Anda di halaman 1dari 5

Nama : Luh Putu Vivin Yurika

NIM : 1909511017
Kelas :A
MORFOLOGI FUNGSIONAL PRIMATA
Secara morfologis, sebagian besar primata memiliki kemiripan dengan manusia (Homo
sapiens). Diantara dua subordo primata, yang memiliki kemiripan dengan manusia adalah dari
Anthropoidea (primata tingkat tinggi, mencakup monyet-monyet Dunia Baru dan Dunia Lama
serta kera). Walaupun tiap infraordo dan famili memiliki perbedaan, kemiripan morfologisnya
masih banyak dan mirip dengan manusia, sehingga buku panduan mengenai anatomi dan
pembedahan manusia bisa menjadi referensi yang baik. Primata non-manusia yang sering
digunakan dalam laboratorium bisa digunakan untuk berbagai tujuan sehingga mereka jarang
disuntik mati setelah digunakan (kecuali ketika terkena penyakit tahap akhir). Contoh dari primata
yang sering digunakan dalam percobaan adalah Macaca mulatta (monyet rhesus).
Definisi Morfologis Primata
Perbedaan morfologis hewan-hewan primata dengan mammalia lainnya adalah jumlah
digit kaki depan dan belakangnya yang masing-masing berjumlah lima serta lengkapnya tulang-
tulang rangka tanpa adanya reduksi (misalnya os clavicula, ossa metacarpi). Tangan dan kaki
(cheirodia) primata tingkat tinggi sudah berevolusi menjadi penggenggam. Kepalanya memiliki
apparatus olfactorius yang kurang berkembang, jumlah giginya berkurang dari mammalia secara
umum (namun tiap jenis gigi ada), penglihatan binokuler dan mampu mempersepsi warna (kecuali
monyet Aotus), cavum cranial yang besar sebagai tempat otak yang relatif besar (rasio otak-badan).
Postur tubuhnya memiliki tren menuju tegak seperti manusia.
Dimorfisme seksual juga terjadi pada berbagai karakteristik morfologis, seperti ukuran tubuh,
warna rambut, dan ukuran gigi taring.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Perkembangan prenatal pada Anthropoidea memiliki kesamaan dengan manusia sehingga
embriologi manusia bisa digunakan sebagai dasar informasi. Namun, periode gestasi dari tiap-tiap
spesies memiliki perbedaan, seperti pada monyet rhesus yang kebuntingannya selama 20-25
minggu; kera selama 36-38 minggu. Cacat kongenital yang umum ada pada pada manusia juga
ditemukan pada primata. Tahap-tahap pada siklus hidup postnatal bisa dibedakan berdasarkan
morfologi dan perilaku (infant, juvenile, young adult, prime adult, dan aged adult), namun bisa
bervariasi tiap spesies karena perkembangannya yang tidak sama tiap spesies. Neonatal (bayi yang
baru lahir) memiliki kepala dan tungkai yang besar serta berkembang dengan baik(yang kemudian
pertumbuhannya lebih lambat daripada badan), terkadang ditemukan bakal gigi seri, dan sangat
bergantung pada induknya. Infant ditandai dengan tumbuhnya gigi dan perkembangan wajah, serta
meningkatnya aktivitas dan penjelajahan. Tahap juvenile (antara periode menyapih dengan
pubertas) ditandai dengan mulainya kemandirian serta perubahan proporsi tubuh. Tahap adult
dibagi menjadi 3 bagian (muda, tengah, dan tua) karena dewasa kelamin dan dewasa morfologis
tidak bersamaan. Maturasi pada gigi dimulai dengan tumbuhnya molar pertama, dan umur primata
berdasarkan tulang rangka bisa dilihat dari osifikasi pada beberapa pertemuan tulang (misalnya
fusi pelat epifisial, lutut, siku) namun tidak bisa terlalu diandalkan karena faktor lingkungan juga
berpengaruh.
