Ners
DISUSUN OLEH:
NIM : 2022611020
KELOMPOK :6
MINGGU :3
MALANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Hari/Tanggal :
Disusun Oleh :
Febria Natara
2022611020
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga LP dan
ASKEP tentang gagal jantung (HF) ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih
juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga asuhan keperawatan ini bisa disusun dengan baik dan
rapi. Saya berharap semoga asuhan keperawatan ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa
LP dan ASKEP ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharap
kankritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya asuhan keperawatan
selanjutnya yang lebih baik.
Febria Natara
Daftar Isi
Halaman Sampul………………………………………………………………………
Halaman Pengesahan …………………………………………………………………i
Kata Pengantar………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………..iii
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………………..1
A. Latar belakang………………………………………………………………..…………1
B. Tujuan ……………….………………..………………………………………….……2
C. Manfaat…………………………………..……………………………………….……2
A. Konsep Penyakit…………………………………………………………………...3
1. Defenisi………………………………………………………………………….3
2. Etiologi………………………………………………………………………….3
3. Patofisiologi…………………………………………………………………….4
4. Tanda dan Gejala………………………………………………………………..7
5. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………………8
6. Penatalaksanaan…………………………………………………………………8
7. Pengobatan………………………………………………………………………9
B. Konsep Askep………………………………………………………………………13
1. Diagnosa Keperawatan…………………………………………………………..13
a. Definisi…………………………………………………………………….13
b. Tanda Mayor dan Minor…………………………………………………..13
c. Faktor Berhubungan ………………………………………………………14
d. Kondisi Klinis Terkait…………………………………………………….14
2. Standar Luaran/Tujuan Keperawatan (SLKI)……………………………………14
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)……………………………………………………15
BAB III Penutup……………………………………………………………………….17
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………17
B. Saran………………………………………………………………………………17
Daftar Pustaka………………………………………………………………….………18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi
menjalankan fungsinya yaitu untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh
untuk metabolisme1. Hal ini menyebabkan seluruh organ akan kekurangan asupan darah
sehingga mencetuskan reaksi kompensasi yang dapat memperberat kerja jantung dan
mempercepat kegagalan jantung.
Seiring perkembangan zaman, gagal jantung dapat ditemui pada usia muda,
dimana usia diatas 45 tahun bagi laki-laki dan 55 tahun bagi perempuan memiliki faktor
risiko terbesar untuk menderita gagal jantung.
Di Indonesia, gagal jantung merupakan salah satu penyebab kematian yang
paling tinggi dan merupakan salah satu penyakit yang memiliki prevalensi tinggi di
rumah sakit, baik rawat inap maupun rawat jalan.
Tingginya prevalensi dan mortalitas pasien gagal jantung perlu menjadi
perhatian khusus seiring dengan buruknya pola makan masyarakat masa kini dan
kurangnya olahraga karena aktivitas yang padat. Orang-orang dengan obesitas,
merokok, usia tua, memiliki faktor risiko yang lebih besar menderita gagal jantung.
1
Hipertensi heart disease merupakan risiko morbiditas dan mortalitas, yang
meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik menuju jantung.
Tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 MmHg dan tekanan
diastolik 90 MmHg sehingga meningkatnya tekanan darah menuju jantung.
Meningkatnya tekanan darah menuju jantung merupakan penyebab utama gagal
jantung, stroke, dan gagal ginjal.B. TUJUAN
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui
definisi, faktor resiko, gejala klinis, diagnosis, pemeriksaan penunjang, pengobatan dan
prognosis gagal jantung terutama yang disebabkan oleh hipertensi heart disease dan
gagal jantung kongestif. Selain itu, penulisan laporan kasus ini juga bertujuan untuk
memenuhi tugas profesi ners.
C. MANFAAT
Laporan kasus ini bermanfaat sebagai bahan informasi bagi pembaca mengenai
gagal jantung yang disebabkan hipertensi heart disease.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Di negara – negara berkembang, penyebab tersering adalah penyakit arteri
koroner yang menimbulkan infark miokard dan tidak berfungsinya miokardium
(kardiomiopati iskemik). Penyebab paling sering adalah kardiomiopati alkoholik,
miokarditis viral (termasuk infeksi HIV) dan kardiomiopati dilatasi tanpa penyebab
pasti (kardiomiopati idiopatik). Hipertensi tetap merupakan penyebab gagal jantung
kongestif yang penting. Selain itu penyakit katup jantung juga merupakan penyebab
gagal jantung, namun saat ini agak jarang penyakit katup jantung menyebabkan gagal
jantung. Stenosis aorta masih tetap merupakan penyebab yang sering dan dapat
diperbaiki.
Menurut Wajan Juni Udjianti (2014) etiologi gagal jantung kongestif (CHF)
dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
1. Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia
kronis/ berat.
2. Faktor interna (dari dalam jantung)
a. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect
(ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b. Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
c. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d. Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut
3. Patofisiologi
Menurut Safery (2015) Respon kompensasi terhadap Cardiac Output yang tidak
adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk mempertahankan
perfusi organ- organ tubuh yang vital.
Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang menimbulkan dua pengaruh
utama :
1. Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi myocardium.
2. Vasokontriksi perifer
Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ yang kurang
vital, seperti kulit dan ginjal dan juga organ-organ yang lebih vital, seperti otak.
Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena ke jantung. Peningkatan peregangan
serabut otot myocardium memungkinkan kontraktilitas.
Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap cardiac out put, namun
selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium, meregangkan serabut-
serabut myocardium dibawah garis kemampuan kontraksi. Bila orang tidak berada
dalam status kekurangan cairan untuk memulai peningkatan volume ventrikel dapat
memperberat preload dan kegagalan komponen- komponen. Jenis kompensasi yang
kedua yaitu dengan mengaktivkan sistem renin angiotensin yang akhirnya berdampak
pada peningkatan preload maupun afterload pada waktu jangka panjang dan seterusnya.
Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya perubahan struktur micardium itu
sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocrdium akan menebal atau menjadi hipertropi
untuk memperbaiki kontraksi namun ini berdampak peningkatan kebutuhan oksigen
untuk miocardium.
1. Kegagalan ventrikel kiri
Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen
guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal :
a. Tanda- tanda dan gejala- gejala penurunan cadiac output.
b. Kongesti paru- paru.
2. Dispnea
Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari kegagalan
ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena cairan di dalam
alveoli. Hal ini bisa menjadi payah karena pergerakan tubuh, misal menaiki
tangga, berjalan mendaki dll. Karena dengan kegiatan tersebut memerlukan
peningkatan oksigen.
3. Orthopnea
Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan orang harus
tidur pakai sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada sebuah kursi. Bila
orang tidur terlentang ventilasi kurang kurang dan volume darah pada pembuluh-
pembuluh paru- paru meningkat.
4. Kegagalan ventrikel kanan
Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila bilik ini tidak mampu memompa
melawan tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru- paru. Kegagalan ventrikel
kanan dalam memompakan darah akan mengakibatkan oedema pada ekstrimitas.
Pada hati juga mengalami pembesaran karena berisi cairan intra vaskuler,
tekanan di dalam sistem portal menjadi begitu tinggi sehingga cairan didorong
melalui pembuluh darah masuk ke rongga perut (acites) akibatnya akan
mendesak diafragma yang akhirnya akan susah untuk bernafas.
Pathway CHF
Preload Afterload
Arterosklerosis Kontraktilitas
Retensi cairan Stenosis
Congenital defect Hipertensi sistemik dan pulmonal
(Left to right shut) Aliran darah ke otot Peradangan dan
jantung ↓ penyakit myokardium
Beban kerja jantung meningkat
Merusak serabut otot
Hipoksia & asidosis jantung
Hipertropi miocard
Ventrikel tidak mampu Volume darah yang diejeksikan oleh atrium ke ventrikel ↓ Akumulais residu ventrikel kanan
memompa darah
Darah dari atrium kanan
tidak dapat masuk ke
Volume residu meningkat Blood Brain Bladder Bone ventrikel kanan
6. Penatalaksanaan
1. Koreksi sebab – sebab yang dapt diperbaiki, penyebab – penyebab utama yang
dapt diperbaiki adalah lesi katup jantung, iskemia miokard, aritmia, depresi
miokardium diinduksi alcohol, pirau intrakrdial dan keadaan output tinggi.
2. Diet dan aktivitas, pasien – pasien sebaiknya membatasi garam (2 gr natrium
atau 5 gr garam). Pada gagal jantung berat dengan pembatasan aktifitas, tetapi
bila pasien stabil dianjurkan peningkatan aktifitas secara teratur
7. Pengobatan
Terapi diuretic
penggunaan penghambat sistem rennin – angiotensin – aldosteron
Terapi beta blocker
terapi glikosida digitalis
terapi vasodilator
Obat inotropik positif generasi baru
Penghambat kanal kalsium
Atikoagulan
Terapi antiaritmia
Revaskularisasi koroner
Transplantasi jantung
Kardoimioplasti
6. Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam
dua kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan
pengobatan penyakit jantung hipertensi menurut Oman (2008), yaitu :
a. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa
memperbaiki keadaan LVH. Beberapa diet yang dianjurkan, yaitu :
1) Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam
dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan
pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system
renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti
hipertensi.Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50–100 mmol atau
setara dengan 3-6 gram garam per hari.
2) Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi
mekanismenya belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric
oxide pada dinding vascular.
3) Diet kaya buah dan sayur.
4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
5) Tidak mengkomsumsi Alkohol.
b. Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung.
Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel,
vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur
selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan
untuk menurunkan tekanan darah.
c. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan
(1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan
menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena
umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung
simpatomimetik, sehingga dapat meningkatan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi
aritmia. Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan
MAO yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya
dengan obat antihipertensi.
7. Pengobatan
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan
berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan
kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor,
angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada
semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai
tekanan darah yang diinginkan.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola Napas Tidak Efektif
a. Definisi :
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
b. Penyebab :
1. Depresi pUsat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
3. Deformitas dinding dada.
4. Deformitas tulang dada.
5. Gangguan neuromuskular.
6 Gangguan neurologis (mis elektroensefalogram [EEG] positif, cedera kepala ganguan
kejang).
7. maturitas neurologis.
8. Penurunan energi.
9. Obesitas.
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru.
11. Sindrom hipoventilasi.
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf CS ke atas).
13. Cedera pada medula spinalis.
14. Efek agen farmakologis.
15. Kecemasan.
c. Tanda Mayor dan Minor
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif :
1. Dispnea
Objektif :
1. Penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Fase ekspirasi memanjang.
3. Pola napas abnormal (mis. takipnea. bradipnea, hiperventilasi kussmaul cheyne-
stokes).
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif : 1. Ortopnea
Objektif :
1. Pernapasan pursed-lip.
2. Pernapasan cuping hidung.
3. Diameter thoraks anterior—posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
d. Kondisi Klinis Terkait
Depresi sistem saraf pusat
Cedera kepala
Trauma thorax
Gullian barre syndrome
Multiple sclerosis
Myasthenia gravis
Stroke
Kuadriplegia
Intoksikasi alkohol
2. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
(SIKI)
1 Pola Napas Tidak Efektif Manajemen Jalan Napas
Monitor pola napas
Monitor bunyi napas tambahan
Monitor sputum
Pertahankan kepatenan jalan napas
Posisikan semi fowler/fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada
Lakukan suction <15 detik
Berikan oksigen
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi pemberian bronkodlator, ekspetoran,
mukolitik.
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Edisi 8.Sounders: Elsevier Philadelphia.
Mansjoer, A dkk. 2015. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Potter, Perry.2014. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &