Anda di halaman 1dari 8

 

 
BAB II
 
TINJAUAN PUSTAKA
 
2.1. Tinjauan Pustaka
 Berikut ini adalah hasil kajian beberapa laporan proyek akhir dan tugas akhir

  yang dapat dijadikan referensi dan diaplikasikan pada proyek akhir yang akan

  dibuat :
1.
Hasil kajian dari karya tulis Tantoni yang membahas mengenai sterilisator
 
ultraviolet (UV) dan heater untuk instrumen peralatan gigi didapat bahwa
 
kinerja pensterilisasian dapat dilakukan secara bersamaan atau terpisah.
  Sterilisasi dengan ultraviolet (UV) dapat digunakan untuk mensterilkan
instrumen yag terbuat dari plastik, rubber, karet serta instrumen yang tidak
tahan panas. [4]
2. Berdasarkan karya tulis Octariza Dwi Cahyono. Hasil kajian yang didapat
dari jurnal ini adalah dengan merebus botol susu bayi, namun
mengakibatkan kemungkinan terlepasnya residu senyawa kimia yang
berbahaya yaitu bisphenol-A (BPA) ke lingkungan. [5]
3. Hasil kajian dari karya tulis Galih yang membahas mengenai alat
sterilisasi dental kit didapat bahwa pensterilisasian dapat menggunakan
sinar UV yang sangat efektif membunuh mikroorganisme, tanpa bahan
kimia, sehingga tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun.
Selain itu sinar UV pada alat ini dapat difungsikan untuk mensterilkan bur
gigi dengan waktu 15 menit dan dapat membunuh bakteri secara efektif.
[6]
4. Hasil kajian dari karya tulis Azzuhra yang membahas mengenai alat
sterilizer peralatan makan bayi didapatkan bahwa sistem panas-kering
menggunakan heater dan sinar UV dapat difungsikan untuk mensterilkan
tempat makan bayi dengan metode panas-kering dan penyinaran secara
bergantian dalam waktu 45 menit serta dapat ditampilkan pada LCD. [7]

II-1
 
  II-2

 
Berdasarkan kajian diatas, terdapat beberapa kekurangan pada sterilisator yang
 
telah dibuat sehingga diperlukan beberapa tambahan fitur, diantaranya adalah
  menambahkan safety lock yang berfungsi mencegah pengguna mengalami
kecelakaan
  saat proses sterilisasi berlangsung, menambahkan mode pemilihan dan
aplikasi
 
mobile pada pengoperasian alat sehingga mempermudah dalam
penggunaan, dan menambahkan buzzer sebagai indikator proses sterilisasi.
 
2.2. Dasar Teori
 
2.2.1. Sterilisasi
  Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang

terdapat
  pada atau di dalam suatu benda. Menurut Hadioetomo (1985), terdapat
tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan
 
kimia, dan penyaringan atau filtrasi. Sedangkan prinsip dalam sterilisasi dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Dari ketiga
prinsip tersebut sterilisasi secara fisik dilakukan dengan metode pemanasan dan
penyinaran, yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung) dilakukan dengan cara membakar
alat pada api secara langsung, contoh alat jarum inokulum, pinset,
batang L, dan lain lain.
b. Panas kering adalah sterilisasi dengan oven kira kira 60-1800C.
Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca
misalnya elenmeyer, tabung reaksi, dan lain lain.
c. Uap air panas merupakan konsep yang mirip dengan mengukus. Bahan
yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya
tidak terjadi dehidrasi. [8]
d. Uap air panas bertekanan yaitu sterilisasi menggunakan autoklaf.
2. Radiasi
a. Sinar Ultra Violet (UV) dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Biological Safety Cabinet (BSC) atau Laminar Air Flow (LAF)
dengan disinari lampu UV.

 
  II-3

 
b. Gamma bersumber dari Cu60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-
 
500 kilocurie serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis
  efektifitasnya adalah 2,5 MRad. Gamma digunakan untuk
  mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam, karet serta bahan

 
sintesis seperti pulietilen (Hadioetomo, 1985). [8]
2.2.2. Sterilisasi Peralatan Makan Bayi
 
Diperlukan perhatian khusus untuk menjaga kesehatan pada bayi, hal ini
 
disebabkan bayi masih rentan terhadap penyakit. Maka peralatan makan dan
minum
  bayi yang digunakan harus terbebas dari bakteri. Sebelum digunakan,
semua
  peralatan makan dan minum bayi diharuskan dibersihkan dan disterilkan
terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan banyak zat yang tertinggal dan menempel
 
pada peralatan makan dan minum bayi yang kemudian dapat menjadi media ideal
untuk berkembang biaknya bakteri dan jamur penyebab penyakit. Beberapa jenis
metode sterilisasi untuk peralatan makan bayi diantaranya sebagai berikut :

1. Sterilisasi dengan uap panas (steam sterilization).


2. Sterilisasi dengan air dingin (cold water sterilization).
3. Sterilisasi dengan microwave (microwave sterilization).
4. Sterilisasi dengan radiasi sinar UV.

2.2.3. Bahan Peralatan Makan Bayi


Pada umumnya peralatan makan bayi terbuat dari bahan plastik. Terdapat
beberapa bahan aditif yang ditambahkan pada plastik untuk memperbaiki sifat-
sifat fisiko kimia plastik, bahan tersebut diantaranya berfungsi sebagai pewarna,
antioksidan, penyerap cahaya ultraviolet, penstabil panas, penurun viskositas,
penyerap asam, pengurai peroksida dan lain-lain. Plastik yang digunakan untuk
membuat peralatan makan bayo yaitu plastic thermoplast seperti polypropylene
(pp) dan polycarbonat. Polypropylene mempunyai titik leleh yang cukup tinggi
(190-200°C). Polypropylene mempunyai ketahanan terhadap bahan kimia
(chemical resistance) yang tinggi, tetapi ketahanan pukul (impact strength) nya
rendah. Polycarbonate mempunyai titik leleh yang cukup tinggi yaitu 280-310°C.
[9]

 
  II-4

 
2.2.4. Efek Sinar UV
 
Ultraviolet merupakan suatu bagian dari spektrum elektromagnetik dan tidak
  membutuhkan medium untuk merambat. Ultraviolet mempunyai rentang panjang
gelombang
  antara 380 100 nm yang berada di antara spektrum sinar X dan
cahaya
 
tampak. Secara umum sumber ultraviolet dapat diperoleh secara alamiah
dan buatan. Sumber ultraviolet alamiah bisa berasal dari sinar matahari,
 
sedangkan sumber ultraviolet buatan umumnya berasal dari lampu fluorescent
 
khusus, seperti lampu merkuri tekanan rendah (low pressure) dan lampu merkuri
tekanan
  sedang (medium pressure). Lampu merkuri bertekanan sedang mampu
menghasilkan
  keluaran radiasi ultraviolet yang lebih besar daripada lampu
merkuri bertekanan rendah. Sedangkan, lampu merkuri bertekanan rendah lebih
 
efisien dalam pemakaian listrik dibandingkan lampu merkuri bertekanan sedang.
Lampu merkuri bertekanan rendah menghasilkan radiasi maksimum pada panjang
gelombang 253,7 nm yang dapat mematikan bagi mikroorganisme dan protozoa.
[10]

Radiasi ultraviolet merupakan suatu sumber energi yang mempunyai


kemampuan untuk melakukan penetrasi ke dinding sel mikroorganisme dan
mengubah komposisi asam nukleatnya. Absorbsi ultraviolet oleh DNA (atau
RNA pada beberapa virus) dapat menyebabkan mikroorganisme tersebut tidak
mampu melakukan replikasi akibat pembentukan ikatan rangkap dua pada
molekul-molekul pirimidin. Sel yang tidak mampu melakukan replikasi akan
kehilangan sifat patogenitasnya. Radiasi ultraviolet yang diabsorbsi oleh protein
pada membran sel akan menyebabkan kerusakan membran sel dan kematian sel.
Akibatnya akan memperlemah fungsi-fungsi vital organisme dan kemudian akan
membunuhnya. [6]

Waktu penyinaran dengan UV yang paling efektif untuk sterilisasi pada


bakteri bacillus sp dan rhyzopus digesporus adalah 15 menit sedangkan selama 30
menit adalah acinotabacter caicoacetius. Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya
dapat terbunuh dengan penyinaran sinar ultraviolet dan sinar-sinar ionisasi. Sinar
ultraviolet menyebabkan bakteri yang berada di udara atau yang berada dilapisan
permukaan suatu benda yang terpapar sinar ultraviolet akan mati. Efektifitas sinar
ultraviolet terhadap daya bunuh bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor

 
  II-5

 
diantaranya : luas ruangan, intensitas cahaya yang digunakan, jarak sumber
 
cahaya terhadap bakteri, lama waktu penyinaran, dan jenis bakteri itu sendiri. [11]
 
2.2.5. Pemanas Listrik
 
Pemanas listrik merupakan elemen pemanas yang mengubah listrik menjadi
panas.
  Elemen pemanas yang sering digunakan menggunakan bahan nichrome
  80/20 (80 nikel dan 20 kromium) kawat. Bahan kawat tidak akan mengoksidasi,
mencegah kawat melonggar atau pembakaran keluar.
 
2.2.6. Modul Mikrokontroler
 
Mikrokontroler adalah sebuah kontroler yang digunakan untuk
 
mengendalikan suatu proses atau aspek lain. Mikrokontroler adalah suatu IC
  dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan
untuk suatu kontroler sudah dikemas dalam satu keping (one chip
microcomputer), dan terdiri dari;
CPU (Central Processing Unit)
RAM
EEPROM/EPROM/PROM/ROM
I/O, Serial & Parallel
Timer
Interupt Controller
Secara umum mikrokontroler memiliki instruksi manipulasi bit, akses ke I/O
secara langsung, dan proses interrupt yang cepat. Mikrokontroler merupakan
piranti elektronik yang memiliki kemampuan manipulasi data (informasi)
berdasarkan suatu urutan instruksi (program) yang dibuat oleh programmer. [12]
Modul mikrokontroler yang biasa digunakan adalah modul mikrokontroler
Arduino. Arduino mempunyai sifat open source, baik bagi hardware maupun bagi
software. Arduino Mega 2560 merupakan papan pengembangan mikrokontroler
yang berbasis pada Arduino dengan menggunakan ATmega2560. Mikrokontroler
ATMega 2560 memiliki beberapa spesifikasi yang menjadikannya solusi
pengendali yang diperlukan, diantaranya :
Tegangan operasi 5V, dengan tegangan input untuk ATMega 2560 sebesar
7-12V.
Pin digital I/O sebanyak 54 pin dan 14 pin merupakan keluaran PWM.

 
  II-6

 
Pin analog sebanyak 16 pin.
 
Flash memory 156Kb, dan SRAM 8Kb
 

2.2.7.
  Selenoid lock
  Selenoid lock adalah salah satu komponen pengunci pintu secara
elektronik. Selenoid ini mempunyai dua sistem kerja, yaitu Normaly Close (NC)
 
dan Normaly Open (NO). Biasanya selenoid lock membutuhkan input atau
 
tegangan kerja sebesar 12V DC sehingga membutuhkan power supply dari luar
 
sebesar 12V dan relay untuk mengaktifkannya, tetapi ada juga selenoid lock yang
yang
  hanya membutuhkan input tegangan 5V DC dan sehingga dapat langsung
bekerja dengan tegangan output dari pin IC digital.
 
2.2.8. Sensor Suhu
Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk mengubah suatu besaran fisik
menjadi besaran listrik. Sensor menurut Petruzella, sensor merupakan bagian
dari transducer yang berfungsi merasakan dan
adanya perubahan energi eksternal yang akan masuk ke bagian input
dari transducer, sehingga perubahan kapasitas energi yang ditangkap segera
dikirim kepada bagian konverter dari transducer untuk diubah menjadi energi
listrik .
Terdapat 4 jenis sensor suhu yang umum digunakan, adalah thermocouple
(T/C), resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor.
Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang
disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul
antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai
pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar
pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu.
Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang
tinggi pada pendeteksian tahanan. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan
5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. IC Sensor
adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon
untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan
arus yang sangat liner (Priyo Jatmiko, hal 39, 2015)

 
  II-7

 
IC sensor terdiri dari sensor analog dan sensor digital. Sensor digital yang
 
digunakan adalah sensor DS18B20. Sensor DS18B20 merupakan sensor digital
  yang memiliki 9-12-bit ADC internal. Sensor ini mampu membaca suhu dari -
550C 0 0
  hingga 125 C dengan tingkat akurasi (+/- 0,5 C). Sensor DS18B20 memiliki
64-bit
 
kode serial unik yang disematkan pada masing-masing chip, sehingga
mempermudah penggunaan sensor dalam jumlah besar melalui satu
 
microprocessor (single wire data bus / 1-wire protocol). Sensor ini mempunyai
 
kemampuan multidrop yang menyederhanakan aplikasi pengindraan suhu dan
dapat
  mengkonversi data suhu ke 12-bit digital word dalam 750 milidetik. [13]
Konfigurasi
  pin sensor DS18B20 dapat dilihat pada gambar II.1 berikut ini.

Gambar II. 1 Konfigurasi pin sensor DS18B20 [13]

2.2.9. Buzzer
Buzzer listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah
sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, buzzer yang merupakan
sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada alarm dan perangkat peringatan
bahaya lainnya. Jenis buzzer yang sering digunakan adalah buzzer berjenis
piezoelectric.
Piezoelectric buzzer adalah jenis buzzer yang menggunakan efek
piezoelectric untuk menghasilkan suara atau bunyinya. Tegangan listrik yang
diberikan ke bahan piezoelectric akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan
tersebut kemudian diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh
telinga manusia dengan menggunakan diafragma dan resonator. Tegangan
operasional piezoelectric buzzer yang umum biasanya berkisar diantara 3 hingga
12 volt. [14]

 
  II-8

 
2.2.10. Teori Kendali
 
Teori kendali untuk menentukan dua posisi on-off disebut dnegan teknik
  kendali dua posisi (on-off). Kendali dua posisi adalah aksi kendali otomatis yang
 
199).
 
Sistem kendali dua posisi sering disebut juga sebagai kendali On-Off.
Diagram blok sistem kendali dua posisi (on-off) ditunjukan pada gambar II.2
 
dibawah ini.
 

Gambar II. 2 Diagram blok sistem kendali dua posisi (on-off) [15]

Dalam sistem kendali on-off untuk memperoleh sinyal keluaran sistem yang
didapat maka dilkukan dengan mengambil dari sinyal keluaran pengendali u(t)
yang cenderung tetap pada salah satu nilai maksimum atau minimum, tergantung
apakah sinyal pembangkit (error) positif atau negative, sehingga nilai u(t) dapat
dituliskan sebagai berikut :
u(t) = U1
u(t) = U2 2)
Dengan nilai U1 dan U2 konstan. [15]

Anda mungkin juga menyukai