Tubuh dan Integumen
Ukuran tubuh primata memiliki variasi yang besar (mulai dari marmoset kerdil yang
beratnya kurang dari 100 g hingga gorilla jantan yang beratnya lebih dari 200 kg). Selain perbedaan
spesies, perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi seperti pada orangutan Sumatra betina yang
beratnya setengah dari berat yang jantan.
Kulit primata umumnya ditutupi oleh rambut yang panjang, warna, ketebalan dan
kerapatannya bervariasi di antara tiap spesies, dan tak jarang ada pula perbedaan warna pada satu
spesies (seperti Trachypithecus auratus/lutung jawa dan monyet rhesus). Perbedaan warna jufa
bisa terjadi pada kulit seperti warna kulit wajah dan perineum Mandrillus sphinx (mandrill) atau
warna memerah pada perineum primata betina ketika akan ovulasi. Histologi kulit primata juga
mirip dengan manusia, lengkap dengan saraf sensoriknya. Pada monyet Dunia Baru terdapat
bantalan taktil seperti yang ada di tangan pada ekornya. Pada kepala dan leher terdapat otot-otot
volunter yang mampu mengatur pergerakan kulit, di mana fungsinya ini adalah untuk ekspresi
muka. Cakar pada primata umumnya terdapat di dorsum dari phalanx distalis yang bentuknya lebih
seperti kuku.
Morfologi Kepala dan Leher
Pada wajah terdapat otot mimik yang mengatur pergerakan kelopak mata, bibir, telinga,
leher, dan lobang hidung di mana pergerakan ini sangat berperan penting dalam komunikasi sosial.
Telinga eksternal primata terletak secara lateral pada kepala, di mana bentuknya umumnya oval
dengan beberapa lipatan. Di dalamnya terdapat tubulus auditori eksternal yang di ujungnya
terdapat membran timpani. Struktur telinga dalam pada primata mirip dengan mammalia lain.
Mata primata memiliki perbedaan yang mencolok dari mammalia lain di mana penglihatannya
adalah binokular yang terjadi akibat letak orbita yang berdekatan. Terdapat banyak persamaan
morfologis antara mata primata dengan manusia seperti adanya sel batang dan sel kerucut di
retinanya serta tidak adanya tapetum lucidum. Kelenjar lakrimalisnya juga terletak pada
supralateral orbit dan kelopak matanya merupakan ekstensi tunggal dari kulit. Hidung primata
memiliki ciri tidak adanya filtrum primitif dan rhinarium. Kedua mandibula primata selalu berfusi
pada primata. Dentisi pada gigi primata umumnya dibagi menjadi empat : maxilla kanan dan kiri,
mandibula kanan dan kiri. Terdapat keempat jenis gigi pada primata, yaitu incisivus (I), caninus
(C), premolar (P) dan molar (M) yang awalnya tumbuh sebagai gigi susu dan kemudian digantikan
oleh gigi tetap. Pada cavum oris, terdapat lidah yang bentuknya relatif pendek dan datar jika
dibandingkan dengan lidah manusia. Faring pada primata dibagi menjadi nasofaring, orofaring,
dan laringofaring, di mana faring primata lebih sempit dan angulasinya lebih seperti mammalia
lainnya daripada manusia. Kelenjar-kelanjar saliva juga berjumlah 3 pasang seperti mammalia
pada umumnya. Beberapa monyet Dunia Lama seperti dari famili Colobinae memiliki kantong
buccal yang berfungsi untuk menyimpan makanan sebelum ditelan. Pada leher primata juga
terdapat glandula thyroid dan parathyroid seperti manusia. Sistem otot dalam pada wajah dan leher
terbagi menjadi otot-otot mastikasi, otot-otot sekeliling visceral leher, dan otot-otot dorsal leher.
Tengkorak pada primata juga memiliki perbedaan dibandingkan dengan mammalia lain seperti
adanya tulang orbita yang mengelilingi mata dan ukuran cavum cranium yang lebih besar sebagai
tempat otak yang ukurannya juga relatif besar. Tulang cervicales pada primata sama seperti pada
mammalia lainnya.
Morfologi Tulang Belakang
Di luar ekor, primata umumnya memiliki 26-31 tulang belakang yang memiliki fleksibilitas
yang cukup tinggi, terutama pada primata arboreal. Pada bagian kaudal terdapat variasi. Pada kera
dan manusia tidak terdapat ekor eksternal, di mana ekor menjadi os coccygea. Ekor pada monyet
Dunia Baru dan Dunia Lama memiliki ketebalan dan panjang yang bervariasi. Tulang belakang
primata juga dibagi menjadi ossa cervicales, ossa thoracalis, ossa lumbalis, ossa sacralis, dan ossa
caudalis (atau os coccygea), di mana di dalamnya terdapat medulla spinalis.
Morfologi Tangan dan Kaki
Tungkai pada primata memiliki lima digit pada tiap keempat ekstremitas. Terdapat variasi
yang banyak di antara spesies primata, seperti tangan yang panjangnya bisa lebih panjang daripada
tubuh. Semua tangan dan kaki dari primata tingkat tinggi memiliki prehensibilitas yang cukup
tinggi, di mana pada beberapa spesies seperti Colobus memiliki ibu jari yang tidak fungsional
akibat perilakunya dalam menggelantung dan mendarat. Ada juga yang bertumpu dengan dorsum
tangannya ketika berjalan secara kuadrupedal. Struktur tulang penyusun ekstremitas pada primata
adalah lengkap tanpa reduksi, dan umumnya memiliki rasio panjang yang relatif lebih panjang
dibandingkan dengan rasio tulang ekstremitas pada mammalia lain. Persendian pada tungkai
primata mirip dengan mammalia lain namun memiliki mobilitas yang lebih tinggi. Tangan dan
kaki primata tidak hanya digunakan untuk pergerakan dan mempertahankan postur namun juga
digunakan untuk aktivitas non-lokomosi seperti bersosial dan makan. Susunan otot pada tungkai
primata memiliki kemiripan dengan otot-otot pada tangan dan kaki manusia, dengan perbedaan
pada otot telapak kaki primata yang memiliki kemampuan menggenggam yang tinggi.
Morfologi Toraks, Abdomen, dan Pelvis
Dibandingkan dengan mammalia lain, dada primata memiliki morfologi yang lebih rata
dan memiliki clavicula yang berkembang sempurna. Pada betina terdapat 1 pasang glandula
mammae dan puting. Tulang rangka pada dada primata terdiri dari 12 pasang rusuk dan tulang
dada. Otot-otot pada dada primata lebih mirip dengan otot pada manusia dibandingkan dengan
mammalia lain. Pada cavum thoracic terdapat diafragma, thymus, jantung dan pembuluh-
pembuluhnya, paru-paru, trachea dan bronchus (beserta cabangnya), di mana letak-letak organ ini
hampir persis dengan letak organ-organ dalam pada mammalia lain dan pada manusia. Perbedaan
pada organ-organ di toraks adalah pada penamaan, di mana postur tubuh primata yang hampir
tegak seperti manusia mempengaruhi penamaan organ-organ seperti cranial menjadi anterior dan
caudal menjadi posterior.
Pada cavum abdomen terdapat organ-organ yang letaknya mirip dengan manusia, seperti
lambung, usus, ginjal, hati, limpa, dan pancreas yang dibagi menjadi kantong omental besar dan
kecil. Modifikasi pada sistem gastrointestinal terjadi di antara spesies tergantung oleh
makanannya. Pada folivor lambungnya memiliki ukuran yang lebih besar sebagai tempat
fermentasi makanannya (daun-daunan), dan pada primata umumnya colon dan caecumnya
berukuran lebih besar. Sistem urinaria dan genitalia pada primata juga memiliki kemiripan dengan
manusia, baik dari jumlah organ gonad maupun komponen-komponennya. Perbedaan dari
kesemua organ tersebut adalah pada ukuran.

Anda mungkin juga menyukai