Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

BAB I . PENDAHULUAN ............................................................2

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT ............................................................3

A. TUJUAN

A. UMUM ............................................................3

B. KHUSUS ............................................................3

B. MANFAAT

1. BAGI PUSKESMAS ............................................................3

2. BAGI DINAS KESEHATAN KAB..............................................3

3. BAGI MASYARAKAT ............................................................4

C. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA..........................................4

BAB III. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS..........................................................5

A. LOKASI, WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK......................................5

B. SUMBER DAYA PUSKESMAS ............................................................5

BAB IV. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

A. CARA PENGUMPULAN DATA............................................................8


B. JENIS DATA ............................................................8
C. SUMBER DATA ............................................................8

D. VARIABLE PENILAIAN ................................................8

BAB V. PENGOLAHAN DATA

A. METODA PENGOLAHAN DATA........................................................10

B.PENILAIAN AKHIR PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS...............11

BAB VI. ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH............................................12

BAB VII. PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................14

B. SARAN ............................................................14

1
BAB I
PENDAHULUAN

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten, yang


bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
berperan menyelengarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal.

Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai :

- Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

- Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

Pemberlakuan Sistim Jaminan Kesehatan Nasional dengan prinsip gotong royong telah
digulirkan per 1 januari 2014 harus diikuti oleh perubahan pola dan cara pandang masyarakat
mengenai pelayananan kesehatan antara mengobati dan mencegah terjadinya gangguan
kesehatan.

Sebagai penyedia layanan tingkat pertama,maka puskesmas juga harus berbenah diri
untuk memberikan Pelayanan yang bermutu dan optimal dengan menyediakan Sumber Daya
Manusia yang handal ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan
melakukan Survey Kepuasaan Masyarakat merupakan salah satu langkah dalam mengukur
kemampuan puskesmas dalam memberikan layanan yang optimal dan memberi kepuasaan
kepada masyarakat yang paripurna. Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk
melakukan penilaian hasil kerja/ prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari
tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan
penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan
verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan
manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan ( khusus bagi Puskesmas yang telah
mengembangkan mutu pelayanan ) atas perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil
verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas
kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.Pada setiap kelompok
tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja Puskesmas
berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui, serta
dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 128/MENKES?SK/II/2004

2
Adapun dasar dari penyusunan Penilaian kinerja ini adalah : SK Menteri Kesehatan
mengenai KEBIJAKAN DASAR PUSAT SEHATAN MASYARAKAT dan PEDOMAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS DIREKTORAT JENDRAL BINA KESEHATAN
MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2006

3
BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

I. TUJUAN

A. UMUM

Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam


mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.

B. KHUSUS

 Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta
manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
 Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta
manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

 Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat
kategori kelompok Puskesmas.

 Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam


penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
tahun yang akan datang.

II . MANFAAT

1. BAGI PUSKESMAS:

 Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan


target yang harus dicapai.

 Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan
latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan
adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (output dan outcome)

 Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi


suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan
prioritasnya.

2. BAGI DINAS KESEHATAN KAB

 Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber


daya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.

4
3. BAGI MASYARAKAT

Masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang optimal dan mendapat hasil


peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

C. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA

Ruang lingkup kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan


pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan
upaya kesehatan wajib Puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat propinsi dan kegiatan
kesehatan pengembangan/inovativ yang ditetapkan oleh propinsi dan bisa ditambahi oleh
kabupaten/kota, apabil di wilayah puskesmas tersebut mempunyai program unggulan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan kemampuan sumberdaya
termasuk ketersediaan dan kompetensi tenaga pelaksananya, degan tetap memperhatikan
arahan dan kebijakan tingkat propinsi dan pusat, yang dilandasi oleh kepentingan daerah dan
nasional termasuk konsesnsus global/kesepakaan dunia (antara lain penanggulangan penyakit
polio, TBC, malaria, diare, kusta dan lain lain).

Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan pengembangan baik berupa


penambahan upaya maupun sub variabel upaya kesehatan inovasi, tetap dilakukan penilaian.
Hasil kegiatan (output atau outcome) yang dilakukan puskesmas merupakan nilai tambah
dalam penilaian kinerjanya dan tetap harus diperhitungkan sesuai dengan kesepakatan.

Apabila upaya kesehatan pengembanga tersebut merupakan kebutuhan daerah yang


telah didukung dengan ketersediaan dan kemampuan sumberdaya di daerah yang
berssangkutan maka dimungkinkan untuk dikembangkan secara lebih luas di seluruh
puskesmas dalam suatu wilayah kabupaten/kota. Oleh karenanya, kegiatan tersebut sudah
harus diperhitungkan untuk dilakukan penilaian di seluruh puskesmas.

Dengan pendekatan demikian maka penilaian pelaksanaan kegiatan untuk masing-


masing puskesmas kemungkinan “tidak lagi sama di seluruh puskesmas”, melainkan hanya
berdasarkan “kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas yang bersangkutan”.

Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas dikelompokkan dalam 3 penilaian yaitu:

1. Komponen pelaksanaan pelayanan kesehatan:

a. upaya kesehatan wajib

b. upaya kesh pengembangan

2. Komponen manajemen puskesmas

5
3. Komponen mutu pelayanan

Secara garis besar lingkup penilaian kinerja puskesmas tersebut berdasarkan pada upaya-
upaya puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang meliputi :

 Upaya Kesehata Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan jenis
pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
 Upaya kesehatan pengembangan/inovatif antara lain penambahan upaya kesehatan atau
subvariabel upaya kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan program kesehatan
yang dilaksanakan di puskesmas.

Pelaksanaan manajemen puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi :

 Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan


penilaian kinerja,
 Manajemen sumberdaya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dsb.

Pelaksanaan Mutu pelayanan puskesmas, meliputi :

 Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.


 Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar
pelayanan yang telah ditetapkan.

Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan. Dimana


masing-masing program/kegiatan mempunyai indikator mutu tersendiri, sebagai contoh angka
rop out pengobatan pada program penanggulangan TBC.

Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan pengguna
jasa pelayanan puskesmas.

Belum semua kegatan pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas dapat dinilai tingkat
mutunya, baik dalam aspek input, proses, output maupun outcomenya, karena indikator dan
mekanisme untuk penilaiannya belum ditentukan. Sehingga secara keseluruhan tidak akan
diukur dalam penilaian kinerja, akan tetapi dipilih beberapa indikator yang sudah ada standar
penilaiannya.

6
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
A. LOKASI, WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK

Wilayah Puskesmas Kecamatan Mojotengah terdiri dari 3 Kelurahan dan 16 Desa


binaan, dengan jumlah penduduk 60.050 jiwa. Wilayah Kecamatan Mojotengah terbelah oleh
sebuah jalan Raya menuju Dataran Tinggi Dieng. Sebagian terletak disebelah timur jalan, dan
sebagian terletak di sebelah barat jalan raya. Sedangkan Kantor Puskesmas terletak di sebelah
barat, di kelurahan Kalibeber yang terletak jauh dari jalan raya, jarang dilalui kendaraan
umum, sehingga terkesan sangat terpencil . Kunjungan pasien relative sedikit, karena sebagian
penduduk apalagi yang tinggal di sebelah timur jalan raya , lebih mudah pergi berobat ke
Puskesmas tetangga ( Garung dan Wonosobo II). Karena transportasi lebih mudah daripada
pergi ke Puskesmas Mojotengah.

Di Ibukota kecamatan berdiri sebuah Pondok Pesantren terkenal dan satu Perguruan
tinggi swasta, yang mendorong pertambahan penduduk sementara, terutama remaja. Dengan
pertambahan penduduk ini, maka memungkinkan juga penambahan kasus penyakit menular.

Sedangkan letak geografis di desa, berbukit bukit dengan jalan yang sebagian masih
rolak sehingga menyulitkan transportasi . Tingkat pendidikan di sini juga masih rendah.

Puskesmas Mojotengah mempunyai 1 bh PUSTU, namun pelayanan di Pustu tersebut


masih dilayani secara bergantian, karena keterbatasan tenaga perawat. Wilayah Puskesmas
Mojotengah juga mempunyai 17 bh PKD, dan di semua desa sudah ditempatkan bidan bidan
desa. Dengan adanya bidan desa diharapkan pelayanan dan pengetahuan tentang kesehatan
sampai ke semua lapisan masyarakat.

Untuk pelayanan di Puskesmas, peralatan dan Obat serta BHP ketersediaan cukup, alat
transportasi cukup. Untuk opersional tenaga puskesmas tergantung dari dana BOK,Kapitasi
BPJS dan sebagian Dana Operasional dari APBD yg berasal dari pengembalian retribusi
pasien. Anggaran rutin pengembalian karcis sebagian besar dipakai untuk managemen dalam
gedung. Untuk kegiatan luar gedung, untuk trnaspor petugas menggunakan dana
BOK,sedangkan yang berhubungan dengan masyarakat seperti penyuluhan dan pembinaan di
desa, untuk konsumsi dan transport kader atau masyarakat yang diundang didanai dari APBD
II dan Kapitasi BPJS.

KEDUDUKAN /LETAK GEOGRAFIS


Batas wilayah
Kecamatan ini memiliki batas-batas:
 sebelah Utara dengan Desa Sitiharjo, Garung

 sebelah Timur dengan Desa Tlogojati, Wonosobo

 sebelah Selatan dengan Kelurahan Kejiwan, Wonosobo

7
 sebelah Barat dengan Kelurahan Wonoroto, Watumalang

Daftar Kelurahan dan Desa

Secara administratif, Kecamatan Mojotengah terbagi dalam 16 desa dan 3 kelurahan yang
terdiri atas:

Andongsili,Blederan,Bumirejo,Candirejo,Deroduwur,Derongisor,Gunturmadu,Kalibeber,
Kebrengan,Keseneng,Krasak,LaranganKulon,Mojosari,Mudal,Pungangan,Slukatan,Sojopu
ro,Sukerejo,dan Wonokromo

B. SUMBER DAYA PUSKESMAS

Puskesmas Mojotengah memiliki SDM yaitu 38 PNS yang terdiri dari :

KEADAAN KEKURANGAN
NO JENIS TENAGA JUMLAH KEBUTUHAN
PNS PTT / KELEBIHAN
1 DOKTER UMUM 1 1 1 KEKURANGAN
2 DOKTER GIGI 0 1 KEKURANGAN
3 APOTEKER 0 KEKURANGAN
4 ASISTEN APOTEKER 1 1
5 PERAWAT 6 6
6 BIDAN 16 6 22
PRANATA
7 LABORATORIUM 0 1 KEKURANGAN
8 NUTRISIONIS 1 1
9 SANITARIAN 1 1
10 SKM / PENYULUH 0 KEKURANGAN
11 REKAM MEDIS 0 KEKURANGAN
12 RADIOLOGI 0
ADMINISTRASI
13 UMUM 5 5 3 (smk) KEKURANGAN
14 PENGEMUDI 1 1
  32 6 38 6

SUMBER DANA PUSKESMAS

NO SUMBER DANA JUMLAH

1 APBD II SESUAI PENDAPATAN

2 KAPITASI BPJS SESUAI KAPITASI


3 BOK SESUAI JUMLAH DESA

8
BAB IV

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

Upaya Puskesmas diharapkan dapat mewujudkan Kecamatan sehat menuju


Indonesia Sehat dan bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang dikelompokan menjadi upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan .

A. CARA PENGUMPULAN DATA


Adapun cara pengumpulan data:
1. Data dalam pencatatan dan pelaporan Puskesmas.(SP2TP/ SP3)
2. Pemeriksaan pengecekan catatan / notulen
3. Pengumpulan data melalui survey sederhana

B. JENIS DATA
Data yang dikumpulkan untuk perhitungan adalah hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh
puskesmas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di puskesmas dan jaringannya, yang
terdiri atas:

1. Data pencapaian hasil kegiatan


2. Data pelaksanaan Manajemen Puskesmas
3. Data hasil Pengukuran /penilaian mutu pelayanan puskesmas

C. SUMBER DATA
Sumber utama data yang dikumpulkan adalah catatan hasil kegiatan Puskesmas sesuai dengan
system pencatatan pelaporan yang berlaku (SP2TP)

D. VARIABEL PENILAIAN

Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas dikelompokkan dalam 3 komponen penilaian:


1.Komponen pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terdiri dari :
a.Upaya Kesehatan Wajib:
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan KIA/KB
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
6. Upaya Pengobatan.

9
b.Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Kesehatan Sekolah
2. Kesehatan Lingkungan
3. Perkesmas
4. Kesehatan Kerja
5. Gigi dan Mulut
6. Kesehatan Jiwa
7. Kesehatan Mata
8. Kesehatan Usila
9. Pembinaan Pengobatan Tradisional

B. KOMPONEN KINERJA MANAJEMEN

C. KOMPONEN MUTU KINERJA

a. MUTU PROGRAM:

Sesuai dengan indicator SPM ( Depkes RI )

b. KEPUASAN PELANGGAN

Sesuai hasil survey Kepuasaan Masyarakat dimana dari hasil survey puskesmas
mendapat nilai “ BAIK ”

10
BAB V.
PENGOLAHAN DATA

Penggolahan data merupakan proses kegiatan yang merubah data menjadi informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan termasuk untuk dasar
penyusunan Perencanaan Puskesmas.

Kegiatan pengolahan data merupakan kegiatan lanjutan setelah data terkumpul.

Kegiatan pengolahan data meliputi :

1.Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang dikumpulkan.

2.Kegiatan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai keadaan dan pencapaian hasil
kegiatan puskesmas.

3.Kegiatan memasukkan data dalam suatu tabulasi yang menjadi suatu informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan.

A. METODA PENGOLAHAN DATA

Untuk menghitung pencapaian kinerja puskesmas ,ada 3 komponen penilaian beserta


kegiatan utama dan variabel yang perlu diolah yaitu:

1. Komponen hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan puskesmas

Untuk menghitung hasilnya dalam kelompok masing masing perlu dihitung hasil
reratanya secara bertingkat sebagaimana tercantum dalam format pengumpulan data
dan perhitungannya.

2. Komponen manajemen puskesmas

Penilain manajemen disesuaikan dengan kondisi masing masing variabel yang sudah
ditetapkan berdasarkan skala sumberdaya.

3. Komponen mutu pelayanan puskesmas

Untuk menghitung penilaian mutu pelayanan berdasarkan hasil cakupan Yang


dikelompokkan

Pada skala skala yang ditetapkan pada setiap variabel.

Cara menghitung:

1.Nilai akhir cakupan kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas.

11
Menghitung pencapaian cakupan hasil komponen kegiatan pelayanan
kesehatan,masing masing kegiatan dihitung reratanya dari hasil masing masing variabel,
sedangkan tiap tiap variabel dihitung dari rerata sub variabel.

2. Nilai akhir tingkat pencapaian mutu kegiatan pelayanan kesehatan Puskesmas

Dihitung berdasar cakupan komponen mutu pelayanan dari rata rata nilai setiap skala
yang sesuai dengan variabelnya.

3.Nilai akhir tingkat Manajemen Puskesmas.

Cara penilaian sama seperti pada penilaian mutu pelayanan dengan menggunakan
penilaian berdasar skala.

B. PENILAIAN AKHIR PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

KelompokPuskesmas ditetapkan setelah ada verifikasi dan pembahasan Puskesmas


bersama dinas Kesehatan Kabupaten.

1.Penilaian kinerja puskesmas hasil pencapaian pelaksanaan pelayanan kesehatan .

2. .Penilaian kinerja puskesmas hasil Manajemen Puskesmas.

3. Penilaian kinerja puskesmas mutu pelayanan kesehatan

Penilaian kinerja ditetapkan menggunakan nilai ambang untuk tingkat kelompok puskesmas,
yaitu:

Cakupan pelayanan:

1. Kelompok I : tingkat pencapaian hasil > 91 %

2. Kelompok II : tingkat pencapaian hasil > 81- 90 %

3.Kelompok III : tingkat pencapaian hasil < 80 %

Mutu Pelayanan Kesehatan dan Manajemen

1. Kelompok I : Nilai rata rata hasil > 8.5

2. Kelompok II : Nilai rata rata hasil > 5,5 – 8,5

3.Kelompok III : Nilai rata rata hasil < 5,5

Dinas Kesehatan kabupaten akan mengetahui tingkat kinerja puskesmas di wilayahnya ,maka
kinerja puskesmas akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok puskesmas:

1. Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja Baik

2. Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja Baik

12
3.Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja Baik

BAB VI.
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

A.GAMBARAN UMUM

Wilayah Mojotengah meliputi seluruh kecamatan Mojotengah yang hanya berjarak


2Km dari kota Wonosobo. Namun demikian Mojotengah terutama ibukotanya Kalibeber tidak
dilalui jalan raya kabupaten, sehingga terkesan terpencil. Di lain pihak, bagi masyarakat
pengguna kendaraan umum ( biasanya masyarakat miski ) akses dari beberapa desa ke ibukota
kecamatan Mojotengah agak sulit dan memerlukan waktu lama, karena harus melewati
kecamatan lain dan berganti angkutan. Hal ini harus menjadi pertimbangan penting bagai
pelayanan puskesmas, terutama yang menyangkut masyarakat miskin yang merupakan 49%
dari total penduduk.

Kedekatan dengan penduduk kota juga membawa pengaruh pada tatanan kehidupan
beberapa penduduk Mojotengah, diantaranya sebagian mata pencaharian penduduk berdagang,
PNS, home industry dll. Termasuk juga budaya masyarakat yang sudah terkesan sebagian
addalah kaum urban. Di ibukota kecamatan juga berdiri sebuah Pondok Pesantren yang
terkenal dan UNSIQ, sebuah perguruan tinggi swasta yang mendorong pertambahan penduduk
sementara dari golongan usia remaja dan dewasa muda. Sedangkan dibanyak dukuh / dusun
didesa, yang karena geografis berbukit-bukit, maka terkesan terpencil, dengan pola jalan desa
masih banyak yang rolak dan menyulitkan transportasi. Pendidikan pada desa semacam ini
biasanya rendah.

Dengan adanya tambahan tenaga bidan desa pada tahun 2007, maka saat ini semua
desa sudah memiliki bidan desa, namun demikian pada 5 desa bidan desa tidak tinggal di desa
dengan beberapa alas an. Tenaga sudah tercukupi jumlahnya hanya masih perlu ditingkatkan
kemampuannya, termasuk ketrampilan dalam pelayanan (perlu sering diadakan refreshing
petugas), maupun ketrampilan dalam administrasi, contohnya mendorong penggunaan
computer, pada utamanya bagi coordinator program dan bendahara.

Untuk ketenagaan puskesmas Mojotengah Masih kekurangan tenaga Dokter,dokter


Gigi,Analis laboratorim dan Petugas administrasi.Dengan ada kekurangan tenaga dokter dan
dokter gigi maka Kepala Puskesmas yang merupakan dokter umum merangkap menangani
pelayanan di BP Umum dan menjadi konsultan disemua lini Pelayanan Upaya Kesehatan
Perorangan.Sedangkan pelayanan di laboratorium masih dirangkap oleh Kepala Tata
Usaha.Adapunkebutuhan kami akan tenaga administrasi adalah untuk mengentry data
simpus,mencari data dalam pelayanan BPJS dan pencatatann dan pelaporan.Adapun tenaga

13
SMA yang sudah ada sudah menangani masalah keuangan dan mengurusi barang dan
kendaraan.Ada satu tenaga lagi yang bertugas sebagai penatalaksana kebersihan.

Peralatan, obat dan bahan habis pakai tersedia cukup di puskesmas, jika ada kebutuhan
peralatan ringan misalnya mixer penggerus obat (biasanya digunakan untuk pasien TB anak)
puskesmas siap membelikan, atau tensimeter rusak, bukan maslah yang berarti karena
puskesmas siap mengupayakan ketersediaan alat, obat maupun bahan habis pakai.

Sumber pembiayaan puskesmas (sekitar 85%) ternyata berasal dari dana kapitasi BPJS,
sebagaio bentuk penghargaan terhadap jasa pelayanan puskesmas kepada 31 ribu warga
miskin di Mojotengah, baik pelayanan dalam gedung maupun pelayanan luar gedung ( yang
sulit dinilai dengan rupiah ). Dana tersebut digulirkan kembali dalam bentuk pelayanan luar
gedung tgermasuk diantaranya, puskesmas dapat member bantuan pada beberapa balita gizi
burukyang harus dirawat dirumah sakit, atau pembelian susu bagi balita gizi kurang dan buruk
yang hanya perlu perawatan di puskesmas. Dana lainnya adalah penerimaan rutin dari
pembeliam 60% karcis, yang hanya dapat membantu operasional pelayanan dalam gedung.
Dana lain yang sulit diprediksi untuk perencanaan adalah jika ada kegiatan proyek dari pusat.
Dana tersebut diabaikan dalam perencanaan karena biasanya puskesmas hanya bertindak
selaku pelaksana lapangan.

Keberadaan lintas sector dalam hai ini camat dan Muspika beserta jajaran dibawahnya
sampai jajaran RT dan RW sudah sangat mendukung semua upaya dan program
puskesmas,bahkan dalam Musrenbang kecamatan dan Musrenbangdes petugas kesehatan
sudah dilibatkan.

Adapun keadaan umum di wilayah kerja puskesmas Mojotengah dapat dilihat pada
beberapa table yang terlampir.

Keadaan umum di wilayah kerja puskesmas dapat dilihat pada beberapa table yang terlampir.

B. GAMBARAN UMUM

Dari seluruh program yang ada, sebanyak masalah yang menjadi prioritas yaitu:

1. Banyaknya gizi buruk (4 balita) dsan gizi kurang (0 balita) dari 5090 total balitan yang
ada. Setiap tahun tidak pernah tuntas, malah silih berganti balita yang terkena, padahal
pelayanan puskesmas sudah optimal.

2. Persalinan oleh tenaga kesehatan sudah optimal , sudah tidak bersalin dengan dukun
bayi.

3. Banyaknya bayi lahir mati dengan kasus I U F D. (dari … kematian bayi, … adalah
kasus I U F D).

14
4. Banyaknya penduduk yang tidak menggunakan jamban sehat, (80%) dan lebih senang
memanfaatkan selokan irigasi, kali sebagai WC umum atau masalah memanfaatkan
tinja sebagai pakan ikan gratis, baik dikolam/ blumbang atau di dll. Hal ini sangat
beresiko untuk terjadinya wabah penyakit menular seperti diare, polio dll.

5. Rendahnya cakupan pelayanan TB karena hanya dapat menjaring ….pasien TB dari


target ….pasien. hal ini klasik terjadi di wilayah lain di Wonosobo, namun demikian
tak hentinya puskesmas mengupayakan peningkatan cakupan pelayanan TB.

Seluruh permasalahan diatas telah dirumuskan akar permasalahnya dan dituangkan ke


dalam diagaram ishikawa sebagaimana terlampir.

Berdasarkan pedoman perencanaan tingkat puskesmas yang diterbitkan oleh Depkes tahun
2006, dan berdasarkan situasi serta kondisi di wilayah puskesmas Mojotengah, maka pada
tahun ini selain 6 Upaya Kesehatan wajib yang harus dikerjakan puskesmas, maka puskesmas
Mojotengah bermaksud melaksanakan kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan yaitu:

1. Upaya Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)

Sudah ada pembentukan posyandu lansia satu pada setiap desa, dan sudah berjalan
dengan total 3546 lansia yang dilayani. Posyandu ini mendapatkan rspon sangat baik
dari masyarakat, utamanya desa yang jauh dari puskesmas.

2. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) dan Upaya Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS).

Sudah terbentuk kader UKGMD di 95 posyandu, tinggal menunggu pelatihan intensif


dan alat periksa sederhana, supaya kader dapat melayani konseling keluhan gigi di
posyandu setempat. Namun belum berjalan dengan baik oleh karena keterbatasan
tenaga.

Adanya espon yang sangat baik guru-guru SD/MI, karena murid mereka dapat
diperiksa dan mendapatkan perawatan gigi sederhana. Puskesmas diminta untuk
memeriksa dan merawat seluruh murid yang ada, padahal target nasional hanya 60
persen murid. UKGS sudah berjalan tapi belum semua, dari 39 SD masih kurang 6
sekolah.

3. Upaya Perawatan Keshatan Masyarakat (Perkesmas)

Kegiatan Perkesmas yang jga mendapat respon baik dai masyarakat, disamping dapat
ikut meningkatkan pengentasan gizi buruk dan kurang, serta meningkatkan cakupan
pelayanan TB. Tetapi belum semua desa dilaksanakan, oleh karena petugas kurang
aktif.

4. Upaya Kesehatan Pondok Pesantren

15
Adanya keprihatinan puskesmas atas situasi dan kondisi pondok pesantren dari sisi
kesehatan lingkungan, resiko penularan penyakit, gizi kurang, kesehatan remaja dll.
Namun dimasa lalu, pondok pesantren dipandang sebagai objek program, dan hal itu
yang menyebabkan kekakuan pondok pesantren dalam menerima kegiatan puskesmas.
Pada saat ini, ada paradigm baru dengan adanya kegiatan Poskestren yang mirip
dengan perkembangan desa siaga.

5. Adapun mengenai Pengembangan Desa Siaga, Puskesmas Mojotengah beserta jajaran


muspika/ lintas sector, sap mendukung, dengan tindakan nyata, terbukti dengan
dimasukannyakegiatan dukungan moril dan materil serta pendampingan dan
monitoring pada setiap tahapan kegiatan untuk desa siaga. Desa siaga di Mojotngah
sudah berjalan tapi belum semua desa aktf, baru beberapa desa saja.

16
BAB VII.
PENUTUP

Permasalahan kesehatan semakin hari semakin kompleks.Dukungan dari pemerintah


sudah sangat besar.Baik dengan peluncuran program BPJS pada I Januari 2014 maupun
Program BOK, sehingga pembangunan kesehatan bias berjalan dengan baik.Pemerintah
melalui ujung tombak pelayanan di puskesmas dan jejaringnya mempunyai harapan
pembangunan di bidang kesehatan akan berhasil dengan memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat Indonesia,khususnya masyarakat Mojotengah.

Semoga dengan dibuatnya Sistimatika laporan Kinerja 2014 ini bisa digunakan
sebagai pedoman bagi semua petugas di Puskesmas dalam mengerjakan tugas dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan di Wonosobo, khususnya wilayah puskesmas Mojotengah.

Dalam penyusunan laporan Kinerja ini masih jauh dari sempurna,Masukan, usulan
dan bimbingan dari semua pihak akan sangat kami harapkan,sehingga di tahun tahun
mendatang kita terpacu untuk bekerja lebih baik lagi.

Semoga lindungan Allah Swt selalu tercurah kepada kita semua dalam langkah kita
membangun di bidang kesehatan. Amien..!

A. KESIMPULAN

Dari hasil penilaian kinerja Puskesmas Mojotengah sudah banyak yang selesai.Tetapi
masih ada belum terlihat hasilnya secara siknifikan / nyata . masih ada laporan laporan
antara Upaya yang satu dengan yang lainnya berbeda padahal data yang diminta sama.

B. SARAN

Berharap dalam pembuatan laporan bisa dipertanggung jawabkan dan satu sumber

Diharapkan untuk Perencana menjadi pedoman melakukan kegiatan.

Evaluasi Program perlu ditingkatkan sesering mungkin .

17
18

Anda mungkin juga menyukai