Anda di halaman 1dari 6

Volume 1 Nomor 2 Edisi Maret 2019 ISSN : 2654-3141

PENGARUH DESAIN ORGANISASI TERHADAP KINERJA DINAS


PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
(DPMPTSP) DI KOTA PALEMBANG

Akhmad Mustain
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bala Putra Dewa Palembang
Email : akhtain@tahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kinerja Dinas Penananamn Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Palembang. Penyebabnya adalah desain organisasi DPMPTSP
belum sepenuhnya mendukung kebutuhan, sistem dan tujuan dari pelayanan terpadu satu pintu bidang
perizinan. Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh desain organisasi terhadap kinerja organisasi melalui
metode survei. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dengan teknik analisis menggunakan
Structural Equation Model (SEM).
Hasil penelitian menjelaskan bahwa desain organisasi memiliki pengaruh yangbesar terhadapkinerja
organisasi. Besarnya pengaruh desain organisasi terhadap kinerja organisasi tersebut ditentukan oleh faktor
struktur, proses dan manusia. Artinya bahwa perubahan faktor struktur, proses dan manusia dalam desain
organisasi dapat memberikan dampak yang besar bagi kinerja organisasi. Proses organisasi menjadi faktor
palingkuat dalam merefleksikan desain organisasi dibandingkan struktur dan manusia. Berdasarkan simpulan
penelitian diperoleh hasil bahwa Desain organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja organisasi. Pengaruh
desain organisasi terhadap kinerja organisasi tersebut ditentukan oleh faktor struktur,prosesdanmanusia dalam
organisasi. Adapun faktor proses merupakan faktor yangpalingmerefleksikan desain organisasi dibandingkan
faktor lain dalam desain organisasi yaitu struktur dan manusia. Struktur yang dibuat masih sangat hierarkis,
proses organisasi dalam pelayanan perizinan belum terintegrasi. Penataan sumber daya manusia dalam
organisasi belum mendukungkebutuhan tenaga teknik dalam organisasi, sehingga akan menimbulkan kinerja
dalammenghasilkanpelayananperizinanyangoptimalbelumtercapai.

Kata Kunci: Desain organisasi, Kinerja organisasi, Proses Organisasi

PENDAHULUAN untuk mengukur kinerja organisasi publik. Hal


tersebut menyebabkan peningkatan kinerja
Persoalan penting yang dihadapi organisasi menjadi sulit diwujudkan (Sole, 2009:
organisasi pemerintah adalah masih buruknya 9).
kinerja pelayanan yang dihasilkan oleh birokrasi. Kinerja organisasi dalam urusan
Pelayanan masih lamban, berbelit-belit, kaku dan perizinan merupakan salah satu bentuk kegagalan
cenderung tidak tanggap terhadap kebutuhan kinerja organisasi sektor publik yang terus
masyarakat. Kinerja sektor publik oleh sebab itu mengemuka. Penelitian Hardiyansyah (2011)
terus menjadi topik besar yang diminati baik oleh menjelaskan bahwa pelaksanaan pelayanan
praktisi maupun akademisi di seluruh dunia. perizinan memang masih memiliki banyak
Pendapat Abramson, et.al yang dikutip oleh Sole kelemahan seperti mekanisme dan prosedur
(2009: 3) menyatakan bahwa pengukurankinerja pelayanan yang panjang, tidak ada kepastian
merupakan elemen penting untuk meningkatkan waktu penyelesaian dan biaya tinggi, kurangnya
kinerja organisasi itu sendiri dan juga akuntabilitas. transparansi informasi baik mengenai ketentuan,
Namun demikian pengukuran kinerja tidak mekanisme prosedur, persyaratan maupun proses
pernah secara efektif dilakukan di beberapa penyelesaiannya; dan kurang profesionalnya
organisasi sektor publik. Alasan yang sering pelayanan yangdiberikanolehaparat.
dikemukakan adalah pemahaman yang kurang
tentang kerangka kerja yang dapat digunakan

48 Akhmad Mustain
Volume 1 Nomor 2 Edisi Maret 2019 ISSN : 2654-3141

Dalam rangka meningkatkan kinerja d. Perizinan untuk penerbitan izin usaha industri skala
pelayanan perizinan, Menteri Dalam Negeri telah menengah;dan
mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No e. Perizinan dan rekomendasi untuk penerbitan izin
138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan pembangunan, pengoperasian pelabuhan sungai
Terpadu Satu Pintu Daerah. Pelayanan terpadu satu dandanau(pelabuhankhususregionaldalam kota).
pintu adalah suatu bentuk pelayanan dimana mulai dari Untuk mewujudkan tujuan organisasi
pendaftaran sampai dengan penyerahan izin diperlukan adanya aturan, sistem, prosedur dan hierarki
dilaksanakan di dalam satu tempat. Tujuan yang saling mendukung (Istianto, 2011). Faktor-faktor
mendasarnya adalah penyederhanaan proses pelayanan tersebut di Kota Palembang belum sepenuhnya
perizinan, yaitu meliputi pemangkasan tahapan mendukung penyelenggaraan pelayanan perizinan
prosedur, pengurangan jumlah biaya, pengurangan yang sesuai harapan. Pada sisi aturan disebutkan bahwa
waktu pemrosesan, pengurangan jumlah dokumen DPMPTSP merupakan organisasi yang bertugas
serta menghilangkan praktek pungutan di luar melakukan koordinasi dengan dinas teknis terkait untuk
ketentuan. menyelenggarakan pelayanan perizinan. Sehingga jelas
Penyelenggaraan pelayanan terpadu satu bahwa DPMPTSP di desain bukan sebagai organisasi
pintu (PTSP) bidang perizinan di Kota Palembang yang memiliki kewenangan penuh atas perizinan.
diselenggarakan oleh Dinas Penananamn Modal dan Padahal sistem yang harus berlaku di DPMPTSP
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). adalah mulai dari pendaftaran sampai dengan
Berdasarkan Peraturan Walikota PalembangNomor 41 penerbitan izin ada di DPMPTSP. Hal tersebut sesuai
Tahun 2018 Tentang Pendelegasian sebagian amanat Permendagri No138 Tahun 2017. Akan tetapi
kewenangan di Bidang Perizinan dan Non Perizinan pada kenyataannya prosedur yang dibuat masih
Kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan panjang dan berbelit-belit. Dalam aturan, DPMPTSP
Terpadu Satu Pintu disebutkan bahwa tujuan dari tidak dirancang memiliki bidang-bidang teknis yang
Pendelegasian sebagian kewenangan di Bidang terintegrasi. Kewenangan melakukan penilaian
Perizinan dan Non Perizinan Kepada Dinas terhadap objek izin tetap berada pada dinas-dinasteknis.
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pengambilan keputusan di DPMPTSP harus melalui
dilaksanakan dalam rangka penataan dan mekanisme pengambilan keputusan antar dinas teknis.
pengembangan mekanisme kontrol yang efektif dan Oleh sebab itu dari sisi hierarki penyelenggaraan
efisien untuk meningkatkan pelayanan publik sesuai pelayananperizinanmasihmelewatibanyaktingkatan.
kebutuhan dan harapan masyarakat. Dengan demikian Dengan demikian jelas bahwa persoalan
Walikota telah menyerahkan tanggungjawab untuk rendahnya kinerja DPMPTSP dalam bidang
penandatanganan dokumen izin kepada Kepala pelayanan perizinan disebabkan karena desain
DPMPTSP. Oleh sebab itu proses penyelesaian organisasi B DPMPTSP belum mendukung pada
perizinan mulai dari pendaftaran sampai dengan pencapaian tujuan pelayanan terpadu satu pintu.
pengambilan dokumen izin diselenggarakan oleh Padahal ditegaskan oleh Andersen (2002: 344) bahwa
DPMPTSP. Namun dalam Peraturan walikota mengapa organisasi terus secara aktif mencari model
tersebut juga dijelaskan bahwa pengambilan keputusan organisasi yang tepat disebabkan karena desain
perizinan yang berskala besar yang mempengaruhi baik organisasi dapat memberi dampak bagi kinerja
dalam pertumbuhan perekonomian, penyerapantenaga organisasi. Desain organisasi dalam pendapat tersebut
kerja, kemajuan suatu wilayah, dan berdampak digambarkan sebagai solusi penting yang banyak
lingkungan, terlebih dahulu harus memperoleh dilakukan oleh organisasi. Hal tersebut dilakukan
persetujuan Walikota agar selaras dengan Rencana Tata karena desain organisasi diyakini merupakan faktor
Ruang dan Wilayah Kota. Adapun perizinan tertentu penting untuk meningkatkan kinerja organisasi
sebagaimanadimaksudantaralaian: (Stanwick and Pleshko, 1994; Andersen, 2002;
a. Perizinan untuk pendirian hotel bintang 3 (tiga) ke Galbraith, 2002; Stanford, 2005; Lawler III dan Worley,
atas; 2009).
b. Perizinanuntukpendirianrumahsakitbesar; Oleh sebab itu penelitian ini bermaksud
c. Perizinan untuk pendirian pusat perbelanjaan skala untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh
besar; desain organisasi terhadap kinerja organisasi. Tujuannya
adalah untuk menemukan konsep atau proposisi baru

Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi Kebijakan (JIASK) 49


Volume 1 Nomor 2 Edisi Maret 2019 ISSN : 2654-3141

yang berkaitan dengan faktor penting dalam desain ini menemukan bahwa proses organisasi memiliki
organisasi yang dapat meningkatkan kinerja organisasi dominasi yang kuat dalam desain organisasi. Sehingga
sebagai sumbangan pemikiran dalam pengembangan penelitian ini dapat memperjelas pendapat sebelumnya.
Ilmu Administrasi Publik. Hasil penelitian tersebut dilandasi oleh kenyataan di
lapangan bahwa desain penataan organisasi di daerah
METODE PENELITIAN melalui PP No. 18 Tahun 2016 lebih mempersoalkan
Penelitian ini dilakukan dengan organisasi semata-mata sebagai persoalan struktur. Hal
menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif karena ini terlihat dari esensi kebijakan
penelitianinimenguji teori tertentu dengan cara meneliti yang lebihmenekankan pada tiga hal:
hubungan antarvariabel. Metode yang digunakan 1. Penyeragaman nomenkelatur kelembagaan
adalah survey. Pengumpulan data menggunakan daerah
kuesioner (Cresswell, 2002). Untuk menganalisis 2. Penentuan jumlah kelembagaan daerah yang
besarnya pengaruh antar variabel dan pengujian berbasis pada hasil perhitungan atas variabel
hipotesis dilakukan melalui metode Structural Equation jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah
Model(SEM)(Solimun,2008). APBD
3. Perumpunan kelembagaan daerah, meskipun juga
HASIL DAN PEMBAHASAN menentukan beberapa perubahan lain seperti
Penelitian ini melakukan pengujian pengaruh perubahan eselonisasi pejabat daerah dan lain
variabel desain organisasi terhadap kinerja organisasi. sebagainya
Untuk mengukur variabel kinerja organisasi digunakan
indikator yang pernah dijelaskan oleh Boyne, et al Tidak mengherankan bila perubahan yang
(2006: 14) yang meliputi dimensi outputs, efficiency, terjadi dalam desain organisasi di daerah hanya
effectiveness, responsiveness and equity. Sedangkan dimaknai perubahan struktur dan nama organisasinya
untukmengukur variabel desain organisasi penelitianini saja. Dalam hal proses dan kebijakan alokasi
mengacu pada pendapat Lawler III dan Worley (2009: sumberdaya manusia tidak pernah disesuaikan dengan
188) yang menjelaskan bahwa dalam desain organisasi kebutuhan dan tujuan organisasi serta kondisi riil
terdapat faktor struktur, proses dan manusia yang dapat organisasi birokrasi. Hal tersebut terlihat dalam desain
dijadikanacuandalammelihatdesainorganisasi. organisasi pelayanan perizinan melalui organisasi
Pengaruh desain organisasi terhadap kinerja penyelenggara pelayanan perizinan terpadu satu pintu.
organisasi dijelaskan melalui hasil analisis SEM. Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain
analisis menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang organisasi yang sekarang berlaku ternyata belum
besar dari desain organisasi terhadap kinerja organisasi. mencerminkan penataan proses organisasi dan
Besarnya pengaruh desain organisasi terhadap kinerja penempatan sumberdaya manusia secara tepat. Artinya
organisasi tersebut ditentukan oleh faktor struktur, adalah desain organisasi pelayanan terpadu satu pintu
proses dan manusia. Perubahan dalam faktor struktur, masih belum secara optimal dapat mempercepat proses
proses dan manusia dalam desain organisasi dapat pelayanan perizinan seperti yang telah di amanatkan
memberikan dampak bagi kinerja organisasi. Artinya oleh peraturan, dalam hal ini Peraturan Menteri Dalam
bahwa hipotesis dalam penelitian ini dapat dibuktikan. Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang
Penelitian ini juga menjelaskan bahwa faktor Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
yang paling merefleksikan variabel desain organisasi PintuDaerah.
adalah proses organisasi. Hal tersebut memperkuat Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
pernyataan Stanford (2005: 14) yang menjelaskan desain organisasi DPMPTSP belum mencerminkan
bahwa memang desain organisasi tidak hanya sebagai organisasi penyelenggara pelayanan terpadu,
menyangkut persoalan struktur tetapi juga proses yang karena masing-masing bagiannya masih bekerja
adadidalam organisasi. Menurut Gibson, et.al (1989:9) sendiri-sendiri sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
proses dalam organisasi merupakan sumber kehidupan masing-masing. Oleh sebab itu kinerja yang dihasilkan
dalam mempengaruhi keberhasilan desain organisasi. DPMPTSPmenjadi belum maksimal.
Hasil penelitian Lee Chan and Lee Kyu (2007:26) dan
Dawud (2009) juga menjelaskan bahwa struktur dan
proses dalam organisasi memiliki pengaruh terhadap
kinerja organisasi. Namun demikian dalam penelitian

50 Akhmad Mustain
Volume 1 Nomor 2 Edisi Maret 2019 ISSN : 2654-3141

Hasil penelitian Muktiali (2006) dapat sumberdaya manusianya sejatinya masih sama dengan
menjelaskan bahwa terdapat permasalahan internaldan desain organisasi sebelumnya. Hampir semua aspek
eksternal dalam penyelenggaraan Pelayanan Terpadu dalam prosedur diatur dengan ketat sehingga orang
Satu Pintu, salah satunya adalah masih ditanganinya tidak leluasa menciptakan prosedur sendiri, maka
perizinan oleh dinas-dinas terkait. Hal ini menyebabkan kondisi ini disebut sebagai overbirokrasi (Keban, 2008:
kinerja yang berbelit-belit. Padahal Stanwick dan 138).
Pleshko (1995:176) sudah mengingatkan bahwa salah Desain organisasi yang sekarang berlaku
satu prinsip penyelenggaraan organisasi terpadu sangat berdasarkan PP 18 tahun 2016 memang hanya
mensyaratkan adanya koordinasi dalam pelaksanaan memposisikan DPMPTSP sebagai sekretariat saja,
tugasmelaluitaskforceatau komite. padahal DPMPTSP dituntut untuk menyelenggarakan
Belum optimalnya kinerja DPMPTSP pelayanan perizinan yang sederhana, cepat dan
dengan demikian jelas disebabkan desain organisasi berkepastian. Dijelaskan oleh Osborne dan Plastrik
DPMPTSP yang belum konsisten dengan kebutuhan, (2004: 6) bahwa desain organisasi harus menyesuaikan
tujuan serta sistem organisasi DPMPTSP. Struktur dengan strategi. Galbraith (2002) juga menjelaskan
yang dibuat masih sangat hierarkis. Proses organisasi bahwa desain organisasi dibuat memang untuk
dalam pelayanan perizinan belum terintegrasi. Penataan mendukung strategi yang berlaku sehingga kinerja
manusia dalam organisasi juga belum mendukung organisasidapatmeningkat.
kebutuhan tenaga teknik dalam organisasi. Pada Posisi DPMPTSP dalam lingkup organisasi
akhirnya kinerja DPMPTSP dalam menghasilkan pemerintah daerah bila merujuk pendapat Mintzberg
pelayanan perizinan yang optimal belum tercapai. (1992:10) memiliki fungsi sebagai supporting staff.
Artinya bahwa desain organisasi yang dicerminkan Dijelaskan olehnya bahwa supporting staff is about
oleh faktor struktur, proses dan manusia yangtidak tepat organization tendstoadd staff unitsof adifferent nature,
akanberdampakpadakinerjaorganisasiyangburuk. not to effect standardization but to provide indirect
Mengacu pada pendapat Stanford (2005: 14) service to it self. Mengacu pada pendapat tersebut maka
bahwa desain organisasi harus mempertimbangkan jelaslah mengapa DPMPTSPtidak pernahbisaoptimal
