Anda di halaman 1dari 13

MATERI KULIAH MAHASISWA STT SYALOM LAMPUNG

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021


=============================================================
==
MATA KULIAH : PEMBIMBING PAK I
DOSEN : Dr. Drs. EDDY, M.Pd.K

I, Pendidikan dan Pengajaran dalam Alkitab

A. Pendahuluan
Pendidikan Agama mulai ketika agama sendiri mulai muncul dalam hidup
manusia. Setiap Agama merasa perlu mengajarkan anak2 muda tentang
kepercayaan, adat istiadat dan kebaktian agama. Sebelum mereka dapat
ditahbiskan menjadi anggota penuh dari persekutuan agama tersebut, wajiblah
mereka diajar dan dilatih dalam segala teori dan praktik agamanya tersebut.
Berkenaan dengan hal tersebut tiap-tiap agama mempunyai guru2 dan
lembaga2nya yang ditugaskan menjalankan pendidikan agama tersebut.
Tegasnya dapat dikatakan selama ada agama, ada pula pendidikan agama.
Akan tetapi kapankah pendidikan agama itu mulai? Pendidikan agama
berpangkal kepada persekutuan umat Tuhan dimulai dalam perjanjian Lama,
oleh karena itu untuk menemukan akar dari pendidikan Agama harus kita
menggali dalam Alkitab, tempat Tuhan menyatakan rahasia keselamatanNya
kepada bangsa Israel. Dimana Alkitab itu satu2nya sumber pengetahuan kita
mengenai rancangan keselamatan itu dan Alkitablah yang melukiskan dengan
terang bagaimanakah wujud dan maksud pendidikan agama itu. Didalam
kitab2 Perjanjian Lama tersimpanlah kesaksian mengenai perkara2 yang
mahaagung yang telah dialami umat Tuhan dibawah pimpinanNya sepanjang
sejarah hidup mereka. Perbuatan2 Tuhan yang hebat itu perlu disampaikan dan
dijelaskan pula kepada tiap2 keturunan yang baru dan sebab itu hikayatnya
dipaparkan dalam kitab Perjanjian Lama. Segala kitab dalam Perjanjian Baru
ditulis dengan tujuan tertentu ialah untuk mengajar umat Kristen tentang
pernyataan Allah dalam Yesus Kristus dan pengaruhnya bagi hidup manusia.
Dalam hal ini gereja tidak cukup hanya menyelenggarakan ibadah-ibadah rutin
sesuai jadwal yang telah ditetapkan, melainkan panggilannya jauh lebih dalam
yaitu untuk melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus Kristus yang terdapat
didalam Matius 28: 19-20. Dalam amanat agung tersebut terdapat beberapa
prinsip utama yang menjadi tugas dan panggilan gereja yaitu: 1)
memberitakan firman Allah agar banyak orang percaya dan beriman kepada
Yesus Kristus; 2) mengajar mereka agar menjadi orang-orang Kristen yang
taat kepada Allah dan menjadikan mereka sebagai murid yang sungguh-
sungguh.
Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya bertugas melaksanakan tugas
suruhan yang utuh dari Allah yaitu membawa warga jemaat kepada
pertumbuhan rohani dan kedewasaan iman didalam Kristus. Warga jemaat
harus dibawa kepada
perjumpaan pribadi dengan Kristus serta dapat mempraktikkan imannya dalam
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, gereja harus berfungsi sebagai sekolah
rohani bagi warga jemaat.
Pertumbuhan jemaat baik secara rohani maupun jumlah jemaat merupakan
impian dan harapan setiap pimpinan jemaat atau hamba Tuhan karena akan
berdampak pada keberhasilan dalam pelayanan.

