Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Praktikum merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
menarik minat siswa dengan tujuan agar siswa mendapat kesempatan
menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang telah dipelajari
dalam teori. Dalam kegiatan praktikum terdapat beberapa tahap yang harus
dilaksanakan yaitu; tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup
(Sari & Sani, 2018).

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang


mempelajari segala hal tentang fenomena yang terjadi di alam semesta
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran
fisika tidak cukup hanya dengan mempelajari tentang konsep-konsep
ataupun fakta dari pengetahuan yang diperoleh saja, tetapi fisika juga
melakukan penemuan dari konsep yang diperoleh. Untuk itu, pembelajaran
fisika memerlukan proses pembelajaran yang bermakna, sehingga proses
pembelajaran fisika ini diarahkan ke suatu tujuan yaitu agar mahasiswa
dapat mengembangkan kemampuan intelektual, berpikir kritis, logis, dan
ilmiah serta mampu memahami konsep dan memecahkan masalah
terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaran fisika disini adalah proses melalui kerja ilmiah, yaitu kritis
terhadap masalah, sehingga mahasiswa mampu merasakan adanya
masalah, mengembangkan hipotesis atau pertanyaan-pertanyaan,
merancang percobaan atau melakukan pengamatan untuk menjawab
pertanyaan dan menarik kesimpulan. Proses melalui kerja ilmiah ini dapat
dikembangkan dengan melakukan kegiatan praktikum.

Sejalan dengan penjelasan sebelumnya, praktikum fisika merupakan


bentuk pembelajaran yang berfokus melakukan pengujian serta
melaksanakan secara langsung dalam kegiatan nyata teori teori yang ada
dalam lingkup fisika. Dengan adanya mata kuliah praktikum fisika, kita
sebagai mahasiswa Teknik Industri memiliki keharusan membangun
pemikiran laboratorium yang berpikiran kritis dan dinamis sebagai
ketetapan pemikiran agar sukar untuk dibohongi oleh pihak lain serta
membuat konsep berpikir lebih matang dalam kaitannya dengan dunia
kerja dimasa mendatang. Dimana banyak lapangan pekerjaan
membutuhkan kompetensi yang bisa didapatkan dalam perjalanan
menyelesaikan strata 1 fakultas teknik, salah satunya ilmu fisika yang
lebih kompleksnya didapatkan dalam praktikum fisika.

I.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan dapat
dirumuskan beberapa masalah penting sebagai berikut:

1. Apa definisi praktikum fisika?


2. Apa saja fungsi praktikum fisika?
3. Apa saja tujuan praktikum fisika?
4. Apa saja konsep materi yang dipelajari dalam praktikum fisika?
5. Apa saja alat – alat yang digunakan dalam praktikum fisika?

I.3 Tujuan Praktikum


Berdasarkan tujuan praktikum yang telah dicantumkan dapat
dirumuskan beberapa tujuan praktikum sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi praktikum fisika.


2. Untuk mengetahui fungsi praktikum fisika.
3. Untuk mengetahui tujuan praktikum fisika.
4. Untuk mengetahui konsep materi yang terdapat dalam praktikum
fisika.
5. Untuk mengetahui alat – alat yang digunakan dalam praktikum fisika.

I.4 Manfaat Praktikum


Berdasarkan tujuan praktikum yang telah dicantumkan dapat
dirumuskan beberapa manfaat praktikum sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui definisi praktikum fisika.
2. Dapat mengetahui fungsi praktikum fisika.
3. Dapat mengetahui tujuan praktikum fisika.
4. Dapat mengetahui konsep materi yang terdapat dalam praktikum
fisika.
5. Dapat mengetahui alat – alat yang digunakan dalam praktikum fisika.

I.5 Batasan Praktikum


Berdasarkan manfaat yang telah dirumuskan, maka diperlukan
adanya pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Hanya untuk mengetahui definisi praktikum fisika.


2. Hanya untuk fungsi praktikum fisika.
3. Hanya untuk tujuan praktikum fisika.
4. Hanya untuk mengetahui konsep materi yang terdapat dari praktikum
fisika.
5. Hanya untuk mengetahui alat – alat dalam praktikum fisika.

I.6 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan laporan praktikum harus memperhatikan
sistematika penulisan sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan
Pada penyusunan laporan harus disajikan pendahuluan yang
berperan sebagai identitas laporan yang akan memberikan gambaran
secara umum mengenai materi yang terdapat dalam laporan.
Pendahuluan mencakup latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Dalam
penulisan Bab 1 Pendahuluan harus menggunakan ukuran kertas A4
dengan lebar tepi sisi kiri 4 cm dan lebar tepi sisi kanan, atas, dan
bawah 3 cm, menggunakan font style Times New Roman dengan size
14 untuk judul dan 12 untuk isi, menggunakan line spacing 1.5 dan
before after 0, serta menggunakan huruf italic untuk bahasa asing.
2. BAB II Landasan Teori
Pada penyusunan laporan termuat landasan teori yang berisi
basis materi yang akan diulas. Landasan teori mencakup definisi
praktikum fisika, fungsi praktikum fisika, tujuan praktikum fisika,
konsep materi yang dipelajari dalam praktikum fisika, dan alat-alat
yang digunakan dalam praktikum fisika.
3. BAB III Usulan Pemecahan Masalah
Pada penyusunan laporan termuat usulan pemecahan masalah
yang menyajikan solusi dari perumusan masalah yang telah
ditentukan. Usulan pemecahan masalah mencakup flowchart
penguraian rangkaian runtunan kegiatan praktikum fisika dan
deskripsi pemecahan masalah.
4. BAB IV Hasil dan Pembahasan
Pada penyusunan laporan termuat hasil dan pembahasan yang
berisi gabungan hasil gambar dari masing-masing anggota. Laporan
ini disusun oleh Kelompok 22 yang beranggotakan Salsa Nabillah
(2210631140104), Vera Hawalia Putri (2210631140160), Merlbie
Marlella (2210631140085), Muhammad Haikal (2210631140089),
Raihan Rama Wijaya (2210631140099), Syintya Rindi Lestari
(2210631140110), dan Dewita Briliansi (2210631140129).
5. BAB V Analisa
Pada penyusunan laporan termuat analisa yang berisi langkah-
langkah praktikum yang dilakukan beserta hasil perhitungannya,
mulai dari hasil perhitungan dasar dan ketidakpastian pengukuran,
hasil perhitungan pegas, hasil perhitungan ayunan matematis, hasil
perhitungan dinamika bidang miring, dan hasil perhitungan kalor jenis
logam.
6. BAB VI Penutup
Pada penyusunan laporan termuat penutup yang berisi
kesimpulan secara utuh dari hasil dan saran untuk perbaikan dan
pengkajian lebih lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Definisi Praktikum Fisika

II.2 Fungsi Praktikum Fisika

II.3 Tujuan Praktikum Fisika

II.4 Materi pada Praktikum Fisika

II.4.1 Dasar dan Ketidakpastian Pengukuran


1. Pengertian Dasar dan Ketidakpastian Pengukuran
2. Ketepatan dan Ketelitian
Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi yang
baik, yaitu hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil.
Keakuratan sebuah eksperimen diukur dari seberapa dekat hasil
ukur dengan nilai sebenarnya. Dalam hal ini sebelum sebuah alat
ukur digunakan, harus dipastikan bahwa kondisi alat sudah dalam
keadaan terkalibrasi dengan baik. Kalibrasi yang buruk akan
menyebabkan ketidakpastian hasil ukur menjadi besar.
Sedangkan sebuah alat ukur dikatakan presisi jika untuk
pengukuran besaran fisis tertentu yang diulang maka alat ukur
tersebut mampu menghasilkan hasil ukur yang sama seperti
sebelumnya. Kepresisian eksperimen diukur dari seberapa baik
hasil yang ditetapkan, tanpa referensi yang sesuai dengan nilai
sebenarnya.
(petunjuk praktikum fisdas)
3. Angka Penting
Angka penting adalah angka hasil perhitungan yang diperoleh
dari kegiatan pengukuran dalam praktikum. Jumlah angka
penting menunjukkan seberapa akurat dan seberapa teliti hasil
pengukuran kita terhadap suatu besaran tertentu. Angka penting
yang dperoleh dari hasil pengukuran terdiri dari angka pasti dan
angka taksiran. Angka taksiran disebut sebagai angka yang
diragukan. Makin teliti suatu pengukuran, makin banyak jumlah
angka penting yang dituliskan. Misal, untuk mengukur panjang
benda dipergunakan mistar yang mempunyai nilai terkecil 0,1
cm. Dari hasil pengukuran, didapat:
X = 12,5 cm dengan ketidakpastian mistar sebesar ±0,05 cm. Hasil
pengukuran tersebut dituliskan.
X = (12,50 ± 0,05) cm
1. Ketentuan Angka Penting
a. Jika terdapat tanda koma (bilangan desimal), maka
angka nol atau angka bukan nol paling kanan
merupakan angka penting paling kanan;
b. Jika tidak ada tanda koma, maka angka bukan nol
yang terletak paling kanan merupakan angka
penting paling kanan;
c. Jika ada atau tidak ada tanda koma, maka angka
bukan nol paling kiri merupakan angka penting
paling kiri; dan
d. Angka-angka yang berada diantara angka penting
paling kiri dan angka penting paling kanan adalah
angka penting.
2. Pembulatan Angka Penting
4. Pembulatan
5. Ketidakpastian
6. Kesalahan Dalam Pengukuran
7. Pentingnya Ketidakpastian
II.4.2 Pegas
1. Pengertian Getaran
Getaran adalah gerak bolak – balik yang dialami oleh suatu benda
secara berkala ketika melalui titik keseimangan. Beberapa contoh
penerapan getaran dalam kehidupan diantaranya Ketika bermain
gitar, gerak yang dialami oleh beban yang terhitung dengan pegas
setelah dilepaskan, membunyikan lonceng, dan garpu tala.
Getaran adalah gerak menuju titik keseimbangan. Tetapi, saat
mencapai posisi setimbang, sistem masih memiliki keletihan
energi sehingga akan melampaui posisi setimbang dan kemudian
sistem akan kembali berbalik arah menuju titik setimbang.
(laporan resmi praktikum fisika dasar)

2. Pengertian Pegas dan Susunan Pegas


Pegas adalah benda elastic yang digunakan untuk menyimpan
gaya mekanik. Pegas memiliki sifat yang elastis, artinya pegas
akan Kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada
pegas dihilangkan. Namun, ketika gaya luar yang bekerja ini
dihilangkan, maka pegas akan Kembali ke panjangnya yang
semula, karena itulah pegas tidak bergantung pada Panjang
lintasan yang dilaluinya, melainkan hanya bergantung pada posisi
awal dan akhirnya. Oleh karena itu, pegas dikategorikan sebagai
salah satu gaya konservatif. (laporan resmi praktikum fisika
dasar)

3. Hukum Hooke
4. Ketetapan Pegas
Ketetapan pegas adalah suatu nilai yang diperlukan untuk
menghasilkan nilai gaya pegas. Ketetapan pegas sendiri memili
satuan berupa (N/m). Selain disebut sebagai tetapan pegas, nilai
ini disebut juga sebagai konstanta pegas. Pemanfaatanya dalam
kehidupan sehari – hari misalnya pada bolpoin Tarik, shock
breaker dikendaraan, dan trampoline. Nilai ketetapan pegas
adalah adalah ukuran dari kekuatan pegas. Sehingga, apabila
suatu pegas memiliki struktur yang sangat kaku, maka ia memiliki
nilai ketetapan yang besar. Sebaliknya, untuk pegas lunak, maka
ia akan memiliki nilai ketetapan yang kecil. (laporan resmi
praktikum fisika dasar)
Nilai ketetapan pegas dan setiap pegas berbeda – beda yang
disebabkan oleh berbagai factor. Yang pertama adalah luas
permukaan pegas, semakin besaran luas permukaan suatu pegas
maka semakin besar pula nilai tetapannya. Yang kedua adalah
suhu, semakin tinggi suhu yang diterima oleh suatu pegas maka
akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu pun sebaliknya. Saat
suhu tinggi partikel-partikel yang menyusun pegas mendpat
energi dari luar sehingga memberikan energi pula kepada partikel
penyusunnya untuk bergerak sehingga ikatan antar
Partikel - partikel meregang. Yang ketiga adalah diameter adalah
diameter pegas, semakin besar diameter yang dimiliki oleh suatu
pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu pula
sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan, semakin
banyak jumlah lilitan pegas maka akan semakin semakin besar
nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya. Hal-hal tersebutlah
yang menyebabkan nilai tetapan pegas menjadi tidak sama,
tergantung pada kondisi yang dialami oleh setiap pegas masing-
masing tersebut.(Crowell,2006) (pdf modul 2 pegas m.ihsan)

II.4.3 Ayunan Matematis


1. Pengertian ayunan matematis
Ayunan matematis merupakan suatu partikel massa yang
tergantung pada suatu titik tetap pada seutas tali, di mana massa
tali dapat diabaikan dan tali tidak dapat bertambah panjang.
Sebuah beban bermassa tergantung pada seutas kawat halus
sepanjang dan massanya dapat diabaikan. Apabila bandul itu
bergerak vertikal dengan membentuk sudut , gaya pemulih
bandul tersebut adalah mgsinθ. Secara matematis dapat dituliskan.
F=mgsinθ (Anonima, 2015). (word ayunan matematis)

2. Percepatan Gravitasi

II.4.4 Dinamika Bidang Miring


II.4.5 Kalor Jenis Logam
II.5 Alat dan Bahan pada Praktikum Fisika

BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
III.1 Flowchart Rangkaian Kegiatan Praktikum Fisika
III.2 Deskripsi Usulan Pemecahan Masalah

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil perhitungan dasar dan ketidakpastian pengukuran
IV.2 Hasil perhitungan pegas
IV.3 Hasil perhitungan ayunan matematis
IV.4 Hasil perhitungan dinamika bidang miring
IV.5 Hasil perhitungan kalor jenis logam

BAB V
ANALISA

BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai