Makalah Matakuliah Pidana Militer
Makalah Matakuliah Pidana Militer
TNI-AD “
NAMA KELOMPOK :
1. Hifzullah 21400008
2. Galang Ramadhan Saragih 21400012
3. Taufan Mardiansyah 21400060
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA JAKARTA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
pemenuhan tugas dari mata kuliah, Tindak Pidana Militer yang kami beri judul “ Kekerasan
pembaca terhadap kejahatan militer terhadap tugas-tugasnya. Makalah ini disajikan dalam
konsep dan bahasa yang sederhana yang diharapkan dengan mudah dipahami oleh para
pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak DR. Surahman, SH.,MH., MM selaku
dosen pengajar dan membimbing mata kuliah Pidana Militer yang telah memberikan kami
Kami menyadari jikalau makalah ini masih jauh dari kata sempurna., namun kami
berharap makalah ini dapat menjadi sumber wawasan bagi para pembaca maupun bagi kami
selaku penyusun makalah ini. Saran, kritik dan masukan sangat kami harapkan dari seluruh
Penyusun
2 | Tama Jagakarsa
DAFTAR ISI
Halaman judul.......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................................................8
TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA.................................................................................................................8
2.1 Hukum Pidana........................................................................................................................8
2.2 Hukum Pidana Militer............................................................................................................8
2.3 Tindak Pidana ( Tindak Pidana Penganiayaan )......................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................11
PEMBAHASAN..................................................................................................................................11
3.1. Jenis Hukum Yang Berlaku..................................................................................................11
3.2. Kitab Undang – Undang Hukum Disiplin Tentara (KUHDT)..................................................12
3.3. Hukuman Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam Lingkup Militer.....................................12
3.4. Hak Korban Kekerasan.........................................................................................................13
BAB IV..................................................................................................................................................14
KESIMPULAN...................................................................................................................................14
SARAN..............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
3 | Tama Jagakarsa
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berperan untuk menjaga pertahanan
dan keamanan negara (ranah militer). Prajurit TNI adalah warga negara yang
diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam dinas
jawab pada masyarakat atau negara, korporatisme dan ideologi. Tugas dan tanggung
jawab TNI selaku alat Negara bidang pertahanan dan keamanan, serta tidak mengubah
sikap dan perilaku prajurit TNI yang juga harus senantiasa mengayomi masyarakat.
Dilihat dari segi hukum, anggota Tentara Nasional Indonesia mempunyai kedudukan
yang sama dengan anggota masyarakat biasa, artinya bahwa sebagai warga Negara
yang baginya pun berlaku terhadap semua ketentuan hukum yang ada.
Tindak kekerasan dalam masyarakat sebenarnya bukan suatu hal yang baru.
Sedangkan cara bagaimana kekerasaan dilakukan atau alat bukti apa yang dipakai,
masing-masing tergantung pada kasus yang timbul. Perbuatan tersebut dapat menimpa
siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan dari anak-anak sampai dewasa.
4 | Tama Jagakarsa
Tindak kekerasan di dalam rumah tangga merupakan jenis kejahatan yang
rumah tangga pada umumnya melibatkan pelaku dan korban di antara anggota
keluarga di dalam rumah tangga, sedangkan bentuk tindak kekerasan bisa berupa
kekerasan fisik dan kekerasan verbal (ancaman kekerasan). Pelaku dan korban tindak
kekerasan di dalam rumah tangga bisa menimpa siapa saja, tidak dibatasi oleh strata,
status sosial, tingkat pendidikan dan suku bangsa. Tindak kekerasan pada istri dalam
rumah tangga merupakan masalah sosial yang serius, akan tetapi kurang mendapat
tanggapan dari masyarakat dan para penegak hukum karena beberapa alasan dilansir
Pada kasus Tindakan Pertama, ketiadaan statistik kriminal yang akurat. Kedua
tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga yang memiliki ruang lingkup sangat
pribadi dan terjaga privacynya berkaitan dengan kesucian dan keharmonisan rumah
tangga (sanctitive of the home). Ketiga, tindak kekerasan pada istri dianggap wajar
karena hak suami sebagai pemimpin dan kepala keluarga. Keempat, tindak kekerasan
pada istri dalam rumah tangga terjadi dalam lembaga legal yaitu perkawinan.
Sering kali tindak kekerasaan ini disebut hiden crime (kejahatan yang
tersembunyi). Disebut demikian karena baik pelaku maupun korban berusaha untuk
Dewasa ini kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat
Banyak kasus kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga dilakukan oleh
aparat militer. Dari sini semakin tampak bahwa tindak pidana berkembang dengan
5 | Tama Jagakarsa
pesat di dalam ruang lingkup masyarakat biasa atau pun aparatur pemerintahan dan
pihak penegak hukum itu sendiri seperti halnya anggota militer. Peradilan militer
selama ini dipandang oleh masyarakat sebagai peradilan yang tertutup, sehingga
pelaksanaan hukum terhadap oknum prajurit yang bersalah tidak dilakukan dengan
seadil - adilnya dan para praktisi hukum menilai putusan pengadilan militer dalam
menjatuhkan hukuman bagi prajurit yang bersalah melakukan tindak pidana tergolong
ringan.
Ini semua disebabkan karena tidak adanya jalur informasi dari dalam
penjelasan kepada publik tentang proses penyelesaian suatu perkara. Dalam segi
masyarakat biasa, tapi karena adanya beban kewajiban angkatan bersenjata maka
diperlukan hukum yang khusus dan peradilan tersendiri bersumber pada (Salam,
2002).
Dibentuknya lembaga peradilan militer tidak lain adalah untuk menindak para
anggota TNI yang melakukan tindak pidana dan menjadi salah satu alat kontrol bagi
anggota TNI dalam menjalankan tugasnya. Ini di paparkan oleh (Salam, 2002)
melalui buku nya Peradilan Militer Indonesia dengan tujuan dapat membentuk dan
membina TNI yang kuat, profesional dan taat hukum karena tugas TNI sangat besar
rumah tangga (KDRT). Oleh karena itu penulis mengangkat judul Kekerasan Dalam
6 | Tama Jagakarsa
Rumah Tangga oleh oknum Prajurit TNI-AD untuk mengetahui kasus dan
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut dalam latar belakang di atas, maka permasalahan yang
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberi pemahaman
serta sebagai sumber wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai Kekerasan Dalam
7 | Tama Jagakarsa
BAB II
peraturan dilanggar oleh seseorang, maka si pelanggar atau pelaku akan dijatuhkan
sanksi. Sanksi hukum pidana berupa penderitaan dan atau penyiksaan, yakni hukuman
1. Hukuman mati
2. Hukuman penjara
3. Hukuman denda
Dengan adanya ancaman pidana bagi pelanggar atau pelaku, maka hukum
Pengertian militer berasal dari bahasa yunani “Miles” yang berarti seseorang
8 | Tama Jagakarsa
Hukum pidana militer hanya merupakan sebagian saja dari hukum militer.
Sedangkan hukum militer yang dimaksud mempunyai ruang lingkup yang luas,
1. Hukum pidana
7. Lalu lintas,
Sebagaimana kita ketahui macam tindak pidana dibedakan antara lain tindak
pidana umum commune delicta) yang dapat dilakukan oleh setiap orang, yang
merupakan lawan dari tindak pidana khusus (delicta propria) yang hanya dapat
dilakukan oleh orang tertentu saja, dalam hal ini dilakukan dilakukan oleh seorang
militer. Tindak pidana penganiayaan merupakan suatu tindakan yang dilarang dalam
suatu perundang–undangan yang tertulis pada KUHP Pasal 351. Kejahatan terhadap
tubuh manusia sama sekali tidak disebabkan unsur–unsurnya, hanya kualifikasi saja
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
9 | Tama Jagakarsa
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka–luka yang berat yang bersalah dikenakan
tahun.
1. Doktrin.
2. Hoge Raad.
sakit atau luka kepada orang lain, yang semata–mata merupakan sutau
dilakukan kepada orang lain untuk menimbulkan rasa sakit atau luka ini
tidak boleh merupakan suatu daya upaya untuk mencapai tujuan yang
diperbolehkan.
10 | Tama Jagakarsa
BAB III
PEMBAHASAN
Hukum militer sendiri mengenal dua jenis hukuman yang berlaku dan
diberikan kepada anggota militer yang melakukan tindak pidana. Ada dua jenis
hukuman yaitu :
Hukum Pidana Militer dalam arti luas mencakup pengertian hukum pidana
militer dalam arti materiil dan formil. Hukum Pidana Materiil merupakan suatu
kumpulan peraturan tindak pidana yang berisi perintah dan larangan untuk
menegakkan hukum.
adalah pernyataan keluar (outward manifestation) dari pada sikap mental (Mental
Houlding) seseorang.
Tiap anggota militer baik jabatannya tinggi ataupun rendah wajib menegakkan
kehormatan militer dan menyikirkan perbuatan, perkataan yang dapat menodai atau
merusak nama baik kemiliteran baik didalam kesatuan dan diluar kesatuan. Hukum
11 | Tama Jagakarsa
disiplin militer yang tertuang di dalam Undang – Undang No.26 Tahun 1997 yang
Ada dua jenis pelanggaran Displin Tentara yang telah ditentukan oleh KUHDT, yaitu
Adalah suatu sikap anggota militer yang tidak disiplin dalan konteks ringan.
seperti yang dirumuskan dalam pasal 2 nomor 1 KUHDT. Perumusan ini luas
luas.
ringan sifatnya. Sedangkan tindak pidana yang dapat di tangani dan diselesaikan
secara disipliner adalah beberapa kejahatan tertentu dalam KUHP serta beberapa
bentuk kekerasaan ini dapat ditemui dan terkait pada bentuk perbuatan pidana
12 | Tama Jagakarsa
Bentuk – Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kekerasaan dalam Rumah
Tangga tidak hanya dalam bentuk fisik melainkan bisa berupa Psikis, Melantarkan
Adapun mengenai hukuman pada oknum TNI-AD akan di jerat dengan tindak
penganiayaan yang tertuang pada KUHP pasal 351 dengan ketentuan penganiayaan
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda
paling banyak tiga ratus rupiah, jika perbuatan mengakibatkan luka–luka yang berat
yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun dan jika
Dan mendapatkan hukum disiplin militer karena telah di jelaskan pada Tiap
anggota militer baik jabatannya tinggi ataupun rendah wajib menegakkan kehormatan
militer dan menyikirkan perbuatan, perkataan yang dapat menodai atau merusak nama
Kekerasaan dalam Rumah sangat sulit dicegah dan dihindari oleh siapa pun
dalam setiap keluarga di masyarakat, karena itu hak-hak korban KDRT harus
KDRT. H
13 | Tama Jagakarsa
4. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap tingkat
BAB IV
KESIMPULAN
Hukum militer sendiri mengenal dua jenis hukuman yang berlaku dan diberikan kepada
anggota militer yang melakukan tindak pidana. Ada dua jenis hukuman yaitu Hukum Pidana
Militer dan Hukum Disiplin Militer. Hukum disiplin militer yang tertuang di dalam Undang –
Undang No.26 Tahun 1997 yang dikenal dengan Kitab Undang - Undang Hukum Disiplin
Tentara.
Ada dua jenis pelanggaran Displin Tentara yang telah ditentukan oleh KUHDT yakni
Pelanggaran Disiplin Militer Tidak Murni dan Pelanggaran Disiplin Militer Murni. Adapun
mengenai hukuman pada oknum TNI-AD akan di jerat dengan tindak penganiayaan yang
tertuang pada KUHP pasal 351 dan mendapat hukum disiplin militer karena merusak nama
baik kemiliteran baik didalam kesatuan dan diluar kesatuan dengan melakukan tindakan
kekerasan
SARAN
Adapun yang dapat kami sarankan ialah para pembaca dan Warga Negara Indonesia
(WNI) sebagai warga negara / penduduk dalam wilayah NKRI untuk dapat tertib hukum agar
terhindar dari ancaman hukum, dan sekiranya informasi yang telah di berikan melalui
14 | Tama Jagakarsa
DAFTAR PUSTAKA
15 | Tama Jagakarsa