Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan dan tekhnologi pada saat ini sudah mencapai
perkembangan sedemikian pesat. Dari beberapa cabang ilmu pengetahuan
tersebut, salah satunya adalah ilmu elektronika. Perkembangan ilmu
elektronika dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, terutama peralatan-
peralatan elektronika yang sering dijumpai di Rumah Sakit. Pada Saat Alat
Cuci bedah otomatis adalah alat kedokteran yang digunakan untuk mencuci
alat-alat kesehatan yang ada dirumah sakit, agar tidak terkontaminasi
organisme lain. Mengingat Alat ini sangat membantu para perawat atau dokter
dalam mencuci alat-alat kesehatan yang akan digunakan untuk melakukan
tindakan operasi atau pelayanan lainnya pada pasien, agar pasien terhindar dari
dampak infeksi nosokomial dari alat kedokteran yang belum disterilkan.
(Malvino Paul Albert, 1996)
Menurut standart pharmacope – Rusia bahwa Alat Cuci Bedah Otomatis
dipersyaratkan membutuhkan suhu tertinggi 100 ºC, pada suhu ini bentuk
vegetatif dapat dibinasakan namun bentuk yang spora masih dapat bertahan.
untuk mengatasi masalah tersebut dan agar efektif membunuh spora yang
masih dapat bertahan, maka perlu ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol
5% dengan waktu 30-60 menit. (Malvino Paul Albert, 1996)
Pada waktu penulis melakukan observasi dirumah sakit Soedarsono
Pasuruan bulan Oktober 2013, ada beberapa alat cuci bedah otomatis dalam
keadaan rusak. Untuk membantu kelancaran pelaksanaan pelayanan dirumah
sakit tersebut, penulis ingin memperbaiki dan memodifikasi salah satu alat
cuci bedah otomatis yang rusak. Alat cuci bedah otomatis yang ada dirumah
sakit tersebut pada umumnya masih bekerja secara manual dan tidak ada
tampilan suhu dan timer, sehingga sulit untuk mengontrol bekerjanya suhu dan
timer yang dikhawatirkan akan melampui batas settingan yang ditentukan.

2
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengajukan modul dan karya tulis ini dengan judul sebagai berikut:
“Alat Cuci Bedah Otomatis Berbasikan Arduino UNO”

1.2 Batasan Masalah


Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah dalam
penyajiannya, penulis membatasi pokok- pokok batasan yang akan dibahas yaitu :
1. Settingan suhu hanya 1000C
2. Timer yang digunakan hanya 30 dan 60 menit
3. Menggunakan Rak – rak dan chamber besar

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Alat Cuci bedah otomatis dimodifikasi dengan penambahan
tampilan suhu dan timer ?
2. Bagaimana alat cuci bedah dikontrol melalui Arduino UNO ?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Memodifikasi sterilisator basah dengan penambahan tampilan suhu dan timer

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Membuat rangkaian Mikrokontroller dan programnya
2. membuat rangkaian driver heater
3. Membuat rangkaian driver buzzer
4. Membuat rangkaian LCD suhu dan timer
5. Membuat rangkaian sensor suhu
6. Melakukan kalibrasi pada alat melakukan uji coba alat.

3
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang alat-alat
kesehatan, terutama pengaplikasian, penyempurnaan dan mendesain alat bagi
mahasiswa khususnya bagi mahasiswa jurusan teknik elektromedik tentang
alat cuci bedah otomatis.

1.5.2 Manfaat Praktis


Alat ini menjadi lebih memudahkan user dalam pemakaian yaitu dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Alat ini menggunakan heater untuk mencuci alat bedah
2. Dapat dikontrol menggunakan mikrokontroler Arduino UNO
3. Menggunakan Sensor Suhu LM 35.
4. Instruksi program dapat ditampilkan pada LCD.

1.6 Sistematika Penelitian


Sistematika karya tulis ilmiah ini disajikan menjadi beberapa bab, yaitu :
BAB I: PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, metode
dan sistematika penulisan.
BAB II: TEORI DASAR
Menjelaskan dan menerapkan dasar-dasar teori yang menunjang
pembahasan terhadap masalah yang dibahas.
BAB III : KEGIATAN PENELITIAN DAN TERAPAN
Memberikan gambaran tentang perencanaan rangkaian yang
diajukan dan implementasi terhadap rangkaian yang dibuat
BAB IV : PENDATAAN DAN ANALISA
Melakukan pendataan dari rangkaian yang dibuat serta memberikan
analisa data terhadap rangkaian tersebut

4
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Menarik kesimpulan dari hasil pelaksanaan perancangan,
pembuatan, pengujian dan penganalisaan modul yang telah dibuat.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

5
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Bakteri

Bakteri adalah kelompok mikroorganisme bersel satu yang diklasifikasikan


pada tingkat domain. Bersama dengan domain Archaea, bakteri digolongkan
sebagai prokariota. Sel bakteri memiliki bentuk tertentu, misalnya menyerupai
bola, batang, atau spiral, yang biasanya berukuran beberapa
mikrometer. (Malvino Paul Albert, 1996)
Bakteremia adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang memasuki
aliran darah. Apabila bakteri yang bersarang pada aliran darah masih dalam
jumlah yang sedikit, infeksinya mungkin tidak akan menyebabkan gejala serius
dan hanya menimbulkan demam yang bisa membaik dengan sendirinya. Namun,
apabila bakteri yang masuk ke dalam aliran darah jumlahnya cukup
besar.Penyakit ini hadir akibat kondisi medis tertentu, seperti infeksi saluran
kemih, pneumonia, atau infeksi pada organ pencernaan. Selain kondisi medis,
bakteri yang masuk ke dalam aliran darah juga dapat masuk secara spontan
melalui sikat gigi, konsumsi makanan, pemasangan kateter atau penggunaan alat
medis yang tidak steril. Alat medis yang tidak disterilkan secara total berisiko
menularkan bakteri selama prosedur operasi maupun tindakan medis lainnya.
( Malvino Paul Albert, 1996)

2.2 Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses menghancurkan semua jenis kehidupan


mikroorganisme sehingga menjadi steril (Padoli., 2016). Sterilisasi yaitu proses
mematikan semua mikroorganisme dengan pemanasan, dengan tujuan
membebaskan bahan dari semua mikroba perusak.
Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril,
mikroorganisme dapat dimatikan oleh panas (kalor), gas-gas seperti
formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan

6
kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga
dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau
oleh filtrasi (Curtis, 1999).Pada dasarnya proses sterilisasi dibedakan menjadi 3
macam yaitu sterilisasi basah, sterilisasi kering dan sterilisasi dengan ultra
violet.

2.2.1. Sterilisasi Basah


Sterilisasi basah adalah metode sterilisasi dengan memanfaatkan
hasil penguapan air, dimana uap air tersebut dihasilkan oleh pemanasan air.
Kaidah yang digunakan pada alat sterilsator basah ialah perubahan energi listrik
menjadi energi panas, untuk perubahan energi tersebut diperlukan filamen yang
berfungsi untuk memanaskan air. Semua peralatan yang akan disterilkan
dimasukkan kedalam alat sterilisator, untuk kemudian dipanaskan sesuai suhu
yang diperlukan. Yang harus diperhatikan dalam menggunakan alat sterilisasi
basah:a.Air dalam tabung jangan sampai habis (kering) sama sekali. Hal
ini penting untuk menjaga agar filamen-filamen pemanas tidak cepat rusak.
Jangan dioperasikan tanpa mengguanakan media air, karena hal ini dapat
menyebabkan wadah tempat air menjadi kehitam hitaman akibat panas. (Curtis,
1999)

2.2.2 Sterilisasi Kering


Sterilisasi kering merupakan sterilisasi dengan udara panas.
Proses sterilisasi kering memanfaatkan udara panas yang dihasilkan dari
pemanasan filamen. Pada prinsipnya sterilisasi kering sama dengan
sterilisasi basah. Perbedaannya sterilisasi basah menggunakan media air untuk
dipanaskan. . (Curtis, 1999)

2.2.3. Sterilisasi Ultra Violet


Sterilisasi ini menggunakan cahaya ultra violet sebagai sistem
sterilisasinya. Pada pesawat sterilisasi ini digunakan satu buah atau beberapa
lampu UV sebagai komponen utamanya. Prinsip pembangkitan sinar UV

7
samadengan lampu TL, perbedaannya bahwa ultra violet mempunyai frekuensi
tinggi, sehingga sinar UV ini dapat dimanfaatkan unntuk membunuh baktei-
bakteri(kuman) yang bercampur dengan udara.

2.3 Komponen Utama


2.3.1 Arduino UNO

Proyek Arduino berawal di Dilvre, Italia pada tahun 2005. Pendirinya adalah
Massimo Banzi Milano dan David Cuartiellez Malmoe. Arduino adalah
pengendali micro single-board yang bersifat open source, yang di rancang untuk
memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardware nya
memiliki prosesor atmel AVR dan software nya memiliki bahasa pemrograman
sendiri. Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open
source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip
mikrokontroler dengan jenis AVR. Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC
(integrated Circuit) yang bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan
menanamkan program pada mikrokontroller adalah agar rangkaian elektronik
dapat membaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan
output seperti yang diinginkan.
Sehingga mikrokontroller bertugas sebagai otak yang mengendalikan input,
proses ,dan output sebuah rangkaian elektonik. Arduino merupakan
mikrokontroler yang memang dirancang untuk bisa digunakan dengan mudah oleh
para seniman dan desainer. Menurut Massimo Banzi, salah satu pendiri atau
pembuat Arduino, Arduino merupakan sebuah platfom hardware open source
yang mempunyai input/output (I/O) yang sederhana. Menggunakan Arduino
sangatlah membantu dalam membuat prototype ataupun untuk melakukan
pembuatan proyek. Arduino memberikan I/O yang sudah fix dan bisa digunakan
dengan mudah. Arduino dapat digabungkan dengan modul elektro yang lain
sehingga proses perakitan jauh lebih efesien. Para desainer hanya tinggal
membuat software untuk mendayagunakan rancangan H/D yang ada.
Sumber : Yuwono Martha Dinata, Arduino itu Mudah, 2014:1-3

8
bagian H/D

berupa papan yang berisi I/O

Gambar 2.1 Board Arduino


2.3.2 Elemen Pemanas (Heater)
Elemen pemanas atau heater adalah suatu alat yang digunakan untuk
merubah energi listrik menjadi energi panas. Perubahan ini terjadi jika pada
kawat elemen dialiri arus listrik sehingga elemen akan menghasilkan listrik.
Komponen dasar pada alat pemanas listrik adalah berupa kawat nikelin yang
diatur sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah spiral. Kawat nikelin ini
akan berubah menjadi panas jika pada kawat nikelin dialiri arus listrik. Besar
kecilnya daya pada alat pemanas listrik ditetukan oleh jumlah panjang elemen
yang digunakan. Semakin besar daya yang dimiliki oleh alat pemanas listrik
maka alat tersebut memiliki waktu pemanasan yang relatif cepat. Seara umum
jenis heater ada 2 :
1. Heater kering, hanya bisa digunakan pada kondisi kering.
2. Heater basah, bisa digunakan pada kondisi basah dengan mencelupkan elemen
ke dalam air.(16)
Heater yang digunakan untuk membuat Rancang Bangun Portable
Steam Sauna Therapy Berbasis Arduinoini yaitu heater kering dengan
spesifikasi daya ±400 Watt. Penggunaan heater kering didasarkan pada desain
alat yang akan dibuat sehingga alat dapat bekerja optimal. Bentuk fisiknya
seperti pada gambar 2.2.

9
Gambar 2.2 Elemen Pemanas Kering
(Sumber: google.com)

2.3.3 Liquid Crystal Display (LCD)


Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan
tulisan. Terdapat 2 (dua) jenis lcd yaitu karakter dan grafik:
1. Lcd karakter merupakan LCD yang tampilannya terbatas pada tampilan
karakter, khususnya karakter ASCII (seperti karakter-karakter yang tercetak
pada keyboard komputer).

Gambar 2.2 LCD Karakter


Sumber: Abdul Kadir (2012: 196), Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi
Mikrokontroler dan Pemogramannya menggunakan Arduino, Andi
Yogyakarta

Lcd karakter diatas mempunyai lebar display 2 baris 16 kolom atau biasa
disebut sebagai LCD Character 16x2.

10
Tabel 2.1 Configurasi pin lcd 2 x16 caracter
Pin
Symbol Level Deskripsi
No
1 CS1 L Select Segment 1 – Segment 64
2 CS2 L Select Segment 65 – Segment 128
3 GND 0V Ground
4 Vdd %.0V Suplly voltage for logic
5 VLC (Variable) Operating voltage for LCD
6 D/I H/L H: Data, L: Instruksi
H: Read (MPU Module, L: Write
7 R/W H/L
(MPU Module)
8 E H Enable signal
9 DB0 H/L Data bit 0
10 DB1 H/L Data bit 1
11 DB2 H/L Data bit 2
12 DB3 H/L Data bit 3
13 DB4 H/L Data bit 4
14 DB5 H/L Data bit 5
15 DB6 H/L Data bit 6
16 DB7 H/L Data bit 7
17 RST L Reset the LCM
18 VEE V Negative voltage
19 A - Power supplye for LED +
20 K - Power supplye for LED -

Sumber: Deddy Susilo (2010: 376), 48 jam kupas tuntas Mikrokontroler,


Andi Yogyakarta

11
2.3.4 Buzzer
Buzzer adalah salah satu komponen elektronika yang dapat menimbulkan
suara dari membran yang terdapat kumparan (Ozzy Prasetya Adha,dkk,
2015).Dengan kata lain buzzer berfungsi untuk mengubah gelombang listrik
menjadi gelombang suara, buzzer bekerja pada tegangan DC sedangkan speaker
bekerja pada tegangan AC.Harga buzzer dipasaran cukup relatif murah dengan
spesifikasi yang bermacam-macam, untuk tegangan kerja dari buzzer juga
bervariasi diataranya 5v, 9V, 12V, 24V dan lain-lain. Apliaksi buzzer biasanya
digunakan untuk indikator sistem yang menyatakan pada kondisi tertentu.
Gambar 2.4 adalah gambar salah satau buzzer dengan tegangan kerja 5volt.

Gambar 2.3 Buzzer


Sumber : Ozzy Prasetya Adha, dkk, (2015: 22), Prototipe Sistem Buka
Tutup Atap Jemuran Pakaian Menggunakan Mikrokontroler Atmega8

2.3.5 Sensor suhu


ICLM 35 adalah rangkaian sensor suhu dalam derajat celcius (C).
Sensor suhu berfungsi sebagi tranducer yang mengubah data temperature yang
teraca menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor suhu harus
mempunyai kepekaan terhadap perubahan suhu yang diukur.

12
Sensor suhu yang dipakai dalam perencanaan alat ini adalah IC LM 35
produksi National Semiconductor. IC ini mempunyai ketelitian dan ketepatan
yang tinggi serta mempunyai jangkauan yang memadai untuk pengontrolan yang
umum.

Gambar 2.2GambarKonfigurasiLM 35

IC LM 35 memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut: mempunyai


nilai impedansi keluaran rendah dan linear, dikalibrasi langsung dalam celcius;
memiliki factor skala linear + 10.0 mV/°C, keluaran mengalami perubahan 10
mV unttuk setiap kenaikan suhu 1°C , jangkauan maksimal suhu antara -55°
sampai +150°Ccocok untuk aplikasi jarak jauh; harga yang cukupmurah; bekerja
pada tegangan catu 4 sampai 30 Volt;memiliki arus drain kurang dari 60 uA;
pemanasan sendiri yang lambat (low self – heating), 0,08°C di udara diam;
ketidak linearan hanya sekitar ±1_4°C; dan memiliki impedansi keluaran yang
kecil, 0,1 W untukbeban 1 mA.
IC LM 35 mempunyai spesifikasi antara lain :
1. Kalibrasi langsung dalam C
2. Outputnya linier 10 mV / C
3. Bekerja maksimum pada suhu –55 C sampai + 150
C
4. Bekerja antara tegangan 4 sampai 30 Volt
5. Komsumsis arus 60 A

