Anda di halaman 1dari 24

MODUL

ALAT UKUR LABORATORIUM KIMIA

Aryati Prasmitha, S.Pd


KATA PENGANTAR

Pembelajaran daring menuntut siswa untuk dapat meningkatkan literasi, aktif


melakukan pembelajaran mandiri supaya memenuhi kompetensi dasarvyang sesuai dengan
ketentuan pemerintah.
Selain kompetensi dasar tersebut siswa diharapkan bisa melatih kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang ditandai dengan kemampuan siswa dalam melakukan analisis
permasalahan, kritis terhadap permasalahan yang dihadapi sehingga mampu menyelesaikan
masalah tersebut.
Modul ini berisi materi pembelajaran mengenai ketelitian alat ukur di laboratorium
kimia dengan penjabaran minimal yang harus dikuasai siswa melalui pendekatan saintifik.
Modul ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk
itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan
dan penyempurnaan.
Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Dasardasar Teknik Kimia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja,warga masyarakat nasional,regional, dan internasional.
KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kerja Teknik Kimia. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, pembiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Peralatan laboratorium memiliki banyak jenis dan kegunaannya, untuk memudahkan
mengingat peralatan dapat dikelompokan berdasarkan fungsi dan bahan pembuatnya. Sebagai
seorang yang bekerja di laboratorium haruslah mengetahui dengan cermat fungsi, ukuran,
ketelitian peralatan yang berada di laboratorium agar saat melakukan praktikum analisis tidak
mengalami kesalahan dalam pemilihan alat yang digunakan sehingga tidak menghasilkan
analisis yang benar.
Dengan memahami secara benar ketelitian alat ukur di laboratorium diharapkan siswa
mampu :
 Mengklasifikasikan pemilihan alat berdasarkan ketelitian pengukuran yang
dipersyaratkan.
 Membandingkan prinsip pemilihan alat ukur volume dan massa berdasarkan ketelitian
pengukuran yang dipersyaratkan.
 Merekomendasi alat ukur volume sesuai ketelitian pengukuran yang dipersyaratkan
untuk percobaan yang akan dilakukan.
 Memilih alat ukur volume sesuai ketelitian yang dipersyaratkan untuk percobaan yang
akan dilakukan.
 Memilih alat ukur massa sesuai ketelitian yang dipersyaratkan untuk percobaan yang
akan dilakukan

Ruang lingkup materi


 Angka Penting
 Ketidakpastian pengukuran
 Kalibrasi
 Alat ukur volume
 Alat ukur massa
B. Prasayarat
Peserta didik dalam mempelajari modul ini tidak memerlukan persyaratan khusus. Namun
akan lebih baik apabila peserta didik telah mempelajari tentang tata tertib laboratorium
terlebih dahulu.
C. Petunjuk penggunan
1. Sebelum memulai belajar, isilah ceklist kemampuan awal.
2. Apabila telah selesai mempelajari uraian materi, lanjutkan dengan lembar kerja/tugas.
3. Apabila telah selesai mempelajari uraian materi dan lembar kerja pada setiap
kompetentensi dasar (KD), cek kemampuan anda dengan mengerjakan lembar penilaian
dalam bentuk latihan, dan isilah refleksi.
4. Apabila anda merasa belum berhasil pelajari kembali materi yang merasa masih kurang.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini siswa mampu :
 Mengklasifikasikan pemilihan alat berdasarkan ketelitian pengukuran yang
dipersyaratkan.
 Membandingkan prinsip pemilihan alat ukur volume dan massa berdasarkan ketelitian
pengukuran yang dipersyaratkan.
 Merekomendasi alat ukur volume sesuai ketelitian pengukuran yang dipersyaratkan
untuk percobaan yang akan dilakukan.
 Menghitung hasil pengukuran sesuai dengan aturan angka penting
 Memilih alat ukur volume sesuai ketelitian yang dipersyaratkan untuk percobaan yang
akan dilakukan.
 Memilih alat ukur massa sesuai ketelitian yang dipersyaratkan untuk percobaan yang
akan dilakukan
F. Cek Kemampuan Awal
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda “√” pada kolom “sudah” atau “belum”.
No Pertanyaan Sudah Belum
1 Apakah anda sudah mengetahui apa yang dimaksud

