Anda di halaman 1dari 8

Afiliasi Hukum & HAM Dalam Mewujudkan Perlindungan Hak Asasi

Masyarakat Indonesia

MEJAWAB DARMA NASIONAL JAMINAN KESEHATAN


WARGA NEGARA

Disusun oleh:
1. Hafizh Siraji 8111418166/2018

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2020
PENDAHULUAN

Jaminan Kesehatan merupakan suatu amanat besar konstitusi. Hal ini


bukan tanpa dasar, bila kita melihat pada Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan

“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,


bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”1.

Pada Pasal 34 ayat 3 UUD NRI 1945 juga disebutkan ;

“Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan


kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”2.

Dalam UUD NRI 1945 setidaknya kedua pasal tadi yang secara harfiah
mencantumkan kata ‘kesehatan’. Bila kita cermati kembali Pasal 28H ayat (1)
UUD NRI 1945 merupakan pasal yang berada pada Bab XA tentang ‘Hak Asasi
Manusia’, Sedangkan Pasal 34 ayat (4) UUD NRI 1945 berada pada Bab XIV
tentang ‘Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial’. Hal ini berarti dapat di pahami
bahwa kesehatan selain sebagai hak asasi manusia, kesehatan juga merupakan
unsur penting dari kesejahteraan sosial.

Hal Ini juga sejalan dengan instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
bahwa “ Everyone has the right to a standart of living adequate for the health and
well-being of himself and of his family, including…medicale care …”3.Berikutnya
pada Constitution of the World Health Organisation juga dikatakan bahwa “ The
enjoyment of the highest attainable standart of health is one of the fundamental
right of every human being without distinction of race, religion, political belief,
4
economic or social condition.” . Sejalan dengan apa yang dikemukakan
sebelumnya pada tahun 1966 Hak atas kesehatan juga tercantum dalam The
International Covenant on Economic, Social, and Cultural Right Bahwa “..The
right of everyone to the enjoyment of the highest attainable standart of pyshical

1
Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang selanjutnya
disebut UUD NRI 1945
2
Ibid.
3
United Nation, Universal Declaration Of Human Right, on Article 25 Paragraph 1
4
World Health Organization, Constituion Of World Health Organization , Paragraph 3
and mental health..” Ini menjadi bukti dari Hak atas kesehatan adalah hal sangat
amat penting. Bahwa untuk mewujudkan, melindungi dan menjaga pemenuhan
hak atas kesehatan sudah mendapatkan banyak atensi komunitas internasional. 5
Jaminan kesehatan sebagaimana yang telah amanatkan oleh norma konstitusi dan
normal internasional tadi menuntut negara sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
menjalanakan kewajibannya sebagai pemegang kekuasaan. Bahwa hingga saat ini
masih terdapat Warga negara yang masih belum memiliki jaminan kesehatan
melalui BPJS, yakni 18% warga negara yang belum terdaftar. Menurut data pada
tanggal 10 januari 2019, berdasarkan statistik yang di peroleh dari BPJS
Kesehatan bahwa jumlah yang terdaftar sebagai peserta baru mencapai
216.152.549 jiwa atau sebesar 82% dari total penduduk indonesia. 6 Berbanding
terbalik dari target negara bahwa 1 Januari 2019 7 semua warga negara Indonesia
100% menjadi peserta.

Bila merujuk pada pendapat Carla A. Ventura bahwa dengan demikian


Jaminan Kesehatan telah melahirkan kewajiban negara. 8 Berkitan dengan
perndapat tersebut dalam buku Fazal Khan berkata bahwa “.. That whichever
healthcare system ultimatly proves to be workable… we will never reach that
ultimate endpoint until the political consensus is formed that healthcare is basic
human right and part of our soscial contract” Indonesia sebagai sebuah negara
telah mencantumkan kesehatan sebagai sebuah Social contract nya yakni
konstitusi maka dari itu amanat mengenai ini harsu dikawal dengan sangat serius
dan penulisan bermaksud sebagai pengawal isu polemik tentang jaminan
kesehatan nasional dan akan di bahas lebih lanjut dalam prespektif Hukum dan
HAM.

5
Brigitle Feullite, “The Protection of Health”, 17th Congress on Medical Law : Book of Abstract,
Beijing (2008)
6
www.bpjs-kesehatan.go.id., “KIS Jadi Program Pemerintah Paling Dirasakan menfaatnya Versi
Alva Research”. Di akses pada 30 Deseber 2019
7
Indonesia, Peraturan Presiden N0.12 Tahun 2013, LN No.29 Tahun 2016 Pasal 6 ayat (2) huruf
b.
8
Carla A. Ventura, dkk Independence Between The Right To Development And The Right to Health
and its Importance To Human Development (Makalah disampaikan dalam pertemuan Kongres
Hukum Kesehatan Dunia yang ke -18 di Kroasia Tahun 2018)
PEMBAHASAN

Bila kita ingin membahas Jaminan Kesehatan nasional kita dapat memulai
dari amanat Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional sabagai berikut,“Jaminan kesehatan
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial..”9. Hal ini
bukan lah sesuatu yang datang begitu saja bahwa tedapat jenjang amanat yang
lebih lanjut perihat Jaminan Kesehatan bahwa Undang-Undang Dasar.

