Disusun oleh:
AGILIA WIDINATA
NIM : P1337425119066
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan lain karena akan mempengaruhi kesehatan
keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang memiliki fungsi
untuk mengunyah, berbicara, dan mempertahankan bentuk muka, sehingga
menjaga kesehatan gigi sedini mungkin sangat penting, agar dapat bertahan
lama dalam dalam rongga mulut. Kesehatan mulut berarti bebas dari kanker
tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi,
kehilangan gigi dan penyakit lainnya, sehingga terjadi gangguan yang
membatasi dalam menggigit, mengunyah, berbicara, dan kesejahteraan
psikososial Agar terhindar dari gangguan tersebut,maka kita harus menjaga
kesehatan gigi dan mulut (WHO, 2012). .
Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut maka hal yang harus
diperhatikan salah satunya yaitu dengan cara menyikat gigi. Tetapi warga
Indonesia belum terbiasa dengan menyikat gigi secara tepat. Berdasarkan
Riskesdas 2018 menyikat gigi adalah kegiatan membersihkan gigi
menggunakan sikat gigi atau alat lain dengan atau tanpa pasta gigi. Perilaku
benar dalam menyikat gigi yaitu setiap hari, minimal dua kali sehari, sesudah
sarapan dan sebelum tidur malam. Menurut Riskesdas di Indonesia terdapat
94.5% yang menyikat gigi setiap hari. Tetapi hanya 2.8% yang menyikat gigi
dengan benar (Kemenkes, 2018). Salah satu upaya untuk meningkatkan
persentase menyikat gigi yang benar adalah dengan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang alat yang digunakan untuk menyikat gigi salah satunya
yaitu sikat gigi (Ambarwati dkk, 2017).
Sikat gigi yang beredar saat ini bermacam-macam variasi dalam hal
bentuk, ukuran, kekakuan bulu sikat gigi. Umumnya bulu sikat gigi terdiri
dalam 3 jenis yaitu halus (soft), sedang (medium), dan keras (hard). Kekakuan
bulu sikat ini berpengaruh dalam pembersihan gigi. Kekakuan bulu sikat
1
2
tersebut ditentukan oleh ketebalan dan panjang bulunya. Tebal atau tidaknya
bulu maka
2
2
19
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu “Bagaimana perbedaan pemakaian sikat gigi bulu halus
(soft),sedang (medium),dan keras (hard) terhadap debris indeks pada murid SD
N 2, 3 dan 5 Jepon?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan penggunaan sikat gigi bulu halus
(soft),sedang (medium) dan keras (hard) terhadap debris indeks pada
murid SD N 2, 3 dan 5 Jepon Kabupaten Blora.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui skor debris sebelum dan sesudah menyikat gigi
dengan menggunakan sikat gigi halus (soft)
b. Untuk mengetahui skor debris sebelum dan sesudah menyikat gigi
dengan menggunakan sikat gigi sedang (medium)
c. Untuk mengetahui skor debris sebelum dan sesudah menyikat gigi
dengan menggunakan sikat gigi kasar (hard)
d. Untuk mengetahui rata-rata skor debris sebelum dan sesudah menyikat
gigi menggunakan soft, medium dan hard
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membuka pengetahuan murid tentang
pemakaian sikat gigi berbulu halus, medium dan keras terhadap pengaruh
penurunan debris di SD N 2, 3 dan 5 Jepon, sehingga kedepannya skor
debris dapat turun dengan adanya penelitian ini.
19
4
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam memberi
edukasi tentang pemakaian sikat gigi berbulu soft, medium dan hard.
b. Bagi Akademik
Menambah data dan riset khususnya pada perpustakaan Politeknik
Kesehatan Semarang tentang perbedaan pemakaian sikat gigi bulu
halus (soft), sedang (medium) dan keras (hard) terhadap debris indeks.
c. Bagi siswa/i SD N 2, 3 dan 5 Jepon
Menambah informasi dan pengetahuan dalam memilih jenis bulu sikat
yang dianjurkan untuk membersihkan gigi terutama dari debris.
19
5
19
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Menyikat Gigi
a. Alat dan Bahan Menyikat Gigi
Sebelum menyikat gigi, sebaiknya mengetahui alat dan bahan
yang digunakan untuk menyikat gigi, diantaranya sebagai berikut:
1) Sikat gigi
Sikat gigi merupakan alat yang umum digunakan untuk
membersihkan gigi yang berbentuk kecil dengan pegangan.
Menurut sejarah, sikat gigi merupakan salah satu alat paling tua
yang masih digunakan manusia sampai saat ini (Senjaya, 2013).
Sebelum menyikat gigi harus memperhatikan ukuran sikat
gigi yang benar sesuai ukuran rahang seperti anak-anak
menggunakan sikat gigi untuk anak-anak dan dewasa
menggunakan sikat gigi untuk dewasa. Disarankan untuk
menggunakan sikat gigi dengan bulu lembut, karena fleksibel dan
efektif membersihkan lekukan dan daerah yang sulit dijangkau.
Setiap orang juga harus memiliki sikat gigi pribadi, tidak boleh
bergantian dengan keluarga lainnya agar tidak tertular suatu
penyakit (Sariningsih, 2012).
2) Pasta gigi
Pasta gigi yang mengandung fluoride berperan untuk
melindungi gigi dari karies. Penggunaan secara teratur pasta gigi
mengandung fluor dapat membantu menurunkan kejadian karies
gigi sebesar 15-30%. Bahkan fluoride dapat memperbaiki
kerusakan gigi sampai batas-batas tertentu dengan cara mengganti
mineral gigi yang hilang akibat erosi dan asam. Menggunakan
pasta gig tidak perlu terlalu banyak, cukup gunakan pasta gigi
dengan ukuran butir kacang tanah (Sariningsih, 2012).
7
2. Debris Index
a. Pengertian Debris Indeks
Kebersihan gigi dan mulut dapat dilihat dari kondisi gigi yang
tidak terdapat sisa makanan atau deposit lunak yang menempel pada
permukaan gigi (debris). Kebersihan gigi seseorang dapat diukur
dengan debris indeks (Ambarwati, 2017).
b. Penetapan Gigi Indeks
Untuk menghitung debris indeks, menurut Putri dkk (2018)
menetapkan bahwa gigi indeks yang digunakan yaitu:
1) Rahang atas pada permukaan bukal gigi M1 kanan atas
2) Permukaan labial I1 kanan atas
3) Permukaan bukal gigi M1 kiri atas
16
Apabila salah satu gigi indeks telah hilang atau sisa akar, maka
penilaian dapat dilakukan pada gigi pengganti yang mewakili, yaitu:
1) Jika gigi M1 RA atau RB tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi
M2 RA atau RB
2) Jika gigi M1 dan M2 RA dan RB tidak ada, penilaian dilakukan
pada gigi M3 RA atau RB
3) Jika gigi M1, M2, M3 RA dan RB, maka tidak dilakukan
penilaian
4) Jika gigi I1 RA kanan tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi I1
RA kiri
5) Jika gigi I1 RA kanan dan kiri tidak ada, maka tidak dilakukan
penilaian
6) Jika gigi I1 RB kiri tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi I1
RB kanan
7) Jika gigi I1 RB kanan dan kiri tidak ada, maka tidak dilakukan
penilaian.
B. Kerangka Konsep
Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh
Keterangan:
Yang dilakukan penelitian
Yang tidak dilakukan penelitian
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep di atas,maka
pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut : apakah ada perbedaan
penggunaan sikat gigi bulu halus (soft),sedang (medium),dan kasar (hard)
terhadap debris indeks anak usia 7-9 tahun di SD di Kelurahan Jepon Blora?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah quasi
eksperimen atau eksperimen semu yaitu untuk mengetahui pengeruh yang
timbul karena adanya perlakuan tertentu. Penelitian yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan penggunaan sikat gigi bulu halus, sedang dan keras
terhadap debris indeks pada murid SD N 2, 3 dan 5 Jepon. Semua sampel
diberi perlakuan sama demham cara mengukur debris indeks sebelum dan
sesudah menyikat gigi. Penggambilan data dilakukan secara cross sectional
dimana peneliti melakukan pengambilan data dalam waktu yang sama.
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh anak usia Sekolah Dasar di SD N 2, 3 dan 5
Jepon Kabupaten Blora sejumlah 630 anak.
2. Sampel
Besaran sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan rumus
untuk pengambilan sampel penelitian cross sectional dalam Fitriani (2017)
sebagai berikut:
N
n=
1 + N (d) 2
n = besar sampel
N = besar populasi
D = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
Perhitungannya sebagai berikut:
630
n=
1 + 630 (0,1) 2
20
630
=
7, 3
= 86, 30
Sampel yang didapatkan yaitu 86, 30 jika dibulatkan menjadi 87
sampel.
Cara pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling,
dengan kriteria yang digunakan untuk penelitian ini:
a. Dalam kondisi sehat
b. Bersedia menjadi responden
c. Bersifat kooperatif
d. Mudah diatur dan dikondisikan
C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Pengaruh
Variabel pengaruh pada penelitian ini adalah sikat gigi bulu halus (soft),
sedang (medium) dan kasar (hard).
2. Variabel Terpengaruh
Variabel terpengaruh pada penelitian ini adalah Debris Indeks.
3. Variabel Terkendali
Variabel terkendali pada penelitian ini adalah cara menyikat gigi, waktu
menyikat gigi dan usia.
4. Variabel Tak Terkendali
Variabel tak terkendali pada penelitian ini adalah pola makan dan saliva.
21
sikat gigi Sikat gigi adalah alat yang digunakan untuk membersihkan gigi Panduan Diukur dengan Nominal
bulu halus dengan berbagai macam tingkat kekerasan bulu sikat. observasi pernyataan
(soft), (terlampir). checklist dengan
1. Bulu salus dengan diameter 0,2 mm
sedang jumlah 10
(medium) 2. Bulu sikat sedang dengan diameter 0,3 mm pernyataan, apabila
dan kasar 3. Bulu sikat kasar dengan diameter 0,4 mm “benar” nilai 1 dan
(hard) yang “salah” nilai 0
Dalam hal ini menggunakan teknik kombinasi
2. Gerakan horizontal dilakukan pada permukaan gigit atau kunyah Kurang : 0-3
(permukaan oklusal) pada gigi geraham (premolar dan molar).
Bulu sikat digerakkan maju mundur secara berulang-ulang.
3. Gerakan memutar dilakukan pada pada permukaan fasial gigi
atas sampai bawah dari belakang kiri, ke depan dan belakang
kiri. Gerakan ini dilakukan pada posisi gigi atas berkontak
dengan gigi bawah.
4. Setelah itu, dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh
permukaannya, terutama bagian atas lidah. Gerakan lidah tidak
ditentukan, namun pada umumnya dari pangkal belakang sampai
ujung lidah.
5. Seluruh gerakan ini dapat diulang-ulang tanpa perlu berurutan
dan memakan waktu minimal tiga menit.
Debris Melakukan penilaian dari endapan lunak yang menempel pada Melakukan Hasil ditentukan Ordinal
Indeks permukaan gigi tertentu. pemeriksaan oleh kriteria
debris indeks sebagai berikut:
Cara penghitungan debris:
a. Baik apabila
1. Menentukan gigi penentu untuk diperiksa
nilai berada
Bidang yang antara 0 – 0,6
Buccal Labial Buccal
diperiksa (RA)
b. Sedang apabila
Gigi RA 1.6 1.1 2.6 nilai berada
Debris Indeks
H. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian tentang “Perbedaan Penggunaan Sikat Gigi Bulu
Halus (Soft), Sedang (Medium) dan Kasar (Hard) terhadap debris indeks pada
murid SD N 2, 3 dan 5 Jepon”, terlampir.
28
Lampiran 1
Perbedaan penggunaan sikat gigi bulu halus (soft), sedang (medium) dan keras
(hard) terhadap debris indeks pada Murid SD N 2, 3 dan 5 jepon.
1 Pengajuan
Judul
2 Pengesahan
Judul
3 Pembuatan
Proposal KTI
4 Seminar
Proposal
5 Pengajuan
penelitian
6 Pengambilan
Data
7 Pengolahan
Data
8 Penyusunan
KTI
9 Seminar KTI
29
10 Perbaikan
KTI
11 Pengumpulan
KTI
Lampiran 2
LEMBAR CHECK LIST MENYIKAT GIGI
Umur Alamat
Kelas
NO PERNYATAAN YA TIDAK
Lampiran 3
KARTU PEMERIKSAAN
1. Identitas Siswa
Nama Orang Tua
Umur Alamat
Kelas
2. Lembar Pemeriksaan
Gigi Indeks
Debris Indeks:
Kriteria :
Debris Indeks:
Kriteria :
32
DAFTAR PUSTAKA
Anggreni, E., Erwin, (2020), Efektifitas Penggunaan Sikat Gigi Double Care
dan Konvensional Terhadap Debris Index, Jurnal Kesehatan,
14(2), 61,
http://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/adm/article/view/
101, diakses 15 Oktober 2021 pukul 07.08 WIB
Dewi, N.M, (2019), Gambaran Perilaku Menyikat Gigi dan Abrasi Gigi pada
Mahasiswa Asrama Galuh Ciamis Jawa Barat di Yogyakarta,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jogjakarta,
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1279/1/KTI%20Lengkap.pdf,
diakses 21 Desember 2021 pukul 09.53 WIB
WegQIBxAB&usg=AOvVaw0bsVM0_aSZVLVi88pSPc-W,
diakses 17 September 2021 pukul 21.30 WIB
Gea, G.D.F, (2019), Gambaran Penggunaan Sikat Gigi yang Berbulu Soft
dengan Sikat Gigi yang Berbulu Medium Terhadap Manfaat
Menghilangkan Debris pada Kelas V SD Yayasan Anastasia,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/824, diakses 20 November
2021 pukul 22.01 WIB
Machfoedz, I, (2013), Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu
Hamil, Yogyakarta: fitramaya.
Pratiwi, D., Prosto, (2009), Gigi Sehat dan Cantik , Jakarta: Buku Kompas.
Purnomowati, R.D, (2017), Efektivitas Sikat Gigi Ortodontik dan Sikat Gigi
Konvensional Terhadap Nilai OHI-S pada Pasien Fixed
Orthodontic Appliance, Jurnal Keperawatan, 13(1), 54,
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awrx1ckIUsFhK08AjgfLQwx.;_yl
u=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1640088200/RO=10/RU=https%3a%2f%2fejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id%2findex.php%2fJKEP%2farticle%2fview%2f851/
RK=2/RS=HkPLXFrSDLNqRh.2qxSbXZw6VQw-, diakses 19
Desember pukul 11.05 WIB
Senjaya, A.A, (2013), Menyikat Gigi Tindakan Utama Untuk Kesehatan Gigi,
jurnal Skala Husada, 10(2), 198,
https://scholar.google.com/scholar?
start=20&q=penggunaan+ketebalan+bulu+sikat+gigi&hl=id&as_sd
t=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3D19vQV18zKicJ, diakses 15
Oktober 2021 07.46 WIB
Sitepu, D.T., Edi, I.S., Hidayati, S, (2021), Penurunan Indeks Plak Gigi
Ditinjau Dari Penggunaan Sikat Gigi Hard, Medium, Dan Soft,
Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi, 2(2), 315,
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://e
jurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/article/view/
716/393&ved=2ahUKEwjjicmp6IfzAhXRSH0KHf60DEwQFnoE
CA8QAQ&usg=AOvVaw2VtqvyI5nVi6HtuHnk3Wx1, diakses 17
September 2021 pukul 22.50 WIB