dengan ketelitian?
2 Apakah anda sudah mengetahui ketidak pastian alat

ukur?
3 Apakah anda sudah mengetahui apa yang dimaksud

dengan miniskus?
4 Apakah anda sudah mengetahui bagaimana menentukan

ketelitian alat ukur?


5 Apakah anda sudah mengetahui bagaimana menentukan

alat ukur yang digunakan berdasarkan ketelitiannya?


6 Apakah anda sudah mengetahui bagaimana melihat

ketelitian gelas ukur?


7 Apakah anda sudah mengetahui bagaimana melihat

ketelitian neraca analitik?


8 Apakah anda sudah mengetahui bagaimana melihat

ketelitian pipet ukur?


9 Apakah anda sudah mengetahui perbedaan ketelitian

pipet ukur dan buret?


10 Apakah anda sudah mengetahui perbedaan ketelitian

gelas ukur dan buret?


Keterangan:
1. Apabila jawaban “sudah” minimal 8 item (lebih dari 70%), maka anda diperkenankan
langsung mengerjakan evaluasi.
2. Apabila jawaban “sudah” kurang dari 8 (kurang dari 70%), maka anda harus mempelajari
modul terlebih dahulu.
PEMBELAJARAN
1. Tujuan
Melalui modul ini siswa mampu siswa dapat mengklasifikasikan, membandingkan,
merekomendasi, dan memilih alat ukur volume dan massa sesuai ketelitian yang
dipersyaratkan untuk percobaan yang akan dilakukan. serta dapat menghitung hasil
pengukuran sesuai aturan angka penting secara aktif dan teliti.

2. Uraian Materi
Pengukuran adalah kegiatan atau hasil dari membandingkan secara kuantitatif antara
standar yang sudah ditentukan dengan besaran yang belum diketahui. Ada 2 prinsip dasar
pengukuran sebagai berikut.
1. Perbandingan langsung (direct comparison), yaitu membandingkan dengan standar yang
tertelusur langsung kepada Standar Internasional (SI).
2. Perbandingan tidak langsung (indirect comparison), yaitu membandingkan dengan standar
yang terkalibrasi.
Secara umum dalam proses pengukuran kita akan menemukan 2 hal sebagai berikut.
1. Standar, digunakan sebagai pembanding, harus diketahui secara akurat dan dapat diterima
secara umum.
2. Prosedur dan alat yang digunakan untuk proses membandingkan, harus sudah terbukti
(provable) dan dapat digunakan secara berulang (repeatable).
Untuk memahami pengukuran ada beberapa aspek yang harus diketahui sebagai berikut.
1. Angka Penting (Significant Figures)
Hasil pengukuran dan perhitungan data yang benar dinyatakan dalam angka penting.
Jumlah angka penting menyatakan jumlah digit pada angka, apabila angka tersebut berupa
angka desimal maka ada beberapa cara untuk menentukannya.
Perhatikan contoh berikut.
Jumlah angka penting 16,7193 adalah enam, 6,023 x 1023 adalah empat, 0,00780 adalah tiga,
6,8929 ± 0,0010 adalah empat, angka 9 dibulatkan karena ada error 0,0010, jadi penulisannya
adalah 6,893 ± 0,001. Ketika angka terakhir dibulatkan maka untuk angka 5 ke atas
dibulatkan ke atas, dan dihilangkan apabila kurang dari 5. Misalnya 6,8925; 6,8926; dan
6,8929 semua dibulatkan menjadi 6,893 sedangkan 6,8924 dan 6,8921 dibulatkan menjadi
6,892.
Jumlah angka penting pada beberapa data pengukuran yang tercatat sama dengan jumlah digit
akurat ditambah satu ketidakpastian pengukuran. Misalnya pada pengukuran massa tembaga
tercatat 3,74 gram maka diasumsikan dua digit pertama akurat, tetapi terdapat ketidakpastian
dalam digit terakhir. Ini menunjukkan bahwa keakuratan pengukuran adalah 3,74 ± 0,01
gram. Karena itu 3,74 memiliki 3 angka penting. Ketika eror pengukuran ditentukan maka
angka penting menjadi semu. Digit yang mengandung ketidakpastian lebih dari 6 atau 7 harus
dihilangkan, misalnya 7,263 ± 0,006 menunjukkan range pengukuran 7,257 sampai 7,269,
penulisannya menjadi 7,26 ± 0,01.
Untuk angka yang sangat besar atau sangat kecil dengan nol digunakan pada angka desimal,
angka-angka tersebut harus dinyatakan dalam notasi ilmiah yang tepat. Misalnya 0,0031 cm
dinyatakan sebagai 3,1 x 10-3 cm. Angka 3,1 menunjukkan dua angka penting. Contoh
penulisan notasi ilmiah dan jumlah angka penting ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 1 Penulisan notasi ilmiah dan angka penting
Data Notasi Ilmiah Ketidakpastian Jumlah Angka
Pengukuran penting
4,223 g 4,223 x 100 g Digit ke-4 4
21,0 m 2,10 x 101 ml Digit ke-3 3
0,00067 ml 6,7 x 10-4 ml Digit ke-2 2
600,0 mg 6,000 x 102 mg Digit ke-4 4
1001 mg 1,001 x 103 mg Digit ke-4 4

Berikut ini adalah beberapa aturan untuk menentukan hasil perhitungan data pengukuran.
a. Penjumlahan dan pengurangan.
Pada angka desimal, jumlah angka di belakang koma sama dengan jumlah paling sedikit
angka di belakang koma pada data. Perhatikan beberapa contoh berikut.
1) Tentukan hasil penjumlahan berikut.
0,784 + 15,16 - 9,6782
Jawab: 6,27

Pembahasan:
Ada dua angka di belakang koma pada angka 15,16 maka hasilnya adalah dua angka di
belakang koma. Hasil perhitungan adalah 6,2658, angka 8 dibulatkan menjadi 6 dan angka 6
dibulatkan sehingga hasilnya menjadi 6,27.
2) Hitunglah total massa total campuran berikut. Nyatakan hasilnya dalam angka penting
dengan benar.
4,227 g emas
11,27 g perak
24,774 g air
163,2 g beaker
Jawab: 203,5 g
Pembahasan:
Hasil penjumlahan dengan kalkulator adalah 203,471 g, karena ketidakpastian beaker ±0,1 g
maka total massa harus dibulatkan sampai ±0,1 g atau 203,5 g.
b. Perkalian dan pembagian.
Jumlah angka penting sama dengan jumlah angka penting terkecil pada data.
Perhatikan contoh berikut.
Hitunglah densitas suatu bahan yang mempunyai massa 17,012 g yang menempati wadah
dengan volume 12,6 cm3. Nyatakan hasilnya dalamangka penting dengan benar.
Jawab: 1,35 g/cm3 . Hasilnya harus mengandung jumlah angka penting yang sama dengan
jumlah angka penting terkecil pada data, sehingga jawabannya mengandung 3 angka penting.
Jadi hasilnya dengan membulatkan 1,3501587 menjadi 1,35 g/cm3.

2. Ketidakpastian Pengukuran
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi,
kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gesekan, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter
pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta keterampilan pengamat. Dengan
demikian amat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran.
Dalam proses analisa, accuracy (ketepatan) dan precision (ketelitian)
mempunyai pengaruh yang sangat penting. Ketepatan adalah perbedaan antara nilai benar
(true value) pada pengukuran dan nilai terukur yang ditunjukkan oleh instrumen. Nilai benar
merupakan keadaan nilai yang sesuai standar. Ketelitian adalah kesesuaian nilai yang diamati
secara berulang pada kondisi yang sama.

Pada alat gelas ketidakpastian alat ukur dicantumkan pada label alat, diterangkan pada
gambar berikut
Grade kualitas alat ukur

Suhu maksimum penggunaan alat

Volume alat ukur

Batas toleransi kesalahan


pengukuran

Gambar 1. Pipet volumetric


Cara sederhana untuk menentukan ketelitian adalah dengan menghitung simpangan
rata-rata (average deviation). Simpangan rata-rata adalah rata-rata penyimpangan data-data
dari rata-ratanya (mean). Di dalam menghitung simpangan rata-rata harus kita cari rata-rata
dari harga mutlak selisih antara tiap-tiap data dengan mean-nya. Pertama hitunglah nilai rata-
rata dari pengukuran, kemudian hitunglah simpangan untuk masing-masing data pengukuran
(selisih antara data pengukuran dengan nilai rata-rata pengukuran, diambil nilai yang positif),
dan terakhir hitunglah rata-ratanya.
Contoh pipet volumetri 25 ml ditentukan ketelitiannya dengan cara memipet air sejumlah
volume yang tertera pada label kemudian ditimbang sesuai didapatkan volume air sebagai
berikut :
Tabel 2. Hasil pengamatan volume pipet volumetri
No Berat air Volume Simpangan
yang hasil
ditimbang konversi
1 25,003 g 25,003 ml 0,001 ml
2 25,004 g 25,004 ml 0 ml
3 25,005 g 25,005 ml 0,001 ml
4 25,002 g 25,002 ml 0,002 ml
5 25,004 g 25,004 ml 0
Rerata 25,004 ml 0,0008 ml

Nilai yang dilaporkan adalah 25,004 ± 0,0008 meq/ml.


Seringkali ketelitian di tunjukkan sebagai simpangan rata-rata relatif (relative everage
deviation/ r.a.d).
0,0008
r . a . d= ×100 %=0,003 %
25,004
Berdasarkan hasil tersebut pipet volumetri masih dapat digunakan karena simpangan
kesalahan yang terjadi tidak lebih dari bataas toleransi yang tertera pada label alat.
Ketepatan dipengaruhi oleh kesalahan (error), yaitu nilai hasil percobaan dikurangi
nilai benar. Kesalahan relatif (relative error) ditentukan dengan membagi kesalahan dengan
nilai benar. Jika nilai benar tidak diketahui maka ketepatan tidak bisa ditentukan.
Contoh:
Nilai benar volume pipet volumetri adalah 25 ml. Hitung kesalahan dan kesalahan relatifnya!
Penyelesaian:
Nilai Percobaan : 25,004 ml
Nilai benar : 25 ml
Selisih : 0,004 ml
0,004
kesalahan relatif = ×100 %=0,016 %
25
Dengan nilai kesalahan relative pipet volumetric 0,016%, tingkat kepercayaan bisa dihitung
melalui mengurangkannya dengan 100% sehingga nilai ketepatan pipet volumetric ialah
99,98%

Kesalahan Paralaks
Permukaan cairan yang terkurung dalam tabung yang sempit akan membentuk
lengkungan disebut meniskus. Membaca peralatan volumetrik dengan cara membaca bagian
bawah meniskus dengan menggunakan kertas yang diletakkan bagian belakang peralatan.
Dalam membaca volume, mata harus berada sejajar permukaan cairan untuk
menghindari kesalahan karena paralaks. Paralaks adalah kondisi yang menyebabkan volume
tampak lebih kecil dari nilai sebenarnya jika dilihat dari atas, atau lebih besar jika dilihat dari
bawah. Cara membaca meniskus yang benar ditunjukkan oleh gambar berikut (Gambar 2.b
dan 2.C)
.
Gambar 2. Cara membaca miniskus cairan pada alat ukur gelas

