Anda di halaman 1dari 10

Alih Kode dan Campur Kode Video Wawancara Berjudul “Catatan Najwa

Bersama Maudy Ayunda | Catatan Najwa”


Muhammad Mundir Hisyam
Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang e-mail:
muhammad.mundir.2102116@students.um.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan guna mengetahui fenomena dari bentuk-bentuk alih kode,
campur kode dan deskripsi dari faktor-faktor penyebab terjadinya fenomena alih kode
dan campur kode pada video wawancara di kanal Youtube Najwa Shihab bersama
Maudy Ayunda dengan judul “Catatan Najwa bersama Maudy Ayunda | Catatan
Najwa”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif
karena objek yang diteliti adalah tuturan yang mengandung alih kode dan campur kode.
Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan Maudy Ayunda dalam wawancara di
kanal Youtube Najwa Shihab bersama Maudy Ayunda dengan judul “Catatan Najwa
bersama Maudy Ayunda | Catatan Najwa” diunggah pada tanggal 19 Maret 2019.
Peneliti mengumpulkan data dengan teknik simak catat. Selanjutnya, mendekripsikan
data dengan melalui proses perekaman data, transkripsi data, dan penganalisisan data
terpilih setelah klasifikasi data dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah
ditemukan 18 tuturan yang terdiri dari 5 alih kode dan 13 data lainnya masuk kedalam
fenomena campur kode. Alih kode keluar (exsternal code swatching) merupakan bentuk
alih kode yang terdapat dalam penelitian ini, sedangkan bentuk-bentuk dari campur
kode yang terdapat pada tuturan Maudy yaitu exsternal code mixing atau campur kode
keluar. Faktor penyebab dari terjadinya alih kode pada penelitian ini karena faktor
penutur. Sedangkan fenomena lain ditemukan yakni data-data yang mengarah pada
faktor penyebab terjadinya campur kode dalam penelitian ini, faktor tersebut timbul
karena keterbatasan penutur ketika menggunakan kode serta faktor keinginan
penggunaan istilah yang lebih popular dan trend. Kata kunci: alih kode, campur kode,
Maudy Ayunda, video Youtube

Abstract
This research was conducted to find out the phenomenon of the forms of code
switching, code mixing and descriptions of the factors that cause the phenomenon of
code switching and code mixing in the video interview on Najwa Shihab's Youtube
channel with Maudy Ayunda with the title "Najwa's Notes with Maudy Ayunda | Note
Najwa ". This research uses a descriptive method with a qualitative approach because
the object studied is speech that contains code switching and code mixing. The source of
the data in this study was Maudy Ayunda's speech in an interview on Najwa Shihab's
Youtube channel with Maudy Ayunda with the title "Najwa's Notes with Maudy
Ayunda | Najwa's
Notes” was uploaded on March 19 2019. The researcher collected data using the
notetaking technique. Next, describe the data by going through the process of recording
data, data transcription, and analyzing the selected data after data classification is
carried out. The results of the study show that 18 utterances have been found consisting
of 5 code switching and 13 other data that fall into the code mixing phenomenon.
Outgoing code switching (external code swatching) is a form of code switching found in
this study, while the forms of code mixing found in Maudy's utterances are external
code mixing or exit code mixing. The causative factor of code switching in this study is
due to the speaker factor. Meanwhile, another phenomenon was found, namely data that
led to the factors causing code-mixing in this study, these factors arise due to the
limitations of speakers when using the code and the factor of wanting to use terms that
are more popular and trends.
Keywords: code switching, code mixing, Maudy Ayunda, Youtube video.
PENDAHULUAN
Bahasa digunakan oleh seseorang, dan salah satu tujuan utamanya adalah untuk
mencapai tujuan komunikatif. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan dan
memahami pesan orang lain. Di zaman sekarang ini, penggunaan bahasa oleh
masyarakat sendiri semakin beragam. Orang Indonesia umumnya berbicara tiga bahasa
yang berbeda, yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing. Dapat dilihat
bahwa masyarakat Indonesia dapat dikatakan sebagai masyarakat bilingual. Moeliono
(1981:48) Bilingual adalah seseorang yang mengenal penggunaan bahasa lain. Penutur
dapat menggunakan bahasa pertamanya sebagai bahasa ibu atau bahasa lainnya. Dengan
keragaman tersebut, memungkinkan orang untuk mengubah bahasa yang mereka
gunakan ke bahasa lain saat berkomunikasi. Fenomena linguistik ini disebut alih kode.
Alih kode Jendra (Lestari dan Rosalina, 2022) memiliki dua bentuk yang
mengakibatkan alih bahasa dalam komunikasi, yaitu alih kode internal dan alih kode
eksternal. Adapun penyebab terjadinya alih kode, ada beberapa faktor penyebabnya.
Menurut Suwito (dalam Rulyandi dkk, 2014), ada enam faktor yang mempengaruhi
terjadinya fenomena alih kode yaitu faktor subjek, otoritas, kepribadian ketiga, lawan
bicara, pembicara dan penciptaan sense of humor. . . Mayerhoff (2006:114)
menyebutkan alih kode sebagai fenomena peralihan antar bahasa yang berbeda. Dapat
dipahami bahwa seseorang yang mengubah cara bicaranya mencapai tujuan komunikatif
sesuai dengan faktor sosial yang terjadi. Seperti perjodohan, alih kode dilakukan untuk
menciptakan kompatibilitas bahasa, sehingga lebih mudah untuk menyampaikan pesan
tertentu dalam bahasa tertentu.
Fenomena alih kode tidak dapat dipisahkan dari fenomena campur kode.
Munculnya fenomena campur kode disebabkan oleh penambahan bahasa lain ke dalam
bahasa lisan pada waktu yang bersamaan. Mesthrie (2001:443) menunjukkan apakah
campur kode adalah bahasa yang terkait ketika tata bahasa dari dua kode terjalin.
Dengan demikian, perbedaan antara alih dan campur kode terlihat jelas pada penutur itu
sendiri, alih kode dilakukan dengan cara yang menyadari transmisi tuturan, sedangkan
campur kode dilakukan secara tidak sadar dengan menambahkan bahasa lain ke dalam
tuturan yang digunakan.
Campur kode dalam tiga cara: campur kode hibrid, campur kode melalui bagian
dalam sistem dan campur kode melalui bagian luar. Beberapa faktor penyebab
terjadinya campur kode antara lain cuaca, perubahan musim dan kejadian eksternal
lainnya. Jendra (dalam Lestari dan Rosalina, 2022) meyakini ada 13 alasan terjadinya
alih kode. Alasan-alasan ini meliputi materi pelajaran, prestise, membangun selera
humor, batasan kode, istilah populer yang digunakan, fungsi bahasa, gaya bicara, serta
tempat dan waktu. Jendra percaya orang ketiga, lawan dan tujuan juga menjadi
penyebab terjadinya alih kode. Dia percaya tingkat dan variasi pembicaraan adalah
alasan lain terjadinya alih kode selain tema, tempat, dan waktu.
Seiring dengan berkembang pesatnya teknologi membuat banyak kemudahan bagi
seseorang ketika melakukan proses komunikasi dengan menggunakan berbagai media
sosial. Salah satunya yaitu Youtube. Media sosial seperti Youtube memang sangat bebas
dalam menggunakan bahasa pada konten videonya. Di Indonesia sendiri banyak kita
temukan youtuber berbakat yang lahir bukan hanya dari orang-orang biasa, tetapi dari
mereka yang memang sebelumnya sudah banyak dikenal seperti jurnalis Najwa Shihab.
Dalam penelitian ini Najwa telah membuat video wawancara bersama seorang artis
pintar bernama Maudy Ayunda.
Selain menjadi artis Maudy Ayunda dikenal sebagai seorang perempuan cerdas
yang banyak dijadikan panutan bagi anak muda zaman sekarang karena bakat dan
kecerdasannya. Bukan hanya itu, Maudy dianggap memiliki perhatian lebih terhadap
dunia pendidikan serta kesungguhannya dalam menuntut ilmu yang sampai membuat
banyak orang tertarik tidak terkecuali Najwa Shihab yang mewawancarainya dalam
kanal youtube miliknya. Dalam video diketahui jika Maudy Ayunda memiliki keinginan
untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri yaitu antara Standford atau Harvard
University. Banyak penggemarnya yang penasaran terhadap hal demikian, inilah yang
kemudian membuat Najwa mewawancarai Maudy Ayunda. Di sini peneliti menetapkan
Maudy Yaunda sebagai objek karena Maudy Ayunda adalah seseorang yang bertutur
dengan lebih dari satu bahasa saja, atau biasa disebut sebagai masyarakat bilingual.
Tujuan dalam penelitian ini, meliputi (1) mendeskripsikan bentuk alih kode dalam video
Youtube Najwa Shihab; (2) mendeskripsikan bentuk campur kode dalam video Youtube
Najwa Shihab; (3) mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode dan
campur kode dalam video Youtube Maudy Ayunda. Kajian sosiolinguistik digunakan
dalam penelitian ini karena subjek merupakan masyarakat bilingual.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian adalah dari video di kanal Youtube milik
Mata Najwa yang berjudul “Catatan Najwa bersama Maudy Ayunda” pada tanggal 19
Maret 2019. Data penelitian ini didapat melalui tuturan yang mengandung alih kode dan
campur kode.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak catat.
Dalam tahapanya terdapat prosedur pengumpulan data yang dilakukan yakni
diantaranya, (1) Menyimak ujaran yang dilakukan oleh penutur yaitu Maudy Ayunda
dalam video berjudul “Catatan Najwa bersama Maudy Ayunda | Catatan Najwa”; (2)
Mendengarkan dengan seksama video dan secara berulang pada data yang ditemukan;
(3) Mencatat data yang terbukti mengandung fenomena alih kode dan campur kode pada
ujaran Maudy Ayunda. Selanjutnya, beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti agar
proses menganalisis data dapat berjalan dengan baik dilakukan tahapan berikt. (1)
Penyeleksian data atau reduksi data; (2) Klasifikasi data; (3) Penganalisisan data.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kajian dilakukan pada video dari kanal Youtube Najwa Shihab. Berjudul "Najwa
dengan Catatan Maudy Ayunda | Video" Catatan Najwa", diunggah pada 19 Maret
2019. Dalam video berdurasi 26 menit 8 detik ini ditemukan fenomena alih kode dan
campur kode yang melibatkan kedua bahasa, yakni bahasa Indonesia ( B1) dan Bahasa
Inggris (B2). Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 18 data berupa ujaran dari
Maudy Ayunda, dimana 5 ujaran merepresentasikan fenomena alih kode, 13 ujaran
dinyatakan sebagai fenomena campur kode, dijelaskan di bawah ini.
1. Bentuk Alih Kode
Alih kode dapat ditemukan atau didengar dengan jelas ketika ada jeda antara dua
bahasa saat berbicara. Dalam alih kode Jendra (Lestari dan Rosalina, 2022), setidaknya
terdapat dua bentuk alih kode yang mengakibatkan alih bahasa dalam komunikasi, yaitu
pertama alih kode internal, yaitu jenis alih kode antar bahasa dalam suatu negara
( lokal). dan nasional) atau lokal ke lokal) dan alih kode keluar (external code switching)
adalah jenis alih kode yang disebabkan oleh perubahan dari bahasa nasional ke bahasa
asing. Peneliti mengambil 13 data alih kode dari Maudy Ayunda dan berupa alih kode
eksternal. Berikut adalah lima sampel data dari studi alih kode pernyataan Maudy
Ayunda yang dilakukan.
Tabel 1. Data dan Analisis Fenomena Alih Kode
No Menit Data Analisis
1 01.30 “Pokoknya ceritanya seremserem, Dalam data tuturan tersebut
‘You will never get it’ lah. So I ditemukan fenomena alih kode
also apply.’ yang dilakukan oleh penutur
yakni Maudy Ayunda yang
secara tidak sadar
melakukannya ketika
berbincang atau diwawancarai
oleh Najwa Shihab. Dapat
diperhatikan bahwa Maudy
Ayunda mengawali ujarannya
dengan bahasa pertamanya
yakni B1 (Bahasa Indonesia)
lalu beralih ke bahasa kedua
atau B2 (Bahasa Inggris).
Peralihan bahasa tersebut
ditandai dengan ujaran kalimat
B2 sebagai berikut beserta
terjemahannya. ‘You’ll never
get it’ lah. So I also apply.’ =
Kamu tidak akan
mendapatkan itu. Jadi aku
juga melama (mendaftar).
2 01.55 “dan dari cerita-cerita mereka, they Dalam data tuturan tersebut
feel like they have really grown dari ditemukan fenomena alih kode
that experience.” yang dilakukan oleh penutur
yakni Maudy Ayunda secara
tidak sadar melakukannya
ketika berbincang atau
diwawancarai oleh Najwa
Shihab. Dapat diperhatikan
bahwa Maudy Ayunda
mengawali ujarannya dengan
bahasa pertamanya yakni B1
(Bahasa Indonesia) lalu beralih
ke bahasa kedua atau B2
(Bahasa Inggris). Peralihan
bahasa tersebut ditandai
dengan ujaran kalimat B2
sebagai berikut beserta
terjemahannya. “they feel like
they’ve really grown dari that
experience.” = mereka merasa
seperti mereka telah benar-benar
berkembang dari
pengalamannya.
3 02.12 “Terus abis itu just exposure to Dalam data tuturan tersebut
inspirational speakers and ditemukan fenomena alih kode
approachnya Standford tuh juga yang dilakukan oleh penutur
sangat experience based.” yakni Maudy Ayunda secara
tidak sadar melakukannya
ketika berbincang atau
diwawancarai oleh Najwa
Shihab Najwa Shihab. Dapat
diperhatikan bahwa Maudy
Ayunda mengawali ujarannya
dengan bahasa pertamanya
yakni B1 (Bahasa Indonesia)
lalu beralih ke bahasa kedua
atau B2 (Bahasa Inggris).
Peralihan bahasa tersebut
ditandai dengan ujaran kalimat
B2 sebagai berikut beserta
terjemahannya. just exposure to
inspirational speakers = Hanya
ada pada pembicara
inspirasional.

and approachnya Standford tuh


juga sangat experience based.”=
dan pendekatan Standford yang
di dasari pengalaman.
4 02.36 “tapi, aku juga selalu tahu bahwa I Dalam data tuturan tersebut
want do something to do with ditemukan fenomena alih kode
education.” yang dilakukan oleh penutur
yakni Maudy secara tidak sadar
melakukannya ketika
berbincang atau diwawancarai
oleh Najwa Shihab. Dapat
diperhatikan bahwa Maudy
Ayunda mengawali ujarannya
dengan bahasa pertamanya
yakni B1 (Bahasa Indonesia)
lalu beralih ke bahasa kedua
atau B2 (Bahasa Inggris).
Peralihan bahasa tersebut
ditandai dengan ujaran kalimat
B2 sebagai berikut beserta
terjemahannya. “I want do
something to do with education.”
= aku ingin
melakukan sesuatu dengan
pendidikan.
5 2.04 “Tapi waktu SD tuh belum se clear Dalam data tuturan tersebut
itu tapi cuman yang mungkin ditemukan fenomena alih kode
emmm.. liat poster-poster Harvard yang dilakukan oleh penutur
terus masih yang baru ngeliat yakni Maudy Ayunda yang
institusinya aja gituloh, it’s
something woow like all
the smart people go there and imagne secara tidak sadar
how much I can lern.”
melakukannya ketika
berbincang atau diwawancarai
oleh Najwa Shihab. Dapat
diperhatikan bahwa Maudy
Ayunda mengawali ujarannya
dengan bahasa pertamanya
yakni B1 (Bahasa Indonesia)
lalu beralih ke bahasa kedua
atau B2 (Bahasa Inggris).
Peralihan bahasa tersebut
ditandai dengan ujaran kalimat
B2 sebagai berikut beserta
terjemahannya. “it’s something
wow like all the smart people go
there and imagne how much I
can lern.” = itu sesuatu yang
wow seperti semua orang pintar
pergi ke sana (Harvard) dan
berimajinasi seberapa banyak
yang bisa aku pelajari.”

2. Bentuk Campur Kode


Suandi (2020) melaporkan bahwa campur kode terjadi dalam tiga bentuk yang
berbeda. Yang pertama adalah campur kode ke dalam, ketika penutur secara tidak sadar
mencampurkan bahasa asli mereka dengan bahasa daerah yang masih ada di negara
yang sama. Yang kedua adalah campur kode hibrid, yang terjadi ketika penutur secara
tidak sadar menambahkan bahasa asing ke dalam bahasa lokal mereka. Terakhir, campur
kode luar terjadi ketika penutur secara tidak sengaja menyisipkan bahasa asing dalam
pernyataannya. Penelitian ini berfokus pada bahasa Inggris yang dicampur dengan
bahasa Indonesia.
Tabel 2. Data dan Analisis Fenomena Campur Kode
No Menit Data Analisis
1 0.44 “Sekarang sih sebenernya aku Dalam data ujaran di samping
udah punya.. apa yaa.. ditemukan satu fenomena
kecenderungan ke salah satu campur kode yang terjadi
pilihan itu.. gitu ya, cuman.. akibat penutur yakni Maudy
mungkin nanti di revealnya.” Ayunda secara tidak sadar
menyisipkan kata reveal yang
merupakan kosakata dari
bahasa inggris ke dalam B1
yakni bahasa Indonesia yang
sedang digunakannya, berikut
adalah terjemahannya. Reveal
= Memperlihatkan (di dalam
konteks ini bisa diartikan
sebagai hasil yang akan
diungkapkan)

2 01.10 “Jadi akutuh sebenernya awalnya, Dalam data ujaran di samping


mmm.. dari dulu tuh punya mimpi ditemukan satu fenomena
ngambil MBA Stanford itu, tapi campur kode yang terjadi
karena susah banget masuknya akibat penutur yakni Maudy
acceptance ratenya itu kecil.” Ayunda secara tidak sadar
menyisipkan kata yang
merupakan kosakata dari
bahasa inggris ke dalam B1
yakni bahasa Indonesia yang
sedang digunakannya, berikut
adalah kata yang dimaksud
beserta terjemahannya. MBA
= MBA di sini memiliki
kepanjangan Management
Business Administration yang
berarti Menejemen Bisnis
Administrasi (jurusan),
acceptance ratenya = Peluang
diterima.
3 1.26 “Terus kalo setiap aku baca dan Dalam data ujaran di samping
ngebrowsing tuh pokoknya ceritanya ditemukan satu fenomena
serem-serem pokoknya” campur kode yang terjadi akibat
penutur yakni Maudy Ayunda
secara tidak sadar
menyisipkan kata yang
merupakan kosakata dari
bahasa inggris ke dalam B1
yakni bahasa Indonesia yang
sedang digunakannya, berikut
adalah kata yang dimaksud
beserta terjemahannya.
Browsing = Mencari melalui
browser (Membuka internet).
4 01.50 “Ohh.. Ada Something yang lain sih.. Dalam data tuturan tersebut
karena sebenernya temen aku ada ditemukan fenomena campur
beberapa yang lulusan situ gitu.” kode yang dilakukan oleh
penutur yakni Maudy Ayunda
secara tidak sadar dengan
menyisipkan beberapa kata
yang merupakan kosakata
dari bahasa inggris ke dalam
tuturan bahasa
Indonesia yang sedang
digunakan, berikut kata yang
dimaksud dan terjemahannya.
Something = Sesuatu.
5 2.04 “Aku emang interested in business Dalam data ujaran di samping
juga, and like technology kaya ditemukan satu fenomena
gitugitu dan the idea of studying campur kode yang terjadi akibat
deket banget dari Sillicon Valey” penutur yakni Maudy
Ayunda secara tidak sadar
menyisipkan kata yang
merupakan kosakata dari
bahasa inggris ke dalam B1
yakni bahasa Indonesia yang
sedang digunakannya, berikut
adalah kata yang dimaksud
beserta terjemahannya.
Interested in business =
Tertarik pada bisnis; and like
technology = dan seperti
teknologi; the idea of studying =
Ide untuk belajar.

3. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Fenomena Alih Kode dan


Campur Kode
Penelitian ini melihat campur kode dan alih kode melalui kacamata teori Suwito.
laporan ini mengkaji apa yang menyebabkan fenomena tersebut melalui analisis efek
dari enam faktor Rulyandi et al. Ini termasuk materi pelajaran, prestise, pembicara dan
audiens pihak ketiga, lawan bicara, humor dan penggunaan bahasa. Penelitian ini
melihat campur kode dan alih kode melalui kacamata teori Suwito. laporan ini mengkaji
apa yang menyebabkan fenomena tersebut melalui analisis efek dari enam faktor
Rulyandi et al. Ini termasuk materi pelajaran, prestise, pembicara dan audiens pihak
ketiga, lawan bicara, humor dan penggunaan bahasa.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan terdapat lima fenomena alih kode
pada tuturan Maudy Ayunda yang terjadi karena faktor penutur atau Maudy Ayunda
ingin mengungkapkan atau menegaskan tentang apa yang ingin disampaikan berkaitan
dengan maksud dan tujuan dari tuturan tersebut kepada lawan bicara dan penonton dari
video tersebut.
Munculnya fenomena campur kode dalam penelitian ini pertama-tama
disebabkan terbatasnya penggunaan kode yang ditunjukkan oleh data nomor ke-1 dan
ke-2. Kemungkinan penutur tidak mengetahui keberadaan kata yang bersesuaian. ingin
bertutur sedemikian rupa sehingga secara tidak sadar menimbulkan fenomena campur
kode dengan menggabungkan B1 yaitu bahasa Indonesia B2 dengan bahasa Inggris.
Selain itu, faktor lain yang dapat ditemukan persis pada data nomor 3, 4 dan 5 adalah
penutur menggunakan kosa kata bahasa Inggris karena istilah tersebut memungkinkan
penutur untuk mengenali kata-kata yang lebih populer dan situasi percakapan lebih
santai untuk dilakukan.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil riset atau penelitian dari video kanal YouTube Najwa Shihab,
diperoleh 18 pernyataan Maudy Ayunda dalam videonya Catatan Najwa dengan Maudy
Ayunda, yang terdiri dari lima data alih kode dan tiga belas data campur kode.
Ditemukan bentuk alih kode eksternal yaitu alih kode dari bahasa asing ke bahasa
sendiri yaitu dari bahasa Indonesia yaitu B1 ke bahasa Inggris yaitu B2 oleh Maudy
Ayunda. Campur kode adalah akibat penambahan bahasa asing secara tidak sadar pada
kode B1 atau kode bahasa Indonesia yang dicampur dengan B2. Hal ini terlihat pada
data dimana perubahan bahasa dari B2 ke B1 menunjukkan tujuan dan maksud
pembicara. Sebaliknya, campur kode juga dapat dilihat ketika menambahkan kode atau
istilah baru menyebabkan perubahan bahasa secara tidak sadar. Ini karena penutur
menggunakan kode, istilah, dan bahasa terbatas yang tidak mereka ketahui dalam
percakapan sehari-hari. Hal ini menyebabkan terjadinya campur kode karena banyak
orang yang tidak menyadari perubahan tersebut dan menjadi lebih santai saat berbicara.

DAFTAR PUSTAKA
Nurlianiati, M. S., Hadi, P. K., & Meikayanti, E. A. (2019). Campur Kode dan Alih
Kode dalam Video Youtube Bayu Skak. Widyabastra: Jurnal Ilmiah
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(1), 1-8.

Lestari, P., dan Rosalina, S. (2022). Alih Kode dan Campur Kode dalam Interaksi Sosial
antara Penjual dan Pembeli. DISASTRA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. 4 (1), 12-19. DOI: http://dx.doi.org/10.29300/disastra.v4i1.4703
Moeliono, A.M. (1981). Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Ancangan Alternatif
di dalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Nurjanah, L.P.N. (2021). Alih Kode dan Campur Kode dalam Konten Video Youtube
Suhay Salim. Sapala. 8 (3), 41-55.

Rohmani, S., Fuady, A., & Anindyarini, A. (2013). Analisis alih kode dan campur kode
pada novel negeri 5 menara karya Ahmad Fuadi. Basastra, 1(2), 328-345.

Rosnaningsih, A. (2019). Analisis Campur Kode dan Alih Kode Bahasa Inggris ke
dalam Bahasa Indonesia pada Novel Wandu Berhentilah Menjadi Pengecut Karya
Tasaro. Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8(2),
2532.

Rulyandi. dkk. (2014). Alih Kode dan Campur Kode dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA. Jurnal Paedagogia. 17 (1), 27-39.

Zuhro, R., dan Raharjo, R.P. (2022). Alih Kode dan Campur Kode pada Tuturan
Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Perspektif Sosiolinguistik. Jurnal
Bastra. 7 (2), 193-197.

Anda mungkin juga menyukai