Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA
JANGKA SORONG DAN MIKROMETER SEKRUP

KELOMPOK 6:
1. NAUFAL RIFQI ANAS (30)

2. SIDANE RESKY PRAYOGO (32)

3. M. ERLANGGA SAPUTRA (21)

4. DHEA FRIESCA (14)

5. ARRO’UFUDIINA DJITA AULIA.P (6)

KELAS X
SMA WACHID HASJIM
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum “Jangka Sorong, dan Mikrometer
Sekrupr”. Penulisan laporan ini adalah salah tugas mata pelajaran Fisika di SMA WACHID
HASJIM 3 SEDATI.

Dalam penulisan laporan praktikum ini saya merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada Ibu
Ria selaku Guru mapel Fisika yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam laporan
ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Sedati, 29 Oktober 2023

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I
Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II 2
Dasar Teori 2
A. Pengkuran 2
B. Pengkuran Panjang Benda 2
1. Dengan Mengunakan Jangka Sorong 2
2. Dengan Menggunakan Mikrometer Sekrup 3
C. Ketidakpastian Dalam Pengukuran 4
D. Angka Penting 4

BAB III 5
Metode Praktikum 5
A. Alat dan Bahan 5
B. Prosedur Praktikum 5

BAB IV 6
Hasil Pengamatan 6
A. Hasil Pengamatan 6
1.Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong 6
2.Pengukuran Menggunakan Mikrometer Sekrup 8
B. Diskusi 9

BAB V 10
Penutup 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan pengukuran.Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi
juga dapat diperluas untuk mengukurhampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti
tingkat ketidakpastian, atau kepercayaankonsumen. Pengukuran ada beberapa macam alat yaitu:
micro meter,jangka sorong,dialindikator,viler gauge dl

Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar. Dalam
penggunaan ilmu fisika, memang berbagai aspek dalam ilmu ini tak dapat terpisah dari
pengukuran dan besaran-besaran. Contohnya saja bila kita mau menghitung volume balok, kita
pasti harus mengukur dulu untuk mengetahui berapa panjang, lebar dan tinggi balok dengan
menggunakan penggaris. Setelah itu baru kita dapat menghitung volumenya.

Didasari oleh betapa pentingnya besaran dan pengukuran, maka dilakukanlah praktikum
fisika yang berisi materi dasar-dasar pengukuran yang dapat membantu siswa memahami hal
ini. Dan untuk melengkapi praktikum itu, maka disusunlah laporan praktikum ini, yang berisi
laporan dari hasil praktikum yang telah dilakukan dan beberapa tinjauan materi yang
menunjang. Adapun tujuan dari disusunnya laporan ini, selain untuk melengkapi praktikum,
juga untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran fisika.

B. Rumusan Masalah

1. Apa fungsi mikrometer sekrup dan jangka sorong ?

2. Bagaimana cara mengukur menggunakan mikrometer sekrup?

3. Bagaimana cara mengukur menggunakan jangka sorong ?

C. Tujuan

1. Mempelajari penggunan alat-alat ukur dasar.


2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil pengukuran/perhitungan.
3. Menghitung besaran-besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar.

1
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengukuran
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu, di dalam fisika,kita biasanya melakukan pengamatan
yang diikuti dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum tidaklah lengkap bila tidak
dilengkapi dengan data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli
fisika berkata, bila kita dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan
angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu.

Sedangkan arti dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan sesuatu yang sedang diukur
dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan, misalnya bila kita mendapat data
pengukuran panjang sebesar 5 meter, artinya benda tersebut panjangnya 5 kali panjang mistar yang
memiliki panjang 1 meter. Dalam hal ini, angka 5 menunjukkan nilai dari besaran panjang,
sedangkan meter menyatakan besaran dari satuan panjang.

Dan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka kita sebut besaran. Panjang, massa dan waktu termasuk pada besaran
karena dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka-angka. Akan tetapi kebaikan dan
kejujuran misalnya. Tidak dapat kita ukur dan tidak dapat kita nyatakan dengan angka-angka.

Tapi walaupun demikian, tidak semua besaran fisika selalu mempunyai satuan. Beberapa
besaran fisika ada yang tidak memiliki satuan antara lain adalah indek bias, koefisien gesekan, dan
massa jenis relatif.

B. Pengukuran Panjang Benda


1. Dengan Menggunakan Jangka Sorong

Untuk melakukan pengukuran yang mempunyai ketelitian 0,1 mm diperlukan jangka sorong.
Jangka sorong mempunyai fungsi-fungsi pengukuran, yaitu :
1. Pengukuran panjang bagian luar benda.
2. Pengukuran panjang rongga bagian dalam benda.
3. Pengukuran kedalaman lubang dalam benda.
Jangka sorong sendiri mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
1. Rahang yang tetap (biasa disebut rahang tetap), memiliki skala panjang yang disebut skala
utama.
2. Rahang yang dapat digeser-geser (disebut rahang geser), yang memiliki skala pendek yang
disebut nonius atau vernier.

2
Rahang tetap terdapat skala-skala utama dalam satuan cm dan mm. Sedangkan
pada rahang geser terdapat skala pendek yang terbagi menjadi 10 bagian yang sama
besar. Skala inilah yang disebut sebagai nonius atau vernier. Panjang 10 skala nonius itu
adalah 9 mm, sehingga panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm. Jadi selisih antara skala
nonius dan skala utama adalah 0,1 mm.atau 0,01 cm. Sehingga dapat ketelitian jangka
sorong adalah 0,1 mm.

Contoh pengukuran dari jangka sorong adalah sebagai berikut. Bila diukur sebuah
benda didapat hasil bahwa skala pada jangka sorong terletak antara skala 5,2 cm dan 5,3
cm. Sedangkan skala nonius yang keempat berimpit dengan salah satu skala utama.
Mulai dari skala keempat ini ini kekiri, selisih antara skala utama dan skala nonius
bertambah 0,1 mm atau 0,01 cm setiap melewati satu skala. Karena terdapat 4 skala,
maka selisih antara skala utama dan skala nonius adalah 0,4 mm atau 0,04 cm. Dengan
demikian, dapat ditarik kesimpulan kalau panjang benda yang diukur tersebut adalah 5,2
cm+0,04 cm=5,24 cm.

2. Dengan Menggunakan Mikrometer Sekrup

Untuk mengukur benda-benda yang sangat kecil sampai ketelitian 0,01 mm


atau 0,001 cm digunakan alat bernama mikrometer sekrup. Bagian utama dari
mikrometer sekrup adalah sebuah poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar
yang disebut bidal. Pada ujung silinder pemutar ini terdapat garis-garis skala yang
membagi 50 bagian yang sama. Jika bidal digerakan satu putaran penuh, maka poros
akan maju (atau mundur) sejauh 0,5 mm. Karena silinder pemutar mempunyai 50 skala
disekelilingnya, maka kalau silinder pemutar bergerak satu skala, poros akan bergeser
sebesar 0,5 mm/50 = 0,01 mm atau 0,001 cm.

Sangat perlu diketahui, pada saat mengukur panjang benda dengan mikrometer
sekrup, bidal diputar sehingga benda dapat diletakan diantara landasan dan poros.
Ketika poros hampir menyentuh benda, pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda
bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar roda berigi ini, putaran akan
berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika sampai menyentuh benda yang
diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.

B. Ketidakpastian dalam Pengukuran


Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai fenomena
yang terjadi di alam. Ilmu ini didasarkan pada pengamatan dan percobaan. Pengamatan
merupakan pengkajian suatu gejala yang terjadi di alam. Hanya saja, sayangnya suatu
gejala alam yang muncul secara alamiah belum tentu terjadi dalam waktu tertentu,
sehingga menyulitkan pengamatan. Untuk mensiasati ini, maka dilakukan percobaan yang
menyerupai gejala alamiah itu di bawah kendali dan pengawasan khusus. Tanpa percobaan
ini, ilmu fisika tak mungkin berkembang seperti saat sekarang ini.
Dan selanjutnya, dalam suatu percobaan kita hrus berusaha menelaah dan
mempelajarinya. Caranya, kita harus mempunyai data kuantitatif atas percobaan yang kita
lakukan. Sanada dengan pendapat Lord Kelvin yang mengungkapkan kalau kita belum
belajar sesuatu bila kita tak bisa mendapatkan sebuah data kuantitatif.
Untuk itulah dalam fisika dibutuhkan sebuah pengukuran yang akurat. Akan tetapi,
ternyata tak ada pengukuran yang mutlak tepat. Setiap pengukuran pasti memunculkan
sebuah ketidakpastian pengukuran, yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran.
Ketidakpastian juga disebut kesalahan, sebab menunjukkan perbedaan antara nilai yang
diukur dan nilai sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor itu dibagi
dalam 2 garis besar, yaitu: ketidakpastian bersistem dan ketidakpastian acak.

1. Ketidakpastian Bersistem
- Kesalahan kalibrasi
Kesalahan dalam memberi skala pada waktu alat ukur sedang dibuat sehingga tiap kali
alat itu digunakan,
ketidakpastian selalu muncul dalam tiap pengukuran.
- Kesalahan titik nol
Titik nol skala alat ukur tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur.
- Kesalahan Komponen Alat
Sering terjadi pada pegas. Biasanya terjadi bila pegas sudah sering dipakai.
- Gesekan
Kesalahan yangtimbul akibat gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak.
- Paralaks
Kesalahan posisi dalam membaca skala alat ukur.

2. Ketidakpastian Acak
- Gerak Brown molekul udara
Menyebabkan jarum penunjuk skala alat ukur terpengaruh.

3. Adanya Nilai Skala Terkecil dari Alat Ukur

4. Keterbatasan dari Pengamat Sendiri

D. Angka Penting
Angka penting adalah angka yang diperhitungkan di dalam pengukuran dan
pengamatan.
Aturan angka penting :
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting. 4
2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka penting.
Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, angka nol yang terletak disebelah kiri
maupun di sebelah kanan tanda koma, tidak termasuk angka penting. Deretan angka nol
yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol adalah angka penting, kecuali ada
penjelasan lain.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan

ALAT :
1. Jangka Sorong
2. Mikometer Sekrup

BAHAN:
1. Penggaris
2. Kelereng
3. Spidol
4. Pipa kecil
5. KTP
6. Buku

Prosedur Praktikum

a) Jangka sorong
1) Pastikan skala menunjukkan angka nol.
2) Kendurkan baut pengunci.
3) Letakkan benda diantara dua rahang.
4) Geser rahang gerak.
5) Kencangkan baut pengunci.
6) Baca hasil pengukuran.

b) Mikrometer sekrup
1) Jepitkan benda yang akan diukur pada rahang mikrometer sekrup, tepatnya
diantara anvil dan spindle.
2) Putar thimble dan rachet sampai objek benar-benar terjepit.
3) Putar pengunci pada locknut sehingga pemutar dan objek tidak bergerak lagi.

5
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan
1. Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong

JENIS BENDA Skala Utama Skala Putar Ketebalan


(MM)
1. KTP 0 44 x 0,01 mm 0,44 mm

2. Pipa 15 20 x 0,01 mm 15,20 mm

3. Kelereng 15 37 x 0,01 mm 15,37 mm

4. Penggaris 0 18 x 0,01 mm 0,18 mm

5. Buku 5 15 x 0,01 mm 5,15 mm

6. Spidol 13 5 x 0,01 mm 13,5 mm

1. Buku

Su=5=5

0 , 15
Sn=15 ×0 ,01= +¿
5 , 15

2. Spidol

Su=13=13

0 , 05
Sn=5 ×0 ,01= +¿
13 , 5

6
3. Penggaris

Su=0=0

0 , 18
Sn=18 ×0 ,01= +¿
0 , 18

4. KTP

Su=0=0

0 , 44
Sn=44 ×0 , 01= +¿
0 , 44

5.Pipa

Su=15=15

0 , 20
Sn=20 × 0 ,01= +¿
15 , 20

6.Kelereng

Su=15=15

0 ,37
Sn=37 × 0 ,01= +¿
15 , 37
7

2. Pengukuran Menggunakan Mikrometer Sekrup

JENIS BENDA Skala Utama Skala Nonius Ketebalan


(CM)
1. KTP 0,1 5 x 0,01 cm 0,15 cm

2. Pipa 1,5 9 x 0,01 cm 1,59 cm

3. Kelereng 1,4 6 x 0,01 cm 1,46 cm

4. Penggaris 0,1 8 x 0,01 cm 0,18 cm

5. Buku 0,5 3 x 0,01 cm 0,53 cm

6. Spidol 1,0 1,5 x 0,01 cm 1,15 cm

1.Kelereng

Su=1 , 4=1 , 4

0 , 06
Sn=6 × 0 , 01= +¿
1, 46

2. Penggaris
Su=0 , 1=0 ,1

0 ,08
Sn=8 × 0 ,01= +¿
0 ,18

3.Buku
Su=0 , 5=0 ,5
0 , 03
Sn=3 ×0 ,01= +¿
0 ,53

8
4.Spidol

Su=1 , 0=1 , 0

0,015
Sn=1 , 5× 0 , 01= +¿
1,015

5.KTP

Su=0 , 1=0 ,1

0 , 05
Sn=5 ×0 ,01=
0 ,15

6. Pipa

Su=1 , 5=1 , 5

0 ,09
Sn=9 × 0 , 01=
1 ,59
B. Diskusi
Jadi hasil Ketebalan sudah ditemukan yakni:

1. Micrometer sekrup
Ktp = 0,44 mm
Pipa = 15,20 mm
Kelereng = 1,5,37 mm
Penggaris = 0,18 mm
Buku = 5,15 mm
Spidol = 13,5 mm

2. Jangka sorong
Ktp = 0,15 cm
Pipa = 1,59cm 9
Kelereng = 1,46 cm
Penggaris = 0,18 cm
Buku = 0,53 cm
Spidol = 1,15 cm

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pengukuran menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup yaitu:

 Jangka sorong. Alat ukut yang biasa digunakan untuk mengukur panjang, luas, dan kedalaman
benda.
 Mikrometer sekrup. Alat ukut untuk mengukur panjang atau ketebalan benda, kedalaman celah
lubang, dan diamter suatu lubang.

Jangka sorong dan mikrometer sekrup merupakan alat ukur yang memiliki kegunaan
berbeda. Jangka sorong biasa digunakan untuk mengukur panjang, luas, dan kedalaman
benda. Jangka sorong termasuk alat ukur panjang dengan batas ukur sampai 10 cm dengan
ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter
dalam cincin, diameter luar cincin, serta mengukur kedalaman gelas.

Sedangkan, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur benda-benda yang lebih kecil dan
tipis. Mikrometer sekrup termasuk alat ukur panjang dengan tingkat presisi yang tinggi.
Ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm. Mikrometer sekrup biasa digunakan juga
untuk mengukur diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel. Walaupun
mengandung kata mikro, namun mikrometer sekrup tidak tepat untk menghitung benda
berskala mikrometer. Kata mikro berasal dari Bahasa Yunani yang berarti kecil. Jadi
Mikrometer skrup lebih jelas dilihat/teliti daripada jangka sorong karena lebih mudah di
gunakan dan mengetahui ketebalan benda.

B. Saran
Sebaiknya saat melakukan pengukuran harus lebih teliti agar hasil yang di dapat serta
berhati hati menggunakan alat tersebut.

10

Anda mungkin juga menyukai