B. Pengajaran Umat Allah dalam Perjanjian Lama


 Dalam konteks Perjanjian Lama,  Pendidikan dan pengajaran Allah
dimulai sejak manusia diciptakan sejak Adam dan Hawa hingga kepada
bapak2 leluhur Israel.
 Hukum dan peraturan Allah mendidik serta mengajar umatNya agar
mereka taat dan beribadah kepada Allah serta menjalankan hukum2Nya
( Kej. 2: 16-17 ) .
 Allah mengajar umatNya dengan memberitahu, memberi penjelasan,
menegur, membimbing umatNya dalam menghadapi berbagai masalah
yang sedang mereka hadapi.
 Bapak-bapak Leluhur => Abraham, Ishak, Yakub dan Musa adalah orang2
yang ditetapkan Allah sebagai pengajar bagi keluarga dan keturunan
mereka agar senantiasa taat dan beribadah kepada Allah.
 Bapak-bapak Leluhur Israel, pengajaran adalah merupakan “ hukum yang
terutama “ dan bukan usaha sambilan. Para orang tua wajib menjadi
pengajar seumur hidup bagi anak2 dan keturunannya ( Ulangan. 4 : 5-6, 9 ,
Ulangan.4 : 14, Ulangan.6 : 4 – 9 ).
 Para Imam => Imam-imam yang berasal dari suku Lewi ditetapkan Allah
menjadi pengajar umat Allah, penyelenggara ibadah dibait Allah,
mengajarkan firman Allah kepada seluruh umat.
 Para Nabi => Nabi adalah panggilan khusus dari Allah => Allah memakai
Nabi sebagai mulutNya untuk menyampaikan dan mengungkapkan firman
Allah kepada umat. Sebagai suara Allah, Nabi bertugas menegur,
memperingatkan, mengajar dan mendorong terus umat untuk hidup dalam
ketaatan kepada Allah, bahkan dikemudian hari para Nabi mendirikan
kelompok2 sekolah pengajaran untuk mengajar umat Israel ( 2 Raja. 4 :
38 ) dan umatpun memanfaatkan pelayanan mereka.
 Ahli Taurat => ahli dalam mempelajari hukum-hukum Musa. Mereka
mendalami dan mempelajari Taurat secara sungguh2, memeliharanya
dengan setia serta mewariskannya kepada umat. Fungsi utama ahli Taurat
=> umat Israel ialah memelihara hukum Taurat sebagai pengajar dan
sebagai pakar hukum keagamaan di Mahkamah Agama. Para ahli Taurat
mengelola dan melaksanakan pengajaran secara sungguh2 dan berpusat di
Bait Allah serta rumah2 ibadat.
 Para Hakim => Setelah bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, Allah
mengangkat para hakim sebagai pengajar umat. Para hakim menjadi
penyambung lidah Allah untuk menyampaikan teguran, dorongan, janji-
janji serta perintah agar mereka senantiasa hidup dalam ketaatan kepada
Allah. Pengajaran terhadap umat secara terus menerus mendapat tempat
penting dalam Perjanjian Lama. Apa yang difirmankan Allah haruslah
diajarkan berulang-ulang dan terus menerus kepada umat, sehingga umat
Allah hidup dalam pembaharuan, pertumbuhan dan kedewasaan iman
( Ulangan 6 : 4 – 9 ) Terdapat beberapa tujuan dari pengajaran yang
dilaksanakan dikalangan umat Allah yaitu :
1. Pertama => mengajar orang-orang muda dan dewasa agar tetap
mengingat perbuatan2 ajaib yang dilakukan Allah pada masa lampau
serta membimbing mereka dalam kehidupan guna memenuhi
perjanjian dengan Allah, baik secara pribadi maupun sebagai
persekutuan umat Allah.
2. Kedua => agar semua umat Allah mengetahui dan mengerti hukum
Taurat dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari =>
pengajaran ketaatan kepada Allah dan hidup seperti tertuang dalam
firmanNya ( Mazmur 119: 97-102).
3. Ketiga => mengendalikan perilaku umat Allah => umat Allah dapat
berperilaku baik dan berbeda dari perilaku bangsa2 penyembah berhala
yang ada disekitar mereka. ( Malaeakhi 3: 17-18)
4. Keempat => menghafal dan mengingat firman Allah untuk dapat
dipakai memecahkan masalah2 yang muncul sehari-hari. Penghafalan
firman Allah dimulai sejak dini, sehingga setelah dewasa ada banyak
firman Allah yang sudah diingat dan dihafalkan. ( Mazmur 119: 2-3,
105 ).

C. Pengajaran Allah dalam Perjanjian Baru


Dalam perjanjian baru, dua tokoh akan disoroti yaitu Yesus sebagai “ Guru
Agung “ dan Rasul Paulus sebagai “ rasul pengajar “ dalam jemaat mula-mula.

1. Pengajaran Yesus
 Murid2 Yesus mengakui Yesus sebagai “ Guru dan pengajar ‘ ( Yoh 13:
13)
 Kegiatan Yesus sering digambarkan dengan kata kerja “ mengajar atau
berkotbah”. Kata kerja tersebut cenderung dipakai karena Yesus betul-
betul seorang guru. Ia dipanggil dan disapa sebagai “ Guru “ ( Markus 12:
13-14) Sebagai Guru, Yesus mengumpulkan beberapa orang murid untuk
diajar, dilatih dan diutus. Mereka diperlengkapi oleh Yesus dengan
pengajaran yang sungguh2.
 Yesus disebut sebagai “ Guru Agung “ bukan karena pengajaranNya,
melainkan karena hakekat pribadiNya sendiri. Yesus mengajarkan
pribadiNya sendiri. Ia menyatakan seluruh rencana Allah dalam diriNya,
melalui kegiatan mengajar yang dilakukanNya, Ia menyatakan diriNya dan
makna kedatanganNya.
 Pengajaran Yesus membawa tiap2 orang kepada pertobatan serta kasih
yang sungguh2 kepada Allah. Inti pengajaranNya ialah berita pertobatan.
 Dalam mengajar Yesus senantiasa berperan sebagai Gembala Agung =>
penekanan pengajaran Yesus ialah => membawa orang2 percaya kepada
pertobatan dan hubungan pribadi yang dalam dengan Allah serta siap
menderita bagi Kristus. ( Markus 10: 17-31, Matius 19: 16-29, Lukas 10:
25-37, Markus 13: 10-13, Matius 20: 26-28, Markus 8 : 34)
 Pengajaran Yesus selalu menjawab kebutuhan2 rohani pendengarNya.
Dengan menerima pengajaranNya pergumulan2 pendengarNya menjadi
terjawab. Bagi Yesus mengajar adalah pelayanan penting. Selama
hidupnya di dunia ini, Ia dikenal sebagai “ Guru yang datang dari Allah “ (
Yohanes 3: 2, Yohanes 13: 13).
 Yesus mengajar berdasarkan otoritas, wibawa dan kuasa. Orang yang
mendengar pengajaranNya menjadi takjub, terpukau dan kemudian
memberi respons positif ( Matius 7 : 28-29 ). Murid2 maupun orang
banyak sering memanggilnya sebagai “ Rabi “ yang artinya “ Guru Agung
“ ( Matius 26: 25, 29, Markus 9 : 5, 11: 21 ). Panggilan “ Rabi “ yang
ditujukan kepada Yesus adalah karena didasari bahwa Yesus adalah
sebagai guru, pengajar yang mulia dan berkedudukan tinggi.
 Perhatian Yesus demikian tercurah pada pendidikan, pengajaran dan
persekutuan. Hal ini amat prioritas dalam pelayananNya. Lewat
pengajaran, Yesus memperkenalkan Allah dan kasihNya kepada manusia (
Yoh 1: 14, 18, 14: 6, Yoh. 8: 42-58, 16: 28)
 Yesus sering mengajar di Bait Allah dan dirumah-rumah ibadat.
Pandangan Yesus, Bait Allah dan rumah-rumah ibadat adalah tempat yang
sentral bagi pengajaran umat => tempat yang ditetapkan dan disediakan
Allah sebagai tempat pengajaran umat.
 Yesus memakai berbagai pendekatan dalam mengajar seperti berkotbah,
mengajar, menyembuhkan dan mengadakan mujizat. Berbagai metode
dilakukannya secara luar biasa dan mampu menarik perhatian khalayak
ramai. Dalam mengajar Yesus memakai metode ceramah, bimbingan,
dialog, perjumpaan, simbolis maupun studi kasus. ( Markus 12: 37 ).

