Anda di halaman 1dari 39

MATERI BIMBINGAN KHOTBAH perilaku mereka.

Mereka telah mengelabui mata banyak orang, hanya


Minggu, 07 November 2021 untuk mendapat pujian, pujaan, kesukaan, & kehormatan atas diri
mereka. Karena itulah Yesus mengecam mereka dengan keras.
Oleh : Pendeta Noor Refialy Latupapua, M.Th, Kecaman Yesus ini sebenarnya hendak meralat kesalahpahaman orang
banyak terhadap ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, dengan
Nas Bacaan : Matius 23 : 1 - 12 menggambarkan warna asli mereka, supaya dengan demikian Yesus
Tema Bulanan : Merawat Spiritualitas Oikumenis dapat meluruskan kesalahpahaman itu dan menghapus prasangka buruk
Tema Mingguan : Merawat Relasi Hidup Bersama sebagian orang terhadap diri dan ajaran Yesus.
Untuk memahami perikop ini, maka dapat kita bagi dalam dua
PENGANTAR bagian, yaitu: 1). Ayat 1-3; Tuhan Yesus mengakui jabatan para ahli

K ita telah berada di bulan November 2021. Tema pemberitaan firman


di bulan ini adalah “Merawat Spiritualitas Oikumenis”, dan untuk
minggu pertama terfokus pada “Merawat Relasi Hidup Bersama.”
Taurat dan orang Farisi. 2). Ayat 4-12; Tuhan Yesus memperingatkan
murid-murid-Nya untuk tidak mengikuti perilaku para ahli Taurat dan
orang Farisi yang penuh kemunafikan, kesombongan, dan kebobrokan.
Ditengah-tengah realitas kehidupan yang penuh tantangan dan ancaman, Ad. 1. Ayat 1-3; Yesus mengakui Jabatan ahli Taurat dan orang
maka tema-tema ini hendak menginspirasi gereja (pelayan dan jemaat) Farisi sebagai pengajar hukum, (yaitu termasuk seluruh Mahkamah
untuk terus membangun dan merawat spiritualitas oikumenis melalui Agama (Sanhedrin), yang memegang tampuk pemerintahan atas jemaat,
relasi hidup bersama, yang didasari pada teks Matius 23:1-12, yang diberi yang disebut ahli-ahli Taurat, dan sebagian dari mereka adalah orang-
judul oleh LAI: “Yesus Mengecam Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang orang Farisi). Mereka disebut menduduki kursi Musa (ay. 2), artinya
Farisi”. Mengapa tema ini dan apa kaitannya dengan teks khotbah kita mereka itu diberi kepercayaan oleh Allah untuk mengajarkan ajaran-
ini? Tentu saja bukan tanpa alasan. Sebab gereja (GPM) berada ajaran/hukum-hukum Tuhan sebagaimana yang diberikan Tuhan kepada
(bersekutu, bersaksi dan melayani) di tengah-tengah kemajemukan Musa. Tugas mereka adalah untuk mengajar orang banyak dan sebagai
bangsa (Indonesia) yang beragam ras, suku, bangsa, budaya, dan penafsir hukum. Hukum Musa sendiri menjadi hukum politis yang berlaku
agama sebagai kekayaan yang dianugerahkan Tuhan untuk membangun dalam bangsa mereka dan mereka pula yang mengajarkannya dan
hidup bersama yang aman, rukun, damai dan sejahtera. Dan untuk itu, bertugas sebagai hakim di pengadilan. Mereka memutuskan perkara
tema-tema ini amat penting dimaknai sesuai dengan kajian teks yang kriminal, hukuman-hukuman khusus, atau mengeluarkan surat perintah
akan dijelaskan dan beberapa pokok pikiran untuk menjadi pertimbangan keputusan pengadilan atas seseorang. Mereka memang menduduki kursi
homiletik. Musa, tetapi bukan sebagai pengantara antara Allah dan bangsa Israel
(seperti Musa), melainkan hanya sebatas menjadi kepala pengadilan
KAJIAN TEKS belaka, (seperti Musa juga bd. Kel.18:28). Mereka bertugas menjelaskan
Dalam pasal-pasal sebelumnya (22) diceritakan tentang percakapan hukum Taurat secara rinci dan mengajar orang banyak cara menerapkan
Tuhan Yesus dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Sedangkan hukum tersebut pada kasus tertentu dari atas mimbar (kursi >< kayu).
pasal 23:1 dst. (1-12) yang merupakan perikop khotbah kita menceritakan Inilah jabatan mereka yang sah dan terhormat menurut hukum. Memang
tentang percakapan Tuhan Yesus dengan para murid mengenai amat diperlukan Imam-imam yang dari perkataan mulutnya orang bisa
perilaku/kelakuan para ahli Taurat dan orang Farisi tersebut. Di sini, mencari pengajaran (Mal. 2:7). Namun, perlu diperhatikan bahwa ada
Tuhan Yesus mengecam dengan keras para ahli Taurat dan orang-orang banyak kedudukan yang baik justru ditempati oleh orang-orang jahat. Bila
Farisi itu (bd. Ay. 13; Yesus menyebut mereka “orang munafik”). Karena keadaannya sudah seperti ini, maka orang-orang ini tidak akan dihormati
perilaku dan tindakan mereka hanya penuh dengan kesombongan, lagi dengan kedudukannya itu, karena kedudukan itu telah dicemari oleh
keduniawian, dan kesewenang-wenangan, dan semuanya dibungkus mereka sendiri. Akhlak mereka yang duduk di kursi Musa itu telah begitu
dalam jubah agama. Ajaran-ajaran mereka sangat bertentangan dengan merosotnya. Apa yang diajarkan mereka justeru jauh bertentangan
dengan perilaku hidup mereka. Inilah yang hendak diperingatkan Yesus menjadi pemerintah atau penguasa atas saudara-saudara mereka atau
kepada para murid dalam ayat 3 … “Lakukanlah segala sesuatu yang umat Allah. Alasannya: bahwa hanya ada satu Pemimpinmu, yaitu Mesias
mereka ajarkan, tetapi tidak meniru perbuatan-perbuatan mereka”. (ay.10). Kristus adalah Pemimpin, Guru dan Penuntun. Hanya Kristus
Artinya Tuhan Yesus tidak mencela apa yang mereka ajarkan sebab saja dan tidak ada yang lain. Yang berikut, Para pelayan Tuhan bukan
yang diajarkan itu berasal dari Allah, dan sesuai dengan kehendak Allah. hanya menjadi saudara bagi sesama pelayan, tetapi juga bagi orang
Apa yang diajarkan itulah yang juga dilakukan oleh Tuhan Yesus. Namun, banyak. Karena itu, jahatlah para pemimpin yang menguasai saudara-
para ahli Taurat dan orang Farisi telah menjadikan hukum Taurat sebagai saudara mereka. Kemudian, murid-murid dilarang juga untuk
beban. Sebab itu Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahawa “Aku datang mengenakan gelar bapa kepada orang lain (siapa pun) di bumi.
ke dunia bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk Alasannya, karena hanya ada satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
menggenapinya” (bd. Mat. 5 : 17). Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh, dan yang tak pernah
Ad. 2. Ayat 4-12; Bagian ini menjelaskan Yesus menggali lebih berbuat dosa, oleh karena itu, tak seorang pun layak disebut Bapa.
khusus lagi tentang perbuatan-perbuatan para ahli Taurat dan orang Selanjutnya dalam ay.11-12 berisikan seruan untuk merendahkan hati
Farisi yang tidak boleh diteladani. Secara umum yang dituduhkan kepada dan menundukkan diri satu sama lain disertai dengan konsekwensinya.
mereka adalah kemunafikan, ketidakjujuran, atau patokan ganda yang “Barangsiapa terbesar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu”
mereka terapkan dalam agama. Dalam ayat-ayat ini, ada 4 hal yang (11). Ayat ini mau mengingatkan bahwa sebagai para pelayan bukan
dituduhkan kepada mereka. Pertama, Perkataan dan perbuatan mereka hanya menyebut diri sendiri pelayan, tetapi juga harus berlaku demikian,
1 2
merupakan dua hal yang berbeda. Mereka mengajarkan ajaran-ajaran sebagai pelayan. Ini amatlah penting, bahkan sebaiknya dijadikan sebuah
dan hukum-hukum Allah kepada orang lain, namun mereka sendiri tidak janji. Seseorang akan disebut terbesar dan tertinggi dalam pandangan
berperilaku seperti apa yang mereka ajarkan. Mereka tidak dapat Allah bila dia mau merendahkan dirinya dan melayani orang lain,” atau
menjadi teladan bagi umat Tuhan dalam hal melakukan ajaran dan sebagai suatu aturan umum, “Ia yang lebih baik dan unggul dalam
hukum-hukum Tuhan yang mereka ajarkan. Kedua, Mereka sangat tegas kepercayaan, dan kehormatan di dalam jemaat, hendaklah ia menjadi
membebankan kepada orang lain hal-hal yang mereka sendiri tidak pelayanmu.” Maksudnya, Barangsiapa yang terbesar, ia bukanlah
bersedia memikulnya (ay.4). Ketiga, Semua hal itu hanya untuk pamer seorang pemimpin, tetapi seorang pelayan. Dan ini yang selalu
belaka, tidak ada yang penting untuk hidup keagamaan (ay. 5. “Mereka diperingatkan Yesus kepada para murid-Nya agar tetap bersikap rendah
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang Panjang”). hati dan menyangkal diri, lembut dan merendah, serta melimpah dalam
Keempat, Mereka cendrung mencari ketenaran dan kehormatan, dan semua karya kasih kristus, meskipun tampak hina, sehina apa pun.
sangat menyombongkan diri dengan hal-hal ini (ay.6-7, “duduk di tempat Dengan demikian, yang amat diperlukan adalah kerendahan hati, bukan
terhormat dalam ibadah, …. menerima penghormatan di pasar, dsb.). ketinggian hati, kesombongan atau keangkuhan bagi seorang pelayan.
Dengan semua hal yang dituduhkan ini menunjuk bahwa mereka telah Untuk itu pada ay. 12, ditegaskan bahwa ada konsekwensi, yaitu
menjadikan agama sebagai beban di satu sisi, dan pada sisi yang lain hukuman tersedia bagi mereka yang tinggi hati dan angkuh, dan
agama hanya untuk dipamerkan. Selanjutnya, pada ay. 8-12, Yesus sebaliknya tersedia kedudukan yang tinggi bagi orang-orang yang rendah
secara tegas memperingatkan para murid agar tidak menjadi seperti hati. “Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan. Dan
mereka, dan tidak meniru perbuatan mereka. Larangan Tuhan Yesus ini, barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Jelas.
a.l. larangan untuk sombong. Murid-murid dilarang untuk tidak mencari
gelar kehormatan dan kekuasaan. Mis. “Janganlah kamu disebut Rabi” PERTIMBANGAN HOMILETIS
(ay.9). Para pelayan Kristus tidak boleh menggunakan sebutan Rabi atau “Keteladanan” kini menjadi sesuatu yang amat penting dalam
Pemimpin untuk membedakan diri dari orang lain, karena semua adalah kehidupan berkeluarga, bergereja, dan bermasyarakat. Oleh sebab itu,
saudara. Dan juga tidak boleh menyombongkan wewenang dan jika kita menghendaki adanya sebuah masyarakat atau persekutuan
kekuasaan yang terkandung di dalam nama-nama itu. Mereka tidak boleh beriman yang baik maka satu hal yang kiranya mendapat perhatian kita

3
adalah keteladanan. Terkait dengan Tema pemberitaan: “Merawat kita menjadi para pemimpin yang rendah hati yang dapat menjadi teladan
Spiritualitas Oikumenis” & “Merawat Relasi Hidup Bersama” (tema bulan atau dapat diteladani, baik pemimpin dalam masyarakat, gereja dan
& minggu), maka sangat diperlukan keteladanan para pemimpin baik keluarga supaya karakter Kristiani kita semakin nampak melalui perilaku
dalam pemerintahan (masyarakat), agama (gereja) dan juga keluarga. hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga kita (gereja) dapat
Maksudnya, untuk mendapatkan sebuah masyarakat dan persekutuan menjadi teladan bagi dunia ini demi tercipta spiritualitas oikumenis melalui
beriman yang baik dalam membangun hidup bersama secara oikumenis relasi hidup bersama yang aman, rukun, damai dan sejahtera supaya
tentu sangat diperlukan para pemimpin yang baik dan berkualitas nama Tuhan dimuliakan.
(intelektual, etik, moral dan spiritualitas), dan juga yang dapat menjadi
teladan. Karena itu, satu hal penting yang kiranya mendapat perhatian Selamat Berkhotbah !!!
kita adalah keteladanan. Sebab bagaimana aksentuasi tema pemberitaan
kita pada kehidupan spiritualitas oikumenis dalam relasi hidup bersama
dapat tercipta, terawat dan terpelihara kalau para pemimpin tidak memiliki
spiritualitas yang baik, dan yang tidak dapat memberi dan menjadi
teladan?
Ditengah-tengah realita kehidupan sekarang ini dimana
keteladanan semakin langkah, maka Tuhan Yesus melalui perikop
khotbah menegaskan tentang betapa pentingnya keteladanan para
pemimpin, baik di pemerintahan maupun agama termasuk gereja dan
keluarga. Para pemimpinlah yang punya peranan besar sekali dalam
mengajarkan, mewariskan nilai-nilai luhur, tapi juga dalam hal menjadi
teladan dalam memberlakukan nilai-nilai luhur itu. Seorang pemimpin
yang baik adalah sosok pemimpin yang senantiasa berkomitmen untuk
menyatukan atau menyelaraskan antara apa yang dikatakan dan apa
yang dilakukan. Atau kata dan tindakannya satu adanya. Dan inilah yang
amat penting bagi pembentukan karakter beriman. Jika spiritualitas para
pemimpin baik maka masyarakat juga akan memiliki spiritualitas yang
baik. Masyarakat akan meneladani perkataan dan perbuatan baik para
pemimpin. Sebaliknya jika spiritualitas para pemimpin merosot maka sulit
untuk tercipta dan terpelihara spiritualitas oikumenis dalam relasi hidup
bersama ditengah-tengah kemajemukan 4 dan keragaman ras, suku,
bangsa, budaya maupun agama. Sebab masyarakat tidak dapat
meneladani yang baik dari para pemimpin (ada banyak contoh yang bisa
disebutkan).
Penting untuk diingat bahwa seorang pemimpin adalah seorang
pelayan Tuhan. Dan oleh sebab itu seorang pemimpin baru akan
dihormati ketika ia rela untuk merendahkan diri dan menjadi teladan bagi
semua yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang suka dipuji dan
mencari-cari kehormatan justeru dianggap hina dalam pandangan Allah,
bahkan akan direndahkan. Untuk itu tidak ada yang lain, selain marilah MATERI BIMBINGAN KHOTBAH
5 6
Minggu, 14 November 2021 Bagian ini oleh LAI memberi judul “Orang Samaria yang murah hati”.
Cerita ini hanya terdapat dalam injil Lukas dan tidak ada pada injil yang
Oleh : Pendeta Brampy Hetharie lain serta merupakan sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Tuhan
Yesus kepada para muridNya. Perumpaan ini hendak menggambarkan
Nas Bacaan : Lukas 10 : 25 - 37 tentang cinta kasih yang tidak berbatas bahkan kepada orang yang
Tema Bulanan : Merawat Spiritualitas Oikumenis membenci sekalipun. Tuhan Yesus mengisahkan cerita ini kepada ahli
Tema Mingguan : Berbela Rasa Dengan Sesama Taurat yang bertanya kepadaNya tentang apakah yang harus ia lakukan
untuk mendapatkan hidup yang kekal? (ay. 25). Ahli Taurat ini bertanya
PENGANTAR tidak dengan maksud baik tetapi dengan tujuan untuk mencobai Tuhan

T ema bulan kita saat ini yakni “Merawat Spiritualitas Oikumenis”


menegaskan tentang upaya untuk menjaga serta merawat spirit atau
kekuatan dalam membangun relasi hidup antar sesama di lingkup
Yesus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus tidak langsung menjawab
pertanyaannya tetapi Yesus balik bertanya kepadanya “apa yang tertulis
dalam hukum Taurat”? apa yang kau baca disana?. Pertanyaan Tuhan
bergereja maupun bermasyarakat. Kita harus mengakui bahwa upaya Yesus ini sudah membuka maksud hati ahli Taurat ini, sebab tidak
untuk menjaga serta merawat relasi antar sesama ini bukanlah sebuah mungkin sebagai seorang ahli Taurat ia tidak tahu, tetapi ia pasti tahu
hal yang mudah sebab dalam kenyataannya sekarang ini, manusia telah dan bahkan sudah menghafalnya. Hal ini terbukti dari jawaban ahli Taurat
dibatasi dengan berbagai sekat latar belakang yang berbeda, baik suku, yang lengkap dengan mengutip kitab Taurat tentang hal mengasihi Tuhan
ras, budaya, agama, pendidikan, jabatan, kuasa dlsbnya. Sebenarnya Allah dan mengasihi sesama manusia (ay. 27 = bd. Im. 19:18; Ul. 6:5).
berbagai perbedaan ini adalah kekayaan ketika kita menggunakannya Tuhan Yesus menanggapi jawaban ahli Taurat ini dengan berkata bahwa
secara baik dan menjadi kekuatan untuk membangun kehidupan “jawabmu itu benar, perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup”
bersama yang saling membantu, menopang satu dengan yang lain. (ay.28). Namun untuk lebih membenarkan dirinya, maka kembali ahli
Berbagai perbedaan yang ada semestinya tidak diperlebar dengan sikap taurat ini bertanya kepada Tuhan Yesus “dan siapakah sesamaku
serta perilaku hidup yang melihat sesama menjadi orang lain dan manusia”? (ay.29). Pertanyaan yang sangat mendasar, dengan
berbeda dengan kita. Sikap hidup kita yang “menutup mata” serta dilatarbelakangi pemahaman tentang “sesama manusia” dalam
“telinga” (tidak peduli dan empati) terhadap sesama yang menderita dan pandangan ahli Taurat dan pada kalangan Yahudi. Bagi ahli Taurat,
membutuhkan pertolongan dan bantuan. Namun perbedaan tersebut tidak ada masalah baginya sehubungan perintah pertama dan terutama
harus dijembatani dengan sikap hidup “Berbela Rasa Dengan Sesama”, yakni “kasihilah Tuhan Allahmu”. Dalam pemahaman dan praktek
yang menjadi sub tema kita. Sikap berbela rasa adalah sikap empati atau keagamaannya, ahli Taurat telah melakukan perintah yang pertama ini
peduli dengan sesama yang ada dalam penderitaan, mempunyai beban dengan baik. Namun perintah pertama dan terutama ini sangat
dan masalah hidup, berkekurangan, sakit dlsbnya. Mereka tentu sangat berhubungan erat dengan perintah yang kedua “kasihilah sesamamu
membutuhkan bantuan serta pertolongan kita. Bagaimana sikap berbela manusia seperti dirimu sendiri. Disinilah ahli Taurat melihat masalah
rasa ini menjadi gaya hidup kita sebagai orang Kristen yang diwujudkan dalam perintah kedua dan mengajukan pertanyaan kepada Tuhan Yesus
dalam relasi hidup antar sesama persekutuan maupun juga dengan dengan berharap jawaban Yesus sesuai dengan batasan-batasan soal
orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Melihat kehidupan sesama, sesama menurut pemahaman ahli Taurat. Hal itu dimulai dari dirinya
adalah juga melihat kehidupan kita. Masalah sesama adalah juga sendiri sebagai pusat dan dikelilingi oleh kerabat dekatnya, kemudian
masalah kita, beban dan pergumulan sesama adalah juga beban dan sanak keluarganya serta semua orang yang menyatakan diri sebagai
pergumulan kita. Untuk mendalaminya, maka Nas Lukas 10 : 25 - 37 satu komunitas keyahudian. Di luar dirinya dan komunitasnya itu
menjadi sandaranya. dianggap bukan sesamanya. Menarik bahwa atas pertanyaan ahli Taurat
soal siapakah sesamanya, oleh Tuhan Yesus menolak untuk
KAJIAN TEKS menjawabnya secara langsung, namun Ia menceritakan tentang kisah
orang Samaria yang murah hati. Adalah seorang yang tidak disebutkan baginya. Justru yang dilihatnya adalah sesama yang sangat
jelas identitasnya, apakah dia orang kaya atau miskin, membuat membutuhkan pertolongan dan dia membantunya. Orang Samaria ketika
perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho yang jaraknya kira-kira 27 km. menolong orang yang sekarat itu tidak bertanya apakah korban ini orang
Jalur ini tidak berpenduduk, dengan situasi kondisi yang sepi dan Yahudi, Yunani atau Romawi. Orang Samaria inipun tidak melakukan
jalannya berbatu karang kapur dengan jurang di kedua sisi jalan. Pada perbuatan kasih dengan perhitungan untung rugi atau atas dasar timbal
zaman itu jalan ini diberi nama “jalan berdarah”. Kemungkinan besar balik. Namun perbuatan orang Samaria ini sebagai gambaran
diakibatkan sering terjadinya aksi kekerasan yang menimbulkan jatuhnya pengorbanannya yang tulus dan tanpa pamrih yang mencakup aspek
korban. Rute ini sering dilewati oleh para peziarah dan para kafilah dan uang, harta milik, resiko kesehatan dan keamanan serta waktu dengan
seringkali mereka suka dirampok oleh para penyamun yang suka menunjukkan kasih dan perhatian yang sungguh-sungguh kepada orang
bersembunyi dibalik batu-batu kapur. Demikianpun orang ini dirampok yang menderita dan sekarat itu. Orang Samaria ini pun menunjukkan
dan mencoba melawan maka dia dipukul, kemudian ditinggalkan dalam moralnya yang baik dan sangat dipercaya. Hal ini terlihat dari relasinya
keadaan setengah mati (ay. 30). Kebetulan ada seorang imam yang dengan pemilik penginapan yang sangat percaya saat diberi tugas untuk
melalui jalan itu dan melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang merawat dan menanggung kekurangan biaya pengobatan orang yang
jalan (ay.31). Demikianpun juga seorang Lewi yang melewati jalan itu dan menderita itu. Sebuah sikap yang mesti diteladani oleh kita semua
melihat si korban dalam keadaan sekarat, namun ia melewati dari sebagai orang Kristen. Akhir dari cerita ini, Tuhan Yesus mengajukan
seberang jalan sama dengan seorang imam tadi (ay.32). Terlihat bahwa pertanyaan kepada ahli Taurat itu tentang siapakah sesama manusia dari
baik imam maupun orang Lewi sedang dalam perjalanan pulang setelah orang yang jatuh ke dalam tangan penyamun itu? (ay.36). Ahli Taurat pun
selesai pelayanan di bait suci Yerusalem. Menurut hukum Taurat, mereka menjawab “orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya”.
tidak boleh menyentuh mayat sebab bila mereka melakukannya maka Kata Yesus kepadanya “pergilah dan perbuatlah demikian” (ay.37).
akan menyusahkan mereka sendiri, dimana secara social mereka Jawaban dari ahli Taurat kepada Yesus dengan memilih diantara ketiga
dinyatakan tidak tahir. Secara finansial nanti dirugikan dalam kaitan orang yang berpapasan dengan si korban yaitu imam, orang Lewi dan
dengan biaya perawatan kepada si korban, dan dari sisi profesi maka orang Samaria. Mungkin kita bertanya mengapa ahli Taurat ini tidak
mereka tidak bisa mengikuti pelayanan keimaman dan imamat. Baik menjawab “orang Samaria”, tetapi menjawab “orang yang menunjukkan
imam maupun orang Lewi sangat menjaga “kesalehan” mereka sebagai belas kasihan”. Jawaban ini menunjukkan sikap dan karakter ahli Taurat
pelayan-pelayan Tuhan ketimbang mau bertindak dan berkorban yang mewakili komunitas orang Yahudi yang tetap menganggap orang
menolang orang yang sekarat sebagai wujud berbela rasa dengannya. Samaria sebagai musuh mereka serta warga Kerajaan Allah kelas dua
Sikap dan tindakan imam dan orang Lewi ini tidak menunjukkan sikap dalam hubungan dengan keselamatan. Itulah sebabnya perumpaan ini
belas kasihan. mau merubah cara pandang serta sikap dan perilaku ahli Taurat untuk
Kemudian datanglah seorang Samaria yang ada dalam perjalanan dan tidak terbelenggu dengan berbagai aturan keagamaan yang kaku tanpa
melihat orang yang sekarat itu dan tergeraklah hatinya oleh belas kasihan sedikitpun membuka hati dengan penuh cinta dan kasih kepada sesama
(ay.33). Ia mendatanginya, membalut luka-lukanya, kemudian menyiram manusia yang menderita sebagai wujud berbela rasa dengan mereka.
anggur dan minyak dan menaikkan orang itu di keledainya serta Tanda kita mengasihi Tuhan terbukti dan terwujud saat kita mengasihi
membawanya ke tempat penginapan untuk diobati (ay.34). Keesokan sesama dan saudara kita teristimewa mereka yang susah dan menderita
harinya orang Samaria ini menyerahkan dua dinar kepada pemilik (bd. Mat. 25:35,36)
penginapan dengan pesan untuk merawat orang itu dan apabila ada
kekurangan biaya akan digantikan saat ia kembali dari perjalanannya PERTIMBANGAN HOMILETIK
(ay.35). Sikap dan tindakan dari orang Samaria ini menunjukan empati 1. Pergumulam kita terkait dengan pandemic virus Covid 19 yang masih
dan berbela rasa dengan sesamanya yang sekarat dan membutuhkan berlangsung telah menyebabkan kesulitan dan penderitaan bagi
pertolongan. Perbedaan suku, agama ataupun derajat tidak penting semua umat manusia termasuk juga warga gereja. Dalam situasi

8
seperti ini kita sebagai pelayan atau umat bisa mengidentifikasikan diri 4. Bapak, ibu pelayan dapat menambahkan sesuai konteks jemaat
kita masing-masing dengan tokoh-tokoh yang ada dalam perumpaan masing-masing. Selamat melayani dalam menyampaikan Firman
ini. Apakah kita merasa seperti orang yang dirampok, tidak berdaya Allah. Tuhan Yesus memberkati. Syaloom !
untuk menolong diri sendiri dengan berbagai persoalan dan tantangan
hidup? Ataukah kita seperti imam atau orang Lewi yang menjaga
kesalehannya mereka sehingga tidak mau menyentuh, membantu dan
menolong sesama yang menderita? Ataukah juga kita menjadi seperti
orang Samaria yang rela menolong dan membantu sesama yang
susah dan menderita? Pandemic Covid ini membuat kehidupan kita
susah dan menderita, namun jangan membuat hati kita tertutup
terhadap penderitaan dan kesusahan sesama. Selama pandemic, kita
dianjurkan memakai masker sebagai wujud protokol kesehatan tetapi
itu bukan topeng yang menutup wajah dan pandangan kita dari
sesama yang membutuhkan pertolongan. Kita dianjurkan untuk
mencuci tangan, namun jangan kita lepas tangan dan acuh terhadap
orang di sekitar kita.
2. Tema minggu kita “Berbela Rasa Dengan Sesama”, dengan
pendasaran pada cerita orang Samaria yang murah hati ini hendak
kembali mencerahi cara pandang kita tentang sesama. Sesama
bukan hanya orang yang sama dengan kita. Bukan hanya orang yang
kita kenal dan dekat dengan kita. Bukan hanya orang satu
persekutuan, satu kampung, satu profesi dengan kita. Melakukan
tindakan kasih tidak hanya sebatas kepada mereka saja tetapi yang
berbeda dengan kita bahkan yang menjadi musuh kitapun. (bd. Lukas
6 : 34 - 48).
3. Mengasihi sesama sebagai wujud berbela rasa membutuhkan aksi
atau tindakan nyata dan tidak hanya sebatas teori dan kata-kata.
Sangat sering kita mendengar tentang perintah mengasihi serta juga
mengajar dan menasehati orang lain tentang hal mengasihi. Namun
apakah hal mengasihi ini kita menghidupinya dalam tindakan kepada
sesama yang susah dan menderita?
9 Tindakan orang Samaria
berpusat dari hatinya yang tergerak oleh belas kasihan. Hati menjadi
pusat dari seluruh keberadaan kita sebagai manusia yang mesti
dituntun oleh kuasa Roh Kudus sehingga memampukan kita untuk
membantu dan menolong sesama yang susah dan menderita. Tanpa
kekuatan Roh Kudus kita hanya menjadi orang-orang yang
terbelenggu dengan tembok-tembok kenyamanan kemanusiaan kita.

MATERI BIMBINGAN KHOTBAH


10
Minggu, 21 November 2021 tanpa menghiraukan ciptaan yg lain. Tindakan manusia ini sekaligus
menunjukan bahwa manusia tidak menghargai dan menghormati Allah
Pendeta Ny. M. Soukotta Joseph Sang pencipta, pemelihara dan penyelamat. Allah tentu tidak senang
dengan sikap manusia yang tidak saling menghargai, merusak alam tapi
juga tidak menghargai PenciptaNya. Sebaliknya Tuhan Allah senang
Nas Bacaan : Mazmur 147 : 1 - 11 kepada manusia yang takut akan Tuhan. Mazmur 147:1-11 akan
Tema Bulanan : Merawat Spiritualitas Oikumenis memberikan gambaran yang lebih jelas bagi kita.
Tema Mingguan : Kesetaraan Semua Ciptaan di Hadapan Allah
KAJIAN TEKS
Mazmur 147 merupakan sebuah pengakuan iman, bahwa Allah
PENGANTAR adalah pencipta, pemelihara dan penyelamat langit bumi dan segala

M emasuki minggu ke tiga di bulan November, LPJ GPM menetapkan


tema pemberitaan “Kesetaraan Semua Ciptaan di hadapan Allah“.
Kesetaraan asal kata “setara“ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
isinya. Mazmur ini dimulai dengan suatu pernyataan sekaligus ajakan
oleh pemazmur bahwa, memuji Allah itu baik dan indah. Ajakan ini
diulangi lagi pada ayat 7 dan ayat 12. Jadi memuji Allah bukan hanya
(KBBI) artinya sejajar, sama tinggi. Jadi kalau semua ciptaan di hadapan sekali tetapi Allah layak dipuji berulang-ulang kali atau terus menerus .
Tuhan setara artinya sejajar, sama tinggi. Manusia laki-laki dan Hal ini tentu lahir dari pengalaman pribadi pemazmur juga bersama Israel
perempuan diciptakan Tuhan setara. Yang kaya dan yang miskin sama- sebagai persekutuan umat Allah. Alasan pemazmur memuji Allah sebab
sama diciptakan Tuhan Allah (Amsal 22:2). Begitu juga ciptaan-ciptaan Allah adalah Pencipta, Pemelihara dan Penyelamat seluruh ciptaanNya.
lainnya , sehingga semua ciptaan Tuhan setara dihadapan Tuhan. Yang Disini nampak bagi pemazmur secara pribadi juga kita semua, Tuhan
satu tidak lebih tinggi dari yg lain atau sebaliknya yang satu tidak lebih Allah bukan selesai menciptakan bumi dan segala isinya lalu membiarkan
rendah dari yang lain. Bahkan Tuhan menciptakan semuanya baik dan (menelantarkan) begitu saja, melainkan Tuhan Allah terus berkarya
juga amat baik (Kejadian 1:31). Semua ciptaan Tuhan yang baik dan memelihara bumi dan semua yang diciptakanNya. Ia tidak seperti
setara ini mencerminkan keagungan dan kebesaran Tuhan karena itu pembuat arloji, setelah arloji selesai dibuat, dibiarkan begitu saja jarum
patut dipelihara, dikasihi, dihargai dan bukan dirusakan. Begitu pula jamnya berjalan sendiri tanpa kontrol. Allah tidak demikian. Setelah langit
masing-masing ciptaan Tuhan, diciptakan sesuai dengan fungsi dan dan bumi serta segala isinya diciptakan Allah, Allah terus mengontrol,
tugas masing-masing. Cakrawala menjadi pembatas, benda-benda memelihara, merawat semua yang diciptakan. Bahkan manusia (Israel)
penerang di langit menjadi penentu waktu siang dan malam. Tanah yang telah jatuh ke dalam dosa karena berbuat jahat, baik terhadap
mengeluarkan tumbuhan, laut menjadi tempat hidupnya ikan dan biota Tuhan, sesama manusia maupun alam sehingga hidupnya menderita
laut lainnya. Manusia sebagai pengelola dan pemelihara alam sesuai (ada di pembuangan) tetap diselamatkan oleh Tuhan Allah dengan cara
tugas yang diberikan Tuhan Allah (Kejadian 2:15). Semua ciptaan saling Allah mengumpulkan mereka yang tercerai berai, menghibur serta
berhubungan dan saling mempengaruhi untuk kebaikan bersama. Namun membalut luka2 mereka (ayat 3). Ini bukan berarti Allah kompromi
kenyataan menunjukan manusia menganggap diri lebih tinggi dan dengan kejahatan manusia, tetapi Allah menghendaki manusia bertobat
berkuasa atas ciptaan yang lain. Tetapi juga manusia yang satu dan kembali hidup benar. Allah juga bekerja membangun kembali
menganggap dirinya lebih hebat dari yang lain. Cara pandang yang keliru Yerusalem yang hancur (ayat 2). Allah melakukan semua ini agar semua
terhadap kuasa yang Allah berikan menyebabkan bumi yang adalah ciptaanNya tetap ada dalam keadaan baik dan kebaikan-kebaikan Allah
rumah bersama bagi semua ciptaan tidak lagi memberikan rasa nyaman itu dapat dinikmati terus menerus oleh manusia (laki-laki dan perempuan,
dan aman karena bumi terus dirusakan, bukan hanya karena faktor alam kaya dan miskin, cacat dan normal. Tua - muda, kuat — lemah, sakit -
tetapi terutama oleh ulah manusia. Manusia menjadikan ciptaan yang lain sehat, pejabat — rakyat biasa dsb) tetapi juga dinikmati oleh ciptaan
sebagai objek dan sarana untuk memenuhi kepentingan manusia semata, Tuhan yang lain seperti gunung, tanaman, binatang termasuk binatang

11 12
yang dianggap jahat seperti burung gagak tetapi dikasihi dan dipelihara 1. Semua ciptaan Tuhan setara di hadapan Tuhan Allah Sang
oleh Tuhan Allah (ayat 8, 9). Anak burung gagak makluk yang kecil dan Pencipta. Sebagaimana Allah menghargai, mengasihi dan
lemah tetap dipelihara Tuhan supaya tidak musnah. Begitu juga dengan melakukan tindakan2 baik dan berguna bagi semua ciptaan tanpa
menyebutkan langit ditutupi dengan awan-awan (ayat 8) menunjukan membeda-bedakan satu dengan yang lain, Tuhan juga minta agar
pemeliharaan Allah berlaku untuk semua ciptaan Tuhan yang dekat dan kita hidup saling menghargai, menghormati dan saling menopang
yg jauh. Yang bisa dilihat maupun yang tidak bisa dilihat dengan mata diantara semua ciptaan Tuhan. Jauhi sikap saling melecehkan,
telanjang/kasat mata. Pemeliharaan Tuhan Allah dalam bentuk meremehkan, menindas, merusak, membeda-bedakan satu dari
pemberian hujan dan makanan (ayat 8-9). Hujan yang menyuburkan yang lain dan tindakan tidak benar lainnya karena merasa lebih
tumbuhan, tanah, menghidupkan manusia dan ciptaan Tuhan lainnya kuat, lebih hebat, lebih pintar, lebih berada, lebih berkuasa.
(Kondisi alam Israel di bulan April sampai Oktober, langit tidak berawan 2. Allah telah memberikan masing-masing ciptaan fungsi dan tugasnya
artinya cuaca sangat panas dan tidak akan turun hujan. Namun Tuhan terutama bagi manusia. Baiklah kita mulai melakukannya dari dalam
Allah memberikan hujan dan makanan bagi alam semesta supaya keluarga. Tiap anggota keluarga (suami-istri, papa-mama, anak,
“semua“ ciptaan Tuhan tetap hidup dan terpelihara dengan baik). Jika oma-opa, sepupu dsb) harus tahu dan dapat melakukan fungsi serta
bumi masih terus berputar mengelilingi matahari, bukan memang karena tugas masing-masing dengan tulus hati dan penuh kasih seorang
harus demikian tetapi karena ada Allah yang mengontrol dan memelihara kepada yang lain. Kemudian dari keluarga, keluar ke hidup
bumi ciptaanNya. Semua ini membuktikan bahwa, Tuhan Allah sangat bertetangga, bermasyarakat, gereja tetapi juga membangun hidup
mengasihi bumi dan semua ciptaan yang ada di bumi. Di mata Tuhan yang baik dengan ciptaan2 lain yang ada di alam ini. Hal ini akan
Allah semua ciptaan setara, sama-sama dikasihi, sama_sama dipelihara mendatangkan suasana hidup harmonis, penuh damai sejahtera
dan sama-sama diselamatkan oleh Allah. Tapi Allah tidak bekerja sendiri. bagi semua ciptaan. Karena itu pembinaan di dalam keluarga oleh
Tanggung jawab mengelola, memelihara dan merawat bukan hanya orang tua kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya terus
dikerjakan oleh Allah tapi Allah mempercayakan manusia yang adalah 13
menerus diberikan dan diterapkan, supaya terjadi perubahan sedikit
gambar dan rupa Allah (Imago Dei) untuk menjadi mitra Allah. Hal ini demi sedikit dari saat ke saat. Perubahan yang baik memberikan
menunjukan bahwa, disatu sisi manusia memiliki hubungan erat dengan manfaat yang baik pula bagi keluarga, masyarakat, jemaat, tetapi
Tuhan Allah, tetapi disis lain manusia yang diciptakan Allah dari tanah juga ciptaan-ciptaan lain di alam ini. Itu adalah bukti kita memiliki
unsur yang ada di alam (Kejadian 2 : 7) memiliki juga hubungan yang erat spiritualitas oikumenis.
dengan sesama ciptaan lain yang juga diciptkan oleh Tuhan Allah dari 3. Ibu/bpk dapat menambahkan sesuai konteks pelayanan masing-
tanah (Kejadian 2:19). Ini sekaligus menunjukan bahwa manusia itu masing jemaat.
setara dengan ciptaan lainnya. Karena itu tidak ada alasan yang dapat Selamat berkhotbah……Tuhan berkati.
membenarkan manusia menguasai sesama manusia juga menguasai
ciptaan lain dengan sesuka hatinya. Tidak ada alasan bagi manusia untuk
tidak menghormati dan menghargai ciptaan-ciptaan Tuhan yang lain di
bumi ini. Allah sangat tidak senang melihat manusia yang tidak
menghargai Allah dan ciptaan2Nya, manusia yang sombong dan
memakai kekuatannya bukan untuk mememelihara tapi merusak (ayat
10). Sikap demikian adalah sikap yang merendahkan dan meremehkan
ciptaan lain. Sebaliknya manusia yang takut kepada Allah dan melakukan
kehendakNya disayangi Allah (ayat 22).

PERTIMBANGAN HOMILETIS
P erayaan Minggu Adventus tahun 2021 dimulai hari ini, dan akan
berlangsung selama 4 minggu ke depan, menjelang perayaan Natal
Kristus tanggal 25 Desember 2021. Meskipun kita tidak tahu secara pasti
kapan Perayaan adventus itu di mulai, tetapi adventus telah dihidupi baik
oleh Gereja Katolik maupun Gereja Protestan dalam waktu yang cukup
lama. Perayaan Adventus itu sendiri pada satu sisi mengingatkan umat
tentang peristiwa kedatangan Tuhan Yesus yang pertama ke dalam dunia
ini, melalui misteri inkarnasi yang agung. Dimana Kristus merendahkan
diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam dimensi ruang dan
waktu, menderita, disalibkan dan mati, tetapi bangkit dengan misi
membebaskan manusia dan dunia dari kuasa dosa dan maut. Dan pada
sisi yang lain, perayaan adventus mengingatkan umat bahwa orang-
orang percaya pada Yesus sementara berada pada masa penantian yaitu
menanti kedatangan Yesus pada kali yang kedua (parousia). Dimana Ia
akan hadir sebagai hakim yang adil, untuk menghakimi orang yang hidup
dan yang mati.
Pada persfektif itu, maka suasana adventus hendaknya dimaknai
tidak saja sebagai momentum mempersiapkan diri menyambut perayaan
Natal, tetapi sekaligus sebagai bentuk mempersiapkan seluruh hidup
umat, menyambut kehadiran Tuhan pada kali yang kedua. Katakanlah
adventus menjadi momentum evaluasi dan refleksi diri tentang kesiapan
kita dalam meyambut kehadiran Sang Hakim yang adil itu.
Dalam proses menanti itu, umat disadarkan bahwa mereka tidak
berada pada suatu dunia yang hampa dan tanpa masalah, tetapi suatu
dunia yang penuh dengan berbagai problematika hidup yang sangat
berat. Sebut saja bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor
dan bencana non alam seperti pandemic covid 19, telah berdampak luas
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH (ADVENTUS I) bagi perubahan tatanan hidup berkeluarga, bermasyarakat dan
Minggu, 28 November
14 2021 bergereja. Perubahan itu sendiri, telah menempatkan banyak orang,
termasuk orang kristen dalam kecemasan, ketakutan, kebimbangan
Oleh: Pendeta Jan. Z. Matatula bahkan keputusasaan dalam menjalani hari-hari hidup ke depan.
Menghadapi situasi umat seperti itu, tentu gereja terpanggil untuk
memberikan penguatan, sehingga umat yang berada dalam penantian itu,
Nas Bacaan : Yesaya 7 : 10 - 17 memiliki ketahanan spiritual dalam menghadapi berbagai perubahan
Tema Bulan : Merayakan Spiritualitas Oikumenis hidup, dengan iman yang teguh pada Allah dalam Kristus Yesus, yang
Tema Mingguan : Merayakan Adventus Dengan Berpengharapan selalu memberi pengharapan di tengah ketiadaan harapan itu.
Terkait dengan itu maka tema yang ditetapkan LPJ GPM saat ini
yaitu ; Merayakan Adventus dengan berpengharapan menjadi menarik
PENGANTAR untuk kita renungkan, dalam terang teks bacaan kita Yesaya 7 : 10 - 17
kehendakNya. Alkitab malah melukiskan bahwa tanda kehadiran Tuhan
MEMAHAMI TEKS DALAM KONTEKS KITA. itu berwujud dalam beragam bentuk seperti ; Guruh, petir, sangkakala,
Teks Yesaya 7 : 10 - 17, mesti ditempatkan sebagai bagian yang awan yang pekat, asap dan api, sebagaimana yang menandai kehadiran
tak terpisahkan dari pasal 7 : 1 - 9, yang menarasikan tentang situasi Tuhan di kaki gunung Sinai kepada Musa dan umat Israel (bd. Kel. 19:17-
yang di hadapi Ahas, raja Yehuda pada waktu itu. Raja Ahas yang 19), dll.
memerintah Yehuda (Israel Selatan) sejak tahun 735 – 715 SM) Jadi, melalui tanda-tanda itu (apakah sesuatu yang ada di langit
diperhadapkan dengan penyerangan Rezin raja Aram dan Pekah raja atau di bawah bumi), Tuhan hendak menyatakan bahwa Ia adalah Allah
Israel Utara ke Yehuda untuk menjatuhkan pemerintahannya, dan yang berkuasa atas alam semesta dan karena itu, Ia dapat saja
berencana mengangkat anak Tabeel sebagai raja menggantikan Ahas menggunakan semua materi yang ada di alam ini untuk menyatakan
sebagai raja Yehuda (lih.7:6). Penyerangan itu sebagai akibat dari kehadiran dan kehendakNya. Jadi tawaran yang disampaikan kepada
penolakan raja Ahas untuk bergabung dalam koalisi yang hendak Ahas itu bersifat sangat luas, yang meliputi seluruh alam semesta.
dibentuk Aram dan Israel dalam rangka menghambat lajunya Sebetulnya, tawaran Yesaya kepada Ahas untuk meminta tanda
perkembangan pemerintahan Azyur yang sementara berjaya pada masa ini tidak perlu dilakukan kalau Ahas setia mendengarkan suara Tuhan
itu. sebagaimana yang disampaikan nabi Yesaya. Jadi tawaran “Mintalah
Menghadapi serbuan Rezin dan Pekah ke Yerusalem membuat suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu”, hendak menegaskan bahwa,
Ahas menjadi gemetar dan ketakutan. Penulis melukiskan ketakutan ternyata Ahas bukanlah tipe raja yang taat dan setia mendengarkan
Ahas dan rakyatnya sama seperti pohon-pohon hutan yang bergoyang di suara Tuhan. Sebab kalau Ahas taat dan setia mendengarkan suara
tiup angin. (lih. Yesaya 7;2c). Situasi ini menempatkan Ahas dan Tuhan, maka pasti apa yang disampaikan nabi Yesaya sebelumnya,
rakyatnya dalam ketegangan. Nah dalam situasi penuh ketakutan dan sebagaimana digambarkan dalam pasal 7:4, sudah cukup baginya untuk
ketegangan seperti itu Tuhan menghadirkan nabi Yesaya untuk meyakinkan dirinya, bahwa yang disampaikan Nabi Yesaya adalah
menyampaikan kehendakNya bagi Ahas dan Yehuda, kataNya ; keputusan Tuhan yang tidak hanya didengar, tetapi harus dilaksanakan.
“Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan Tapi Ahas tidak mendengarkan suara Tuhan itu. Kecemasan, ketakutan
janganlah hatimu kecut…” (lih. 7:3). Pernyataan ini adalah penegasan berhadapan dengan kekuatan perang yang hendak menghancurkan
tentang jaminan Tuhan terhadap Ahas dan Yehuda, bahwa Tuhan akan tampuh pemerintahannya membuat Ahas mengabaikan suara Tuhan.
menyelamatkan Ahas dan rakyatnya, bahkan keturunan “Daud”. Rezim Ketika Tuhan berkata: “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang,
dan Pekah tak akan bisa menghancurkan Yehuda. Karena itu Ahas dan janganlah takut dan janganlah hatimu kecut…” (lih. 7:3). Suara Tuhan ini
rakyatnya harus sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dan tidak sebetulnya mesti menjadi kekuatan dan pengharapan bagi Ahas dan
mencari kekuatan lain. Yehuda menghadapi situasi penuh ketakutan dan ketegangan itu.
Dari gambaran seperti ini kita akan merenungkan teks kita Yesaya Pada sisi yang lain, sebagai raja Yehuda, Ahas mesti menyadari
7:10-17, dengan menghadapkan 3 hal pokok sebagai bahan sungguh bahwa Allah yang mereka sembah, adalah Allah yang berkuasa
perenungan. atas alam semesta dan karena itu Allah pasti mampu menyelamatkan
Yehuda dari serbuan Aram dan Israel utara yang bagi Allah, dilukiskan
Pertama, Pengharapan selalu ada di tengah kesediaan mendengarkan hanya seperti ; “… dua puntung kayu api yang berasap” (bd.7:4).
suara Tuhan. (Ayat 10 – 11). Artinya, mereka hanyalah manusia-manusia belaka dengan kuasa
Teks ini diawali dengan tawaran Yesaya kepada Ahas untuk duniawi yang amat terbatas. Katakanlah kekuatan mereka tak dapat
meminta tanda. “Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu” (ayat menandingi kekuatan dan kuasa Tuhan.
11a). Dalam Alkitab tanda selalu berhubungan dengan kehadiran Tuhan Demikian pula, frase “Mintalah suatu pertanda dari TUHAN,
dan kuasaNya. Jadi tanda bukanlah sekedar sebuah simbol tanpa Allahmu, melukiskan pula bahwa di tengah ketidaksetiaan Ahas dan
makna, tetapi tanda mengekspresikan kehadiran Tuhan dengan Yehuda mendengarkan suara Tuhan, toh Tuhan tetap setia menunjukan

