Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN KELAHIRAN ANAK BABI YANG

BARU LAHIR
Adita Zuhriyah
Bogor Agriculture University

Dalam peternakan babi perlu adanya manajemen yang baik meliputi keadaan kandang, pakan
serta sistem pemeliharaannya, karena babi mudah terserang penyakit dan mikroorganisme.
Selain itu juga, untuk meningkatkan produktivitasnya, perlu diketahui mengenai tatacara
pemeliharaan sesuai dengan tahapan umurnya. Terlebih untuk babi yang baru lahir, karena
sejak lahir hingga berumur 10 hari, anak babi sangat sensitif dalam menghadapi lingkungan
yang berat sehingga angka kematiannya cukup tinggi, terutama jika pemeliharaannya kurang
baik.

Tatalaksana Induk Beranak

Tatalaksana yang paling kritis adalah pada waktu induk akan beranak. Pada waktu beranak,
induk dapat berbaring, membentangkan tubuh, dan menendang kebelakang dengan kaki ke atas
atau dapat berguling-guling ke sisi lain. Setiap bergerak, cairan dipaksa keluar dari alat
kelamin, hingga fetus keluar dengan usaha induk mengeluarkannya perlu diperhatikan. Induk
gemetar dan menekan dadanya pada selang waktu tertentu. Seekor induk atau babi dara
biasanya beranak dengan merebahkan diri pada suatu sisi dan meletakkan bagian punggungnya
pada dinding atau bagian lain yang mendukung atau menopanng. Tetapi dalam keadaan
terisolasi, induk dapat melahirkan sebagian anaknya paa keadaan terbaring dengan perut
dibagian bawah, bahkan dapat juga elahirkan dengan posisi kaki ke atas satu.

Biasanya anak babi dilahirkan dengan jarak waktu kurang dari satu menit hingga 20 menit.
Bantuan harus diberikan apabila terjadi suatu penundaan atau ketika terjadi ketegangan tanpa
seekorpun anak babi dilahirkan. Induk yang sedikit terlambat beranak harus disuntik dengan 2
ml ekstrak pituitary pada bagian paha. Apabila penundaan kelahiran disebabkan kekurangan
hormonal, maka perlu diinjeksi untuk mempengaruhi ternak dengan oxytocin atau jenis obat
lain dengan aktivitas oksitoksik. Bahan ini hanya merangsang kontraksi otot licin dari dinding
uterus dan kemudian mempercepat pengeluaran fetus.

Beberapa induk terutama babi yang baru beranak pertama kali cenderung memakan anaknya
(kanibalisme) selama atau segera setelah beranak. Apabila diganggu dengan anak babi yang
sedang menjerit atau diganggu dengan suara lain, induk babi segera menyentak anak babi yang
baru lahir; pada kondisi demikian anak babi harus dijauhkan dari induk dan dikembalikan ke
induk hanya setelah induk mengembangkan naluri keibuannya. Apabila induk tidak tenang dan
tetap jahat, dapat disuntik dengan obat penenang. Setiap induk yang tetap bersifat ganas
terhadap anak-anaknya pada setiap kali melahirkan, induk tersebut harus diafkir.

Meskipun ternak babi secara alami merupakan ternak yang ramai dan gaduh terutama pada
waktu mau makan, seekor induk memerlukan lingkungan yang tenang pada waktu beranak.
Pengaruh kebisingan cenderung menyebabkan perpanjangan waktu atau lam melahirkan atau
reaksi akan beranak. Dengan demikian, disarankan supaya tidak mengganggu induk pada saat
beranak kecuali terjadi kesulitan dalam melahirkan anak.

Kandang harus dijaga tetap bersih dan kering setelah beranak. Kandang beranak yang selalu
kering dapat menolong untuk mencegah anak babi mencret dan menjaga agar bagian ambing
tidak tertutup oleh makanan yang berair (seperti adonan) yang menyebabkan air susu induk
babi yang baru beranak menjadi hilang. Jika kondisi lingkungan tidak menyenangkan, air susu
hanya kadang-kadang keluar atau tidak sama sekali sehingga anak-anak babi menjadi lemah
dan dapat mati secara tiba-tiba. Kematian anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan
pemeliharaan induk dan anak kurang baik. Penyebab kematian anak babi adalah: mati lahir,
akibat kelemahan dan kelaparan, tertindih atau terjepit induk, penyakit yang timbul, dll.

Tatalaksana Anak Babi yang Baru Lahir

Segera setelah anak babi dilahirkan, lepaskan lapisan tipis yang membungkus tubuhnya dengan
sehelai kain kering. Dengan demikian anak babi menjadi kering dan mencegahnya dari
kedinginan. Lepaskan sesegera mungkin setiap cairan yang mengganggu lobang hidung dan
mulut. Apabila anak babi tidak dapat bernafas secara bebas, pegang kedua kaki belakang
dengan kepala ke bawah dan ayunkan perlahan untuk mempercepat pelepasan cairan dari
lobang hidung. Juga, dengan mengurut pelan-pelan pada bagian dadanya dan mengisap keluar
cairan dari lobang hidung dapat merangsang pernafasan.

Kadang-kadang, satu atau lebih anak babi yang lahir dari seperindukan ada yang lemah dan
kelihatannya tidak hidup. Periksa bagian tali pusar dan apabila ada gerakan atau denyutan pada
bagian pangkal pusar, masih ada kemungkinan untuk menghidupkan anak babi kembali dengan
pernafasan buatan. Prosedur berikutnya yang umum dilakukan dalam 24 jam setelah lahir, dan
sering segera setelah beranak telah ditentukan. Seluruh prosedur umunya dilakukan pada waktu
yang sama.

• Memotong Tali Pusar

Tali pusar adalah organ yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus
selama kebuntingan tetapi menjadi suatu bagian yang tidak diperlukan dan merupakan daerah
yang berbahaya untuk masuknya infeksi setelah anak babi lahir. Dengan demikian, tali pusar
harus dipotong dengan cara sederhana seperti berikut:

a. Ikat tali pusar kira-kira 2 cm dari pangkal dengan seutas benang steril untuk meyakinkan
tidak ada bahaya karena pendarahan melalui arteri tali pusar

b. Potong tali pusar dengan gunting atau pisau di bawah ikatan


c. Oleskan ditempat pemotongan tali pusar dengan yodium tincture keras untuk mencegah
infeksi atau sakit pada tali pusar.

• Memotong Gigi

Anak babi lahir dengan empat pasang gigi atau delapan gigi tajam, dua pasang pada tiap rahang
disebut gigi “hitam”, gigi “jarum” atau gigi “serigala”. Meskipun gigi tersebut cukup penting
pada anak babi, namun gigi tersebut harus dipotong karena lebih banyak menimbulkan
kerugian daripada keuntungannya bagi peternak. Alasan mengapa dilakukan pemotongan gigi
adalah sebagai berikut:

a. Gigi sangat efektif menyebabkan luka pada ambing induk dan mengakibatkan induk menolak
untuk menyusui anak-anaknya

b. Apabila anak babi berkelahi untuk merebut satu puting susu atau bermain sesamanya, gigi
dapat menyebabkan luka pada muka dimana luka tersebut dapat merupakan jalan masuknya
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

Salah satu tujuan dari peternakan babi adalah memaksimumkan anak babi dapat hidup.
Pemotongan gigi harus tidak menghasilkan gigi yang hancur dibawah garis gusi dan harus
dilakukan secara higienis. Pemotongan gigi biasanya dilakukan oleh satu orang seperti berikut:

1. Pegang kuat anak babi dengan satu tangan dimana tiga jari menahan rahang dan ibu jari
menekan dari belakang leher dengan arah berlawanan
2. Masukkan jari telunjuk pada satu sisi dari mulut persis dibelakang gigi “jarum”
mendekati ujung lidah
3. Dengan alat pemotong gigi atau alat pemotong kuku biasa, potong gigi diatas gusi.
Penting unuk menghindari pemotongan gigi sampai dasarnya, jangan membuat sudut
yang tajam atau berberigi yang dapat menyababkan luka pada gusi dan lidah.

• Memotong Ekor

. Menggigit ekor adalah suatu masalah yang sering terjadi dihampir semua peternakan babi,
maka secara rutin dilakukan pemotongan ekor anak babi baru lahir. Panjang ekor yang
dipotong dapat dari ujung hingga pangkal ekor. Tetapi biasanya cukup untuk memotong dua
pertiga hingga tiga perempat dari ekor. Pendarahan yang semakin sedikit terjadi apabila
beberapa alat yang digunakan tumpul. Pada umumnya, perhatian khusus harus diberikan
terhadap kesehatan dan kebersihan selama melakukan pemotongan ekor di usaha peternakan

• Mendapatkan Kolostrum

Segera setelah pemotongan gigi, letakkan kembali anak babi bersama induknya agar anak babi
dapat menusu atau memperoleh air susu pertama (kolostrum) yang mengandung daya tahan
tubuh yang tinggi. Penyerapan kolostrum adalah kritis untuk kehidupan anak babi yang baru
lahir sebagimana fungsinya yang merupakan sumber utama kekebalan melawan penyakit pada
masa awal kehidupan. Hal yang perlu dicatat bahwa secara bertahap terjadi perubahan
kolostrum menjadi air susu pada dua ke tiga hari periode transisi. Apabila ada anak babi yang
lemah, harus diberikan kesempatan yang baik untuk menyusu dengan mengarahkan anak-anak
babi ke ambing induk.
• Penyuntikan Zat Besi

Anemia pada anak babi menyusu merupakan masalah yang telah lama diketahui secara baik
oleh para peternak maju. Hal ini terjadi disebabkan oleh kekurangan zat besi dimana plasenta
dan ambing tidak efisien memindahkan mineral tersebut. Penambahan zat besi untuk mengatasi
kekurangan zat besi pada anak babi yang tidak bersentuhan dengan tanah dapat diberikan baik
melalui mulut maupun disuntikkan.

Dalam air susu induk kandungan zat besinya sangat rendah dan anak babi yang lahir
menyimpan zat besi dalam jumlah yang terbatas dimana biasanya hanya mencukupi kebutuhan
dari satu minggu setelah lahir. Pada waktu lahir, dalam tubuh anak babi mengandung kira-kira
40 – 50 mg zat besi, disimpan terutama dalam hati, dimana anak babi mulai mengguankannya
segera setelah lahir. Secara rata-rata anak babi membutuhkan 7 mg zat besi setiap hari pada
minggu pertama setelah lahir, sedangkan air susu induknya hanya dapat memberikan 1-2 mg
per hari kepada tiap ekor anaknya. Dengan demikian, anak babi akan kehabisan simpanan zat
besi dan anemia akan timbul setelah satu minggu. Apabila tidak teramati, perkembangan
anemia dan resiko kematian akibat mencret, radang paru-paru dan penyakit menular lainnya
akan meningkat.

Anemia bukanlah masalah yang serius apabila ternak babi dipelihara di luar kandang atau
dilepas. Anak-anak babi selalu kontak dengan tanah, yang secara alami kaya akan sumber zat
besi yang diperlukan. Akan tetapi, anak babi yang dipelihara selamanya dalam kandang dapat
mengalami kekurangan zat besi kecuali diberi tambahan sebelum cadangan atau simpanan zat
besi habis dipergunakan. Penyuntikan zat besi (dan ikatan lain) biasanya dianjurkan diberikan
ketika babi berumur tiga hari, tetapi hasil yang memuaskan dapat diperoleh jika anak babi
disuntik sewaktu-waktu pada minggu pertama setelah lahir. Penyuntikan cairan zat besi secara
menyakinkan dapat mempertahankan hemoglobin pada taraf yang sangat tinggi, tetapi dapat
menyebabkan luka pada tempat penyuntikan.

• Penitipan Anak Babi dan Makanan Buatan

Anak babi yang kehilangan induknya dapat terjadi oleh karena beberapa faktor seperti induk
mati setelah beranak, ambing yang luka, tidak dapat menyusui atau jumlah anak yang terlalu
banyak. Anak babi dari induk demikian hanya dapat dipelihara dengan berhasil apabila anak-
anak babi tersebut memperoleh sejumlah kolostrum yang cukup. Untuk memelihara anak babi
yang kehilangan induk, dapat dilakukan dengan menitipkannya pada induk yang tidak ada air
susu dan induk yang mempunyai beberapa anak saja. Penitipan adalah memindahkan anak babi
dari satu induk ke induk lain dalam suatu kelompok bibit.

Penitipan dapat berhasil apabila induk ditangani dalam kandang yang mempunyai tempat
beranak dan mulai dititipkan dalam waktu 48 jam setelah lahir. Pemindahan baik dilakukan
lebih dini dalam kehidupannya sebelum pemilikan puting sudah tetap, dan anak babi yang kuat
dan lebih mengerti akan lebih berhasil dalam penitipan. Umur atau waktu penitipan merupakan
hal yang penting karena puting susu yang tidak digunakan akan menjadi kering. Meskipun
dipindahkan pada umur dini, peternak masih akan menjumpai masalah karena induk dapat
dengan mudah mengenal anak-anaknya melaui isyarat penciuman dan kemampuannya itu akan
semakin meningkat dengan mengingkatnya umur babi. Banyak cara efektif yang telah
dilakukan oleh para peternak untuk menghalangi induk dalam mengenal anak-anak babi yang
bukan anaknya.
Salah satu cara untuk dapat menerima anak babi yang baru dengan pasti adalah menyatukan
anak-anak babi dari induk dengan anak babi titipan dalam satu kotak selama satu sampai dua
jam setiap anak babi tersebut tidak menyusu hingga mereka mempunyai bau yang sama.
Mengolesi anak babi dengan air kencing induk adalah suatu cara yang lain. Menyiram anak-
anak babi termasuk induk dengan bau-bauan, obat pembasmi hama penyakit atau bau-bauan
yang lain untuk menyamakan baunya sangat disenangi oleh peternak dibanding cara lain.

Pemeliharaan anak babi yang kehilangan induk dapat juga menggunakan beberapa pengganti
susu. Para ahli dari Universitas Dakota Selatan menyarankan menggunakan air susu campuran
dengan komposisi (1) satu liter air susu sapi yang sudah dipasteurisasi; (2) 0,3 liter air susu
dengan ½ kepala susu dan ½ air susu; dan (3) telur mentah. Bahan-bahan tersebut dicampur
dan disimpan pada temperature 3oC. Campuran dikocok dan sebagian dipanaskan sampai 29oC
sebelum diberikan kepada ternak. Pemberian makan dilakukan dengan menggunakan selang
karet yang sesuai dengan menyambungkan ke alat penyemprot. Ujung selang dimasukkan
kedalam mulut babi dan langsung dipompakan ke kerongkongan kira-kira 7,5 cm mengarah ke
daerah jantung. Setiap ekor babi menerima dosis 15 cc campuran pada lima jam hari pertama
setelah lahir dan 20 cc pada hari kedua

• Pembuatan Tanda dan Nomor

Tiap ekor anak babi dalam seperindukan harus diberi tanda atau nomor dalam waktu 24 jam
setelah lahir guna mengukur penampilan dari kelompok, kebijaksanaan dalam mengafkir, dan
ketegasan dalam menyeleksi bibit pengganti. Para peternak kecil biasanya memberi tanda pada
babi dengan membuat titik-titik pada kulit atau tanda-tanda tertentu pada bulu. Dipihak lain,
para peternak komersial dimana terdapat ratusan bahkan ribuan anak babi dari berbagai umur
dalam kelompok, pembuatan tanda atau nomor dapat dilakukan dengan cara pemotongan daun
telinga dan tattoo. Selain itu bisa juga dengan menggunakan eartag, cap bakar, phylox, dan
sebagainya tetapi cara ini kurang umum digunakan oleh para peternak babi.