2. Pengajaran Rasul Paulus


 Sebagai salah satu tokoh spiritual terkenal melakukan tugas penginjilan
dan pengajaran secara sungguh2 kepada jemaat2.
 Pengajarannya menjadi prioritas utama dalam pelayanannya, dengan
pengajarannya warga jemaat dikuatkan, dihibur dan menjadi percaya
kepada Yesus Kristus ( Kis. 13: 12 ).
 Sambil memberi pengajaran, Rasul Paulus sering harus tinggal beberapa
waktu dalam sebuah jemaat demi melaksanakan pengajaran.
 Hasil pengajarannya itu membuat orang2 percaya dapat memiliki
keyakinan yang kuat dan kokoh terhadap tantangan dan kesulitan yang
mereka hadapi karena mengikut Kristus.
 Rasul Paulus mengajar di Jemaat Korintus selama 18 bulan guna
mempersiapkan orang2 percaya agar mereka mampu bertahan menghadapi
tantangan berat. ( Kis 18: 11), di Efesus, Rasul Paulus mengajar untuk
mempersiapkan para pekerja, baik penatua maupun diaken serta pekerja
lainnya. (Kis. 19: 9 ).
 Pengajaran Rasul Paulus sangat jelas yaitu untuk memimpin tiap-tiap
orang kepada kesempurnaan hidup dalam Kristus. ( Kolose 1: 28 ). Rasul
Paulus menyadari betul bahwa tugas pengajaran bukan perkara mudah
melainkan memerlukan ketekunan, kesabaran, pergumulan dan
kesederhanaan. Tugas pengajaran => dengan kuasa pertolongan Allah.
 Paulus menyakini bahwa tugas mengajar adalah mulia dan suruhan Allah
sendiri yang harus dilaksanakan dengan sungguh2 . Bagi Paulus tugas
mengajar bukan hanya tanggung jawab para rasul, penatua atau diaken saja
melainkan tugas semua orang percaya.
 Surat2 Paulus memperlihatkan dengan jelas tentang isi dari pengajarannya
ialah kematian dan kebangkitan Kristus, pertobatan dan kekudusan hidup,
keselamatan dan iman serta kesetiaan untuk mengikut Yesus.
 Isi Pengajaran Paulus tidak hanya teoritis melainkan sangat aplikatif. Apa
yang telah diajarkan haruslah segera dipratikkan dalam kehidupan pribadi
maupun kelompok. Paulus mengajar jemaat2 baru agar senantiasa hidup
dalam doa yang tekun dan tidak berkeputusan ( Roma 12:12, Yak 5:13,
Kol.4: 2) Takut akan Allah merupakan tema pokok pengajaran Rasul
Paulus ( Kis.9: 31, 13:26, 19: 17).
 Bagi Rasul Paulus berkotbah saja tidak cukup, tetapi juga bertobat dan
dilanjutkan dengan pendidikan dan pengajaran agar warga jemaat dapat
bertumbuh dalam imannya.
 Dalam jemaat mula2, pengajaran Paulus mendapat tempat yang sangat
penting untuk membawa setiap orang hidup dalam ketaatan kepada
Kristus, karena mereka dikepung oleh banyak musuh, penindasan serta
kepercayaan lain yang terus menerus mendesak dan mempengaruhi iman
warga jemaat. Lewat pengajaran tersebut kebenaran dan kekuatan iman
dapat dipertahankan dan dipelihara di dalam Roh Kudus ( I Tim 1: 14 )

2, Pendidikan dan Pengajaran tugas Gereja


A. Pendahuluan.
Gereja adalah tempat yang disediakan Allah untuk mengenal Dia. Tidak
seorang Kristen pun dapat bertumbuh jika ia terasing dari gereja. Didalam
gerejalah orang2 percaya berkumpul dan beribadah serta mempelajari firman
Allah. Dalam kehadirannya gereja menjalankan dua misi sekaligus yaitu “
didache “ ( pengajaran ) dan “ kerigma” ( pemberitaan) . Untuk membawa
orang2 percaya kepada pengenalan dan kasih akan Kristus, gereja harus
melaksanakan pengajaran secara terus menerus. Mengajar haruslah merupakan
komitmen kristiani yang kuat, teguh dan mendasar dalam pelayanan gereja.
Jika gereja mengabaikan pengajaran, maka gereja menjadi statis, hidup dalam
kebodohan iman dan tidak bermakna.
Tugas gereja ialah memperlengkapi dan mengajar warga jemaat untuk tetap
setia kepada Tuhan dan menjalankan perintahNya. Dengan pengajaran gereja
menolong orang2 percaya agar mereka dapat hidup sebagai murid2 Kristus
serta mampu mengaplikasikan imannya dalam hidup sehari-hari.
Pendidikan dan pengajaran adalah hal yang melekat demikian dalam dan tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan dan pelayanan gereja. Sebagai agen pendidikan
gereja harus memberi tempat yang luas bagi pendidikan. Dengan sekuat tenaga
serta bersandar pada pertolongan Roh Kudus, gereja harus terus memikirkan,
merencanakan, mengelola dan melaksanakan pendidikan di dalam jemaat.
Oleh karena itu gereja harus memperlengkapi dirinya terus menerus agar
terampil dalam mengelola dan melaksanakan pendidikan.

