Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PROGRAM ADIWIYATA

Noprida Ilhamiah
SMA Negeri 13 Palembang
e-mail: nopree.13@gmail.com

Abstract – The growth of Indonesian development has increased so fast in every sector these few
years. Furthermore, it creates environmental damage such as: pollutions, floods, erosion, forest
fire, and etc. These problems are basically caused by the lack of society’s awareness to keep the
environment clean. Based on these problems, Indonesian government through the State Minister
for The Environment publish Adiwiyata program. The aim of these program is to introduce
knowledge about character education especially in environmental care from elementary to senior
high school students. It is hoped that the students will have such awareness to keep the
environment clean earlier. The program of environmental education through Adiwiyata Program
can be implemented in 2013 Curriculum through character education building. There are some
characters education that can be implemented through Adiwiyata such as: care, discipline,
responsibility, cooperation, and sincere.

Keywords – Character Building, Adiwiyata Program, Environmental Care


——————————  ——————————

PENDAHULUAN
Pembangunan di Indonesia saat ini telah Menurut Huda dan Kristanto (2012:3), “Salah
mengalami perkembangan yang sangat pesat di satu cara untuk membentuk karakter siswa yang
berbagai bidang. Hal ini tentu saja berdampak baik di sekolah adalah dengan menerapkan
positif di satu sisi, namun di sisi lainnya program Adiwiyata.” Mereka menambahkan bahwa
pembangunan tersebut mempunyai dampak negatif, sekolah adalah wadah yang baik untuk
terutama bagi lingkungan. Saat ini kerusakan mengembangkan dan menanamkan karakter anak.
terhadap lingkungan telah banyak terjadi di sekitar Dari bangku sekolah inillah nantinya diharapkan
kita. Menurut Bahrudin (2017:25), “Kerusakan terbentuknya kebiasaan-kebiasan berperilaku baik
terhadap lingkungan telah menyentuh aspek terutama yang berhubungan dengan lingkungan
mendasar sebagai dampak dari kesalahan dalam Selain itu, Muhaimin (dalam Bahrudin, 2017:29)
memandang hubungan antar manusia dan menyatakan bahwa saat ini konsep green school
lingkungan.” Pada dasarnya berbagai bencana dan green curriculum dengan model pembiasaaan
yang terjadi di sekitar kita seperti banjir, longsor, (habit formation) dan keteladanan (role model) juga
pencemaran (air, tanah, udara), kebakaran hutan, telah diaplikasikan di Indonesia melalui program
dan lain sebagainya adalah karena ulah tangan Adiwiyata.
manusia itu sendiri. Banyak manusia yang sudah
tidak mempunyai kesadaran untuk menjaga dan PEMBAHASAN
melestarikan lingkungan. Penebangan pohon terjadi
dimana-mana, sampah dibuang di sembarang Konsep Pendidikan Karakter
tempat, sumber daya alam diekploitasi secara terus
menerus tanpa memikirkan efek samping yang Pada hakikatnya, pendidikan nasional
akan terjadi di masa yang akan datang. bertujuan untuk meyiapkan generasi masa depan
Melihat fenomena ini, Kementrian Lingkungan yang mampu bertahan hidup (survive) dan berhasil
Hidup berinisiatif menyelenggarakan dan menghadapi tantangan-tantangan di zamannya
mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup (Kesuma, dkk, 2012:6). Menurut Kristiawan (2015)
melalui program Adiwiyata dari jenjang pendidikan pendidikan merupakan a planned effort to mentor
dasar sampai menengah. Program ini bertujuan and learning for the individual to develop and grow
untuk mendidik generasi muda Indonesia untuk into a human being with an independent,
belajar peduli dan melestarikan lingkungan hidup responsible, creative, knowledgeable, healthy, and
sejak dini. Dalam hal ini peran sekolah sangat noble good views of the physical and spiritual
diperlukan sebagai wahana untuk membentuk aspects.
karakter peserta didik, khususnya karakter peduli Adapun fungsi dan tujuan pendidikan nasional
lingkungan. menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No.20
tahun 2003 Bab 2 Pasal 3 yaitu, “Pendidikan
130
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan


dan membentuk watak serta peradaban bangsa peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan yang dikembangkan.
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya 2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bersesuaian dengan nilai-nilai yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha dikembangkan oleh sekolah.
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 3. Membangun koneksi yang harmoni dengan
mandiri, dan menjadi warga negara yang keluarga dan masyarakat dalam memerankan
demokratis serta bertanggung jawab” tanggung jawab pendidikan karakter secara
(http://www.depdiknas.go.id). bersama.
Pendidikan karakter merupakan salah satu Menurut Indonesia Heritage Foundation (IHP)
alat untuk membimbing peserta didik menjadi (dalam Kesuma, dkk, 2012:14), terdapat sembilan
generasi yang baik di masa yang akan datang. nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada
Pada dasarnya karakter peserta didik tidak dapat anak, yaitu:
kita bentuk, namun ia bisa dikembangkan. Peserta 1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya (love
didik harus dibimbing untuk memiliki kesadaran Allah, trust, rerence, loyatly).
menjalin hubungan sosial secara har-monis melalui 2. Kemandirian dan tanggung jawab
tingkah laku yang baik, berfikir positif kepada orang (responsibility, excellence,self reliance,
lain, me-miliki rasa empati, suka menolong dan discipline, orderliness).
bertangung jawab, dan menghargai ber-bagai 3. Kejujuran/amanah, bijaksana (trustworthiness,
macam pendapat (Kristiawan, 2016). reliability, honesty).
Pendidikan karakter terdiri dari dua kata yaitu 4. Hormat dan santun (respect, courtesy,
pendidikan dan karakter. Menurut Siswoyo (dalam obedience)
Kholiq, 2012:3), pendidikan adalah “proses 5. Dermawawan, suka menolong dan gotong
sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri royong (love, compassion, caring, emphaty,
secara utuh dalam arti pengembangan segenap generousity, moderation, cooperation).
potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen 6. Percaya diri, kreatif, dan pekerja keras
manusia sebagai makhluk individu, sosial, dan (confidence, assertiveness, creativity,
sebagai makhluk Tuhan.” resourcarefulness, courage, determination and
Sedangkan karakter adalah tabiat atau enthuasiasm).
kebiasaan. Menurut Alicia (dalam Kholiq, 2012:3), 7. Kepemimpinan dan keadilan (justice,
karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan fairness,mercy, leadership).
kebiaasaan yang mengarahkan tindakan seorang 8. Baik dan rendah hati (kindness, friendliness,
individu. humidity, modesty)
Dari dua pengertian diatas, dapat ditarik 9. Toleransi dan kedamaian dan kesatuan
kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah (tolerance, flexibility, peacefulness, unitiy)
pembentukan kebiasaan yang baik kepada peserta Saat ini pemerintah melalui Kementrian
didik yang dilakukan oleh pendidik agar kebiaasaan Pendidikan dan Kebudayaan telah
tersebut tertanam di dalam jiwa seseorang (Kholiq, mengimplementasikan pendidikan karakter dalam
2012:3) Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan
Sedangkan pendidikan karakter, menurut mengubah sikap peserta didik agar lebih santun
Megawangi (dalam Kesuma dkk., 2012:5), adalah, melalui nilai-nilai pendidikan karakter yang
“Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar terkandung di dalamnya. Pembelajaran tentang
dapat mengambil keputusan dengan bijak dan pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 dapat
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, diterapkan di semua mata pelajaran.
sehingga mereka dapat memberikan kontribusi Dalam Kurikulum 2013, terdapat empat
yang positif terhadap lingkungannya.” kompentensi inti yang harus dikuasai peserta didik,
Pendidikan karakter dapat diterapkan dalam salah satunya adalah kompetensi sikap sosial.
pembelajaran di sekolah. Materi pembelajaran yang Sebagai contoh, kompentensi inti sikap sosial untuk
terkait dengan norma dan nilai-nilai pada setiap mata pelajaran bahasa Inggris untuk tingkat
mata pelajaran perlu dikembangkan dan dikaitkan SMA/SMK yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur,
dengan kehidupan peserta didik sehari-hari. disiplin tanggung jawab, peduli (gotong royong,
Adapun tujuan pendidikan karakter yang kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
dilaksanakan di sekolah menurut Kesuma dkk. pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
(2012:9) yaitu: dari solusi atas berbagai permasalahan berinteraksi
1. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
kehidupan yang dianggap penting dan perlu serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
131
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

bangsa dalam pergaulan dunia” (Kementrian Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Program
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016:4). Adiwiyata

Konsep Program Adiwiyata Salah satu cara untuk membentuk karakter


siswa yang baik terutama yang berhubungan
Adiwiyata berasal dari kata “ADI” dan dengan pelestarian lingkungan yaitu melalui
“WIYATA”. Adi berarti besar, agung, baik, ideal dan program Adiwiyata. Hai ini pun sejalan dengan
sempurna. Wiyata memiliki makna tempat dimana pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah direvisi di
seorang mendapat ilmu pengetahuan, norma dan sekolah, dan pendidikan karakter menjadi salah
etika dalam berkehidupan sosial. Adiwiyata satu keterampilan yang harus dikembangkan dalam
mempunyai pengertian atau makna sebagai “tempat Kurikulum 2013
yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang Muhadhir Effendy dalam pidato sambutannya pada
dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya Sarasehan Sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2016
kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita- yang diselenggarakan di Kementrian Lingkungan
cita pembangunan berkelanjutan” (Kementrian Hidup dan Kehutanan pada tanggal 13 Desember
Lingkungan Hidup, 2011:3). 2016 mengatakan, “Saya berjanji dengan sepenuh
Adapun tujuan dari program ini menurut hati agar Kemdikbud dapat mendukung
Kementrian Lingkungan Hidup (2011:3) adalah pelaksanaan program Adiwiyata ini dengan sebaik-
“Mewujudkan warga sekolah yang bertanggung baiknya. Tahun depan Kemendikbud menjalankan
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan program Penguatan Pendidikan Karakter, mari
lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang sukseskan program Adiwiyata ini melalui
baik untuk mendukung pembangunan pendidikan karakter di sekolah-sekolah kita”
berkelanjutan.” Melalui program Adiwiyata (http://www.kemdikbud.go.id).
diharapkan akan munculnya sekolah yang peduli Sejak awal tahun ajaran 2017-2018,
dan berbudaya lingkungan. pemerintah telah menerapkan pengembangan
Program Adiwiya pada dasarnya adalah pembelajaran Kurikulum 2013 dengan
pengembangan dari kebijakan Pendidikan menambahkan Keterampilan Pembelajaran Abad
Lingkungan Hidup (PLH) yang dibuat dan disepakati 21 yang terdiri dari 4C + LHP (Critical Thinking,
oleh beberapa kementrian di Indonesia, yaitu Creativity, Collaborative, Communication, Literacy,
Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Kementrian HOTS Asesment dan Pendidikan Karakter).
Kebudayaan dan Pariwisata, Kementrian Agama, Adiwiyata pada dasarnya adalah program
dan Kementrian Dalam Negeri. Selanjutnya kerjasama antara Kementrian Lingkungan Hidup
Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) terus (KLH) dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
mengembangkan PLH bekerja sama dengan (Kemdikbud) sejak tahun 2006 yang diterapkan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan melalui Pendidikan Lingkungan Hidup pada jenjang
Menengah, Departemen Pendidikan dan pendidikan dasar dan menengah
Kebudayaan sejak tahun 2006 (Kementrian Negara Menurut Kementrian Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup, 2011:v) (2011:3) terdapat dua prinsip dasar dari program ini
Sejak tahun 2006 sampai 2015 telah terjadi yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Partisipatif yaitu
peningkatan yang sangat pesat terhadap program seluruh komunitas sekolah, baik Kepala Sekolah,
ini. dari tahun 2006-2011 baru terdapat 272 sekolah pendidik, staf tata usaha, peserta didik serta
yang mendapat penghargaan Adiwiyata Nasional karyawan lainnya, terlibat secara langsung dalam
yang terdiri dari 95 SD/MI, 82 SMP, 77 SMA dan 18 manajemen sekolah yang meliputi seluruh proses
SMK yang sebagian besar berasal dari pulau Jawa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Bali dan ibu kota provinsi lainnya. Sedangkan pada Sedangkan berkelanjutan artinya semua kegiatan
tahun 2015 meningkat menjadi 548 sekolah (213 adiwiyata dilaksanakan secara terus menerus
SD/MI), 176 SMP/MTs, 119 SMA/MA dan 40 meskipun sekolah tersebut sudah mendapat
SMK/MAK). Pada tahun 2016 terjadi penurunan penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata Nasional
peraih penghargaan Adiwiyata Nasional yang hanya maupun Adiwiyata Mandiri.
mencapai 489 sekolah yang terdiri dari 182 SD/MI, Untuk menjadi sekolah yang mendapat
182 SMP/MTs, 98 SMS/MA serta SMK/SMA yang penghargaan Adiwiyata Nasional diperlukan jalan
berasal dari 31 Provinsi se Indonesia. yang cukup panjang. Penilaian Adiwiyata dimulai
dari tingkat kabupaten atau kota, setelah mendapat
penghargaan tingkat kota kemudian sekolah
tersebut harus bersaing dengan sekolah-sekolah
lainnya di tingkat propinsi. Setelah menjadi sekolah
132
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

Adiwiyata tingkat propinsi, kemudian dilanjutkan tinggi dari semua perangkat yang ada di sekolah.
dengan penilaian Adiwiyata tingkat Nasional. Guru mata pelajaran merupakan penanggung jawab
Selanjutnya, untuk menjadi sekolah Adiwiyata pelaksanaan Adiwiyata, sedangkan siswa
tingkat Nasional, penilaian akan langsung dilakukan merupakan ujung tombak pelaksana program ini.
oleh tim yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala sekolah, staf tata usaha, karyawan, office
Menteri Lingkungan Hidup (Kementrian Lingkungan boy bahkan pemilik kantin yang ada di lingkungan
Hidup, 2011:5). Selanjutnya untuk mencapai sekolah juga mempunyai tanggung jawab yang
sekolah Adiwiyata mandiri, sekolah harus sama untuk melestarikan lingkungan, (3) responsif
melakukan pembinaan terhadap minimal sepuluh dan pro-aktif: untuk menjaga kebersihan lingkungan
sekolah lain yang ada di lingkungan sekitarnya, jika diperlukan sikap responsif atau mau bekerja tanpa
diantara sekolah tersebut ada yang sampai menjadi disuruh terlebih dahulu. Sikap ini harus ditanamkan
sekolah Adiwiyata tingkat kota, minimal empat kepada siswa agari siswa mempunyai kesadaran
sekolah, maka sekolah Adiwiyata Nasional yang dari dirinya sendiri untuk menjaga kebersihan
merupakan pembimbing tersebut berhak maju ke lingkungan sekitarnya, (4) jujur: karakter jujur harus
tingkat Adiwiyata mandiri. dikembangkan dari diri peserta didi sejak dini. Jujur
Penerapan program Adiwiyata di tingkat berarti tidak curang. Dalam menjaga kelestarian
sekolah tidaklah semudah membalikkan telapak lingkungan di sekolah, siswa harus berlaku jujur.
tangan karena diperlukan beberapa syarat yang Sebagai contoh, beberapa anak ditugaskan untuk
harus dipenuhi. Ada empat komponen yang harus melaksanakan piket membersihkan green house
dipenuhi untuk menjadi sekolah Adiwiyata yaitu, (1) setiap pagi. Mereka harus berkata jujur apakah
kebijakan berwawasan lingkungan, (2) pelaksanaan mereka sudah melaksanakan tugas mereka dengan
kurikulum berbasis lingkungan, (3) kegiatan baik atau belum, (5) ikhlas dalam beramal: Ikhlas
lingkungan berbasis partisipatif, dan (4) berarti tulus, tidak mengharapkan pujian dan hadiah
pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. apapun dari orang lain. Sikap ini tidak hanya harus
Keempat komponen tersebut kemudian dimiliki oleh semua peserta didik tetapi semua
dikembangkan kembali ke dalam 8 standard unsur yang ada di sekolah juga harus
pendidikan serta 33 pencapaian. mengembangkan karakter ini. Dalam menjaga
Untuk memenuhi komponen penilaian kelestarian lingkungan, karakter ikhlas dalam
Adiwiyata tersebut, maka diperlukan kerjasama beramal harus selalu diterapkan, dan (6) kerja
antar semua unsur yang ada di sekolah terutama keras: setiap warga sekolah harus mau bekerja
pendidik dan peserta didik. Pendidik adalah ujung keras menjaga kebersihan lingkungan. Tanpa kerja
tombak dari Adiwiyata. Partisipasi aktif dari pendidik keras mustahil suatu sekolah bisa menjadi sekolah
sangat diperlukan untuk menggerakkan peserta Adiwiyata.
didik agar peduli dengan lingkungan disekitarnya Dalam penerapannya di sekolah, program
terutama lingkungan sekolah mereka. Adiwiyata harus terintegrasi dengan Kurikulum 2013
Pendidikan karakter melalui Adiwiyata dapat melalui pengembangan Kompentensi Dasar (KD),
diterapkan di semua mata pelajaran pada Kurikulum Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang
2013. Setiap sarana dan prasarana yang ada di kemudian dikembangkan pada Rencana
lingkungan sekolah merupakan sumber belajar bagi Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semua mata
peserta didik untuk mengembangkan karakter pelajaran yang ada di sekolah tanpa terkecuali.
peduli lingkungan sehingga nantinya peserta didik Melalui pengembangan KD, IPK dan RPP inilah
mampu mengaplikasikan karakter tersebut di pendidikan karakter terutama yang behubungan
lingkungan tempat tinggalnya secara mandiri dan dengan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan
berkelanjutan tanpa perlu disuruh oleh guru. Jika dicantumkan. Selain itu semua media yang ada di
anak sudah diajarkan pembiasaan peduli lingkungan sekolah juga harus tercantum pada
lingkungan sejak dini, maka diharapkan RPP.
kedepannya mereka bisa membantu melestarikan Berikut adalah contoh pengembangan
lingkungan secara global. kompetensi dasar pada mata pelajaran Bahasa
Berikut beberapa karakter yang bisa Inggris SMA kelas X yang sudah terintegrasi
dikembangkan pada program Adiwiyata: (1) disiplin: Adiwiyata melalui pendidikan karakter.
Adiwiyata mengajarkan peserta didik untuk disiplin Tabel 1
dalam menjaga kebersihan sekolahnya, disiplin
membuang sampah pada tempatnya serta disiplin Kompetensi Dasar Indikator
merawat tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah, Pencapaian
(2) bertanggung jawab dan kerja sama: program Kompetensi
Adiwiyata tidak akan dapat berjalan dengan baik 3.5 3.5.1 M Mengide
embedakan fungsi sosial, ntifikasi fungsi
tanpa adanya kerja sama dan tanggung jawab yang
133
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

struktur teks, dan unsur sosial, struktur sesuai konteks dan memiliki perilaku jujur, disiplin,
kebahasaan beberapa teks teks, dan bertanggung jawab, kerja sama, peduli, santun,
khusus dalam bentuk unsur responsif dan pro-aktif.
pemberitahuan kebahasaan
(announcement) dengan teks
memberi dan meminta pemberitahua Program Adiwiyata merupakan tanggung
informasi terkait kegiatan n tentang jawab semua pihak dalam mewujudkan generasi
sekolah terutama dalam kegiatan yang peduli dan berbudaya lingkungan melalui
menjaga kebersihan dalam
pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di
sekolah dari sampah menjaga
sesuai dengan konteks kebersihan
sekolah. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup
penggunaannya. sekolah dari (2015:1) dalam sarasehan sekolah Adiwiyata
4.5 Teks Pemberitahuan sampah. Nasional tahun 2015, terdapat berbagai
(announcement) pembelajaran tentang pengelolaan lingkungan
4.5.1 Menangkap makna secara hidup yang dikembangkan di sekolah, seperti
kontekstual terkait fungsi pembuatan biopori, sumur resapan, penghijauan,
sosial, struktur teks, dan 4.5.1.1 Menemukan penyediaan ruang terbuka hijau, pengadaan hutan
unsur kebahasaan teks informasi sekolah, pembibitan TOGA dan tanaman endemic
khusus dalam bentuk rinci teks daerah, green house, bank sampah, pengelolaan
pemberitahuan pemberitahu air bersih, pemilahan sampah, composting hingga
(announcement) tentang an tentang
kegiatan
pengelolaan sampah; yang dapat menjadi input
menjaga kebersihan
sekolah dari sampah yang akan pembelajaran yang sangat penting bagi peserta
dilaksanakan didik agar menjadi lebih peduli dan berbudaya
dalam lingkungan.
menjaga
kebersihan KESIMPULAN
sekolah dari
4.5.2 Menyusun teks khusus sampah. Pelaksanaan program Adiwiyata telah
dalam bentuk menunjukkan peningkatan yang positif dari tahun ke
pemberitahuan 4.5.2.1 Membuat tahun. Sejak tahun 2006 sampai dengan 2016,
(announcement) lisan dan banner
tentang
sebanyak 2583 sekolah telah mendapat
tulis, pendek dan sederhana
menjaga penghargaan sebagai Adiwiyata Nasional dan
tentang menjaga
kebersihan sekolah dari kebersihan Mandiri. Partisipasi aktif dari semua pihak yang
sampah, dengan sekolah dari terlibat dalam program ini sangat diperlukan, mulai
memperhatikan fungsi sampah dari Kementrian LH, Kemdikbud, Kementrian
sosial, struktur teks, dan Agama, Kantor/Badan Lingkungan Hidup (BLH)
unsur kebahasaan, secara tingkat kota maupun provinsi, pemerintah Kota
benar dan sesuai konteks sampai Provinsi.
Program Adiwiyata terintegrasi dengan
Kurikulum 2013 melalui pendidikan karakter dan
Selanjutnya pada tujuan pembelajaran bisa diimplementasikan serta dikembangkan dalam
ditambahkan beberapa pendidikan karakter yang perangkat pembelajaran. Guru adalah ujung tombak
bisa diterapkan dan dikembangkan oleh guru mata pelaksanaan pendidikan karakter melalui Adiwiyata
pelajaran. Berikut contoh pengembangan tujuan karena guru adalah orang yang langsung
pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris berinteraksi dengan anak didiknya.
SMA Kelas X pada kompetensi dasar 3.5 dan 4.5 Pembentukan karakter peduli lingkungan
melalui pendidikan karakter pada Program
Tabel 2 Adiwiyata yang telah dilaksanakan di sekolah
bertujuan untuk membentuk generasi muda yang
Tujuan Pembelajaran mampu berpartisipasi aktif dalam menjaga
lingkungan melalui pembiasaaan di sekolah sejak
Melalui model pembelajaran Problem Base Learning
dini.
dengan menggunakan teknik scanning dan skimming,
peserta didik dapat membedakan, menangkap makna, Pembiasaan perilaku peduli lingkungan akan
dan menyusun teks khusus dalam bentuk membentuk karakter peduli lingkungan siswa yang
pemberitahuan (announcement) lisan dan tulis pada akhirnya akan membentuk kebiasaan untuk
tentang pentingnya menjaga kebersihan sekolah menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan.
dari sampah dengan memperhatikan fungsi sosial, Sehingga diharapkan berbagai masalah lingkungan
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan yang muncul beberapa tahun terakhir seperti efek
134
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

rumah kaca, global warming, banjir dan kebakaran 6. Kementrian Lingkungan Hidup. (2013).
hutan tidak terjadi lagi beberapa tahun ke depan. Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup
DAFTAR PUSTAKA 7. Kementrian Lingkungan Hidup. (2015).
Sarasehan Sekolah Adiwiyata Nasional 2015:
1. Bahrudin, Mohammad Dendy Fathurahman. Melalui Program Adiwiyata kita wujudkan
(2017). Pelaksanaan Program Adiwiyata dalam komunitas sekolah peduli dan berbudaya
Mendukung Pembentukan Karakter Peduli lingkungan hidup. Jakarta: Kementrian
Lingkungan di SMA Negeri 4 Pandeglang. Lingkungan Hidup.
Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 17, Nomor 8. Kesuma, Dharma, Cepi Triatna & Johar
1, April 2017 Permana. (2012). Pendidikan Karakter: Kajian
2. Haryati, Sri. (2017). Pendidikan Karakter dalam Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT
Kurikulum 2013. http://lib.untidar.ac. d Remaja Rosdakarya
3. Huda, Muhammad Mukarrobin & Andi Kristanto. 9. Kholiq, Nur. (2012). Model Pendidikan Karakter
2012. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Adiwiyata di SMA Negeri 13 Surabaya. Skripsi: http://nuansa-
Implementasi Pendidikan Karakter. Volume01 pendikar.blogspot.co.id/2012/03/model-
Tahun 2012,0-136. Retrieved from pendidikan-karakter-utuk-sekolah.html
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jur 10. Kristiawan, M. (2015). A Model of Educational
nal-pendidikan-ips/article/view/7950/10729 Character in High School Al-Istiqamah Simpang
4. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan. Empat, West Pasaman, West Sumatera.
(2016). Mendikbud: Sukseskan Program Research Journal of Education, 1(2), 15-20.
Adiwiyata Melalui Pendidikan Karakter. 11. Kristiawan, M. (2016). Telaah Revolusi Mental
https://www.kemdikbud.go.id dan Pendidikan Karakter dalam Pembentukkan
5. Kementrian Lingkungan Hidup. (2011). Panduan Sumber Daya Manusia Indonesia Yang Pandai
Adiwiyata: Sekolah Peduli dan Berbudaya dan Berakhlak Mulia. Ta'dib, 18(1), 13-25.
Lingkungan. Jakarta: Kementrian Lingkungan 12. Syah, Muhammad Erwan. (2013). Pendidikan
Hidup Karakter di Sekolah Menengah Atas oleh Guru
Bimbingan dan Konseling (BK).
http://jogjapress.com>article>v

135

Anda mungkin juga menyukai