• Kastrasi atau Kebiri

Kastrasi adalah suatu pengambilan bagian kelamin utama dari pejantan, dan yang terbaik
dilakukan pada waktu anak babi berumur dua minggu. Pada umur ini, anak babi dengan mudah
ditangani; shok dan gangguan pertumbuhan sangat minim; dan kesempatan luka terkena infeksi
sangat kurang karena tempat atau kandang menyusu lebih bersih daripada kandang ternak babi
sapihan. Kastrasi anak babi dilakukan terutama untuk mencegah individu yang tidak diinginkan
dari gambaran dirinya sendiri, fasilitas pemberian makan secara bersama, dan juga untuk
tatalaksana praktis lainnya. Tujuan dari pengebirian adalah untuk memperbaiki karkas, akan
tetapi kenyataan secara keseluruhan memperlihatkan bahwa pertumbuhan babi jantan hampir
sama bila tidak lebih cepat daripada babi kebiri pada umur pasar yang sama, dan dengan
efisiensi penggunaan makanan dan kualitas karkas yang lebih baik.

Apabila seekor babi akan dikastrasi, kita tidak hanya harus mempertimbangkan umurnya, tetapi
juga kesehatan dan kemampuan dari ternak terhadap kondisi cekaman (stress). Melakukan
kastrasi adalah suatu operasi yang sederhana tetapi hal ini dapat menimbulkan bahaya apabila
seseorang tidak mempertimbangkan kondisi ternak dan ligkungannya. Kastrasi dapat berhasil
pada setiap musim, akan tetapi paling baik melakukannya apabila keadaan cuaca
menyenangkan, dipilih hari yang cerah, sejuk, hindarkan cuaca dingin, basah atau beruap.
Anak babi yang baru lahir tidak mampu mengatur suhu tubuhnya sebelum umur 2-3 hari,
tambahan panas diberikan selama keaadaan dingin atau cuaca buruk. Salah satu cara umum
yang dilakukan untuk menanggulanginya adalah menggunakan lampu (250watt) yang
digantung. Hal ini berguna untuk memberi kehangatan dan menarik perhatian anak babi
agar menjauhi induk apabila tidak sedang menyusu. Bola lampu digantung kira-kira 70-76 cm
dari lantai, disesuaikan dengan pertumbuhan anak babi.

Anak babi tumbuh dengan cepat dari sejak lahir. Kebutuhan makanannya akan meningkat
dengan bertambahnya umur. Air susu dari induk akan menurun setelah puncak produksi yang
dicapai kurang lebih tiga minggu setelah beranak, sehingga pemberian zat makanan dan ransom
anak babi yang lezat dan disukai anak babi sangat diperlukan. Memberi makanan ke anak babi
pada waktu menyusu baik dimulai pada umur kira-kira satu minggu. Hal ini memberi jaminan
bahwa anak babi mengkonsumsi makanan penguat yang cukup sebelum produksi air susu dari
induk mulai menurun. Anak babi yang dibiasakan untuk memakan ransom kering sebelum
disapih adalah menguntungkan baik untuk proses pencernaan dan tingkah laku makannya.
Pembentukkan lebih awal kemampuan bakteri dari pencernaan makanan yang bukan susu akan
memperkecil cekaman penyapihan dan dari segi tingkah laku hal tersebut sangat baik karena
telah mengetahui bahwa makanan kering adalah untuk dikonsumsi.

Kebanyakan peternakan intensif diluar negeri menyapih anak seperindukan pada rataan umur
empat sampai enam minggu. Biasanya anak babi yang disapih pada umur dua bulan, induk
akan mengalami kondisi yang menurun dimana pada banyak kejadian tidak mau untuk segera
dikawinkan kembali setelah penyapihan anak-anaknya. Apabila penyapihan dilakukan lebih
awal dari 56 hari, seekor induk dapat beranak kira-kira empat sampai lima kali dalam dua
tahun, diman induk biasanya birahi pada hari ketiga sampai hari ketujuh setelah penyapihan.
Suatu keuntungan dari penyapihan dini adalah menghasilkan jumlah kali beranak atau
frekuensi beranak yang lebih banyak per induk per tahun, sehingga sangat menguntungkan bagi
peternakan babi.

Anda mungkin juga menyukai