Anda di halaman 1dari 4

KULTUM

Muqoddimah

Sahabat RSIA Al Islam

1. Al Haliim
Dalil Al Qur`an QS Al Baqarah : 263
‫َوٱهَّلل ُ َغنِ ٌّي َحلِي ٌم‬

Allah Mahakaya lagi  Maha Penyantun.”  (al-Baqarah: 263)


ْ adalah
Syaikh Abdurrahman -Sa’di rahimahullah berkata arti nama al-Halim ( ‫)ال َحلِي ُم‬
Yang memiliki sifat penyantun yang sempurna. Sifat santun-Nya mencakup juga
orang-orang kafir, fasik, dan pelaku maksiat. Allah subhanahu wa ta’ala menahan
hukuman-Nya sehingga tidak segera menimpakannya kepada orang-orang
yang berbuat zalim. memberi mereka waktu agar mereka bertobat. Namun,
Allah subhanahu wa ta’ala tidak melalaikan mereka apabila tetap berbuat dosa,
terus-menerus melampaui batas, dan tidak mau kembali.

Al-Haliim salah satu Asma Allah yang wajib dibaca sebagai dzikir untuk sebagai
pedoman dalam berserah diri dan bertunduk kepada Allah Swt. Dengan membaca
Asma Allah Swt maka kita sebagai hamba-Nya dinyatakan patut dalam
menjalankan syari’at sebagai mukmin. Selain menambah ketaatan kepada Allah
Swt, Asma Allah Al-Haliim terdapat manfaat-manfaat antara lain :

 Menjadikan pribadi yang mempunyai adab terpuji yakni baik hati, lembut dan
tulus
 Menigkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt
 Menjadikan umat mukmin yang santun
 Melindungi dirinya dari perbuatan-perbuatan yang tidak beradab
 Menghapus segala dosa kecil maupun dosa besar yang pernah dilakukan
sebelumnya
 Dijauhkan dari siksaan kubur dan panasnya api neraka
 Mendapat pahala dan dilancarkan segala urusannya
2. Al Afuw
Dalil Al Qur`an QS Al hajj: 60

{‫}إن هللاَ لَ َعفُ ٌّو َغفُوْ ٌر‬


َّ

“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pema’af lagi Maha Pengampun” (QS al-
Hajj:60

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di Rahimahullah berkata, Allah memaafkan orang-


orang yang berbuat dosa, dengan tidak menyegerakan siksaan bagi mereka, serta
mengampuni dosa-dosa mereka

Makna inilah dimaksud dalam doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam untuk dibaca di bulan Ramadhan terutama di malam-malam terakhir
Ramadhan dalam HR at-Tirmidzi (no. 3513) dan Ibnu Majah (no. 3850),
dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani.

‫َعنِّي‬ ُ‫فَاعْف‬ ‫ال َع ْف َو‬ ُّ‫تُ ِحب‬ ‫َعفُ ٌّو‬ ‫إنك‬ ‫اللهم‬
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pema’af, Engkau suka memaafkan
(hamba-Mu), maka maafkanlah aku

Sifat al-afw (memaafkan) ini ada dua macam:

 Bersifat Umum : Allah memaafkan bagi semua orang baik muslim, kafir atau
pun yang bermaksiat, dengan tidak menimpakan siksaan dikarenakan ada
sebab-sebabnya, yang seharusnya terhalangnya nikmat duniawi, tapi Allah
tetap meberikan rezki dan menganugerahkan berbagai macam nikmat
(duniawi) lahir dan batin kepada mereka
 Bersifat khusus : Bagi orang-orang yang bertaubat dengan taubatan nasuha
(sesungguhnya) serta bagi orang-orang yang mengharapkan (rahmat-Nya)
dengan musibah-musibah yang menimpa mereka, Maka Allah akan
memafkan dosa mereka. Sesuai firman Allah QS Az Zumar : 53
‫ على أنفسهم ال تقنطوا من رحمة هللا إن هللا يغفر الذنوب جميعًا إنه هو‬:‫قل يا عبادي الذين أسرفوا‬
‫}الغفور الرحيم‬
Artinya : “Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (az-
Zumar:53)

: 3. Al Ghofur

Dalil Al Qur`an QS Az zumar :53

‫ على أنفسهم ال تقنطوا من رحمة هللا إن هللا يغفر الذنوب جميعًا إنه هو‬:‫قل يا عبادي الذين أسرفوا‬
‫}الغفور الرحيم‬
Artinya : “Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (az-
Zumar:53)
berasal dari kata gafara yang berarti menutup yakni menutupi semua
perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh hamba-Nya

 Pada dasarnya, semua nama Allah adalah sangat baik. Tapi al-‘Afuww itu
memiliki makna lebih dalam daripada maghfirah (al-Ghaffar dan al-Ghafur).
Karena maghfirah, adalah ampunan dosa namun dosa itu masih ada. Dosa
tersebut ditutupi oleh Allah di dunia dan diakhirat nanti juga ditutupi dari
pandangan makhluk. Sehingga Allah tidakmenyiksa seseorang dengan dosa
tersebut, tapi dosa itu masih ada.
 Adapun maaf (al-‘Afuww), maka dosa yang dilakukan hamba sudah tidak
ada. Seolah-olah, ia tidak pernah melakukan kesalahan. Karena dosa itu
telah dihilangkan dan dihapuskan sehingga bekasnya tidak lagi terlihat. Dari
sisi ini, pemberian maaf lebih istimewa.

 Menurut Syafi’ie el-Bantanie dalam buku Rahasia Keajaiban Asmaul


Husnah, cara meneladani sifat Al Ghafur yaitu harus menjadi orang yang
pemaaf. Misalnya, jika ada teman atau tetangga yang menyakiti,
maafkanlah dengan penuh hati meski dia belum atau tidak meminta maaf.
 ADVERTISEMENT
 Selain itu, bisa juga dengan tidak memiliki sifat dendam kepada orang lain,
rendah hati, dan selalu meminta ampunan kepada Allah SWT atas
kekurangan dan kesalahan kita, serta menutupi aib orang lain.
Sebagaimana hadist Rasulullah berikut ini:
 “Rasulullah bersabda: Seseorang yang menutupi aib orang lain di dunia,
niscaya Allah akan menutupi aibnya di hari kemudian (akhirat).” (HR. M

Anda mungkin juga menyukai