elemen-elemen kebutuhan dan strategi dalam dalam penyelenggaraan fungsinya, karena DPMPTSP
organisasi. Hal tersebut disebabkan desain organisasi didesain untuk melakukan pelayanan ke dalam, seperti
merupakan alat penting yang membantu pencapaian halnya Badan Kepegawaian dan Pengembangan
tujuan organisasi. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Sumber Daya Manusia, Badan Perencanaan
ketika organisasi ingin meningkatkan kinerja organisasi Pembangunan Daerah dan sebagainya. Dengan rentang
maka akan diperlukan peningkatan hubungan dan kendali yang sangat luas, DPMPTSP menjadi sangat
interaksi antara bagian/komponen yang satu dengan sulit untuk mewujudkan kinerjanya yang optimal
yang lainnya yang membentuk sebuah departemen. Sebagai bagian dari proses reformasi birokrasi,
Merubah hubungan pada satu komponen akan pembentukan organisasi DPMPTSP ibarat teknologi
berdampak pada bagian yang lain. baru yang sulit diterapkan. Organisasi pemerintah
Desain organisasi merupakan proses daerah terbiasa bekerja dengan spesialisasi yang tinggi.
bagaimana organisasi mengorkestra faktor-faktor dalam Sangat sulit untuk mengitegrasikan unit-unit tersebut
organisasi seperti struktur, proses dan manusia (Lawler dalam bentuk koordinasi yang sifatnya tidak terstruktur
III &Worley 2009: 196). Secara tegas Stanford (2005: dengan jelas. Hal tersebut disebabkan birokrasi selalu
14) menyatakan bahwa desain organisasi memiliki mendasarkan diri pada aturan baku dan
pengaruh terhadap kinerja organisasi. Desain organisasi bertangggungjawab berdasarkan urutan rentang
menurutnya “is not simply about „structure‟ but the kendali. Artinya bahwa implementasi kebijakan tentang
design principles that under-pin it”. Oleh sebab itu Organisasi Perangkat Daerah membutuhkan perubahan
melihat desain organisasi tidak hanya sekedar melihat yang cukup mendasar dalam organisasi birokrasi, itulah
strukturnya saja tetapi lebih dari itu ada prinsip-prinsip sebabnyamengapaimplementasinyamenjadiberat.
tertentuyangharusdibangundidalamnya. Mengacu pada pemikiran Van Mater dan Van
Pada kenyataannya desain organisasi yang ada Horn (1975) yang dikutip oleh Wahab (2005:79)
di daerah memangdirancang, disahkan dan dikirimdari bahwa implementasi kebanyakan akan berhasil apabila
pemerintah pusat. Seperti halnya di DPMPTSP Kota perubahan yang dikehendaki relatif sedikit, sementara
Palembang, struktur, proses dan sistem penataan kesepakatan terhadap tujuan terutama dari mereka yang

Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi Kebijakan (JIASK) 51


Volume 1 Nomor 2 Edisi Maret 2019 ISSN : 2654-3141

mengoperasikan program di lapangan relatif tinggi. 1. Perlunya bagi organisasi pemerintah daerah
Sistem DPMPTSP menuntut perubahan dalam adalah membangun desain organisasi yang lebih
organisasi secara drastis sehingga sulit diterapkan. mengutamakan proses organisasi agar dapat
Oleh sebab itu berdasarkan hasil penelitian di meningkatkan kinerja organisasi. Hal tersebut
lapangan dapat dijelaskan bahwa belum optimalnya dapat dilakukan melalui identifikasi keseluruhan
pelayanan perizinan disebabkan karena desain aktivitas organisasi yang diperlukan untuk
organisasi yang ada belum konsisten dalam disesuaikan dengan tujuan, kebutuhan, sistem dan
mendukung kebutuhan, sistem dan tujuan organisasi regulasi yangada.
perizinan terpadu. Struktur yang dibuat belum 2. Kemudian pembuatan Standard Operational
berorientasi pada penyederhanakan pelayanan Procedure (SOP) tentang pelayanan perizinan
perizinan. Proses organisasi dalam pelayanan perizinan terpadu yang menggabungkan semua aktivitas
masih berbelit-belit karena belum terintegrasi. Penataan unit instansi yang terlibat, Membentuk bidang-
manusia dalam organisasi juga belum mendukung bidangteknis sesuai dengan nama-nama perizinan
kebutuhan tenaga teknik dalam organisasi. Menurut yang dilayani sesuai dengan kebutuhan pelayanan
pendapat Nadler dan Tusman (1997: 34) dalamdesain yang terpadu. menerapkan sistem jaringan
organisasi dikenal adanya teori congruence yang komputer yang menghubungkan antar instansi
menurut mereka didefinisikan sebagai the degree to sebagai sarana penyimpanan database yang
wich the needs, demans, goals or objectives and diperlukansemuaunitinstansi yangterlibat.
structure of component are consistant with those of
other. DAFTAR PUSTAKA
Organisasi birokrasi masih belum konsisten
dalam menerapkan desain organisasi berdasarkan Andersen, 2002. Organizational Design: Two Lessons
kebutuhan, sistem dan tujuan organisasi. Selain itu to Learn Before Reorganization, International
kepribadian khusus yang dimiliki organisasi birokrasi Journal of Organizational Theory and Behaviour,
juga tidak pernah dipertimbangkan dalam menerapkan Vol5 No 3:343-358.
desain organisasi. Artinya adalah terdapat logika
diskontinuitas (logic of discontinuity) dalam penerapan Boyne, G.A, Meier, Toole. Jr and Walker, 2006. Public
suatu desain organisasi birokrasi. Faktor struktur, proses Service Performance, Perspective Measurement
dan manusia dalam organisasi belum di desain untuk and Management, New York: Cambridge
mendukung kebutuhan, sistem dan tujuan pelayanan UniversityPress.
terpadusatupintu.
Chan, Lee & Kyu, Lee, 2007. Capabilities, process, and
SIMPULAN DAN SARAN Performance of Knowledge Management: A
1. Desain organisasi memiliki pengaruh terhadap Structural Approach, Human Factors and
kinerja organisasi. Pengaruh desain organisasi Ergonomicsin Manufacturing,vol 17, p. 21-41.
terhadap kinerja organisasi tersebut ditentukan
oleh faktor struktur, proses dan manusia dalam Creswell, John, 2002. Desain Penelitian, Pendekatan
organisasi. Adapun faktor proses merupakan Kualitatif dan Kuantitatif terjemahan Angkatan III
faktor yang palingmerefleksikan desain organisasi & IV KIK-UI.Jakarta:KIKPress.
dibandingkan faktor lain dalam desain organisasi
yaitustrukturdanmanusia. Dawud, Joni, 2009. Pengaruh Desain Organisasi
2. Struktur yang dibuatmasih sangat hierarkis, proses Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas
organisasi dalam pelayanan perizinan belum Pelayanan di Kawasan Perkotaan (Studi di
terintegrasi. Penataan sumber daya manusia dalam Kawasan Perkotaan Cipanas Kabupaten
organisasi belum mendukung kebutuhan tenaga Cianjur), Disertasi Universitas Padjajaran.
teknik dalam organisasi, sehingga akan
menimbulkan kinerja dalam menghasilkan Galbraith, J.R, Downey & Kates, 2002. Designing
pelayananperizinan yangoptimalbelum tercapai. Dynamic Organization, New York: Amacom.
Disarankan melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut :

52 Akhmad Mustain
Volume 1 Nomor 2 Edisi Maret 2019 ISSN : 2654-3141

Gibson, James L, Ivancevich, John M & Donnelly, Sole, Fransisco, 2009. A Management Model and
James H, 1989.Organisasi, perilaku, Struktur dan Factors Driving Performance in Public
Proses,Jakarta:Erlangga. Organizations, Measuring Business Excellence,
Q Emerald Group Publishing Limited, ISSN
Hardiyansyah, 2011. Pengaruh Komunikasi Terhadap 1368-3047. Vol 13 No 4:.3-11.
Kualitas Pelayanan Publik (Studi Tentang
Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan pada Stanwick, Peter & Pleshko, Larry, 1995. Relationship of
Dinas Tata Kota, Kota Palembang), Disertasi Environmental Characteristics, Formalized
Universitas Padjadjaran. Istianto, Bambang,2011. Planning and Organizational Design to
Demokratisasi Birokrasi, Jakarta: Mitra Wacana Performace, The International Journal of
Media. OrganizationalAnalysis,Vol3 No 2:.175-197.

Keban, Yeremias, 2008. Enam Dimensi Strategis Wahab, Solichin. 2005. Analisis Kebijaksanaan, Dari
Administrasi Publik, Konsep, Teori dan Isu, Edisi Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan
2, Yogyakarta:GavaMedia. Negara, Jakarta : Bumi Aksara.

Lawler III, E & Worley, C, 2009. Designing


Organizations That Are Built to Change, The
Organization of The Future: Visions, Strategies,
and Insights on Managing in New Era Frances
Hesselbein and Marshall Goldsmith (Ed). San
Fransisco, Jossey-Bass.

Mintzberg, H. (1992). Structure in Five, New Jersey:


Prentice-Hall Inc.

Muktiali, Muhammad, 2006. Kajian Evaluasi


Penerapan One Stop Service (OSS) di Jawa
Tengah, Jurnal Tata Kelola, vol 8, Semarang:
Universitas Diponegoro.

Nadler, D.A & Tushman, M.L, 1997. Competing by


Design: The Power of Organizational
Architecture, New York : Oxford University
Press.

Osborne, D & Plastrik, P. 2004. Banishing


Bureaucracy : The five Strategies for Reinventing
Government(terjemahan),Jakarta:PPM.

Stanford, Naomi, 2005. Organization Design: The


Collaborative Approach, Elsevier Butterworth-
Hinemann, Linacre House, Jordan Hill, Oxford.

Solimun, 2008. Memahami Metode Kuantitatif


Mutakhir, Structural Equation Modeling &
Partial Least Square, Malang: Universitas
Brawijaya.

Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi Kebijakan (JIASK) 53

Anda mungkin juga menyukai