B. Pentingnya Pendidikan dalam Jemaat


 Pentingnya tugas mengajar dalam gereja adalah dalam rangka
pembentukan dan peningkatan kualitas iman, moral, etis warga jemaat.
Pengajaran mendorong, membimbing dan dilatih untuk takut kepada Allah
( Ul. 4:5, 10; Mzm.32: 8, Yes.25:9). Dengan pengajaran, warga jemaat
dapat mengetahui dan membedakan antara baik dan jahat ( Kej. 3:5.
Yes.60:16), memiliki hikmat dan bijaksana ( Ams.5:13; Mzm.105:22)
serta memiliki hidup yang berpusatkan kepada Kristus.
 Pengajaran => agar jemaat mengetahui dengan jelas keselamatan di dalam
Kristus, bahwa Kristus adalah Juruselamat pribadi dan telah memberi
keselamatan kepada setiap orang yang percaya dan beriman kepadaNya
( Yoh.3: 16,18,36 ).
 Akan membawa warga jemaat kepada perjumpaan pribadi dengan Allah
didalam Yesus Kristus. Pengajaran akan memampukan tiap-tiap orang
percaya menerjemahkan firman Allah secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
Beberapa alasan penting mengapa gereja harus mengajar:
1. Agar warga jemaat memiliki pengenalan yang jelas tentang Allah.
2. Mengajarkan Alkitab sebagai satu-satunya sumber pengajaran yang
berkuasa merubah hidup setiap orang secara menyeluruh.
3. Agar hidup orang2 percaya berpusat kepada Kristus.
4. Mendorong warga jemaat untuk berkembang disepanjang hidupnya
sebagai orang2 percaya. Perkembangan ini mencakup intelek, emosi,
kehendak, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan hidup rohani.
5. Untuk memperlengkapi jemaat dalam menghadapi dan mengatasi
berbagai tantangan hidup.
6. Memperlengkapi warga jemaat agar dapat menjadi “ garam dan terang
“ dalam kehidupannya serta memiliki kemampuan untuk mengatasi
berbagai masalah dalam hidupnya.
7. Menolong warga jemaat agar dapat bertanggungjawab terhadap Allah,
lingkungan dan dirinya sendiri.
8. Agar warga jemaat sanggup mengatasi perasaan terancam yang timbul
karena pembaharuan agama, budaya, ekonomi dan moral yang
mengelilingi kehidupannya.
9. Memampukan warga jemaat untuk melaksanakan panggilan ditengah-
tengah dunia lewat pewartaan, pelayanan, persekutuan dan
kehidupannya dapat menjadi berkat bagi sesama.
 Pengajaran di gereja ini penting dilakukan karena dengan pengajaran yang
paling efektif untuk memperbaharui kehidupan warga jemaat.
 Pendidikan dan pengajaran gereja harus mampu membawa warga jemaat
memiliki spiritualitas yang tinggi, berkomitmen dan memiliki pengakuan
iman yang teguh bahwa Yesus Kristus adalah Mesias Anak Allah yang
Mahatinggi.
 Pendidikan, pengajaran dan latihan yang dilakukan gereja merupakan
jalan utama untuk mencapai pertumbuhan rohani menuju pada kedewasaan
rohani.

