Tugas Akhir Perencanaan Dan Evaluasi
Tugas Akhir Perencanaan Dan Evaluasi
Oleh :
FITRI AYU NOPIYANTI
(21281125)
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kelimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga sampai detik ini kita masih dapat menjalankan,
merasakan,dan menikmati indahnya kehidupan. Dengan limpahan -Nya juga saya dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Saya juga berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Perencanaan dan Evaluasi
Kesehatan '’ Ibu Una Zaida, SE., M. Kes yang telah memberikan tugas ini sehingga saya
selaku penulis dapat mengasah keterampilan membaca , menulis dan menyusun makalah
dengan baik.
Makalah ini disusun tidak hanya untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Perencanaan dan
Evaluasi Kesehatan. Akan tetapi, diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai proses penyusunan perencanaan sosialisasi kesehatan. Dengan selesainya
makalah ini diharapkan Ibu dosen pengampu berkenan memberikan kritik, saran, tanggapan
atau tambahan untuk menyempurnakan makalah yang saya susun ini. Semoga makalah ini
bermanfaat baik bagi saya selaku penulis khususnya maupun bagi orang yang membaca
makalah ini pada umumnya.
Penulis
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIALISASI KESEHATAN
DI KECAMATAN AIKMEL
Kecamatan Aikmel merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten
Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kecamatan Aikmel terbentuk
sejak tahun 1898, Kecamatan Aikmel adalah salah satu kecamatan tertua yang ada di
Kabupaten Lombok Timur setelah terbentuknya Kabupaten Lombok Timur pada tahun
1958. Kecamatan Aikmel terdiri dari 24 Desa dan 137 dusun, 800 RT dengan luas
wilayah 122.92 km2 dengan tinggi wilayah dari permukaan laut berkisar antara 194-900
meter.
Dalam bidang Kesehatan, budaya masyarakat Kecamatan Aikmel masih melekat, seperti
upaya pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara “Bejampi” atau membaca
mantra sehingga orang bisa cepat menjadi sembuh. Selanjutnya, “Bubus Apus” dengan
melulurkan ramuan keseluruh anggota badan serta upaya pengobatan juga dilakukan
dengan cara mandi pada tempat-tempat yang dianggap keajaiban yang bisa
menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, seperti yang sering dilakukan masyarakat
bertempat di “ Nyiur Baya, Timba Kepek dan Timba Bawi” dan lokasi-lokasi lain yang
dianggap memiliki keajaiban yang sama melakukan pengobatan.
Budaya pengobatan tradisional tersebut, kini telah angsur-angsur punah karena
masyarakat menganggap bahwa ilmu kedokteran lebih baik, lebih cepat dan praktis untuk
melakukan pengobatan bila dibandingkan dengan pengobatan secara tradisional.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat perubahan yang sangat besar
dalam merubah kondisi sosial budaya masyarakat Kecamatan Aikmel sehingga dengan
perkembangan tersebut maka segala bentuk kegiatan baik itu pengobatan dan lain
sebagainya serba modern. Berdasarkan survey yang dilaksanakan oleh peneliti, bahwa
terdapat 3 (tiga) dan 1 (satu) unit PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT sebagai
tempat rujukan, jika ada salah seorang sanak keluarga mereka yang sakit dan terdapat 157
unit lokasi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). 1 buah Klinik Kesehatan Hamzar, dan
terdapat
9 (sembilan) lokasi tetap dokter Praktik, baik kebidanan, dokter Gigi dan dokter lainnya
sebagai tempat rujukan bagi masyarakat Kecamatan Aikmel dalam melakukan
pengobatan. Dengan demikian bahwa program pembangunan dalam bidang kesehatan
masyarakat di desa Aikmel telah berjalan dengan baik karena telah banyak didukung oleh
sumber daya manusia dan perkembangan teknologi yang mempengaruhi kondisi dan
sistem sosial budaya masyarakat Kecamatan Aikmel.
Ditinjau dari data Dinas Kesehatan Lombok Timur Oktober 2022 beberapa penyakit
dengan kasus tertinggi di Kecamatan Aikmel diantara nya Stunting, Hipertensi, serta TBC
(Tuberkulosis).
1. Hipertensi
Hipertensi atau yang sering dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan salah satu
penyakit yang paling sering menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh
dunia.Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang banyak diderita oleh
kelompok lansia dan bersifat pandemik yang mana hal ini berpengaruh terhadap tingginya
angka morbiditas dan mortalitas. Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena
termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai gejala terlebih dahulu.
Di Kecamatan Aikmel sendiri Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang
sering terjadi setiap bulannya. Ada sekitar 65 kasus setiap bulannya penderita diatas 18
tahun mengalami Hipertensi.
Penyebab hipertensi sendiri sangat berhubungan dengan gaya hidup dan dampaknya tidak
bisa diremehkan. Pasalnya, hipertensi yang berlangsung berkepanjangan dan tidak diatasi
bisa memicu berbagai komplikasi, termasuk meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti
penyakit jantung maupun strok.
2. TBC (Tuberkulosis)
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis di paru. Kondisi ini, kadang disebut juga dengan TB paru.
Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru menyebabkan gangguan pernapasan, seperti
batuk kronis dan sesak napas. Penderita TBC biasanya juga mengalami gejala lain seperti
berkeringat di malam hari dan demam. Pengobatan penyakit tuberkulosis biasanya
membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat guna
mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik. Jika tidak ditangani dengan segera, TBC
dapat berakibat fatal. Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi bagian
organ tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak,
kondisi ini dinamakan dengan TB ekstra paru.
Di Kecamatan Aikmel Sendiri Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit yg
sering terjadi setiap bulannya. Ada sekitar 22 kasus setiap bulannya penderita dengan
umur kisaran 25-54 tahun menderita Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri
ini menyebar ketika seseorang menghirup percikan ludah (droplet) saat penderita TBC
batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bernyanyi. Meski TBC dikategorikan sebagai
penyakit menular, penularan penyakit ini tidak secepat pilek dan flu.Pada TBC laten,
penderita umumnya tidak mengalami gejala. Umumnya, penderita baru menyadari dirinya
menderita tuberkulosis setelah menjalani pemeriksaan untuk penyakit lain.
3. Stunting
Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis pada tumbuh kembang anak dimana
meyebabkan usia anak tidak sesuai dengan tinggi badannya. Hal ini tidak hanya
disebabkan ketika anak sudah lahir ke dunia, melainkan pemantauan dan asupan gizi
ketika hamil pun rentan menyebabkan stunting. Banyak yang perlu diperhatikan oleh ibu-
ibu hamil terkait dengan bagaimana menjaga kehamilan, memenuhi kebutuhan gizi ibu
dan janin, yang semuanya jika diabaikan bisa menyebabkan komplikasi pada persalinan
bahkan stunting.
Di Kecamatan Aikmel sendiri angka Stunting sampai saat ini sangat tinggi setiap
bulannya ada sekitar 160 balita penderita stunting dengan kisaran umur 0-59 bulan.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi
tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya
organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga
kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh
tidak sempurna.
Status gizi pada ibu hamil penting untuk menentukan apakah seorang wanita dapat
melewati masa kehamilannya dengan baik tanpa gangguan. Gizi yang diterima ibu hamil
haruslah cukup, karena jika ibu hamil mengalami gizi kurang akan banyak komplikasi
yang mungkin terjadi saat masa kehamilan. Ibu hamil kurang gizi akan menimbulkan
dampak pada kesehatan janin dalam kandungannya.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi Kronis
terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal Tumbuh pada anak
balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu Lama serta terjadinya infeksi
berulang, dan kedua faktor penyebab ini Dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai
terutama dalam 1.000 HPK. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan
menurut umurnya Lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Standar dimaksud
terdapat Pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa dokumen lainnya.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari Dampak jangka
panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang Anak. Stunting
mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan Anak tidak maksimal.
Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat Dewasa. Stunting juga menjadikan
anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak Stunting berisiko lebih tinggi menderita
penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan berbagai bentuk masalah gizi
diperkirakan berkontribusi Pada hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap
tahunnya.
1.2 TUJUAN ANALISIS
a. Tujuan Umum
- Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Aikmel.
b. Tujuan khusus
- Memberikan pelatihan kepada para kader pembangunan manusia (KPM) agar
dapat memahami permasalahan stunting dan upaya pencegahan dan
penanganan stunting di Kecamatan Aikmel khususnya.
- Memfasilitasi desa untuk mengoptimalkan penggunaan Dana Desa dalam
RKPDesa dan APBDesa untuk intervensi stunting.
- Mendukung desa dan masyarakat untuk memantau dan memastikan
konvergensi lima paket layanan pada rumahtangga 1000 HPK menerima dan
melaporkan hasilnya;
- Peningkatan kapasitas dalam mendukung program pencegahan stunting pada
praktik pembangunan Desa diperlukan guna memastikan tersedianya kegiatan
pelayanan sosial dasar bidang kesehatan dan pendidikan di desa, serta
Dalam menentukan prioritas masalah , penentuan prioritas masalah dapat dilakukan dengan
metode USG ( Urgensi , Seriousness, Growth).
Keterangan : Range 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa prioritas masalah utama kesehatan yang di Kecamatan
Aikmel adalah Stunting. Dimana Range total USG (Urgensi, Seriousness , Growth)
menunjukkan angka yang paling tinggi. Sehingga permasalahan stunting menjadi prioritas
utama yang harus diselesaikan di Kecamatan Aikmel.
a. Penyediaan pemeriksaan kehamilan / antenatal care secara rutin setiap bulan pada
setiap dusun yang berada di Kecamatan Aikmel dalam rangka pengawasan dan
pencegahan stunting sejak dini.
b. Memberikan pemberdayaan terhadap perbaikan pola makan, pola asuh, sanitasi dan
akses air bersih .
1) Pola Makan
Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi
jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.
Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak
sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah
dan sayur.
Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi
diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih
banyak daripada karbohidrat.
2) Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik
dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.
Dimulai dari edukasi tentang kesehatab reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal
bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan
gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali
selama kehamilan.
Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah
agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi
berusia 6 bulan.
Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan
pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah
hati ke Posyandu setiap bulan.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan
kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan
dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa
biaya di Posyandu atau Puskesmas.
3) Sanitasi dan Akses Air Bersih Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan,
termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak
pada risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci
tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
4) Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua
(seorang ibu) maka, dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya.
Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa
mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi
5) Atau ibu dan anaknya
Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya / Sumber Waktu & Tempat Penanggung jawab Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)