Bila demikian maka sesuai dengan Hukum yang ada maka Jaminan
Kesehatan di Indonesia harus dijalankan dengan model asuransi. Asuransi sendiri
menurut Geoge E. Rejda ialah “Insurance is the pooling of fortuitous losses by
transfers of such risk to insurers,who agree to indemnify insureds for such losses
to provide other pencuniary benefits on their occurrence, or to render service
connected with the risk” 10.Untuk memahami lebih lanjut Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata Asuransi berarti bahwa “Pertanggungan (perjanjian antara
dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iuaran dan pihak yang lain
berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pemebayar iuran apabila
terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan
perjanjian yang di buat)..”11.

Asuransi sendiri dibagi menjadi 2 bentuk, yakni Asuransi publik dan


Asuransi privat. Lebih lanjut oleh George E. Redja mengenai Asuransi Publik
dapat disebut sebagai Govement insurance12. Dari kedua asuransi tersebut ada
pendapat dari Kornelius dkk, dalam bukunya yang sangat menarik bahwa yang
dimaksud asuransi komersial yang bersifat sukarela dan asuransi sosial yang
bersifat wajib.13 Hal ini juga sejalan dengan pendapat Roberia bahwa
government insurance yang mana bila dimaknai peran pemerintah sebagai

9
Indonesia, Undang-Undang Sistem Jaminan sosial nasional, UU No.40 Tahun 2004, LN No. 150
Tahun 2004 TLN No.4456.
10
George E. Rejda, Principles of Risk Management and Insurance, 10th Edition (Boston : Pearso
Education, Ind.,2008), Hlm 19.
11
Kementrian Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka ,
2005).
12
George E.Redja, Principles Of Risk.. op.cit.,hlm.14
13
Kornelius Simajuntak, Brian Amy Prastyo, dan Myra R.B Setiawan, Hukum Asuransi ( Depok :
Djokosoetono Research Center & Badan Penerbit Fakultas Hukum UI, 2011), hlm 79
regulator menguatkan perihal ‘diwajibkannya’ implementasi insurance
tersebut14.

Lebih lanjut menganai asuransi sosial sebagaimana yang dimaksud dalam


Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan
Sosial, Hasbullah Thabrany menyatakan bahwa “ Asuransi sosial dibangun atas
prinsip dasar yang umumnya mencangkup kepesertaan yang bersifat wajib, paket
jaminan kesehatannya sama, dan iurannya proporsional terhadap pendapatan
atau penghasilan”15 Bisa dikatakan bahwa Asuransi sosial yang di dalamnya
mencangkup Jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia sangat penting,
karena dalam bukunya Roberia berpendapat “ Konsep jaminan Kesehatan dapat
dimaknai pemberian pelayanan Kesehatan oleh penguasa (pemerintah),… bagi
rakyatnya.. dan atau seseorang yang membutuhkan pelayanan kesahtan
dikarenakan mengalami sakit atau gangguan yang mendatangkan ketidakbaikan
secara fisik dan atau mental pada seluruh badan atau organ tubuhnya sehingga
dengan pemberian pelayanan kesehatan tersebut yang bersangkutan yang
mengalami sakit atau mendatangkan kebaikan pada badan atau organ
tubuhnya.”16 Niat baik dari negara untuk menjamin pelayanan tersebut sayang
sekali terganjal dengan gagal nya pemerintah dalam mewujudkan jaminan
kesehatan yang merata. Sehingga jaminan kesehatan yang di selenggarakan BPJS
tidak dapat menjadi se-utuh nya Jaminan Kesehatan nasional. Karena masih
banyak warga negara Indonesia yang masih belum merasakan Jaminan Kesehatan
melalaui Asuransi Sosial BPJS.

Menurut data per tahun 2012 cakupan jaminan kesehatan Indonesia sudah
mencapai 68,82%, yang terdiri dari JAMKESMS (33,16%), ASKES PNS
(6,69%), JPK JAMSOSTEK (2,96%),ASABRI (0,59%), ASURANSI
17
PERUSAHAAN (7,12) Hal ini hanya meningkat sekitar 16% ketika saat

14
Roberia, Hukum Jaminan Kesehatan : Solusi Konstitusional Mengatasi Defisit Dalam
Mewujudkan Negara Kesejahteraan Pancasila ed,1 cet.1 (Bekasi:Gramata Publishing, 2019),
hlm.42
15
Hasbullah Thabrany, Kesehatan di Indonesia . ;D epok: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI,
1999)hlm. 238
16
Roberia.. op.cit., hlm 63
17
Kementrian Kesehatan, Laporan Kesehatan Tahun 2010-2012 (Jakarta: Pusat Pembiaayaan dan
Jaminan Kesehatan , 2013)hlm,2
BPJS mengambil alih Jaminan Kesehatan Nasional dengan total 82% peserta yang
berjumlah 216.152.549 jiwa berdasarkan data sebelumnya. Masih sangat jauh dari
target pemerintah yang mencapai 100% dsari jumlah penduduk. Dan di peraparah
dengan Akses serta kesadaran masyarakat akan keanggotan BPJS Kesehatan yang
masih sangat rendah seperti yang di lansir Tirto.id Seorang warga yang di
wawancara berkata bahwa “Selain memang enggak sempat karena ada kerjaan,
belum daftar BPJS Kesehatan juga karena belum mengerti fungsinya. Kalau
misalnya ngerti, mungkin saya akan sempatkan” Kata Mito kepada tirto.id18. Hal
ini menjadi sangat tidak relevan karena BPJS Kesehatan Sendiri telah
mengahabiskan dana yang cukup besar yakni sebanyak 3,77 triliun19

Penutup

BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan Kesehatan telah gagal


mencapai target yang telah ada. Hal ini juga berkaitan dengan gagalnya sebuah
negara dalam menciptakan Jaminan Kesehatan Nasional yang di citakan pada
tahun 2019. Kegagalan ini harus menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi
sebuah bangsa, bukan hanya BPJS Kesehatan. Karna hal ini menyangkut sesuatu
yang lebih besar, yakni kemamuan besar negara untuk mewujudkan niat baik
pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyatnya.

Mengingat pada Pasal 34 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 bahwa “Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak”. Hal ini juga merupakan bagian tanggungjawab
negara yang lain terkait bidang Kesehatan yang juga harusnya mendapatkan
perhatian lebih serius kedepannya alih-alih menghabiskan banyak anggaran dari
sistem BPJS Kesehatan. Harapnya pada masa yang akan datang dapat dilakukan
sebuah langkah kebijakan yang lebih progresif agar setiap warga negara dapat
mengakses kesehatan dalam sistem BPJS Kesehatan secara lebih mudah, hanya

18
Ringkang Gumiwang “Daftar Masalah yang bikin BPJS Kesehatan terseok-seok”
https://tirto.id/daftar-masalah-yang-bikin-bpjs-kesehatan-terseok-seok-cCGi Diakses Pada 6
Junuari 2020
19
Fiki Arianti “ Sri Mulyani Beri jatah Dana Oprasional BPJS Kesehatan 3,7 Triliun”
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3344581/sri-mulyani-beri-jatah-dana-operasional-bpjs-
kesehatan-rp-37-triliun Diakses Pada 29 Desember 2019
dengan menunjukan Identitas seperti KTP dan identitas lainnya. Hal ini tidak
terlepas bahwa Kesehatan merupakan hak setiap warga negara.
Daftar Pustaka

Feullite, B. The Protection of Health, 17th Congress on Medical Law : Book of


Abstract, Beijing 2008
Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
selanjutnya disebut UUD NRI 1945
Indonesia, Undang-Undang Sistem Jaminan sosial nasional, UU No.40 Tahun
2004, LN No. 150 Tahun 2004 TLN No.4456.
Indonesia, Peraturan Presiden N0.12 Tahun 2013, LN No.29 Tahun 2016 Pasal 6
ayat (2) huruf b.
Kementrian Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai
Pustaka , 2005
United Nation, Universal Declaration Of Human Right, on Article 25 Paragraph 1
World Health Organization, Constituion Of World Health Organization ,
Paragraph 3
Rejda, G.E., Principles of Risk Management and Insurance, 10th Edition Boston :
Pearso Education, Ind.,2008
Roberia, Hukum Jaminan Kesehatan : Solusi Konstitusional Mengatasi Defisit
Dalam Mewujudkan Negara Kesejahteraan Pancasila ed,1 cet.1
Bekasi:Gramata Publishing, 2019
Simajuntak, K, Brian A. P, dan Myra R.B.S. Hukum Asuransi. Depok :
Djokosoetono Research Center & Badan Penerbit Fakultas Hukum UI, 2011
Thabrany, H. Kesehatan di Indonesia . Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat
UI, 1999
Ventura, C.A., dkk. Independence Between The Right To Development And The
Right to Health and its Importance To Human Development (Makalah
disampaikan dalam pertemuan Kongres Hukum Kesehatan Dunia yang ke -
18 di Kroasia Tahun 2018)
www.bpjs-kesehatan.go.id., “KIS Jadi Program Pemerintah Paling Dirasakan
menfaatnya Versi Alva Research”. Di akses pada 30 Deseber 2019
Kementrian Kesehatan, Laporan Program Jamkesmas Tahun 2010-2012 (2013)
Ringkang Gumiwang “Daftar Masalah yang bikin BPJS Kesehatan terseok-seok”
https://tirto.id/daftar-masalah-yang-bikin-bpjs-kesehatan-terseok-seok-cCGi
Fiki Arianti “ Sri Mulyani Beri jatah Dana Oprasional BPJS Kesehatan 3,7 Triliun”
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3344581/sri-mulyani-beri-jatah-dana-
operasional-bpjs-kesehatan-rp-37-triliun

Anda mungkin juga menyukai