15 16
kemurahan, kasih dan keberpihakanNya kepada Ahas dan Yehuda. Ahas tidak mau meminta tanda dari Tuhan, bukan karena kesalehannya
Tuhan masih memberi kesempatan kepada Ahas dan Yehuda untuk tetapi karena ia tidak mau bergantung pada Tuhan. Ia bahkan tidak
datang padaNya dan memohon pertolonganNya. mengandalkan Tuhan untuk menyelesaikan persoalan yang sementara
Catatan Reflektif dihadapinya.
1. Setiap orang percaya terkadang berada dalam situasi yang penuh Dalam catatan sejarah Pemerintahan raja-raja Yahuda, raja Ahas
dengan ketakutan dan ketegangan, akibat dari beratnya beban- yang memerintah di Yerusalem selama 16 tahun itu, dikenal sebagai raja
beban hidup, tantangan-tantangan hidup yang harus di alaminya. yang jahat perbuatannya. Ia tidak melakukan apa yang benar dimata
Beban dan tantangan hidup itu berkaitan dengan soal ekonomi TUHAN, Allah seperti Daud bapa leluhurnya. (bd. 2 Taw. 28:1). Ia
keluarga, soal pendidikan anak-anak, soal lapangan pekerjaan yang menyembah Baal, mengorbankan anak lelakinya sendiri di lembah
sulit, soal pekerjaan dikantor atau tempat kerja, soal sakit dan Hinom, memasukan agama kafir ke Damsyik dan menajiskan Bait Allah di
penyakit yang di derita, dll sebagainya. Banyak orang mengeluh, Yerusalem.
banyak orang putus asa, banyak
17 orang menjadi bimbang dan hilang Jadi catatan ini memperjelas pemahaman kita mengapa Ahas
harapan. Dalam situasi seperti itu firman Tuhan mengajak kita untuk menolak meminta tanda. Karena Ahas tidak mengandalkan Tuhan dan
merendahkan diri dihadapan Tuhan, memohon pertolonganNya dan mengharapkan campur tangan Tuhan dalam proses pemerintahannya. Ia
dengarkanlah suara Tuhan. Mendengarkan suara Tuhan itu dapat justru mengandalkan kekuatan dirinya sendiri dengan meletakan
kita alami melalui kesetiaan kita beribadah, berdoa dan membaca pengharapan pada bantuan bangsa Asyur. Begitu kuatnya
firman Tuhan. Ini cara yang efektif bagi setiap orang untuk pengharapannya pada Asyur, sehingga ia mengangkat dirinya sendiri
mendengarkan suara Tuhan. sebagai hamba dan anak dari Tiglat-Pileser. Jelasnya dikatakan; “Aku ini
2. Bahwa dewasa ini begitu banyak orang percaya yang tidak lagi hambamu dan anakmu”. Karena itu ia memohon supaya raja Tiglat-
mendengarkan suara Tuhan. Mereka lebih banyak mengandalkan Pileser menyelamatkannya dari serangan Rezin dan Pekah (Bd. 2 Raja-
suara hati mereka sendiri. Mereka lebih mengandalkan suara dari Raja 16:7). Demikian pula untuk mendapatkan
18 bantuan dari Asyur, Ahas
orang-orang yang dianggap dapat menyelesaikan persoalan hidup tidak segan mengambil emas dan perak dari Rumah Peribadahan untuk
mereka. Memang, mendengarkan nasehat, anjuran, bimbingan dari diserahkan kepada raja Asyur sebagai upeti. Sikap Ahas ini, sama
orang yang kita anggap berpengaruh boleh, tetapi semua itu tidak dengan menolak Allah berkarya dalam seluruh proses pemerintahannya
boleh mengabaikan sikap kita untuk mendengarkan suara Tuhan. di Yehuda. Sungguh disesalkan, kemurahan hati Tuhan yang luar biasa,
3. Demikian pula tidak sedikit juga orang Kristen yang masih justru ditolak oleh Ahas.
mendengarkan suara paranormal untuk meramalkan masa depan Menghadapi sikap Ahas yang tetap membandel dan menolak
hidup mereka bahkan keluarga mereka dari pada mendengarkan meminta tanda, Yesaya menjadi sangat kesal dan menegurnya dengan
suara Tuhan. Bila kita tidak membuka hidup kita untuk berkata ; “Baiklah dengarkan hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu
mendengarkan suara Tuhan, maka itulah awal dari kejatuhan kita melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?” (ayat 13).
dalam hidup dan kerja kita. Melalui teguran ini pada satu sisi, Yesaya mengingatkan Ahas bahwa
sebagai turunan Raja Daud (“keluarga Daud”), tidak layak bagi Ahas
Kedua: Jangan mengandalkan kekuatan diri, tetapi andalkan kekuatan untuk menolak tawaran tersebut. Dan pada sisi yang lain, teguran ini
Tuhan. (ayat 12 – 13). menjelaskan karakter Ahas sebagai raja yang selama memerintah,
Respons Ahas terhadap tawaran Tuhan melalui Yesaya untuk telah menyusahkan banyak orang dengan penindasan dan kelaliman
meminta tanda di tolak oleh Ahas. Jawaban Ahas ; “Aku tidak mau yang menyengsarakan mereka, dan kini ia masih melelahkan Allah
meminta, aku tidak mau mencobai Tuhan” (ayat 12), sepintas lalu melalui penghinaan yang dilakukannya, dengan cara menolak
memberi gambaran seolah-olah Ahas bertindak seperti orang saleh yang melakukan kehendak Allah.
tidak mau mencobai Allah (bd. Kejadian 6:16). Tetapi sebenarnya alasan Catatan Reflektif :
1. Sebagai orang percaya kita diingatkan bahwa sehebat apapun kita, Ahas, walaupun Alkitab sendiri tidak secara gamblang menunjuk siapa
secerdas apapun kita belum tentu kita mampu menyelesaikan perempuan itu, dan siapa anak yang disebut dengan Imanuel itu. Tetapi,
persoalan-persoalan hidup yang kita hadapi. Di tengah kehebatan nama Imanuel yang berarti “Allah beserta kita”, menjadi pesan dan berita
kita, di tengah kecerdasan kita, kita juga punya kelemahan dan sentral yang hendak disampaikan nabi Yesaya kepada Ahas dan
keterbatasan sebagai manusia, dibandingkan dengan Allah dalam Yehuda yang tidak setia kepada Tuhan itu.
Kristus Yesus yang tidak terbatas kemampuanNya. Karena itu Selanjutnya dijelaskan bahwa Anak itu dibesarkan dengan makan
jangan pernah mengandalkan kemampuan diri sendiri, kecerdasan “dadih dan madu”, yaitu makanan yang lezat yang juga dinikmati oleh
dan kepintaran, strategi dstnya, dalam menyelesaikan persoalan- para nenek moyang mereka pada zaman pengembaraan (Bd. Kej.18:8,
persoalan hidup kita. Andalkan Tuhan saja. Karena seberat apapun Hak.5:25). Dia akan dibesarkan sesuai dengan tradisi Yahwisme,
persoalan yang kita hadapi, Tuhan sanggup menyelesaikannya bagi sehingga anak itu kelak akan membuka jalan baru dan memulai hidup
kita. Yang dibutuhkan adalah jangan bimbang, jangan goyah, jangan umat yang baru berdasarkan Imanuel itu, yang “tahu menolak hal yang
ragu, tetapi tetap teguh dalam imanmu kepada Tuhan. jahat dan memilih hal yang baik.” (bd. Ayat 15). Tegasnya ada jaminan
2. Sebagaimana Ahas menolak meminta tanda, sama dengan menolak yang Tuhan berikan untuk memelihara umatNya dengan caraNya yang
kehadiran Tuhan untuk berkarya, maka jangan pernah menolak ajaib (bd. 6:13).
kehadiran Tuhan dalam hidup kita, dalam rumah tangga kita, dalam Tanda Imanuel ini kemudian hari dihubungkan secara langsung
kerja dan usaha kita. Karena itu letakanlah segala rencana kita dengan kelahiran Tuhan Yesus Kristus (bd. Matius 1 : 23-25), dimana
dalam rencana Tuhan. Dan jangan pernah memaksa Tuhan kata Imanuel ini dilepaskan dari konteksnya dalam kitab Yesaya, dan
mengikuti rencana kita. Sebaliknya, selaraskanlah rencana kita langsung menubuatkan tentang kelahiran Yesus.
dengan rencana Tuhan. Sebab Tuhan tahu apa yang terbaik bagi Dari seluruh penjelasan itu, maka tanda Imanuel itu menerangkan
hidup kita, itulah pengharapan kita. bahwa Tuhan hendak meneguhkan dan menggenapi janji-janjiNya yang
disampaikan kepada Ahas melalui Yesaya dan sekaligus menghukum
Ketiga: Karya Penyelamatan Tuhan Tidak pernah berhenti. (ay. 14-17). Ahas dan pengikut-pengikutnya. Hal itu terbukti, tidak lama kemudian
Berkenan dengan penolakan Ahas untuk meminta sebuah tanda, dimana Aram dan Israel Utara dikalahkan oleh Asyur, tetapi juga
maka Allah sendiri yang memberi tanda kepada Ahas dan Yehuda Yahuda. Demikian pula tanda Imanuel itu menandai sebuah kehidupan
tentang karya Allah yang menyelamatkan keturunan Daud itu. Tanda itu baru dan penghiburan yang Allah siapkan untuk sisa-sisa Israel yang
adalah “Imanuel”. “…Sesungguhnya seorang perempuan muda, diselamatkan Tuhan, dimana mereka adalah umat yang hidup
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan berdasarkan iman kepada Tuhan dan melakukan kehendakNya. Ini yang
menamakan Dia Imanuel.” (ayat 14a). disebut pula sebagai “tunas yang timbul dari tunggul Isai” (lih.Yes. 11:1).
“Tanda” yang diterjemahkan dari kata Ibrani Oth itu, menunjuk Tanda Imanuel ini pula menjadi titik pandang dalam seluruh sejarah
19
pada tanda yang bersifat natural. Jadi tanda Imanuel itu dapat dialami keselamatan, dan memberi perspektif messianic, yang kemudian
dan dibuktikan secara konkrit dalam sejarah, bukan sesuatu yang bersifat digenapi dalam kelahiran Yesus Kristus.
abstrak. Atau dengan kata lain tanda itu dapat dilihat dan dirasakan Jadi tanda Imanuel ini tidak saja menjelaskan bahwa Penyertaan
dengan jelas oleh Ahas, dan darinya Ahas dapat belajar tentang Allah itu, berlangsung pada zaman Yesaya dan raja Ahas, tetapi terus
penyertaan Allah itu. berlangsung sampai dengan zaman kelahiran Yesus dan sampai hari ini.
Kemudian siapakah yang dimaksud dengan perempuan muda PenyertaanNya itu yang menyelamatkan kehidupan manusia dan dunia
dalam tanda ini ??? Kata Ibrani yang digunakan untuk menerjemahkan sampai hari ini. Inilah yang memberi pengharapan bagi setiap orang
perempuan muda itu adalah ha,almah, yang artinya seorang wanita muda beriman dari masa ke masa.
entah sudah kawin atau belum (bd. Kej. 24:43, Kel. 2:8, Mz 68:26). Catatan Reflektif : 20
Rupanya wanita muda itu sudah dikenal baik oleh Yesaya maupun oleh
1. Bahwa rencana keselamatan Allah bagi umatNya tak akan pernah
berubah, tak akan pernah dibatalkan, kendati umat menolak karya
keselamatan itu. Ahas yang menolak meminta tanda, tidak
mengurangi kemurahan Allah dan rencana Allah untuk MATERI BIMBINGAN KHOTBAH (ADVENTUS II)
menyelamatkan Ahas dan Yehuda. Realitas ini juga menjadi bukti Minggu, 05 21
Desember 2021 22
dari kemurahan Allah yang besar untuk menyelamatkan kita sebagai
orang-orang percaya. Tentu berita ini meneguhkan pengharapan Oleh : Pendeta Marleen Rolette Tuhusula — Talakua
setiap orang percaya yang merayakan adventus saat ini.
2. Bahwa Tanda Imanuel, selalu mengingatkan kita sebagai orang
percaya bahwa janji penyertaan Allah tetap nyata dan sempurna Nas Bacaan : Habakuk 2 : 1 — 5
dalam hidup kita. Dan Tanda Imanuel akan memberi pengharapan Tema Bulanan : Merayakan Adventus Dan Natal Kristus Dengan
kepada kita dalam meniti hari-hari hidup ke depan sebagai keluarga, Rendah Hati Dan Setia
gereja dan masyarakat di tengah situasi dan kondisi dunia yang kian Tema Mingguan : Merayakan Adventus Dengan Beriman
berubah, termasuk di tengah pandemic covid 19. Dunia terus
berkembang dan berubah, sikap dan perilaku manusia pasti berubah
di tengah-tengah perubahan itu, tapi penyertaan Tuhan tidak pernah PENGANTAR
berubah, karena Dialah Sang Imanuel.

Selamat Merayakan Adventus I


K ita sudah memasuki bulan Desember, yang sarat dengan berbagai
perayaan gerejawi, baik Adventus, Natal dan Akhir Tahun, semoga
umat tetap siuman untuk memaknai setiap perayaan itu bagi hidupnya
Selamat Mempersiapkan Khotbah, Sesuai Dengan Konteks Jemaat kedepan. Dalam minggu Adventus ke-2, Lembaga Pembinaan Jemaat
Masing-Masing. Tuhan Yesus Memberkati. GPM memilih Tema Khotbah Mingguan: “Merayakan Adventus Dengan
Beriman”. Merayakan Adventus dan Natal adalah dua peristiwa yang
tidak dapat dilepas-pisahkan, artinya bahwa ketika kita merayakan
minggu-minggu Adventus, kita mengarahkan pandangan kita ke depan
menanti kedatangan Tuhan dengan beriman, tetapi serentak dengan itu
kitapun menengok ke belakang memperingati kadatangan-Nya dalam
peristiwa Natal. Oleh karena itu perayaan Adventus mengajak kita
bagaimana seharusnya kita hidup sekarang ini, kini dan disini dengan
tetap beriman kepada Yesus Kristus.
Merayakan Adventus dengan beriman, hendak menegaskan
bahwa apapun tantangan dan persoalan termasuk pandemi Covid-19,
tidak akan mengubah iman dan pengharapan kita kepada Yesus Kristus.
Sikap beriman menanti kedatangan Tuhan, bukanlah sikap pasif dan
menunggu saja, tetapi sikap yang aktif dan penuh sukacita melaksanakan
tugas dan tanggungjawab kita bersama sebagai murid-murid Kristus.
Sikap seperti itu bersumber kepada pengharapan kita kepada
kedatangan Tuhan di masa kini dan di masa yang akan datang.
Sikap beriman di tengah berbagai tantangan dan persoalan adalah
juga sikap Nabi Habakuk, ketika Yehuda umat Allah jatuh ke tangan
musuh mereka bangsa Kasdim yang lebih jahat dan umat Allah dibuang Nabi Habakuk merasakan bahwa Allah masih menunda - nunda
ke Babel. Rupanya Habakuk adalah orang yang jujur, terus terang dan untuk menjawab pertanyaannya tentang keadilan Allah, yang telah
apa adanya, menghadapi masa-masa sulit bersama umat, Habakuk tidak menghukum umat-Nya lewat bangsa Kasdim yang lebih jahat dan lebih
berputus asa atau hilang harapan. Dia juga tidak berpangku tangan, berdosa dari umat-Nya sendiri. Walaupun demikian Habakuk tetap
terima nasib, tetapi dia membuka diri dihadapan Allah. Ia bertekad untuk menanti dengan sabar akan jawaban Allah, sebab
mempertanyakan tentang keadilan Tuhan Allah, Habakuk merasa Habakuk masih tetap percaya bahwa Allah pasti akan menjawab
seakan-akan Tuhan Allah tidak adil bahkan diam dan tidak peduli, apalagi pertanyaannya dan Allah pasti punya alasan atas tindakan-Nya. “Aku
ketika dia mengetahui bahwa Allah akan memakai orang fasik seperti mau berdiri di tempat pengintaian dan berdiri tekak di menara, aku mau
Kasdim untuk menghukum Yehuda. meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku”
(ay.1). Hal ini menunjukkan tekad Habakuk untuk menanti dengan setia,
sabar dan tegar walaupun jawaban Tuhan Allah dirasakan terlalu lama
KAJIAN TEKS dan mungkin saja tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kita tidak
Dalam kitab Habakuk, ia berbicara tentang zaman yang penuh tahu berapa lama Habakuk harus menanti, tetapi kita tahu benar bahwa
dengan kekerasan, ketidakadilan , ketiadaan hukum, di antara umat Allah Tuhan Allah pasti memberikan jawaban kepada Habakuk.
(Hab.1:2-4). Jika Yehuda akan dihukum karena perbuatan mereka, Penantian Habakuk ternyata tidaklah sia — sia, sebab Tuhan Allah
memang itu selayaknya, tetapi mengapa Tuhan menghukum Yehuda menjawab Habakuk: “Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirlah itu pada loh -
dengan menggunakan bangsa yang jauh lebih jahat? Karena itu Nabi loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya” (ay.2). Hal ini penting
Habakuk sebagai orang yang beriman mempertanyakan keadilan Allah untuk mengingatkan Habakuk dan 23 umat-Nya bahwa Allah bukan
(Hab. 1 : 12 - 17). Bagaimana mungkin Allah yang adil dan baik, yang bertindak tidak adil dan IA tidak akan membiarkan umat-Nya menderita,
membenci kejahatan, memperhadapkan umat-Nya dengan satu bangsa sebab Allah akan segera bertindak. Allah menjawab pertanyaan nabi
yang secara terang - terangan mendewakan kekuatan dirinya sendiri? Habakuk mengenai kekuasaan yang jahat di dunia dan kehidupan orang -
Apakah Allah akan membiarkan Babel (orang Kasdim) terus menerus orang benar. Allah bukannya membiarkan kejahatan merajalela dan
menjarah serta membunuh bangsa - bangsa termasuk Yehuda dengan menang atas kebaikan, tetapi Allah menegaskan bahwa akan tiba
tidak mengenal belas kasihan? (Hab.1:17). saatnya, semua orang jahat akan dibinasakan dan orang yang akan
Jika pada pasal sebelumnya nabi Habakuk mempertanyakan diselamatkan hanyalah orang - orang benar, dan mereka yang tetap
keadilan Allah yang menghukum umat-Nya Yehuda, maka pada bagian memegang teguh imannya kepada Allah. Allah meyakinkan Habakuk
ini (Habakuk 2 : 1 - 5), Tuhan Allah memberi jawab terhadap pertanyaan bahwa akan tiba saatnya yang ditetapkan Allah, sebab kejahatan dunia
(protes) nabi Habakuk. Walaupun jawaban Tuhan Allah bukanlah yang akan sampai pada titik akhir, dan umat Allah yang setia harus sabar
diharapkan oleh nabi, namun lewat jawaban ini, Allah menghendaki umat- menanti saatnya dengan beriman, sekalipun tampaknya begitu lama.
Nya belajar menjadi umat yang beriman secara benar. Memang cara
berpikir manusia sering berbeda dengan apa yang dirancangkan oleh Adventus : Orang benar akan hidup oleh Iman (ay. 4 — 5)
Allah, namun Allah selalu merancangkan yang terbaik bagi umat Di sini Tuhan Allah ingin menegaskan tindakan keadilan-Nya yang
kepunyaan-Nya. Di balik jawaban Allah, sesungguhnya IA menghendaki dipersoalkan oleh nabi Habakuk. Allah seakan - akan berkata kepada
umat-Nya untuk tetap bertahan di dalam Iman, serta tetap siuman untuk Habakuk bahwa, memang penilaian Habakuk tentang kejahatan orang -
hidup di dalam kebenaran, betapapun sukarnya situasi yang dihadapi orang Kasdim itu benar, dan sekalipun orang Kasdim yang jahat itu
oleh mereka. Karena itulah Tuhan Allah memerintahkan Habakuk untuk dipakai Allah untuk menghukum umat-Nya sendiri, namun kejahatan
mencatat apa yang dilihatnya dan diukir diatas loh batu. mereka tidak akan luput dari penghukuman. Sedangkan orang benar,
walaupun mengalami penderitaan dan sengsara karena perbuatan orang
Adventus : Menanti Dengan Iman (ay. 1 — 3) yang jahat, mereka tidak akan binasa, melainkan akan hidup oleh karena
imannya kepada Allah, yaitu iman yang mengajarkan tentang pertobatan semakin tertekan dan mulai goyah di dalam iman. Namun demikian
dan pembaruan hidup. sebagai orang - orang percaya, kita tidak boleh berputus-asa.
“….orang yang membusungkan dada tidak lurus hatinya…” (ay.4.a) Hendaklah kita tetap berpegang teguh pada iman dan pengharapan
“Orang sombong dan khianat……., tidak akan tetap ada” (ay.5.a) kepada Tuhan Yesus, sang Juruselamat kita yang sudah datang
ungkapan - ungkapan ini menunjuk pada kehidupan orang - orang yang menjumpai kita, rela berkorban dan mati di tiang kayu salib, tetapi
jahat seperti orang Kasdim (Babel) yang mendewakan kekuatan fisik kemudian bangkit kembali dan naik ke sorga. IA akan datang kembali
(perlengkapan perang), tetapi juga kepada orang - orang yang pada kali yang kedua untuk memberi keselamatan yang paripurna itu
menyombongkan diri, mengandalkan kekuatan diri, kekuasaan atau bagi orang - orang yang kedapatan menanti dengan beriman. IA
kekayaan dan mengabaikan Tuhan Allah. Pada akhirnya mereka akan adalah Tuhan yang memerintah dengan adil dan benar, yang
dihukum karena tidak setia kepada Allah dan merampas milik melaluinya kita akan menikmati damai sejahtera. Memang nampaknya
sesamanya yang menderita. berbagai kejahatan dan ketidakadilan itu masih terjadi dimana-mana.
“…tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya” Pemerintahan Allah yang adil dan benar itu masih mendapat
(ay.4.b), di sini “percaya” berarti beriman yang kokoh kepada Allah, hambatan yang besar, tetapi kita yakin bahwa Tuhan yang adil dan
walaupun diperhadapkan dengan berbagai tantangan dan persoalan. benar itu tidak pernah diam. IA akan menjawab setiap Doa dan
Orang yang beriman kepada Allah juga akan tetap siuman dan sadar, Permohonan kita umat-Nya.
jika ia melakukan kesalahan akan segera sadar, bertobat dan berbalik 3. Pernyataan Habakuk bahwa orang benar akan hidup oleh percayanya
pada jalan orang benar yang dikehendaki oleh Allah. (ay.4.b), mengingatkan kita bahwa setiap orang siapun dia, yang
dibenarkan oleh Allah, bukanlah karena jasanya atau perbuatannya
PERTIMBANGAN HOMILETIS tetapi hanya karena anugerah Allah (band. Roma 1 : 17b). Oleh
1. Adventus adalah perayaan penantian, namun demikian penantian itu sebab itu tidak boleh ada orang yang membusungkan dada, merasa
bukanlah penantian dalam ketidakpastian, sebaliknya merupakan kuat dan hebat, dan merasa berkuasa untuk menghancurkan hidup
masa penantian orang - orang beriman yang penuh dengan sukacita orang lain. Tetapi hendaklah ia dengan rendah hati menyerahkan
dan pengharapan akan kedatangan Yesus Kristus pada kali yang hidupnya dikendalikan oleh kuasa Roh Kudus, dalam iman dan
kedua. Memang tidak seorang-pun tahu akan waktu kedatangan-Nya, pengharapannya kepada Yesus Kristus. Perayaan Adventus hendak
tetapi IA telah meminta orang - 24
orang percaya untuk menanti dengan mengajak kita untuk menanti dan menyambut kedatangan Tuhan
beriman. Sikap beriman bukanlah sikap yang pasif dan menunggu dengan pengakuan iman bahwa DIA yang dinantikan adalah Allah
saja waktu kedatangan-Nya, tetapi sikap yang aktif, siuman, mawas yang akan bertindak dengan adil untuk melawan segala bentuk
diri dan sadar untuk terlibat secara penuh dalam seluruh tugas dan ketidakadilan, diskriminasi, kekerasan dan berbagai kejahatan
tanggung jawab bersama untuk mengembankan misi Tuhan dalam manusia.
kehidupan pribadi, keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara. 4. Silakan dikembangkan sesuai konteks pergumulan jemaat dalam
Sikap yang aktif dalam mengemban tugas dan tanggungjawab kita arahan Tema : “Merayakan Adventus Dengan Beriman”
bersama merupakan tanda bahwa kita masih hidup dalam MATERI BIMBINGAN KHOTBAH (ADVENTUS III)
pengharapan akan kedatangan Tuhan sekarang dan di masa yang 25
Minggu, 12 Desember 2021 26
akan datang.
2. Perjalanan di tahun 2021, bukanlah perjalanan tanpa masalah, kita Pendeta Y. Colling
menghadapi banyak sekali tantangan dan persoalan, baik selaku
pribadi, keluarga maupun sebagai gereja yang adalah persekutuan
tubuh Kristus. Kitapun masih bergumul menghadapi pandemic Covid- Nas Bacaan : Zakharia 9 : 9 - 10
19 yang telah mengubah gaya hidup kita. Mungkin saja kita merasa Tema Bulanan : Merayakan Adventus dan Natal Kristus Dengan
Rendah Hati dan Setia Hidup ini semakin membingungkan dan mengkuatirkan seperti sudah
Tema Mingguan : Merayakan Adventus Dengan Bersukacita jatuh tertimpa tangga pula. Sukacita atau suasana hati yang gembira
terutama dalam menghadapi situasi yang seperti ini seolah-olah menjadi
sunyi senyap…Apalagi tidak seperti biasanya ketika memasuki minggu-
PENGANTAR minggu adventus kadang kita terlena pada gaya hidup yang sedikit

M emasuki masa-masa Adventus adalah sebuah masa di mana


semua orang Kristen berada dalam kesiagaan
mempersiapkan diri di dalam pengharapan dan penantian akan
untuk
mengabaikan makna Adventus yang sesungguhnya. Kecenderungan kita
lebih pada pertimbangan hal-hal yang lahiriah ketimbang sukacita kita
pada masa-masa penantian menyambut kedatangan Kristus dalam
kedatangan atau kelahiran Kristus (NATAL). Pada masa inilah orang- hubungan dengan iman, pengharapan dan kasih.
orang Kristen terpanggil untuk memaknai dan merefleksikan hidup. Tentu Menghadapi semua masalah yang terjadi, yang membelenggu kita
refleksi hidup yang bermuara pada perenungan dan pertobatan, dan sepertinya kita tenggelam dalam lautan yang luas dan dalam. Menurut
bukan hanya mempersiapkan diri menyambut Pesta Natal secara lahiriah Eka Darmaputra jika mau menghayati makna Adventus yang
tetapi sesungguhnya mempersiapkan diri menyambut kedatangan sesungguhnya maka ikutilah resep Augustinus yakni: Kita harus
Kristus yang kedua kalinya ke dunia. menyadari bahwa kita seolah-olah seperti orang yang sedang tenggelam,
Biasanya didalam perayaan minggu-minggu Adventus dari minggu meronta-ronta, tangan kita menggapai-gapai, berusaha mengangkat
Advent I hingga IV, kita diarahkan dengan pesan dan makna tersendiri kepala kita dari dalam air untuk mencari udara untuk bisa bernapas,
pada setiap perayaan. Pada minggu Adventus yang ke-III ini, kita sebab kita tau itu satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Semestinya
mengenalnya dengan minggu GAUDETE (bhs Latin), yang artinya orang Kristen mencari Tuhan seperti orang yang tenggelam mencari
BERSUKACITALAH. Karena itu Tema Mingguan kita diarahkan dengan: udara.. Pikiran Augutinus ini memberi makna jika Tuhan digambarkan
MERAYAKAN ADVENTUS DENGAN BERSUKACITA. Tentu tema ini sebagai udara, tentu dalam setiap waktu kita membutuhkan Tuhan, sebab
adalah sesuatu yang menantang bila dihadapkan dengan pergumulan hanya Tuhan saja yang dengan kuasa dan mujizatNya mampu
hidup saat ini. Bagaimana mungkin kita BERSUKA CITA di tengah menyelesaikan segala perkara.
kondisi hidup yang memporak-porandakan akibat dari berbagai masalah
hidup yang kita hadapi dan yang tak pernah berakhir bagaikan ombak KAJIAN TEKS
panggil ombak. Apalagi bencana alam dan non alam yang terus terjadi Ayat 9, bagian ini menjelaskan nubuat nabi Zakharia tentang restorasi
dan tak pernah berujung, yang telah meluluhlantahkan seluruh atau pemulihan bagi orang-orang Yahudi setelah Kembali dari
kehidupan dari berbagai segi. Ada seorang anak yang viral di media pembuangan baik di Yehuda maupun di Yerusalem bahwa Tuhan
social beberapa waktu lalu yang mengungkapkan kekesalannya tetapi sendirilah yang akan datang untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi
juga kebingungannya dengan kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah dari berbagai penderitaan yang mereka alami sebelumnya namun
dalam hubungan dengan bencana Alam dan Non Alam. Anak ini sebelumnya orang-orang Yahudi harus hidup sesuai dengan kehendak
mengatakan: Jika Gempa Disuruh Keluar Tinggalkan Rumah Dan Covid Tuhan, ini adalah seruan pertobatan yang harus dikerjakan oleh orang-
Disuruh Masuk Jangan Keluar Rumah..Keluar Masuk-Keluar Masuk Tara orang Yahudi sejak Kembali dari pembuangan (1:3-4). Bahkan Tuhan
Lama (Seng Lama) Pintu Rusak!!. Kalimat ini terdengar lucu, tetapi akan bertindak melenyapkan bangsa-bangsa yang menindas (9:4-6).
memilki makna yang luar biasa. Artinya bahwa manusia seolah-olah Kehadiran Tuhan yang digambarkan sebagai seorang Raja menunjukan
kehilangan tempat untuk merasa nyaman dan terlindung, tidak ada lagi bahwa kekuasaanNya tentu berbeda dengan pemerintahan di dunia atau
ruang bagi manusia untuk merasakan kenyamanan dan perlindungan, raja-raja dunia yang memerintah dengan kekerasan atau yang sarat
yang ada adalah ketakutan, kebimbangan, kekuatiran bahkan kadang dengan kepentingan yang menimbulkan penderitaan bahkan kematian.
kemarahan yang tidak terbendung untuk saling mempersalahkan satu Tetapi Ia datang sebagai seorang Raja yang memerintah dengan adil dan
terhadap yang lain, munculnya demontrasi, teori konspirasi, hoaks dll. jaya dan lemah lembut.Nubuat Zakharia ini berhubungan dengan

27
kedatangan Yesus yang datang sebagai raja bukan dengan kemegahan kondisi ini semakin terpulihkan. Kenyataannya kasus-kasus yang
dan kekuatan prang tetapi Ia datang dengan mengenderai keledai, berkaitan dengan pandemic covid -19 semakin jauh menurun, baik
seekor keledai dengan beban yang muda. (Ayat.9b; bdk.Mat.21:5 dan yang sakit maupun yang meninggal, pintu-pintu gereja sudah dibuka
Yoh.12:15). Yesus memilih menunggang keledai dan bukan kuda-kuda untuk beribadah dan seluruh aktifitas sudah mulai normal kembali.
jantan yang biasa dipakai dalam medan peperangan tetapi Yesus memilih Perekonomian kita sudah mulai pulih, namun tentu kita terus berjaga-
keledai yang adalah binatang yang serba kekurangan yakni binatang jaga dengan tidak mengabaikan protocol kesehatan, sebab tidak ada
yang dikenal lamban, lemah dan bodoh. Binatang ini juga adalah binatang seorang pun yang dapat memastikan kapan berakhir secara tuntas.
setia yang dapat dikerjakan dengan tuntas selagi keempat kakinya masih Walaupun kondisi ini sudah mulai pulih tetapi kenangan yang
berdiri tegak ia akan tetap memikul beban seberat apapun. Mungkin menyisahkan yakni batin yang terluka masih belum sembuh, karena
beban yang yang dimaksudkan adalah merujuk pada penderitaan Yesus banyak orang kehilangan orang-orang yang dikasihi akibat pandemic
yang akan dipikulNya namun tetap setia sampai mati. ini maupun kehilangan tempat tinggal akibat gempa, banjir, longsor
dan masalah-masalah yang lain yang turut terbawa dalam suasana
Ayat 10, menunjukan bahwa raja yang datang adalah Raja Damai karena hidup yang tidak menguntungkan. Tetapi sekali lagi kita harus terus
itu kedatanganNya adalah membawa damai. Semua perlengkapan bersyukur dan bersukacita, sebab Tuhan tidak tinggal diam dan
perang seperti kereta, kuda dan panah akan di lenyapkan. Tidak ada menjadi penonton yang bersorak ketika melihat penderitaan
lagi peperangan. Sang Mesias yang dinantikan akan datang sebagai Raja UmatNya, tetapi kasihNya yang tidak terselami itu akan selalu
Damai yang tidak berpihak kepada suku-suku tertentu atau kerajaan- menuntun kita sesuai dengan caraNya. Karena itu, BERSUKACITA
kerajaan tertentu termasuk orang-orang Yahudi untuk membangun tidak hanya dimaknai ketika hidup kita beruntung karena tidak ada
perdamaian atau rekonsiliasi yang tidak terbatas bahkan kepada masalah dan penuh dengan berkat-berkat jasmani yang menjadi
seluruh bangsa dan kerajaan didunia. ukuran kebahagiaan, tetapi sesungguhnya BERSUKACITA menjadi
karakter hidup kita dalam segala situasi apapun, sebab dibalik dari
PERTIMBANGAN HOMILETIS semua masalah yang kita hadapi ada maksud Tuhan yang indah
Berdasar Analisa Teks diatas dan berdasarkan konteks riil pergumulan untuk menuntun kita pada jalan hidup yang lebih baik berdasarkan
pelayanan yang kita alami saat ini, maka ada beberapa hal penting yang kasihNya yang tak terselami itu.
dikemukakan yang dapat dipertimbangkan dalam pemberitaan Firman 2. Memasuki minggu-minggu Adventus atau yang disebut dengan masa-
pada minggu Adventus yang ke-III ini. masa penantian, mengarahkan kita untuk melihat kedepan
1. Memasuki minggu Adventus yang ke-III ini tentu masih banyak mempersiapkan diri menyambut Sang Mesias yang akan datang.
masalah yang belum selesai baik itu pribadi maupun keluarga bahkan Dia yang datang sebagai Raja Damai yang disambut dengan sorak-
masalah yang sangat mengglobal yakni bencana alam seperti banjir, sorai (bdkn ayat 9&10), tentu ayat ini merujuk pada suasana hati
longsor dll serta bencana non alam seperti pandemic covid-19. Kedua untuk melepaskan beban-beban hidup yang membelenggu, yang
bencana ini tentu tidak membawa kabar sukacita tetapi kabar dukacita tidak berdaya seperti orang-orang yang kehilangan harapan dan
yang mendalam. Bencana-bencana ini datang tak memberi kabar dan duduk meretapi nasibnya, tetapi harus bangkit, berdiri dan berjalan
pergi meninggalkan khabar kenangan yang mengharukan, sebab dengan keteguhan hati dan semangat yang menggebu untuk siap
yang ditinggalkan hanyalah puing-puing reruntuhan dan air mata menyambut kedatangan Kristus dengan hati yang bersukacita.
kesedihan yang berlinang. Banyak orang yang sakit bahkan banyak 3. Hidup di dalam SUKACITA tentu adalah penyerahan diri seutuhnya
orang yang meninggal, banyak yang kehilangan pekerjaan, kepada Tuhan, sebab DIA yang kita imani di dalam Kristus yang telah
pendapatan keluarga menurun, berdampak kepada pelayanan datang, sedang datang dan yang akan datang menunjukan
Gereja, tetapi juga berdampak kepada negara dalam mendatangkan kehadiranNya menempati ruang dan waktu dalam segala masa dan
kesejahteraan rakyat. Namun kita bersyukur sebab akhir-akhir ini dalam segala situasi kapan dan dimana saja. Pada ruang dan waktu

28
itulah tentu kita diajak untuk meresponi kehadiranNya dengan terus Kedamaian hati menjadi kunci untuk munculnya hal-hal positif dalam
BERSUKACITA. Karena itu, BERSUKACITA harus menjadi gaya hidup manusia. Kata-kata yang terucap dan perilaku yang membuat
hidup Kekristenan kita yang tampil dalam berbagai panggung orang lain nyaman, bersumber dari hati yang damai. Karena itu, patutlah
pergumulan kita. Kesetiaan, ketaatan dan pertobatan tentu adalah di minggu advent ke-4 ini, aspek kedamaian hati menjadi unsur penting
spirit dari orang-orang yang BERSUKACITA. yang kita bangun dalam hidup kita sebagai tindakan menghidupi makna
adventus itu.

Selamat Berkhotbah Yang Sejuk KAJIAN TEKS


Sesuai Dengan Konteks Masing-Masing Jemaat. Dalam rangka memahami pesan teks, maka akan dilakukan kajian
Selamat Memasuki Minggu Adventus Ke-III- terhadap teks sesuai pesan yang ada pada ayat-ayat ini.
Minggu GAUDETE (Bersukacitalah) Ayat 1-2: Yahweh yang telah menyediakan terang itu bagi Israel.
Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar
TUHAN YESUS BERKATI !!!! (ay.1). Kegelapan berkaitan dengan sejumlah hal yang tidak
menyenangkan. Dalam kegelapan, orang cenderung bergerak perlahan
dan mengkhawatirkan tujuannya yang tidak jelas. Manusia cenderung
akan menjadi lebih takut ketika mereka berada dalam kegelapan karena
ketika gelap orang tidak dapat melihat bahaya yang mungkin muncul.
Kegelapan dalam ayat 1-2 menunjuk kepada situasi hidup Israel yang
sulit dan tidak menyenangkan: ada penderitaan, ada keputusasahan, ada
kepedihan. Situasi hidup yang sulit ini menunjuk kepada kondisi Israel di
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH (ADVENTUS IV) bawah kekuasaan Asyur. Israel menjadi bangsa yang tidak merdeka;
Minggu, 19 Desember
29 2021 30
Israel ditindas oleh Asyur yang menguasainya. Itulah kegelapan yang
sangat pekat.
Oleh : Rachel Iwamony
Ayat 1-2 merupakan pernyatan yang menegaskan pandangan nabi
Nas Bacaan : Yesaya 9 : 1 - 6 Yesaya bahwa waktu yang tidak menyenangkan sebab situasi buruk
Tema Bulanan : Merayakan Adventus dan Natal Kristus Dengan yang telah berlangsung lama itu, telah berakhir. Menariknya, nabi tidak
Rendah Hati dan Setia hanya menggambarkan waktu yang tidak baik (kegelapan), tetapi ia juga
Tema Mingguan : Merayakan Adventus Dengan Kedamaian Hati dengan tegas berbicara tentang terang. Akan ada kemuliaan dan
keagungan. Kemuliaan itu akan terjadi satu kali, tetapi akan berlangsung
PENGANTAR terus-menerus selamanya dan tidak akan berubah atau kekal sifatnya.

T eks khotbah hari ini, Minggu 19 Desember 2021 adalah Yesaya 9:1-
6. Teks ini adalah bagian dari nubuatan tentang Yehuda dan Israel
yang ada dalam Yesaya psl 1 - 12. Teks ini dibaca dalam rangka
Bayangkanlah umat Israel yang sudah lama hidup dalam kegelapan, tiba-
tiba melihat terang yang datang dari Tuhan. Mereka sangat bergembira.
memaknai minggu advent ke-4 yang bertema: Merayakan Adventus Mereka bersukacita sama seperti sukacita pada masa panen, dan
dengan Kedamaian Hati. Damai memiliki 2 (dua) unsur utama, yaitu seperti orang bersukacita ketika mereka membagi-bagi jarahan” (ay.3).
aman dan nyaman. Karena itu, tema ini dengan sengaja ditetapkan untuk Israel menikmati kemakmuran baru seperti perayaan panen setelah
mengajak seluruh warga gereja mengembangkan rasa aman dan musim panas yang berat atau juga seperti perayaan kemenangan setelah
nyaman dalam hidup selama menjalani masa-masa adventus. pertempuran yang melelahkan. Sepertinya, kata menimbulkan banyak
sorak-sorak dan sukacita yang besar (ay.2) secara sengaja ditulis dengan frase "seperti pada hari Midian" (ay. 4). Ini mengacu pada kisah
bersamaan untuk menempatkan intensitas kegembiraan pada tingkat Gideon dan pasukan kecilnya yang hanya terdiri dari tiga ratus prajurit
sangat tinggi. Sukacita ini akan menjadi sukacita kudus, yang (Hakim-hakim 6-7), tetapi meraih kemenangan besar, dan membebaskan
diekspresikan dalam frase di hadapanMu. Sukacita karena berkat-berkat Israel dari penindasan Midian
yang diterima yang diindikasikan dengan sukacita waktu panen. Karena
itu, nabi menegaskan aspek penting di sini bahwa Yahweh yang telah Ayat 5-6 : Kekuasaan yang Mendamaikan
menyediakan terang itu bagi mereka. Yahweh-lah yang telah Nampaknya, pada ayat 5-6, nabi berbicara tentang orang yang sama,
melipatgandakan dan meningkatkan sukacita mereka. Yahweh-lah yang yang dalam psl. 7 digambarkan sebagai anak laki-laki yang lahir dari
menjadi titik fokus perayaan mereka. Bagi nabi, fakta bahwa Yahwehlah seorang perawan. Namun, pada ayat-ayat ini (ay. 5-6), anak itu
yang telah memberikan alasan kepada Israel untuk merayakan terang itu digambarkan sudah lahir, dan telah mengambil alih pemerintahan. Dia
berarti pula mereka dapat mengharapkan masa depan yang baik. Artinya, dilihat sebagai tanda; sebagai anugerah. Pada ayat ini, nabi tidak secara
Yahweh akan menyediakan bagi Israel hari esok yang cerah, sama langsung mengatakan dia adalah anak Daud, sebagaimana dalam psl. 7.
seperti dia telah menyediakan bagi mereka di hari ini. Allah yang Tetapi faktanya ia memegang pemerintahan dengan segala haknya (psl.
bersama mereka di hari ini adalah Allah yang sama, yang akan bersama 22:22) dan keagungan Tuhan di atas bahunya (Mzr. 21:6). Nama-Nya
mereka di hari esok. akan disebut Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa Yang Kekal,
Raja Damai” (ay.6b). Keempat sebutan ini mengungkapkan karakter
Ayat 3-4 : Yahweh akan membebaskan Israel dari kuk penindasan penting dari anak ini.
Dapat dipastikan bahwa kuk adalah alat kayu yang diletakkan di atas
bahu sepasang lembu untuk memungkinkan lembu-lembu itu menarik PENASEHAT AJAIB: Anak itu akan menjadi penasihat bijaksana, yang
bajak sebagai satu tim. Lembu-lembu itu dapat menarik bajak atau sangat kontras dengan Raja Ahaz, yang kebijakan bodohnya telah begitu
gerobak atau jenis beban berat lainnya. Sepasang lembu yang merusak kehidupan. Allah YANG PERKASA (Yesaya 10:21): Anak itu
dipasangkan kuk dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam sehari. dipenuhi dengan kuasa Ilahi untuk memimpin dengan setia. BAPA
Dalam konteks ini, kehidupan seekor lembu yang dipasang kuk sangat KEKAL (Yes. 40:28): Sebutan Bapa kekal menegaskan pandangan nabi
tidak menyenangkan. Dapat dibayangkan, betapa sakitnya lembu melihat bahwa tidak seperti bapa duniawi kita, yang hidup hanya untuk jangka
petani mendekat di pagi hari untuk memasang kuk. Seperti itulah waktu tertentu dan kemudian mereka pergi untuk selamanya. Anak ini
kesulitan Israel di bawah Asyur. akan menjadi Bapa yang pemerintahannya akan bertahan selamanya.
Selain itu, metafor Bapa menunjukkan gambaran nabi tentang kemesraan
Kuk adalah metafora Alkitab yang umum digunakan untuk khusus yang mencirikan kehidupan Israel bersama Yahweh. Dalam Ul.
menggambarkan perbudakan yang dialami orang-orang yang tertindas, di 32:6 peran Yahweh sebagai Bapa Israel dipandang sangat hakiki dan
tangan penindas mereka (lihat Kejadian 27:40; 1 Raja-raja 12:4-14; memberi arah bagi jati diri Israel di dalam dunia. Menurut the New Oxford
Yesaya 47:6; Yeremia 27:2-12; 28: 10-14). Menghancurkan kuk adalah Annotated Bible, RAJA DAMAI adalah gelar mesianis dalam pandangan
metafora untuk mengangkat perbudakan semacam itu (Imamat 26:13; Yahudi dan Kekristenan mula-mula. Metafora raja adalah suatu
Yesaya 58:6; Yehezkiel 34:27). Dalam hal ini, Yesaya sedang melihat pengakuan tentang karya Yahweh dalam menata ciptaan sebagai suatu
pada hari, ketika Yahweh akan membebaskan Israel dari kuk penindas: tempat yang dapat didiami dengan sejahtera. Metafor raja juga tidak
"gandar di atas bahunya" dan "tongkat penindasnya" mengacu pada dapat dilepaskan dari hal kekuasaan. Terwujudnya dan terpeliharanya
instrumen yang digunakan Asyur
31 untuk mengalahkan orang Israel. perdamaian bukanlah hal kecil. Pemerintahan damai anak ini akan
Ungkapan-ungkapan ini (gandar di atas bahunya" dan "tongkat sangat kontras dengan pemerintahan Ahaz yang kacau balau.
penindasnya) adalah contoh pengulangan ide dalam bahasa yang sedikit
berbeda ( paralelisme) dalam puisi alkitabiah. Demikian juga halnya
Metafora-metafora ini dapat dipandang sebagai gambaran-gambaran alami ini dapat membantu kita untuk memahami gambaran
tentang pemerintahan Allah, di mana Israel bersaksi tentang kekuasaan kegelapan yang dialami Israel. Itulah kuk seluruh umat manusia di
Yahweh untuk memerintah dan mengatur kehidupan di dunia. Sebutan- bumi; kuk yang sangat berat dan jangkauannya sangat luas.
sebutan itu menegaskan otoritas dan kedaulatan Allah karena metafora Seluruh dunia mencekam. Dalam kondisi ini, Terang Besar yang
raja dan bapa berkaitan dengan hal penggunaan kekuasaan. Sebutan- bersumber dari Tuhan hadir dalam kehidupan kita dalam bentuk
sebutan itupun adalah gambaran32 tentang kharakter Allah yang macho. karya-karya manusia untuk menyelamatkan hidup dari ancaman
Tetapi, dalam teks ini, sebutan-sebutan itu dikenakan kepada seorang virus corona. Ditemukanlah cara-cara melindungi hidup dari virus
anak kecil. Anak kecil yang sangat istimewa, yang memiliki kekuasaan yang mematikan itu: rajin mencuci tangan, memakai masker,
atau otoritas, kebijaksanaan besar dan yang akan membangun menjaga jarak, membatasi kerumunan orang dan mengikuti
kedamaian tanpa akhir. vaksinasi. Marilah kita syukuri karya penyelamaan itu dengan
perilaku yang melindungi kehidupan. Itulah cara kita secara aktif
Di sini, Yesaya memunculkan gambaran yang lain tentang pembebas menerima dan menyebarkan Terang dari Tuhan.
Israel. Yahweh akan menggunakan bayi yang baru lahir untuk 2. Salah satu arah kekuasaan Sang Anak Kecil: Raja Damai itu adalah
membebaskan umat-Nya dan untuk menegakkan perdamaian, untuk membangun kedamaian. Kesulitan-kesulitan hidup yang
keadilan, dan kebenaran. Ini kontras dengan harapan Israel. Israel pasti ditimbulkan oleh berbagai persoalan hidup, termasuk virus corona,
mengharapkan TUHAN membangkitkan seorang pejuang perkasa seperti dapat membuat manusia hilang kedamaian hatinya. Mudah marah,
Raja Daud daripada seorang anak. Tetapi tentang raja Daud, harus uring-uringan, dendam, cepat tersinggung, cemburu dan bingung
diingat bahwa Daud bukanlah seorang pejuang yang perkasa ketika cenderung membuat lingkungan hidup manusia menjadi tidak aman
Tuhan memilihnya. Dia hanyalah seorang anak gembala; putra bungsu dan nyaman. Karena itu, teks ini mengingatkan umat untuk mampu
Isai. Kemudian, ketika Goliat mengancam orang Israel, Daud adalah anak membangun kedamaian dalam hidup, dengan selalu berpikir positif,
laki-laki yang hanya bersenjatakan ketapel dan batu (1 Samuel 17). Jadi, sebagai ekspresi dari iman kepada Raja Damai itu.
dapatlah dimengerti mengapa Yahweh memilih seorang anak (bayi) untuk
menyelamatkan umat-Nya.

PERTIMBANGAN HOMILETIS
Beberapa pokok pikiran untuk khotbah yang dicatat di sini hanya
pertimbangan. Bapak Ibu dapat merumuskan dan mengembangkan
gagasan-gagasan yang terbaca di kajian teks, sesuai dengan konteks
gumul yang dihadapi.
1. Warga masyarakat dunia, termasuk warga masyarakat Maluku
sudah mulai secara perlahan keluar dari kecemasan yang dalam
karena ancaman virus Covid-19. Ketika kota Ambon, kepulauan Aru,
Buru, dan beberapa tempat lainnya di Maluku ditetapkan dalam
status Merah, kita semua merasakan dan mengalami ketakutan
yang mencekam. Semua aktifitas dilakukan dari rumah. Kantor,
kampus, dan sekolah menjadi sepi. Keramaian di lingkungan
perumahan berkurang karena anak-anak tidak bisa bermain di luar
rumah. Kecemasan dan ketakutan itu semakin mencekam karena
tidak diketahui kapan berakhirnya virus corona itu. Apa yang kita

33 34
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH PERSIAPAN NATAL Maria (bentuk Yunani untuk nama ibrani ‘Miryam”, dalam LXX Maryam =
Jumat, 24 Desember 2021 nama dari kakak perempuan Musa) yang dipilih Allah ini disebut
mendapat karunia Allah. Jadi pemilihan atas Maria ini murni karena kasih
Oleh : Pendeta Noor Refialy Latupapua, M.Th. karunia Allah, kehendak Allah. Memang secara duniawi, Maria bukanlah
manusia istimewa, dia perempuan biasa masih mudah dan bukan juga
berasal dari keluarga kerajaan yang punya kekuasaan besar dan
Nas Bacaan : Lukas 1 : 26 - 38 kekayaan besar. Bagi masyarakat Yahudi pada saat itu Maria bukanlah
Tema Bulan : Merayakan Adventus dan Natal Kristus Dengan siapa-siapa. Dia hanya manusia biasa namun dipilih dan dipercayakan
Rendah Hati Allah untuk mengandung dan melahirkan bayi Yesus. Ini adalah sesuatu
Tema Minggu : Merayakan Natal Dengan Kedamaian Hati yang tidak pernah dipikirkan oleh Maria, bahkan dianggap sesuatu yang
“mustahil”.
Ayat 28-33; Perjumpaan Malaikat Gabriel Dengan Maria. Maria
PENGANTAR terkejut ketika malaikat Gabriel menjumpainya dan memberi salam

I badah tanggal 24 Desember setiap tahunnya dipahami sebagai ibadah


persiapan natal. untuk itu maka perikop ini hendak mengarahkan umat dan
pelayan untuk mempersiapkan diri menyambut perayaaan natal Kristus
kepadanya: “salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai Engkau”
(ay. 26, cf. Hak. 6:12). Salam ini sebenarnya untuk membangkitkan
sesuatu di dalam diri Maria, yaitu harga dirinya sendiri, karena dia
dengan penuh kerendahan hati dan dengan kesadaran untuk menjadikan memiliki status social yang rendah maka dia perlu menjaga harga dirinya,
hidup kita sebagai alat di dalam tangan Tuhan dalam memberitakan dan berpengharapan akan ada kabar yang lebih baik. Menurut tafsiran
keselamatan yang telah Allah kerjakan dalam Kristus dimana pun kita berada. Matthew Hendry (Injil Lukas, hal. 34-35), salam ini sebetulnya
dimaksudkan untuk menyatakan rasa hormat, maksud baik dan
PENJELASAN TEKS kesejahteraan serta jaminan penyertaan Tuhan bagi Maria. Dimana Maria
Teks Lukas 1:26-38; diberi judul oleh LAI “Pemberitahuan dimuliakan, dan hadirat Allah bersamanya, bahkan ia mendapat berkat
Tentang Kelahiran Tuhan Yesus”. Kisah tentang Kelahiran Tuhan Yesus Allah. Tuhan menyertainya, meskipun Maria hidup dalam kemiskinan dan
yang disampaikan oleh Malaikat Tuhan yang bernama Gabriel kepada tidak dikenal, ia akan memperoleh kehormatan menjadi ibu Sang Mesias.
Maria. Gabriel (ibrn “Gavri’el” = ‘utusan Allah’ atau ‘kekuatan Allah’), Tetapi sebagai manusia terbatas Maria belum begitu yakin, karena itu ia
malaikat yang sama yang diutus Tuhan kepada Zakharia untuk bertanya: “apakah arti salam itu?” (ay. 29). Seandainya, Maria ini seorang
memberitakan rencana Allah mengenai anak laki-lakinya yang akan perempuan muda yang sombong dan ambisius, bercita-cita tinggi dan
dikandung dan dilahirkan Elizabeth, istrinya (enam bulan sebelumnya). menyanjung diri sendiri dengan pengharapan akan hal-hal besar, maka ia
Juga diutus dalam hal ini, karena karya mulia penyelamatan Allah yang akan merasa senang ketika mendengar perkataan malaikat ini, dan
telah dimulai didalam peristiwa pengandungan Yohanes itu sedang bahkan ia akan berbangga. Namun Maria, tidak, ia bahkan terkejut
berlanjut, maka kepada Maria pun disampaikan berita tentang kelahiran (=heran) sambil bertanya dalam hatinya: dari mana datangnya, apa
Yesus. maksudnya? (lih, ABIS). Ia mengharapkan jawaban yang pasti yang lebih
Ayat 26-27; Malaikat Gabriel disuruh Tuhan. Dijelaskan bahwa meyakinkan, supaya bisa menerima kabar baik itu dan senantiasa
dalam bulan keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel ke sebuah kota di berjaga-jaga. Oleh karena itu, dalam ay. 30 malaikat lalu meyakinkan
Galilea yang bernama Nazareth. Di sana malaikat Gabriel menjumpai Maria dengan berkata: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh
seorang perawan bernama Maria. “Perawan” (atau anak dara) adalah kasih karunia di hadapan Allah” (terjemahan BIS: “engkau berkenan di
sebutan bagi perempuan yang belum pernah melakukan hubungan hati Allah”). Jadi Malaikat berupaya meyakinkan Maria bahwa engkau
seksual. Seorang perawan ini oleh Tuhan akan dibuat mengandung beroleh kasih karunia Allah bahkan berkenan di hati Allah, lebih daripada
meski tanpa hubungan seksual dengan laki-laki (Yusuf tunangannya). yang engkau pikirkan. Ini sebetulnya menunjuk pada hakikat Allah

35 36
terhadap manusia (Maria), yaitu Allah Pengasih. Maria sebagai manusia dikatakan oleh malaikat, melainkan Maria ingin mendapat kepastian lebih
biasa pasti takut menghadapi yang kudus (Allah), sebab “anugerah = lanjut bagaimana caranya. Maksudnya, bahwa memang Sang Mesias
kasih karunia” bukanlah sesuatu yang manusia (Maria) punya (=sifat- harus lahir dari seorang perawan, dan bila ia yang harus menjadi ibunya,
sifat), melainkan hakikat Allah. Selanjutnya, ay. 31 malaikat berkata; ia ingin tahu bagaimana caranya. Ini amat penting bagi Maria, sebab ia
“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak belum menikah dengan tunangannya Yusuf. Ia harus menjaga reputasi
laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus” . Dengan ini Maria nama baiknya. Memang secara manusiawi keberadaan bayi tidak bisa
sungguh memperoleh kehormatan besar, meskipun seorang perawan dilepaskan dari hubungan seksual, dan pada jaman itu hanya lazim
dan hidup dalam kemiskinan dan tidak dikenal ia memperoleh dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah resmi sebagai suami-
kehormatan menjadi ibu Sang Mesias, bahkan ia diberikan kepercayaan istri. Sementara Maria sendiri belum menikah dan bersuami. Terhadap
untuk menamai anak laki-lakinya dengan dinamainya “Yesus” = Sang pertanyaan Maria ini, Malaikat memberi jawaban yang memberi kepastian
Juruselamat. Hal ini merupakan kebahagiaan bagi Maria karena diberi kepada Maria, yaitu bahwa “Ia akan mengandung oleh kuasa Roh Kudus“
tanggung jawab untuk memberi nama bagi anak yang akan dilahirkan (ay. 35, =atas kuasa Allah Yang Mahatinggi). Anak yang dikandung Maria
(sekalipun bukan anaknya secara biologis). Sebab biasanya yang berhak adalah Anak yang kudus, dan karena itu Ia tidak dikandung melalui
memberi nama kepada anak adalah ayahnya. “Yesus” yang adalah Anak kelahiran dengan cara yang lazim. Sebab itu, Anak ini disebut kudus,
Allah, semestinya jika Bapa-Nya yang memberi nama, dan itu melalui Anak Allah. Maksudnya yang belum pernah ada sebelumnya, dan Dia
Maria. Inipun sebuah karunia/anugerah bagi Maria. Nama “ Yesus” dalam juga disebut Anak Allah, yaitu Anak Bapa melalui kelahiran kekal. Untuk
Bahasa Yunani artinya sama dengan “Yosua” dalam Bahasa Ibrani, yaitu lebih memastikan, Malaikat lalu mengajak Maria melihat kepada Elizabeth
Allah menyelamatkan/Juruselamat. Allah menyelamatkan umat-Nya saudaranya yang dikatakan mandul namun juga sementara mengandung
melalui kelahiran Sang Bayi yang akan dikandung dan dilahirkan oleh meskipun dalam usia yang sudah tua (ay. 36). Jadi semua hal ini terjadi
Maria. Oleh karena itu, Ia akan disebut “Anak Yang Mahatinggi,” atau semata-mata atas inisiatip Allah. Melalui Roh Kudus kuasa Allah yang
Anak dari Allah yang adalah yang Mahatinggi. Dan Ia akan menjadi Raja akan membuat semua yang mustahil itu menjadi nyata, sebab tidak ada
atas kaum keturunan Yakub dan pemerintahannya kekal selama- yang mustahil bagi Allah (ay. 37). Dengan ini, Maria benar-benar telah
lamanya. Kerajaan-Nya tidak akan pernah berkesudahan. Itulah sang diyakinkan bahwa kehamilan yang akan ia alami adalah sesungguhnya
Mesias Juruselamat dunia yang dibutuhkan dunia, bukan seperti yang prakarsa atau inisiatif Allah. Dan untuk mewujudkan rencana karya
dihrapkan bangsa Yahudi (bd. ay. 32-33). Kelahiran Mesias sang penyelamatan-Nya bagi dunia Allah memakai Maria untuk menjadi mitra
Juruselamat ini bahkan sudah dinubuatkan sejak jaman Perjanjian Lama. (rekan) sekerja-Nya, yaitu dengan kerelaannya untuk mengandung dan
Melalui raja Daud, Allah telah berjanji untuk mengokohkan kerajaan dan melahirkan serta merawat bayi Yesus. Semua ini ada dalam kuasa dan
takhta-Nya di muka bumi. Termasuk kerajaan dan takhta Allah. Melalui kendali Allah. Maria hanya perlu kesediaan untuk dipakai oleh Allah. Dan
keturunan raja Daudlah, Allah akan mewujudkan karya keselamatan-Nya dalam menjalani dan menerima karunia Allah itu ternyata Allah juga
bagi manusia dan dunia. Dan memang kenyataannya bahwa Yusuf dan memberikan janji penyertaan-Nya. Maria sungguh-sungguh disertai Allah.
Maria adalah keturunan Daud. Jadi, karunia yang diterima Maria pada Inilah jaminan penyertaan Allah yang menjadi kekuatan bagi Maria,
saat itu adalah sekaligus merupakan penggenapan atas karunia yang sehingga akhirnya dia mengatakan: “Sesungguhnya aku ini adalah
telah Allah janjikan kepada raja Daud untuk keturunannya. hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (ay. 38). Ayat ini
Ayat 34-38; Malaikat menyatakan berbagai karunia dalam hendak menegaskan bahwa Maria dengan penuh kerendahan hati dan
merespons pertanyaan Maria. ketulusan menerima kehendak Allah atas dirinya. Maria sadar sungguh
Terhadap semua hal yang dikatakan Malaikat di atas, Maria lalu memberi bahwa meskipun ia akan mengalami berbagai hal yang mustahil dan tidak
respons dalam bentuk pertanyaan: “Bagaimana mungkin hal itu bisa masuk akal, tetapi jika ada dalam penyertaan Tuhan maka tidak ada yang
terjadi, karena aku belum bersuami?” (ay. 34). Pertanyaan ini perlu ditakutkan atau dikhawatirkan. Malaikat Gabriel telah menyatakan
sebenarnya bukan soal tidak percaya atau meragukan apa yang telah jaminan janji Allah kepada Maria bahwa dalam menerima karunia itu, apa

37
pun yang terjadi Maria akan tetap disertai Allah. Maria tidak sendirian dan menghadirkan karya keselamatan Allah bagi dunia. Kesediaan
menjalaninya. Dan penyertaan Allah tentu akan membawa pada kita memberi diri menjadi mitra/kawan sekerja Allah amatlah penting.
keselamatan dan sukacita. Maria akan menjadi perempuan yang paling
berbahagia melebihi semua perempuan yang ada. Setelah itu, Malaikat 3. Pandemi covid-19 yang melanda dunia termasuk kita di Maluku dan
lalu meninggalkan Maria dan kembali memberi pertanggungjawaban dan Maluku Utara telah membuat banyak orang hidup dalam kegelisahan,
akan menerima tugas baru. kebimbangan dam ketakutan menjalani mesa depan mereka. bertia
natal adalah berita sukacita yang ditujukan kepada mereka yang
PERTIMBANGAN HOMILETIK berada didalam ketidakpastian akan masa depan. Karena itu, ketika
Ibadah tanggal 24 Desember selama ini dipahami sebagai ibadah perseiapan kita menyambut kelahiran Kristus maka serentak itu pula kita
natal karena itu maka khotbah ini diharapkan memotivasi umat menjadikan membaharui komitmen kita untuk memberitakan kabar sukacita itu
momen perseiapan natal ini sebagai kesempatan untuk mempersiapkan dimana pun kita berada sehingga mereka yang kini hidup didalam
seluruh hidup dalam menyambut natal Kristus yang dirayakan pada keesokan ketidakpastian akan mememiliki kembali harapan baru bersama
harinya, yakni 25 Desember 2021. Untuk itu maka ada beberapa hal yang Kristus didalam menjalani hari-hari hidup mereka di dunia ini.
kiranya dapat diperhatikan, antara lain:
4. Selamat Merayakan Natal Dengan Kedamaian Hati … Syalom!
1. Teladan Maria sebagai seorang wanita sederhana namun
memperoleh kasih karunia dari Tuhan Allah mesti dihayahi dan
diteldani oleh kita selaku gereja (umat dan pelayan). Bahwa kasih
karunia dan rahmat Allahyang agung itu disambut oleh maria dalam
sikap kehendahan hati dan kepasrahan hidup yang total kepada
Allah. Maria adalah orang yang paling berbahagia karena melaluinya
sang Penebus lahir ke dunia ini, namun dia tidak sombong.
Kerehdahan hati inilah yang mesti kita miliki juga dalam menjalani
hidup beriman kita.

2. Allah tidak hanya memakai Maria untuk menjadi alat di dalam tangan-
Nya melainkan kita semua (pelayan dan umat) melalui tugas dan
tanggungjawab pengabdian dimana pun kita melakuknnya. Meski
pun Maria sadar sungguh bahwa ia akan mengalami berbagai hal
yang mustahil dan tidak masuk akal yang akan membuat masyarakat
mungkin sekali menghina dan 38 tidak menerimanya dalam lingkungan
sosialnya tetapi dia yakin bahwa dalam penyertaan Allah maka tidak
ada yang perlu ditakutkan dan dikuatirkan. Maka sama seperti Maria,
kita pun mesti menyambut panggilan Tuhan itu dengan berkata,
”sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut
perkataanmu itu”? Sekecil dan sesederhana apa pun pekerjaan dan
pelayanan yang kita lakukan di mana pun hendaknya dimaknai MATERI BIMBINGAN KHOTBAH NATAL I
sebagai bentuk kesediaan dan keterlibatan kita dalam menyaksikan Sabtu, 25 Desember
39 2021 40
Oleh : Pendeta (Em) I. W. J. Hendriks Tidak begitu jelas apakah komunitas Matius sudah terpisah dari
Yudaisme atau belum. Tetapi proses ke arah pemisahan dari Yudaisme
sudah dimulai. Menghadapi kritik dari Yudaisme, komunitas Matius
Nas Bacaan : Matius 1 : 18 - 25 membangun identitas diri mereka. Dalam kaitan itu, dapat dimengerti
Tema Bulanan : Mearayakan Adventus dan Natal Kristus Dengan penulis Injil Matius merasa perlu menjelaskan identitas Yesus. Karena itu
Rendah Hati dan Setia ia memulai Injilnya dengan silsilah Yesus dan cerita kelahiran Yesus.
Tema Natal : Merayakan Natal Dengan Rendah Hati dan Setia Pada satu pihak ia menjelaskan bahwa Yesus adalah mesias keturunan
raja Daud dan di pihak lain bahwa Ia berasal dari Allah. Di samping itu,
Matius sangat menekankan penggenapan nubuat nabi dalam injilnya dan
PENGANTAR upaya menyejajarkan Yesus dengan Musa.

C erita kelahiran Yesus Kristus dikisahkan oleh Injil Matius dan Injil
Lukas. Masing-masing Injil memberi tekanan yang khas. Injil Matius
lebih menceritakan peranan Allah - Yusuf, sedangkan Injil Lukas
Yusuf, Maria dan Allah
Maria dan Yusuf, adalah bagian dari masyarakat biasa, rakyat
mencerita-kan peranan Allah - Maria. Ada satu hal yang sama, yaitu jelata. Mereka, sama seperti para pemuda umumnya, mempunyai cita-
kehamilan Maria karena karya Roh Kudus. cita. Mereka mempunyai harapan masa depan. Maria dan Yusuf telah
Dalam pemberitaan firman ada baiknya kisah Matius dan Lukas bertunangan. Mereka berharap akan dapat meningkatkan pertunangan
tentang kelahiran Yesus diperhatikan bersama. Diharapkan kondisi mereka menjadi pernikahan. Dalam budaya Yahudi, ikatan pertunangan
umum masyarakat kita dan kondisi khusus masing-masing jemaat sama kuatnya dengan ikatan pernikahan, kecuali persetubuhan.
diperhatikan dengan cermat. Dengan demikian pemberitaan firman Mengkhianati pertunangan akan ada sanksinya, apalagi karena
menjadi makin efektif, memiliki daya ubah dalam proses pertumbuhan perzinahan.
jemaat. Dapat dibayangkan betapa marah dan kecewanya Yusuf ketika ia
mengetahui bahwa Maria hamil. Yusuf mungkin bertanya dalam hatinya,
TAFSIRAN apakah Maria tidak yakin bahwa ia mencintai Maria dengan sepenuh hati
Konteks Sosial Injil Matius dan akan sanggup membahagiakannya? Untung Yusuf tidak sama
Dampak perang Yahudi-Romawi sangat besar baik bagi Yudaisme dengan pemuda umumnya saat itu. Juga tidak sama dengan pemuda
maupun kekristenan. Yudaisme yang semula majemuk (Saduki, Farisi, umumnya zaman ini. Kalau Yusuf sama dengan para pemuda lainnya
Esena, Zelot), setelah tahun 70 kaum Farisi yang dominan. Mereka zaman now, dia “mangkali su obral” Maria pung kehamilan
memulai suatu proses yang memungkinkan Yudaisme berlanjut dan (mengungkapkan kehamilan Maria) di facebook, atau instagram atau
berkembang. Mereka prihatin dengan keterpecahan orang-orang Yahudi tiktok. Yusuf itu orang baik. Ia tulus hati. Kata Yunani yang digunakan
dan daya tarik gerakan-gerakan dari luar termasuk kekristenan yang adalah dikaios yang sebenanya berarti orang yang hidup sesuai dengan
dilihat sebagai ancaman. Mereka berusaha keras untuk mempersatukan atau melakukan kehendak Tuhan.2 Kendatipun kecewa namun ia sadar
orang-orang Yahudi dengan mengumpulkan hukum-hukum lisan, bahwa mencintai berarti membahagiakan orang yang dicintai. Karena itu
menetapkan suatu kalender standar untuk tahun agamawi dan berusaha ia tidak mau mempermalukan Maria. Ia bermaksud menceraikan Maria
mentransfer ke sinagoge ritus-ritus yang semula dilakukan di Bait Allah. secara diam-diam. Tetapi bagaimana caranya. Memutuskan suatu
Kaum Farisi menjadi agresif dalam upaya penyatuan kembali orang- pertunangan perlu saksi. Dan kehamilan Maria tidak mungkin
orang Yahudi dan melawan yang lain dari luar mereka termasuk disembunyikan. Lambat laun semua orang di Nazaret akan
kekristenan.1 mengetahuinya. Hati Yusuf galau. Dan dalam kegalauannya ia tertidur.
1
Dale C Allison, Jr, Matthew, dalam John Barton dan John Muddiman, 2001, hlm.845.
eds., The Oxford Bible Commentay, Oxford: Oxford Univesity Press, 2
Lihat TDNT vol II, 19746, hlm. 188-191.
Dalam Alkitab, mimpi sering menjadi media perjumpaan dengan memperlihatkan kesetiaannya dalam menjalankan amanat dari Tuhan
Tuhan. Demikian juga diceritakan bahwa Malaikat Tuhan datang Allah.
menjumpainya dalam mimpi. Dan Yusuf mengalami pencerahan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan alasan Yusuf dikisahkan
Pertama, Maria hamil karena Roh Kudus. Ini berita sukacita bagi Yusuf. secara menonjol dalam Matius. Pertama, karena Matius hendak
Kehamilan Maria bukan karena ketidaksetiaan Maria. Maria tetap menekankan Yesus sebagai Mesias keturunan Daud. Ia memulai Injilnya
mencintai Yusuf dan setia kepadanya. Tetapi Tuhan hendak dengan silsilah yang menekankan keturunan Daud tersebut. Dan dengan
menggunakan Maria dan juga Yusuf untuk merealisasikan rencana memunculkan nubuat Yesaya hendak ditegaskan bahwa Yesus bukan
penyelamatan Allah atas umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Di sini Maria saja berakar dalam sejarah umat Israel melainkan juga menggenapkan
dan Yusuf diajak untuk menempatkan rencana pribadi mereka dalam pengharapan mereka tentang mesias. Pemberitaan ini penting untuk
rencana Tuhan yang besar, yang berdampak positif pada kehidupan meresponi upaya pemurnian agama Yahudi yang dilakukan kaum Farisi
manusia dan seluruh ciptaan Tuhan. Yusuf dan Maria tetap rendah hati setelah perang Yahudi-Romawi yang menghacurkan Yerusalem dan Bait
sebab sadar bahwa ini karya Allah bukan hasil prestasi mereka semata. Allah tahun 70 ZB (Zaman Bersama). Pemurnian tersebut berdampak
Mereka menyadari keterbatasan 41 mereka namun bersedia dilibatkan pada kekristenan yang mulai tidak 42 diterima sebagai bagian dari
dalam karya penyelamatan Allah. Dalam Injil Lukas (1:38) Maria Yudaisme. Kedua, Yusuf adalah seorang yang hidup sesuai dengan apa
3

mengatakan: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah yang dikehendaki Tuhan. Demikian juga dengan Maria, seperti yang
padaku menurut perkataanmu itu.” Kedua, Yusuf harus menamai anak dilukiskan oleh Lukas. Mereka berdua bukan orang-orang yang
yang akan dilahirkan Maria itu Yesus, yang berarti Tuhan berjabatan. Mereka juga bukan orang kaya dan berpengaruh. Mereka
menyelamatkan. Ketiga, kelahiran Yesus sudah dinubuatkan oleh nabi adalah orang-orang biasa yang melakukan kehendak Tuhan dalam
Yesaya (7:14): “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan hidupnya. Mereka berdua dipilih untuk dilibatkan dalam karya
melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia penyelamatan Allah atas seluruh ciptaan-Nya. Yusuf dan Maria
Imanuel,” yang berarti Allah menyertai kita. menjalankan amanat Tuhan itu dengan setia.

Keputusan dan tekad Yusuf Yesus Imanuel


Yusuf yang telah mengalami pencerahan, bangun dengan Malaikat Tuhan yang menjumpai Yusuf dalam mimpi menyatakan
pandangan yang berbeda atas kehamilan Maria. Kehamilan Maria bukan bahwa anaknya yang akan lahir itu diberi nama Yesus dalam bahasa
aib, bukan noda atas pertunangan mereka. Sebaliknya, kehamilan Maria Yunani. Dalam bahasa Ibrani: Yoshua atau lebih lengkap Yehoshuah
adalah suatu anugerah karena kasih Allah. Suatu anugerah yang sangat yang berarti “Yahweh4 adalah keselamatan,” atau Yahweh menyela-
mahal dan tak pernah akan berulang dalam sejarah Allah dan ciptaan- matkan,” atau Yahweh akan menyelamatkan.” Karena itu dalam Mat.1:21
Nya. Kesempatan yang sangat berharga. Yusuf dan Maria dipilih dari dikatakan “karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-
antara manusia sejagat untuk dilibatkan dalam karya penyelamatan Allah. dosa mereka.”5 Dengan demikian, sejak awal Injil Matius sudah
Yusuf bangun dengan keputusan yang mantap dan tekad yang ditegaskan bahwa Yesus adalah Mesias yang akan membebaskan umat
bulat untuk melibatkan diri dalam karya penyelamatan dari Allah. Ia Allah dari dosa-dosa mereka, baik personal maupun sebagai suatu
mengambil Maria sebagai isterinya tetapi tidak bersetubuh dengan Maria komunitas. Orang Yahudi abad pertama berdoa dan berharap datangnya
sampai kelahiran anaknya. Dan ia memberi nama Yesus kepada anak hari di mana Allah akan membebaskan mereka dari musuh-musuh yang
itu. Keterlibatan aktif dari Yusuf bukan saja tampak dari keputusannya
menerima Maria sebagai isterinya, melainkan juga berjuang untuk 3
Terpisahnya kekristenan dari Yudaisme tampak lebih jelas dalam Injil
melindungi bayi Yesus dari angkara murka Herodes. Ia menyingkir ke Yohanes.
Mesir dan baru kembali ke Nazaret setelah kematian Herodes. Itu semua
4
Kata Yahweh diterjemahkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)
dengan TUHAN.
5
IDB, vol. 2, 198515 , hlm. 869.
menindas mereka. Penindasan tersebut dilihat sebagai akibat dosa-dosa 3. Kita merayakan Natal Kristus di tengah pandemi Covid-19 yang
mereka. Dan banyak di antara mereka yakin bahwa pembebasan akan semakin menurun penularannya walaupun belum seluruhnya hilang.
terjadi bila mereka dibarui dan sepenuh hati bertobat kepada Allah.6 Perayaan Natal Kristus harus melahirkan dalam diri kita keyakinan
Kemudian dikutip Yesaya 7:14 yang menyatakan bahwa anak itu, bahwa Covid-19 ini akan berlalu. Sebab Yesus yang berarti Tuhan
yaitu Yesus, akan disebut Imanuel. Dalam perspektif pemberitaan Matius menyelamatkan dan Imanuel yang berarti Allah ada di antara kita,
dapat dikatakan bahwa pengharapan Israel yang sudah ada sejak sedang berkarya membebaskan kita dari pandemi covid-19 dan
Perjanjian Lama digenapi dalam kelahiran Yesus. Yesus menghadirkan berbagai ancaman lainnya. Oleh karena itu kita harus mengambil
Allah yang berkarya di antara kita untuk menyelamatkan.7 bagian secara aktif dalam upaya menghentikan penularan virus
corona.
PERTIMBANGAN HOMILETIS 4. Yusuf dan Maria telah memberi teladan bagaimana dengan rendah
Tema Natal tahun 2021 adalah “Merayakan Natal Dengan Rendah hati menyambut amanat Tuhan, melibatkan diri secara penuh, dan
Hati Dan Setia. Dengan demikian kerendahan hati dan kesetiaan setia menjalankannya. Karya penyelamatan Allah tetap berlangsung
merupakan tekanan dalam pemberitaan firman. Dapat dikemukakan sampai sekarang karena itu perayaan Natal Kristus diharapkan
beberapa pertimbangan homiletik sebagai berikut: menjadi saat di mana setiap rumah tangga dan keluarga Kristen
1. Natal Kristus adalah peristiwa cinta kasih Allah atas seluruh ciptaan- berikrar mengikuti teladan keluarga Yusuf dan Maria.
Nya. Cinta kasih Allah itu utuh, lengkap dan tidak berubah yang
merangkul seluruh ciptaan-Nya untuk turut serta dalam karya Allah Setiap pengkhotbah dapat mengembangkan pemberitaan firman sesuai
menyelamatkan yang terancam binasa, membebaskan yang tuntutan konteksnya.
tertindas, merawat yang terluka, menguatkan yang lemah,
mendamaikan yang bertikai, mengumpulkan yang tercerai-berai,
mengubah hati manusia untuk saling mengasihi. Iman terhadap Selamat Berkhotbah!
Allah yang mahakasih itu akan mendorong kita untuk menghadirkan
damai sejahtera Allah bagi seluruh ciptaan-Nya.
2. Dalam masyarakat tampak jelas orang-orang beragama
mengunggulkan agamanya tetapi dengan jalan merendahkan
agama orang lain. Gejala ini bisa dilihat dalam berbagai tayangan di
youtube. Natal Kristus menyadarkan kita bahwa kasih harus
melandasi hubungan kita dengan Allah, sesama manusia dan
seluruh ciptaan Tuhan. Berdasar pada kasih itu kita membangun
relasi yang semakin baik antar penganut agama yang berbeda.
Iman yang kuat kepada Allah tidak boleh membuat kita saling
merendahkan. Sebab Allah menghendaki kita untuk saling MATERI BIMBINGAN KHOTBAH NATAL II
mengasihi. Dan dengan 43 begitu menerima dan menghargai Minggu, 26 Desember
44 2021
kekhasan kita masing-masing. Kita hindari kecenderungan
intoleransi sehingga dapat membangun kehidupan yang damai, Oleh : Pendeta Rudy Rahabeat
saling menghargai dan membangun dalam masyarakat.
Nas Bacaan : Lukas 1 : 67 - 79
6
Keener, The IVP Bible Background Commentary, New Testament, Tema Bulanan : Mearayakan Adventus dan Natal Kristus Dengan
Illinois: InterVarsity Press, 1993, hlm. 48.
7
Lihat IDB, vol 2, hlm. 685-688. Rendah Hati dan Setia
Tema Mingguan : Terpujilah Tuhan Yang Telah Melawat UmatNya Tak heran jika ketika mereka memeroleh berita dari malaikat bahwa
mereka akan memiliki anak maka respons mereka adalah sangsi bahkan
PENGANTAR tidak percaya. Lukas menyebutkan bahwa pada zaman Herodes, raja

T anggal 26 Desember umumnya disebut sebagai Natal Kedua. Istilah


Natal Kedua sendiri sebetulnya agak dilematis. Jika tanggal 25
Desember adalah Natal Pertama, dan 26 adalah Natal Kedua, maka itu
Yudea, ada seorang imam yang bernama Zakaria dari rombongan Abia,
isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabeth.
Keduanya adalah benar di hadapan Allah, dan hidup menurut ketetapan
dapat berarti Natal pertama lebih utama dari Natal kedua, atau Natal Tuhan dengan tidak bercacat (Lukas 1:5-6). Rupanya cara hidup kedua
kedua menegaskan Natal pertama? Bukankah Natal atau Kelahiran itu suami istri yang berkenaan kepada Tuhan inilah yang menjadi salah satu
hanya satu kali dan peringatannya bisa berkali-kali? Umumnya pula di rahasia, mujizat Tuhan terjadi atas mereka. Hal yang sama juga terjadi
GPM ada tiga Kebaktian berkaitan dengan Masa Raya Natal, yakni 24 atas sosok Yusuf dan Maria.
Desember, umumnya pada sore dan atau malam hari; Kebaktian
Persiapan Natal (Malam Kajadiang), selanjutnya Kebaktian Natal, 25 Atas mujizat yang dialami oleh suami istri lanjut usia itu, sang suami
Desember dan 26 Desember disebut sebagai Natal kedua, atau ada Zakaria mengkespresikannya dalam sebuah nyanyian. Sesuai dengan
yang menyebutnya Syukur Natal. Pertanyaannya, apa saja pesan-pesan kata awal dalam nyanyian itu yakni “Terpujilah Tuhan” secara tradisional
yang hendak ditegaskan dalam 3 Kebaktian pararel itu? Kebaktian 26 nyanyian ini disebut “Benedictus”. Benedictus sendiri merupakan salah
Desember juga secara tradisional dimanfaatkan untuk pelayanan satu Bapa Gereja (Santo) yang memasukan nyanyian ini dalam liturgi
sakramen Baptisan Kudus. Hal ini mungkin secara simbolik hendak gereja. Jika Daud menari untuk mengekspresikan sukacita dan
menegaskan bahwa Natal sekaligus merupakan kesempatan untuk kegembiraannya, maka Zakaria menyanyi. Hal ini selaras dengan tradisi
membawa anak-anak kepada Yesus, agar mereka memperoleh pada zaman itu, yakni akta menyanyi merupakan praktik seni
keselamatan yang kekal. Jika dikaitkan dengan tema mingguan saat ini, masyarakat, dan nyanyian itu disampaikan pada momen-momen tertentu,
maka inti tiga perayaan pararel di atas merupakan manifestasi pujian dan seperti kelahiran seorang anak, pernikahan dan juga kematian. Nyanyian
syukur kita atas lawatan Tuhan yang nyata di dalam Yesus Kristus yang menjadi salah satu bentuk seni yang menggambarkan keberadaan umat
membawa sukacita dan keselamatan bagi manusia dan semesta pada saat itu, zaman Zakaria hidup, dan bahkan hingga zaman sekarang.
ciptaanNya. Kita harus benar-benar mengimani dan mengalami Yesus Apa yang disampaikan oleh Zakaria dalam nyanyiannya itu, bukan
dalam hidup pribadi, keluarga dan masyarakat kita. Dengan begitu, semata soal adanya unsur-unsur nyanyian (syair, nada dan irama),
perayaan Natal benar-benar merasuk dan mengubah hidup kita dan melainkan lebih utama adalah bahwa nyanyian tersebut merupakan cara
bukan sekedar serimonial hedonis dan dan rutinitas pragmatis semata. Zakaria berteologi, merespons kasih dan lawatan Allah baginya dan
Elisabeth, istrinya. Akta menyanyi sebagai tindakan berteologi juga
KAJIAN TEKS dilakukan oleh Maria melalui pujiannya (Magnificat).
Dua Kelahiran Yang Ajaib dan Nyanyian Sebagai Akta Berteologi
Alkitab Edisi Studi (2010:1660) memberi judul Dua Kelahiran Yang Ajaib Memaknai Peristiwa Sejarah: Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan
untuk uraian pasal 1 dan 2 , dengan ringkasan penjelasan bahwa B.J Boland dalam Tafsiran Injil Lukas (2008:11) menyebutkan bahwa
Malaikat memberitakan kelahiran Yohanes dan Yesus, Elisabeth Ibu sejarah dunia ini seakan-akan dibagi oleh Lukas dalam tiga masa: masa
Yohanes, dan Maria Ibu Yesus, hamil secara ajaib. Bagian ini (pasal 1- sebelum Yesus, masa adanya Yesus di bumi ini, dan masa sesudah itu.
2:20) mencakup Kidung Maria yang terkenal ( Magnificat) dan kejadian- Dari sudut pandang ini, kita dapat menempatkan teks Lukas 1:67-79 pada
kejadian seputar kelahiran Yohanes dan Yesus. Kita sudah hafal cerita masa sebelum Yesus. Artinya, apa yang diungkapkan dalam Nyanyian
ajaib tentang kelahiran yang sangat dramatis itu. Secara logis, tidak Pujian Zakaria ini, bahkan kelahiran dan karya Yohanes Pembabtis ini
mungkin Elizabeth yang sudah lanjut usia itu dapat mengandung dan merupakan awalan untuk kehadiran dan karya Yesus di dunia ini. Dalam
melahirkan. Demikian pula Zakaria tak mungkin menghasilkan keturunan. isi Nyanyian ini juga mengantar kita untuk menoleh sejenak ke masa lalu,

