapan peristiwa itu terjadi?
Ketika Kasus ini awalnya diungkap oleh Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kejagung, Febrie
Adriansyah pada Desember tahun lalu. Febrie menyebut pihaknya mendapat laporan dari Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait dugaan investasi menyimpang di perusahaan pelat merah itu.
"Yang jelas kami ingin tahu, itu investasi ke mana saja, besarannya berapa dan nilai saat ini
berapa. Karena ada pengajuan BPK kalau investasi menyimpang," kata Febrie.
Where : Korupsi di BPJS Ketenagakerjaan Dibidik Kejagung
How : Bagaimana Penanganan Peristiwa Tersebut?
Adapun timdakan Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda yaitu
Tindak Pidana Khusus telah memeriksa 20 orang sebagai saksi.
Mereka di antaranya JHT yang merupakan Presdir PT Ciptadana Sekuritas, PS adalah Presdir
BNP Paribas Asset Managemen, KBW selaku Deputi Direksi Pasar Modal Uang dan Reksadana
BPJS Ketenagakerjaan, dan SM sebagai Deputi Direktur Kepatuhan dan Hukum BPJS
Ketenagakerjaan.
Kejagung memeriksa para saksi berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor Print-02/F.2?
fd.2/01/2021, kata salah-seorang pejabatnya.Jenis hukum yang dilanggar
Bukti Terkait Kasus dan Informasi Penunjangan
BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) mengapreasiasi gerak cepat tim Kriminal Khusus
(Krimsus) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur yang berhasil menangkap dua orang pelaku
klaim fiktif manfaat Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kematian (JKM).
Kasus ini berawal dari dua laporan BPJAMSOSTEK terkait dugaan manipulasi data
kependudukan dan pemalsuan dokumen persyaratan klaim yang dilakukan oleh masing-masing
pelaku.
Modus operasi yang digunakan pelaku DS adalah dengan memalsukan biodata dan foto pada
KTP elektronik, Kartu Keluarga yang dijadikan sebagai persyaratan untuk pengajuan klaim JHT.
Atas perbuatannya tersebut, DS dijerat pasal 94 Jo. Pasal 77 Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan dan atau Pasal 378 KUHP. Sementara pelaku AH alias CAH diketahui
memalsukan dokumen persyaratan klaim JKM yang dilakukan di beberapa cabang
BPJAMSOSTEK di wilayah Jawa Timur. Setelah dilakukan pemanggilan terhadap beberapa
saksi, Polda Jatim telah menaikkan kasusnya ke tahap penyidikan.
Kesimpulan
Bpjs ketenagakerjaan merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam rangka
memberikan jaminan sosial maka dari itu bpjs mempunyai tugas dan kewajiban untuk
memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan
masyarakat diatur dalam pasal 10 huruf F UU BPJS , serta kewajiban memberikan informasi
kepada peserta mengenai hak dan kewajiban yang berlaku sesuai dengan peraturan perundangan.
Undang-undang nomor 24 tahun 2011 tentang Bpjs pasal 15 ayat (1) mengatakan bahwa
perusahaan wajib mendaftarkan dirinya dan tenaga kerjanya sebagai pegawai bpjs. Jika tidak
dipatuhi bpjs juga mempunyai wewenang untuk memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Namun yang terjadi di lapangan masih banyak perusahaan yang tidak taat aturan.
Bpjs ketenagakerjaan telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kepesertaan bpjs
ketenagakerjaan di kota Padang seperti bekerja sama dengan badan penanaman modal dan
pelayanan terpadu satu pintu (BPMPTSP) , dinas perijinan , dinas ketenagakerjaan , kantor
pajak dan kejaksaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unj.ac.id/22683/2/BAB%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai