Anda di halaman 1dari 12

SIMULASI ALAT PENYIMPANAN DIALYZER REUSE

DILENGKAPI LAMPU UV

Naskah Publikasi

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi


Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Program
Studi D3 Teknik Elektromedik

Oleh
SOFWATI ZUHAIRA KUMALA
20153010032

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK


PROGRAM VOKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
SIMULASI ALAT PENYIMPANAN DIALYZER REUSE
DILENGKAPI LAMPU UV
Sofwati Zuhaira Kumala1, Wisnu Kartika2, Heri Purwoko3
Program Studi D3 Teknik Elektromedik Program Vokasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jln. Lingkar Selatan Tamantirto, Kasihan, Bantul-DIY, Indonesia 555185
Telp. (0274) 387656, Fax. (0274) 387646
Email : sofwatizuhaira96@gmail.com, wisnu2007@umy.ac.id

ABSTRAK

Dializer adalah alat yang digunakan sebagai ginjal buatan pada proses
hemodialisis (cuci darah). Dialyzer reuse merupakan pemakaian dializer lebih dari
1x pada pasien yang sama. Perlakuan dializer yang digunakan lebih dari 1x perlu
perhatian khusus sebelum pemakaian kembali. Jika tidak, maka dapat
mengakibatkan dializer akan terkontaminasi bakteri yang merupakan masalah
paling sulit untuk ditanggulangi. Akibat paling ringan yang ditimbulkan oleh
bakteri kontaminan ini adalah pasien menggigil dan demam pada saat proses
hemodialisis.
Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan perlakuan dialyzer reuse
pada saat penyimpanan setelah melakukan desinfeksi agar dializer tetap steril.
Alat ini menggunakan lampu UV sebagai media penyimpanan untuk
mempertahankan kesterilan objek dan mencegah timbulnya bakteri kontaminan
dan bakteri lain selama penyimpanan dilakukan. Sensor LM35 digunakan sebagai
pembaca suhu dalam box dan sensor LDR digunakan sebagai sensor cahaya untuk
lampu UV.
Berdasarkan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan, diperoleh hasil
sebelum menggunakan alat terdapat sebanyak 95 koloni bakteri dan 6 jamur,
kemudian setelah menggunakan alat diperoleh 0 koloni bakteri. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa alat yang dirancang mampu untuk mempertahankan kesterilan
objek.
Kata Kunci: Ultraviolet, Sensor LM35, LDR, dan Koloni

1. PENDAHULUAN dializer (ginjal buatan) sehingga


Tingginya biaya pengobatan diharapkan akan mengurangi biaya
cuci darah merupakan kendala utama operasional. Dialyzer reuse
bagi penderita gagal ginjal kronis merupakan pemakaian dializer lebih
yang memerlukan setidaknya 2-3 kali dari 1x pada pasien yang sama [1].
terapi dalam seminggu. PT. Askes Dializer yang telah digunakan
telah memberlakukan penggunaan dalam proses hemodialisis akan
alat dengan sistem reuse pada dibersihkan dan dilakukan sterilisasi

1
2

baik menggunakan mesin maupun Salah satu cara untuk


manual [1]. Setelah melakukan mengatasi pertumbuhan bakteri
pembersihan dan sterilisasi maka dapat dilakukan menggunakan
selanjutnya dilakukan penyimpanan sinar radiasi ultraviolet (UV),
dializer di tempat yang tertutup rapat karena sinar ini merupakan bentuk
[2]. Perlakuan dialyzer reuse perlakuan fisik untuk menjamin
sebelum digunakan kembali sangat keamanan supaya pertumbuhan
perlu diperhatikan, jika tidak maka bakteri dapat terhambat [5]. Selain
akan mengakibatkan dializer akan proses sterilisasi, lemari tempat
terkontaminasi bakteri yang menyimpan dializer juga perlu
merupakan masalah paling sulit diperhatikan. Menurut Tucson, AZ
ditanggulangi [3]. Akibat paling dan Minneapolis, MN (USA),
ringan yang ditimbulkan oleh bakteri dializer dapat disimpan pada suhu
kontaminan ini adalah pasien ruang 30°C selama 11 jam [6].
menggigil dan demam pada saat Pada lemari penyimpanan
proses hemodialisis. Salah satu dialyzer reuse sebelumnya hanya
penyebabnya yaitu pyrogenic memperhatikan suhu dan
reaction yang merupakan reaksi kelembaban saja agar dializer tetap
demam karena adanya bakteri mati steril. Namun, ada beberapa bakteri
endotoksin yang masuk pada sistem yang dapat tumbuh pada suhu ± 30°C
tubuh pasien. Reaksi tersebut dapat seperti jenis psikrofil dan mesofil
terjadi disebabkan karena sehingga diperlukan tempat
terkontaminasinya cairan bicarbonat, penyimpanan yang dapat
sistem air, mesin HD, serta tabung mempertahankan kesterilan dialyzer
dializer (biasanya dializer yang reuse sebelum digunakan kembali
menggunakan reuse). Pencegahan untuk mencegah segala hal yang
yang dapat dilakukan berupa terjadi yang tidak diinginkan pada
sterilisasi peralatan yang benar dan saat proses hemodialisis. Oleh karena
penggunaan sistem higienis serta itu, penulis membuat alat simulasi
penyimpanan ditempat yang tertutup penyimpanan dialyzer reuse dengan
[4].
3

menggunakan lampu UV sebagai Ketika alat dihidupkan maka


media penyimpanannya. power supply akan menyuplai
tegangan ke seluruh rangkaian.
2. METODE PENELITIAN
Tekan tombol menu untuk mengatur
Metode yang dilakukan pada
menu pilihan yang akan disetting,
penelitian ini terdiri dari beberapa
kemudian untuk mengatur angkanya
tahap, yaitu: perancangan hardware,
dapat menekan tombol up atau down.
perancangan software, pengujian
Adapun pilihan pada tombol menu
alat, dan pengambilan data.
yaitu setting jam, menit, tanggal,
2.1 Perancangan Hardware bulan, tahun, jam UV on, menit UV
Perancangan hardware pada on, interval jam, dan interval menit.
modul Tugas Akhir menggunakan Pada menu jam, menit, tanggal,
beberapa rangkaian di antaranya bulan, dan tahun disetting sesuai
adalah rangkaian power supply, waktu penggunaan alat. Pada menu
rangkaian driver UV, dan rangkaian jam dan menit UV on fungsinya
sistem minimum ATmega328. untuk mengatur jam dan menit ke
Sedangkan perangkat lunak yang berapa lampu UV akan menyala.
digunakan adalah software Kemudian pada menu interval jam
pemrograman Arduino sebagai dan menit fungsinya untuk mengatur
pengolah data alat. Sensor yang waktu lamanya lampu UV menyala.
digunakan pada alat adalah sensor RTC berfungsi sebagai pewaktu
LM35 sebagai sensor suhu dan secara real time. LDR berfungsi
sensor LDR sebagai sensor cahaya. sebagai sensor cahaya lampu UV.
Buzzer berfungsi sebagai indikator
untuk mengetahui lampu UV
menyala atau mati, dan sensor LM35
berfungsi sebagai sensor suhu di
dalam box.

2.2 Perancangan Software


Gambar 2.1 Diagram Blok Sistem
4

Perangkat lunak pada alat untuk dalam box yang ditampilkan pada
memproses sinyal yang didapat dari LCD. Kemudian setting waktu (jam,
sensor menggunakan mikrokontroler menit, tanggal, bulan, tahun, jam UV
ATmega328 sebagai pengolah data. on, menit UV on, interval jam dan
Diagram alir proses berjalannya interval menit) pada menu pilihan,
sistem kerja alat ditunjukkan oleh untuk mengaturnya dapat
Gambar 2.2 berikut. menggunakan tombol up atau down.
Ketika LCD menampilkan waktu
sesuai setting interval jam dan menit,
maka lampu UV menyala dan sensor
LDR akan mendeteksi kondisi terang
dari lampu sehingga buzzer akan
berbunyi sebanyak 3x. Lampu UV
menyala selama selang waktu yang
telah ditentukan. Setelah waktu habis
maka lampu UV mati dan sensor
LDR akan mendeteksi kondisi gelap
dari lampu kemudian buzzer akan
berbunyi lagi sebanyak 3x. Namun,
apabila lampu UV mati pada waktu
yang seharusnya menyala, maka
buzzer akan berbunyi terus-menerus
sampai waktu tercapai.

Z 3. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Gambar 2.2 Diagram Alir
Pada penelitian Tugas Akhir ini,
Ketika alat dihidupkan maka penulis melakukan pengujian alat
LCD akan menginisialisasi. RTC dengan cara membandingkan
bekerja sebagai pewaktu secara real pembacaan suhu sebelum UV
time dan sensor LM35 bekerja untuk menyala dan setelah UV menyala
membaca atau monitoring suhu di
5

dengan alat pembanding, serta Pada pengukuran suhu sebelum


menghitung angka kuman pada UV menyala, hasil data yang didapat
objek. berbeda-beda karena pada alat ini
besar kecilnya suhu tidak ditentukan
3.1 Pengukuran Suhu
namun hanya monitoring saja. Suhu
Tabel 3.1 Pengukuran Suhu
terendah yang dihasilkan oleh sensor
Sebelum UV Menyala Setelah UV Menyala LM35 sebelum lampu UV menyala
No.
Mod
(°C)
Tm
(°C)
Sel
(°C)
Mod
(°C)
Tm
(°C)
Sel
(°C)
sebesar 25,4°C sedangkan suhu
1 25,4 25,9 0,5 27,4 26,9 0,5
2
3
26,4
27,8
26,9
27,4
0,5
0,4
27,8
29,8
27,5
30,2
0,3
0,4
tertinggi sebesar 29,3°C. Hasil
4 26,4 27,3 0,9 30,1 31,2 1,1
5 28,8 29,7 0,9 28,3 28,6 0,3 perbandingan antara sensor suhu
6 27,3 28,1 0,8 29,8 28,8 1
7 28,8 28,4 0,4 29,3 29 0,3
8 28,1 28,2 0,1 30,1 29,2 0,9 pada modul tugas akhir dengan
9 29,3 28,6 0,7 29,3 28,8 0,5
10 28,1 28,5 0,4 30,2 30,5 0,3
Jum 276,4 279 5,6 292,1 290,7 5,6 temperature meter terdapat
Rata 27,64 27,9 0,56 29,21 29,07 0,56
Simp
% Err
-0,26
0,9%
0,14
0,5%
penyimpangan sebesar -0,26 dan
didapatkan nilai error sebesar 0,9 %,
Keterangan :
sehingga hasil pengukuran suhu pada
Mod : Modul
modul alat masih berada dalam batas
Tm : Temperature meter
nilai toleransi.
Sel : Selisih
Jum : Jumlah
Suhu Sebelum UV Menyala
Rata : Rata-rata 31
30
Simp : Simpangan 29
Suhu (°C)

28
27
% Err : Persentase Error 26
25
24
23
Tabel 3.1 merupakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Data
pengukuran suhu sebelum dan Modul (°C) Temperature meter (°C)

sesudah lampu UV menyala.


Gambar 3.1 Pengukuran Suhu
Pengukuran ini dilakukan untuk Sebelum UV Menyala
menguji kepekaan sensor suhu LM35
Dilihat dari Gambar 3.1 di atas
pada modul Tugas Akhir dengan alat
yang merupakan grafik perbandingan
pembanding berupa temperature
pengukuran suhu antara modul tugas
meter.
akhir dengan alat pembanding berupa
temperature meter yang diukur
6

sebelum lampu UV menyala. Line Suhu Setelah UV Menyala


berwarna biru menunjukkan hasil 32
31
30
pengukuran menggunakan sensor

Suhu (°C)
29
28
27
LM35 pada modul alat dan line 26
25
24
berwarna merah menunjukkan hasil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

pengukuran menggunakan sensor Data


Modul (°C) Temperature meter (°C)

suhu temperature meter. Hasil


pengukuran suhu menggunakan Gambar 3.2 Pengukuran Suhu
Setelah Lampu UV Menyala
sensor LM35 pada alat ini
Dapat dilihat dari Gambar 3.2
memperoleh penyimpangan sebesar -
yang merupakan grafik perbandingan
0,26 dan error sebesar 0,9 %, dengan
pengukuran suhu antara modul tugas
suhu terendah yang dihasilkan oleh
akhir dengan alat pembanding berupa
sensor sebesar 25,4°C sedangkan
temperature meter yang diukur
suhu tertinggi sebesar 29,3°C.
setelah lampu UV menyala selama 20
Selanjutnya pada pengukuran
menit. Line berwarna biru
suhu setelah UV menyala, hasil data
menunjukkan hasil pengukuran
yang didapat juga berbeda-beda.
menggunakan sensor LM35 pada
Suhu terendah yang dihasilkan oleh
modul alat dan line berwarna merah
sensor LM35 setelah lampu UV
menunjukkan hasil pengukuran
menyala sebesar 27,4°C sedangkan
menggunakan sensor suhu
suhu tertinggi sebesar 30,2°C. Hasil
temperature meter. Hasil pengukuran
perbandingan antara sensor suhu
suhu menggunakan sensor LM35
pada modul tugas akhir dengan
pada alat ini memperoleh
temperature meter terdapat
penyimpangan sebesar 0,14 dan
penyimpangan sebesar 0,14 dan
error sebesar 0,5 %, dengan suhu
didapatkan nilai error sebesar 0,5 %,
terendah yang dihasilkan oleh sensor
sehingga hasil pengukuran suhu pada
sebesar 27,4°C sedangkan suhu
modul alat masih berada dalam batas
tertinggi sebesar 30,2°C.
nilai toleransi.
7

3.2 Pengujian Alat dengan terhitung sebanyak 30 koloni bakteri.


Menghitung Angka Kuman
Penyimpanan dilakukan setelah
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Angka disterilkan menggunakan UV.
Kuman pada Objek
No Sebelum Tanpa Mengguna
Objek
. Penyimpanan UV kan UV
1 Gelas 95 koloni 30 0 koloni
6 jamur koloni
plastik

Dilihat dari Tabel 3.2 dapat


disimpulkan bahwa dengan Gambar 3.5 Bakteri Setelah
Penyimpanan Menggunakan UV
menggunakan alat ini sebagai alat
Gambar 3.5 merupakan
penyimpanan terbukti dapat
banyaknya bakteri yang tumbuh
mempertahankan sterilitas objek.
setelah penyimpanan menggunakan
UV dan terhitung sebanyak 0 koloni
bakteri.

3.3 Pembahasan Rangkaian


Gambar 3.3 Bakteri Sebelum 1. Rangkaian Power Supply
Penyimpanan
Gambar 3.3 merupakan bakteri
yang tumbuh sebelum penyimpanan
dan terhitung sebanyak 95 koloni
bakteri dan 6 jamur.

Gambar 3.6 Rangkaian Power


Supply

Rangkaian power supply


Gambar 3.4 Bakteri Setelah berfungsi sebagai penyuplai
Penyimpanan Tanpa UV
tegangan ke seluruh rangkaian pada
Gambar 3.4 merupakan
modul tugas akhir yang
banyaknya bakteri yang tumbuh
menggunakan tegangan DC. Prinsip
setelah penyimpanan tanpa UV dan
kerjanya adalah mengubah tegangan
8

AC dari sumber listrik menjadi 2. Rangkaian Driver UV


tegangan DC yang masuk ke
rangkaian. Pada rangkaian ini
menggunakan transformator step
down yang berfungsi sebagai
penurun tegangan. Input dari
transformator adalah 220 VAC yang
terhubung langsung dari sumber Gambar 3.7 Rangkaian Driver UV
listrik (PLN). Output transformator
Relay merupakan komponen
yang digunakan adalah 9 VAC dan
elektronika yang bersifat induktif.
15 VAC. Kemudian masuk ke diode
Pada suatu rangkaian elektronika
bridge maka tegangan menjadi 9
yang menggunakan beban induktif
VDC dan 15 VDC karena dioda
akan menimbulkan lonjakan
berfungsi sebagai penyearah arus
tegangan yang terjadi pada saat
bolak balik (AC) yang diubah
beban induktor diberikan tegangan
menjadi arus searah (DC). Kemudian
dan saat diputuskan tegangan,
untuk mendapatkan output 5 VDC
sehingga pada rangkaian driver
dan 12 VDC sesuai yang dibutuhkan,
diberikan rangkaian snubber untuk
pada rangkaian power supply ini
memproteksi dari lonjakan tegangan.
ditambahkan IC regulator 7805 dan
Pada rangkaian proteksi ini
7812 yang berfungsi sebagai
komponen dioda di paralel dengan
pembatas tegangan. Rangkaian yang
coil relay yang berfungsi sebagai
membutuhkan suplai tegangan 5
pengaman komponen elektronika
VDC adalah rangkaian minimum
yang mudah rusak seperti transistor
sistem dan RTC, sedangkan tegangan
akibat lonjakan tegangan. Ketika
12 VDC adalah rangkaian driver.
relay dalam kondisi off (NC) maka
dioda pada rangkaian tersebut
mendapat bias maju sehingga arus
yang mengalir ke coil selanjutnya
akan mengalir ke dioda secara
looping. Pada prinsipnya, driver akan
9

