Khotbah November - Desember 2021 Siap Cetak
Khotbah November - Desember 2021 Siap Cetak
3
adalah keteladanan. Terkait dengan Tema pemberitaan: “Merawat kita menjadi para pemimpin yang rendah hati yang dapat menjadi teladan
Spiritualitas Oikumenis” & “Merawat Relasi Hidup Bersama” (tema bulan atau dapat diteladani, baik pemimpin dalam masyarakat, gereja dan
& minggu), maka sangat diperlukan keteladanan para pemimpin baik keluarga supaya karakter Kristiani kita semakin nampak melalui perilaku
dalam pemerintahan (masyarakat), agama (gereja) dan juga keluarga. hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga kita (gereja) dapat
Maksudnya, untuk mendapatkan sebuah masyarakat dan persekutuan menjadi teladan bagi dunia ini demi tercipta spiritualitas oikumenis melalui
beriman yang baik dalam membangun hidup bersama secara oikumenis relasi hidup bersama yang aman, rukun, damai dan sejahtera supaya
tentu sangat diperlukan para pemimpin yang baik dan berkualitas nama Tuhan dimuliakan.
(intelektual, etik, moral dan spiritualitas), dan juga yang dapat menjadi
teladan. Karena itu, satu hal penting yang kiranya mendapat perhatian Selamat Berkhotbah !!!
kita adalah keteladanan. Sebab bagaimana aksentuasi tema pemberitaan
kita pada kehidupan spiritualitas oikumenis dalam relasi hidup bersama
dapat tercipta, terawat dan terpelihara kalau para pemimpin tidak memiliki
spiritualitas yang baik, dan yang tidak dapat memberi dan menjadi
teladan?
Ditengah-tengah realita kehidupan sekarang ini dimana
keteladanan semakin langkah, maka Tuhan Yesus melalui perikop
khotbah menegaskan tentang betapa pentingnya keteladanan para
pemimpin, baik di pemerintahan maupun agama termasuk gereja dan
keluarga. Para pemimpinlah yang punya peranan besar sekali dalam
mengajarkan, mewariskan nilai-nilai luhur, tapi juga dalam hal menjadi
teladan dalam memberlakukan nilai-nilai luhur itu. Seorang pemimpin
yang baik adalah sosok pemimpin yang senantiasa berkomitmen untuk
menyatukan atau menyelaraskan antara apa yang dikatakan dan apa
yang dilakukan. Atau kata dan tindakannya satu adanya. Dan inilah yang
amat penting bagi pembentukan karakter beriman. Jika spiritualitas para
pemimpin baik maka masyarakat juga akan memiliki spiritualitas yang
baik. Masyarakat akan meneladani perkataan dan perbuatan baik para
pemimpin. Sebaliknya jika spiritualitas para pemimpin merosot maka sulit
untuk tercipta dan terpelihara spiritualitas oikumenis dalam relasi hidup
bersama ditengah-tengah kemajemukan 4 dan keragaman ras, suku,
bangsa, budaya maupun agama. Sebab masyarakat tidak dapat
meneladani yang baik dari para pemimpin (ada banyak contoh yang bisa
disebutkan).
Penting untuk diingat bahwa seorang pemimpin adalah seorang
pelayan Tuhan. Dan oleh sebab itu seorang pemimpin baru akan
dihormati ketika ia rela untuk merendahkan diri dan menjadi teladan bagi
semua yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang suka dipuji dan
mencari-cari kehormatan justeru dianggap hina dalam pandangan Allah,
bahkan akan direndahkan. Untuk itu tidak ada yang lain, selain marilah MATERI BIMBINGAN KHOTBAH
5 6
Minggu, 14 November 2021 Bagian ini oleh LAI memberi judul “Orang Samaria yang murah hati”.
Cerita ini hanya terdapat dalam injil Lukas dan tidak ada pada injil yang
Oleh : Pendeta Brampy Hetharie lain serta merupakan sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Tuhan
Yesus kepada para muridNya. Perumpaan ini hendak menggambarkan
Nas Bacaan : Lukas 10 : 25 - 37 tentang cinta kasih yang tidak berbatas bahkan kepada orang yang
Tema Bulanan : Merawat Spiritualitas Oikumenis membenci sekalipun. Tuhan Yesus mengisahkan cerita ini kepada ahli
Tema Mingguan : Berbela Rasa Dengan Sesama Taurat yang bertanya kepadaNya tentang apakah yang harus ia lakukan
untuk mendapatkan hidup yang kekal? (ay. 25). Ahli Taurat ini bertanya
PENGANTAR tidak dengan maksud baik tetapi dengan tujuan untuk mencobai Tuhan
8
seperti ini kita sebagai pelayan atau umat bisa mengidentifikasikan diri 4. Bapak, ibu pelayan dapat menambahkan sesuai konteks jemaat
kita masing-masing dengan tokoh-tokoh yang ada dalam perumpaan masing-masing. Selamat melayani dalam menyampaikan Firman
ini. Apakah kita merasa seperti orang yang dirampok, tidak berdaya Allah. Tuhan Yesus memberkati. Syaloom !
untuk menolong diri sendiri dengan berbagai persoalan dan tantangan
hidup? Ataukah kita seperti imam atau orang Lewi yang menjaga
kesalehannya mereka sehingga tidak mau menyentuh, membantu dan
menolong sesama yang menderita? Ataukah juga kita menjadi seperti
orang Samaria yang rela menolong dan membantu sesama yang
susah dan menderita? Pandemic Covid ini membuat kehidupan kita
susah dan menderita, namun jangan membuat hati kita tertutup
terhadap penderitaan dan kesusahan sesama. Selama pandemic, kita
dianjurkan memakai masker sebagai wujud protokol kesehatan tetapi
itu bukan topeng yang menutup wajah dan pandangan kita dari
sesama yang membutuhkan pertolongan. Kita dianjurkan untuk
mencuci tangan, namun jangan kita lepas tangan dan acuh terhadap
orang di sekitar kita.
2. Tema minggu kita “Berbela Rasa Dengan Sesama”, dengan
pendasaran pada cerita orang Samaria yang murah hati ini hendak
kembali mencerahi cara pandang kita tentang sesama. Sesama
bukan hanya orang yang sama dengan kita. Bukan hanya orang yang
kita kenal dan dekat dengan kita. Bukan hanya orang satu
persekutuan, satu kampung, satu profesi dengan kita. Melakukan
tindakan kasih tidak hanya sebatas kepada mereka saja tetapi yang
berbeda dengan kita bahkan yang menjadi musuh kitapun. (bd. Lukas
6 : 34 - 48).
3. Mengasihi sesama sebagai wujud berbela rasa membutuhkan aksi
atau tindakan nyata dan tidak hanya sebatas teori dan kata-kata.
Sangat sering kita mendengar tentang perintah mengasihi serta juga
mengajar dan menasehati orang lain tentang hal mengasihi. Namun
apakah hal mengasihi ini kita menghidupinya dalam tindakan kepada
sesama yang susah dan menderita?
9 Tindakan orang Samaria
berpusat dari hatinya yang tergerak oleh belas kasihan. Hati menjadi
pusat dari seluruh keberadaan kita sebagai manusia yang mesti
dituntun oleh kuasa Roh Kudus sehingga memampukan kita untuk
membantu dan menolong sesama yang susah dan menderita. Tanpa
kekuatan Roh Kudus kita hanya menjadi orang-orang yang
terbelenggu dengan tembok-tembok kenyamanan kemanusiaan kita.
11 12
yang dianggap jahat seperti burung gagak tetapi dikasihi dan dipelihara 1. Semua ciptaan Tuhan setara di hadapan Tuhan Allah Sang
oleh Tuhan Allah (ayat 8, 9). Anak burung gagak makluk yang kecil dan Pencipta. Sebagaimana Allah menghargai, mengasihi dan
lemah tetap dipelihara Tuhan supaya tidak musnah. Begitu juga dengan melakukan tindakan2 baik dan berguna bagi semua ciptaan tanpa
menyebutkan langit ditutupi dengan awan-awan (ayat 8) menunjukan membeda-bedakan satu dengan yang lain, Tuhan juga minta agar
pemeliharaan Allah berlaku untuk semua ciptaan Tuhan yang dekat dan kita hidup saling menghargai, menghormati dan saling menopang
yg jauh. Yang bisa dilihat maupun yang tidak bisa dilihat dengan mata diantara semua ciptaan Tuhan. Jauhi sikap saling melecehkan,
telanjang/kasat mata. Pemeliharaan Tuhan Allah dalam bentuk meremehkan, menindas, merusak, membeda-bedakan satu dari
pemberian hujan dan makanan (ayat 8-9). Hujan yang menyuburkan yang lain dan tindakan tidak benar lainnya karena merasa lebih
tumbuhan, tanah, menghidupkan manusia dan ciptaan Tuhan lainnya kuat, lebih hebat, lebih pintar, lebih berada, lebih berkuasa.
(Kondisi alam Israel di bulan April sampai Oktober, langit tidak berawan 2. Allah telah memberikan masing-masing ciptaan fungsi dan tugasnya
artinya cuaca sangat panas dan tidak akan turun hujan. Namun Tuhan terutama bagi manusia. Baiklah kita mulai melakukannya dari dalam
Allah memberikan hujan dan makanan bagi alam semesta supaya keluarga. Tiap anggota keluarga (suami-istri, papa-mama, anak,
“semua“ ciptaan Tuhan tetap hidup dan terpelihara dengan baik). Jika oma-opa, sepupu dsb) harus tahu dan dapat melakukan fungsi serta
bumi masih terus berputar mengelilingi matahari, bukan memang karena tugas masing-masing dengan tulus hati dan penuh kasih seorang
harus demikian tetapi karena ada Allah yang mengontrol dan memelihara kepada yang lain. Kemudian dari keluarga, keluar ke hidup
bumi ciptaanNya. Semua ini membuktikan bahwa, Tuhan Allah sangat bertetangga, bermasyarakat, gereja tetapi juga membangun hidup
mengasihi bumi dan semua ciptaan yang ada di bumi. Di mata Tuhan yang baik dengan ciptaan2 lain yang ada di alam ini. Hal ini akan
Allah semua ciptaan setara, sama-sama dikasihi, sama_sama dipelihara mendatangkan suasana hidup harmonis, penuh damai sejahtera
dan sama-sama diselamatkan oleh Allah. Tapi Allah tidak bekerja sendiri. bagi semua ciptaan. Karena itu pembinaan di dalam keluarga oleh
Tanggung jawab mengelola, memelihara dan merawat bukan hanya orang tua kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya terus
dikerjakan oleh Allah tapi Allah mempercayakan manusia yang adalah 13
menerus diberikan dan diterapkan, supaya terjadi perubahan sedikit
gambar dan rupa Allah (Imago Dei) untuk menjadi mitra Allah. Hal ini demi sedikit dari saat ke saat. Perubahan yang baik memberikan
menunjukan bahwa, disatu sisi manusia memiliki hubungan erat dengan manfaat yang baik pula bagi keluarga, masyarakat, jemaat, tetapi
Tuhan Allah, tetapi disis lain manusia yang diciptakan Allah dari tanah juga ciptaan-ciptaan lain di alam ini. Itu adalah bukti kita memiliki
unsur yang ada di alam (Kejadian 2 : 7) memiliki juga hubungan yang erat spiritualitas oikumenis.
dengan sesama ciptaan lain yang juga diciptkan oleh Tuhan Allah dari 3. Ibu/bpk dapat menambahkan sesuai konteks pelayanan masing-
tanah (Kejadian 2:19). Ini sekaligus menunjukan bahwa manusia itu masing jemaat.
setara dengan ciptaan lainnya. Karena itu tidak ada alasan yang dapat Selamat berkhotbah……Tuhan berkati.
membenarkan manusia menguasai sesama manusia juga menguasai
ciptaan lain dengan sesuka hatinya. Tidak ada alasan bagi manusia untuk
tidak menghormati dan menghargai ciptaan-ciptaan Tuhan yang lain di
bumi ini. Allah sangat tidak senang melihat manusia yang tidak
menghargai Allah dan ciptaan2Nya, manusia yang sombong dan
memakai kekuatannya bukan untuk mememelihara tapi merusak (ayat
10). Sikap demikian adalah sikap yang merendahkan dan meremehkan
ciptaan lain. Sebaliknya manusia yang takut kepada Allah dan melakukan
kehendakNya disayangi Allah (ayat 22).
PERTIMBANGAN HOMILETIS
P erayaan Minggu Adventus tahun 2021 dimulai hari ini, dan akan
berlangsung selama 4 minggu ke depan, menjelang perayaan Natal
Kristus tanggal 25 Desember 2021. Meskipun kita tidak tahu secara pasti
kapan Perayaan adventus itu di mulai, tetapi adventus telah dihidupi baik
oleh Gereja Katolik maupun Gereja Protestan dalam waktu yang cukup
lama. Perayaan Adventus itu sendiri pada satu sisi mengingatkan umat
tentang peristiwa kedatangan Tuhan Yesus yang pertama ke dalam dunia
ini, melalui misteri inkarnasi yang agung. Dimana Kristus merendahkan
diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam dimensi ruang dan
waktu, menderita, disalibkan dan mati, tetapi bangkit dengan misi
membebaskan manusia dan dunia dari kuasa dosa dan maut. Dan pada
sisi yang lain, perayaan adventus mengingatkan umat bahwa orang-
orang percaya pada Yesus sementara berada pada masa penantian yaitu
menanti kedatangan Yesus pada kali yang kedua (parousia). Dimana Ia
akan hadir sebagai hakim yang adil, untuk menghakimi orang yang hidup
dan yang mati.
Pada persfektif itu, maka suasana adventus hendaknya dimaknai
tidak saja sebagai momentum mempersiapkan diri menyambut perayaan
Natal, tetapi sekaligus sebagai bentuk mempersiapkan seluruh hidup
umat, menyambut kehadiran Tuhan pada kali yang kedua. Katakanlah
adventus menjadi momentum evaluasi dan refleksi diri tentang kesiapan
kita dalam meyambut kehadiran Sang Hakim yang adil itu.
Dalam proses menanti itu, umat disadarkan bahwa mereka tidak
berada pada suatu dunia yang hampa dan tanpa masalah, tetapi suatu
dunia yang penuh dengan berbagai problematika hidup yang sangat
berat. Sebut saja bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor
dan bencana non alam seperti pandemic covid 19, telah berdampak luas
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH (ADVENTUS I) bagi perubahan tatanan hidup berkeluarga, bermasyarakat dan
Minggu, 28 November
14 2021 bergereja. Perubahan itu sendiri, telah menempatkan banyak orang,
termasuk orang kristen dalam kecemasan, ketakutan, kebimbangan
Oleh: Pendeta Jan. Z. Matatula bahkan keputusasaan dalam menjalani hari-hari hidup ke depan.
Menghadapi situasi umat seperti itu, tentu gereja terpanggil untuk
memberikan penguatan, sehingga umat yang berada dalam penantian itu,
Nas Bacaan : Yesaya 7 : 10 - 17 memiliki ketahanan spiritual dalam menghadapi berbagai perubahan
Tema Bulan : Merayakan Spiritualitas Oikumenis hidup, dengan iman yang teguh pada Allah dalam Kristus Yesus, yang
Tema Mingguan : Merayakan Adventus Dengan Berpengharapan selalu memberi pengharapan di tengah ketiadaan harapan itu.
Terkait dengan itu maka tema yang ditetapkan LPJ GPM saat ini
yaitu ; Merayakan Adventus dengan berpengharapan menjadi menarik
PENGANTAR untuk kita renungkan, dalam terang teks bacaan kita Yesaya 7 : 10 - 17
kehendakNya. Alkitab malah melukiskan bahwa tanda kehadiran Tuhan
MEMAHAMI TEKS DALAM KONTEKS KITA. itu berwujud dalam beragam bentuk seperti ; Guruh, petir, sangkakala,
Teks Yesaya 7 : 10 - 17, mesti ditempatkan sebagai bagian yang awan yang pekat, asap dan api, sebagaimana yang menandai kehadiran
tak terpisahkan dari pasal 7 : 1 - 9, yang menarasikan tentang situasi Tuhan di kaki gunung Sinai kepada Musa dan umat Israel (bd. Kel. 19:17-
yang di hadapi Ahas, raja Yehuda pada waktu itu. Raja Ahas yang 19), dll.
memerintah Yehuda (Israel Selatan) sejak tahun 735 – 715 SM) Jadi, melalui tanda-tanda itu (apakah sesuatu yang ada di langit
diperhadapkan dengan penyerangan Rezin raja Aram dan Pekah raja atau di bawah bumi), Tuhan hendak menyatakan bahwa Ia adalah Allah
Israel Utara ke Yehuda untuk menjatuhkan pemerintahannya, dan yang berkuasa atas alam semesta dan karena itu, Ia dapat saja
berencana mengangkat anak Tabeel sebagai raja menggantikan Ahas menggunakan semua materi yang ada di alam ini untuk menyatakan
sebagai raja Yehuda (lih.7:6). Penyerangan itu sebagai akibat dari kehadiran dan kehendakNya. Jadi tawaran yang disampaikan kepada
penolakan raja Ahas untuk bergabung dalam koalisi yang hendak Ahas itu bersifat sangat luas, yang meliputi seluruh alam semesta.
dibentuk Aram dan Israel dalam rangka menghambat lajunya Sebetulnya, tawaran Yesaya kepada Ahas untuk meminta tanda
perkembangan pemerintahan Azyur yang sementara berjaya pada masa ini tidak perlu dilakukan kalau Ahas setia mendengarkan suara Tuhan
itu. sebagaimana yang disampaikan nabi Yesaya. Jadi tawaran “Mintalah
Menghadapi serbuan Rezin dan Pekah ke Yerusalem membuat suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu”, hendak menegaskan bahwa,
Ahas menjadi gemetar dan ketakutan. Penulis melukiskan ketakutan ternyata Ahas bukanlah tipe raja yang taat dan setia mendengarkan
Ahas dan rakyatnya sama seperti pohon-pohon hutan yang bergoyang di suara Tuhan. Sebab kalau Ahas taat dan setia mendengarkan suara
tiup angin. (lih. Yesaya 7;2c). Situasi ini menempatkan Ahas dan Tuhan, maka pasti apa yang disampaikan nabi Yesaya sebelumnya,
rakyatnya dalam ketegangan. Nah dalam situasi penuh ketakutan dan sebagaimana digambarkan dalam pasal 7:4, sudah cukup baginya untuk
ketegangan seperti itu Tuhan menghadirkan nabi Yesaya untuk meyakinkan dirinya, bahwa yang disampaikan Nabi Yesaya adalah
menyampaikan kehendakNya bagi Ahas dan Yehuda, kataNya ; keputusan Tuhan yang tidak hanya didengar, tetapi harus dilaksanakan.
“Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan Tapi Ahas tidak mendengarkan suara Tuhan itu. Kecemasan, ketakutan
janganlah hatimu kecut…” (lih. 7:3). Pernyataan ini adalah penegasan berhadapan dengan kekuatan perang yang hendak menghancurkan
tentang jaminan Tuhan terhadap Ahas dan Yehuda, bahwa Tuhan akan tampuh pemerintahannya membuat Ahas mengabaikan suara Tuhan.
menyelamatkan Ahas dan rakyatnya, bahkan keturunan “Daud”. Rezim Ketika Tuhan berkata: “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang,
dan Pekah tak akan bisa menghancurkan Yehuda. Karena itu Ahas dan janganlah takut dan janganlah hatimu kecut…” (lih. 7:3). Suara Tuhan ini
rakyatnya harus sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dan tidak sebetulnya mesti menjadi kekuatan dan pengharapan bagi Ahas dan
mencari kekuatan lain. Yehuda menghadapi situasi penuh ketakutan dan ketegangan itu.
Dari gambaran seperti ini kita akan merenungkan teks kita Yesaya Pada sisi yang lain, sebagai raja Yehuda, Ahas mesti menyadari
7:10-17, dengan menghadapkan 3 hal pokok sebagai bahan sungguh bahwa Allah yang mereka sembah, adalah Allah yang berkuasa
perenungan. atas alam semesta dan karena itu Allah pasti mampu menyelamatkan
Yehuda dari serbuan Aram dan Israel utara yang bagi Allah, dilukiskan
Pertama, Pengharapan selalu ada di tengah kesediaan mendengarkan hanya seperti ; “… dua puntung kayu api yang berasap” (bd.7:4).
suara Tuhan. (Ayat 10 – 11). Artinya, mereka hanyalah manusia-manusia belaka dengan kuasa
Teks ini diawali dengan tawaran Yesaya kepada Ahas untuk duniawi yang amat terbatas. Katakanlah kekuatan mereka tak dapat
meminta tanda. “Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu” (ayat menandingi kekuatan dan kuasa Tuhan.
11a). Dalam Alkitab tanda selalu berhubungan dengan kehadiran Tuhan Demikian pula, frase “Mintalah suatu pertanda dari TUHAN,
dan kuasaNya. Jadi tanda bukanlah sekedar sebuah simbol tanpa Allahmu, melukiskan pula bahwa di tengah ketidaksetiaan Ahas dan
makna, tetapi tanda mengekspresikan kehadiran Tuhan dengan Yehuda mendengarkan suara Tuhan, toh Tuhan tetap setia menunjukan
15 16
kemurahan, kasih dan keberpihakanNya kepada Ahas dan Yehuda. Ahas tidak mau meminta tanda dari Tuhan, bukan karena kesalehannya
Tuhan masih memberi kesempatan kepada Ahas dan Yehuda untuk tetapi karena ia tidak mau bergantung pada Tuhan. Ia bahkan tidak
datang padaNya dan memohon pertolonganNya. mengandalkan Tuhan untuk menyelesaikan persoalan yang sementara
Catatan Reflektif dihadapinya.
1. Setiap orang percaya terkadang berada dalam situasi yang penuh Dalam catatan sejarah Pemerintahan raja-raja Yahuda, raja Ahas
dengan ketakutan dan ketegangan, akibat dari beratnya beban- yang memerintah di Yerusalem selama 16 tahun itu, dikenal sebagai raja
beban hidup, tantangan-tantangan hidup yang harus di alaminya. yang jahat perbuatannya. Ia tidak melakukan apa yang benar dimata
Beban dan tantangan hidup itu berkaitan dengan soal ekonomi TUHAN, Allah seperti Daud bapa leluhurnya. (bd. 2 Taw. 28:1). Ia
keluarga, soal pendidikan anak-anak, soal lapangan pekerjaan yang menyembah Baal, mengorbankan anak lelakinya sendiri di lembah
sulit, soal pekerjaan dikantor atau tempat kerja, soal sakit dan Hinom, memasukan agama kafir ke Damsyik dan menajiskan Bait Allah di
penyakit yang di derita, dll sebagainya. Banyak orang mengeluh, Yerusalem.
banyak orang putus asa, banyak
17 orang menjadi bimbang dan hilang Jadi catatan ini memperjelas pemahaman kita mengapa Ahas
harapan. Dalam situasi seperti itu firman Tuhan mengajak kita untuk menolak meminta tanda. Karena Ahas tidak mengandalkan Tuhan dan
merendahkan diri dihadapan Tuhan, memohon pertolonganNya dan mengharapkan campur tangan Tuhan dalam proses pemerintahannya. Ia
dengarkanlah suara Tuhan. Mendengarkan suara Tuhan itu dapat justru mengandalkan kekuatan dirinya sendiri dengan meletakan
kita alami melalui kesetiaan kita beribadah, berdoa dan membaca pengharapan pada bantuan bangsa Asyur. Begitu kuatnya
firman Tuhan. Ini cara yang efektif bagi setiap orang untuk pengharapannya pada Asyur, sehingga ia mengangkat dirinya sendiri
mendengarkan suara Tuhan. sebagai hamba dan anak dari Tiglat-Pileser. Jelasnya dikatakan; “Aku ini
2. Bahwa dewasa ini begitu banyak orang percaya yang tidak lagi hambamu dan anakmu”. Karena itu ia memohon supaya raja Tiglat-
mendengarkan suara Tuhan. Mereka lebih banyak mengandalkan Pileser menyelamatkannya dari serangan Rezin dan Pekah (Bd. 2 Raja-
suara hati mereka sendiri. Mereka lebih mengandalkan suara dari Raja 16:7). Demikian pula untuk mendapatkan
18 bantuan dari Asyur, Ahas
orang-orang yang dianggap dapat menyelesaikan persoalan hidup tidak segan mengambil emas dan perak dari Rumah Peribadahan untuk
mereka. Memang, mendengarkan nasehat, anjuran, bimbingan dari diserahkan kepada raja Asyur sebagai upeti. Sikap Ahas ini, sama
orang yang kita anggap berpengaruh boleh, tetapi semua itu tidak dengan menolak Allah berkarya dalam seluruh proses pemerintahannya
boleh mengabaikan sikap kita untuk mendengarkan suara Tuhan. di Yehuda. Sungguh disesalkan, kemurahan hati Tuhan yang luar biasa,
3. Demikian pula tidak sedikit juga orang Kristen yang masih justru ditolak oleh Ahas.
mendengarkan suara paranormal untuk meramalkan masa depan Menghadapi sikap Ahas yang tetap membandel dan menolak
hidup mereka bahkan keluarga mereka dari pada mendengarkan meminta tanda, Yesaya menjadi sangat kesal dan menegurnya dengan
suara Tuhan. Bila kita tidak membuka hidup kita untuk berkata ; “Baiklah dengarkan hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu
mendengarkan suara Tuhan, maka itulah awal dari kejatuhan kita melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?” (ayat 13).
dalam hidup dan kerja kita. Melalui teguran ini pada satu sisi, Yesaya mengingatkan Ahas bahwa
sebagai turunan Raja Daud (“keluarga Daud”), tidak layak bagi Ahas
Kedua: Jangan mengandalkan kekuatan diri, tetapi andalkan kekuatan untuk menolak tawaran tersebut. Dan pada sisi yang lain, teguran ini
Tuhan. (ayat 12 – 13). menjelaskan karakter Ahas sebagai raja yang selama memerintah,
Respons Ahas terhadap tawaran Tuhan melalui Yesaya untuk telah menyusahkan banyak orang dengan penindasan dan kelaliman
meminta tanda di tolak oleh Ahas. Jawaban Ahas ; “Aku tidak mau yang menyengsarakan mereka, dan kini ia masih melelahkan Allah
meminta, aku tidak mau mencobai Tuhan” (ayat 12), sepintas lalu melalui penghinaan yang dilakukannya, dengan cara menolak
memberi gambaran seolah-olah Ahas bertindak seperti orang saleh yang melakukan kehendak Allah.
tidak mau mencobai Allah (bd. Kejadian 6:16). Tetapi sebenarnya alasan Catatan Reflektif :
1. Sebagai orang percaya kita diingatkan bahwa sehebat apapun kita, Ahas, walaupun Alkitab sendiri tidak secara gamblang menunjuk siapa
secerdas apapun kita belum tentu kita mampu menyelesaikan perempuan itu, dan siapa anak yang disebut dengan Imanuel itu. Tetapi,
persoalan-persoalan hidup yang kita hadapi. Di tengah kehebatan nama Imanuel yang berarti “Allah beserta kita”, menjadi pesan dan berita
kita, di tengah kecerdasan kita, kita juga punya kelemahan dan sentral yang hendak disampaikan nabi Yesaya kepada Ahas dan
keterbatasan sebagai manusia, dibandingkan dengan Allah dalam Yehuda yang tidak setia kepada Tuhan itu.
Kristus Yesus yang tidak terbatas kemampuanNya. Karena itu Selanjutnya dijelaskan bahwa Anak itu dibesarkan dengan makan
jangan pernah mengandalkan kemampuan diri sendiri, kecerdasan “dadih dan madu”, yaitu makanan yang lezat yang juga dinikmati oleh
dan kepintaran, strategi dstnya, dalam menyelesaikan persoalan- para nenek moyang mereka pada zaman pengembaraan (Bd. Kej.18:8,
persoalan hidup kita. Andalkan Tuhan saja. Karena seberat apapun Hak.5:25). Dia akan dibesarkan sesuai dengan tradisi Yahwisme,
persoalan yang kita hadapi, Tuhan sanggup menyelesaikannya bagi sehingga anak itu kelak akan membuka jalan baru dan memulai hidup
kita. Yang dibutuhkan adalah jangan bimbang, jangan goyah, jangan umat yang baru berdasarkan Imanuel itu, yang “tahu menolak hal yang
ragu, tetapi tetap teguh dalam imanmu kepada Tuhan. jahat dan memilih hal yang baik.” (bd. Ayat 15). Tegasnya ada jaminan
2. Sebagaimana Ahas menolak meminta tanda, sama dengan menolak yang Tuhan berikan untuk memelihara umatNya dengan caraNya yang
kehadiran Tuhan untuk berkarya, maka jangan pernah menolak ajaib (bd. 6:13).
kehadiran Tuhan dalam hidup kita, dalam rumah tangga kita, dalam Tanda Imanuel ini kemudian hari dihubungkan secara langsung
kerja dan usaha kita. Karena itu letakanlah segala rencana kita dengan kelahiran Tuhan Yesus Kristus (bd. Matius 1 : 23-25), dimana
dalam rencana Tuhan. Dan jangan pernah memaksa Tuhan kata Imanuel ini dilepaskan dari konteksnya dalam kitab Yesaya, dan
mengikuti rencana kita. Sebaliknya, selaraskanlah rencana kita langsung menubuatkan tentang kelahiran Yesus.
dengan rencana Tuhan. Sebab Tuhan tahu apa yang terbaik bagi Dari seluruh penjelasan itu, maka tanda Imanuel itu menerangkan
hidup kita, itulah pengharapan kita. bahwa Tuhan hendak meneguhkan dan menggenapi janji-janjiNya yang
disampaikan kepada Ahas melalui Yesaya dan sekaligus menghukum
Ketiga: Karya Penyelamatan Tuhan Tidak pernah berhenti. (ay. 14-17). Ahas dan pengikut-pengikutnya. Hal itu terbukti, tidak lama kemudian
Berkenan dengan penolakan Ahas untuk meminta sebuah tanda, dimana Aram dan Israel Utara dikalahkan oleh Asyur, tetapi juga
maka Allah sendiri yang memberi tanda kepada Ahas dan Yehuda Yahuda. Demikian pula tanda Imanuel itu menandai sebuah kehidupan
tentang karya Allah yang menyelamatkan keturunan Daud itu. Tanda itu baru dan penghiburan yang Allah siapkan untuk sisa-sisa Israel yang
adalah “Imanuel”. “…Sesungguhnya seorang perempuan muda, diselamatkan Tuhan, dimana mereka adalah umat yang hidup
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan berdasarkan iman kepada Tuhan dan melakukan kehendakNya. Ini yang
menamakan Dia Imanuel.” (ayat 14a). disebut pula sebagai “tunas yang timbul dari tunggul Isai” (lih.Yes. 11:1).
“Tanda” yang diterjemahkan dari kata Ibrani Oth itu, menunjuk Tanda Imanuel ini pula menjadi titik pandang dalam seluruh sejarah
19
pada tanda yang bersifat natural. Jadi tanda Imanuel itu dapat dialami keselamatan, dan memberi perspektif messianic, yang kemudian
dan dibuktikan secara konkrit dalam sejarah, bukan sesuatu yang bersifat digenapi dalam kelahiran Yesus Kristus.
abstrak. Atau dengan kata lain tanda itu dapat dilihat dan dirasakan Jadi tanda Imanuel ini tidak saja menjelaskan bahwa Penyertaan
dengan jelas oleh Ahas, dan darinya Ahas dapat belajar tentang Allah itu, berlangsung pada zaman Yesaya dan raja Ahas, tetapi terus
penyertaan Allah itu. berlangsung sampai dengan zaman kelahiran Yesus dan sampai hari ini.
Kemudian siapakah yang dimaksud dengan perempuan muda PenyertaanNya itu yang menyelamatkan kehidupan manusia dan dunia
dalam tanda ini ??? Kata Ibrani yang digunakan untuk menerjemahkan sampai hari ini. Inilah yang memberi pengharapan bagi setiap orang
perempuan muda itu adalah ha,almah, yang artinya seorang wanita muda beriman dari masa ke masa.
entah sudah kawin atau belum (bd. Kej. 24:43, Kel. 2:8, Mz 68:26). Catatan Reflektif : 20
Rupanya wanita muda itu sudah dikenal baik oleh Yesaya maupun oleh
1. Bahwa rencana keselamatan Allah bagi umatNya tak akan pernah
berubah, tak akan pernah dibatalkan, kendati umat menolak karya
keselamatan itu. Ahas yang menolak meminta tanda, tidak
mengurangi kemurahan Allah dan rencana Allah untuk MATERI BIMBINGAN KHOTBAH (ADVENTUS II)
menyelamatkan Ahas dan Yehuda. Realitas ini juga menjadi bukti Minggu, 05 21
Desember 2021 22
dari kemurahan Allah yang besar untuk menyelamatkan kita sebagai
orang-orang percaya. Tentu berita ini meneguhkan pengharapan Oleh : Pendeta Marleen Rolette Tuhusula — Talakua
setiap orang percaya yang merayakan adventus saat ini.
2. Bahwa Tanda Imanuel, selalu mengingatkan kita sebagai orang
percaya bahwa janji penyertaan Allah tetap nyata dan sempurna Nas Bacaan : Habakuk 2 : 1 — 5
dalam hidup kita. Dan Tanda Imanuel akan memberi pengharapan Tema Bulanan : Merayakan Adventus Dan Natal Kristus Dengan
kepada kita dalam meniti hari-hari hidup ke depan sebagai keluarga, Rendah Hati Dan Setia
gereja dan masyarakat di tengah situasi dan kondisi dunia yang kian Tema Mingguan : Merayakan Adventus Dengan Beriman
berubah, termasuk di tengah pandemic covid 19. Dunia terus
berkembang dan berubah, sikap dan perilaku manusia pasti berubah
di tengah-tengah perubahan itu, tapi penyertaan Tuhan tidak pernah PENGANTAR
berubah, karena Dialah Sang Imanuel.
27
kedatangan Yesus yang datang sebagai raja bukan dengan kemegahan kondisi ini semakin terpulihkan. Kenyataannya kasus-kasus yang
dan kekuatan prang tetapi Ia datang dengan mengenderai keledai, berkaitan dengan pandemic covid -19 semakin jauh menurun, baik
seekor keledai dengan beban yang muda. (Ayat.9b; bdk.Mat.21:5 dan yang sakit maupun yang meninggal, pintu-pintu gereja sudah dibuka
Yoh.12:15). Yesus memilih menunggang keledai dan bukan kuda-kuda untuk beribadah dan seluruh aktifitas sudah mulai normal kembali.
jantan yang biasa dipakai dalam medan peperangan tetapi Yesus memilih Perekonomian kita sudah mulai pulih, namun tentu kita terus berjaga-
keledai yang adalah binatang yang serba kekurangan yakni binatang jaga dengan tidak mengabaikan protocol kesehatan, sebab tidak ada
yang dikenal lamban, lemah dan bodoh. Binatang ini juga adalah binatang seorang pun yang dapat memastikan kapan berakhir secara tuntas.
setia yang dapat dikerjakan dengan tuntas selagi keempat kakinya masih Walaupun kondisi ini sudah mulai pulih tetapi kenangan yang
berdiri tegak ia akan tetap memikul beban seberat apapun. Mungkin menyisahkan yakni batin yang terluka masih belum sembuh, karena
beban yang yang dimaksudkan adalah merujuk pada penderitaan Yesus banyak orang kehilangan orang-orang yang dikasihi akibat pandemic
yang akan dipikulNya namun tetap setia sampai mati. ini maupun kehilangan tempat tinggal akibat gempa, banjir, longsor
dan masalah-masalah yang lain yang turut terbawa dalam suasana
Ayat 10, menunjukan bahwa raja yang datang adalah Raja Damai karena hidup yang tidak menguntungkan. Tetapi sekali lagi kita harus terus
itu kedatanganNya adalah membawa damai. Semua perlengkapan bersyukur dan bersukacita, sebab Tuhan tidak tinggal diam dan
perang seperti kereta, kuda dan panah akan di lenyapkan. Tidak ada menjadi penonton yang bersorak ketika melihat penderitaan
lagi peperangan. Sang Mesias yang dinantikan akan datang sebagai Raja UmatNya, tetapi kasihNya yang tidak terselami itu akan selalu
Damai yang tidak berpihak kepada suku-suku tertentu atau kerajaan- menuntun kita sesuai dengan caraNya. Karena itu, BERSUKACITA
kerajaan tertentu termasuk orang-orang Yahudi untuk membangun tidak hanya dimaknai ketika hidup kita beruntung karena tidak ada
perdamaian atau rekonsiliasi yang tidak terbatas bahkan kepada masalah dan penuh dengan berkat-berkat jasmani yang menjadi
seluruh bangsa dan kerajaan didunia. ukuran kebahagiaan, tetapi sesungguhnya BERSUKACITA menjadi
karakter hidup kita dalam segala situasi apapun, sebab dibalik dari
PERTIMBANGAN HOMILETIS semua masalah yang kita hadapi ada maksud Tuhan yang indah
Berdasar Analisa Teks diatas dan berdasarkan konteks riil pergumulan untuk menuntun kita pada jalan hidup yang lebih baik berdasarkan
pelayanan yang kita alami saat ini, maka ada beberapa hal penting yang kasihNya yang tak terselami itu.
dikemukakan yang dapat dipertimbangkan dalam pemberitaan Firman 2. Memasuki minggu-minggu Adventus atau yang disebut dengan masa-
pada minggu Adventus yang ke-III ini. masa penantian, mengarahkan kita untuk melihat kedepan
1. Memasuki minggu Adventus yang ke-III ini tentu masih banyak mempersiapkan diri menyambut Sang Mesias yang akan datang.
masalah yang belum selesai baik itu pribadi maupun keluarga bahkan Dia yang datang sebagai Raja Damai yang disambut dengan sorak-
masalah yang sangat mengglobal yakni bencana alam seperti banjir, sorai (bdkn ayat 9&10), tentu ayat ini merujuk pada suasana hati
longsor dll serta bencana non alam seperti pandemic covid-19. Kedua untuk melepaskan beban-beban hidup yang membelenggu, yang
bencana ini tentu tidak membawa kabar sukacita tetapi kabar dukacita tidak berdaya seperti orang-orang yang kehilangan harapan dan
yang mendalam. Bencana-bencana ini datang tak memberi kabar dan duduk meretapi nasibnya, tetapi harus bangkit, berdiri dan berjalan
pergi meninggalkan khabar kenangan yang mengharukan, sebab dengan keteguhan hati dan semangat yang menggebu untuk siap
yang ditinggalkan hanyalah puing-puing reruntuhan dan air mata menyambut kedatangan Kristus dengan hati yang bersukacita.
kesedihan yang berlinang. Banyak orang yang sakit bahkan banyak 3. Hidup di dalam SUKACITA tentu adalah penyerahan diri seutuhnya
orang yang meninggal, banyak yang kehilangan pekerjaan, kepada Tuhan, sebab DIA yang kita imani di dalam Kristus yang telah
pendapatan keluarga menurun, berdampak kepada pelayanan datang, sedang datang dan yang akan datang menunjukan
Gereja, tetapi juga berdampak kepada negara dalam mendatangkan kehadiranNya menempati ruang dan waktu dalam segala masa dan
kesejahteraan rakyat. Namun kita bersyukur sebab akhir-akhir ini dalam segala situasi kapan dan dimana saja. Pada ruang dan waktu
28
itulah tentu kita diajak untuk meresponi kehadiranNya dengan terus Kedamaian hati menjadi kunci untuk munculnya hal-hal positif dalam
BERSUKACITA. Karena itu, BERSUKACITA harus menjadi gaya hidup manusia. Kata-kata yang terucap dan perilaku yang membuat
hidup Kekristenan kita yang tampil dalam berbagai panggung orang lain nyaman, bersumber dari hati yang damai. Karena itu, patutlah
pergumulan kita. Kesetiaan, ketaatan dan pertobatan tentu adalah di minggu advent ke-4 ini, aspek kedamaian hati menjadi unsur penting
spirit dari orang-orang yang BERSUKACITA. yang kita bangun dalam hidup kita sebagai tindakan menghidupi makna
adventus itu.
T eks khotbah hari ini, Minggu 19 Desember 2021 adalah Yesaya 9:1-
6. Teks ini adalah bagian dari nubuatan tentang Yehuda dan Israel
yang ada dalam Yesaya psl 1 - 12. Teks ini dibaca dalam rangka
Bayangkanlah umat Israel yang sudah lama hidup dalam kegelapan, tiba-
tiba melihat terang yang datang dari Tuhan. Mereka sangat bergembira.
memaknai minggu advent ke-4 yang bertema: Merayakan Adventus Mereka bersukacita sama seperti sukacita pada masa panen, dan
dengan Kedamaian Hati. Damai memiliki 2 (dua) unsur utama, yaitu seperti orang bersukacita ketika mereka membagi-bagi jarahan” (ay.3).
aman dan nyaman. Karena itu, tema ini dengan sengaja ditetapkan untuk Israel menikmati kemakmuran baru seperti perayaan panen setelah
mengajak seluruh warga gereja mengembangkan rasa aman dan musim panas yang berat atau juga seperti perayaan kemenangan setelah
nyaman dalam hidup selama menjalani masa-masa adventus. pertempuran yang melelahkan. Sepertinya, kata menimbulkan banyak
sorak-sorak dan sukacita yang besar (ay.2) secara sengaja ditulis dengan frase "seperti pada hari Midian" (ay. 4). Ini mengacu pada kisah
bersamaan untuk menempatkan intensitas kegembiraan pada tingkat Gideon dan pasukan kecilnya yang hanya terdiri dari tiga ratus prajurit
sangat tinggi. Sukacita ini akan menjadi sukacita kudus, yang (Hakim-hakim 6-7), tetapi meraih kemenangan besar, dan membebaskan
diekspresikan dalam frase di hadapanMu. Sukacita karena berkat-berkat Israel dari penindasan Midian
yang diterima yang diindikasikan dengan sukacita waktu panen. Karena
itu, nabi menegaskan aspek penting di sini bahwa Yahweh yang telah Ayat 5-6 : Kekuasaan yang Mendamaikan
menyediakan terang itu bagi mereka. Yahweh-lah yang telah Nampaknya, pada ayat 5-6, nabi berbicara tentang orang yang sama,
melipatgandakan dan meningkatkan sukacita mereka. Yahweh-lah yang yang dalam psl. 7 digambarkan sebagai anak laki-laki yang lahir dari
menjadi titik fokus perayaan mereka. Bagi nabi, fakta bahwa Yahwehlah seorang perawan. Namun, pada ayat-ayat ini (ay. 5-6), anak itu
yang telah memberikan alasan kepada Israel untuk merayakan terang itu digambarkan sudah lahir, dan telah mengambil alih pemerintahan. Dia
berarti pula mereka dapat mengharapkan masa depan yang baik. Artinya, dilihat sebagai tanda; sebagai anugerah. Pada ayat ini, nabi tidak secara
Yahweh akan menyediakan bagi Israel hari esok yang cerah, sama langsung mengatakan dia adalah anak Daud, sebagaimana dalam psl. 7.
seperti dia telah menyediakan bagi mereka di hari ini. Allah yang Tetapi faktanya ia memegang pemerintahan dengan segala haknya (psl.
bersama mereka di hari ini adalah Allah yang sama, yang akan bersama 22:22) dan keagungan Tuhan di atas bahunya (Mzr. 21:6). Nama-Nya
mereka di hari esok. akan disebut Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa Yang Kekal,
Raja Damai” (ay.6b). Keempat sebutan ini mengungkapkan karakter
Ayat 3-4 : Yahweh akan membebaskan Israel dari kuk penindasan penting dari anak ini.
Dapat dipastikan bahwa kuk adalah alat kayu yang diletakkan di atas
bahu sepasang lembu untuk memungkinkan lembu-lembu itu menarik PENASEHAT AJAIB: Anak itu akan menjadi penasihat bijaksana, yang
bajak sebagai satu tim. Lembu-lembu itu dapat menarik bajak atau sangat kontras dengan Raja Ahaz, yang kebijakan bodohnya telah begitu
gerobak atau jenis beban berat lainnya. Sepasang lembu yang merusak kehidupan. Allah YANG PERKASA (Yesaya 10:21): Anak itu
dipasangkan kuk dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam sehari. dipenuhi dengan kuasa Ilahi untuk memimpin dengan setia. BAPA
Dalam konteks ini, kehidupan seekor lembu yang dipasang kuk sangat KEKAL (Yes. 40:28): Sebutan Bapa kekal menegaskan pandangan nabi
tidak menyenangkan. Dapat dibayangkan, betapa sakitnya lembu melihat bahwa tidak seperti bapa duniawi kita, yang hidup hanya untuk jangka
petani mendekat di pagi hari untuk memasang kuk. Seperti itulah waktu tertentu dan kemudian mereka pergi untuk selamanya. Anak ini
kesulitan Israel di bawah Asyur. akan menjadi Bapa yang pemerintahannya akan bertahan selamanya.
Selain itu, metafor Bapa menunjukkan gambaran nabi tentang kemesraan
Kuk adalah metafora Alkitab yang umum digunakan untuk khusus yang mencirikan kehidupan Israel bersama Yahweh. Dalam Ul.
menggambarkan perbudakan yang dialami orang-orang yang tertindas, di 32:6 peran Yahweh sebagai Bapa Israel dipandang sangat hakiki dan
tangan penindas mereka (lihat Kejadian 27:40; 1 Raja-raja 12:4-14; memberi arah bagi jati diri Israel di dalam dunia. Menurut the New Oxford
Yesaya 47:6; Yeremia 27:2-12; 28: 10-14). Menghancurkan kuk adalah Annotated Bible, RAJA DAMAI adalah gelar mesianis dalam pandangan
metafora untuk mengangkat perbudakan semacam itu (Imamat 26:13; Yahudi dan Kekristenan mula-mula. Metafora raja adalah suatu
Yesaya 58:6; Yehezkiel 34:27). Dalam hal ini, Yesaya sedang melihat pengakuan tentang karya Yahweh dalam menata ciptaan sebagai suatu
pada hari, ketika Yahweh akan membebaskan Israel dari kuk penindas: tempat yang dapat didiami dengan sejahtera. Metafor raja juga tidak
"gandar di atas bahunya" dan "tongkat penindasnya" mengacu pada dapat dilepaskan dari hal kekuasaan. Terwujudnya dan terpeliharanya
instrumen yang digunakan Asyur
31 untuk mengalahkan orang Israel. perdamaian bukanlah hal kecil. Pemerintahan damai anak ini akan
Ungkapan-ungkapan ini (gandar di atas bahunya" dan "tongkat sangat kontras dengan pemerintahan Ahaz yang kacau balau.
penindasnya) adalah contoh pengulangan ide dalam bahasa yang sedikit
berbeda ( paralelisme) dalam puisi alkitabiah. Demikian juga halnya
Metafora-metafora ini dapat dipandang sebagai gambaran-gambaran alami ini dapat membantu kita untuk memahami gambaran
tentang pemerintahan Allah, di mana Israel bersaksi tentang kekuasaan kegelapan yang dialami Israel. Itulah kuk seluruh umat manusia di
Yahweh untuk memerintah dan mengatur kehidupan di dunia. Sebutan- bumi; kuk yang sangat berat dan jangkauannya sangat luas.
sebutan itu menegaskan otoritas dan kedaulatan Allah karena metafora Seluruh dunia mencekam. Dalam kondisi ini, Terang Besar yang
raja dan bapa berkaitan dengan hal penggunaan kekuasaan. Sebutan- bersumber dari Tuhan hadir dalam kehidupan kita dalam bentuk
sebutan itupun adalah gambaran32 tentang kharakter Allah yang macho. karya-karya manusia untuk menyelamatkan hidup dari ancaman
Tetapi, dalam teks ini, sebutan-sebutan itu dikenakan kepada seorang virus corona. Ditemukanlah cara-cara melindungi hidup dari virus
anak kecil. Anak kecil yang sangat istimewa, yang memiliki kekuasaan yang mematikan itu: rajin mencuci tangan, memakai masker,
atau otoritas, kebijaksanaan besar dan yang akan membangun menjaga jarak, membatasi kerumunan orang dan mengikuti
kedamaian tanpa akhir. vaksinasi. Marilah kita syukuri karya penyelamaan itu dengan
perilaku yang melindungi kehidupan. Itulah cara kita secara aktif
Di sini, Yesaya memunculkan gambaran yang lain tentang pembebas menerima dan menyebarkan Terang dari Tuhan.
Israel. Yahweh akan menggunakan bayi yang baru lahir untuk 2. Salah satu arah kekuasaan Sang Anak Kecil: Raja Damai itu adalah
membebaskan umat-Nya dan untuk menegakkan perdamaian, untuk membangun kedamaian. Kesulitan-kesulitan hidup yang
keadilan, dan kebenaran. Ini kontras dengan harapan Israel. Israel pasti ditimbulkan oleh berbagai persoalan hidup, termasuk virus corona,
mengharapkan TUHAN membangkitkan seorang pejuang perkasa seperti dapat membuat manusia hilang kedamaian hatinya. Mudah marah,
Raja Daud daripada seorang anak. Tetapi tentang raja Daud, harus uring-uringan, dendam, cepat tersinggung, cemburu dan bingung
diingat bahwa Daud bukanlah seorang pejuang yang perkasa ketika cenderung membuat lingkungan hidup manusia menjadi tidak aman
Tuhan memilihnya. Dia hanyalah seorang anak gembala; putra bungsu dan nyaman. Karena itu, teks ini mengingatkan umat untuk mampu
Isai. Kemudian, ketika Goliat mengancam orang Israel, Daud adalah anak membangun kedamaian dalam hidup, dengan selalu berpikir positif,
laki-laki yang hanya bersenjatakan ketapel dan batu (1 Samuel 17). Jadi, sebagai ekspresi dari iman kepada Raja Damai itu.
dapatlah dimengerti mengapa Yahweh memilih seorang anak (bayi) untuk
menyelamatkan umat-Nya.
PERTIMBANGAN HOMILETIS
Beberapa pokok pikiran untuk khotbah yang dicatat di sini hanya
pertimbangan. Bapak Ibu dapat merumuskan dan mengembangkan
gagasan-gagasan yang terbaca di kajian teks, sesuai dengan konteks
gumul yang dihadapi.
1. Warga masyarakat dunia, termasuk warga masyarakat Maluku
sudah mulai secara perlahan keluar dari kecemasan yang dalam
karena ancaman virus Covid-19. Ketika kota Ambon, kepulauan Aru,
Buru, dan beberapa tempat lainnya di Maluku ditetapkan dalam
status Merah, kita semua merasakan dan mengalami ketakutan
yang mencekam. Semua aktifitas dilakukan dari rumah. Kantor,
kampus, dan sekolah menjadi sepi. Keramaian di lingkungan
perumahan berkurang karena anak-anak tidak bisa bermain di luar
rumah. Kecemasan dan ketakutan itu semakin mencekam karena
tidak diketahui kapan berakhirnya virus corona itu. Apa yang kita
33 34
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH PERSIAPAN NATAL Maria (bentuk Yunani untuk nama ibrani ‘Miryam”, dalam LXX Maryam =
Jumat, 24 Desember 2021 nama dari kakak perempuan Musa) yang dipilih Allah ini disebut
mendapat karunia Allah. Jadi pemilihan atas Maria ini murni karena kasih
Oleh : Pendeta Noor Refialy Latupapua, M.Th. karunia Allah, kehendak Allah. Memang secara duniawi, Maria bukanlah
manusia istimewa, dia perempuan biasa masih mudah dan bukan juga
berasal dari keluarga kerajaan yang punya kekuasaan besar dan
Nas Bacaan : Lukas 1 : 26 - 38 kekayaan besar. Bagi masyarakat Yahudi pada saat itu Maria bukanlah
Tema Bulan : Merayakan Adventus dan Natal Kristus Dengan siapa-siapa. Dia hanya manusia biasa namun dipilih dan dipercayakan
Rendah Hati Allah untuk mengandung dan melahirkan bayi Yesus. Ini adalah sesuatu
Tema Minggu : Merayakan Natal Dengan Kedamaian Hati yang tidak pernah dipikirkan oleh Maria, bahkan dianggap sesuatu yang
“mustahil”.
Ayat 28-33; Perjumpaan Malaikat Gabriel Dengan Maria. Maria
PENGANTAR terkejut ketika malaikat Gabriel menjumpainya dan memberi salam
35 36
terhadap manusia (Maria), yaitu Allah Pengasih. Maria sebagai manusia dikatakan oleh malaikat, melainkan Maria ingin mendapat kepastian lebih
biasa pasti takut menghadapi yang kudus (Allah), sebab “anugerah = lanjut bagaimana caranya. Maksudnya, bahwa memang Sang Mesias
kasih karunia” bukanlah sesuatu yang manusia (Maria) punya (=sifat- harus lahir dari seorang perawan, dan bila ia yang harus menjadi ibunya,
sifat), melainkan hakikat Allah. Selanjutnya, ay. 31 malaikat berkata; ia ingin tahu bagaimana caranya. Ini amat penting bagi Maria, sebab ia
“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak belum menikah dengan tunangannya Yusuf. Ia harus menjaga reputasi
laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus” . Dengan ini Maria nama baiknya. Memang secara manusiawi keberadaan bayi tidak bisa
sungguh memperoleh kehormatan besar, meskipun seorang perawan dilepaskan dari hubungan seksual, dan pada jaman itu hanya lazim
dan hidup dalam kemiskinan dan tidak dikenal ia memperoleh dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah resmi sebagai suami-
kehormatan menjadi ibu Sang Mesias, bahkan ia diberikan kepercayaan istri. Sementara Maria sendiri belum menikah dan bersuami. Terhadap
untuk menamai anak laki-lakinya dengan dinamainya “Yesus” = Sang pertanyaan Maria ini, Malaikat memberi jawaban yang memberi kepastian
Juruselamat. Hal ini merupakan kebahagiaan bagi Maria karena diberi kepada Maria, yaitu bahwa “Ia akan mengandung oleh kuasa Roh Kudus“
tanggung jawab untuk memberi nama bagi anak yang akan dilahirkan (ay. 35, =atas kuasa Allah Yang Mahatinggi). Anak yang dikandung Maria
(sekalipun bukan anaknya secara biologis). Sebab biasanya yang berhak adalah Anak yang kudus, dan karena itu Ia tidak dikandung melalui
memberi nama kepada anak adalah ayahnya. “Yesus” yang adalah Anak kelahiran dengan cara yang lazim. Sebab itu, Anak ini disebut kudus,
Allah, semestinya jika Bapa-Nya yang memberi nama, dan itu melalui Anak Allah. Maksudnya yang belum pernah ada sebelumnya, dan Dia
Maria. Inipun sebuah karunia/anugerah bagi Maria. Nama “ Yesus” dalam juga disebut Anak Allah, yaitu Anak Bapa melalui kelahiran kekal. Untuk
Bahasa Yunani artinya sama dengan “Yosua” dalam Bahasa Ibrani, yaitu lebih memastikan, Malaikat lalu mengajak Maria melihat kepada Elizabeth
Allah menyelamatkan/Juruselamat. Allah menyelamatkan umat-Nya saudaranya yang dikatakan mandul namun juga sementara mengandung
melalui kelahiran Sang Bayi yang akan dikandung dan dilahirkan oleh meskipun dalam usia yang sudah tua (ay. 36). Jadi semua hal ini terjadi
Maria. Oleh karena itu, Ia akan disebut “Anak Yang Mahatinggi,” atau semata-mata atas inisiatip Allah. Melalui Roh Kudus kuasa Allah yang
Anak dari Allah yang adalah yang Mahatinggi. Dan Ia akan menjadi Raja akan membuat semua yang mustahil itu menjadi nyata, sebab tidak ada
atas kaum keturunan Yakub dan pemerintahannya kekal selama- yang mustahil bagi Allah (ay. 37). Dengan ini, Maria benar-benar telah
lamanya. Kerajaan-Nya tidak akan pernah berkesudahan. Itulah sang diyakinkan bahwa kehamilan yang akan ia alami adalah sesungguhnya
Mesias Juruselamat dunia yang dibutuhkan dunia, bukan seperti yang prakarsa atau inisiatif Allah. Dan untuk mewujudkan rencana karya
dihrapkan bangsa Yahudi (bd. ay. 32-33). Kelahiran Mesias sang penyelamatan-Nya bagi dunia Allah memakai Maria untuk menjadi mitra
Juruselamat ini bahkan sudah dinubuatkan sejak jaman Perjanjian Lama. (rekan) sekerja-Nya, yaitu dengan kerelaannya untuk mengandung dan
Melalui raja Daud, Allah telah berjanji untuk mengokohkan kerajaan dan melahirkan serta merawat bayi Yesus. Semua ini ada dalam kuasa dan
takhta-Nya di muka bumi. Termasuk kerajaan dan takhta Allah. Melalui kendali Allah. Maria hanya perlu kesediaan untuk dipakai oleh Allah. Dan
keturunan raja Daudlah, Allah akan mewujudkan karya keselamatan-Nya dalam menjalani dan menerima karunia Allah itu ternyata Allah juga
bagi manusia dan dunia. Dan memang kenyataannya bahwa Yusuf dan memberikan janji penyertaan-Nya. Maria sungguh-sungguh disertai Allah.
Maria adalah keturunan Daud. Jadi, karunia yang diterima Maria pada Inilah jaminan penyertaan Allah yang menjadi kekuatan bagi Maria,
saat itu adalah sekaligus merupakan penggenapan atas karunia yang sehingga akhirnya dia mengatakan: “Sesungguhnya aku ini adalah
telah Allah janjikan kepada raja Daud untuk keturunannya. hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (ay. 38). Ayat ini
Ayat 34-38; Malaikat menyatakan berbagai karunia dalam hendak menegaskan bahwa Maria dengan penuh kerendahan hati dan
merespons pertanyaan Maria. ketulusan menerima kehendak Allah atas dirinya. Maria sadar sungguh
Terhadap semua hal yang dikatakan Malaikat di atas, Maria lalu memberi bahwa meskipun ia akan mengalami berbagai hal yang mustahil dan tidak
respons dalam bentuk pertanyaan: “Bagaimana mungkin hal itu bisa masuk akal, tetapi jika ada dalam penyertaan Tuhan maka tidak ada yang
terjadi, karena aku belum bersuami?” (ay. 34). Pertanyaan ini perlu ditakutkan atau dikhawatirkan. Malaikat Gabriel telah menyatakan
sebenarnya bukan soal tidak percaya atau meragukan apa yang telah jaminan janji Allah kepada Maria bahwa dalam menerima karunia itu, apa
37
pun yang terjadi Maria akan tetap disertai Allah. Maria tidak sendirian dan menghadirkan karya keselamatan Allah bagi dunia. Kesediaan
menjalaninya. Dan penyertaan Allah tentu akan membawa pada kita memberi diri menjadi mitra/kawan sekerja Allah amatlah penting.
keselamatan dan sukacita. Maria akan menjadi perempuan yang paling
berbahagia melebihi semua perempuan yang ada. Setelah itu, Malaikat 3. Pandemi covid-19 yang melanda dunia termasuk kita di Maluku dan
lalu meninggalkan Maria dan kembali memberi pertanggungjawaban dan Maluku Utara telah membuat banyak orang hidup dalam kegelisahan,
akan menerima tugas baru. kebimbangan dam ketakutan menjalani mesa depan mereka. bertia
natal adalah berita sukacita yang ditujukan kepada mereka yang
PERTIMBANGAN HOMILETIK berada didalam ketidakpastian akan masa depan. Karena itu, ketika
Ibadah tanggal 24 Desember selama ini dipahami sebagai ibadah perseiapan kita menyambut kelahiran Kristus maka serentak itu pula kita
natal karena itu maka khotbah ini diharapkan memotivasi umat menjadikan membaharui komitmen kita untuk memberitakan kabar sukacita itu
momen perseiapan natal ini sebagai kesempatan untuk mempersiapkan dimana pun kita berada sehingga mereka yang kini hidup didalam
seluruh hidup dalam menyambut natal Kristus yang dirayakan pada keesokan ketidakpastian akan mememiliki kembali harapan baru bersama
harinya, yakni 25 Desember 2021. Untuk itu maka ada beberapa hal yang Kristus didalam menjalani hari-hari hidup mereka di dunia ini.
kiranya dapat diperhatikan, antara lain:
4. Selamat Merayakan Natal Dengan Kedamaian Hati … Syalom!
1. Teladan Maria sebagai seorang wanita sederhana namun
memperoleh kasih karunia dari Tuhan Allah mesti dihayahi dan
diteldani oleh kita selaku gereja (umat dan pelayan). Bahwa kasih
karunia dan rahmat Allahyang agung itu disambut oleh maria dalam
sikap kehendahan hati dan kepasrahan hidup yang total kepada
Allah. Maria adalah orang yang paling berbahagia karena melaluinya
sang Penebus lahir ke dunia ini, namun dia tidak sombong.
Kerehdahan hati inilah yang mesti kita miliki juga dalam menjalani
hidup beriman kita.
2. Allah tidak hanya memakai Maria untuk menjadi alat di dalam tangan-
Nya melainkan kita semua (pelayan dan umat) melalui tugas dan
tanggungjawab pengabdian dimana pun kita melakuknnya. Meski
pun Maria sadar sungguh bahwa ia akan mengalami berbagai hal
yang mustahil dan tidak masuk akal yang akan membuat masyarakat
mungkin sekali menghina dan 38 tidak menerimanya dalam lingkungan
sosialnya tetapi dia yakin bahwa dalam penyertaan Allah maka tidak
ada yang perlu ditakutkan dan dikuatirkan. Maka sama seperti Maria,
kita pun mesti menyambut panggilan Tuhan itu dengan berkata,
”sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut
perkataanmu itu”? Sekecil dan sesederhana apa pun pekerjaan dan
pelayanan yang kita lakukan di mana pun hendaknya dimaknai MATERI BIMBINGAN KHOTBAH NATAL I
sebagai bentuk kesediaan dan keterlibatan kita dalam menyaksikan Sabtu, 25 Desember
39 2021 40
Oleh : Pendeta (Em) I. W. J. Hendriks Tidak begitu jelas apakah komunitas Matius sudah terpisah dari
Yudaisme atau belum. Tetapi proses ke arah pemisahan dari Yudaisme
sudah dimulai. Menghadapi kritik dari Yudaisme, komunitas Matius
Nas Bacaan : Matius 1 : 18 - 25 membangun identitas diri mereka. Dalam kaitan itu, dapat dimengerti
Tema Bulanan : Mearayakan Adventus dan Natal Kristus Dengan penulis Injil Matius merasa perlu menjelaskan identitas Yesus. Karena itu
Rendah Hati dan Setia ia memulai Injilnya dengan silsilah Yesus dan cerita kelahiran Yesus.
Tema Natal : Merayakan Natal Dengan Rendah Hati dan Setia Pada satu pihak ia menjelaskan bahwa Yesus adalah mesias keturunan
raja Daud dan di pihak lain bahwa Ia berasal dari Allah. Di samping itu,
Matius sangat menekankan penggenapan nubuat nabi dalam injilnya dan
PENGANTAR upaya menyejajarkan Yesus dengan Musa.
C erita kelahiran Yesus Kristus dikisahkan oleh Injil Matius dan Injil
Lukas. Masing-masing Injil memberi tekanan yang khas. Injil Matius
lebih menceritakan peranan Allah - Yusuf, sedangkan Injil Lukas
Yusuf, Maria dan Allah
Maria dan Yusuf, adalah bagian dari masyarakat biasa, rakyat
mencerita-kan peranan Allah - Maria. Ada satu hal yang sama, yaitu jelata. Mereka, sama seperti para pemuda umumnya, mempunyai cita-
kehamilan Maria karena karya Roh Kudus. cita. Mereka mempunyai harapan masa depan. Maria dan Yusuf telah
Dalam pemberitaan firman ada baiknya kisah Matius dan Lukas bertunangan. Mereka berharap akan dapat meningkatkan pertunangan
tentang kelahiran Yesus diperhatikan bersama. Diharapkan kondisi mereka menjadi pernikahan. Dalam budaya Yahudi, ikatan pertunangan
umum masyarakat kita dan kondisi khusus masing-masing jemaat sama kuatnya dengan ikatan pernikahan, kecuali persetubuhan.
diperhatikan dengan cermat. Dengan demikian pemberitaan firman Mengkhianati pertunangan akan ada sanksinya, apalagi karena
menjadi makin efektif, memiliki daya ubah dalam proses pertumbuhan perzinahan.
jemaat. Dapat dibayangkan betapa marah dan kecewanya Yusuf ketika ia
mengetahui bahwa Maria hamil. Yusuf mungkin bertanya dalam hatinya,
TAFSIRAN apakah Maria tidak yakin bahwa ia mencintai Maria dengan sepenuh hati
Konteks Sosial Injil Matius dan akan sanggup membahagiakannya? Untung Yusuf tidak sama
Dampak perang Yahudi-Romawi sangat besar baik bagi Yudaisme dengan pemuda umumnya saat itu. Juga tidak sama dengan pemuda
maupun kekristenan. Yudaisme yang semula majemuk (Saduki, Farisi, umumnya zaman ini. Kalau Yusuf sama dengan para pemuda lainnya
Esena, Zelot), setelah tahun 70 kaum Farisi yang dominan. Mereka zaman now, dia “mangkali su obral” Maria pung kehamilan
memulai suatu proses yang memungkinkan Yudaisme berlanjut dan (mengungkapkan kehamilan Maria) di facebook, atau instagram atau
berkembang. Mereka prihatin dengan keterpecahan orang-orang Yahudi tiktok. Yusuf itu orang baik. Ia tulus hati. Kata Yunani yang digunakan
dan daya tarik gerakan-gerakan dari luar termasuk kekristenan yang adalah dikaios yang sebenanya berarti orang yang hidup sesuai dengan
dilihat sebagai ancaman. Mereka berusaha keras untuk mempersatukan atau melakukan kehendak Tuhan.2 Kendatipun kecewa namun ia sadar
orang-orang Yahudi dengan mengumpulkan hukum-hukum lisan, bahwa mencintai berarti membahagiakan orang yang dicintai. Karena itu
menetapkan suatu kalender standar untuk tahun agamawi dan berusaha ia tidak mau mempermalukan Maria. Ia bermaksud menceraikan Maria
mentransfer ke sinagoge ritus-ritus yang semula dilakukan di Bait Allah. secara diam-diam. Tetapi bagaimana caranya. Memutuskan suatu
Kaum Farisi menjadi agresif dalam upaya penyatuan kembali orang- pertunangan perlu saksi. Dan kehamilan Maria tidak mungkin
orang Yahudi dan melawan yang lain dari luar mereka termasuk disembunyikan. Lambat laun semua orang di Nazaret akan
kekristenan.1 mengetahuinya. Hati Yusuf galau. Dan dalam kegalauannya ia tertidur.
1
Dale C Allison, Jr, Matthew, dalam John Barton dan John Muddiman, 2001, hlm.845.
eds., The Oxford Bible Commentay, Oxford: Oxford Univesity Press, 2
Lihat TDNT vol II, 19746, hlm. 188-191.
Dalam Alkitab, mimpi sering menjadi media perjumpaan dengan memperlihatkan kesetiaannya dalam menjalankan amanat dari Tuhan
Tuhan. Demikian juga diceritakan bahwa Malaikat Tuhan datang Allah.
menjumpainya dalam mimpi. Dan Yusuf mengalami pencerahan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan alasan Yusuf dikisahkan
Pertama, Maria hamil karena Roh Kudus. Ini berita sukacita bagi Yusuf. secara menonjol dalam Matius. Pertama, karena Matius hendak
Kehamilan Maria bukan karena ketidaksetiaan Maria. Maria tetap menekankan Yesus sebagai Mesias keturunan Daud. Ia memulai Injilnya
mencintai Yusuf dan setia kepadanya. Tetapi Tuhan hendak dengan silsilah yang menekankan keturunan Daud tersebut. Dan dengan
menggunakan Maria dan juga Yusuf untuk merealisasikan rencana memunculkan nubuat Yesaya hendak ditegaskan bahwa Yesus bukan
penyelamatan Allah atas umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Di sini Maria saja berakar dalam sejarah umat Israel melainkan juga menggenapkan
dan Yusuf diajak untuk menempatkan rencana pribadi mereka dalam pengharapan mereka tentang mesias. Pemberitaan ini penting untuk
rencana Tuhan yang besar, yang berdampak positif pada kehidupan meresponi upaya pemurnian agama Yahudi yang dilakukan kaum Farisi
manusia dan seluruh ciptaan Tuhan. Yusuf dan Maria tetap rendah hati setelah perang Yahudi-Romawi yang menghacurkan Yerusalem dan Bait
sebab sadar bahwa ini karya Allah bukan hasil prestasi mereka semata. Allah tahun 70 ZB (Zaman Bersama). Pemurnian tersebut berdampak
Mereka menyadari keterbatasan 41 mereka namun bersedia dilibatkan pada kekristenan yang mulai tidak 42 diterima sebagai bagian dari
dalam karya penyelamatan Allah. Dalam Injil Lukas (1:38) Maria Yudaisme. Kedua, Yusuf adalah seorang yang hidup sesuai dengan apa
3
mengatakan: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah yang dikehendaki Tuhan. Demikian juga dengan Maria, seperti yang
padaku menurut perkataanmu itu.” Kedua, Yusuf harus menamai anak dilukiskan oleh Lukas. Mereka berdua bukan orang-orang yang
yang akan dilahirkan Maria itu Yesus, yang berarti Tuhan berjabatan. Mereka juga bukan orang kaya dan berpengaruh. Mereka
menyelamatkan. Ketiga, kelahiran Yesus sudah dinubuatkan oleh nabi adalah orang-orang biasa yang melakukan kehendak Tuhan dalam
Yesaya (7:14): “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan hidupnya. Mereka berdua dipilih untuk dilibatkan dalam karya
melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia penyelamatan Allah atas seluruh ciptaan-Nya. Yusuf dan Maria
Imanuel,” yang berarti Allah menyertai kita. menjalankan amanat Tuhan itu dengan setia.
45 46
kepada sejarah iman umat Isreal. Ketika nama Daud disebutkan dalam pengampunan dosa-dosa (melalui Yesus Kristus). Pada pasal
nyanyian ini (ayat 69), demikian pula tentang nabi-nabi kudus (ayat 70) sebelumnya disebutkan bahwa anak itu akan membuat banyak orang
bahkan penyebutan Abraham sebagai bapa leluhur kita (ayat 73) hendak Israel berbalik kepada Allah, hati bapa-bapa berbalik kepada anak-
menandaskan adanya keberlanjutan (kontinuitas) sejarah masa lalu, anaknya, hati orang durhaka kepada pikiran orang benar dan dengan
masa kini dan masa yang akan datang. Bahwa peristiwa kelahiran demikian menyediakan suatu umat yang layak bagiNya (pasal 1: 16-17)
Yohanes dan juga Yesus merupakan sebuah peristiwa sejarah yang
membawa khabar sukacita, bukan saja kepada Zakaria dan Elizabeth Demikian pula dalam teks ini, muncul ungkapan-ungkapan metaforik
atau Yusuf dan Maria melainkan kepada seluruh umat manusia. seperti tanduk keselamatan dan surya pagi. Dalam Akitab Edisi Studi
(BPK GM: 2010) dijelaskan bahwa tanduk keselamatan itu merupakan
Peristiwa kelahiran Yohanes, seperti juga kelahiran Yesus, merupakan simbol kekuasaan yang besar. Sedangkan surya pagi dari tempat yang
Khabar Baik bagi semua ciptaan. Khabar baik itu adalah khabar tinggi menunjuk pada Mesias yang datang dari Sorga. Semua ungkapan
kelepasan dari musuh-musuh (ayat 71), khabar baik itu membawa masa ini hendak merujuk pada sosok Yesus Kristus sebagai Sang Mesias,
depan baru bagi banyak orang. Kelahiran ini juga menunjukan rahmat Yang Diurapi.
47
Tuhan yang nyata bagi manusia dalam lintasan sejarah leluhur (nenek
moyang) di masa lalu, masa kini dan juga masa depan. Selain itu, melalui PERTIMBANGAN KHOTBAH
nyanyian ini ditampilkan respons terhadap peristiwa kelahiran dimaksud 1. Teks ini dikhotbahkan setelah perayaan Natal Kristus (hari
yakni dengan hidup beribadah dan hidup dalam kekudusan dan pertama, 25 Desember). Kita perlu menyadari bahwa pemilihan
kebenaran di hadapan Tuhan seumur hidup (ayat 75). Ini berarti lawatan dan penggunaan teks ini bersifat anakronistik (tidak berurutan
Allah melalui kelahiran yang ajaib itu direspons dengan serius dan secara kronologis). Mestinya teks ini dibacakan sebelum teks
sungguh-sungguh oleh siapapun hyang merasakan lawatan tersebut. tentang kelahiran Yesus. Tapi saat ini teks ini dibacakan justru
setelah kisah kelahiran Yesus. Walau begitu, kita tetap dapat
Sang Perintis: Misi Mulia Sang Anak menarik “pesan komunikatif” (saya tidak menggunakan “inti
Pada ayat 76 Lukas melukiskan kesaksian seorang ayah kepada berita”, sebab yang inti itu sebenarnya hanya sebuah konstruksi,
anaknya. Bahwa Yohanes disebutkan sebagai nabi Allah Yang dan yang inti itu bersifat jamak dan selalu dinamis). Pesan
Mahatinggi. Ketinggiannya itu terkait erat dengan peran dan relasinya komunikatif mencakup nilai dan makna yang tercakup dalam
dengan Yesus. Kelahiran Yohanes mendahului kelahiran Yesus sebuah teks dan proses komunikasi (lisan maupun tulisan
menegaskan bahwa Yohanes merupakan perintis bagi kehadiran Yesus. bahkan gambar bergerak). Tugas penafsir dan pengkhotbah
Hal ini mengingatkan kita pada apa yang secara lugas ditulis dalam Kitab adalah menemukan dan menyampaikan “pesan komunikatif”
Yesaya, yang dikutip oleh Markus: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku secara presisi (tepat) dan aktual kepada pendengar khotbah ini.
mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu. Ada suara 2. Konteks gumul kita di masa (pasca) pandemi covid 19 dan era
yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkan jalan untuk Tuhan, digital saat ini masih terkait lembaga keluarga dan masa depan
luruskanlah jalan bagi-Nya (Lukas 1:2-3; Yesaya 42:1). Misi sebagai anak-anak. Bagaimana pergumulan tiap rumah tangga saat ini?
Perintis ini merupakan misi mulia dari Yohanes pembabtis. Ia tentu tidak Apakah masih ada pergumulan suami istri yang belum memiliki
mungkin sama dengan Yesus, yang lahir kemudian, tetapi ia dihadirkan di anak kandung. Apakah sudah mengambil langkah adopsi?
panggung sejarah untuk menyiapkan jalan bagi kehadiran Yesus Sang Apakah mujizat seperti yang terjadi pada Zakaria dan Elizabeth
Mesias. Yohanes tampil untuk menyampaikan seruan pertobatan, masih dapat terjadi saat ini? Bagaimana perhatian dan kasih
sebagaimana baptisan yang dilakukannya adalah baptisan pertobatan. sayang kepada anak sebagai anugerah Tuhan itu kita praktikan
Zakaria menyebutkan bahwa anaknya itu ditugaskan untuk memberi dari hari ke hari. Fakta menunjukkan bahwa seringkali anak-
pengertian kepada umat tentang keselamatan berdasarkan anak kita terabaikan dan terlantar, dengan berbagai alasan.
Kadang kondisi pandemi ini membuat pendidikan anak-anak nyanyian”. Ambil contoh, lagu “Batu Babunyi” dinyanyikan
tidak optimal, demikian pula era digital ini dalam membuat anak- Hellas Grup telah menceritakan kampung-kampung di Maluku,
anak sangat tergantung kepada gadget (hp), bermain game atau seperti Batu Capeu, Batu Gajah, Batu Gantong, Batu Merah dan
mencandui media sosial (termasuk Tik Tok dan Youtube atau Batu Babunyi alias Batu Gong, dst. Melalui lagu atau nyanyian,
konten-konten negatif). Di sini ukungan jemaat dan masyarakat kita dapat menghibur sekaligus mendidik serta menarasikan
termasuk negara juga perlu terus dioptimalkan. Jika dalam sejarah, termasuk sejarah penyelamayan Allah. Lagu “Nina
Kebaktian ini ada Baptisan Kudus maka patut ditegaskan peran Bobo” misalnya bukan saja dapat membuat anak-anak kita cepat
orang tua, orang tua saksi dan warga jemaat sebagai para pihak tertidur tetapi juga menggambarkan kasih sayang seorang
yang bertanggungjawab penuh bagi tumbuh kembang dan masa mama (Ina) atau ayah (Ama) yang tulus kepada anaknya
depan anak-anak. Di sini konteks era digital mesti diisi dengan tersayang. Kita dapat membayangkan Zakaria menimang
literasi digital dan penggunaan internet untuk hal-hal yang anaknya Yohanes, sembari menyanyikan lagu “Nina Bobo”, eh,
membuat akan lebih kreatif dan inovatif. Benedictus, nyanyian pujian Zakaria itu. Ia bersukacita dan
3. Anak adalah pewaris masa depan. Mereka adalah harapan dan memuji Tuhan, sebab mujizat Tuhan nyata dalam keluarganya.
diharapkan mengubah masa depan. Dalam diri anak yang Kita juga patut memuji Tuhan dan bersukacita atas lawatan
bernama Yohanes kelak ia menjadi pioneer (Perintis) bagi kasih Allah yang hebat atas kita melalui peristiwa Natal (kedua)
kedatangan Tuhan Yesus. Yohanes disiapkan Allah dan diasuh yang kita rayakan saat ini.
oleh kedua orang tuanya (Zakaria dan Elizabeth) untuk menjadi
pribadi yang berkualitas sehingga kelak dapat menjalankan
tugas dan perannya dengan baik 48 dan optimal. Olehnya, orang
tua mesti terus gelisah dan serius untuk mempersiapkan anak-
anak sebagai pewaris dan pengubah masa depan. Anak-anak
yang memiliki karakter rendah hati dan setia, serta tangguh dan
beriman teguh. Anak-anak juga mesti menjadi subjek yang aktif
dan kreatif, mereka menjadi perintis-perintis perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi baru, serta memelopori terobosan-
terobosan yang berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan MATERI BIMBINGAN KHOTBAH SYUKUR AKHIR TAHUN
negara. Jumat, 31 Desember
49 2021 50
4. Satu hal menarik yang dapat kita aplikasikan terkait teks ini
adalah penggunaan metode “nyanyian atau lagu” sebagai Oleh: Pendeta Elifas Tomix Maspaitella
sarana memberitakan isi hati Tuhan (Firman Tuhan). Melalui
lagu kita dapat menyertakan berbagi pesan informatif dan Nas Bacaan : Mazmur 77 : 12 - 21
edukatif kepada para pendengar. Zakaria tidak hanya sedang Tema Bulanan : Merayakan Adventus dan Natal Kristus Dengan
menyampaikan rasa gembiranya melalui nyanyian, tetapi ia juga Rendah Hati dan Setia
sedang menyampaikan kesaksian imannya serta memori kolektif Tema Mingguan: Bersyukur Atas Tuntunan Tuhan
(ingat bersama) tentang Allah yang berkarya di dalam sejarah:
masa lalu, masa kini dan masa depan. Saya teringat pernyataan PENGANTAR
Dr Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan RI
saat berkunjung ke Ambon. Ia berkata bahwa “Orang Maluku
dapat dan telah menulis sejarahnya melalui lagu-lagu atau
T eks-teks Mazmur sering melukiskan TUHAN secara metaforis.
TUHAN digambarkan ada atau menyatakan diri pada atau melalui
unsur-unsur alam, seperti pada awan, gemuruh, hujan, air laut, dlsb, yang
mengandung kekuatan besar, tidak dapat dikendalikan manusia. tetapi juga membawa kembali dan memulihkan langsung ciptaan-Nya
Metafora itu bertujuan untuk menerangkan bahwa kuasa TUHAN besar, agar tidak rusak atau kehilangan citra sebagai ciptaan TUHAN. Ia tidak
Ia ada di tempat yang tinggi dan mengendalikan tatanan hidup alam. segan-segan juga menghalau musuh dan membuat musuh berlari
Manusia adalah makhluk yang kecil di antara makhluk-makhluk lain di gemetar, agar umat-Nya tidak menjadi korban kesewenangan. Di sisi lain,
alam. Jadi jika TUHAN mengendalikan alam, manusia turut dikendalikan lukisan TUHAN sebagai pelindung ciptaan-Nya mesti dilihat dalam
oleh-Nya. kerangka perlunya moralitas keagamaan yang baru sebagai respons
Pemazmur adalah penulis sastra hikmat yang bersandar pada umat terhadap TUHAN sang Pelindung. Gambaran dalam Mazmur 78:41-
teologi penciptaan. Teks-teks dalam kitab Mazmur merupakan gambaran 72 merupakan “koreksi moral secara total” karena dalam banyak hal,
reflektif mengenai kuasa TUHAN sebagai Allah Pencipta yang tidak manusia tidak pernah ingat akan bagaimana TUHAN membebaskan dan
berhenti pada kuasa-Nya mencipta, melainkan melanjutkan kuasa itu mengampuni.
dengan menata (menempatkan semua ciptaan sesuai tempat Dua hal itu menjadi bingkai teologis untuk memahami Mazmur 73-
hidupnya/habitat), memelihara dan melindungi dengan memberi kepada 89 sebagai kumpulan puisi refleksi tentang kebaikan TUHAN dalam
setiap ciptaan itu potensi untuk bertahan hidup atau berkembang. sejarah hidup umat (Israel) dan sejarah kepemimpinan TUHAN atas
Kemudian TUHAN itu menunjukkan kuasa-Nya untuk memulihkan, yaitu mereka, kepemimpinan yang diwujudkan melalui pemerintahan Daud
membarui keadaan ciptaan-Nya ~dalam Perjanjian Baru, pengampunan sebagai raja yang menyatukan seluruh suku menjadi satu bangsa yang
dosa melalui pengurbanan Kristus merupakan puncak dari kuasa Allah besar dan bersatu.
Pencipta.
Dalam teks-teks Mazmur, ditemukan lukisan tentang TUHAN
sebagai Allah yang mengendalikan seluruh tatanan dunia. Pada bagian KAJIAN TEKS
yang spesifik, TUHAN digambarkan memelihara manusia dari waktu ke TUHAN Allah dalam Puisi Mazmur 73 - 89
waktu. Hal itu menerangkan bahwa Ia setia karena Ia menyayangi milik Mazmur 77 adalah kumpulan bait puisi panjang dari Mazmur 73-
ciptaan-Nya dan melindungi buatan tangan-Nya sendiri. 89. Sebelum ditafsir lebih lanjut, dari segi sastra dalam kumpulan puisi ini
Hal TUHAN menyayangi atau penuh kasih sayang merupakan pemazmur menggunakan istilah TUHAN (Yhvh) dan Allah (Elohim)
pensifatan TUHAN yang hakiki, dan bukan sekedar sebuah luapan secara paralel. Sebenarnya dari segi makna dasar tidak ada perbedaan
perasaan dalam hati melainkan bersifat aktif yaitu diwujudkan melalui yang mencolok karena kedua istilah itu merupakan atributif diri TUHAN
tindakan (bd.Lukisan dalam Mazmur 23:1-6). Dalam semangat atau Allah sebagai yang memiliki kuasa adikodrati, yang dalam kitab
pengharapan mesianik sebagai konteks sosial kitab Mazmur, kasih Mazmur tampak melalui kuasa mencipta, melindungi dan memelihara.
sayang TUHAN itu diharapkan dengan jalan memimpin Israel kembali ke Namun penggunaan istilah TUHAN (Yhvh) menjurus pada
Yerusalem atau dibebaskan dari perbudakan. Sebab itu sajak dan gambaran TUHAN sebagai yang mahakuasa atau yang kuasa-Nya
nyanyian dalam Kitab Mazmur bernada pembebasan, atau pelepasan absolut, sebab itu TUHAN dikaitkan langsung dengan fungsi mencipta
dari perbudakan, tekanan sosial, politik dan religius. Nuansa pembaruan langit-bumi dan mencipta Israel sebagai bangsa/umat kepunyaan-Nya. Ia
hidup secara total, pembaruan situasi sosial menuju tatanan yang adil yang menjadikan segala sesuatu. Karena itu Ia adalah pemilik atas milik
dan manusiawi, pembaruan situasi politik menuju kepemimpinan yang kepunyaan-Nya, dan Israel adalah milik kepunyaan-Nya. Jadi jika Ia
merangkul dan membela orang lemah, pembaruan religius menuju pada dilukiskan sebagai yang setia, melindungi, menjaga, memelihara, karena
pemurnian iman kepada TUHAN, menjadi semangat yang besar dalam Ia tidak ingin milik kepunyaan-Nya itu binasa atau hancur. Sebaliknya
perlukisan pemazmur tentang Allah yang penuh kasih sayang. gambaran diri-Nya dalam sebutan Allah (Elohim) menunjukkan pada
Hal TUHAN melindungi buatan tangan-Nya sendiri merupakan relasi yang intim dengan manusia. Allah adalah gambaran imanensi
pensifatan TUHAN yang tidak tinggal diam. TUHAN digambarkan TUHAN, bahwa Ia berhubungan langsung dengan ciptaan-Nya; Ia begitu
bertindak langsung baik dengan menegur, bahkan sesekali menghukum, dekat sehingga mampu merasakan apa yang dirasakan dan melihat apa
51 52
yang dialami serta turut mengalami segala sesuatu yang dialami umat melakukan hal-hal yang ajaib
atau ciptaan-Nya. Sebutan itu menunjuk pada sifat Allah yang empatik; Implikasi Etis: umat harus
bergumul bersama dengan umat-Nya. bersyukur, memuji Tuhan
dengan beribadah kepada-Nya
Dalam kumpulan puisi 73 - 89, pemazmur melukiskan sifat
(79:13; 81:1-3)
TUHAN dari pengalaman yang berbeda-beda:
10. Allah Pemimpin (80:2) Allah memimpin umat-Nya
5. Allah yang baik (73:1) Sifat baik ini menerangkan
sebagai gembala
tentang ketulusan, kemurnian
Implikasi Etis: umat harus mau
yang terpancar dari dalam hati
berjalan mengikuti jalan-Nya
Implikasi Etis: umat rindu dekat
(80:2-4)
dengan-Nya (73:27-28) karena
11. Allah Yang Patut Disembah Kebesaran Tuhan patut disyukuri
Ia dekat dengan umat-Nya (73:1) (84:2-3)
6. Allah sebagai Raja (74:12) Implikasi Etis: umat hanya harus
Kepemimpinan-Nya sudah ada
menyembah Tuhan (84:2-3)
sejak semula, dan Ia bertindak
12. Allah mendengar doa (86:1; Allah menunjukkan kasih kepada
sejak semula. 88) umat yang meminta dalam doa
Implikasi Etis: umat yakin akan
Implikasi Etis: umat berdoa,
kekuasaan-Nya yang
Tuhan menjawab
menghidupkan; Ia membela
13. Allah berdiam di tempat-Nya TUHAN berdiam di tempat yang
mereka di antara para lawan
(87) dikuduskan-Nya
(74:19,23)
7. Allah adalah Hakim (75:8; 76; Keadilan ada di tangan-Nya. Implikasi Etis: umat dapat
82; 83) berjumpa dengan TUHAN di
Implikasi Etis: Allah melawan
tempat yang dikuduskan oleh-
penguasa yang tidak adil
Nya (87:1)
sehingga umat mendapatkan
14. Allah tetap setia (89) Allah setia kepada umat-Nya dari
keadilan (75:11; 76:8-11)
8. Allah Pelindung (77:12; 78:65- Ia melindungi umat-Nya sejak generasi ke generasi
66) Implikasi Etis: umat harus setia
dahulu kala, saat ini dan ke masa
kepada-Nya. Kesetiaan yang
depan; dan Ia mengampuni
ditunjukkan orangtua kepada
mereka
Allah harus dilanjutkan generasi
Implikasi Etis: umat selalu
baru
dituntun oleh Tuhan dan tidak
boleh meninggalkan jalan-
jalanNya (77:21; 78:12-16)
9. Allah Pembebas (79:8; 80:8-10) Allah mengampuni umat dari TUHAN Setia Dalam Sejarah Hidup Umat
dosa mereka dan membebaskan 53
Kesetiaan TUHAN selalu dikaitkan dengan janji yang diikat-Nya
mereka dari perbudakan dengan dengan leluhur Israel. Itu adalah gambaran simbolis untuk menerangkan
bahwa kesetiaan merupakan hakekat diri dari TUHAN, bahwa Ia tidak menghadapi pandemik dengan segala dampaknya. Dalam keadaan itu
berubah pada janji-Nya sejak dahulu kala sampai selama-lamanya. Janji pun, kita terpelihara dan dimampukan untuk beradaptasi dengan perilaku
menjadi tanda legalis bahwa IA pernah bersepakat dengan umat dan baru sebagai wujud kewaspadaan diri. TUHAN sudah memberi kita
sesekali pun IA tidak mengingkarinya. hikmat untuk semakin sadar bahwa kita rapuh, dan kita hanya bisa kuat
Dalam Mazmur 77:12-21, kesetiaan TUHAN itu menjadi pokok ketika kita berserah pada kasih dan kehendak-Nya.
refleksi retrospektif (ke belakang, yaitu ke sejarah penyelamatan Allah
atas umat). Tujuan dari refleksi retrospektif adalah menggugah umat 2. Jalan TUHAN (ay.13-15)
untuk malu atau menyesali ketidaksetiaan mereka di masa kini dan Saya meminjam teks Biblia Hebraica (BH) khusus untuk ayat ini,
berjanji untuk bertobat dengan jalan kembali kepada dan hanya mengingat komposisi ayat pada LAI berbeda dengan BH, khusus
mengandalkan TUHAN (mewujudkan monotheisme praktis). mengenai jalan TUHAN. Pada naskah BH (ay.13), pemazmur
menggunakan istilah jalan (ibr. derek) tidak sekedar menunjuk jalan
1. Keajaiban TUHAN sejak purbakala (77:12-13) pada dimensi fisik panjang pendeknya, tetapi jarak tempuh ( distance)
Ada dua tanda keajaiban TUHAN sejak purbakala, yakni IA telah artinya jalan sebagai yang menunjuk pada jalur-jalur yang sudah
menciptakan langit-bumi dan segala isinya. Pertama, Dalam karya dilewati. Artinya, jalur yang telah ditempuh ( journey). TUHAN
ciptaan itu, IA telah menciptakan dalam hal menemukan, mengangkat menempuh jalan yang kudus. Jadi ketika ilustrasi itu dimaknai sebagai
dan menjadikan Israel sebagai bangsa kepunyaan-Nya, dan menjaga penyertaan TUHAN terhadap umat, maka dalam perjalanan bersama
sehingga segala ciptaan termasuk bangsa itu tidak hancur (=binasa umat, TUHAN tetap kudus.
karena dosa mereka). Hal itu terjadi sebagai wujud TUHAN
menunjukkan kasih sayang-Nya kepada ciptaan/milik kepunyaan-Nya. Dan itu yang menjadi pokok pujian (doksologi) pemazmur bahwa “tidak
Kedua, TUHAN sendirilah yang membebaskan Israel dari perbudakan ada allah yang besar seperti Allah” (ay.14 – LAI). Ini berdasar pada
Mesir dan berjalan bersama mereka di padang gurun, hingga mereka pengalaman keagamaan masyarakat Timur Tengah Kuno, untuk
tiba di tanah yang dijanjikan dan menjadi satu bangsa yang besar. menyatakan bahwa TUHAN yang disembah orang Israel itu tidak
Dengan menyebut kepemimpinan Musa pada ayat 21, pemazmur menetap pada satu tempat secara statis, melainkan IA adalah TUHAN
hendak mengajak umat berefleksi ke belakang ke masa kasih setia- yang berjalan bersama dengan mereka ke mana pun dan sampai
Nya. Tradisi Keluaran 2:23-24 dan 3:9-10 menjadi penting untuk kapan pun. Jadi TUHAN Allah itu adalah TUHAN yang mahakuasa
memahami aspek kedua ini. Bahwa TUHAN peka mendengar keluhan dan sekaligus yang menyertai umat ke mana pun dan kapan pun. IA
dan erangan penderitaan umat, dan jumawa (=bersegera) tidak dibuat, sebab IA yang menghadirkan diri-Nya secara langsung.
membebaskan mereka. Untuk maksud itu, IA memilih dan
mengangkat seorang pemimpin yang bagi-Nya layak membawa umat
keluar dari penderitaan. Implikasi Eksegetik:
Hakekat TUHAN adalah tetap, yakni kudus. Karena kekudusan itu, IA
Dua aspek itu penting untuk mengingatkan umat bahwa TUHAN itu tetap setia pada janji-Nya dan IA ada di mana saja, kapan saja, dalam
setia dan IA mengasihi umat-Nya sejak zaman lampau. seluruh lintasan sejarah hidup manusia.
Maknanya ialah IA tidak akan pernah meninggalkan jalan-Nya di bumi,
Implikasi Eksegetik: sebab jalan itu adalah kudus. Dan pada Jalan-Nya di bumi, IA berjalan
Umat harusnya sadar akan perbuatan-perbuatan ajaib TUHAN dalam bersama umat dan meluputkan mereka di situasi penuh ancaman.
lintasan sejarah hidupnya, sebab sesekali pun TUHAN tidak membiarkan
kita hancur, binasa di tengah berbagai situasi yang menghimpit. 3. TUHAN Pelindung (ay.16)
Sepanjang tahun 2021, kita berusaha meningkatkan ketangguhan
54
Pemazmur menggambarkan perlindungan TUHAN dengan jalan situasi “tiada harapan” seperti itu pun, IA tetap ada dan menyatakan
menebus umat dengan lengan-Nya. Ayat ini harus dihubungkan kuasa-Nya. Tradisi Padang Gurun sebagai tempat dan masa chaostik
dengan Keluaran 2:23-24 dan 3:9-10 tadi. Makna teologis dalam sejarah Israel sama sekali tidak membuat kuasa TUHAN jedah
tangan/lengan TUHAN patut dipahami berhubungan dengan dari mereka, malah kepemimpinan Musa dan Harun adalah ilustrasi
perlindungan-Nya. Ia menjadikan diri-Nya sendiri sebagai pelindung, kepemimpinan dalam masa krisis dan kritis, dan TUHAN yang
penjaga, pengawal, dan ini lagi-lagi menunjuk pada kasih sayang- mengangkat pemimpin di masa seperti itu untuk memberi kelepasan,
Nya, bahwa IA tidak akan membiarkan ciptaan/milik kepunyaan-Nya pembebasan kepada umat. Kepemimpinan TUHAN pun terjadi dalam
binasa. masa krisis dan kritis. Itu bukti bahwa TUHAN ada dalam tiap
Menariknya pada ayat 16 ini, pemazmur menggunakan ilustrasi keadaan.
lengan TUHAN dalam tindakan menebus; artinya TUHAN
mengulurkan tangan-Nya secara langsung memeluk umat-Nya, Implikasi Eksegetik:
sebagai tanda pengampunan. IA merangkul, meraih kembali umat- Kepemimpinan TUHAN yang menentukan kita bisa melewati berbagai
55 jalan yang kudus, dengan tetap
Nya yang sudah jauh meninggalkan situasi dan kita selamat/hidup.
memandang mereka sebagai milik kepunyaan-Nya. Jadi ayat ini
bermakna TUHAN itu mahapengampun. PERTIMBANGAN HOMILETIS
Syukur Akhir Tahun 2021 adalah syukur atas ketangguhan kita
Implikasi Eksegetik: beradaptasi dengan situasi pandemik covid-19. TUHAN telah memberi
Tindakan TUHAN mengulurkan lengan-Nya untuk merangkul umat kepada kita hikmat untuk melakukan hal-hal positif sebagai wujud kita
merupakan wujud dari belas kasih TUHAN yang besar. Hutang dosa tidak memelihara hidup dan berjuang demi hidup semua umat di muka bumi.
dibayar dengan harta melainkan dengan diri-Nya sendiri. Di sini Perjuangan melawan covid-19 adalah perjuangan global demi
sebenarnya ada efek yang kuat dari pengaruh pengharapan mesianik kemanusiaan itu sendiri.
atau ekshatologi Yahudi tentang TUHAN yang bertindak sendiri 56
Tahun 2021 adalah juga tahun di mana TUHAN menunjukkan
membebaskan umat-Nya dengan pertama-tama melupakan dosa betapa IA tetap melindungi dengan meluputkan kita dari rupa-rupa
mereka. bencana. Bukan hanya kita di sini, tetapi juga di belahan bumi Nusantara
dan dunia lainnya. Artinya tahun ini adalah tahun kita belajar
4. TUHAN, kuasa-Nya Nyata (ay.17-21) menumbuhkan kepekaan kemanusiaan dan solider dengan semua orang
Kuasa TUHAN tampak pada ciptaan-Nya, kuasa-Nya juga disegani yang susah. Kita belajar berempati, mendengar dengan hati apa yang
semua yang dijadikan-Nya. Ayat 17-21 adalah gambaran metaforis menjadi keluh orang-orang susah dan harus bisa menolong mereka
tentang Allah sebagai TUHAN imanen yang kehadiran-Nya dapat untuk bangkit dari keterpurukannya.
disaksikan di alam semesta ini. Tidak ada kuasa apa pun di bumi, Kita tidak mengakhiri tahun ini dengan rasa bahwa kita tertolong,
termasuk kondisi chaostik sekali pun, yang dapat membatalkan atau melainkan dengan komitmen untuk terus menolong mereka yang masih
menunda kehadiran-Nya walau sejenak. Ribut badai dan gelora laut terus berjuang dengan hidupnya. Sebab TUHAN masih terus bekerja di
tidak berarti TUHAN tidak ada. Gemuruh di angkasa, hujan dan kilat, dalam dunia. Artinya masih banyak hal yang perlu dikerjakan, dan gereja
juga bukan berarti kuasa TUHAN tersembunyi. IA ada dalam setiap atau orang Kristen masih harus terus berjuang, melayani dengan rela
keadaan dan situasi alam, dan di tengah semua kondisi yang chaostik berkorban. Tanpa itu, kita akan mengakhir tahun ini dengan menimbun
itu kepemimpinan TUHAN atas manusia dan ala mini nyata. kesenangan, tetapi bukan dengan menyusun komitmen hidup baru.
Itulah sebabnya dengan mengutip pengalaman Musa dan Harun pada Tuhan sudah dan akan terus menolong dan melindungi. IA
ayat 21, pemazmur hendak menunjuk pada pengalaman terberat berempati dengan kita dan bumi ini. Karena itu tahun ini harus kita akhiri
orang Israel yakni perbudakan di Mesir, sebagai bukti bahwa dalam dengan mempertebal empaty dalam diri guna menjadi pribadi yang berarti
di tahun yang baru. Gereja, secara khusus GPM, menjadikan syukur kepada Tuhan . Hampir seperti orang-orang Israel yang dibebaskan dari
tahun ini sebagai momentum baru untuk tetap melakukan pendampingan tawanan di Babel dan merasa hampir tak bisa berbicara saking haru dan
pastoral, diakonia dan advokasi secara transformatif dengan memperkuat gembiranya, pun kita yang berhasil tiba di tahun baru 2022 tentu juga
semangat bersekutu sebagai gereja yang hidup. terharu dan bahagia. Kita terharu dan gembira karena menyaksikan kasih
setia Tuhan yang menyertai langkah-langkah hidup kita, tapak demi tapak
Selamat Mensyukuri 365 Hari Di Dalam Tuntunan Tuhan! hingga tiba di hari ini. Hari ini juga harus menjadi hari penuh
Dan pengharapan, karena kita yakin bahwa sama seperti Tuhan telah
Selamat Menyambut Tahun Baru 2022 Dengan Tetap Memilih memimpin kita di hari-hari yang lampau dan di tahun-tahun yang lampau,
Kehidupan! Diapun akan memimpin kita selanjutnya menjalani hari-hari baru di
depan, sebab Dia adalah Tuhan yang lahir ke dalam dunia dan membawa
cahaya pengharapan di tengah berbagai kondisi penuh tantangan.
Hari-hari yang akan kita lalui di depan tentu masih belum kita
ketahui kondisinya, maupun kesempatan dan tantangannya bagi kita.
Walaupun memang ada banyak ramalan bintang yang biasanya dibuat
tentang tahun baru dan tentu banyak di antara kita yang telah
membacanya. Kalender Tionghoa umpamanya menyebut tahun 2022
sebagai tahun Macan Air. Tahun ini dalam prediksi kalender Tionghoa
akan membawa banyak jutawan baru. Ya, semoga demikian bagi
saudara-saudara yag diramalkan beruntung. Walaupun demikian kita
harus sadar, bahwa berdasarkan pengalaman kita di tahun yang lampau,
kita tidak bisa berpegang pada prediksi yang dibuat oleh manusia. Sebab
seiring bergulirnya waktu, kondisipun bisa saja bergulir ke arah yang
sama sekali tidak terbayangkan dan bisa sangat berbeda dengan apa
yang diprediksikan. Satu hal saja yang jelas dalam hidup kita sebagai
manusia yaitu bahwa, hidup akan terus berjalan dan kita akan
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH TAHUN BARU menjalaninya sampai selesai waktu yang Tuhan tentukan bagi kita.
Sabtu, 01 Januari
57 2022 Pertanyaannya adalah bagaimana seharusnya
58 kita menjalaninya? Teks
alkitab yang mejadi dasar pemberitaan bagi kita di hari ini adalah, Pilihlah
Oleh: Pendeta Margaretha M. Hendriks Ririmasse Kehidupan Supaya Engkau Hidup.
59
60
mampu melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak TuhanNya begitu kamu boleh menikmati hidup secara bermutu di tanah yang Tuhan
yang membuahkan kesejahteraan secara material jasmaniah dan berikan ini.
spiritualitas. Tegasnya keterhubungan dengan Tuhan sangat
menentukan hidup manusia. Keterhubungan menjadi syarat untuk hidup PERTIMBANGAN HOMILETIS
bermutu dari umat manusia. Itulah kondisi seperti yang dialami Adam dan 1. Prediksi tahun 2022 (tahun Macan Air dalam kalender Tionghoa),
Hawa ketika berada di taman Eden bersama Tuhan sebelum mereka sebagai tahun yang menjanjikan kekayaan material bagi masyarakat,
berpaling daripadaNya dan mengikuti godaan ular. Jadi, keterhubungan kita sambut dengan doa, semoga prediksi tersebut menjadi
dengan Tuhan adalah penting, keterhubungan dengan Tuhan adalah kenyataan. Namun pengalaman hidup di tahun yang lalu, maupun
hidup itu sendiri. Sebaliknya jangan memilih kematian (ha meweth), dan pesan teks ini mengingatkan kita untuk berhati hati. Jangan
kutuk (ha ra). Kematian adalah kondisi dimana manusia kehilangan bergantung pada ramalan dan prediksi manusia, tetapi bergantunglah
nafasnya. Dalam teks2 lain kata mati adalah kondisi biologis dimana pada Tuhan dan mintalah hikmat dari padaNya supaya kita hidup,
nafas terhenti karena berbagai sebab, umpamanya karena alasan kerjalah dan berusahalah sesuai jalan yang dikehendakiNya. Semua
pedang/terbunuh, alasan penyakit dan berbagai sebab lainnya, (band hal kita usahakan sesuai dengan jalan Tuhan, dan dilakukan atas
Kej.21:16, I Sam.15:32, I sam 20: et al, Yer 15:2). Dalam kondisi seperti dasar keterhubungan dengan Tuhan. Karena itu di tahun yang baru
ini, manusia menderita secara fisik. Secara teologis, mati adalah kondisi ini hiduplah secara bersih, jujur dan beretika.
ketika manusia memilih memutuskan hubungan dari Tuhan. Dalam cerita 2. Dalam kaitan dengan pandemic 61 covid 19 yang kita alami di tahun
Adam dan Hawa, Tuhan mengatakan, “tetapi pohon pengetahuan baik yang lampau, kita berdoa supaya bahaya virus ini biarlah berhenti di
dan jahat itu jangan kau makan buahnya sebab pada hari kau tahun yang baru ini. Biarlah tidak ada lagi ancaman penyakit yang
memakannya kau akan mati (Kej.2:17.) Hawa dan Adam kemudian mengerikan supaya kita bisa hidup lebih tentram di dalam pimpinan
memilih memakan buah pohon itu karena terjebak oleh godaan ular, dan dan berkat Tuhan.
mereka terusir keluar dari taman Eden, keluar dari hubungan yang intim 3. Dalam cerita Adam dan Hawa ada ular yang menggoda manusia
dengan Tuhan. Itulah kematian spiritual yang semati-matinya. untuk berpaling dan bahkan memutuskan hubungan dengan Tuhan
Demikian pula di zaman Israel dan Yehuda, mereka memilih kematian dan mengikuti keinginan sendiri. Dalam teologi PL, dan kitab Ulangan,
dengan berpaling dari Tuhan dan mengikuti alah-alah lain (ay.17). Hal ada banyak berhala dan alah-alah lain yang menggoda umat untuk
mana telah membuat mereka terusir dari tanah berlimpah susu dan madu berpaling dari Tuhan. Di zaman modern ini, ada banyak pula berhala
tersebut. Dengan latar belakang teologi yang seperti inilah kita bisa modern yang sangat sering membuat umat jatuh ke dalam
mengerti makna dari pasal 30 ini. cengkramannya dan meninggalkan ketaatan kepada Tuhan yang
Pikiran dari para imam yang menulis pasal 30 ini sepertinya ingin benar. Bimbinglah umat lewat kotbah untuk mengenal godaan-godaan
memberikan sebuah pesan teologis kepada umat di masa setelah para berhala modern yang sering membuat umat jatuh. Sebut saja,
pembuangan. Pesan ini bertolak dari hasil refleksi mereka terhadap uang dan berbagai kekayaan, pangkat, jabatan dan kuasa, kepuasan-
pengalaman tragis kedua kerajaan bersaudara itu, yaitu pengalaman kepuasan badani yang bertentangan dengan iman dan etika Kristen,
terusir dari tanahnya. Mereka sepertinya mau bilang disini, kalian telah dll.
berjanji untuk menjadi umat Allah yang mengasihimu, karena itu setialah 4. Buatlah tekad untuk memilih hidup mulai pada awal tahun baru ini,
kepada janjimu. Berpeganglah pada jalan-jalan dan kehendakNya, supaya kita semua hidup untuk memuliakan Tuhan dan membawa
seberapa besarpun godaan dari alah-alah asing yang ada di tanah yang manfaat buat banyak orang.
kau masuki ini. Supaya hubunganmu dengan Allah tidak lagi terputus, 5. Selamat Berkotbah.
sehingga kamu tidak terusir keluar dari tanahmu. Jangan ulangi
kesalahan yang pernah dibuat oleh para pendahulumu. Hanya dengan
Tersisa waktu dua bulan yakni November dan Desember untuk
kita mengakhiri tahun pelayanan 2021. Ada dua agenda gerejawi yakni
Sidang MPL Sinode GPM di Jemaat Elat Klasis Kei Besar yang diawali
MPP Angkatan Muda GPM. Kita doakan agenda gerejawi ini berjalan
dengan baik dalam tuntunan dan pernyertaan Tuhan. Tanggal 28
November minggu terakhir kita telah memasuki minggu Adventus yang
pertama. Selama minggu-minggu Adventus ini hendak mengajak kita
memaknai masa penantian kedatangan Tuhan Yesus dengan menata
hidup dalam kesetiaan, ketaatan, kerendahan hati serta saling mengasihi
yang terwujud dalam sikap dan perilaku hidup kita. Diikuti dengan
persiapan dan perayaan Natal Kristus tahun 2021 dengan tema
“Merayakan Natal Dengan Rendah Hati dan Setia”. Diharapkan makna
kelahiran Tuhan Yesus tidak membuat kita terjebak dalam kebiasaan
dan tradisi pesta pora, konsumerisme. Namun mengedepankan sikap
berbela rasa dengan sesama teristimewa ditengah kondisi pandemic
virus Covid 19.
Sebelumnya di tanggal 21 Desember SMTPI GPM merayakan
HUTnya dengan tema “Tangan Tuhan Menyertai Semua Anak”. Dalam
moment HUT ini kita mesti melihat peran dan tanggung jawab bagi anak-
anak SMTPI sebagai generasi penerus gereja, bangsa dan negara
dengan lebih sungguh lagi, dimana tantangan akibat pandemic virus
Covid 19 mempengaruhi seluruh proses pembelajaran formal baik gereja
KATA PENGANTAR maupun pemerintah.
62 Kita akan mengakhiri tahun pelayanan 31 Desember 2021 dengan
iii iv