Anda di halaman 1dari 3

TEORI ALIRAN MAHZAB WIENA

Hans Kelsen

Kelemahan teori-teori berdasarkan kehendak negara melahirkan sebuah teori baru, yang
mendasarkan diri pada norma hukum yang telah ada terlebih dahulu. Tokoh terkenal dari teori
ini adalah Hans Kelsen dengan mazhabnya yaitu Mazhab Wina. Menurut Kelsen, ada dan
mengikatnya kaidah hukum internasional didasarkan oleh ada dan mengikatnya kaidah
hukum lain yang lebih tinggi. Ada dan mengikatnya kaidah hukum yang lebih tinggi itu
didasarkan oleh ada dan mengikatnya kaidah hukum yang lebih tinggi lagi. Demikian
seterusnya hingga sampai pada suatu puncak piramida kaidah-kaidah hukum yang dinamakan
kaidah dasar (grundnorm) yang tidak lagi dapat dijelaskan secara hukum melainka nharus
diterima adanya sebagai hipotesa asal (ursprungs hypothese). Menurut Kelsen, kaidah dasar
dari hukum internasional itu adalah prinsip atau asas pacta sunt servanda.

Teori ini menjelaskan bahwa, pada dasarnya dasar mengikatnya hukum internasional
bukanlah merupakan kehendak negara melainkan berdasarkan pada norma hukum. Suatu
kaidah pada dasarnya didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi diatasnya begitu pula
seterusnya. Dan segala sesuatunya dikembalikan kepada kaidah dasar, dan kaidah dasar yang
dianut oleh mazhab ini adalah asas "pacta sun servanda". Kelebihan teori ini adalah Kekuatan
mengikat Hukum Internasional didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi hingga sampai pada
kaidah dasar (Grundnorm). Kelemahan dari tori ini adalah tidak dapat menjawab mengapa
kaidah dasar itu sendiri mengikat. Ini mengakibatkan sistem yang tadinya logis menjadi
blurred atau tidak jelas, karena tidak mungkin persoalan kekuatan mengikatnya hukum
internasional itu didasarkan pada suatu hipotesis.
Dalam perjalannya banyak pihak yang menentang mazhab wina di cambrigde misalnya,
seperti yang dikemukakan oleh fichte dan hegel atau kant yang lebih mengutamakan spirit
dan pemikiran dari pada logika dan fisik, sehingga orang yakin bahwa sains harus belajar dari
filsafat dan potivisme logis ( Mazhab wina )juga bersebrangan dengan idealisme model
jerman, Lingkaran wina menggunakan relativitas einstein (yang pada masa itu bertentangan
dengan akal sehat)untuk melawan pendapat kant, meskipun demikian mazhab ini
meninggalkan aliran potivisme yang sampai sekarang masih kuat

Contoh kasus

Pada tanggal 22 Oktober 1946, dua cruisers Inggris dan dua kapal perusak, datang
dari selatan memasuki Selat Corfu Utara. Selat yang mereka susuri yang berada di perairan
Albania dinyatakan sebagai aman: selatnya pernah disapu pada 1944 dan disapu kembali
pada tahun 1945. Salah satu kapal perusaknya, Saumarez membentur ranjau dan rusak parah.
Kapal perusak yang lain, Volage dikirim untuk membantu kapal Saumerez dan ketika sedang
mendereknya, membentur ranjau lain dan rusak lebih parah lagi. Empat puluh lima perwira
dan pelaut Inggris kehilangan hidupnya dan 42 lainnya terluka.
Sebuah insiden juga terjadi di perairan ini, pada bulan Mei 1946: sebuah battery
Albania menembakkan ke arah dua cruisers Inggris. Pemerintah Inggris memprotes dan
menyatakan bahwa innocent passage lewat selat adalah hak yang dikenal dalam hukum
internasional. Pemerintah Albania menyatakan bahwa kapal perang asing dan kapal dagang di
larang masuk laut teritorial Albania tanpa izin sebelumnya, dan pada Agustus ke dua 1946,
pemerintah Inggris menyatakan bahwa apabila dimasa depan tembakan di lepaskan kepada
kapal perang Inggris yang melintasi selat maka kapal Inggris akan membalasnya.
 
Setelah ledakan tanggal 22 Oktober Pemerintah Inggris mengirimkan nota ke Albania
perihal niatnya untuk melakukan sweeping di Corfu Chennel. Jawaban Albania adalah bahwa
ijin tidak dapat diberikan kecuali operasi penyapuan ranjau berada di luar laut teritorial
Albania dan bahwa penyapuan ranjau yang dilakukan di perairan-perairan tersebut
merupakan  pelanggaran kedaulatan Albania, penyapuan yang dilakukan oleh Angkatan Laut
Inggris terjadi pada tanggal 12-13 November 1946, di laut teritorial Albania dan berada
dalam jarak yang sebelumnya di sapu, 22 ranjau dijinakkan, ranjau-ranjau tersebut adalah tipe
GY buatan Jerman.
Inggris menuntut ganti rugi atas kerusakan kapal-kapalnya dan korban-korban yang
meninggal. Albania menolak tuntutan tersebut. Inggris mengajukan kasus ini kepada
Mahkamah Internasional pada tanggal 22 Mei 1947.

Anda mungkin juga menyukai