on pada saat mikrokontroler Mikrokontroler pada sistem


diberikan logika high untuk minimum ini menggunakan
memberikan tegangan 5 Volt agar ATmega328 yang memiliki 28 pin.
transistor saturasi dan coil relay Pin-pin yang digunakan untuk input
mendapatkan ground melalui tombol-tombol adalah PD2, PD3,
transistor, sehingga mengakibatkan dan PD4. Pin PC1/ADC1 digunakan
posisi NC akan berpindah ke NO. untuk input sensor LDR dan
Kemudian driver akan kembali off PC2/ADC2 digunakan untuk input
apabila mikrokontroler diberikan sensor LM35. Kemudian pin PB1
logika low untuk memberikan adalah output buzzer dan pin PB2
tegangan 0 Volt agar transistor tidak adalah driver.
bekerja dan coil relay tidak
4. Rangkaian Sensor LDR dan
mendapatkan ground, sehingga Buzzer
posisi NO akan berpindah kembali ke
NC. Komponen kapasitor yang di
paralel dengan coil relay berfungsi
untuk menyimpan muatan sehingga
dapat memperlambat gerakan
perpindahan posisi NC ke NO atau
sebaliknya.
Gambar 3.9 Rangkaian Sensor LDR
3. Rangkaian Sistem Minimum dan Buzzer
ATmega328
Sensor LDR difungsikan untuk
mendeteksi cahaya dari UV.
Kemudian buzzer difungsikan
sebagai indikator dalam 3 kondisi.
Apabila sensor LDR mendeteksi
terang pada saat setting waktu lampu
menyala, maka buzzer akan berbunyi
Gambar 3.8 Rangkaian Sistem sebanyak 3x. Kemudian apabila
Minimum sensor mendeteksi gelap pada saat
10

setting waktu telah tercapai, buzzer tegangan. Namun terdapat kapasitor


akan berbunyi lagi sebanyak 3x. pada rangkaian tersebut yang
Namun, apabila sensor mendeteksi difungsikan sebagai penstabil
gelap ketika setting waktu lampu tegangan.
menyala, maka buzzer akan berbunyi
4. KESIMPULAN
terus-menerus sampai setting waktu
1. Alat simulasi penyimpanan
tercapai. Mikrokontroler tidak bisa
dialyzer reuse ini dapat
membaca nilai resistansi LDR
berfungsi sebagai penyimpanan
sehingga pada sensor LDR digunakan
untuk mempertahankan steril
rangkaian pembagi tegangan untuk
dializer. Media yang digunakan
mendapatkan nilai output berupa
untuk mempertahankan steril
tegangan, namun output tegangan
dializer adalah lampu UV karena
sensor masih berupa analog sehingga
radiasinya bersifat letal bagi
dihubungkan ke pin ADC
mikroorganisme.
mikrokontroler untuk dikonversi ke
2. Berdasarkan hasil uji
dalam bentuk digital yang kemudian
laboratorium yang telah
dapat diolah datanya oleh
dilakukan di Laboratorium
mikrokontroler.
Mikrobiologi Fakultas
5. Rangkaian Sensor LM35 Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, diperoleh hasil 95
koloni bakteri dan 6 jamur
sebelum menggunakan alat,
kemudian setelah menggunakan
alat diperoleh 0 koloni bakteri.
Gambar 3.10 Rangkaian Sensor
LM35
DAFTAR PUSTAKA
Output dari sensor suhu LM35
[1] Sukardi and M. Rofii,
ini sudah berupa tegangan sehingga
“Pemakaian dializer reuse yang
tidak memerlukan rangkaian
layak digunakan pada pasien
tambahan untuk menghasilkan output
dengan hemodialisa,” J.
11

Keperawatan Med. Bedah, vol. terhadap cemaran bakteri


1, no. 1, p. 9, 2013. patogen pada makanan cair
[2] Sobihin, “PERAWATAN sonde untuk pasien immune-
DAN PENUNJANG UNIT compremissed,” J. Gizi
HEMODIALISIS,” 2010. Indones., vol. 5, no. 2, pp. 112–
[Online]. Available: 118, 2017.
https://b11nk.wordpress.com/2 [6] A. Tucson and M.
010/11/22/perawatan-dan- Minneapolis, “Micro-X®
penunjang-unit-hemodialisis/. Dialyzer Reprocessing
[Accessed: 13-Jul-2018]. Concentrate,” USA, 2003.
[3] A. I. Cahyadi, R. Ruslami, and
S. Sudigdoadi, “Studi Kualitas
Air Reverse Osmosis Secara
Mikrobiologi pada Dua Unit
Hemodialisis di Kota Bandung
Reverse Osmosis Water
Microbiological Quality Study
in Hemodialysis Unit in
Bandung,” JSK (Jurnal Sist.
Kesehatan), vol. 1, no. 3, p.
114, 2016.
[4] S. Kuncoro, “PASIEN
SEHAT,” 2015. [Online].
Available:
http://www.pasiensehat.com/20
15/09/menggigil-dan-demam-
saat-hemodialisis.html.
[Accessed: 17-Feb-2018].
[5] N. L. Sulatri, I. B. A.
Yogeswara, and N. W. Nursini,
“Efektifitas sinar ultraviolet

Anda mungkin juga menyukai