PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Praktikum merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
menarik minat siswa dengan tujuan agar siswa mendapat kesempatan
menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang telah dipelajari
dalam teori. Dalam kegiatan praktikum terdapat beberapa tahap yang harus
dilaksanakan yaitu; tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup
(Sari & Sani, 2018).
1. BAB I Pendahuluan
Pada penyusunan laporan harus disajikan pendahuluan yang
berperan sebagai identitas laporan yang akan memberikan gambaran
secara umum mengenai materi yang terdapat dalam laporan.
Pendahuluan mencakup latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Dalam
penulisan Bab 1 Pendahuluan harus menggunakan ukuran kertas A4
dengan lebar tepi sisi kiri 4 cm dan lebar tepi sisi kanan, atas, dan
bawah 3 cm, menggunakan font style Times New Roman dengan size
14 untuk judul dan 12 untuk isi, menggunakan line spacing 1.5 dan
before after 0, serta menggunakan huruf italic untuk bahasa asing.
2. BAB II Landasan Teori
Pada penyusunan laporan termuat landasan teori yang berisi
basis materi yang akan diulas. Landasan teori mencakup definisi
praktikum fisika, fungsi praktikum fisika, tujuan praktikum fisika,
konsep materi yang dipelajari dalam praktikum fisika, dan alat-alat
yang digunakan dalam praktikum fisika.
3. BAB III Usulan Pemecahan Masalah
Pada penyusunan laporan termuat usulan pemecahan masalah
yang menyajikan solusi dari perumusan masalah yang telah
ditentukan. Usulan pemecahan masalah mencakup flowchart
penguraian rangkaian runtunan kegiatan praktikum fisika dan
deskripsi pemecahan masalah.
4. BAB IV Hasil dan Pembahasan
Pada penyusunan laporan termuat hasil dan pembahasan yang
berisi gabungan hasil gambar dari masing-masing anggota. Laporan
ini disusun oleh Kelompok 22 yang beranggotakan Salsa Nabillah
(2210631140104), Vera Hawalia Putri (2210631140160), Merlbie
Marlella (2210631140085), Muhammad Haikal (2210631140089),
Raihan Rama Wijaya (2210631140099), Syintya Rindi Lestari
(2210631140110), dan Dewita Briliansi (2210631140129).
5. BAB V Analisa
Pada penyusunan laporan termuat analisa yang berisi langkah-
langkah praktikum yang dilakukan beserta hasil perhitungannya,
mulai dari hasil perhitungan dasar dan ketidakpastian pengukuran,
hasil perhitungan pegas, hasil perhitungan ayunan matematis, hasil
perhitungan dinamika bidang miring, dan hasil perhitungan kalor jenis
logam.
6. BAB VI Penutup
Pada penyusunan laporan termuat penutup yang berisi
kesimpulan secara utuh dari hasil dan saran untuk perbaikan dan
pengkajian lebih lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Definisi Praktikum Fisika
3. Hukum Hooke
4. Ketetapan Pegas
Ketetapan pegas adalah suatu nilai yang diperlukan untuk
menghasilkan nilai gaya pegas. Ketetapan pegas sendiri memili
satuan berupa (N/m). Selain disebut sebagai tetapan pegas, nilai
ini disebut juga sebagai konstanta pegas. Pemanfaatanya dalam
kehidupan sehari – hari misalnya pada bolpoin Tarik, shock
breaker dikendaraan, dan trampoline. Nilai ketetapan pegas
adalah adalah ukuran dari kekuatan pegas. Sehingga, apabila
suatu pegas memiliki struktur yang sangat kaku, maka ia memiliki
nilai ketetapan yang besar. Sebaliknya, untuk pegas lunak, maka
ia akan memiliki nilai ketetapan yang kecil. (laporan resmi
praktikum fisika dasar)
Nilai ketetapan pegas dan setiap pegas berbeda – beda yang
disebabkan oleh berbagai factor. Yang pertama adalah luas
permukaan pegas, semakin besaran luas permukaan suatu pegas
maka semakin besar pula nilai tetapannya. Yang kedua adalah
suhu, semakin tinggi suhu yang diterima oleh suatu pegas maka
akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu pun sebaliknya. Saat
suhu tinggi partikel-partikel yang menyusun pegas mendpat
energi dari luar sehingga memberikan energi pula kepada partikel
penyusunnya untuk bergerak sehingga ikatan antar
Partikel - partikel meregang. Yang ketiga adalah diameter adalah
diameter pegas, semakin besar diameter yang dimiliki oleh suatu
pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu pula
sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan, semakin
banyak jumlah lilitan pegas maka akan semakin semakin besar
nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya. Hal-hal tersebutlah
yang menyebabkan nilai tetapan pegas menjadi tidak sama,
tergantung pada kondisi yang dialami oleh setiap pegas masing-
masing tersebut.(Crowell,2006) (pdf modul 2 pegas m.ihsan)
2. Percepatan Gravitasi
BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
III.1 Flowchart Rangkaian Kegiatan Praktikum Fisika
III.2 Deskripsi Usulan Pemecahan Masalah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil perhitungan dasar dan ketidakpastian pengukuran
IV.2 Hasil perhitungan pegas
IV.3 Hasil perhitungan ayunan matematis
IV.4 Hasil perhitungan dinamika bidang miring
IV.5 Hasil perhitungan kalor jenis logam
BAB V
ANALISA
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran