I. INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Rasni R, ST
Nama Sekolah : SMKS Latanro Enrekang
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : SMK
Alokasi Waktu : 36 jam pelajaran (6 Pertemuan X 6 JP)
Elemen : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Hidup (K3LH) dan budaya kerja industri
Capaian Pembelajaran:
Pada akhir fase, peserta didik akan mendapatkan gambaran yang tepat mengenai
program keahlian yang dipilihnya meliputi pemahaman tentang :
1. Praktik dan konfigurasi komputer
2. Praktik kerja yang aman
3. Bahaya di tempat kerja
4. Prosedur dalam keadaan darurat
5. Penerapan budaya kerja (5R)
6. Pencegahan kecelakaan kerja di tempat tinggi dan prosedur di tempat tinggi
Selain pemahaman yang dimiliki, peserta didik juga mampu menerapkan:
1. Peralatan/teknologi di bidang jaringan komputer dan telekomunikasi.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) dan budaya kerja
industri.
3. Alat ukur, termasuk pemeliharaan alat ukur untuk seluruh jaringan komputer
dan sistem telekomunikasi. Kemampuan peserta didik tersebut didapat melalui
penguatan wawasan dunia kerja dan kewirausahaan serta penguasaan
elemen-
elemen pembelajaran lainnya, sehingga dapat menumbuhkan passion serta vision yang dapat
memotivasi dalam merencanakan serta melaksanakan aktivitas belajar pada fase ini maupun fase
berikutnya.
B. Kompetensi Awal
Peserta didik telah memiliki pengetahuan awal tentang:
1. Pemahaman tentang K3LH
2. Pemahaman tentang budaya kerja
3. Pemahaman tentang budaya 5R
Deskripsi:
B. Pemahanan Bermakna
Sebuah jaringan komputer yang mendistribusikan data dari satu kode ke kode lain
membutuhkan sebuah rencana yang baik meliputi rencana kebutuhan pelanggan,
rencana desain topologi jaringan, rencana desain pengkabelan, rencana desain
penempatan perangkat keras. Serta menghitung dana yang dikeluarkan.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Mengapa peserta didik harus mengerti orientasi dasar teknik jaringan komputer
dan telekomunikasi ?
2. Bagaimana bekerja yang baik?
3. Bagaimana memahami K3LH?
4. Pencegahan kecelakaan kerja di tempat tinggi
D. Persiapan Pembelajaran
1. Buku modul teknik jaringan komputer dan telekomunikasi
2. Contoh Dokumen Perencanaan
3. Jobsheet: dokumen kosong perencanaan (soft copy)
4. Internet
E. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa 15 Menit
2. Peserta didik disuruh berdoa terlebih
dahulu sebelum melaksanakan
pembelajaran dan disuruh untuk
menuliskan jumlah salat yang dikerjakan di
hari sebelumnya (Profil beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
4. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik.
5. Mengaitkan kejadian sehari-hari dengan
materi.
6. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan Inti Mulai dari diri 225 menit
1. Peserta didik mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip jaringan dan telekomunikasi dan
belajar dari aneka sumber.
2. Peserta didik menjawab pemantik yang
disampaikan dari guru.
Eksplorasi Konsep
1. Peserta didik membaca uraian materi
tentang jaringan dan telekomunikasi.
Ruang Kolaborasi
1. Peserta didik menjawab pertanyaan
dengan kalimatnya sendiri (Profil Mandiri)
2. Peserta didik lain atau guru menanggapi
jawaban dari peserta lainnya.
Refleksi Terbimbing
1. Peserta didik menanyakan kepada guru jika
mengalami kesulitan saat berdiskusi.
Demonstrasi Kontekstual
1. Peserta didik mengerjakan soal yang ada di
materi dan soal.
Elaborasi Pemahaman
1. Guru membimbing siswa
Siswa bisa bertanya jika ada kesulitan
Uraian Kegiatan Pembelajaran
1. Peserta didik diberikan pertanyaan
pemantik.
2. Peserta didik bertanya jawab mengenai hal
tersebut.
3. Peserta didik diberikan waktu untuk
melakukan eksplorasi mandiri (mencari
referensi dari sumber lain) tentang praktik
kerja yang aman dan bahaya di tempat
kerja dan prosedur dalam keadaan darurat.
4. Peserta didik diberikan penguatan dan
refleksi secara umum.
5. Peserta didik diberikan asesmen diagnostik
kognitif.
6. Peserta didik dibagi menjadi kelompok
berdasarkan asesmen diagnostik kognitif,
masing-masing beranggotakan 5 orang per
kelompok.
7. Peserta didik kemudian diminta untuk
mencermati contoh dokumen perencanaan
serta contoh kebutuhan pengguna dan
diberikan kesempatan untuk bertanya
tentang hal-hal yang perlu dikonfirmasi,
seperti:
● K3LH
● Resiko dan bahaya kerja
● Penggunaan alat keamanan diri
Penutup Koneksi Antar Materi 30 Menit
1. Peserta didik dengan dipandu guru,
membuat simpulan berdasarkan hasil
penelaahan dokumen yang diberikan.
2. Peserta didik melakukan refleksi mengenai
pembelajaran hari ini. Refleksi: Hal penting
apa yang telah dipelajari hari ini?
3. Peserta didik diminta untuk
menyampaikan persepsinya tentang
pembelajaran hari ini (misalnya tentang
dokumen kebutuhan pengguna, skema
logic dan skema jaringan)
4. Guru mengingatkan topik pembelajaran
pada pertemuan berikutnya, yaitu 5R
secara mandiri.
Aksi Nyata
1. Guru memberikan tugas mencari contoh
lain yang ada di sekitar yang berkaitan
dengan materi.
2. Guru memberikan motivasi.
3. Guru menutup dengan memberikan
salam.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 2
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa 15 Menit
2. Peserta didik disuruh berdoa terlebih
dahulu sebelum melaksanakan
pembelajaran dan disuruh untuk
menuliskan jumlah salat yang dikerjakan di
hari sebelumnya (Profil beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
4. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik.
5. Mengaitkan kejadian sehari-hari dengan
materi.
6. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan Inti Mulai dari diri 225 menit
1. Peserta didik mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip jaringan dan telekomunikasi dan
belajar dari aneka sumber.
2. Peserta didik menjawab pemantik yang
disampaikan dari guru.
Eksplorasi Konsep
1. Peserta didik membaca uraian materi
tentang jaringan dan telekomunikasi.
Ruang Kolaborasi
1. Peserta didik menjawab pertanyaan
dengan kalimatnya sendiri (Profil Mandiri)
2. Peserta didik lain atau guru menanggapi
jawaban dari peserta lainnya.
Refleksi Terbimbing
1. Peserta didik menanyakan kepada guru jika
mengalami kesulitan saat berdiskusi.
Demonstrasi Kontekstual
1. Peserta didik mengerjakan soal yang ada di
materi dan soal.
Elaborasi Pemahaman
1. Guru membimbing siswa
2. Siswa bisa bertanya jika ada kesulitan
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 3
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa 15 Menit
2. Peserta didik disuruh berdoa terlebih
dahulu sebelum melaksanakan
pembelajaran dan disuruh untuk
menuliskan jumlah salat yang dikerjakan di
hari sebelumnya (Profil beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
4. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik.
5. Mengaitkan kejadian sehari-hari dengan
materi.
6. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan Inti Mulai dari diri 225 menit
1. Peserta didik mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip jaringan dan telekomunikasi dan
belajar dari aneka sumber.
2. Peserta didik menjawab pemantik yang di
sampaikan dari guru.
Eksplorasi Konsep
1. Peserta didik membaca uraian materi
tentang jaringan dan telekomunikasi.
Ruang Kolaborasi
1. Peserta didik menjawab pertanyaan
dengan kalimatnya sendiri (Profil Mandiri)
2. Peserta didik lain atau guru menanggapi
jawaban dari peserta lainnya.
Refleksi Terbimbing
1. Peserta didik menanyakan kepada guru jika
mengalami kesulitan saat berdiskusi.
Demonstrasi Kontekstual
1. Peserta didik mengerjakan soal yang ada di
materi dan soal.
Elaborasi Pemahaman
1. Guru membimbing siswa
2. Siswa bisa bertanya jika ada kesulitan
Aksi Nyata
1. Guru memberikan tugas mencari contoh
lain yang ada di sekitar yang berkaitan
dengan materi.
2. Guru memberikan motivasi.
3. Guru menutup dengan memberikan
salam.
F. Asesmen
1. Diagnostik Kognitif
2. Hasil Perencanaan/Desain Jaringan
3. Pilihan Ganda
A. LKPD
a. Media
Media: Internet, Googel, Yutube
b. Lembar Analisis
Nama praktik: prosedur kerja/k3LH/Bahaya kerja/pekerjaan di tempat tinggi
Langkah kerja yang dibuat:
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
c. Lembar Penilaian
1. Penilaian Keterampilan Rubrik Penilaian
Penilaian Tidak ada Kurang lengkap Lengkap
Langkah/dialog Tidak ada kejelasan Dianalisis point langkah- Dianalisis dan point-
lengkap (5) langkah tapi kurang tepat (10) point lengkap (20)
Analisis langkah Tidak dianalisis (5) Dianalisis tapi tidak lengkap Dianalisis dan
dialog (10) lengkap (20)
Presentasi Tidak aktif dalam Aktif dalam presentasi dan Aktif dalam
presentasi (5) tidak bisa menjawab presentasi dan
menjawab semua
pertanyaan (20)
Hasil akhir dari Kurang lengkap Kurang lengkap langkah- Lengkap langkah-
kesimpulan langkah- langkahnya langkahnya tapi menyertakan langkahnya dan
yang didapat (10) hasil presentasi (25) menyertakan
kesimpulan hasil
presentasi (40)
2. Penilaian Sikap
NO NAMA Disiplin Kerjasama Tanggung Jawab Jumlah Skor NILAI
*) Ketentuan
1. 20 => jika peserta didik sangat kurang konsisten memperhatikan perilaku yang tertera
dalam indikator
2. 40 => jika peserta didik kurang konsisten memperhatikan perilaku yang tertera dalam
indikator
3. 60 => jika peserta didik mulai konsisten memperhatikan perilaku yang tertera dalam
indikator
4. 80 => jika peserta didik konsisten memperhatikan perilaku yang tertera dalam indikator
5. 100 => jika peserta didik selalu konsisten memperhatikan perilaku yang tertera dalam
indikator
K3LH
1. Konsep K3
Menurut konsep K3 ada aspek K3 diperuntukkan diantaranya:
2. Pengertian K3
A. Pengertian K3
Ada 3 pengertian K3:
1) Secara Etimologi:
K3 adalah memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan
digunakan secara aman dan efisien.
2) Secara Filosofi:
K3 adalah uatu konsep berpikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian
tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam
mencapai adil, makmur, dan sejahtera.
3) Secara Keilmuan:
K3 adalah suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari
tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.
4) Secara institusi:
a. Menurut Occupational Safety Health Administrasi (OSHA)
b. Flippo
c. Hadiningrum
Dari penjelasan dan definisi para ahli yang telah disebutkan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu
hal penting yang harus diterapkan oleh semua perusahaan. Hal ini juga sejalan
dengan amanat Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Pasal 87.
3) Tujuan K3
Menurut Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, tujuan
dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah untuk mencegah kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
Faktor Fisik
Faktor Kimia (uap, gas, debu, asap)
Faktor Biologi
Faktor Fisiologis/Ergonomi
Faktor Psikososial
Penjelasannya:
1) Faktor Fisik
a. Suhu
Frostbite
Chilblain
Trenchfoot
b. Tekanan
Tekanan udara tinggi
Pada pekerja penyelam dan pekerja tambang
c. Kebisingan
Kerusakan indra pendengaran, kejiwaan, berdebar
d. Pencahayaan
Menyebabkan kelainan indra penglihatan
e. Radiasi
Radiasi sinar infra merah
Radiasi sinar ultra violet
Radiasi sinar rontgen
Emosional/Psikis
2) Faktor Kimia
3) Faktor Biologi:
Bakteri, Jamur, Parasit, Virus
4) Faktor Fisiologis:
Kelelahan karena tidak serasi alat kerja, frekuensi, beban, dan lain-lain).
5) Faktor Psikososial
Hubungan sesama pekerja, stress kerja, shift, pasca kerja, dan lain-lain.
a. Banyak masalah yang kurang mendapat perhatian dari para ahli kesehatan dan
institusi pendidikan serta perusahaan.
b. Seorang pekerja biasanya tidak menyadari bahwa masalah yang mereka alami
berhubungan dengan pekerjaan mereka. Bahkan meskipun hubungannya sudah
jelas, mereka tetap akan mengabaikannya karena takut kehilangan pekerjaan.
c. Kesadaran akan PAK sulit dicapai karena lamanya antara pajanan awal dengan
gejala yang muncul pada saat pemeriksaan.
d. Membuat hubungan sebab akibat sulit untuk diakses karena banyaknya jenis
bahaya kerja yang dapat mengenai pekerja.
e. Sejumlah masalah kesehatan yang dicurigai oleh ahli kesehatan sebagai PAK tidak
dilaporkan lebih lanjut karena asosiasinya dengan pekerjaan masih samar dan
karena syarat pelaporan tidak kuat.
f. Bertolak belakang dengan penyakit yang bukan akibat kerja. Penyakit akibat kerja
hampir selalu rentan terhadap pencegahan.
UPAYA PENCEGAHAN
Legislatif Control
Administratif Control
Engineering Control
Medical Control dengan Pelayanan Kesehatan
PENEGAKAN DIAGNOSA
Annamnesa penyakit (keluhan, riwayat pekerjaan, dan penyakit)
Hazard/faktor resiko pekerjaan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tempat kerja
Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan timbulnya gejala dan
penyakit
a. Pelayanan Promotif
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan kerja
Pemeliharaan berat badan ideal
Perbaikan gizi menu seimbang dan makanan sehat
Pemeliharaan tempat, cara, dan lingkungan kerja yang sehat
Konsultasi untuk perkembangan kejiwaan yang sehat
Olah raga fisik dan rekreasi
c. Pelayanan Preventif
Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus:
Imunisasi
Kesehatan lingkungan kerja
Perlindungan diri terhadap bahaya pekerjaan
Penyerasian pekerja dengan mesin, alat kerja
Pengendalian bahaya lingkungan kerja (fisik, kimia, biologi, ergonomi)
Suplemen gizi
Survailance kesehatan kerja
d. Pelayanan Kuratif
e. Pelayanan Rehabilitatif
1) Faktor manusia
Faktor ini merupakan tindakan yang diambil atau tidak diambil untuk
mengontrol cara kerja di perusahaan.
2) Faktor material
Penyebab kecelakaan kerja ini berupa ledakan, kebakaran, dan paparan tidak
terduga dari zat beracun yang digunakan dalam industri yang bersangkutan,
misalnya zat asam atau zat kimia berbahaya.
3) Faktor peralatan
Faktor ini termasuk peralatan yang tidak terjaga dengan baik sehingga rentan
mengalami kegagalan fungsi dan mengakibatkan kecelakaan kerja.
4) Faktor lingkungan
Penyebab kecelakaan kerja ini mengacu pada keadaan tempat kerja, misalnya
suhu, kebisingan, kualitas udara, maupun kualitas pencahayaan.
5) Faktor proses
Ini termasuk ancaman yang muncul dari proses produksi, seperti debu yang
beterbangan, uap, asap, hingga suara bising yang berhubungan dengan faktor
produksi.
Semua kecelakaan harus dilaporkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Ketenagakerjaan. UU Keselamatan Kerja mencantumkan daftar industri yang
memerlukan pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja. Pemeriksaan kesehatan
tahunan juga harus dilakukan.
Pihak pengusaha yang mempekerjakan 100 (seratus) atau lebih pekerja yang
terlibat dalam pekerjaan/kegiatan berisiko tinggi, maka harus menetapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan persyaratan hukum.
Perwakilan pekerja harus menyetujui sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja di tempat kerja; yang juga harus dijelaskan kepada semua pekerja, pemasok, dan
pelanggan. Kementerian Ketenagakerjaan harus mengawasi penerapan sistem tersebut
serta mengevaluasi dan menilai sistem tersebut secara berkala.
kesehatan dan atau moral pekerja, yang tidak diberitahukan atau diberitahukan kepada
pekerja pada saat perjanjian kerja dibuat.
D. Undang–undang Ketenagakerjaan
Hukum ketenagakerjaan di Indonesia diatur di dalam UU No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan. Hukum ketenagakerjaan mengatur tentang segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah kerja.
Tujuan dari dibentuknya hukum ketenagakerjaan adalah untuk:
Selain itu, hukum ketenagakerjaan juga mengatur hubungan antara tenaga kerja
dengan pengusaha. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara
pengusaha dan pekerja/buruh. Hubungan kerja terdiri dari dua macam yaitu hubungan
kerja berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan hubungan kerja
berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Perjanjian kerja yang
dibuat tersebut dapat dilakukan secara tertulis atau lisan. Perjanjian kerja yang
dipersyaratkan secara tertulis harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Mengenai hubungan kerja tersebut diatur di Bab IX Pasal 50-
66 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Perjanjian kerja yang dibentuk
antara pengusaha dan pekerja/buruh haruslah berlandaskan dan sesuai dengan
substansi dari UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan peraturan hukum
lainnya yang terkait.
menurut agama dan kepercayaannya, hak untuk mendapatkan upah atau penghasilan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, hak untuk mendapatkan
perlindungan, kesejahteraan, kesehatan, dan keselamatan kerja.
Apabila pekerja merasa bahwa hak-haknya yang dilindungi dan diatur di dalam UU
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tersebut merasa tidak terpenuhi dan
diabaikan oleh pengusaha maka hal tersebut akan dapat menyebabkan perselisihan-
perselisihan tertentu antara pengusaha dan pekerja. Jika perselisihan itu terjadi, maka
peraturan hukum di Indonesia telah mengaturnya di dalam UU No. 2 Tahun 2004
tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Perselisihan Hubungan
Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara
pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan. Setiap bentuk perselisihan tersebut
memiliki cara atau prosedur tersendiri untuk menyelesaikannya baik itu melalui
perundingan bipartit, mediasi, konsiliasi, arbitrase, atau diselesaikan di Pengadilan
Hubungan Industrial.
● Gambar-gambar/poster
● Tulisan/logo/semboyan/motto
● Simbol-simbol
Beberapa tanda harus dipasang sebagai bagian yang dipersyaratkan dari aturan
kesehatan dan keselamatan kerja untuk membantu mengurangi risiko berbahaya.
Adapun poster merupakan penjelasan yang menjelaskan suatu aktivitas dalam bentuk
sebab dan akibat. Kesemua hal tersebut di atas teraplikasikan dalam rangka untuk
mengingatkan kembali pentingnya prosedur, proses pekerjaan dan hasil pekerjaan yang
aman dan memenuhi standar kualifikasi yang telah ditentukan berdasarkan undang–
undang keselamatan kerja yang berlaku.
● Rambu Larangan
● Rambu Peringatan
● Rambu Pertolongan
● Rambu Prasyarat
Keempat rambu tersebut di atas sangatlah penting untuk dipahami dan
disosialisasikan. Di samping itu dalam kesehariannya perlu adanya contoh sebelum
peserta memasuki areal tempat kerja. Pemasangan tanda isyarat yang dikenal dengan
rambu–rambu di tempat kerja sangatlah penting karena sebagai fungsi kontrol guna
memberikan informasi, tentang kondisi seperti larangan, peringatan, persyaratan
bahkan suatu pertolongan. Oleh karena itu sangatlah perlu adanya penjelasan
pengetahuan tentang simbol, kode tentang tanda yang akan dipasang sebagai rambu-
rambu dengan standar internasional.
● Mengidentifikasi bahaya;
● Menentukan kontrol apa yang dibutuhkan; dan
● Menentukan jenis rambu dan indikator apa yang perlu digunakan.
Rambu–rambu K3 pada umumnya terdiri dari beberapa simbol atau kode yang
menyatakan kondisi yang perlu mendapat atensi bagi siapa saja yang ada di lokasi
tersebut. Guna mempertegas suatu tanda atau rambu, dalam pelaksanaannya
dibedakan dalam bentuk warna–warna dasar yang sangat mencolok dan mudah
dikenali. Warna yang dipasang pada setiap rambu berupa warna:
Adapun bentuk–bentuk kombinasi warna dasar dan tulisan dasar rambu K3 yang
perlu dipahami adalah seperti dalam tabel sebagai berikut:
Penggunaan bentuk rambu yang memuat tanda–tanda atau simbol ada 3 (tiga)
bentuk dasar yaitu:
No Keterangan Simbol
Dan masih banyak lagi di atas hanya sebagian kecil rambu- rambu yang ada.
Kita ketahui bahwa rambu-rambu keselamatan penting untuk ditaati dan dipatuhi
agar kita semua terhindar dari kecelakaan. Berikut ini beberapa gambar dan penjelasan
rambu-rambu.
1) Rambu Larangan
Rambu ini adalah rambu yang memberikan larangan yang wajib ditaati. Siapa
saja yang ada di lingkungan itu harus mematuhinya, tanpa ada pengecualian.
Adapun larangan yang harus ditaati adalah sesuai dengan rambu gambar atau
informasi yang terpasang (Unfallverhutung–sicherheitzeichen). Ciri-ciri rambu
larangan yang sering ditemui yaitu bentuk bulat, latar belakang berwarna putih,
dan logo berwarna hitam, dengan lingkaran terpotong berwarna merah sebagai
berikut:
2) Rambu Peringatan
Seperti yang kita ketahui bersama, tidak semua tempat kerja dapat memenuhi
persyaratan keselamatan dan kesehatan. Bahkan, cukup banyak bangunan tempat
bekerja yang tidak laik untuk difungsikan. Misalnya saja keberadaan ventilasi dan pintu
masuk atau keluar yang terbatas, struktur bangunan yang membahayakan, temperatur
udara yang terlalu ekstrem, maupun tingkat kebisingan yang dapat berisiko terhadap
rusaknya indra pendengaran.
Agar keselamatan pekerja terjamin, maka terdapat beberapa tips yang dapat Anda
terapkan di tempat kerja. Adapun 5 (lima) tips untuk menjamin keselamatan kerja di
tempat kerja adalah sebagai berikut:
2. Lakukan perawatan dan pemeliharaan alat kerja secara rutin Perawatan dan
● Tempat kerja dengan peralatan atau instalasi yang berbahaya dan dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran maupun ledakan.
● Pekerjaan yang berhubungan dengan bahan atau barang yang dapat meledak,
mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau
bersuhu rendah.
● Pekerjaan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran gedung atau bangunan lainnya termasuk juga bangunan
perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah.
● Pekerjaan pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengelolaan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan, dan
lapangan kesehatan.
● Pekerjaan pertambangan dan pengolahan batu-batuan, gas, minyak, panas
bumi atau mineral baik yang dilakukan di permukaan, di dalam, maupun di
dasar perairan.
● Pekerjaan pengangkutan barang, binatang dan manusia yang dilakukan di
daratan, melalui terowongan, permukaan air, di dalam air, maupun di udara.
● Pekerjaan bongkar muat barang di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun,
bandar udara, dan gudang.
● Pekerjaan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.
● Pekerjaan pada ketinggian layaknya di bidang konstruksi bangunan gedung
bertingkat.
● Pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah.
● Pekerjaan yang memiliki risiko tertimbun tanah, kejatuhan, terjatuh, hanyut
atau terpelanting.
● Pekerjaan dalam ruang terbatas seperti tangki, sumur, atau lubang.
● Pekerjaan yang memiliki risiko terkena kotoran, api, asap, gas, sinar atau
radiasi, suara atau getaran.
● Pekerjaan pembuangan atau pemusnahan limbah dan sampah.
● Pekerjaan di bidang pemancaran dan penyiaran televisi, radio, atau telepon.
Dalam hal ini, mengikuti pelatihan dan sertifikasi kompetensi juga harus
relevan terhadap pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang telah ditentukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengikuti pelatihan
dan sertifikasi kompetensi juga dapat menyiapkan pekerja yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang profesional
sehingga mereka siap untuk memberikan kontribusinya sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Bukti bahwa bangunan gedung telah andal dan laik secara fungsi dapat
ditunjukkan dengan terbitnya Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Sertifikat ini diterbitkan
oleh pemerintah daerah atas bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan
telah memenuhi persyaratan kelaikan teknis sesuai fungsi bangunan berdasar hasil
pemeriksaan dari instansi maupun penyedia jasa SLF. Dengan begitu, dapat
disimpulkan bahwa dengan dimilikinya SLF, maka bangunan gedung yang
digunakan sebagai tempat beraktivitasnya manusia telah terjamin keamanannya.
Berikut adalah cara-cara bekerja dengan aman yang bisa menjadi acuan setiap
pekerja dan juga perusahaan.
1) Staff Training
4) Memberikan rambu-rambu
Bagi Anda yang berkecimpung di dunia kerja berkaitan dengan gadget, maka
ada bahaya yang perlu diwaspadai. Risiko kerja ergonomi ini akan dialami bagi Anda
yang banyak menghabiskan waktu di depan layar komputer.
Istilah bahaya ini disebut dengan repetative stain injuries atau cedera akibat
adanya gerakkan repetitif dalam waktu yang lama. Risiko kerja ergonomi merupakan
cedera persendian karena kesalahan gerak atau ketegangan otot yang terjadi secara
terus menerus.
Untuk menghindari hal ini terjadi, maka Anda harus mengetahui posisi duduk
yang benar saat seharian berada di depan komputer atau laptop. Pastikan
menggunakan meja serta kursi pendukung dan meregangkan otot agar tidak terjadi
bahaya tersebut.
2. Bahaya Bekerja Pada Sektor Kimia
Bagi Anda yang berkecimpung di lingkungan dengan zat kimia berbahaya dan
beracun, maka tidak luput dari risiko kecelakaan kerja. Contoh bahaya di tempat
kerja yang bisa Anda alami meliputi reaksi alergi di kulit, mata, hingga keluhan medis
pada bagian pernapasan.
Apalagi jika Anda berkecimpung di area berbahaya tersebut dalam kurun waktu
yang lama. Maka, sangat perlu tindakan pencegahan agar tidak mengalami risiko
kecelakaan kerja yang berpengaruh buruk pada kesehatan Anda.
Bahaya kerja biologis paling mengancam pada tenaga kesehatan. Bahaya ini
berasal dari berbagai mikroorganisme, seperti tumbuhan maupun hewan yang
mengancam kesehatan manusia.
Terdapat berbagai macam penyakit akibat bakteri dan virus, seperti hepatitis B
dan C, HIV atau AIDS, hingga tuberkulosis yang rentan menular ke tenaga
kesehatan.
Contoh bahaya di tempat kerja ini juga dapat mengancam kesehatan orang-
orang yang bekerja dengan hewan. Para pekerja ini rentan terkena penyakit seperti
antraks dan rabies.
Jenis bahaya fisik yang bisa terjadi pada Anda dapat berupa suhu lingkungan
bahkan vibrasi. Bising secara konstan dapat dirasakan oleh pekerja konstruksi
bangunan dan menimbulkan efek yang buruk bagi telinga seperti ketulian.
Budaya Kerja adalah falsafah yang didasari pada pandangan hidup sebagai
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan
dalam suatu kelompok yang tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita,
pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja (Gering Supriyadi
dan Tri Guno). Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga
perilaku sumber daya manusia agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk
menghadapi
Suatu budaya yang kuat akan mendesak lebih banyak pengaruh serta
mendukung atau memengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan dengan dampak
yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat Robbins (2003: 308 dalam Septiadi
dan Zunaidah, 2014: 76). Banyak karyawan yang kurang memperhatikan standar
operasional kerja, sehingga tercipta sebuah budaya kerja yang menurunkan
produktivitas kerja. Budaya kerja yang diterapkan oleh karyawan dapat menjadikan
suatu kebiasaan yang sulit diubah, sehingga memerlukan waktu untuk mengubahnya
kembali.
b. Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja adalah perbandingan kegiatan antara efektivitas keluaran
dengan efektivitas masukan, artinya sebagai sikap mental yang diperlukan untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan dalam setiap pekerjaannya (Muchdarsyah,
2010: 102 dalam Septiadi dan Zunaidah, 2014: 79). Produktivitas kerja mencakup
sikap mental patriotik yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar
pada keyakinan diri bahwa
kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah lebih
baik dari hari ini (Sinungan, 2008: 2).
Nilai dan budaya kerja merupakan bagian dari revolusi mental untuk
mewujudkan manusia yang berintregitas. Mau bekerja keras dan semangat
bergotong–royong. Terdapat lima nilai–nilai dan budaya kerja yang ditetapkan
sebagai acuan para karyawan untuk dipahami dan diamalkan dalam bekerja,
bersikap dan berkontribusi dalam pengembangan industri.
1. Intregitas
2. Profesional
3. Produktif
Produktif adalah sikap yang berkonsep pada hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini (Bambang Tri Cahyono,
1996: 283).
4. Kompetitif
Kompetitif adalah sebuah kata yang menggambarkan situasi kerja saat ini.
Jika dibandingkan dengan era yang terdahulu, lingkungan kerja saat ini jauh lebih
kompetitif. Persaingan yang semakin ketat menuntut kita untuk terus memiliki
sikap kompetitif.
5. Inovatif
D. Budaya Kerja 5R
Mengapa kejadian tersebut sepele? Karena kita semua tidak peduli, tidak
menganggap penting atau tidak mencatat kejadian tersebut, apalagi
menganalisisnya. Wooow. Seharusnya semua kejadian itu dapat dicegah dengan 5R
atau 5 S.
Mengapa 5R penting ?
Meskipun mudah dan murah, akan tetapi kunci dari pelaksanaannya adalah
komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan kita. Komitmen tentu saja yang
berhubungan dengan pimpinan, sedangkan kepedulian sangat berhubungan erat
dengan seluruh karyawan yang ada di lingkungan pekerjaan dan terlibat aktif
seluruhnya sehingga butuh kebersamaan dari seluruh karyawan.
1. Persiapan
2. Penerapan
● Pelatihan bagi tim 5R. Pelatihan singkat diperlukan bagi tim 5R agar
memahami tugas, tujuan, dan kegiatan- kegiatannya.
● Promosi. Promosi perlu dilakukan agar 5R dapat diterima oleh seluruh
karyawan bahkan sebagai media informasi bagi semua orang yang berkunjung
ke tempat kerja, sehingga tempat kerja mendapatkan citra yang positif dari
pengunjung. Promosi dibuat dengan berbagai media misalnya pembuatan
leaflet, poster, banner, logo, slogan- slogan, dan lain-lain. Selain itu juga
dibuat lomba-lomba antar bagian/unit.
● Operasional awal, dengan membandingkan sebelum dan sesudah kegiatan.
Misalnya:
Pada saat penerapan, dibutuhkan pembinaan langsung dari anggota tim agar hasilnya
maksimal. Pelaksanaan 5R dari masing-masing bagian juga diperlukan kreativitas dan seni agar hasilnya
baik dan lebih menarik.
3. Evaluasi
4. Pembudayaan
Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko
tinggi dan menyumbang kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Kompleksitas pelaksanaan
proyek konstruksi yang melibatkan pekerja, peralatan kerja, dan material dalam jumlah
besar dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah
kecelakaan kerja di ketinggian.
Kasus umum yang banyak terjadi di antaranya jatuh dari tangga, jatuh akibat tidak
menggunakan alat pelindung jatuh/tidak menggunakannya dengan benar, ataupun
jatuh akibat melakukan pekerjaan di atas perancah.
Kecelakaan ini biasanya didominasi pekerja sementara yang sama sekali tanpa
pengalaman, mengabaikan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), tidak
mematuhi prosedur keselamatan, dan kurang peduli pada keamanan.
1) Tangga
● Pegang bagian D-Ring pada full body harness dan goyangkan secara
perlahan, pastikan tidak ada webbing/tali yang terpelintir dan
pengencangnya (chest strap) terbuka.
● Pegang tali bahu (shoulder strap) dan masukkan tangan satu persatu ke
dalam tali. Pastikan D-Ring berada di bagian belakang badan Anda,
tepatnya di bagian punggung (antara tulang belikat).
● Tarik dan kencangkan tali kaki (leg strap), lalu pasangkan/hubungkan
pada buckle. Untuk jenis quick connect buckle, Anda akan mendengar
bunyi ―klik‖, jika buckle sudah terpasang dengan benar. Atur
lingkar tali pada kaki sesuai kenyamanan Anda. Pastikan tali kaki tidak
tertukar.
● Pasangkan tali dada (chest strap) dan hubungkan tab buckle pada
receptor sampai terdengar bunyi ―klik‖.
● Pastikan dengan tangan bahwa full body harness sudah terpasang benar
dan tidak ada tali yang terpelintir.
● Biarkan orang yang kompeten memeriksa full body harness dan
memasang lanyard pada D-Ring (bila diperlukan).
3) Perancah
Kabel udara adalah kabel yang ditambatkan pada tiang telepon, di mana
penambatan pada bearer kabel yang terbuat dari lilitan kawat baja atau juga disebut
dengan messenger wire. Jika tidak tersedia berarer, maka kabel dijepit dengan clip
yang ditautkan pada tiang. Kabel udara ditempatkan pada tiang telepon dengan
ketentuan sebagai berikut;
a. Terbuat dari tiang besi dengan panjang 7 meter, 9 meter dan 12 meter
dipasang untuk di dalam kota.
b. Terbuat dari tiang beton dengan panjang 12 meter dipasang untuk luar
kota.
Pemasangan tiang;
a. Memudahkan pemasangan.
b. Memudahkan pemeliharaan.
Didekat sambungan biasanya diberi spare kabel (kabel cadangan) yang diloop
agar tidak terjadi gangguan bending. Hal ini jika terjadi gangguan masih terdapat
sisa kabel yang dapat disambung.
Cara pemasangan kabel udara pada tiang ada dua metode yaitu ';
1. Cara Gantung.
Yaitu kabel digantung pada tiang, dengan tidak memotong bearer, digunakan
untuk;
● tiang yang digunakan untuk kabel distribution atau kabel yang menuju ke
pelanggan atau sekitar perumahan.
Penggunaan Tiang 9 meter atau T-9 adalah untuk;
● tiang yang digunakan untuk jarak 60 meter yang ditempatkan di luar kota
atau penyeberangan jalan raya.
Penggunaan Tiang 12 meter atau T-12 untuk;
● penyeberangan rel kereta api atau penyeberangan sungai yang lebarnya >
50 meter.
Bila Anda akan menyusun prosedur maka hal berikut mungkin bisa
menginspirasi Anda:
● Sama atau sesuai dengan jenis pekerjaan, tetapi secara umum sama dengan
bekerja pada ketinggian pada siang hari seperti: fullbody harness, double hook
lanyard dengan absorber, climbing helmet, safety shoes, dan seterusnya.
● Lampu penerangan kepala, disarankan 3 (tiga) buah, lampu utama, cadangan
dan indikator.
● Penerangan untuk tim di bawah: sejenis senter berkekuatan besar (torch with
narrow angle).
● Lampu indikator untuk menunjukan posisi bawah/darat, karena dalam
kegelapan yang absolut akan sulit bagi pemanjat untuk membedakan mana
bagian atas dan bawah dari menara.
● Peralatan lain yg disarankan sesuai standar perusahaan masing-masing tetapi
paling tidak disediakan: P3K, nomor telepon darurat, pita pembatas area kerja,
dan lain-lain.
2. Persiapan memanjat:
● Sudah pernah memanjat/survei menara yang akan dipanjat pada siang hari
atau sebelum gelap.
● Pastikan pemanjat telah mendapat pelatihan: Teknisi Akses Tali tingkat 1 dan
membawa lisensi yang diterbitkan sesuai dengan jenis pelatihannya.
● Siapkan APD & peralatan sesuai dengan yang disarankan di atas.
● Periksa kelayakan APD & peralatan tersebut untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya, dari pengalaman lampu kepala yang menggunakan
baterai dapat bertahan 8 jam kerja, tetapi belum pernah dibuktikan untuk
kelanjutannya dalam percobaan kami.
3. Mulai memanjat:
● Bagi pemanjat, sama dengan bekerja pada malam hari, pastikan titik tambat
berada di atas kepala atau minimum sebatas dada. Ini untuk memperkecil
jarak jatuh.
● Titik tambat hanya diletakkan di area yang berbeda, untuk memastikan bila
titik tambat gagal di satu tempat tidak berpengaruh terhadap titik tambat
lainnya.
● Gunakan pemeriksaan tambatan: lihat, dengar, dan uji. Lihat di mana Anda
lakukan penambatan atau meletakkan hook, dengar apakah bunyi 'klik' untuk
memastikan penguncian, dan uji dengan sedikit memberikan tarikan untuk
memastikan titik tambatan.
● Kalau bekerja gunakan work positioning lanyard yang biasanya berbentuk
single lanyard.
C. Glosarium
Hardware : merupakan komponen komputer yang secara
fisik dapat dilihat dan diraba, dan merupakan satu kesatuan sehingga
membentuk sebuah komputer yang siap dioperasikan.
LCD : Liquid Cryistal Display merupakan salah satu jenis teknologi yang
digunakan pada monitor komputer.
Keyboard : adalah papan ketik yang biasa kita gunakan
untuk memasukkan karakter, angka, dan simbol ke komputer untuk
diolah menjadi informasi.
Access Point : adalah peralatan yang digunakan sebagai titik
tengah atau penghubung antara komputer- komputer dengan
menggunakan koneksi nirkabel.
Brainware : termasuk dalam bagian komponen pembangun
sistem komputer. Brainware merupakan sebutan atau istilah bagi
seseorang yang mengoperasikan komputer.
Cold Booting : merupakan proses menghidupkan komputer
pada saat perangkat komputer itu dalam keadaan mati atau belum
menyala.
CPU (Central Pro- cessing Unit) atau Prosesor
DHCP (Dynamic Host Configurati-
on Protocol)
: merupakan pemroses data dalam sebuah perangkat komputer.
: merupakan metode yang dilakukan dalam pemberiam nomor IP address pada suatu host
secara otomatis.
I. INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Rasni R, ST
Nama Sekolah : SMK Latanro Enrekang
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : SMK
Alokasi Waktu : 18 jam pelajaran (3 Pertemuan X 6 JP) Elemen :
Media dan jaringan telekomunikasi Capaian Pembelajaran:
Peserta didik mampu menggunakan alat ukur, termasuk pemeliharaan alat ukur untuk
seluruh jaringan komputer dan sistem telekomunikasi yang dipilihnya meliputi
pemahaman tentang praktik kerja yang aman:
1. prinsip dasar sistem IPV4/IPV6
2. prinsip dasar sistem TCP IP
3. prinsip dasar sistem Networking Service
4. prinsip dasar sistem keamanan jaringan telekomunikasi
5. prinsip dasar sistem seluler
6. prinsip dasar sistem microwave
7. prinsip dasar sistem VSAT IP
8. prinsip dasar sistem Optik
9. prinsip dasar sistem WLAN
Selain pemahaman yang dimiliki, peserta didik juga mampu menerapkan:
1. Peralatan atau teknologi di bidang jaringan komputer dan telekomunikasi.
2. Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur untuk seluruh jaringan komputer dan
sistem telekomunikasi.
3. Alat ukur, termasuk pemeliharaan alat ukur untuk seluruh jaringan komputer
dan sistem telekomunikasi. Kemampuan
Peserta didik tersebut didapat melalui penguatan wawasan dunia kerja dan
kewirausahaan serta penguasaan elemen- elemen pembelajaran lainnya, sehingga
dapat menumbuhkan passion serta vision yang dapat memotivasi dalam
merencanakan serta melaksanakan aktivitas belajar pada fase ini maupun fase
berikutnya.
B. Kompetensi Awal
Peserta didik telah memiliki pengetahuan awal tentang:
1. Peserta didik memahami IP address
2. Peserta didik memahami jaringan dasar
3. Peserta didik memahami pengkabelan
C. Profil Pelajar Pancasila
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan muncul pada
peserta didik adalah:
1. Mandiri, ditunjukkan dengan memiliki prakarsa untuk mengembangkan
diri dan tidak tergantung pada orang lain.
2. Kreatif, ditunjukkan dengan keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan.
3. Bernalar kritis, ditunjukkan dengan memproses, mengolah, menganalisis,
merefleksi pemikirannya sendiri.
Deskripsi:
Peserta didik memahami teori media dan jaringan telekomunikasi agar peserta didik
tidak hanya bisa mempraktikkan tapi juga paham apa yang dipraktikkan.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Mengapa peserta didik harus mengerti prinsip dasar pada media dan
jaringan telekomunikasi?
2. Apa perbedaan IP v4 dan IP v6?
3. Bagaimana memahami media dan jaringan telekomunikasi?
D. Persiapan Pembelajaran
1. Buku modul teknik jaringan komputer dan telekomunikasi
2. Contoh Dokumen Perencanaan
3. Jobsheet: dokumen kosong perencanaan (soft copy)
4. Internet
E. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 4
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa 15 Menit
2. Peserta didik disuruh berdoa terlebih
dahulu sebelum melaksanakan
pembelajaran dan disuruh untuk
menuliskan jumlah salat yang dikerjakan di
hari sebelumnya (Profil beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
4. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik.
5. Mengaitkan kejadian sehari-hari dengan
materi.
6. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan Inti Mulai dari diri 225 menit
1. Peserta didik mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip jaringan dan telekomunikasi dan
belajar dari aneka sumber.
2. Peserta didik menjawab pemantik yang
disampaikan dari guru.
Eksplorasi Konsep
1. Peserta didik membaca uraian materi
tentang jaringan dan telekomunikasi.
Ruang Kolaborasi
1. Peserta didik menjawab pertanyaan
dengan kalimatnya sendiri (Profil Mandiri)
2. Peserta didik lain atau guru menanggapi
jawaban dari peserta lainnya.
Refleksi Terbimbing
1. Peserta didik menanyakan kepada guru jika
mengalami kesulitan saat berdiskusi.
Demonstrasi Kontekstual
1. Peserta didik mengerjakan soal yang ada di
materi dan soal.
Elaborasi Pemahaman
1. Guru membimbing siswa
2. Siswa bisa bertanya jika ada kesulitan
Aksi Nyata
1. Guru memberikan tugas mencari contoh
lain yang ada di sekitar yang berkaitan
dengan materi.
2. Guru memberikan motivasi.
3. Guru menutup dengan memberikan
salam.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 5
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa 15 Menit
2. Peserta didik disuruh berdoa terlebih
dahulu sebelum melaksanakan
pembelajaran dan disuruh untuk
menuliskan jumlah salat yang dikerjakan di
hari sebelumnya (Profil beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
4. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik.
5. Mengaitkan kejadian sehari-hari dengan
materi.
6. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan Inti Mulai dari diri 225 menit
1. Peserta didik mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi yang
akan dipelajari dengan menerapkan prinsip
jaringan dan telekomunikasi dan belajar
dari aneka sumber.
2. Peserta didik menjawab pemantik yang
disampaikan dari guru.
Eksplorasi Konsep
1. Peserta didik membaca uraian materi
tentang jaringan dan telekomunikasi.
Ruang Kolaborasi
1. Peserta didik menjawab pertanyaan
dengan kalimatnya sendiri (Profil Mandiri)
2. Peserta didik lain atau guru menanggapi
jawaban dari peserta lainnya.
Refleksi Terbimbing
1. Peserta didik menanyakan kepada guru jika
mengalami kesulitan saat berdiskusi.
Demonstrasi Kontekstual
1. Peserta didik mengerjakan soal yang ada di
materi dan soal.
Elaborasi Pemahaman
1. Guru membimbing siswa
Siswa bisa bertanya jika ada kesulitan,
Uraian Kegiatan Pembelajaran
1. Peserta didik diberikan permasalahan
berupa studi kasus yang harus dikerjakan
pada lembar kerja.
2. Peserta didik diberikan waktu untuk
melakukan eksplorasi mandiri berdasarkan
kegiatan pembelajaran sebelumnya
tentang penggunaan dan pemeliharaan
alat ukur.
3. Guru menjelaskan langkah pengerjaan
jobsheet.
4. Peserta didik mengerjakan jobsheet
perencanaan lembar kerja menggunakan
komputer dengan aplikasi desain (Microsoft
Office) meliputi:
Perbedaan IP v4 dan IP v6
Kegunaan TCP/IP,networking service
Pentingnya keamanan jaringan
telekomunikasi
5. Peserta didik mempresentasikan atau
menyajikan hasil desain atau perencanaan
jaringan secara utuh meliputi:
Kegunaan TCP/IP, networking service
Aksi Nyata
1. Guru memberikan tugas mencari contoh
lain yang ada di sekitar yang berkaitan
dengan materi.
2. Guru memberikan motivasi.
3. Guru menutup dengan memberikan
salam.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 6
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa 15 Menit
2. Peserta didik disuruh berdoa terlebih
dahulu sebelum melaksanakan
pembelajaran dan disuruh untuk
menuliskan jumlah salat yang dikerjakan di
hari sebelumnya (Profil beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
4. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik.
5. Mengaitkan kejadian sehari-hari dengan
materi.
6. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan Inti Mulai dari diri 225 menit
1. Peserta didik mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip jaringan dan telekomunikasi dan
belajar dari aneka sumber.
2. Peserta didik menjawab pemantik yang
disampaikan dari guru.
Eksplorasi Konsep
1. Peserta didik membaca uraian materi
tentang jaringan dan telekomunikasi.
Ruang Kolaborasi
1. Peserta didik menjawab pertanyaan
dengan kalimatnya sendiri (Profil Mandiri)
2. Peserta didik lain atau guru menanggapi
jawaban dari peserta lainnya.
Refleksi Terbimbing
1. Peserta didik menanyakan kepada guru jika
mengalami kesulitan saat berdiskusi.
Demonstrasi Kontekstual
1. Peserta didik mengerjakan soal yang ada di
Materi
Elaborasi Pemahaman
1. Guru membimbing siswa
2. Siswa bisa bertanya jika ada kesulitan,
Aksi Nyata
1. Guru memberikan tugas mencari contoh
lain yang ada di sekitar yang berkaitan
dengan materi.
2. Guru memberikan motivasi.
3. Guru menutup dengan memberikan
salam.
F. Asesmen
1. Diagnostik Kognitif
2. Hasil Perencanaan/Desain Jaringan
3. Pilihan Ganda
pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh peserta didik dapat tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?
7. Apa strategi yang harus dipilih supaya peserta didik dapat menuntaskan
kompetensi?
III. LAMPIRAN
I. LKPD
a. Media
Media : Internet, Modul, PPT, LKPD
b. Lembar Analisis
Nama praktik: perbedaan IP address Langkah kerja
yang dibuat:
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
c. Lembar Penilaian
1. Penilaian keterampilan rubrik penilaian
Penilaian Tidak ada Kurang lengkap Lengkap
Langkah/dialog Tidak ada kejelasan (5) Dianalisis point langkah- Dianalisis dan point-
lengkap langkah tapi kurang point lengkap (20)
tepat (10)
Analisis langkah Tidak dianalisis (5) Dianalisis tapi tidak Dianalisis dan lengkap
dialog lengkap (10) (20)
Presentasi Tidak aktif dalam Aktif dalam presentasi Aktif dalam presentasi
presentasi (5) dan tidak bisa menjawab dan menjawab semua
pertanyaan (20)
2. Penilaian Sikap
No Nama Disiplin Kerja sama Tanggung jawab Jumlah Skor Nilai
*) Ketentuan
1. 20 => jika peserta didik sangat kurang konsisten memperhatikan perilaku yang tertera
dalam indikator
2. 40 => jika peserta didik kurang konsisten memperhatikan perilaku yang tertera dalam
indikator
3. 60 => jika peserta didik mulai konsisten memperhatikan perilaku yang tertera dalam
indikator
4. 80 => jika peserta didik konsisten memperhatikan perilaku yang tertera dalam indikator
5. 100 => jika peserta didik selalu konsisten memperhatikan perilaku yang tertera dalam
indikator
Salah satu perbedaan antara IPV4 dan IPV 6 adalah penampilan dari alamat IP.
IPv4 menggunakan empat 1 byte angka desimal, yang dipisahkan dengan titik
(contohnya 192.168.1.1), sedangkan IPv6 menggunakan angka hexadesimal yang
dipisahkan dengan titik dua (contoh: fe80::d4a8:6435:d2d8:d9f3b11).
a. Fitur Perbedaan
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang
didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu
untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya
IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju
pertumbuhan internet dunia.
IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang
unik. Jumlah yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah
keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.
b. Routing
IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6
memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.
c. Mobilitas
IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan
ke jaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini
mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.
d. Keamanan
IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur
wajib dalam standar implementasi IPv6.
e. Ukuran header
IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang
dapat bervariasi.
IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti
Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum, dan Padding telah
dimodifikasi.
f. Header checksum
IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat
lapis ke 3), sehingga menambah delay.
g. Fragmentasi
IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu,
terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat
menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari
ujung ke ujung.
h. Configuration
IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration di mana ketika sebuah host
terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.
i. Kualitas Layanan
Dalam memecahkan masalah transfer data di atas para ahli jaringan komputer
pun melakukan hal yang sama untuk setiap problem komunikasi data, diciptakan
solusi khusus berupa aturan-aturan untuk menangani problem tersebut. Untuk
menangani semua masalah komunikasi data, keseluruhan aturan ini harus bekerja
sama satu dengan yang lainnya. Sekumpulan aturan untuk mengatur proses
pengiriman data ini disebut sebagai protokol komunikasi data. Protokol ini diterapkan
dalam bentuk program komputer (software) yang terdapat pada komputer dan
perlalatan komunikasi lainnya.
protokol menjadi sederhana. Protokol yang lain tidak perlu mengetahui cara kerja
protokol yang lain, sepanjang ia masih saling mengirim dan menerima data.
Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer atasnya, ia akan
menambahkan informasi tambahan miliknya ke data tersebut. Informasi ini disebut
header yang berfungsi sesuai dengan fungsi protokol tersebut. Setelah itu data
diteruskan ke protokol pada layer di bawahnya.
Lapisan berikutnya adalah internet layer yang bertanggung jawab dalam proses
pengiriman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat tiga macam protokol
yaitu, IP, ARP, dan ICMP. IP (internet Protokol) berfungsi untuk menyampaikan
paket data ke alamat yang tepat. ARP (Address Resolution Protokol) ialah protokol
yang digunakan untuk menentukan alamat hardware dari host yang terletak pada
jaringan yang sama.
Layer Teratas ialah Application Layer. Pada layer inilah terletak semua aplikasi
yang menggunakan protokol TCP/IP seperti email, FTP, HTTP, dan sebagainya.
Dalam jaringan komputer, layanan jaringan adalah aplikasi yang berjalan pada
lapisan aplikasi jaringan ke atas, yang menyediakan penyimpanan data, manipulasi,
presentasi, komunikasi, atau kemampuan lain yang sering diimplementasikan
menggunakan arsitektur client-server atau peer-to-peer berdasarkan protokol
jaringan lapisan aplikasi.
Setiap layanan biasanya disediakan oleh komponen server yang berjalan di satu
atau lebih komputer (sering kali komputer server khusus yang menawarkan banyak
layanan) dan diakses melalui jaringan oleh komponen klien yang berjalan di
perangkat lain. Namun, komponen klien dan server dapat dijalankan pada mesin
yang sama.
Klien dan server akan sering memiliki antarmuka pengguna, dan terkadang
perangkat keras lain yang terkait dengannya.
Keamanan jaringan merupakan bagian yang sangat penting pada saat ini, di
saat perkembangan teknologi yang sangat maju dan hampir semua data yang ada di
dunia ini terintegrasi dengan jaringan komputer maka keamanan jaringan adalah hal
utama yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah jaringan komputer.
Keamanan jaringan merupakan suatu cara dan upaya yang digunakan untuk
memberikan perlindungan atau proteksi terhadap sistem agar terhindar dari
serangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin melakukan
pencurian data.
a. Kerahasiaan (secrecy)
Secrecy berhubungan dengan hak akses untuk membaca data, informasi, dan
suatu sistem komputer. Dalam hal ini suatu sistem komputer dapat dikatakan aman
jika suatu data atau informasi hanya dapat dibaca oleh pihak yang telah diberi
wewenang secara legal.
b. Integritas (integrity)
Integrity berhubungan dengan hak akses untuk mengubah data atau informasi
dari suatu sistem komputer. Dalam hal ini suatu sistem komputer dapat dikatakan
aman jika suatu data atau informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang telah
diberi hak.
c. Ketersediaan (availability)
d. Authentication
e. Akses Kontrol
Dari gambar, dapat dilihat bahwa sistem komunikasi seluler terdiri dari komponen
berikut.
1) PSTN, tersusun atas local networks, exchange area networks, dan long-haul
network. PSTN menginterkoneksikan antara telepon dengan peralatan
komunikasi lain.
2) Mobile Switching Center (MSC) atau Mobile Telephone Switching Office
(MTSO). Dalam sistem komunikasi seluler, MSC berfungsi untuk
menghubungkan antara telepon seluler dengan PSTN. Dalam sistem seluler
analog, MSC berfungsi untuk mengatur agar sistem tetap beroperasi. Suatu
MSC dapat menangani 100.000 pelanggan seluler dan 5.000 panggilan dalam
waktu yang bersamaan.
3) Base Station, sering disebut juga sebagai Base Transceiver Station (BTS) pada
sistem GSM, cell site (site). Pada base station, terdapat beberapa pemancar
(sering kali disebut sebagai transmitter atau TX) dan penerima (receiver atau
RX). TX dan RX akan menangani komunikasi full duplex secara serempak.
Biasanya, TX dan RX dikombinasikan menjadi transceiver (TRX) yang
diletakkan di dalam suatu Radio Base Station (RBS). Base station biasanya juga
mempunyai menara untuk membantu proses pemancaran atau penerimaan
sinyal pada antena.
Microwave atau gelombang mikro ialah salah satu jenis gelombang yang
memiliki frekuensi dan daerah panjang gelombang tertentu. Terlihat pada gambar
di bawah.
Sangat banyak gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat berbeda
karena memiliki panjang gelombang yang berbeda dan frekuensi yang juga
berbeda. Yang perlu diketahui secara umum ialah bagaimana peningkatan energi
dari gelombang sesuai dengan panjang gelombangnya. Semakin kecil panjang
gelombang maka energinya makin besar, begitu pula sebaliknya, sesuai dengan
rumus E=hc/λ . Energi berbanding terbalik dengan λ (panjang gelombang). Maka
sinar gamma-lah yang memiliki energi terbesar sedangkan gelombang radio yang
memiliki energi terendah. Untung saja gelombang radio yang dipakai dalam
komunikasi manusia di bumi, untuk HP menggunakan gelombang mikro.
VSAT adalah singkatan dari Very Small Aperture Terminal. VSAT adalah
antena parabola kecil yang menggunakan satelit untuk jalur komunikasi. Ekstensi
VSAT sendiri mengacu pada ukuran antena, yang biasanya kecil tetapi masih kuat
untuk digunakan sebagai terminal telekomunikasi satelit. Antena VSAT dengan
diameter besar umumnya antara 0,6 dan 2,4 meter. Namun ada juga antena
VSAT besar dengan panjang 3-6 meter. Dengan menggunakan satelit di luar
angkasa, sistem telekomunikasi VSAT dapat menempuh jarak jauh. VSAT
digunakan untukberlangganan internet satelit, data, TV, LAN, suara, faks, dan
VoIP.
VSAT adalah sistem komunikasi Wide Area Network atau WAN. Singkatnya,
WAN adalah jaringan yang memiliki jangkauan yang sangat luas dan dapat
mencakup negara atau benua. Apa fungsi VSAT? VSAT adalah alat yang berguna
untuk menerima dan mengirimkan sinyal ke dan dari satelit. Sementara satelit
bertindak sebagai pengikut sinyal ketika menerima sinyal dari VSAT. Kemudian
sinyal yang ditransmisikan oleh satelit mencapai hub atau kantor pusat.
a. VSAT C-Band
Dalam hal alokasi bandwidth untuk VSAT C-band, PSN menyediakan layanan
VSAT Internet Protocol (VSAT-IP) dengan rasio bandwidth multi-klien dan layanan
single carrier per channel (SCP) yang membatasi ketersediaan bandwidth tertentu
(Khusus) untuk memastikan setiap terminal VSAT.
b. VSAT Ku-Band
Ubiqu adalah layanan VSAT Ku-Band terbaru dari PSN yang menawarkan
koneksi broadband dengan perangkat antena yang lebih kecil dan harga yang
lebih rendah.
Layanan Ubiqu dapat digunakan siapa saja yang membutuhkan koneksi
internet, baik itu di rumah, di sekolah, di pedesaan (kantor desa), di perusahaan
kecil dan menengah (UKM), di klinik, di rumah sakit, dan berbagai jenis
perusahaan lintas industri.
Jaringan VSAT dapat digunakan untuk transmisi data, suara, dan video
berdasarkan protokol Internet Protocol (IP). Karena VSAT adalah teknologi
berbasis satelit di mana penundaan propagasi terjadi karena penghapusan satelit
dari permukaan bumi, aplikasi yang menggunakan teknologi ini harus dilakukan
sehingga jumlah transfer klien-server yang berselang dipertahankan seminimal
mungkin berkurang.
Serat optik, fiber optik atau kabel optik adalah saluran transmisi terbuat dari
kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan data melalui media
berupa cahaya dari suatu tempat ke tempat lain dengan waktu yang sangat cepat
dan data yang sangat besar (Saydam, 1997).
Fiber optik dikembangkan pada akhir tahun 1960 yang terbuat dari bahan
dielektrik berbentuk seperti kaca. Di dalam fiber inilah energi cahaya yang
dibangkitkan oleh sumber cahaya disalurkan sehingga dapat diterima di ujung
unit penerima (receiver).
Kelebihan serat optik dibandingkan dengan media transmisi yang lain adalah
sebagai berikut (Widodo, 1995):
Memiliki bandwidth yang sangat lebar. Dalam sistem digital dapat mencapai
orde gigahertz, sehingga mampu membawa informasi yang sangat besar.
Ukuran sangat kecil dan murah, sehingga mudah dalam penanganan dan
instalasi.
Isyarat cahaya tidak terpengaruh oleh derau elektris maupun medan
magnetis.
Isyarat dalam kabel serat terjamin keamanannya.
Karena dalam serat tidak terdapat tenaga listrik, maka tidak akan terjadi
ledakan maupun percikan api. Di samping itu serat tersebut tahan terhadap
gas beracun, bahan-bahan kimia, dan air, sehingga cocok bila ditanam di
bawah tanah.
Susutan sangat rendah, sehingga memperkecil jumlah sambungan dan
jumlah pengulang (repeater). Yang pada gilirannya akan menurunkan
biaya.
b. Cladding (Selubung)
Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat
merambat ke ujung lainnya. Cladding yaitu lapisan selimut/selubung yang
dilapiskan pada core yang memiliki diameter antara 125–250 µm. Cladding juga
terbuat dari gelas tetapi indeks biasnya lebih kecil dari indeks bias core.
Hubungan antara kedua indeks dibuat kritis karena untuk memungkinkan
terjadinya pemantulan total dari berkas cahaya yang merambat berada di bawah
sudut kritis sewaktu dilewatkan sepanjang serat optik.
c. Coating (Pelindung)
Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis yang melindungi serat optik
dari kerusakan dan sebagai pengkodean warna pada serat optik. Coating yaitu
bagian pelindung lapisan inti dan selimut yang terbuat dari bahan plastik elastis
(PVC) yang berfungsi untuk melindungi serat optik dari tekanan luar.
WLAN adalah singkatan dari Wireless Local Area Network yaitu suatu jenis
jaringan komputer yang menggunakan gelombang radio sebagai alat atau media
transmisi data. Informasi atau data ditransfer dari satu komputer ke komputer
yang lainnya menggunakan gelombang radio. Frekuensi radio yang digunakan
jaringan WLAN ini untuk koneksi, transmisi data, atau point access (titik akses)
adalah transciver dua arah yang bekerja di 2,4 GHz (802.11b, 802.11g) hingga 5
GHz (802.11a).
Fungsi utama Wireless LAN adalah untuk mengakses jangkauan wilayah LAN
atau area lokal menggunakan jaringan nirkabel (tanpa kabel) dengan frekuensi
radio. Jaringan tersebut dibangun dari empat komponen utama yaitu: Access
point, mobile atau desktop PC, wireless LAN interface, dan atnena.
Cara kerja yang digunakan pada WLAN yaitu melalui jaringan tanpa kabel
atau melalui udara yaitu menggunakan glombang elektromagnetik dengan
teknologi spread spectrum technology (SST). Teknologi ini mampu membuat
penggunanya bisa menggunakan satu pita frekuensi secara bersamaan. Teknologi
ini (STT) merupakan salah satu pengembangan dari teknologi sebelumnya yaitu
Code Division Multiple Access (CDMA).
Instalasi WLAN tergolong mudah dan juga cepat, sebab dapat dilakukan
tanpa harus memasangkan kabel di atap/dinding.
c) Fleksibilitas Tinggi
e) Scalable
Teknologi WIFI ini merupakan teknologi yang berbasis pada standar IEEE
802.11. memiliki kemampuannya yang memperbolehkan Jaringan Area Lokal
(Local Area Network atau LAN) untuk beroperasi tanpa memerlukan kabel
(nirkabel), Teknologi WIFI ini menjadi semakin populer dan menjadi pilihan
praktis bagi sebagian besar jaringan bisnis ataupun rumah tangga.
WiFi sering disebut juga dengan WLAN atau Wireless Local Area
Network. Sinyal radio adalah kunci yang memungkinan komunikasi dalam
jaringan WiFi. Teknologi WiFi ini menggunakan dua frekuensi gelombang radio
dalam mengirimkan dan menerima sinyal radio. Kedua frekuensi gelombang
radio tersebut adalah frekuensi 2,4GHz dan 5GHz.
b. Jaringan Ad-Hoc