45 46
kepada sejarah iman umat Isreal. Ketika nama Daud disebutkan dalam pengampunan dosa-dosa (melalui Yesus Kristus). Pada pasal
nyanyian ini (ayat 69), demikian pula tentang nabi-nabi kudus (ayat 70) sebelumnya disebutkan bahwa anak itu akan membuat banyak orang
bahkan penyebutan Abraham sebagai bapa leluhur kita (ayat 73) hendak Israel berbalik kepada Allah, hati bapa-bapa berbalik kepada anak-
menandaskan adanya keberlanjutan (kontinuitas) sejarah masa lalu, anaknya, hati orang durhaka kepada pikiran orang benar dan dengan
masa kini dan masa yang akan datang. Bahwa peristiwa kelahiran demikian menyediakan suatu umat yang layak bagiNya (pasal 1: 16-17)
Yohanes dan juga Yesus merupakan sebuah peristiwa sejarah yang
membawa khabar sukacita, bukan saja kepada Zakaria dan Elizabeth Demikian pula dalam teks ini, muncul ungkapan-ungkapan metaforik
atau Yusuf dan Maria melainkan kepada seluruh umat manusia. seperti tanduk keselamatan dan surya pagi. Dalam Akitab Edisi Studi
(BPK GM: 2010) dijelaskan bahwa tanduk keselamatan itu merupakan
Peristiwa kelahiran Yohanes, seperti juga kelahiran Yesus, merupakan simbol kekuasaan yang besar. Sedangkan surya pagi dari tempat yang
Khabar Baik bagi semua ciptaan. Khabar baik itu adalah khabar tinggi menunjuk pada Mesias yang datang dari Sorga. Semua ungkapan
kelepasan dari musuh-musuh (ayat 71), khabar baik itu membawa masa ini hendak merujuk pada sosok Yesus Kristus sebagai Sang Mesias,
depan baru bagi banyak orang. Kelahiran ini juga menunjukan rahmat Yang Diurapi.
47
Tuhan yang nyata bagi manusia dalam lintasan sejarah leluhur (nenek
moyang) di masa lalu, masa kini dan juga masa depan. Selain itu, melalui PERTIMBANGAN KHOTBAH
nyanyian ini ditampilkan respons terhadap peristiwa kelahiran dimaksud 1. Teks ini dikhotbahkan setelah perayaan Natal Kristus (hari
yakni dengan hidup beribadah dan hidup dalam kekudusan dan pertama, 25 Desember). Kita perlu menyadari bahwa pemilihan
kebenaran di hadapan Tuhan seumur hidup (ayat 75). Ini berarti lawatan dan penggunaan teks ini bersifat anakronistik (tidak berurutan
Allah melalui kelahiran yang ajaib itu direspons dengan serius dan secara kronologis). Mestinya teks ini dibacakan sebelum teks
sungguh-sungguh oleh siapapun hyang merasakan lawatan tersebut. tentang kelahiran Yesus. Tapi saat ini teks ini dibacakan justru
setelah kisah kelahiran Yesus. Walau begitu, kita tetap dapat
Sang Perintis: Misi Mulia Sang Anak menarik “pesan komunikatif” (saya tidak menggunakan “inti
Pada ayat 76 Lukas melukiskan kesaksian seorang ayah kepada berita”, sebab yang inti itu sebenarnya hanya sebuah konstruksi,
anaknya. Bahwa Yohanes disebutkan sebagai nabi Allah Yang dan yang inti itu bersifat jamak dan selalu dinamis). Pesan
Mahatinggi. Ketinggiannya itu terkait erat dengan peran dan relasinya komunikatif mencakup nilai dan makna yang tercakup dalam
dengan Yesus. Kelahiran Yohanes mendahului kelahiran Yesus sebuah teks dan proses komunikasi (lisan maupun tulisan
menegaskan bahwa Yohanes merupakan perintis bagi kehadiran Yesus. bahkan gambar bergerak). Tugas penafsir dan pengkhotbah
Hal ini mengingatkan kita pada apa yang secara lugas ditulis dalam Kitab adalah menemukan dan menyampaikan “pesan komunikatif”
Yesaya, yang dikutip oleh Markus: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku secara presisi (tepat) dan aktual kepada pendengar khotbah ini.
mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu. Ada suara 2. Konteks gumul kita di masa (pasca) pandemi covid 19 dan era
yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkan jalan untuk Tuhan, digital saat ini masih terkait lembaga keluarga dan masa depan
luruskanlah jalan bagi-Nya (Lukas 1:2-3; Yesaya 42:1). Misi sebagai anak-anak. Bagaimana pergumulan tiap rumah tangga saat ini?
Perintis ini merupakan misi mulia dari Yohanes pembabtis. Ia tentu tidak Apakah masih ada pergumulan suami istri yang belum memiliki
mungkin sama dengan Yesus, yang lahir kemudian, tetapi ia dihadirkan di anak kandung. Apakah sudah mengambil langkah adopsi?
panggung sejarah untuk menyiapkan jalan bagi kehadiran Yesus Sang Apakah mujizat seperti yang terjadi pada Zakaria dan Elizabeth
Mesias. Yohanes tampil untuk menyampaikan seruan pertobatan, masih dapat terjadi saat ini? Bagaimana perhatian dan kasih
sebagaimana baptisan yang dilakukannya adalah baptisan pertobatan. sayang kepada anak sebagai anugerah Tuhan itu kita praktikan
Zakaria menyebutkan bahwa anaknya itu ditugaskan untuk memberi dari hari ke hari. Fakta menunjukkan bahwa seringkali anak-
pengertian kepada umat tentang keselamatan berdasarkan anak kita terabaikan dan terlantar, dengan berbagai alasan.
Kadang kondisi pandemi ini membuat pendidikan anak-anak nyanyian”. Ambil contoh, lagu “Batu Babunyi” dinyanyikan
tidak optimal, demikian pula era digital ini dalam membuat anak- Hellas Grup telah menceritakan kampung-kampung di Maluku,
anak sangat tergantung kepada gadget (hp), bermain game atau seperti Batu Capeu, Batu Gajah, Batu Gantong, Batu Merah dan
mencandui media sosial (termasuk Tik Tok dan Youtube atau Batu Babunyi alias Batu Gong, dst. Melalui lagu atau nyanyian,
konten-konten negatif). Di sini ukungan jemaat dan masyarakat kita dapat menghibur sekaligus mendidik serta menarasikan
termasuk negara juga perlu terus dioptimalkan. Jika dalam sejarah, termasuk sejarah penyelamayan Allah. Lagu “Nina
Kebaktian ini ada Baptisan Kudus maka patut ditegaskan peran Bobo” misalnya bukan saja dapat membuat anak-anak kita cepat
orang tua, orang tua saksi dan warga jemaat sebagai para pihak tertidur tetapi juga menggambarkan kasih sayang seorang
yang bertanggungjawab penuh bagi tumbuh kembang dan masa mama (Ina) atau ayah (Ama) yang tulus kepada anaknya
depan anak-anak. Di sini konteks era digital mesti diisi dengan tersayang. Kita dapat membayangkan Zakaria menimang
literasi digital dan penggunaan internet untuk hal-hal yang anaknya Yohanes, sembari menyanyikan lagu “Nina Bobo”, eh,
membuat akan lebih kreatif dan inovatif. Benedictus, nyanyian pujian Zakaria itu. Ia bersukacita dan
3. Anak adalah pewaris masa depan. Mereka adalah harapan dan memuji Tuhan, sebab mujizat Tuhan nyata dalam keluarganya.
diharapkan mengubah masa depan. Dalam diri anak yang Kita juga patut memuji Tuhan dan bersukacita atas lawatan
bernama Yohanes kelak ia menjadi pioneer (Perintis) bagi kasih Allah yang hebat atas kita melalui peristiwa Natal (kedua)
kedatangan Tuhan Yesus. Yohanes disiapkan Allah dan diasuh yang kita rayakan saat ini.
oleh kedua orang tuanya (Zakaria dan Elizabeth) untuk menjadi
pribadi yang berkualitas sehingga kelak dapat menjalankan
tugas dan perannya dengan baik 48 dan optimal. Olehnya, orang
tua mesti terus gelisah dan serius untuk mempersiapkan anak-
anak sebagai pewaris dan pengubah masa depan. Anak-anak
yang memiliki karakter rendah hati dan setia, serta tangguh dan
beriman teguh. Anak-anak juga mesti menjadi subjek yang aktif
dan kreatif, mereka menjadi perintis-perintis perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi baru, serta memelopori terobosan-
terobosan yang berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan MATERI BIMBINGAN KHOTBAH SYUKUR AKHIR TAHUN
negara. Jumat, 31 Desember
49 2021 50
4. Satu hal menarik yang dapat kita aplikasikan terkait teks ini
adalah penggunaan metode “nyanyian atau lagu” sebagai Oleh: Pendeta Elifas Tomix Maspaitella
sarana memberitakan isi hati Tuhan (Firman Tuhan). Melalui
lagu kita dapat menyertakan berbagi pesan informatif dan Nas Bacaan : Mazmur 77 : 12 - 21
edukatif kepada para pendengar. Zakaria tidak hanya sedang Tema Bulanan : Merayakan Adventus dan Natal Kristus Dengan
menyampaikan rasa gembiranya melalui nyanyian, tetapi ia juga Rendah Hati dan Setia
sedang menyampaikan kesaksian imannya serta memori kolektif Tema Mingguan: Bersyukur Atas Tuntunan Tuhan
(ingat bersama) tentang Allah yang berkarya di dalam sejarah:
masa lalu, masa kini dan masa depan. Saya teringat pernyataan PENGANTAR
Dr Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan RI
saat berkunjung ke Ambon. Ia berkata bahwa “Orang Maluku
dapat dan telah menulis sejarahnya melalui lagu-lagu atau
T eks-teks Mazmur sering melukiskan TUHAN secara metaforis.
TUHAN digambarkan ada atau menyatakan diri pada atau melalui
unsur-unsur alam, seperti pada awan, gemuruh, hujan, air laut, dlsb, yang
mengandung kekuatan besar, tidak dapat dikendalikan manusia. tetapi juga membawa kembali dan memulihkan langsung ciptaan-Nya
Metafora itu bertujuan untuk menerangkan bahwa kuasa TUHAN besar, agar tidak rusak atau kehilangan citra sebagai ciptaan TUHAN. Ia tidak
Ia ada di tempat yang tinggi dan mengendalikan tatanan hidup alam. segan-segan juga menghalau musuh dan membuat musuh berlari
Manusia adalah makhluk yang kecil di antara makhluk-makhluk lain di gemetar, agar umat-Nya tidak menjadi korban kesewenangan. Di sisi lain,
alam. Jadi jika TUHAN mengendalikan alam, manusia turut dikendalikan lukisan TUHAN sebagai pelindung ciptaan-Nya mesti dilihat dalam
oleh-Nya. kerangka perlunya moralitas keagamaan yang baru sebagai respons
Pemazmur adalah penulis sastra hikmat yang bersandar pada umat terhadap TUHAN sang Pelindung. Gambaran dalam Mazmur 78:41-
teologi penciptaan. Teks-teks dalam kitab Mazmur merupakan gambaran 72 merupakan “koreksi moral secara total” karena dalam banyak hal,
reflektif mengenai kuasa TUHAN sebagai Allah Pencipta yang tidak manusia tidak pernah ingat akan bagaimana TUHAN membebaskan dan
berhenti pada kuasa-Nya mencipta, melainkan melanjutkan kuasa itu mengampuni.
dengan menata (menempatkan semua ciptaan sesuai tempat Dua hal itu menjadi bingkai teologis untuk memahami Mazmur 73-
hidupnya/habitat), memelihara dan melindungi dengan memberi kepada 89 sebagai kumpulan puisi refleksi tentang kebaikan TUHAN dalam
setiap ciptaan itu potensi untuk bertahan hidup atau berkembang. sejarah hidup umat (Israel) dan sejarah kepemimpinan TUHAN atas
Kemudian TUHAN itu menunjukkan kuasa-Nya untuk memulihkan, yaitu mereka, kepemimpinan yang diwujudkan melalui pemerintahan Daud
membarui keadaan ciptaan-Nya ~dalam Perjanjian Baru, pengampunan sebagai raja yang menyatukan seluruh suku menjadi satu bangsa yang
dosa melalui pengurbanan Kristus merupakan puncak dari kuasa Allah besar dan bersatu.
Pencipta.
Dalam teks-teks Mazmur, ditemukan lukisan tentang TUHAN
sebagai Allah yang mengendalikan seluruh tatanan dunia. Pada bagian KAJIAN TEKS
yang spesifik, TUHAN digambarkan memelihara manusia dari waktu ke TUHAN Allah dalam Puisi Mazmur 73 - 89
waktu. Hal itu menerangkan bahwa Ia setia karena Ia menyayangi milik Mazmur 77 adalah kumpulan bait puisi panjang dari Mazmur 73-
ciptaan-Nya dan melindungi buatan tangan-Nya sendiri. 89. Sebelum ditafsir lebih lanjut, dari segi sastra dalam kumpulan puisi ini
Hal TUHAN menyayangi atau penuh kasih sayang merupakan pemazmur menggunakan istilah TUHAN (Yhvh) dan Allah (Elohim)
pensifatan TUHAN yang hakiki, dan bukan sekedar sebuah luapan secara paralel. Sebenarnya dari segi makna dasar tidak ada perbedaan
perasaan dalam hati melainkan bersifat aktif yaitu diwujudkan melalui yang mencolok karena kedua istilah itu merupakan atributif diri TUHAN
tindakan (bd.Lukisan dalam Mazmur 23:1-6). Dalam semangat atau Allah sebagai yang memiliki kuasa adikodrati, yang dalam kitab
pengharapan mesianik sebagai konteks sosial kitab Mazmur, kasih Mazmur tampak melalui kuasa mencipta, melindungi dan memelihara.
sayang TUHAN itu diharapkan dengan jalan memimpin Israel kembali ke Namun penggunaan istilah TUHAN (Yhvh) menjurus pada
Yerusalem atau dibebaskan dari perbudakan. Sebab itu sajak dan gambaran TUHAN sebagai yang mahakuasa atau yang kuasa-Nya
nyanyian dalam Kitab Mazmur bernada pembebasan, atau pelepasan absolut, sebab itu TUHAN dikaitkan langsung dengan fungsi mencipta
dari perbudakan, tekanan sosial, politik dan religius. Nuansa pembaruan langit-bumi dan mencipta Israel sebagai bangsa/umat kepunyaan-Nya. Ia
hidup secara total, pembaruan situasi sosial menuju tatanan yang adil yang menjadikan segala sesuatu. Karena itu Ia adalah pemilik atas milik
dan manusiawi, pembaruan situasi politik menuju kepemimpinan yang kepunyaan-Nya, dan Israel adalah milik kepunyaan-Nya. Jadi jika Ia
merangkul dan membela orang lemah, pembaruan religius menuju pada dilukiskan sebagai yang setia, melindungi, menjaga, memelihara, karena
pemurnian iman kepada TUHAN, menjadi semangat yang besar dalam Ia tidak ingin milik kepunyaan-Nya itu binasa atau hancur. Sebaliknya
perlukisan pemazmur tentang Allah yang penuh kasih sayang. gambaran diri-Nya dalam sebutan Allah (Elohim) menunjukkan pada
Hal TUHAN melindungi buatan tangan-Nya sendiri merupakan relasi yang intim dengan manusia. Allah adalah gambaran imanensi
pensifatan TUHAN yang tidak tinggal diam. TUHAN digambarkan TUHAN, bahwa Ia berhubungan langsung dengan ciptaan-Nya; Ia begitu
bertindak langsung baik dengan menegur, bahkan sesekali menghukum, dekat sehingga mampu merasakan apa yang dirasakan dan melihat apa
51 52
yang dialami serta turut mengalami segala sesuatu yang dialami umat melakukan hal-hal yang ajaib
atau ciptaan-Nya. Sebutan itu menunjuk pada sifat Allah yang empatik; Implikasi Etis: umat harus
bergumul bersama dengan umat-Nya. bersyukur, memuji Tuhan
dengan beribadah kepada-Nya
Dalam kumpulan puisi 73 - 89, pemazmur melukiskan sifat
(79:13; 81:1-3)
TUHAN dari pengalaman yang berbeda-beda:
10. Allah Pemimpin (80:2) Allah memimpin umat-Nya
5. Allah yang baik (73:1) Sifat baik ini menerangkan
sebagai gembala
tentang ketulusan, kemurnian
Implikasi Etis: umat harus mau
yang terpancar dari dalam hati
berjalan mengikuti jalan-Nya
Implikasi Etis: umat rindu dekat
(80:2-4)
dengan-Nya (73:27-28) karena
11. Allah Yang Patut Disembah Kebesaran Tuhan patut disyukuri
Ia dekat dengan umat-Nya (73:1) (84:2-3)
6. Allah sebagai Raja (74:12) Implikasi Etis: umat hanya harus
Kepemimpinan-Nya sudah ada
menyembah Tuhan (84:2-3)
sejak semula, dan Ia bertindak
12. Allah mendengar doa (86:1; Allah menunjukkan kasih kepada
sejak semula. 88) umat yang meminta dalam doa
Implikasi Etis: umat yakin akan
Implikasi Etis: umat berdoa,
kekuasaan-Nya yang
Tuhan menjawab
menghidupkan; Ia membela
13. Allah berdiam di tempat-Nya TUHAN berdiam di tempat yang
mereka di antara para lawan
(87) dikuduskan-Nya
(74:19,23)
7. Allah adalah Hakim (75:8; 76; Keadilan ada di tangan-Nya. Implikasi Etis: umat dapat
82; 83) berjumpa dengan TUHAN di
Implikasi Etis: Allah melawan
tempat yang dikuduskan oleh-
penguasa yang tidak adil
Nya (87:1)
sehingga umat mendapatkan
14. Allah tetap setia (89) Allah setia kepada umat-Nya dari
keadilan (75:11; 76:8-11)
8. Allah Pelindung (77:12; 78:65- Ia melindungi umat-Nya sejak generasi ke generasi
66) Implikasi Etis: umat harus setia
dahulu kala, saat ini dan ke masa
kepada-Nya. Kesetiaan yang
depan; dan Ia mengampuni
ditunjukkan orangtua kepada
mereka
Allah harus dilanjutkan generasi
Implikasi Etis: umat selalu
baru
dituntun oleh Tuhan dan tidak
boleh meninggalkan jalan-
jalanNya (77:21; 78:12-16)
9. Allah Pembebas (79:8; 80:8-10) Allah mengampuni umat dari TUHAN Setia Dalam Sejarah Hidup Umat
dosa mereka dan membebaskan 53
Kesetiaan TUHAN selalu dikaitkan dengan janji yang diikat-Nya
mereka dari perbudakan dengan dengan leluhur Israel. Itu adalah gambaran simbolis untuk menerangkan
bahwa kesetiaan merupakan hakekat diri dari TUHAN, bahwa Ia tidak menghadapi pandemik dengan segala dampaknya. Dalam keadaan itu
berubah pada janji-Nya sejak dahulu kala sampai selama-lamanya. Janji pun, kita terpelihara dan dimampukan untuk beradaptasi dengan perilaku
menjadi tanda legalis bahwa IA pernah bersepakat dengan umat dan baru sebagai wujud kewaspadaan diri. TUHAN sudah memberi kita
sesekali pun IA tidak mengingkarinya. hikmat untuk semakin sadar bahwa kita rapuh, dan kita hanya bisa kuat
Dalam Mazmur 77:12-21, kesetiaan TUHAN itu menjadi pokok ketika kita berserah pada kasih dan kehendak-Nya.
refleksi retrospektif (ke belakang, yaitu ke sejarah penyelamatan Allah
atas umat). Tujuan dari refleksi retrospektif adalah menggugah umat 2. Jalan TUHAN (ay.13-15)
untuk malu atau menyesali ketidaksetiaan mereka di masa kini dan Saya meminjam teks Biblia Hebraica (BH) khusus untuk ayat ini,
berjanji untuk bertobat dengan jalan kembali kepada dan hanya mengingat komposisi ayat pada LAI berbeda dengan BH, khusus
mengandalkan TUHAN (mewujudkan monotheisme praktis). mengenai jalan TUHAN. Pada naskah BH (ay.13), pemazmur
menggunakan istilah jalan (ibr. derek) tidak sekedar menunjuk jalan
1. Keajaiban TUHAN sejak purbakala (77:12-13) pada dimensi fisik panjang pendeknya, tetapi jarak tempuh ( distance)
Ada dua tanda keajaiban TUHAN sejak purbakala, yakni IA telah artinya jalan sebagai yang menunjuk pada jalur-jalur yang sudah
menciptakan langit-bumi dan segala isinya. Pertama, Dalam karya dilewati. Artinya, jalur yang telah ditempuh ( journey). TUHAN
ciptaan itu, IA telah menciptakan dalam hal menemukan, mengangkat menempuh jalan yang kudus. Jadi ketika ilustrasi itu dimaknai sebagai
dan menjadikan Israel sebagai bangsa kepunyaan-Nya, dan menjaga penyertaan TUHAN terhadap umat, maka dalam perjalanan bersama
sehingga segala ciptaan termasuk bangsa itu tidak hancur (=binasa umat, TUHAN tetap kudus.
karena dosa mereka). Hal itu terjadi sebagai wujud TUHAN
menunjukkan kasih sayang-Nya kepada ciptaan/milik kepunyaan-Nya. Dan itu yang menjadi pokok pujian (doksologi) pemazmur bahwa “tidak
Kedua, TUHAN sendirilah yang membebaskan Israel dari perbudakan ada allah yang besar seperti Allah” (ay.14 – LAI). Ini berdasar pada
Mesir dan berjalan bersama mereka di padang gurun, hingga mereka pengalaman keagamaan masyarakat Timur Tengah Kuno, untuk
tiba di tanah yang dijanjikan dan menjadi satu bangsa yang besar. menyatakan bahwa TUHAN yang disembah orang Israel itu tidak
Dengan menyebut kepemimpinan Musa pada ayat 21, pemazmur menetap pada satu tempat secara statis, melainkan IA adalah TUHAN
hendak mengajak umat berefleksi ke belakang ke masa kasih setia- yang berjalan bersama dengan mereka ke mana pun dan sampai
Nya. Tradisi Keluaran 2:23-24 dan 3:9-10 menjadi penting untuk kapan pun. Jadi TUHAN Allah itu adalah TUHAN yang mahakuasa
memahami aspek kedua ini. Bahwa TUHAN peka mendengar keluhan dan sekaligus yang menyertai umat ke mana pun dan kapan pun. IA
dan erangan penderitaan umat, dan jumawa (=bersegera) tidak dibuat, sebab IA yang menghadirkan diri-Nya secara langsung.
membebaskan mereka. Untuk maksud itu, IA memilih dan
mengangkat seorang pemimpin yang bagi-Nya layak membawa umat
keluar dari penderitaan. Implikasi Eksegetik:
Hakekat TUHAN adalah tetap, yakni kudus. Karena kekudusan itu, IA
Dua aspek itu penting untuk mengingatkan umat bahwa TUHAN itu tetap setia pada janji-Nya dan IA ada di mana saja, kapan saja, dalam
setia dan IA mengasihi umat-Nya sejak zaman lampau. seluruh lintasan sejarah hidup manusia.
Maknanya ialah IA tidak akan pernah meninggalkan jalan-Nya di bumi,
Implikasi Eksegetik: sebab jalan itu adalah kudus. Dan pada Jalan-Nya di bumi, IA berjalan
Umat harusnya sadar akan perbuatan-perbuatan ajaib TUHAN dalam bersama umat dan meluputkan mereka di situasi penuh ancaman.
lintasan sejarah hidupnya, sebab sesekali pun TUHAN tidak membiarkan
kita hancur, binasa di tengah berbagai situasi yang menghimpit. 3. TUHAN Pelindung (ay.16)
Sepanjang tahun 2021, kita berusaha meningkatkan ketangguhan

54
Pemazmur menggambarkan perlindungan TUHAN dengan jalan situasi “tiada harapan” seperti itu pun, IA tetap ada dan menyatakan
menebus umat dengan lengan-Nya. Ayat ini harus dihubungkan kuasa-Nya. Tradisi Padang Gurun sebagai tempat dan masa chaostik
dengan Keluaran 2:23-24 dan 3:9-10 tadi. Makna teologis dalam sejarah Israel sama sekali tidak membuat kuasa TUHAN jedah
tangan/lengan TUHAN patut dipahami berhubungan dengan dari mereka, malah kepemimpinan Musa dan Harun adalah ilustrasi
perlindungan-Nya. Ia menjadikan diri-Nya sendiri sebagai pelindung, kepemimpinan dalam masa krisis dan kritis, dan TUHAN yang
penjaga, pengawal, dan ini lagi-lagi menunjuk pada kasih sayang- mengangkat pemimpin di masa seperti itu untuk memberi kelepasan,
Nya, bahwa IA tidak akan membiarkan ciptaan/milik kepunyaan-Nya pembebasan kepada umat. Kepemimpinan TUHAN pun terjadi dalam
binasa. masa krisis dan kritis. Itu bukti bahwa TUHAN ada dalam tiap
Menariknya pada ayat 16 ini, pemazmur menggunakan ilustrasi keadaan.
lengan TUHAN dalam tindakan menebus; artinya TUHAN
mengulurkan tangan-Nya secara langsung memeluk umat-Nya, Implikasi Eksegetik:
sebagai tanda pengampunan. IA merangkul, meraih kembali umat- Kepemimpinan TUHAN yang menentukan kita bisa melewati berbagai
55 jalan yang kudus, dengan tetap
Nya yang sudah jauh meninggalkan situasi dan kita selamat/hidup.
memandang mereka sebagai milik kepunyaan-Nya. Jadi ayat ini
bermakna TUHAN itu mahapengampun. PERTIMBANGAN HOMILETIS
Syukur Akhir Tahun 2021 adalah syukur atas ketangguhan kita
Implikasi Eksegetik: beradaptasi dengan situasi pandemik covid-19. TUHAN telah memberi
Tindakan TUHAN mengulurkan lengan-Nya untuk merangkul umat kepada kita hikmat untuk melakukan hal-hal positif sebagai wujud kita
merupakan wujud dari belas kasih TUHAN yang besar. Hutang dosa tidak memelihara hidup dan berjuang demi hidup semua umat di muka bumi.
dibayar dengan harta melainkan dengan diri-Nya sendiri. Di sini Perjuangan melawan covid-19 adalah perjuangan global demi
sebenarnya ada efek yang kuat dari pengaruh pengharapan mesianik kemanusiaan itu sendiri.
atau ekshatologi Yahudi tentang TUHAN yang bertindak sendiri 56
Tahun 2021 adalah juga tahun di mana TUHAN menunjukkan
membebaskan umat-Nya dengan pertama-tama melupakan dosa betapa IA tetap melindungi dengan meluputkan kita dari rupa-rupa
mereka. bencana. Bukan hanya kita di sini, tetapi juga di belahan bumi Nusantara
dan dunia lainnya. Artinya tahun ini adalah tahun kita belajar
4. TUHAN, kuasa-Nya Nyata (ay.17-21) menumbuhkan kepekaan kemanusiaan dan solider dengan semua orang
Kuasa TUHAN tampak pada ciptaan-Nya, kuasa-Nya juga disegani yang susah. Kita belajar berempati, mendengar dengan hati apa yang
semua yang dijadikan-Nya. Ayat 17-21 adalah gambaran metaforis menjadi keluh orang-orang susah dan harus bisa menolong mereka
tentang Allah sebagai TUHAN imanen yang kehadiran-Nya dapat untuk bangkit dari keterpurukannya.
disaksikan di alam semesta ini. Tidak ada kuasa apa pun di bumi, Kita tidak mengakhiri tahun ini dengan rasa bahwa kita tertolong,
termasuk kondisi chaostik sekali pun, yang dapat membatalkan atau melainkan dengan komitmen untuk terus menolong mereka yang masih
menunda kehadiran-Nya walau sejenak. Ribut badai dan gelora laut terus berjuang dengan hidupnya. Sebab TUHAN masih terus bekerja di
tidak berarti TUHAN tidak ada. Gemuruh di angkasa, hujan dan kilat, dalam dunia. Artinya masih banyak hal yang perlu dikerjakan, dan gereja
juga bukan berarti kuasa TUHAN tersembunyi. IA ada dalam setiap atau orang Kristen masih harus terus berjuang, melayani dengan rela
keadaan dan situasi alam, dan di tengah semua kondisi yang chaostik berkorban. Tanpa itu, kita akan mengakhir tahun ini dengan menimbun
itu kepemimpinan TUHAN atas manusia dan ala mini nyata. kesenangan, tetapi bukan dengan menyusun komitmen hidup baru.
Itulah sebabnya dengan mengutip pengalaman Musa dan Harun pada Tuhan sudah dan akan terus menolong dan melindungi. IA
ayat 21, pemazmur hendak menunjuk pada pengalaman terberat berempati dengan kita dan bumi ini. Karena itu tahun ini harus kita akhiri
orang Israel yakni perbudakan di Mesir, sebagai bukti bahwa dalam dengan mempertebal empaty dalam diri guna menjadi pribadi yang berarti
di tahun yang baru. Gereja, secara khusus GPM, menjadikan syukur kepada Tuhan . Hampir seperti orang-orang Israel yang dibebaskan dari
tahun ini sebagai momentum baru untuk tetap melakukan pendampingan tawanan di Babel dan merasa hampir tak bisa berbicara saking haru dan
pastoral, diakonia dan advokasi secara transformatif dengan memperkuat gembiranya, pun kita yang berhasil tiba di tahun baru 2022 tentu juga
semangat bersekutu sebagai gereja yang hidup. terharu dan bahagia. Kita terharu dan gembira karena menyaksikan kasih
setia Tuhan yang menyertai langkah-langkah hidup kita, tapak demi tapak
Selamat Mensyukuri 365 Hari Di Dalam Tuntunan Tuhan! hingga tiba di hari ini. Hari ini juga harus menjadi hari penuh
Dan pengharapan, karena kita yakin bahwa sama seperti Tuhan telah
Selamat Menyambut Tahun Baru 2022 Dengan Tetap Memilih memimpin kita di hari-hari yang lampau dan di tahun-tahun yang lampau,
Kehidupan! Diapun akan memimpin kita selanjutnya menjalani hari-hari baru di
depan, sebab Dia adalah Tuhan yang lahir ke dalam dunia dan membawa
cahaya pengharapan di tengah berbagai kondisi penuh tantangan.
Hari-hari yang akan kita lalui di depan tentu masih belum kita
ketahui kondisinya, maupun kesempatan dan tantangannya bagi kita.
Walaupun memang ada banyak ramalan bintang yang biasanya dibuat
tentang tahun baru dan tentu banyak di antara kita yang telah
membacanya. Kalender Tionghoa umpamanya menyebut tahun 2022
sebagai tahun Macan Air. Tahun ini dalam prediksi kalender Tionghoa
akan membawa banyak jutawan baru. Ya, semoga demikian bagi
saudara-saudara yag diramalkan beruntung. Walaupun demikian kita
harus sadar, bahwa berdasarkan pengalaman kita di tahun yang lampau,
kita tidak bisa berpegang pada prediksi yang dibuat oleh manusia. Sebab
seiring bergulirnya waktu, kondisipun bisa saja bergulir ke arah yang
sama sekali tidak terbayangkan dan bisa sangat berbeda dengan apa
yang diprediksikan. Satu hal saja yang jelas dalam hidup kita sebagai
manusia yaitu bahwa, hidup akan terus berjalan dan kita akan
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH TAHUN BARU menjalaninya sampai selesai waktu yang Tuhan tentukan bagi kita.
Sabtu, 01 Januari
57 2022 Pertanyaannya adalah bagaimana seharusnya
58 kita menjalaninya? Teks
alkitab yang mejadi dasar pemberitaan bagi kita di hari ini adalah, Pilihlah
Oleh: Pendeta Margaretha M. Hendriks Ririmasse Kehidupan Supaya Engkau Hidup.

Nas Bacaan : Ulangan 30 : 11 - 20


Tema Awal Tahun : Pilihlah Kehidupan Supaya Engkau Hidup
TAFSIRAN
PENDAHULUAN Dalam penelitian terhadap asal usul kitab Ulangan, Ulangan pasal

P erayaan Tahun Baru oleh Gereja, merupakan saat sukacita dan


syukur dan pengharapan. Kita bersyukur karena kita dibawa oleh
Tuhan memasuki hari-hari baru di tahun baru. Apalagi bagi kita yang
29, 30 dilihat sebagai lapisan materi yang baru ditambahkan oleh para
editor di zaman Setelah Pembuangan Babel. Pada umumnya orang
berpendapat bahwa para penulis tersebut adalah kelompok para imam.
telah melewati tahun 2021 yang penuh gejolak akibat covid 19 dan Mereka menambahkan bagian ini untuk mendorong umat yang telah
berbagai tantangannya, tahun baru adalah saat kita sungguh bersyukur kembali dari pembuangan Babel untuk hidup di tanah mereka kembali
dengan penuh ketaatan kepada Yahweh yang telah membawa mereka para imam di zaman pasca pembuangan karena mereka telah melihat
kembali ke tanah air mereka setelah terusir dari tanah itu akibat kehancuran Yehuda, yang berakhir dengan terusirnya mereka dari tanah
penghancuran oleh Babel. Kalau kita membaca kitab ini dari sudut perjanjian dan menjadi tawanan di Babel. Mereka juga tahu bahwa
pandang sosio historisnya, kita tahu bahwa pembuangan Babel terjadi di Kerajaan saudara mereka. yaitu Israel Utara juga mengalami nasib yang
zaman pemerintahan raja Joyakhin dan Zedekia, yang berusaha sama beberapa abad sebelumnya, karena dihancurkan oleh Asyur
memberontak kepada Babel. Kebijakan politik ini ditentang oleh para nabi sehingga seluruh umat menjadi tawanan perang dan diserakkan ke
seperti Yeremia, dan Yeheskiel, namun nubuat mereka tidak digubris. berbagai tempat di Palestina. Jadi dalam refleksi mereka, kehancuran
Akibatnya adalah Yehuda dihancurkan dan mereka dibawa sebagai kedua kerajaan bersaudara tersebut tidak sekedar merupakan akibat dari
tawanan perang, terusir dari tanah mereka. kesalahan kebijakan politik dari raja-raja yang memerintah di kerajaan-
Tanah itu sendiri dianggap sebagai tanah perjanjian, yang kerajaan itu. Ada alasan yang lebih dalam lagi dan lebih menentukan bagi
diberikan oleh Yahweh kepada mereka pakai janji. Itulah tanah yang kehidupan umat yang mengklaim diri sebagai umat Allah. Dari sudut
berlimpah susu dan madu, (Ul.11), dimana umat tidak pernah akan pandang iman, mereka melihat kehancuran kedua kerajaan tersebut
merasa kekurangan karena berbagai berkat disediakan secara cuma- serta penderitaan rakyatnya sebagai akibat dari ketidak setiaan mereka
cuma bagi mereka disitu, baik berupa mankanan yang berlimpah maupun dalam memelihara penjanjian yang telah diikat dengan Tuhan. Ya,
hasil-hasil tambang yang berharga dan berbagai kemudahan lain (Ul.8:7- masalah kesetiaan versus ketidak setiaan kepada Allah, dan kepada janji
16 et.al). Tanah itu telah dijanjikan oleh Yahwh kepada para leluhur Israel kasih yang diikat dengan Allah adalah hal paling utama dari berita kitab
di Sinai zaman Musa. Kini ketika Umat Yehuda kembali lagi dari Ulangan ini. Seluruh kitab Ulangan dipenuhi dengan isu ini, Setia dan taat
pembuangan dan menduduki tanah terjanji tersebut, mereka didudukkan mendatangkan berkat sebaliknya tidak setia dan berpaling dari Tuhan
lagi oleh para penulis kitab Ulangan, seolah-olah umat dalam perjalanan akan mendatangkan kutuk. Itulah refleksi iman dari para penulis kitab ini.
menuju tanah terjanji. Dalam kedudukan seperti itu pidato-pidato Musa Pasal 30, ini adalah bagian yang dirumus sebagai kelanjutan dari
dipakai untuk mengingatkan mereka tentang janji yang pernah diikat ucapan berkat dan kutuk. Pasal ini pada dasarnya berfungsi untuk
bersama Yahweh. Dalam perjanjian dengan para leluhur itu, Yahweh mendorong umat supaya memilih hidup, atau memilih setia berpegang
mengangkat mereka sebagai umat pilihan, di kasihi walaupun mereka pada janji dan bukan sebaliknya. Tujuannya tidak lain daripada, supaya
sangat kecil jumlahnya dan tidak memiliki andalan apapun (Ul. 10:4 ff). mereka bisa menjalani hidup di tanah perjanjian pemberian Tuhan
Mereka terpilih hanya karena cinta kasih Allah. Oleh karena itu mereka dengan segala kelimpahannya seperti yang telah dirumuskan dalam
diharuskan untuk berjanji setia dan untuk taat kepada Allah, dan berjalan bagian berkat, pasal 28. Sebaliknya kalau memilih mati maka yang akan
sesuai dengan kehendakNya. Kehendak Allah tersebut itu tertulis baik mereka terima adalah berbagai kutuk seperti yang telah ditetapkan juga
dalam 10 hukum torat maupun dalam peraturan-peraturan lain seperti dalam ucapan kutuk pasal 28.
yang tertulis dalam kitab Ulangan khusus pasal 5 dan 12-26. Umat Apa artinya memilih hidup? Hidup (hayim-haya) yang
diwajibkan untuk menjalankan hukum-hukum dan peraturan-peratuarn ini dimaksudkan disini bukan sekedar bernafas, atau bergerak dan mampu
dengan setia sebagai bagian dari ikatan janji mereka dengan Allah. Ikatan melakukan berbagai aktivitas biologis lain saja. Istilah hidup disini justru
janji itu ditutup dengan ucapan berkat dan kutuk yang menegaskan, menunjuk pada mutu kehidupan manusia yang didasarkan pada
apabila Israel taat menjalankan perintah dan kehendak-kehendak Tuhan hubungan yang benar dengan Tuhan atau memilih mengasihi Tuhan dan
itu, maka mereka akan menikmati berkat dari tanah itu secara penuh dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya (ay.16). Orang yang memilih
terus mewarisi tanah tersebut, sebaliknya kalau tidak taat maka mereka hidup keadaannya ibarat manusia pertama yang ketika Tuhan
akan mengalami penderitaan antara lain dengan terusir dari tanah yang menghembuskan nafasNya kepada patung dari debu tanah yang Dia
telah mereka terima dari Yahwah Allah mereka (band.psl 28) bentuk, maka patung yang mati dan tak berharga itu tertranformasi
Ulangan 30 berisi dorongan untuk memilih hidup dan berkat, menjadi Adam yang memiliki hidup karena terhubung kepada Tuhan
bukan memilih mati dan kutuk. Isi pasal 30 ini kelihatannya penting bagi penciptanya. Didalam keterhubungan dengan Tuhan itu pula, manusia

59

60
mampu melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak TuhanNya begitu kamu boleh menikmati hidup secara bermutu di tanah yang Tuhan
yang membuahkan kesejahteraan secara material jasmaniah dan berikan ini.
spiritualitas. Tegasnya keterhubungan dengan Tuhan sangat
menentukan hidup manusia. Keterhubungan menjadi syarat untuk hidup PERTIMBANGAN HOMILETIS
bermutu dari umat manusia. Itulah kondisi seperti yang dialami Adam dan 1. Prediksi tahun 2022 (tahun Macan Air dalam kalender Tionghoa),
Hawa ketika berada di taman Eden bersama Tuhan sebelum mereka sebagai tahun yang menjanjikan kekayaan material bagi masyarakat,
berpaling daripadaNya dan mengikuti godaan ular. Jadi, keterhubungan kita sambut dengan doa, semoga prediksi tersebut menjadi
dengan Tuhan adalah penting, keterhubungan dengan Tuhan adalah kenyataan. Namun pengalaman hidup di tahun yang lalu, maupun
hidup itu sendiri. Sebaliknya jangan memilih kematian (ha meweth), dan pesan teks ini mengingatkan kita untuk berhati hati. Jangan
kutuk (ha ra). Kematian adalah kondisi dimana manusia kehilangan bergantung pada ramalan dan prediksi manusia, tetapi bergantunglah
nafasnya. Dalam teks2 lain kata mati adalah kondisi biologis dimana pada Tuhan dan mintalah hikmat dari padaNya supaya kita hidup,
nafas terhenti karena berbagai sebab, umpamanya karena alasan kerjalah dan berusahalah sesuai jalan yang dikehendakiNya. Semua
pedang/terbunuh, alasan penyakit dan berbagai sebab lainnya, (band hal kita usahakan sesuai dengan jalan Tuhan, dan dilakukan atas
Kej.21:16, I Sam.15:32, I sam 20: et al, Yer 15:2). Dalam kondisi seperti dasar keterhubungan dengan Tuhan. Karena itu di tahun yang baru
ini, manusia menderita secara fisik. Secara teologis, mati adalah kondisi ini hiduplah secara bersih, jujur dan beretika.
ketika manusia memilih memutuskan hubungan dari Tuhan. Dalam cerita 2. Dalam kaitan dengan pandemic 61 covid 19 yang kita alami di tahun
Adam dan Hawa, Tuhan mengatakan, “tetapi pohon pengetahuan baik yang lampau, kita berdoa supaya bahaya virus ini biarlah berhenti di
dan jahat itu jangan kau makan buahnya sebab pada hari kau tahun yang baru ini. Biarlah tidak ada lagi ancaman penyakit yang
memakannya kau akan mati (Kej.2:17.) Hawa dan Adam kemudian mengerikan supaya kita bisa hidup lebih tentram di dalam pimpinan
memilih memakan buah pohon itu karena terjebak oleh godaan ular, dan dan berkat Tuhan.
mereka terusir keluar dari taman Eden, keluar dari hubungan yang intim 3. Dalam cerita Adam dan Hawa ada ular yang menggoda manusia
dengan Tuhan. Itulah kematian spiritual yang semati-matinya. untuk berpaling dan bahkan memutuskan hubungan dengan Tuhan
Demikian pula di zaman Israel dan Yehuda, mereka memilih kematian dan mengikuti keinginan sendiri. Dalam teologi PL, dan kitab Ulangan,
dengan berpaling dari Tuhan dan mengikuti alah-alah lain (ay.17). Hal ada banyak berhala dan alah-alah lain yang menggoda umat untuk
mana telah membuat mereka terusir dari tanah berlimpah susu dan madu berpaling dari Tuhan. Di zaman modern ini, ada banyak pula berhala
tersebut. Dengan latar belakang teologi yang seperti inilah kita bisa modern yang sangat sering membuat umat jatuh ke dalam
mengerti makna dari pasal 30 ini. cengkramannya dan meninggalkan ketaatan kepada Tuhan yang
Pikiran dari para imam yang menulis pasal 30 ini sepertinya ingin benar. Bimbinglah umat lewat kotbah untuk mengenal godaan-godaan
memberikan sebuah pesan teologis kepada umat di masa setelah para berhala modern yang sering membuat umat jatuh. Sebut saja,
pembuangan. Pesan ini bertolak dari hasil refleksi mereka terhadap uang dan berbagai kekayaan, pangkat, jabatan dan kuasa, kepuasan-
pengalaman tragis kedua kerajaan bersaudara itu, yaitu pengalaman kepuasan badani yang bertentangan dengan iman dan etika Kristen,
terusir dari tanahnya. Mereka sepertinya mau bilang disini, kalian telah dll.
berjanji untuk menjadi umat Allah yang mengasihimu, karena itu setialah 4. Buatlah tekad untuk memilih hidup mulai pada awal tahun baru ini,
kepada janjimu. Berpeganglah pada jalan-jalan dan kehendakNya, supaya kita semua hidup untuk memuliakan Tuhan dan membawa
seberapa besarpun godaan dari alah-alah asing yang ada di tanah yang manfaat buat banyak orang.
kau masuki ini. Supaya hubunganmu dengan Allah tidak lagi terputus, 5. Selamat Berkotbah.
sehingga kamu tidak terusir keluar dari tanahmu. Jangan ulangi
kesalahan yang pernah dibuat oleh para pendahulumu. Hanya dengan
Tersisa waktu dua bulan yakni November dan Desember untuk
kita mengakhiri tahun pelayanan 2021. Ada dua agenda gerejawi yakni
Sidang MPL Sinode GPM di Jemaat Elat Klasis Kei Besar yang diawali
MPP Angkatan Muda GPM. Kita doakan agenda gerejawi ini berjalan
dengan baik dalam tuntunan dan pernyertaan Tuhan. Tanggal 28
November minggu terakhir kita telah memasuki minggu Adventus yang
pertama. Selama minggu-minggu Adventus ini hendak mengajak kita
memaknai masa penantian kedatangan Tuhan Yesus dengan menata
hidup dalam kesetiaan, ketaatan, kerendahan hati serta saling mengasihi
yang terwujud dalam sikap dan perilaku hidup kita. Diikuti dengan
persiapan dan perayaan Natal Kristus tahun 2021 dengan tema
“Merayakan Natal Dengan Rendah Hati dan Setia”. Diharapkan makna
kelahiran Tuhan Yesus tidak membuat kita terjebak dalam kebiasaan
dan tradisi pesta pora, konsumerisme. Namun mengedepankan sikap
berbela rasa dengan sesama teristimewa ditengah kondisi pandemic
virus Covid 19.
Sebelumnya di tanggal 21 Desember SMTPI GPM merayakan
HUTnya dengan tema “Tangan Tuhan Menyertai Semua Anak”. Dalam
moment HUT ini kita mesti melihat peran dan tanggung jawab bagi anak-
anak SMTPI sebagai generasi penerus gereja, bangsa dan negara
dengan lebih sungguh lagi, dimana tantangan akibat pandemic virus
Covid 19 mempengaruhi seluruh proses pembelajaran formal baik gereja
KATA PENGANTAR maupun pemerintah.
62 Kita akan mengakhiri tahun pelayanan 31 Desember 2021 dengan

K esempatan berbahagia ini kami mengajak kita semua untuk


menaikkan puji dan syukur atas cinta kasih dan anugerah Allah
dalam Tuhan Yesus Kristus. Sebab oleh tangan kasihNya kita masih
tema “Bersyukur Atas Tuntunan Tuhan” serta mengawali tahun
pelayanan 2022 di tanggal 1 Januari dengan tema “Pilihlah Kehidupan
Supaya Engkau Hidup”, sekaligus Perjamuan Kudus tanggal 2 Januari.
menikmati kehidupan dan diberi kesempatan memperlabakan talenta Perjamuan Kudus hendaknya mengajak kita memaknai penderitaan dan
dalam tugas dan tanggung jawab pelayanan dan kesaksian di Kebun pengobanan Tuhan Yesus bagi keselamatan dunia dan orang percaya
Anggur Tuhan, Gereja Protestan Maluku. Sekalipun diperhadapkan yang terwujud melalui iman akan pernyertaan dan tuntunan Tuhan bagi
dengan berbagai tantangan, persoalan maupun pergumulan, namun i kita dalam pelayanan dan kesaksian sepanjang tahun 2022. ii
penyertaan dan tuntunan Tuhan selalu memampukan kita untuk Tema pemberitaan Firman pada bulan November adalah: “Merawat
menghadapinya serta diberi hikmat untuk kita dapat mengatasi dan Spiritualitas Oikumenis”. Tema ini telah diterjemahkan kedalam tema-
menyelesaikannya. Teristimewa pergumulan pandemic virus Covid-19 tema mingguan sebagai berikut:
yang belum berakhir, namun kita patut bersyukur dengan semakin baik Minggu I : Merawat Relasi Hidup Bersama.
dan turunnya angka terkonfirmasi virus ini adalah sebagai jawaban Tuhan Minggu II : Berbela Rasa Dengan Sesama.
bagi kita untuk tetap mengimani Kristus dalam kerja dan pelayanan Minggu III : Kesetaraan Semua Ciptaan Di Hadapan Allah.
dengan mengedepankan protokol kesehatan demi hormat kepujian nama Minggu IV : Merayakan Adventus Dengan Berpengharapan
Tuhan.
Tema pemberitaan Firman pada bulan Desember adalah: “Merayakan
Adventus Dan Natal Kristus dengan Rendah Hati Dan Setia”. Tema ini Hal.
telah diterjemahkan kedalam tema-tema mingguan sebagai berikut:
Minggu I : Merayakan Adventus Dengan Beriman KATA PENGANTAR i
Minggu II : Merayakan Adventus Dengan Bersukacita
Minggu III : Merayakan Adventus Dengan Kedamaian Hati
Minggu IV : Terpujilah Tuhan Yang Telah Melawat UmatNya DAFTAR ISI iii
Semua pemberitaan ini telah disajikan dalam materi Bina Khotbah
(BK) edisi bulan November – Desember 2021. Merawat Relasi Hidup Bersama
Diharapkan semua materi binaan ini dapat membantu kita sebagai para Matius : 23 : 1 - 12
pelayan dalam melayani peribadahan setiap minggu. Kita tetap bergumul Oleh : Pendeta Noor Refialy Latupapua 1
dan memohon kuasa Tuhan di tengah pendemic ini agar melalui
pemberitaan Firman Tuhan yang disampaikan dapat menguatkan iman Berbela Rasa Dengan Sesama
kita semua dalam seluruh perjalanan hidup ke depan. Kami Lukas 10 : 25 - 37
mengucapkan terima kasih dan penghargaan untuk bapak/ibu penulis
Oleh : Pendeta Brampy Hetharie 6
materi khotbah yang telah bersedia berbagi dalam Pemberitaan Firman
Tuhan. Kami percaya Tuhan Yesus akan memberkati bapak/ibu penulis
dan menyempurnakan segala pekerjaan kita untuk perluasan misi-Nya di Kesetaraan Semua Ciptaan Di Hadapan Allah
tengah dunia ini. Mazmur 147 : 1 - 11
Selamat melayani dan selamat memasuki minggu-minggu Adventus Oleh : Pendeta M. Soukotta Joseph 11
dan perayaan Natal Kristus 2021. Selamat mengakhiri tahun 2021 dan
menyambut tahun baru 2022 serta Perjamuan Kudus awal tahun. Tuhan Merayakan Adventus Dengan
Yesus memberkati kita semua. Syaloom…! Berpengharapan(Adven I)
Yesaya 7 : 10 - 17 15
Lembaga Pembinaan Jemaat GPM Oleh : Pendeta J. Z. Matatulla

Merayakan Adventus Dengan Beriman (Adven II)


Habakuk 2 : 1 - 5
Oleh : Pendeta Marleen Rollete Tuhusula Talakua 22

Merayakan Adventus Dengan Bersukacita (Adven


III)
Zakharia 9 : 9 - 10 26
Oleh : Pendeta Y. Colling

Merayakan Adventus Dengan Kedamaian Hati


DAFTAR ISI
(Adven IV)
Yesaya 9 : 1 - 6 30
Oleh : Ibu R. Iwamony Tiwery

Merayakan Natal Dengan Rendah Hati dan Setia


(Persiapan Natal)
Lukas 1 : 26 - 38
Oleh : Pendeta Noor Refialy Latupapua 35

Merayakan Natal Dengan Rendah Hati dan Setia


(Natal I)
Matius 1 : 18 - 25 40
Oleh : Pendeta I. W. J. Hendriks

Terpujilah Tuhan Yang Telah Melawat UmatNya


(Natal II)
Lukas 1 : 67 - 79 45
Oleh : Pendeta Rudy Rahabeat

Bersyukur Atas Tuntunan Tuhan (Kunci Tahun)


Mazmur 77 : 12 - 21
Oleh : Pendeta Elifas Tomix Maspaitella 50

Pulihlah Kehidupan Supaya Engkau Hidup (Tahun


Baru)
Ulangan 30 : 11 - 20 58
Oleh : Pendeta Margaretha M. Hendriks Ririmasse

iii iv

Anda mungkin juga menyukai