C. Pendidikan dan Pertumbuhan Rohani


 Jemaat yang sehat dan yang mendapatkan pengajaran firman Allah akan
bertumbuh dalam iman. Kehidupan warga jemaat akan berdiri kokoh
diatas firman Allah, imannya akan menjadi stabil karena sudah diajar
mengenai prinsip-prinsip dasar iman Kristen.
 Melalui pengajaran gereja akan semakin kuat dan bertumbuh karena
anggota2 jemaatnya telah dimuridkan, dijaga, dipelihara, dinasehati,
disatukan serta dilibatkan dalam ibadah dan pelayanan.
 Pengajaran yang diberikan, pertumbuhan rohani anggota jemaat akan
terjadi dalam dua aspek yaitu aspek “ vertikal dan horizontal “
 Pengajaran => orang2 percaya dipersiapkan untuk kembali kedalam realita
hidup masing2, melanjutkan hubungan mereka dengan Allah ( vertikal)
secara mendalam serta hubungan mereka dengan sesama ( horizontal ).
 Pengajaran akan memimpin warga jemaat menuju kedewasaan di dalam
Kristus serta memampukan mereka untuk melakukan apa yang Kristus
perintahkan ( Matius 28: 19 )
 Tanda2 dari pertumbuhan rohani sebagai hasil dari pengajaran yaitu:
penuh dengan buah2 kebenaran, menjadi serupa dengan Kristus,
pertumbuhan yang terus menerus dalam pengetahuan akan Allah ( Kol.3:
10 ), dalam kasih karunia ( 2 Ptr. 3: 18) , hidup dalam pimpinan roh Allah
dan segala jalan hidupnya dilandasi oleh kasih Allah.
 Rasul Paulus dalam suratnya, menegaskan bahwa jemaat harus
meninggalkan manusia lama dan mematikan sifat2 dosa dan mulai hidup
dalam Roh ( Kol.3: 5 ), hidup dalam pengenalan diri, teguh iman, setia,
memiliki sifat2 ilahi, hidup kudus , tidak bercela dan tak bercacat
dihadapan Allah ( Kol.1 : 22-23 )
 Setelah pertobatan, baptisan dan menerima Roh Kudus, gereja tidak boleh
berhenti dalam pengajaran jemaat.
 Pertumbuhan rohani warga jemaat dapat terlihat lewat beberapa hal yaitu:
1. Kesungguhan dan ketetapan hati mempraktikkan imannya dalam hidup
sehari-hari secara pribadi maupun keluarga.
2. Adanya kesungguhan untuk mengabdikan hidupnya bagi kemuliaan
Kristus melalui waktu, talenta, pekerjaan, harta dan kepribadian.
3. Menjalani perubahan untuk menjadi serupa dengan Kristus.
4. Kerelaan untuk memberi.
5. Keterlibatan dalam menjangkau jiwa2 baru untuk dibawa kepada
Kristus.
3, Tujuan Pendidikan dalam Gereja
Adapun tujuan pendidikan dalam gereja diantara yaitu :
1. Pertobatan
 Dengan pertobatan memungkinkan tiap2 orang dapat melihat kerajaan
Allah dan mengalami kelahiran baru didalam Kristus.
 Berarti tidak lagi mengikuti jalan pikiran dan perangai yang lama dan
tindakannya senantiasa tertuju kepada kemuliaan Allah.
 Menyangkut penyesalan dan kesedihan atas perilaku yang lama ( 2 Kor.7:
9); berpaling dari perilaku dosa ( Kis. 8: 22) kepada hidup yang baru
didalam Kristus ( Mrk. 1: 15).
 Mereka tidak lagi mengembara untuk mencari kepuasan hati, Ia akan tetap
teguh dan tidak goncang dalam Anugerah Allah.
 Adalah langkah awal dari pertumbuhan dan kesempurnaan iman, baik
secara pribadi maupun bersama-sama.
 Membuka jalan kepada kehidupan kekal di sorga, terhindar dari dosa dan
segala kebiasaan buruk, mengubah pikiran dan memampukan untuk
mengambil keputusan menjauhi dosa, untuk hidup suci dan benar
dihadapan Allah.
 Ia akan menunjukkan cinta kasih kepada Yesus dan sesamanya dalam
kata2 dan perbuatan nyata ( Mrk.6:12, Kis.2:38, Kis. 20: 21, Why.2:5, 16,
3:3,9, Kis.17:30)
 Menerima dari Yesus Kristus kerinduan untuk terus berubah semakin
dewasa iman.
 Adalah tindakan iman yang sungguh2 untuk meninggalkan perbuatan dosa,
kemudian hidup dalam ketaatan yang penuh kepada Kristus.
2. Pemuridan
 Semua orang percaya dalam Kristus mempunyai hak untuk memperoleh
pemeliharaan dan pertumbuhan dan menjadikannya menjadi murid2
Kristus.
 Pemuridan orang2 percaya dalam jemaat merupakan tanggung jawab
gereja.
 Pengertian murid hal ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Semua orang percaya adalah murid2 Kristus.
2. Orang2 percaya tersebut dengan penuh sukacita rela melayani Tuhan
secara khusus dan menjadi pelayan Kristus ditengah-tengah gereja.
 Beberapa ciri khas dari seorang murid Kristus yaitu:
1. Memisahkan diri dari dosa ( Lukas. 9: 23 ).
2. Dengan setia dan tekun menyelidiki firman Allah, mengingatnya serta
mempratikkannya dengan pertolongan Roh Kudus ( Yoh.8: 31, Yak.1:
22-25)
3. Dengan setia dan tekun mengadakan saat teduh dalam iman dan doa
( Mrk.1:35, Ibr. 11:6)
4. Setia dan giat terlibat didalam gereja dan menyatakan kasih Kristus
melalui pelayanannya kepada saudara2 seiman didalam Kristus.
( Mzm.122:1, Ibr. 10: 24-25, Yoh.13: 34-35)
5. Bersikap mau belajar dan rela diajar orang lain, terutama mereka yang
lebih dewasa dalam rohani.
 Pria dan wanita yang diperlengkapi melalui pendidikan dan pelatihan di
gereja dalam melaksanakan perintah agung Kristus dengan iman menjadi
murid Kristus mereka siap memberitakan firman Allah kepada orang2 lain.
 Seorang murid Kristus bertumbuh dan berkembang menuju seorang
pemimpin yang kemudian memimpin orang lain kepada Kristus, Ia akan
mengembangkan hubungannya dengan Allah, hati dan pikirannya semakin
disempurnakan oleh pekerjaan Roh Kudus.
 Lewat pengajaran di gereja warga jemaat dapat melayani pekerjaan2 Allah
yang dipercayakan kepada mereka, kepada semua lapisan dalam jemaat
baik tua maupun muda, pria dan wanita serta anak2 haruslah diperlengkapi
menjadi murid2 Kristus.

3, Pembentukan Spiritualitas
 Spiritualitas diartikan sebagai kekuatan atau roh yang memberi daya tahan
kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mempertahankan,
memperkembangkan dan mewujudkan kehidupannya.
 Spiritualitas sering dikaitkan dengan perkara kerohanian yang menunjuk
kepada aktivitas manusia dalam memperoleh kesucian atau keselamatan
pribadi yang bersifat rohani.
 Spiritualitas diartikan sebagai kesadaran dan sikap hidup manusia untuk
dapat tahan uji dan bertahan dalam mewujudkan tujuan dan pengharapan
iman.
 Spiritualitas menjadi sumber kekuatan untuk menghadapi penganiayaan,
kesulitan, penindasan dan kegagalan yang dialami seseorang atau
kelompok yang sedang mewujudkan cita2 atau tujuan hidup rohaninya.
 Spiritulitas menunjukkan kepada kasih yang dalam kepada Yesus Kristus,
mampu menghadapi tantangan dan kesulitan, menjadi terang bagi orang
lain, tahan uji, menjadi ciptaan baru.
 Spiritualitas memungkinkan orang2 percaya memiliki kekuatan,
ketabahan, kesabaran, kebaikan, kesucian, ketaatan dan kepekaan di dalam
Yesus Kristus.

4, Memperlengkapi Kaum Awam


 Sejarah gereja telah membuktikan betapa besarnya peranan kaum awam
dalam kehidupan pelayanan gereja.
 Gereja harus terpanggil sungguh2 untuk memperlengkapi kaum awam
didalam gereja dengan memberikan pengajaran yang baik dan
berkesinambungan, supaya mereka dapat mempertahankan diri dari
pengaruh sekuler, tidak terseret terhadap perbuatan dosa serta memiliki
kekuatan rohani dan tidak menjadi sasaran yang mudah ditipu oleh roh2
jahat dunia.
 Gereja memulai pekerjaanNya dengan kesaksian dan kegiatan orang2
awam yang setia, dalam PB lebih menekankan pada fungsi panggilan
bukan jabatan gereja.
 Beberapa alasan penting mengenai pendidikan kaum awam di gereja yaitu:
1. Agar kaum awam dibina secara sungguh2 dalam pemahaman iman
yang mendasar untuk mengasihi Kristus.
2. Agar kaum awam dapat menjadi saksi2 Kristus.
3. Agar kaum awam dapat berkorban dengan sungguh2 dalam
membangun jemaat.
4. Agar kaum awam tidak hanya aktif dalam kegiatan2 gereja, melainkan
mereka dapat merefleksikan imannya dalam semua bidang kehidupan.
 Menurut Efesus 4: 11-12, bahwa pendidikan di dalam gereja adalah
bertujuan untuk “ memperlengkapi orang2 kudus bagi pekerjaan pelayanan
bagi pembangunan tubuh Kristus”

5, Penginjilan
 Adalah merupakan perintah Kristus kepada semua orang percaya ( Matius
28: 19-20 )
 Adalah merupakan amanat kepada gereja dan kepada orang2 percaya dan
berlangsung secara terus menerus.
 Pengajaran di dalam jemaat haruslah memiliki visi penginjilan dan
menjadikan semua orang beriman menjadi penjinjil2 dalam hidupnya.
 Penginjilan erat sekali kaitannya dengan pertumbuhan gereja, membawa
orang lain masuk kedalam gereja untuk diajar, dimuridkan dalam
persekutuan orang2 percaya.
 Kisah Para Rasul memberikan data2 jemaat lewat penginjilan yaitu: gereja
pertama di Yerusalem dimulai diruang atas dengan jumlah murid 120
orang ( Kis.1:15, 2:41-42, 4:4, 5:14, 6: 1,7 ).
 Bertujuan untuk melipatgandakan orang2 percaya, tiap2 hari anggota
jemaat terus bertambah.