6. Ketidak linieran hanya sekitar ±1/ 4 oC


7. Impedansi keluaran yang rendah, 0,1

13
Gambar 2. 7 Grafik Sensor LM 35

2.3.6 Solid State Relay


Solid state relay (SSR) mampu melakukan banyak tugas yang sama sebagai
relay elektromekanis (EMR).Perbedaan utama adalah bahwa SSR tidak memiliki
bagian mekanik yang bergerak didalamnya. Pada dasarnya, SSR ini adalah
perangkat elektronik yang bergantung pada listrik,magnetikdan optic
semi konduktor dan sifat komponen listrik untuk mencapai isolasi danfungsi
switching relay. Jenis SSR adalah fotocoupled SSR, transformer-coupled
SSR dan hibrida SSR. Sebuah foto digabungkan SSR dan dikontrol oleh
sinyal teganganrendah yang terisolasi secara optik dari beban. Sinyal kontrol
dalam foto yang biasanya digabungkan dengan SSRenergi adalah sebuah
LED yang mengaktifkan sebuah foto-dioda sensitif. Dioda berputar pada
back-toback thyristor, silikon penyearah terkendali atau MOSFET transistor
untuk mengaktifkan beban. Solid state relay (SSR) ditetapkan
sebagaimanakontrol ON-OFF di mana arus beban dilakukan oleh satu atau
lebih semikonduktor -misalnya, sebuah transistor daya, sebuah SCR, atau
TRIAC. SCR dan TRIAC sering disebut “thyristors sebuah istilah yang
diperoleh dengan menggabungkan thyratron dan transistor, karena dipicu
thyristor semikonduktorswitch“. Gambar dibawah merupakan bentuk dan isi
rangkaian dalam Solid state relay (SSR).

14
Gambar 2. 9Rangkaian dan Bentuk Fisik SSR

2.3.7 Selenoid Valve


Selenoid valve merupakan komponen yang berfungsi untuk melewatkan,
memblokir dan mengarahkan aliran udara bertekanan menuju aktuator
pneumatik. Penggerak katup kontrol arah tipe selenoid bekerja dengan metode
elektromagnetik seperti halnya relay. Jika selenoid diberi tegangan kerja maka
selenoid akan mengubah posisi kerja katup kontrol arah. Gambar 2.12
menunjukkan bentuk fisik dari solenoid valve.

Gambar 2.12 Selenoid valve

15
BAB III
PERENCANAAN
3.1. Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan bab ini penulis akan menjelaskan tentang
perencanaan rangkaian alat cuci bedah otomatis berbasis Mikrokontroller
Arduino Uno yang akan dibuat dan prinsip kerja dari rangkaian tersebut.
Perencanaan dengan menentukan spesifikasi sistem secara umum, membuat
sistem blok diagram, implementasi rangkaian Alat Cuci Bedah Otomatis dan
perangkat lunak agar dapat bekerja sesuai dengan perencanaan sistem secara
keseluruhan.
Perencanaan spesifikasi alat adalah sebagai berikut :
1. Tegangan supply adalah +5 Volt
2. Alat Cuci Bedah Otomatis ini dirancangdalam waktu 0 menit dan
30 menit. Pewaktu tersebut akan menghitung mundur.
3. Menggunakan LCD16 x 2sebagai display
4. Sistem menggunakan Arduino Uno
5. Menggunakan heater basah.
6. Menggunakan Solenoid Valve air masuk dan keluar.
7. Sensor Suhu LM 35

3.2 Blok Diagram


Untuk mempermudah pengertian sistem kerja secara keseluruhan maka
rangkaian dibagi menjadi beberapa blok rangkaian, dimana masing-masing
blok memiliki fungsi yang berbeda. Gambar blok rangkaian pada alat cuci bedah
otomatis diperlihatkan pada Gambar 3.1

16
Sensor LM
Tombol Setingan Alat LCD
35

Driver Heater Solenoid valve 1


Power ARDUINO
Supply UNO 328
Driver
SSRSolenoid air Heater Solenid valve 2
masuak

Driver SSR
buzzer solenoid air
keluar

Gambar 3. 1 Blok Diagram cuci bedah otomatis

3.2.1 Cara kerja Blok Diagram


Prinsip Kerja dari blok diagram aktifkan power supply lalu seting alat
tentukan berapa waktu penyetingan alat, sensor suhu akan mengecek tekanan
suhu pada alat, LCD menampilkan instruksi program driver heater akan
memanasakan air beberapa waktu dan solenoid Akan memasukan air ke dalam
alat cuci bedah otomatis sehingga proses pencucian berjalan dengan lancar.
Dari power supply masuk ke arduino dan arduino memberi arahan pada
tombol setting, sensor suhu dan LCD, setelah di seting waktu maka driver heater
berkerja dan air pun masuk melalui SSR solenoid,setelah air masuk heater pun
bekerja. Pada saat air deterjen masuk dan telah selesai bekerja maka SSR
solenoid air keluar akan bekerja dan waktu nya habis dan buzzer pun berbunyi.

17
3.2.2 Diagram Alir
Alat ini terdiri dari diagram alir adapun penjelasan diagram alir dapat
penulis sebagai berikut :

start

Inisialisasi program
arduino 328

Atur tombol setingan


alat

Sensor
Lcd 2 x 16
LM 35

Driver Heater
Aktif

Heater Panas

Masukan Air oleh solenoid

Hitung Waktu
Mundur

Buzzer Aktif

Stop

18
Penjelasan Flowchart
Pada saat start inisialisasi program seting program arduino tampilkan pada
LCD dan sensor suhu bekerja. Aktifasi driver heater pada cuci bedah,lalu air
masuk oleh solenoid, hitung waktu mundur buzzer aktif lalu stop proses
program berhenti kembali ke alamat awal

19
DAFTAR PUSTAKA
Malvino Paul Albert, prinsip – prinsip elektronika, Edisi Ketiga, Jilid 1 &
II, Erlangga, Jakarta, 1996

Yohanes, H, Dasar – Dasar Elektronika, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1979

Latif Melda,dkk,2013,Analisa Proses Charging Akumulator pada


Prototipe Turbin Agin Sumbu Horizontal di pantai Purus Padang,(2),(1),
(1-8),Jurnal Nasional Teknologi Elektro.

Marta Dianta Yunowo,2014, Arduino itu Mudah,Kompas.

Nalwan Andi,2012, Teknik Rancang Bangun Robot,ANDI.

Rita Afyenni,2014, Perancanagan Data Flow Diagram Untuk Sistem


Informasi Sekolah,(2),(1),(1-10),Jurnal TeknoIF.

Saputra Rusli,2015, Desain Sistem Informasi Oreder Photo Pada


Creative Studiao Photo Dengan Mengguakan Bahasa Pemograman
Visual Basic ,(17),(2),(86-93),Jurnal Momentum.

Satriawaty Mallu,2015,Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan,(l),


(2),(1-10),Jurnal Tekno.

Setiawan Wawan,dkk,2012, Metodologi Berbasis Komputer,(1),(2),(1-


9),Pendidikan Ilmu Komputer FP.MIPA.UPI.

Slamet Doni,dkk,2012,Pengembangan Sistem Informasi dan


Administrasi Kependudukan (SIAK) Pada Bagian Pendaftaran Pindah
Datang Penduduk di dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Garut,(09),(04)(1-10),Jurnal.sttgarut.ac.id.

20
Sutabri Tata,2012, Konsep Sistem Informasi,ANDI.

Syahwil Muhammad,2013, Panduan Mudah Simulasi & Praktek


Mikrokontroler Arduino, ANDI.

Yakub,2012, Pengantar Sistem Informasi, Balai Pustaka.

Yohana Susanti,dkk,2012,Sistem Penimbangan Otomatis Menggunakan


Mikrokontroler ATmega16,(1),(1)(41-52),EEJ.

21

Anda mungkin juga menyukai