ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan guna mengetahui fenomena dari bentuk-bentuk alih kode,
campur kode dan deskripsi dari faktor-faktor penyebab terjadinya fenomena alih kode
dan campur kode pada video wawancara di kanal Youtube Najwa Shihab bersama
Maudy Ayunda dengan judul “Catatan Najwa bersama Maudy Ayunda | Catatan
Najwa”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif
karena objek yang diteliti adalah tuturan yang mengandung alih kode dan campur kode.
Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan Maudy Ayunda dalam wawancara di
kanal Youtube Najwa Shihab bersama Maudy Ayunda dengan judul “Catatan Najwa
bersama Maudy Ayunda | Catatan Najwa” diunggah pada tanggal 19 Maret 2019.
Peneliti mengumpulkan data dengan teknik simak catat. Selanjutnya, mendekripsikan
data dengan melalui proses perekaman data, transkripsi data, dan penganalisisan data
terpilih setelah klasifikasi data dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah
ditemukan 18 tuturan yang terdiri dari 5 alih kode dan 13 data lainnya masuk kedalam
fenomena campur kode. Alih kode keluar (exsternal code swatching) merupakan bentuk
alih kode yang terdapat dalam penelitian ini, sedangkan bentuk-bentuk dari campur
kode yang terdapat pada tuturan Maudy yaitu exsternal code mixing atau campur kode
keluar. Faktor penyebab dari terjadinya alih kode pada penelitian ini karena faktor
penutur. Sedangkan fenomena lain ditemukan yakni data-data yang mengarah pada
faktor penyebab terjadinya campur kode dalam penelitian ini, faktor tersebut timbul
karena keterbatasan penutur ketika menggunakan kode serta faktor keinginan
penggunaan istilah yang lebih popular dan trend. Kata kunci: alih kode, campur kode,
Maudy Ayunda, video Youtube
Abstract
This research was conducted to find out the phenomenon of the forms of code
switching, code mixing and descriptions of the factors that cause the phenomenon of
code switching and code mixing in the video interview on Najwa Shihab's Youtube
channel with Maudy Ayunda with the title "Najwa's Notes with Maudy Ayunda | Note
Najwa ". This research uses a descriptive method with a qualitative approach because
the object studied is speech that contains code switching and code mixing. The source of
the data in this study was Maudy Ayunda's speech in an interview on Najwa Shihab's
Youtube channel with Maudy Ayunda with the title "Najwa's Notes with Maudy
Ayunda | Najwa's
Notes” was uploaded on March 19 2019. The researcher collected data using the
notetaking technique. Next, describe the data by going through the process of recording
data, data transcription, and analyzing the selected data after data classification is
carried out. The results of the study show that 18 utterances have been found consisting
of 5 code switching and 13 other data that fall into the code mixing phenomenon.
Outgoing code switching (external code swatching) is a form of code switching found in
this study, while the forms of code mixing found in Maudy's utterances are external
code mixing or exit code mixing. The causative factor of code switching in this study is
due to the speaker factor. Meanwhile, another phenomenon was found, namely data that
led to the factors causing code-mixing in this study, these factors arise due to the
limitations of speakers when using the code and the factor of wanting to use terms that
are more popular and trends.
Keywords: code switching, code mixing, Maudy Ayunda, Youtube video.
PENDAHULUAN
Bahasa digunakan oleh seseorang, dan salah satu tujuan utamanya adalah untuk
mencapai tujuan komunikatif. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan dan
memahami pesan orang lain. Di zaman sekarang ini, penggunaan bahasa oleh
masyarakat sendiri semakin beragam. Orang Indonesia umumnya berbicara tiga bahasa
yang berbeda, yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing. Dapat dilihat
bahwa masyarakat Indonesia dapat dikatakan sebagai masyarakat bilingual. Moeliono
(1981:48) Bilingual adalah seseorang yang mengenal penggunaan bahasa lain. Penutur
dapat menggunakan bahasa pertamanya sebagai bahasa ibu atau bahasa lainnya. Dengan
keragaman tersebut, memungkinkan orang untuk mengubah bahasa yang mereka
gunakan ke bahasa lain saat berkomunikasi. Fenomena linguistik ini disebut alih kode.
Alih kode Jendra (Lestari dan Rosalina, 2022) memiliki dua bentuk yang
mengakibatkan alih bahasa dalam komunikasi, yaitu alih kode internal dan alih kode
eksternal. Adapun penyebab terjadinya alih kode, ada beberapa faktor penyebabnya.
Menurut Suwito (dalam Rulyandi dkk, 2014), ada enam faktor yang mempengaruhi
terjadinya fenomena alih kode yaitu faktor subjek, otoritas, kepribadian ketiga, lawan
bicara, pembicara dan penciptaan sense of humor. . . Mayerhoff (2006:114)
menyebutkan alih kode sebagai fenomena peralihan antar bahasa yang berbeda. Dapat
dipahami bahwa seseorang yang mengubah cara bicaranya mencapai tujuan komunikatif
sesuai dengan faktor sosial yang terjadi. Seperti perjodohan, alih kode dilakukan untuk
menciptakan kompatibilitas bahasa, sehingga lebih mudah untuk menyampaikan pesan
tertentu dalam bahasa tertentu.
Fenomena alih kode tidak dapat dipisahkan dari fenomena campur kode.
Munculnya fenomena campur kode disebabkan oleh penambahan bahasa lain ke dalam
bahasa lisan pada waktu yang bersamaan. Mesthrie (2001:443) menunjukkan apakah
campur kode adalah bahasa yang terkait ketika tata bahasa dari dua kode terjalin.
Dengan demikian, perbedaan antara alih dan campur kode terlihat jelas pada penutur itu
sendiri, alih kode dilakukan dengan cara yang menyadari transmisi tuturan, sedangkan
campur kode dilakukan secara tidak sadar dengan menambahkan bahasa lain ke dalam
tuturan yang digunakan.
Campur kode dalam tiga cara: campur kode hibrid, campur kode melalui bagian
dalam sistem dan campur kode melalui bagian luar. Beberapa faktor penyebab
terjadinya campur kode antara lain cuaca, perubahan musim dan kejadian eksternal
lainnya. Jendra (dalam Lestari dan Rosalina, 2022) meyakini ada 13 alasan terjadinya
alih kode. Alasan-alasan ini meliputi materi pelajaran, prestise, membangun selera
humor, batasan kode, istilah populer yang digunakan, fungsi bahasa, gaya bicara, serta
tempat dan waktu. Jendra percaya orang ketiga, lawan dan tujuan juga menjadi
penyebab terjadinya alih kode. Dia percaya tingkat dan variasi pembicaraan adalah
alasan lain terjadinya alih kode selain tema, tempat, dan waktu.
Seiring dengan berkembang pesatnya teknologi membuat banyak kemudahan bagi
seseorang ketika melakukan proses komunikasi dengan menggunakan berbagai media
sosial. Salah satunya yaitu Youtube. Media sosial seperti Youtube memang sangat bebas
dalam menggunakan bahasa pada konten videonya. Di Indonesia sendiri banyak kita
temukan youtuber berbakat yang lahir bukan hanya dari orang-orang biasa, tetapi dari
mereka yang memang sebelumnya sudah banyak dikenal seperti jurnalis Najwa Shihab.
Dalam penelitian ini Najwa telah membuat video wawancara bersama seorang artis
pintar bernama Maudy Ayunda.
Selain menjadi artis Maudy Ayunda dikenal sebagai seorang perempuan cerdas
yang banyak dijadikan panutan bagi anak muda zaman sekarang karena bakat dan
kecerdasannya. Bukan hanya itu, Maudy dianggap memiliki perhatian lebih terhadap
dunia pendidikan serta kesungguhannya dalam menuntut ilmu yang sampai membuat
banyak orang tertarik tidak terkecuali Najwa Shihab yang mewawancarainya dalam
kanal youtube miliknya. Dalam video diketahui jika Maudy Ayunda memiliki keinginan
untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri yaitu antara Standford atau Harvard
University. Banyak penggemarnya yang penasaran terhadap hal demikian, inilah yang
kemudian membuat Najwa mewawancarai Maudy Ayunda. Di sini peneliti menetapkan
Maudy Yaunda sebagai objek karena Maudy Ayunda adalah seseorang yang bertutur
dengan lebih dari satu bahasa saja, atau biasa disebut sebagai masyarakat bilingual.
Tujuan dalam penelitian ini, meliputi (1) mendeskripsikan bentuk alih kode dalam video
Youtube Najwa Shihab; (2) mendeskripsikan bentuk campur kode dalam video Youtube
Najwa Shihab; (3) mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode dan
campur kode dalam video Youtube Maudy Ayunda. Kajian sosiolinguistik digunakan
dalam penelitian ini karena subjek merupakan masyarakat bilingual.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian adalah dari video di kanal Youtube milik
Mata Najwa yang berjudul “Catatan Najwa bersama Maudy Ayunda” pada tanggal 19
Maret 2019. Data penelitian ini didapat melalui tuturan yang mengandung alih kode dan
campur kode.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak catat.
Dalam tahapanya terdapat prosedur pengumpulan data yang dilakukan yakni
diantaranya, (1) Menyimak ujaran yang dilakukan oleh penutur yaitu Maudy Ayunda
dalam video berjudul “Catatan Najwa bersama Maudy Ayunda | Catatan Najwa”; (2)
Mendengarkan dengan seksama video dan secara berulang pada data yang ditemukan;
(3) Mencatat data yang terbukti mengandung fenomena alih kode dan campur kode pada
ujaran Maudy Ayunda. Selanjutnya, beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti agar
proses menganalisis data dapat berjalan dengan baik dilakukan tahapan berikt. (1)
Penyeleksian data atau reduksi data; (2) Klasifikasi data; (3) Penganalisisan data.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil riset atau penelitian dari video kanal YouTube Najwa Shihab,
diperoleh 18 pernyataan Maudy Ayunda dalam videonya Catatan Najwa dengan Maudy
Ayunda, yang terdiri dari lima data alih kode dan tiga belas data campur kode.
Ditemukan bentuk alih kode eksternal yaitu alih kode dari bahasa asing ke bahasa
sendiri yaitu dari bahasa Indonesia yaitu B1 ke bahasa Inggris yaitu B2 oleh Maudy
Ayunda. Campur kode adalah akibat penambahan bahasa asing secara tidak sadar pada
kode B1 atau kode bahasa Indonesia yang dicampur dengan B2. Hal ini terlihat pada
data dimana perubahan bahasa dari B2 ke B1 menunjukkan tujuan dan maksud
pembicara. Sebaliknya, campur kode juga dapat dilihat ketika menambahkan kode atau
istilah baru menyebabkan perubahan bahasa secara tidak sadar. Ini karena penutur
menggunakan kode, istilah, dan bahasa terbatas yang tidak mereka ketahui dalam
percakapan sehari-hari. Hal ini menyebabkan terjadinya campur kode karena banyak
orang yang tidak menyadari perubahan tersebut dan menjadi lebih santai saat berbicara.
DAFTAR PUSTAKA
Nurlianiati, M. S., Hadi, P. K., & Meikayanti, E. A. (2019). Campur Kode dan Alih
Kode dalam Video Youtube Bayu Skak. Widyabastra: Jurnal Ilmiah
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(1), 1-8.
Lestari, P., dan Rosalina, S. (2022). Alih Kode dan Campur Kode dalam Interaksi Sosial
antara Penjual dan Pembeli. DISASTRA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. 4 (1), 12-19. DOI: http://dx.doi.org/10.29300/disastra.v4i1.4703
Moeliono, A.M. (1981). Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Ancangan Alternatif
di dalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Nurjanah, L.P.N. (2021). Alih Kode dan Campur Kode dalam Konten Video Youtube
Suhay Salim. Sapala. 8 (3), 41-55.
Rohmani, S., Fuady, A., & Anindyarini, A. (2013). Analisis alih kode dan campur kode
pada novel negeri 5 menara karya Ahmad Fuadi. Basastra, 1(2), 328-345.
Rosnaningsih, A. (2019). Analisis Campur Kode dan Alih Kode Bahasa Inggris ke
dalam Bahasa Indonesia pada Novel Wandu Berhentilah Menjadi Pengecut Karya
Tasaro. Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8(2),
2532.
Rulyandi. dkk. (2014). Alih Kode dan Campur Kode dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA. Jurnal Paedagogia. 17 (1), 27-39.
Zuhro, R., dan Raharjo, R.P. (2022). Alih Kode dan Campur Kode pada Tuturan
Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Perspektif Sosiolinguistik. Jurnal
Bastra. 7 (2), 193-197.