Anda di halaman 1dari 3

Kembali lagi ke channel saya, tak kenal maka tak sayang jadi mohon izin

perkenalkan diri saya, saya muh adnan Ghafur hamzah dengan nim
2109511086 dari fakultas kedokteran hewan

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan cara penanganan anak babi

Video ini ditujukan untuk semuanya dan yang terpenting untuk Pemenuhan
tugas manajemen Kesehatan babi dengan dosen pengampu Prof. Dr. drh. I
Nengah Kerta Besung,M.Si

Budidaya ternak babi ramah lingkungan merupakan cara beternak babi dengan
memperhatikan aspek lingkungan. Dimana peternak babi dituntun untuk
memperhatikan lingkungan sekitarnya, peternak tidak memelihara ternak babi
dengan cara dilepas mencari makan sendiri yang mana dapat mengganggu
lingkungan sekitar seperti pencemaran udara karena kotoran ternak dan
memakan tanaman orang lain yang mengakibatkan terjadi keributan. Untuk itu
dari aspek ramah lingkungan, peternak babi harus memperhatikan tempat
kandang dan saluran pembuangan kotoran babi misalnya dibuat kolam
penampungan kotoran babi atau septiktank.

Kotoran babi dapat dipergunakan sebagai pupuk organik dan atau bio gas.
Sehingga dengan budidaya ternak babi ramah lingkungan, peternak dapat
meningkatkan populasi ternak babi dengan tidak mengganggu lingkungan
sekitarnya.

Tatalaksana Anak Babi yang Baru Lahir

 Mengeringkan anak babi

Segera setelah anak babi dilahirkan, lepaskan lapisan tipis yang membungkus
tubuhnya dengan sehelai kain kering. Dengan demikian anak babi menjadi
kering dan mencegahnya dari kedinginan. Lepaskan sesegera mungkin setiap
cairan yang mengganggu lobang hidung dan mulut. Apabila anak babi tidak
dapat bernafas secara bebas, pegang kedua kaki belakang dengan kepala ke
bawah dan ayunkan perlahan untuk mempercepat pelepasan cairan dari
lobang hidung. Juga, dengan mengurut pelan-pelan pada bagian dadanya dan
mengisap keluar cairan dari lobang hidung dapat merangsang pernafasan.

 Memotong Tali Pusar

Tali pusar adalah organ yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan fetus selama kebuntingan tetapi menjadi suatu bagian yang
tidak diperlukan dan merupakan daerah yang berbahaya untuk masuknya
infeksi setelah anak babi lahir. Dengan demikian, tali pusar harus dipotong
dengan cara sederhana seperti berikut:
1. Ikat tali pusar kira-kira 2 cm dari pangkal dengan seutas benang steril
untuk meyakinkan tidak ada bahaya karena pendarahan melalui arteri tali
pusar
2. Potong tali pusar dengan gunting atau pisau di bawah ikatan
3. Oleskan ditempat pemotongan tali pusar dengan yodium tincture keras
untuk mencegah infeksi atau sakit pada tali pusar.

 Memotong Gigi

Anak babi lahir dengan empat pasang gigi atau delapan gigi tajam, dua pasang
pada tiap rahang disebut gigi “hitam”, gigi “jarum” atau gigi “serigala”. Meskipun
gigi tersebut cukup penting pada anak babi, namun gigi tersebut harus
dipotong karena lebih banyak menimbulkan kerugian daripada keuntungannya
bagi peternak. Alasan mengapa dilakukan pemotongan gigi adalah sebagai
berikut:

1. Gigi sangat efektif menyebabkan luka pada ambing induk dan


mengakibatkan induk menolak untuk menyusui anak-anaknya
2. Apabila anak babi berkelahi untuk merebut satu puting susu atau
bermain sesamanya, gigi dapat menyebabkan luka pada muka dimana
luka tersebut dapat merupakan jalan masuknya penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme

Salah satu tujuan dari peternakan babi adalah memaksimumkan anak babi
dapat hidup. Pemotongan gigi harus tidak menghasilkan gigi yang hancur
dibawah garis gusi dan harus dilakukan secara higienis. Pemotongan gigi
biasanya dilakukan oleh satu orang seperti berikut:

1. Pegang kuat anak babi dengan satu tangan dimana tiga jari menahan
rahang dan ibu jari menekan dari belakang leher dengan arah
berlawanan
2. Masukkan jari telunjuk pada satu sisi dari mulut persis dibelakang gigi
“jarum” mendekati ujung lidah
3. Dengan alat pemotong gigi atau alat pemotong kuku biasa, potong gigi
diatas gusi. Penting unuk menghindari pemotongan gigi sampai
dasarnya, jangan membuat sudut yang tajam atau berberigi yang dapat
menyababkan luka pada gusi dan lidah.

 Memotong Ekor

Menggigit ekor adalah suatu masalah yang sering terjadi dihampir semua
peternakan babi, maka secara rutin dilakukan pemotongan ekor anak babi baru
lahir. Panjang ekor yang dipotong dapat dari ujung hingga pangkal ekor. Tetapi
biasanya cukup untuk memotong dua pertiga hingga tiga perempat dari ekor.
Pendarahan yang semakin sedikit terjadi apabila beberapa alat yang
digunakan tumpul. Pada umumnya, perhatian khusus harus diberikan terhadap
kesehatan dan kebersihan selama melakukan pemotongan ekor di usaha
peternakan. Selanjutnya, untuk mengurangi kanibalisme dilakukan potong ekor
dengan tang. Pemotongan sepanjang 2/3 dari panjang ekor, harus ditahan selama
10 – 15 detik sebelum diputuskan untuk mengurangi pendarahan dan mengurangi
antiseptik pasca pemotongan

 Mendapatkan Kolostrum

Segera setelah pemotongan gigi, letakkan kembali anak babi bersama


induknya agar anak babi dapat menusu atau memperoleh air susu pertama
(kolostrum) yang mengandung daya tahan tubuh yang tinggi. Penyerapan
kolostrum adalah kritis untuk kehidupan anak babi yang baru lahir sebagimana
fungsinya yang merupakan sumber utama kekebalan melawan penyakit pada
masa awal kehidupan. Hal yang perlu dicatat bahwa secara bertahap terjadi
perubahan kolostrum menjadi air susu pada dua ke tiga hari periode transisi.
Apabila ada anak babi yang lemah, harus diberikan kesempatan yang baik
untuk menyusu dengan mengarahkan anak-anak babi ke ambing induk. Untuk
mencegah kematian anak babi akibat defisensi besi (Fe), maka setelah umur
2-3 hari anak babi diberi larutan besi yang dioles pada puting induk atau
melalui suntikan. Keadaan kandang dijaga agar tetap bersih, kering dan
suhunya diatur sehingga induk dan anak merasa nyaman.

Anda mungkin juga menyukai