4, Isi Pengajaran Warga Jemaat


1. Pengajaran Iman Kristen => membantu warga jemaat dalam perjumpaannya
dengan tradisi kristiani dan wahyu Allah guna memahami, memikirkan,
meyakini dan mengambil keputusan berdasarkan isi pengajarannya.
2. Persekutuan dan Ibadah => membantu warga jemaat untuk lebih memahami
dan menghayati arti dari menjadi umat Allah dan umat beriman di dunia ini .
Mereka belajar mengenal kasih Tuhan lewat partisipasi dalam kegiatan dan
perbuatan gereja, adat istiadat, tradisi2 kristiani serta komunikasi diantara
orang2 percaya itu sendiri.
3. Pengembangan Spiritual => membantu umat berpartisipasi dalam tradisi
imannya agar mereka menjadi orang Kristen yang dewasa. Kegiatan pengajaran
hendaknya lebih mengarah pada pembentukan spiritualitas serta
membimbingnya kearah kedewasaan rohani.
4. Pembebasan => pengajaran bertujuan untuk mendorong umat untuk menghayati
gaya hidup kristiani dalam upaya mewujudkan perubahan dunia kearah yang
lebih manusiawi, umat diajak berpartisipasi untuk mengadakan aksi dan refleksi
melalui keterlibatannya dalam berbagai kehidupan masyarakat.
5. Penafsiran => pendekatan ini membantu warga jemaat untuk mempelajari
keterkaitan iman dengan hidup sehari-hari. Dalam kegiatan ini sangatlah
ditentukan aspek refleksi, pengambilan keputusan, cerita serta pelaksanaan
upacara2.
6. Memperkenalkan Allah di dalam Yesus Kristus yang telah dinyatakan dengan
kekuatan2, mujizat2 dan tanda2 yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan
Dia ( Kis. 2: 22)
7. Memberitakan semua perbuatan Allah dan kebenaran firmanNya didalam Yesus
Kristus agar setiap orang yang percaya menikmati dan menghidupi kasih Allah
di dalam dirinya ( I Yoh.1:1 ).
8. Mendorong warga jemaat kepada pembaharuan hidup didalam Yesus Kristus
oleh pekerjaan Roh Kudus.

5, Ujian Akhir

Daftar Pustaka :
1. E.G. Homrighausen, Dr, I.H. Enklaar, Dr. Pendidikan Agama Kristen ,
PT.BPK Gunung Mulia, Jakarta 1994
2. J.M. Nainggolan, Pdt, S.Th, MA, M.Th. Strategi Pendidikan Warga Gereja,
Generasi Info Media, Bandung 2008.
3. Weinata Sairin, Pendidikan yang Mendidik. Yudhistira, Jakarta 2001
SOAL UJIAN MAHASISWA STT SYALOM LAMPUNG
SEMESTER GANJIL TAHUN 2020 / 2021

MATA KULIAH : PEMBIMBING PAK


Dosen Pengampu : Dr.Drs. Edy, M.Pd.K

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN ANALISIS:

1. Jelaskan secara analisis mengapa dalam Perjanjian Lama , bahwa pendidikan


dan pengajaran Allah telah dimulai sejak manusia diciptakan dan bagaimana
Allah mendidik manusia pertama kalinya?
2. Jelaskan secara analisis yang dimaksud dengan Allah sebagai pengajar bagi
keluarga dan keturunan orang-orang pilihannya agar senantiasa taat dan
beribadah kepada Allah dan pesan serta perintah Allah supaya diteruskan
kepada anak-anak dan keturunannya ?.
3. Jelaskan secara analisis Yesus disebut sebagai “ Guru yang Agung “ bukan
karena pengajaranNya, melainkan karena hakekat pribadiNya sendiri ?
4. Jelaskan secara analisis tentang komitmen Rasul Paulus bahwa tugas mengajar
adalah mulia dan tugas suruhan Allah sendiri yang harus dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh ?
5. Jelaskan secara analisis mengapa pendidikan dan pengajaran adalah hal yang
melekat secara mendalam dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan
pelayanan gereja?

====== TUHAN YESUS MEMBERKATI =======

Jawaban dikirim melalui email : eddylpg@gmail.com ( Satu minggu setelah


perkuliahan selesai. Terimakasih. Gbu )

Anda mungkin juga menyukai