Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Udara merupakan zat yang paling penting dalam memberikan

kehidupan dipermukaan bumi ini. Selain itu, oksigen, udara juga


berfungsi sebagai alat penghantar bunyi dan suara, pendingin benda
benda panas dan dapat menjadi media penyebaran penyakit pada
manusia
Udara merupakan campuran mekanisme dari berbagai macam
gas, komposisi normal udara terdiri dari gas nitrogen 78,1% oksigen
20,9% dan karbondioksida 0,03 sementara selebihnya berupa argon,
neon, kripton, xenon helium, dan lain lain. Udara juga mengandung
uap

air,

debu,

bakteri,

spora

dan

sisa

tumbuh-tumbuhan.

Masalah pengotoran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan


pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak
memiliki pabrik dan kendaraan bermotor. Sebenarnya udara sendiri
cenderung mengalami pencemaran oleh kehidupan dan kegiatan
manusia serta proses alam lainnya. Dalam batas-batas tertentu, alam,
alam mampu membersihkan udara dengan cara membentuk suatu
keseimbangan ekosistem yang disebut remval mechanism. Proses
yang terjadi dapat berupa pergerakan udara, hujan, sinar matahari,
dan fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Pada suatu keadaan ketika
pencemaran

yang

terjadi

melebihi

kemampuan

alam

untuk

membersihkan dirinya sendiri, pencemaran itu akan membahayakan


kesehatan manusia dan memberikan dampak yang luas terhadap
fauna, flora, dan terhadap ekosistem yang ada.

Kemampuan berfikir manusia kian hari semakin meningkat oleh karena itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat khususnya dalam bidang
elektromedik, perkembangan ini terlihat dari semakin maju dan mutakhirnya peralatan
kesehatan yang memiliki keunggulan. Namun hal ini akan tampak sia-sia tanpa
diimbangi oleh peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas serta ahli dalam
upaya perencanaan, pemasangan serta perbaikan peralatan itu sendiri.
Kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan semakin
meningkat sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Tuntutan akan mutu pelayanan kesehatan masyarakat yang semakin meningkat
dan kompleks tentunya harus didukung pula dengan perkembangan teknologi kesehatan.
Hal tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila ditunjang dengan kemampuan dan
perkembangan peralatan kesehatan dan juga tenaga ahli Teknik Elektromedik yang baik.
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam
upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, karena itu untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan alat
yang laik pakai serta dapat berfungsi dengan baik.
Politeknik Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik, yang bergerak
dibawah naungan Departemen Kesehatan RI sebagai institusi khususnya dalam disiplin
ilmu elektromedik dituntut untuk dapat menghasilkan teknisi-teknisi elektromedik yang
handal dan profesional. Untuk mencapai hal tersebut Politeknik Kesehatan Jakarta II
Jurusan Teknik Elektromedik memiliki kurikulum pendidikan yang salah satunya adalah
penyusunan Karya Tugas Akhir. Kegiatan ini diharapkan agar mahasiswa secara
langsung dapat mengaplikasikan ilmunya untuk mengoperasikan, memeIihara, merawat
serta melaksanakan perbaikkan terhadap alat kesehatan jika mengalami kerusakan.
Pada rumah sakit khususnya di Ruangan Operasi dianjurkan memiliki kwalitas
udara yang baik dalam arti kata seteril atau terbebas dari bakteri dan kuman, Untuk
mewujudkan terciptanya kondisi dimana udara di dalam Kamar Operasi tersebut steril,
maka dibuatlah alat penyesteril ruangan yang khusus menunjang kegiatan yang ada
dirumah sakit yang mengunakan radiasi sinar ultraviolet.

Pada proses selanjutnya diperoleh kesimpulan bahwa UV Room Sterilizer adalah


alat untuk mensterilkan udara yang terdapat di Ruang Operasi yang digunakan sebelum
ruang tersebut di pakai untuk proses operasi pasien. Dimana proses yang dilakukan
dengan memanfaatkan radiasi sinar ultraviolet (UV).

Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis kuman atau bakteri
( mikroorganisme ) yang terdapat di udara bila proses penyinaran dilakukan dalam
waktu yang cukup.
" MODIFIKASI UV ROOM STERILIZER DENGAN TIANG LAMPU GERAK
OTOMATIS"
Kegunaan dari alat UV Room Sterilizer ini adalah :
1. Digunakan untuk mensterilkan udara di ruang operasi sebelum ruangan tersebut
dipergunakan untuk proses operasi pasien.
2. Untuk membunuh kuman atau bakteri ( mikroorganisme ) yang terdapat di udara
ruangan operasi, dimana mikroorganisme itu sendiri dapat menyebabkan infeksi
pada luka pasien yang dioperasi

1.2

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian karya tulis ini adalah untuk :
1. Membuat, atau memahami dan mengetahui cara kerja dari alat UV Room
Sterilizer
2. Membuat modifikasi alat dengan menambahkan gerakan otomatis pada tiang
lampu dengan memanfaatkan sistem control microcontroller .
3. Menuangkan hasil studi lapangan dan percobaan ke dalam bentuk karya tulis
ilmiah.

1.3

Pembatasan Masalah
3

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulisan membatasi pokok-pokok bahasan


yang berkaitan dengan rangkaian elektronika yang terdapat pada pesawat UV Room
Sterilizer ini adalah :
1. Alat dapat beroperasi selama waktu yang telah ditentukan oleh user itu sendiri.
2. Pergerakan dari tiang lampu yang dapat naik turun secara otomastis,
3. Buzzer sebagai tanda bahwa alat ini telah selesai bekerja selama waktu yang
telah ditentukan sebelumnya
Jadi masalah yang akan dibahas dalam penyusunan karya tulis ini hanya sebatas
yang telah dijelaskan diatas, sehingga tidak terjadi kerancuan dan pelebaran masalah
dalam penyajian dan pembahasan karya tulis ini.

1.4

Metoda Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mengambil langkah - langkah sebagai

berikut:
1. Studi Kepustakaan, yaitu dengan mencari reverensi reverensi yang
berhubungan dengan alat yang akan dibuat
2. Membuat perencanaan modul yang akan dibuat
3. Melakukan pengujian dan penganalisaan
4. Menuangkannya dalam bentuk karya tulis

1.5

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini

dibagi menjadi beberapa bab, adalah sebagi berikut:


BAB 1 : PENDAHULUAN
Berisikan gambaran mengenai latar belakang, tujuan penelitian, pembatasan
masalah, metoda penulisan dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
4

Menjelaskan dan menerangkan dasar teori yang menunjang pembahasan


terhadap bagian bagian dari alat yang akan dibahas.

BAB 3 : PERENCANAAN
Memberikan gambaran tentang perencanaan rangkaian

yang terdiri dari

komponen komponen yang dibutuhkan untuk proses perancangan alat yang


akan dibuat.
BAB 4 : PENGUJIAN DAN ANALISA
Melakukan pendataan dari rangkaian yang dibuat serta memberikan analisa data
terhadap rangkaian tersebut.
BAB 5 : KESIMPULAN
Berisikan penjelasan mengenai hasil yang diperoleh dalam praktek dan teori
secara keseluruhan dan juga menjadi penutup dari karya tulis ilmiah ini.

BAB II
DASAR TEORI

2.1

Gambaran Umum Alat UV Room Sterilizer


UV Room Sterilizer adalah suatu alat yang biasa digunakan untuk proses

sterilisasi udara di ruang operasi rumah sakit. Dengan memanfaatkan Sinar Ultraviolet
dengan panjang gelombang antara 2000-2950 . Dalam cakupan panjang gelombang
dari 2000 2950 dapat digunakan untuk menghancurkan dan membunuh bakteri serta
virus yang terdapat diudara. Kuman atau bakteri yang terpapar sinar UV akan
mengalami kerusakan pada DNA bakteri itu sendiri.
Salah satu keunggulan sinar UV adalah kemampuannya untuk merusak DNA sel,
baik sel bakteri, virus, jamur, bahkan sel mamalia, termasuk manusia. Kerusakan DNA
akan memicu kematian sel. Hal ini bisa terjadi karena hampir semua aktifitas sel
dikendalikan dari DNA.
Kemampuan UV untuk membunuh kuman sebanding dengan banyaknya sinar
dan lamanya penyinaran. Jika penyinaran tidak baik, maka bisa saja sel tidak mati,
hanya mengalami mutasi.
Alat ini bekerja sesuai dengan setting waktu yang dapat diatur dari keypad dan
ditampilkan melalui display berupa seven segment. Setelah user melakukan pengesetan
untuk menentukan berapa lama lampu UV menyala, maka lampu tidak langsung
menyala akan tetapi alat akan melakukan delay ( penundaaan ) selama 1 menit. Hal ini
dimaksudkan agar user dan orang disekitar alat dapat keluar menjauh agar tidak terkena

pancaran sinar UV tersebut. Setelah delay 1 menit maka lampu akan menyala diikuti
oleh turunnya tiang lampu secara otomatis, setelah tiang lampu kemudian tiang lampu
tersebut naik kembali secara otomatis dan seterusnya sampai waktu yang telah diset tadi
habis. Setelah waktu habis maka lampu akan mati dan tiang lampu kembali ke posisi
semula dan diikuti dengan menyalanya Buzzer sebagai tanda bahwa alat telah selesai
beroperasi.
Pada alat UV Room yang penulis buat ada beberapa control dan perlengkapan
antara lain:
1. IC microcontroller AT89S51 sebagai pusat control dari alat ini
2. Main switch untuk menghubungkan dan memutuskan supplay dari tegangan
PLN kealat
3. Lampu indikator yang merupakan tanda bahwa ada / tidak tegangan yang
masuk ke alat
4. Ballast elektrik yang berfungsi membatasi aliran arus listrik agar rangkaian
lampu bekerja sesuai dengan range daya yang dibutuhkan.
5. Motor DC yang berfungsi untuk menurunkan dan menaikan tiang lampu
secara otomatis
6. Lampu UV sebagai media untuk membunuh bakteri atau virus

2.2

Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen

beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom,
panas tinggi, menggunakan bahan kimia atau melalui media Penyinaran sinar Ultraviolet
(Sinar UV). Sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet dapat dinilai keberhasilannya
dengan

mengukur

kualitas

udara

ruangan.

Menurut

PERMENKES

No.

986/Menkes/Per/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan


Kep Direktur Jenderal PPM dan PLP No 00.04.4.1659 tentang Inspeksi Sanitasi Rumah

Sakit, menyatakan bahwa angka kuman udara ruang operasi Rumah Sakit harus < 350
kk/m3 udara.
Manfaat dari sterilisasi :
-

Dapat mengurai jumlah populasi mikroorganisme yang membawa bibit penyakit

Mencegah timbulnya infeksi pada manusia yang disebabkan oleh mikrobiologi


tersebut

Macam macam sterilisasi


1. Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih
(1000C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam,
kaca dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu
dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain
3. Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan
logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol,
sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene
panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.
5. Sterilisasi dengan memanfaatkan Sinar UV

Dengan memanfaatkan Sinar UV yang mempunyai karakteristik dapat merusak


DNA pada mikroorganisme seperti virus atau bakteri, dimana panjang
gelombang dari Sinar UV itu sendiri antara 2000-2950 .

2.3

Pengertian Sinar UltraViolet (UV)


Radiasi ultraungu atau lebih dikenal dengan sinar UV atau ultraviolet adalah

radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dari daerah
dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-X yang kecil. Sinar ultra violet
(UV) diketahui merupakan salah satu sinar dengan daya radiasi yang dapat bersifat letal
bagi mikroorganisme. radiasi UV sering digunakan di tempat-tempat yang menuntut
kondisi aseptik seperti laboratorium, ruang operasi rumah sakit dan ruang produksi
industri makanan dan minuman, serta farmasi. Salah satu sifat sinar ultra violet adalah
daya penetrasi yang sangat rendah. Selapis kaca tipis pun sudah mampu menahan
sebagian besar sinar UV. Oleh karena itu, sinar UV hanya dapat efektif untuk
mengendalikan mikroorganisme pada permukaan yang terpapar langsung oleh sinar UV,
atau mikroba berada di dekat permukaan medium yang transparan. Absorbsi maksimal
sinar UV di dalam sel terjadi pada asam nukleat, maka diperkirakan mekanisme utama
perusakan sel oleh sinar UV pada ribosom, sehingga mengakibatkan terjadinya mutasi
atau kematian sel.
Macam macam sumber sinar UV
1. Sumber radiasi Sinar UV dari alam
Matahari adalah Sinar UV yang terbentuk dari alam yang setiap hari bersinar
tidak hanya menerangi kehidupan kita saja, tetapi banyak memiliki manfaat bagi
kesehatan tubuh. Matahari sanggup membunuh bakteri penyakit, virus dan
jamur. Itu berguna untuk perawatan tuberkulosis (TBC), erisipelas, keracunan
darah, peritonitis, pnemonia, mumps, asma saluran pernafasan. Bahkan beberapa
dari virus penyebab kanker dibinasakan oleh sinar ultraviolet. Infeksi jamur,

termasuk candida, bereaksi terhadap sinar matahari. Beberapa jenis bakteri di


udara dibinasakan dalam 10 menit oleh sinar ultraviolet.
2. Sumber Radiasi Sinar UV buatan
Lampu Ultraviolet merupakan contoh radiasi sinar ultraviolet yang merupakan
hasil ciptaan manusia. Panjang gelombang yang dapat dihasilkan dari lampu ini
adalah 2500 sampai 2600. Keuntungan dari sterilisasi menggunakan sinar ini
adalah :
relatif membutuhkan waktu yang singkat untuk satu kali proses sterilisasi
tidak menimbulkan bau atau aroma dari proses sterilisasi dengan lampu UV
ini
tidak menimbulkan karat atau korosi terhadap bahan yang berjenis logam
atau metal yang terpapar oleh sinar ini

2.4

Efek Sinar UV terhadap Mikroorganisme


Bila mikroorganisme disinari oleh sinar ultraviolet, maka ADN (Asam

Deoksiribonukleat) dari mikroorganisme tersebut akan menyerap energi sinar


ultraviolet. Energi itu menyebabkan terputusnya ikatan hidrogen pada basa nitrogen,
sehingga terjadi modifikasi-modifikasi kimia dari nukleoprotein serta menimbulkan
hubungan silang antara molekul-molekul timin yang berdekatan dengan berikatan secara
kovalen . Hal ini merusak atau memperlemah fungsi-fungsi vital organisme dan
kemudian akan membunuhnya
Waktu penyinaran dengan UV yang paling efektif untuk sterilisasi ruangan
rumah sakit adalah 45 menit dan mikroba yang terbunuh dengan sterilisasi dengan UV
adalah adalah selama 15 menit adalah Bacillus cereus, Rhyzopus digesporus sedangkan
selama 30 menit adalah Acinotabacter caicoacetius.
Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya dapat terbunuh dengan penyinaran sinar
ultraviolet dan sinar-sinar ionisasi. Sinar ultraviolet menyebabkan bakteri yang berada

10

di udara atau yang berada dilapisan permukaan suatu benda yang terpapar sinar
ultraviolet akan mati.

2.5

Komponen Inti Alat

2.5.1

Lampu UV
Lampu UV ini sendiri digunakan untuk media sterilisasi. Dimana panjang

gelombang yang dapat dihasilkan dari lampu ini adalah 2500 sampai 2600. Untuk
sinar UV yang berasal dari lampu ini adalah merupakan sinar UV buatan. Walaupun
demikian panjang gelombang yang terpancar dari lampu tersebut antara 2500 sampai
2600.

Gambar 2.1 Jenis Lampu UV

2.5.2

Ballast
Fungsi utama dari ballast pada lampu fluorescent adalah untuk membatasi aliran

arus listrik agar rangkaian lampu bekerja sesuai dengan range daya yang dibutuhkan.
Ballast hendaknya efisien, sederhana, tidak membawa dampak terhadap umur lampu
serta mendukung proses start dan operasi pada lampu. Pada tugas kali ini penulis
menggunakan ballast elektronik merk Philips tipe EB-B218TLD. Dimana untuk satu
ballast tersebut dapat digunakan untuk dua lampu TL masing masing 18 watt.

Gambar 2.2 Ballast Elektronic

11

2.5.3

Motor DC
Pada motor DC, kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan

medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konverter
energi baik energi listrik menjadi energi mekanik maupun sebaliknya dari energi
mekanik menjadi energi listrik (generator) berlangsung melalui medium medan magnet.
Energi yang akan diubah dari suatu sistem ke sistem yang lain, sementara akan
tersimpan pad medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energi
system lainya. Dengan demikian, medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat
penyimpanan energi juga sekaligus proses perubahan energi.

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Motor DC

Energi listrik yang akan diubah dari suatu sistem sementara akan disimpan dalam
medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energi mekanik (gerak).
Motor DC terdiri dari :
a). Bagian tetap (stator)
Stator ini menghasilkan medan magnet ,baik yang dibangkitkan dari sebuah koil
(elektromagnetik) atau magnet permanen. Bagian stator terdiri dari bodi magnet yang
melekat padanya. Untuk motor kecil, magnet tersebut adalah magnet permanen,
sedangkan untuk motor besar menggunakan elektromagnetik.

12

b). Bagian berputar (rotor)


Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir. Suatu kumparan motor.

Gambar 2.4 Motor DC

2.5.4

Mikrocontroller AT 89S51 ( dari ATMEL )


Dalam rangkaian yang terdapat dalam alat ini, penulis menggunakan

Mikrocontroller 89S51 sebagai suatu unit untuk mengontrol setiap langkah kerja dari
alat yang penulis buat. Dalam microcontroller ini dilengkapi dengan prosessor fungsi
matematik, port input / output, ROM, RAM, dan perlengkapan lainnya yang mendukung
kerja Microcontroller. Berikut ini merupakan bagian bagian dari microcontroller
89S51

2.5.4.1 Oscilator
Pada Mikrocontroller AT 89S51 memiliki Oscilator ( Clock generator ) internal,
untuk menentukan frekwensi oscillator internal tersebut perlu dipasang sebuah
kristal dengan frekwensi 12MHz atau 11.095 MHz
2.5.4.2 Processor

13

Mikrocontroller AT89S51 memiliki processor 8 bit di dalamnya yang berfungsi


untuk mengeksekusi instruksi di ROM dan mengolah data di RAM, Port Serial
dan Port Paralel
2.5.4.3 ROM
Mikrocontroller AT89S51 memiliki ROM dengan kapasitas 4KByte untuk
menyimpan instruksi instruksi program
2.5.4.4 RAM
Mikrocontroller AT89S51 memiliki RAM dengan kapasitas 128 Byte untuk
menyimpan data data program
2.5.4.5 Serial Port
Mikrocontroller AT89S51 memiliki 1 serial port untuk pengiriman dan
penerimaan data secara serial.
2.5.4.6 Paralel Port
Mikrocontroller AT89S51 memiliki 4 Paralel port ( P0,P1,P2,dan P3 ) untuk
pengiriman dan penerimaan data secara parallel.
2.5.4.7 Timer
Mikrocontroller AT89S51 memiliki 2 buah timer untuk penggunaan keperluan
timer atau counter.

14

Gambar 2.5 Konfigurasi Pin AT89S51

2.5.5

Seven Segmen Sebagai Display


Display atau tampilan merupakan indikator yang digunakan dalam peralatan

elektronika. Ada beberapa macam indikator yang dapat dipakai antara lain adalah
sebagai berikut :
-

Seven Segment

Dot Matrix

LCD
Pada alat kali ini penulis menggunakan Seven Segment sebagai indikator

terhadap waktu yang dipilih untuk menentukan lamanya alat akan bekerja. Sevent
segment merupakan susunan dari tujuh buah LED yang disajikan dalam suatu paket.
LED pada Sevent segment terbuat dari bahan GaSn ( Gallium Arsenida ) yang akan
menyala apabila dialiri arus maju. LED seven segment terdiri dari dua jenis, yaitu

15

Common Anoda dan Common Katoda. Pada alat kali ini penulis menggunakan Seven
Segment Common Katoda.

Gambar 2.6 Konfigurasi Pin Seven Segment

2.5.6

IC 4511 Sebagai Decoder ( BCD ) ke Seven Segment


IC 4511 ini adalah IC decoder atau pengkodean dimana data data input biner

yang masuk pada kaki inputan yaitu kaki 1, 2, 6, 7 pada IC tersebut dengan outputan
pada kaki 9 15. Decoder BCD ke seven segment merupakan komponen berupa IC
yang berfungsi untuk mengubah data biner 4 bit yang masuk ke dalam rangkaian sebagai
input menjadi kode kode tertentu yang akan mengaktifkan segment segment pada
seven segment untuk menampilkan data yang ingin ditampilkan pada display baik
berupa angka maupun huruf sesuai dengan nilai desimal yang dikeluarkan.

Gambar 2.7 Konfigurasi dari IC 4511

16

Tabel kebenaran dari IC 4511

Gambar 2.8 Tabel kebenaran IC 4511

2.5.7

Transistor
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai

prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu
daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu
NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan
yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda
yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter

17

dioda

dan

dioda

kolektor-basis,

atau

disingkat

dengan

dioda

kolektor.

Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda


emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap
tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial
barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial
barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.

Gambar 2.9 jenis transistor

Fungsi transistor pada alat yang penulis buat adalah transistor sebagai saklar, jika
beroperasi pada keadaan cut off maka transistor identik dengan saklar terbuka,
sedangkan transistor pada keadaan saturasi identik dengan saklar tertutup. Transistor
sebagai saklar terbuka seperti pada gambar 2.9. Apabila kaki Basis mendapat tegangan
kurang dari 0.7 Volt maka transistor tidak akan bekerja. Sedangkan transistor dalam
keadaan saturasi dimana kaki basis mendapatkan tegangan 0.7V atau lebih, dimana
kondisi seperti ini dapat di analogikan sebagai saklar tertutup ( gambar 2.10 )
Dalam Keadaan Cut Off
Yaitu kondisi dimana kaki basis pada transistor nilainya kurang dari 0.7V untuk
jenis silicon. Dalam keadaan ini transistor dianggap sebagai saklar terbuka, dimana
tegangan kolektor dan emitter adalah mendekati atau sama dengan tegangan catu daya
Vcc. Pada gambar dibawah ini memperlihatkan transistor dalam keadaan cut off.

18

Gambar 2.10 Transistor dalam keadaan terbuka


dimana Vin kurang dari 0.7Volt ( kondisi Cut Off )

Bila transistor dalam keadaan cut off, maka arus pada basis sama dengan nol dan
arus kolektor dapat diabaikan karena bernilai sangat kecil.
Karena IB = 0, maka tegangan basis emitter adalah :

VBE = 0

( 2.1 )

Karena VBE = 0, maka emitter tidak lagi dibias maju dan transistor kehilangan kerja
normalnya. Tegangan kolektor emitter dapat dituliskan :
VCE = VCC

(2.2 )

Dalam Keadaan Saturation


Apabila transistor dalam keadaan saturasi dimana dioda basis emitter dan basis
kolektor mendapat bias maju ( forward bias ), maka arus dapat mengalir dari kolektor
menuju emitter. Pada keadaan ini transistor berada dalam daerah saturasi dan V CE, atau
tegangan antara kolektor dengan emitter dapat dianggap nol. Dalam kondisi seperti ini
transistor dianalogikan seperti saklar tertutup.
Karena VCE = 0, maka besarnya arus kolektor dapat dinyatakan sebagai berikut :
IC = VCC / RC

19

(2.3 )

Gambar 2.11 transistor dalam keadaan saturasi

Garis Beban kerja Transistor

Gambar 2.12 Garis Beban kerja Transistor

Pada saat transistor dalam keadaan saturasi ( dianalogikan seperti saklar


tertutup ) maka Arus yang terdapat pada kaki Colektor merupakan hasil bagi antara
tagangan sumber dengan nilai hambatan pada kaki Colektor. Dan pada saat transistor
dalam keadaan cut off ( dianalogikan seperti saklar terbuka maka tegangan sumber
bernilai sama dengan tegangan antara kaki Colektor dan Emitter.
2.5.8

Transistor Sebagai Darlington


Transistor sebagai penguat arus atau yang lebih dikenal dengan transistor

darlington adalah rangkaian elektronika yang terdiri dari sepasang transistor bipolar
(dwi kutub) yang tersambung secara tandem (seri). Sambungan seri seperti ini dipakai
untuk mendapatkan penguatan (gain) yang tinggi, karena hasil penguatan pada transistor
yang pertama akan dikuatkan lebih lanjut oleh transistor kedua. Keuntungan dari
rangkaian Darlington adalah penggunaan ruang yang lebih kecil dari pada rangkaian dua
buah transistor biasa dengan bentuk konfigurasi yang sama. Penguatan arus listrik atau

20

gain dari rangkaian transistor Darlington ini sering dituliskan dengan notasi atau H fe.
Transistor Darlington bersifat seolah-olah sebagai satu transistor tunggal yang
mempunyai penguatan arus yang tinggi. Jika rangkaian dipakai dalam mode tunggal
emiter maka RE adalah nol, maka:
Hfe = IC / IB

( 2.4 )

Ket :
Hfe

= besar penguatan

IC

= besar arus pada colektor

IB

= besar arus pada basis

Gambar 2.13 Struktur Darlington

Penguatan total dari transistor Darlington bisa mencapai 1000 kali atau lebih.
Dari luar transistor Darlington nampak seperti transistor biasa dengan 3 buah kutub: B
(basis), C (Kolektor), dan E (Emitter). Dari segi tegangan listriknya, voltase base-emitter
rangkaian ini juga lebih besar, dan secara umum merupakan jumlah dari kedua tegangan
masing-masing transistornya, seperti nampak dalam rumus berikut:
VBE =VBE1 + VBE2

( 2.5 )

Ket :
VBE = tegangan antara basis dan emitor
VBE1 = tegangan antara basis dan emitor pada transistor1
VBE2 = tegangan antara basis dan emitor pada transistor2

21

2.5.9

Relay
Relay

adalah

suatu

peranti

yang

menggunakan

elektromagnet

untuk

mengoperasikan seperangkat kontak sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari


kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini dienergikan,
medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos yang digunakan sebagai
pengungkit mekanisme sakelar. Relay terdiri dari dua jenis yaitu relay DC dan AC.
Perbedaan dari kedua relay tersebut adalah Coil. Relay AC menerima tegangan bolak
balik AC pada coilnya sedangkan relay DC menerima tegangan searah DC pada coilnya.
Relay merupakan suatu saklar elektrik yang terbuka dan tertutupnya dikendalikan oleh
rangkaian oleh sebuah piranti elektromagnet.
Berdasarkan cara kerjanya relay terbagi dua yaitu :
1. Normal terbuka ( Normaly Open ) Kontak sakelar tertutup hanya jika relai
dihidupkan.
2. Normal tertutup ( Normaly Close ) Kontak sakelar terbuka hanya jika relai
dihidupkan.

2.14 Konstruksi Relay

22

Pada saat lilitan tidak mendapat supply maka tidak ada arus yang mengalir pada
lilitan dan tidak ada medan magnet yang terdapat pada inti besi. Pada saat ini kontaktor
berada pada posisi awal, yang menghubungkan masukan kepada keluaran yang disebut
dengan normaly close. Dengan demikian kaki keluaran lainnya disebut dengan normaly
open, dimana ketika tidak ada catu daya yang mengalir, maka terminal tersebut
mendapat hubungan terbuka, sedangkan ketika lilitan diberi arus yang optimal, arus
mengitari inti besi yang menyebabkan inti besi manghasilkan medan magnet dan inti
besi bersifat sebagai magnet. Hal tersebut menyebabkan kontaktor tertarik sehingga
berpindah pada kontaktor yang lainnya ( NO ), sedangkan kontaktor NC dalam keadaan
ON menjadi terbuka. Jika kumparan relay dioperasikan dengan menggunakan arus DC,
maka dibutuhkan sebuah dioda yang dipasang parallel dengan kumparan tersebut
dengan posisi reverse terhadap arus DC. Hal ini berdasarkan pada sifat induktor, di
mana arus harus bersifat kontinyu. Dengan adanya dioda, maka pada ada tegangan
secara tiba-tiba dihilangkan (dengan pengubahan posisi saklar), maka arus pada coil
akan mengalir melalu dioda, sehingga arus coil mengalami penurunan secara perlahan
dan kontinyu hingga mencapai 0 A ( panas karena arus listrik didisipasikan melalui
dioda ).

23

BAB III
KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan
dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan
pembuatan alat terlebih dahulu penulis membuat rancangan secara blok diagram

3.1

Penetapan Masalah
UV Room Sterilizer di rancang untuk mensterilkan udara pada ruangan operasi

dirumah sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. Berikut ini penulis akan
memberikan spesifikasi tentang alat UV Room Sterilizer yang penulis buat :
Nama alat

: Modifikasi UV Room Sterilizer Dengan Tiang Lampu


Gerak Otomatis

Sistem Gerak

: Gerak motor dengan bantuan ulir

Set waktu

: Menggunakan keypad

Alarm

: Indikator apabila waktu kerja alat telah selesai

Fungsi Tombol

: 1. Keypad untuk input settingan waktu lamanya nyala lampu


2. Tombol Buka untuk membuka tiang lampu secara manual
3. Tombol Tutup untuk menutup tiang lampu secara manual
4. Tombol A,B,C,D pada keypad untuk mengaktifkan alat
5. Reset untuk reset alat apabila user salah dalam melakukan
input waktu

Jumlah lampu

: 1. 4 buah lampu 18W


2. 1 buah lampu 10W

Display

: Menggunakan Seven segment untuk menampilkan waktu

Power Supply

: 1. +12V untuk putaran motor


2. +5 V untuk rangkaian microcontroller
3. +9V untuk rangkaian buzzer

24

4. 220VAC untuk nyala lampu

3.2

Perencanaan Secara Blok Diagram


Dengan dibuatnya blok diagram seperti ini diharapkan akan memudahkan dalam

memahami cara kerja dari alat yang dibuat.

MOTOR
DRIVER

POWER
SUPPLY

MOTOR

DISPLAY

MIKROCONTROLLER

SETTING
WAKTU

BUZZER

LAMPU

Gambar 3.1 Blok Diagram UV Room Sterilizer

Berdasarkan gambar diatas, cara kerja alat ini adalah sebagai berikut:
Pada saat alat dihubungkan dengan sumber tegangan, maka alat akan menyala
dan akan mengaktifkan semua rangkaian yang ada, dimana semua rangkaian tersebut
dikontrol oleh Mikrocontroller.
Untuk mengoperasikan alat ini, maka pertama user harus mengeset lamanya
waktu alat akan beroperasi. Untuk mengeset lamanya waktu dapat dilakukan dengan
menekan tombol keypad yang berisikan angka 0-9 dan terdapat juga tombol A,B,C dan

25

D. Pada saat kita melakukan pengesetan lamanya waktu maka dengan sendirinya data
yang user input tadi akan tempil pada layar display.
Setelah user selesai mengeset lamanya waktu alat akan beroperasi selanjutnya
user menekan tombol A,B,C atau D yang terdapat pada keypad. Selanjutnya lampu dan
tiang lampu tidak akan menyala, sebab alat ini telah di program untuk melakukan delay
time ( waktu tunda ) selama 1 menit. Delay time ini bertujuan agar user dapat menjauhi
alat atau meninggalkan ruangan tanpa terpapar oleh sinar UV secara langsung. Setelah
alat melakukan delay 1 menit maka lampu akan sendirinya menyala dan tiang lampu pun
akan bergerak naik turun secara otomatis.
Selama proses ini maka microcontroller selalu memberikan instruksi kepada
rangkaian driver motor, dimana rangkaian driver motor berfungsi untuk mengatur arah
putar motor. Misalkan tiang lampu bergerak turun maka motor berputar ke kiri, dan
sebaliknya apabila tiang lampu bergerak ke atas maka motor akan berputar ke kanan
sampai waktu yang diset oleh user habis.
Setelah waktu yang diset oleh user habis maka lampu akan sendirinya berhenti
menyala dan tiang lampu pun berhenti bekerja dan kembali ke posisi awal disertai
dengan menyalanya bunyi buzzer.

3.3

Perencanaan Perangkat Keras ( Hard Ware )

3.3.1

Rangkaian Mikrocontroller
Rangkaian ini merupakan rangkaian inti dari alat. Karena rangkaian ini mengatur

setiap perintah atau instruksi yang diberikan oleh user. Misal untuk mengatur lamanya
alat akan beroperasi, mengatur putara motor, menyalakan buzzer pada saat alat selesai
bekerja dan lain lain. Rangkaian ini terdiri dari IC Microcontroller itu sendiri yaitu
AT89S51 yang telah diisi program sebelumnya. Program yang dimasukan berupa
program assembly yang telah diubah atau di compile menjadi bahasa mesin, karena IC
89S51 hanya dapat menjalankan instruksi dengan menggunakan bahasa mesin. Gambar
dibawah merupakan piranti atau kelengkapan yang harus dimiliki oleh IC 89S51.

26

Gambar 3.2 Rangkaian Mikrocontroller

3.3.2

Rangkaian Setting Waktu ( Keypad )


Pada rangkaian ini digunakan alat bantu yaitu keypad. Dimana fungsi keypad ini

adalah untuk memberikan data inputan berupa lamanya waktu alat akan beroperasi. Data
dari keypad itu selanjutnya akan masuk ke Mikrocontroller untuk selanjutnya diolah
kemudian memberikan jawaban atau hasil olahan berupa tampilan display.

27

Gambar 3.3 Scan Angka pada Keypad

Gambar 3.4 Bentuk fisik keypad

2.3

Rangkaian Display
Rangkaian ini berfungsi memberikan informasi tentang berapa lamanya alat akan

beroperasi dalam satuan menit. Rangkaian ini akan berhubungan langsung dengan
rangkaian Mikrocontroller melalui IC 4511, dimana IC 4511 ini berfungsi sebagai IC
BCD ( Binary Coded Decimal ) artinya IC ini dapat mengubah kode biner dari
Mikrocontroller ke dalam bentuk decimal yang secara otomatis akan mengaktifkan
seven segment sesuai dengan nilai biner yang telah dikeluarkan oleh Mikrocontroller itu
sendiri.

28

Gambar 3.5 Rangkaian Display

2.4

Rangkaian Driver Motor


Rangkaian ini berfungsi untuk mengatur arah dari putaran motor Proses kendali

dalam hal ini ditentukan oleh logika dari P2.0 dan P2.1, di mana agar motor tersebut
bekerja, maka kondisi P2.0 dan P2.1 harus saling berbeda logika. Motor akan berhenti
apabila keduanya berlogika 0. Kondisi logika 1 pada P2.0 dan P2.1 secara bersamaan
tidak diperbolehkan, karena hal ini akan mengakibatkan semua transistor berada pada
kondisi aktif dan sistem akan terhubung singkat.
Gambar dibawah pada dasarnya terdiri dari 4 buah transistor, namun karena arus
dari motor yang dikendalikan cukup besar, maka setiap transistor dibentuk dengan
konfigurasi darlington di mana setiap transistor terdiri dari 2 buah transistor yaitu TIP41
dan C9013 untuk NPN dan TIP42 dan C9012 untuk PNP. Pada saat P2.0 berlogika 0 dan
P2.1 berlogika 1, maka transistor Q1 dan Q2 yang membentuk konfigurasi transistor
darlington akan non aktif sedangkan Q3 dan Q4 aktif. Kaki sebelah kanan dari motor
akan terhubung ke ground (negatif), demikian pula dengan basis transistor darlington

29

yang dibentuk oleh Q7 dan Q8. Basis dari transistor tersebut akan terhubung ke ground
melalui R3 sehingga transistor darlington inipun aktif dan mengalirkan tegangan positif
ke bagian kiri dari motor. Logika 0 pada kaki P2.0 membuat transistor darlington yang
dibentuk oleh Q1dan Q2 non aktif sehingga bagian kiri dari motor atau kolektor dari
transistor ini tidak terhubung ke ground. Arus tidak mengalir dari basis transistor
darlington yang dibentuk oleh Q5 dan Q6 ke ground sehingga transistor inipun tidak
aktif. Sebaliknya bila kondisi logika dari P2.0 dan P2.1 dibalik, maka Q1-Q2 dan Q5-Q6
aktif sedangkan Q3-Q4 dan Q7-Q8 tidak aktif motor akan mendapat polaritas tegangan
yang terbalik pula.

Gambar 3.6 Rangkaian Driver Motor

3.3.5

Rangkaian Pengatur Nyala Lampu

30

Rangkaian ini merupakan rangkaian pengatur nyala lampu. Rangkaian ini


menggunakan relay AC 220V dengan penggerak kontaktornya menggunakan arus DC.
Dimana pin 1 dan pin 2 adalah sambungan dari rangkaian ballast. Cara kerja dari
rangkaian ini adalah pada saat transistor NPN ini ditrigger high oleh Mikrocontroller
pada port P2.3 maka akan menyebabkan transistor akan aktif, aktifnya transistor akan
menyebabkan relay aktif. Yang tadinya kontaktor pada relay normaly open berubah
menjadi normaly close sehingga rangkaian ballast mendapatkan supplay 220V dan 0V
maka lampu akan menyala.

Gambar 3.7 Rangkaian pengatur nyala lampu

3.3.6

Rangkaian Buzzer
Rangkaian ini merupakan indikator yang akan memberikan tanda apabila alat

telah selesai beroperasi. Mengapa dipilih buzzer dibandingkan dengan lampu indikator
sebagai tanda alat selesai beroperasi dikarenakan buzzer lebih menimbulkan perhatian
karena buzzer berbentuk audio yang dapat berbunyi. Untuk dapat mengaktifkan buzzer
ini menggunakan transistor NPN yang ditrigger high oleh Mikrocontroller sehingga
menyebabkan beda potensial pada kaki buzzer. Jika alat telah selesai beroperasi maka
Mikrocontroller akan memberikan trigger pada kaki P2.2 sehingga transistor menjadi

31

saturasi. Dengan saturasinya transistor maka kaki negative buzzer akan terhubung ke
ground dan kaki positif buzzer ke VCC, maka buzzer pun aktif.

Gambar 3.8 Rangkaian Buzzer

3.3.7

Rangkaian Limit Switch


Rangkaian ini berfungsi hanya untuk mengatur rangkaian driver motor. Switch 1

dan 2 harus bekerja bergantian. Pada saat switch 1 normaly close maka keluaran dari
Port P2.0 akan bernilai high dan P2.1 akan bernilai low. Ini akan menyebabkan motor
akan berputar kekanan ( tiang lampu bergerak kebawah ) dan apabila switch 2 dalam
keadaan normaly close maka keluaran dari P2.0 yang tadinya high berubah menjadi low
dan P2.1 yang tadinya low berubah jadi high. Dimana kondisi seperti ini akan
menyebabkan motor berputar berlawanan, yang tadinya berputar kekanan akan berputar
kekiri maka tiang lampu pun akan bergerak keatas dan seterusnya.

32

Gambar 3.9 Rangkaian Limit Switch

3.4 Perencanaan Perangkat Lunak ( Software )


Berdasarkan spesifikasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka perlu
dibuat suatu Flow Chart ( kerangka alur ) untuk memahami alur kerja dari alat yang
dibuat. Berikut ini akan dijelaskan flow chart dan cara kerja alat.

33

Gambar 3.10 Flow Chat

34

Berdasarkan Flow Chat diatas maka akan dipaparkan sistem kerja dari alat adalah
sebagai berikut :
Pada saat alat dihubungkan dengan catu daya tegangan dan setelah menekan
tombol ON / OFF pada posisi On maka pada display akan tampil 000 nilai ini
menunjukkan berapa lama alat akan bekerja dalam satuan menit. Untuk dapat
menentukan berapa lama waktu yang akan diperlukan maka dapat dengan menekan
tombol tombol pada keypad. Misal waktu yang di perlukan 30 menit maka tekan
tombol 0 kemudian 3 dan terakhir 0. Setelah selesai memasukan waktu operasi alat
maka tekan tombol OK. Alat tidak akan langsung beroperasi melainkan alat
melakukan delay time ( waktu tunda ) terlebih dahulu. bertujuan agar user dapat
menjauhi alat atau meninggalkan ruangan tanpa terpapar oleh sinar UV secara langsung.
Setelah alat melakukan delay 1 menit maka lampu akan sendirinya menyala dan tiang
lampu pun akan bergerak naik turun secara otomatis. Jika waktu yang diset telah selesai
maka buzzer akan bekerja sebagai indikator bahwa alat telah selesai beroperasi.

35

BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini penulis akan menjelaskan dan memaparkan pengujian mengenai
hasil kerja yang telah penulis lakukan selama penelitian terapan dan hasil fungsi yang
telah dilakukan.
Sesuia dengan alat yang telah penulis buat maka perlu dilakukan suatu langkah
pengujian dimana langkah ini dimaksudkan agar terjadinya kecocokan dari rancangan
yang dibuat dengan hasil dari rancangan tersebut. Apakah dapat bekerja dengan baik
atau sebaliknya. Hasil dari pengujian terhadap hasil dari rancangan alat yang penulis
buat akan disajikan dalam bentuk pengukuran terhadap outputan dan melakukan uji
fungsi untuk mengetahui tingkat kesesuaian alat dengan perencanaan yang dijelaskan
pada bab sebelumnya.
Sebelum memulai pendataan penulis terlebih dahulu menanyakan kepada dosen
pembimbing modul untuk menentukan point point apa saja yang perlu untuk diujikan
agar mendapatkan data yang diinginkan.

4.1

Pengujian
Untuk membantu penulis dalam melakukan tahap pengujian dan pendataan maka

diperlukan alat bantu seperti :


1. Modul modifikasi alat UV Room Sterilizer
2. Tool Set
3. AVO Meter
Merk : SANWA
Type : YX360 TRF
Made in Japan
4. Stopwatch

36

Langkah persiapan untuk melakukan pengujian dan pendataan adalah :


1. Siapkan alat yang akan diujikan
2. Cek semua kelengkapan alat
3. Hubungkan alat dengan catu daya tegangan
4. Tekan tombol ON/OFF ke posisi ON
5. Lakukan setting waktu yang diinginkan melalui keypad ( misal 5 menit )
6. Tekan tombol A atau B atau C atau D untuk memulai
7. Alat akan melakukan delay time selama 1 menit
8. Setelah satu menit lampu akan menyala
9. lampu menyala selama 5 menit kemudian mati dan buzzer pun berbunyi
10. Alat telah selesai bekerja

4.2

Point Point Yang Diujikan


1. Cek Delay Time apakah delay time benar benar berjalan selama satu menit
2. Cek apakah waktu yang disetting tadi ( contoh 5 menit ) benar benar berjalan
selama waktu itu atau tidak
3. Setting waktu yang dipilih :
5 menit
10 menit
15 menit
4. Test Point yang meliputi
TP1 port P2.0 ( trigger ke rangkaian driver motor1 )
TP2 port P2.1 (trigger ke rangkaian driver motor2 )
TP3 port P2.2 ( trigger ke rangkaian buzzer )
TP4 port P2.3 ( trigger ke rangkaian pengatur nyala lampu )
TP5 motor

37

TP6 motor

5. Besar Arus pada Rangkaian Driver Motor


Untuk Transistor 9013 ( pada saat basis high )
Arus pada basis

: 0.75A

Arus pada colektor

: 0.625A

Untuk transistor 3055


Arus pada basis

: 0.18A

Arus pada colektor

: 0.0425A

Untuk Transistor 2955


Arus pada basis

: 0.3A

Arus pada colektor

: 0.25A

Untuk transistor 9012

4.3

Arus pada basis

: 0.5A

Arus pada colektor

: 0.0425A

Hasil Penelitian Terapan


Dari hsil pengujian dan pengukuran yang dilakukan sesuai dengan prosedur

pengoperasian alat maka dilakukan 3 kali percobaan, dan didapatkan hasil sebagai
berikut :
a. Untuk test lama delay ( menggunakan Stop watch )
Percobaan
1

Setting Waktu
5 menit

Lama Delay
1 menit 3 detik
38

2
10 menit
1 menit 3 detik
3
15 menit
1 menit 2 detik
Table 4.1 Hasil pendataan lamanya waktu delay

b. Untuk test lama waktu nyala lampu sesuai setting yang dipilih ( 5 menit )
Setting

Percobaan
Lama Waktu
1
5 menit 3 detik
5 menit
2
5 menit 2 detik
3
5 menit 2 detik
Table 4.2 Hasil pendataan lama waktu sesuai settingan ( 5 menit )
Dari data diatas dapat dihitung penyimpangan yang ada pada output dengan perhitungan
sebagai berikut :
perc1 perc 2 perc 3
=
3

15.6
16 X 100 = 97.5%

c. Untuk test lama waktu nyala lampu sesuai setting yang dipilih ( 10 menit )
Setting

Percobaan
Lama Waktu
1
10 menit 2 detik
10 menit
2
10 menit 3 detik
3
10 menit 2 detik
Table 4.3 Hasil pendataan lama waktu sesuai settingan ( 10 menit )

Dari data diatas dapat dihitung penyimpangan yang ada pada output dengan perhitungan
sebagai berikut :
perc1 perc 2 perc 3 30.6
=
X 100 = 98.7%
3
31

39

d. Untuk test lama waktu nyala lampu sesuai setting yang dipilih ( 15 menit )
Setting

Percobaan
Lama Waktu
1
15 menit 3 detik
15 menit
2
15 menit 1 detik
3
15 menit 2 detik
Table 4.4 Hasil pendataan lama waktu sesuai settingan ( 15 menit )
Dari data diatas dapat dihitung penyimpangan yang ada pada output dengan
perhitungan sebagai berikut :
perc1 perc 2 perc 3 45.3
=
X 100 = 98.4%
3
46

Untuk Test Point :


1. TP1 port P2.0 ( trigger ke rangkaian driver motor1 )
TP ini tergantung dari rangkaian limit switch 1, apabila limit switch 1 bekerja
( dari posisi normaly open ke normaly close ) maka TP ini dapat diketahui
nilainya.
Percobaan
1
2
3

Saat switch N.O


0V
0V
0V

Saat switch N.C


1.8V
1.8V
1.8V

2. TP2 port P2.1 ( trigger ke rangkaian driver motor2 )

40

TP ini tergantung dari rangkaian limit switch 2 apabila limit switch 2bekerja
( dari posisi normaly open ke normaly close ) maka TP ini dapat diketahui
nilainya.
Percobaan
1
2
3

Saat switch N.O


0V
0V
0V

Saat switch N.C


1.8V
1.8V
1.8V

3. TP3 port P2.2 ( trigger ke rangkaian Buzzer )


Pada test point ini akan bekerja apabila alat telah selesai bekerja. Setelah alat
selesai bekerja maka pada TP ini akan bernilai positif.
Percobaan
1
2
3

Set lama waktu


1 menit
2 menit
3 menit

Sebelum waktu set


0V
0V
0V

Setelah waktu set habis


0.8V
0.8V
0.8V

4. TP4 port P2.3 ( trigger ke rangkaian Nyala Lampu )


Pada test point ini akan bekerja setelah delay 1 menit. Setelah melakukan delay 1
menit maka pada TP ini akan bernilai positif.
Percobaan
1
2
3

Set lama waktu


1 menit
2 menit
3 menit

Sebelum delay
0V
0V
0V

Setelah delay
1.6V
1.6V
1.6V

5. TP5 ( motor 1 )
TP ini tergantung dari tegangan pada port P2.1. Apabila port P2.1 mendapatkan
logika high maka pada port ini akan bernilai 11.4V ( high )
6. TP6 ( motor 2 )
TP ini tergantung dari tegangan pada port P2.0. Apabila port P2.0 mendapatkan
logika high maka pada port ini akan bernilai 11.4V ( high )

41

4.4

Analisa
Dari hasil ketiga percobaan setingan waktu diatas dapat ditarik suatu data

perhitungan sebagai berikut :


Untuk pemilihan setting waktu 5 menit keakurasiannya = 97.5%
Untuk pemilihan setting waktu 10 menit keakurasiannya = 98,7%
Untuk pemilihan setting waktu 15 menit keakurasiannya = 98.4%
Dari data tersebut maka dapat diambil suatu perhitungan rata2 yaitu :
% rata rata =

hasil1 hasil 2 hasil 3


= 98.2%
3

Nilai keakurasian alat =

98.2
x100%
100

= 98.2 % untuk nilai keakurasian alat

BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil pendataan dan analisa yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa
alat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai dengan
perencanaan dengan tingkat keakurasian yang cukup baik yaitu 98.2%

42

Sistem motor juga bekerja dengan baik dan display juga dapat menunjukkan
angka yang disetting dengan baik sesuai dengan perencanaan
Semoga Buku Tugas Akhir ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh adik adik
kelas guna menambah ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Malvino,A.P., Prinsip prinsip Elektronika , terjemahan Barmawi,M, jilid 1,


Erlangga, Jakarta, 1991.

[2]

Malvino,A.P., Prinsip prinsip Elektronika , terjemahan Barmawi,M, jilid 2,


Erlangga, Jakarta, 1991.

[3]

www.hobi.elektronika.blogspot.com/
43

[4]

www.wikipedi.com/prinsipkerjamotordc

[5]

www.alatterapi.com

RANGKAIAN KESELURUHAN

44

RANGKAIAN LAMPU

45

Ke Kontaktor Relay

LAMPU UV

BALLAST ELECTRONIC
LAMPU UV
PLN 220V

HourMeter

LAMPU UV

BALLAST ELECTRONIC
LAMPU UV

LAMPU UV

Ti t l e
S iz e
A
D a te :

R a n g k a i a n L a m p u + B a l a s t d e n g a n H o u r M e te r
D ocum ent N um ber
Th u rs d a y , J u l y 0 9 , 2 0 0 9

R ev
A

F A IS A L R E Z A
Sheet

of 1

LIST PROGRAM
; PROGRAM INI TERDIRI DARI KEY BOARD AND DISPLAY 3 DIGIT DAN LAMPU

46

; KEY BOARD UNTUK MEMAKSUKAN LAMANYA LAMPU NYALA DAN TERLIAHAT DI


DISPLAY
; YG TERDIRI DARI 3 DIGIT
; UTK MEMASUKAN TIMING INPUT DARI KEY BOARD
$MOD51
LAMPU BIT P2.3
f_delay equ 20h
f_lampu equ 21h
F_MOTOR EQU 22H
sw1
equ p2.5
sw2
equ p2.6
ORG 00H
SJMP MULAI
ORG 0BH
AJMP TIM00
ORG 1BH
AJMP TIM11
ORG 30H
MULAI:

lagi:

MOV TMOD,#11H
MOV TH0,#3CH
MOV TL0,#0B0H
MOV TH1,#3CH
MOV 30h,#00H
MOV 31H,#00h
MOV 32H,#00H
CLR LAMPU
clr F_DELAY
clr F_LAMPU
CLR F_MOTOR
CLR MOTOR1
CLR MOTOR2
SETB EA
SETB ET0
SETB ET1
SETB TR0
MOV R3,#0
mOV R1,#0
acall cek_kb
acall motor
sjmp lagi

motor:

jb F_lampu,mtr_on
jb sw1,init
KANAN KENA SW1

; awal display 0 0 0

; flag delay on/off


; flag lampu on/off

; ENABLE INT TIM0 DAN TIM1


; TR0 ON , TRI DI ONKAN OLEH HASIL SCAN
; R3 POINTER DIGIT
; R1 POINTER UTK MULTIPLEXINGNYA.
; cek key pad
; motor on jika flag LAMPU high
; FLAG LAMPU ON MOTOR ON
; KEKEADAAN NORMAL MOTOR KE

clr motor1
clr motor2

47

ret
init:

SETB MOTOR1
ret

; motor putar kanan

mtr_on: JB F_MOTOR,KANAN ; FLAG MOTOR 1 = PUTAR KANAN


KIRI:
CLR MOTOR1
; MOTOR PUTAR KIRI
SETB MOTOR2
JNB SW2,KE_KANAN ; SDH KENA SW2 ( LOW) BALIK KANAN
RET
KE_KANAN: SETB F_MOTOR
RET
KANAN:
SETB MOTOR1
CLR MOTOR2
; MOTOR PUTAR KANAN
JNB SW1,KE_KIRI
; SDH KENA SW1 ( LOW) BALIK KIRI
RET
KE_KIRI:
CLR F_MOTOR
RET
; TIM0 UTK SCAN KEY BOARD DAN MULTIPLEXING DISPLAY
TIM00:
PUSH ACC
CLR ET0
; DISABLE INT
CLR TR0
CLR TF0
ACALL display
BALIK:
MOV TH0,#0FCH
MOV TL0,#0B0H
SETB TR0
SETB ET0
; ENABLE INT
POP ACC
RETi
; TIMER1 INI WAKTU NYA ADALAH (32H) X(31H) X (30H) X R2 X50.000 MC
; R2 DI SET 200 SUPAYA LOOP NYA JADI 10 DETIK
; DGN MEMPERGUNAKAN R4,R5 DAN R6.
; JIKA WAKTU TOTAL SDH SLS MAKA AKAN MENG OFF KAN LAMPU
TIM11:

PUSH ACC
push 02h
push 03h
push 04h
push 05h
push 06h
CLR EA
CLR TR1
CLR TF1
mov 30h,#4
mov r2,34h
mov r3,#35h
mov r4,35h
mov r5,36h
mov r6,37h

; simpan acc,r2,r4,r5,r6

; DISABLE INT
; hanya sebagai test apakah tim1 kerja tdk
; isi r2 x r2 = 1200 supaya dpt menit
; krn sama dsgn 1200 x 50.000 machine cycle
; ini data menit dr digit 1 key pad
; ini data puluhan menit dr digit ke 2 key pad
; ini data ratusan menit dari digit ke 3 key pad

48

DJNZ R2,BALIK1
MOV R2,#5
; harus nya 200.. supaya dpt 10detik
djnz r3,balik1
mov r3,#2
; harus nya 6 supaya dapt 60 detik/1menit
DJNZ R4,BALIK1
; SET VALUE TIM 50.000 MC
MOV R4,#10
; 30H ADALAH DATA DARI DIGIT 0
acall lampu_on ; lampu on setelah 1 menit
TERUS1:
DJNZ R5,BALIK1
TErUS1A:
MOV R5,#10
; 31H ADALAH DATA DARI DIGIT1
TERUS2:
DJNZ R6,BALIK1
; R6 BERISI DATA DIBIT 2
LP_OFF:
CLR TR1
; OFF KAN TIMER
acall LAMPU_OF
; time up off kan lampu dll
MOV 30H,#7
; selesai proses display jadi 777
MOV 31H,#7
mov 32h,#7
setb ea
RETI
BALIK1:
mov 33h,r2
mov 34h,r3
mov 35h,r4
mov 36h,r5
mov 37h,r6
MOV TH1,#3CH
MOV TL1,#0B0H
; - 50 RIBU MC
SETB EA
SETB TR1
; ENABLE INT
pop 06h
pop 05h
pop 04h
pop 03H
pop 02h
POP ACC
RETI
; delay_1 adalah sub program delay 1menit sebelum lampu nyala
delay_1: nop
nop
setb f_delay
; flag delay on
ret
lampu_on:

setb lampu
setb f_lampu
ret

; flag lampu on

lampu_Of:

clr lampu
clr f_delay
; clr flag delay
clr f_lampu
; clr flag lampu
ret
; PROG CEK_KB INI AKAMCEK KEY BORD DAN JIKA ADA YG TEKAK 30h , 31h DAN 32h
; TETAPI JIKA DATTA 0FH MELAKSANAKAN TIM1
; R3 SEBAGAI POINTER UTK PENGISIAN DATA DARI KEY BOARD KE 30H,31H DA 32H
; SEDANGKAN R7 UTK SEBAGAI MULTIPLEXING UTK 3 DIGITNYA
; SEHINGGA LOOP PERTAMA TIM0 YG NYALA DIGIT 0

49

; LOOP KE DUA TIM0 YG NYALA DIGIT 1


; LOOP KE TIA TIM0 YG NYALA DIGIT 2
CEK_KB:

ACALL SCAN
JC TDK_ADA
jb 20h,tdk_ada
; jika flag delay high key pad tdk kerja
mov dptr,#250h
mov a,r7
movc a,@a+dptr
MOV R7,A
CJNE A,#0AH,TERUS11 ; SAMA DGN 0a,0b,0c,0d,0e,0f ARTINYA SAVE
sjmp on
terus11: CJNE A,#0BH,TERUS12
sjmp on
terus12: CJNE A,#0CH,TERUS13
sjmp on
terus13: CJNE A,#0DH,TERUS14
sjmp on
terus14: CJNE A,#0EH,TERUS15
sjmp on
terus15: CJNE A,#0FH,TERUS16
sjmp on
ON:
MOV 35h,30H
; pindahkan data dispaly ke 37h,36h,35h
MOV 36h,31H
MOV 37h,32H
inc 36h
inc 37h
mov 34h,#5
; harus nya 6 supaya dpt 1 menit
mov 33h,#2
; harus nya 200 supaya dpt 10 dt ( 200 x 50.000mc)
MOV 30H,#1
; timer 1 on display nyala angka 123
MOV 31H,#2
MOV 32H,#3
acall delay_1
; delay 1 menit
SETB TR1
; TIM1 ON
ret
TERUS16:
INC R3
;POINTER DATA UTK DI DISPLAY
CJNE R3,#01,KE2_3
MOV 30H,r7
; DISPLAY DIGIT0
ret
KE2_3:
CJNE R3,#02,KE_3
MOV 31H,30H
; GESER DAN DISPLAY DIGIT 0 DAN 1
MOV 30H,r7
ret
KE_3:
MOV 32H,31H
; GESER DAN DISPLAY DIGIT 0,1 DAN 2
MOV 31H,30H
MOV 30H,r7
MOV R3,#0H
ret
TDK_ADA:
ret
; DISPLAY DI P0
DISPLAY:
CJNE R1,#0,DIGIT1

; R1 ADALAH POINTER multiplex display

50

DIGIT1:

DIgit2:

INC R1
MOV A,30H
ORL A, #01000000B
ANL A, #01001111B
MOV P0,A
RET
CJNE R1,#1,DIGit2
INC R1
MOV A,31H
ORL A, #00100000B
ANL A,#00101111B
MOV P0,A
RET
MOV R1,#0
MOV A,32H
ORL A, #00010000B
ANL A, #00011111B
MOV P0,A
RET

; AKTIF KAN DIGIT 0

; AKTIF KAN DIGIT 1


; RESET POINTER R6

; AKTIFKAN DIGIT 2

;Program Scan Key board DGN P1


scan:
push acc
mov p1,#11111110b
; p1.0 di buat Low
lcall dly10ms
mov a,p1
; Baca data di P1
orl a,#0fh
; Buat P1.0 sampai P1.3 = High
mov r7,#00
; set counter R7 mulai dari 0
clr c
cpl c
; carry di baut High
mov r4,#04
putar1: rlc a
jnc hasil
inc r7
djnz r4,putar1
mov p1,#11111101b
lcall dly10ms
mov a,p1
orl a,#0fh
mov r7,#04
clr c
cpl c
mov r4,#04

; scan baris pertama ( p1.0 = low )


; ada yg tekan ke hasil
; tidak ada yg tekan R7 bertambah 1
; Scan baris ke 2

putar2: rlc a
jnc hasil
inc r7
djnz r4,putar2
mov p1,#11111011b
lcall dly10ms

; scan baris ke 3

51

mov a,p1
orl a,#0fh
mov r7,#08
clr c
cpl c
mov r4,#04
putar3: rlc a
jnc hasil
inc r7
djnz r4,putar3
mov p1,#11110111b
lcall dly10ms
mov a,p1
orl a,#0fh
mov r7,#0ch
clr c
cpl c
mov r4,#04

; Scan baris ke 4

putar4: rlc a
jnc hasil
inc r7
djnz r4,putar4

hasil:
TGGU:

clr c
cpl c
pop acc
ret
clr c

;Tidak ada yg tekan carry = high


;kalau ada yg tekan carry low data ada di R7

mov a,p1
ORL A,#0FH
cjne a,#0FFH,TGGU
pop acc
ret

52

Anda mungkin juga menyukai