2. Kalibrasi
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk pengecekan dan pengaturan akurasi alat
ukur dengan cara membandingkannya dengan standar ukur yang mampu tertelusur (traceable)
ke sistem Satuan Internasional (SI). Laboratorium kalibrasi menetapkan ketertelusuran dari
standar pengukuran dan peralatan ukurnya ke SI melalui suatu rantai yang tidak terputus dari
kalibrasi atau uji banding yang menghubungkannya ke standar primer yang relevan dari
satuan pengukuran SI. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang
dilakukan akurat dan konsisten dengan peralatan lainnya. Laboratorium yang melakukan
kalibrasi, harus mempunyai dan menetapkan prosedur untuk mengestimasi ketidakpastian
pengukuran untuk semua jenis kalibrasi. Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai
skala pada saat pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan
pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya.
Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah
distandarisasi.
Peralatan gelas volumetrik dikalibrasi oleh pabrikan pada suhu tertentu (biasanya
tercantum pada alat), sehingga apabila digunakan pada suhu yang berbeda maka akan
memberikan hasil pembacaan yang berbeda. Untuk alat gelas berbahan “soft lime” (seperti
kimble) koefisien ekspansi “cubical” adalah 1,5 x 10-5/derajat, ini berarti setiap kenaikan
suhu 1°C maka volume dikalikan 1,000015, dikalikan 1,000030 apabila suhu naik 2°C, dan
dikalikan 1,00015 apabila suhu naik 10°C. Koefisien untuk “Borosilicate Glass” (seperti
pyrex atau kimax) adalah 1x10-5/derajat. Jika suhu berubah 10° C, volume akan berubah
0,015% atau 0,010%. Sebagaian besar pengukuran volumetrik menggunakan peralatan dari
kaca yang memiliki koefisien ekspansi yang kecil, sehingga perubahan volume akibat
ekspansi ini tidak perlu diperhitungkan dalam pekerjaan analisis biasa. Koefisien ekspansi
untuk larutan encer sekitar 0,025%/° C, sehingga perubahan suhu 5°C masih menghasilkan
pengukuran yang tepat untuk pekerjaan volumetrik biasa.
Contoh:
40,00 mL sampel diambil dari larutan encer suhu 5°C. Berapa volumenya pada alat bersuhu
20°C?
Penyelesaian:
V20° = V5° + 0,00025 (20-5)(40,00) = 40,15 mL
Pengukuran volumetrik harus merujuk pada suhu standar, yaitu 20°C. Sebagian besarsuhu
laboratorium mendekati 20°C, sehingga tidak perlu dilakukan koreksi suhu pada pengukuran
volume larutan encer. Sebaliknya, koefisien ekspansi untuk cairan organik kemungkinan
cukup besar sehingga membutuhkan koreksi setiap perbedaan suhu 1°C

3. Alat Ukur Volume


Peralatan yang digunakan dalam pengukuran volume umumnya berbentuk
tabung/silinder dengan diameter kecil pada skala pembacaannya. Pembacaan volume
dilakukan pada batas lengkungan cairan yang disebut meniskus.Meniskus terjadi karena gaya
adhesi dan kohesi pada cairan. Meniskus atas (cembung) dikarenakan gaya kohesi lebih kuat
dari gaya adhesi sehingga larutan akan menjauhi kaca, terjadi pada larutan berwarna pekat
atau yang mempunyai meniskus atas misalnya pada merkuri, sedangkan meniskus bawah
(cekung) terjadi karena gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi sehingga larutan tertarik ke
kaca, terjadi pada larutan berwarna bening atau yang masih jelas warnanya.
Dalam membaca skala pada alat volumetrik posisi mata harus tegak lurus supaya tidak terjadi
kesalahan pembacaan (kesalahan paralaks).
Alat ukur gelas dibagi menjadi beberapa kelas berdasarkan bahannya, yaitu
a. Tipe I, Kelas A: mempunyai ketelitian yang sangat tinggi. Terbuat dari bahan Pyrex,
Borosilicate, Kimax glass, atau Schott glass. Bisa digunakan untuk semua klasifikasi
peralatan volumemetrik. Jenis bahan ini inert terhadap bahan kimia dan dapatdiperbaiki,
dapat dengan aman ditempatkan dalam oven pengeringan.
b. Tipe I, Kelas B: tipe ini terbuat dari bahan aluminosilikat. Bisa digunakan untuk semua
klasifikasi peralatan volumemetrik. Nama dagang yang digunakan adalah “Corex” dari
Corning glass atau “Kimex-51” dari Kimble. Jenis ini lebih tahan terhadap bahan kimia
daripada borosilikat standar, tetapi mempunyai koefisien ekspansi yang lebih besar.
c. Tipe II: jenis alat gelas ini sering diidentifikasi sebagai soda lime, flint, atau soft glass.
Kaca soda lime tidak tahan terhadap bahan kimia seperti tipe I, tetapi untuk pemakaian yang
tidak lama masih dapat diterima (sebaiknya tidak menempatkan bahan kimia pada alat gelas
yang berbahan soda lime, terutama bahan yang bersifat basa).
Peralatan gelas volumetrik dikalibrasi oleh pabrikan pada suhu tertentu (biasanya tercantum
pada alat), sehingga apabila digunakan pada suhu yang berbeda maka akan memberikan hasil
pembacaan yang berbeda. Untuk alat gelas berbahan “soft lime” koefisien ekspansi “cubical”
adalah 1,5 x 10-5 /derajat, ini berarti setiap kenaikan suhu 1°C maka volume dikalikan
1,000015, dikalikan 1,000030 apabila suhu naik 2°C, dan dikalikan 1,00015 apabila suhu
naik 10°C. Koefisien untuk “Borosilicate Glass” (seperti pyrex atau kimax) adalah 1x10-
5/derajat. Jika suhu berubah 10°C, volume akan berubah 0,015% atau 0,010%.
Sebagaian besar pengukuran volumetrik menggunakan peralatan dari kaca yang memiliki
koefisien ekspansi yang kecil, sehingga perubahan volume akibat ekspansi ini tidak perlu
diperhitungkan dalam pekerjaan analisis biasa. Koefisien ekspansi untuk larutan encer sekitar
0,025%/°C, sehingga perubahan suhu 5°C masih menghasilkan pengukuran yang tepat untuk
pekerjaan volumetrik biasa.
Pipet
Pipet adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke
wadah yang lain. Pipet yang digunakan untuk memindahkan cairan dengan volume tunggal
disebut pipet volume atau transfer pipettes (gambar 2.a) mulai volume 0,5 mL sampai
200 mL. Pipet ukur dikalibrasi untuk memindahkan cairan per skala
sampai batas maksimal tera dengan kapasitas mulai 0,1 mL hingga 25 mL

Gambar 2 (a). pipet volumetric/transfer pipettes, (b.) pipet mohr ,(c). pipet ukur, (d)
eppendorf micropipete, (e)Ostwald Folin pipet, (f) Lamda pipet (Sumber : Rahayu, DK.
Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia. 2019. PT. Quantum Buku Sejahtera)

Semua pipet volumetrik dan pipet ukur diisi sampai tanda kalibrasi (tera) yang
ditandai dengan warna pada pipet, tetapi pengeluarannya tergantung pada jenis pipet, karena
ketika volume cairan dikeluarkan dari pipet, sejumlah kecil cairan cenderung masih tetap
berada di dalam pipet. Cairan residu ini tidak pernah bisa keluar sendiri dari pipet volumetrik
atau beberapa jenis pipet ukur, tetapi dapat keluar sendiri dari jenis pipet ang lain.
Mikropipet Eppendorf (gambar 1.1. d dan 1.2) memindahkan cairan dalam volume mikroliter
(µL). Untuk ukuran pipet 100–1000 µL, pada 100 µL, keakuratannya 3,0% dan ketelitiannya
0,6%. Pada 1000 µL, keakuratannya 0,6% dan ketelitiannya 0,2%.
Pengambilan volume dilakukan dengan thumbwheel.
Dengan pipet jenis ini, udara dikeluarkan dengan menekan tombol (tombol beroperasi
dengan piston pegas) yang terdapat pada bagian atas pipet, sampai batas volume yang
diinginkan kemudian dikunci. Setelah udara keluar, ujung pipet dimasukkan ke dalam cairan,
dan tekanan pada tombol dilepaskan yang menyebabkan cairan akan tersedot masuk.
Kemudian cairan dipindahkan ke wadah dengan menekan tombol, setelah 1 detik tekan

kembali tombol sampai ujung pipet benar-benar kosong. Ketepatan dan ketelitian
penggunaan pipet otomatis tergantung pada keterampilan operator, dan pipet tetap harus
dikalibrasi untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Toleransi ketepatan pipet
diberikan pada tabel di atas. Pemakaian pipet untuk memindahkan cairan yang membutuhkan
ketelitian tinggi seperti pada analisis volumetric, instrument.
Kalibrasi pipet volume
Tentukan massa kosong wadah penerima sampai miligram terdekat. Pindahkan air
yang telah disetimbangkan suhunya ke dalam wadah penerima dengan pipet, timbang wadah
beserta isinya sampai miligram terdekat, hitung massa air yang dipindahkan dengan
menghitung perbedaan massanya. Dengan bantuan tabel konversi. Hitung volume yang
dipindahkan. Ulangi kalibrasi beberapa kali, kemudian hitung volume rata-rata dan standar
deviasinya

Buret
Seperti pipet, buret adalah alat pengukur volume cairan yang akan dipindahkan, buret
dapat memindahkan volume cairan per skala sampai kapasitas maksimumnya. Tingkat
presisi buret secara substansial lebih baik dari pada pipet. Buret digunakan untuk titrasi
pada analisa titrimetri.
Buret terdiri dari tabung yang dikalibrasi untuk menahan titran, dan katup (keran)
yang mengendalikan aliran titran. Katup pinchcock (stopcock) yang sederhana terbuat dari
kaca, yang harus diberi pelumas. Beberapa larutan, terutama basa, akan menyebabkan
keran macet, karenanya keran harus dibersihkan setelah digunakan. Buret dengan keran
teflon tidak terpengaruh dengan pereaksi umum dan tidak memerlukan pelumas. Toleransi
ketepatan buret dapat dilihat di tabel berikut ini
Tabel 2. Toleransi Ketepatan Buret

Kalibrasi buret
Isi buret dengan air yang suhunya sudah setimbang dan pastikan tidak ada gelembung
di ujungnya. Biarkan sekitar 1 menit, kemudian turunkan cairan sampai meniskus bawahnya
di posisi 0 mL. Sentuhkan ujungnya ke dinding beaker untuk menghilangkan tetesan yang
menempel. Tunggu 10 menit dan periksa kembali volumenya. Jika stopcock tidak bocor,
maka volumenya tidak berubah. Selama interval ini, timbang (ke milligram terdekat) labu
125 mL yang dilengkapi sumbat karet. Keluarkan perlahan (sekitar 10 mL/menit) sekitar 10
mL air ke dalam erlenmeyer. Sentuh ujung ke dinding labu. Tunggu 1 menit, catat volume
yang dipindahkan, dan isi ulang buret. Timbang labu dan isinya kke miligram terdekat.
Perbedaan antara massa awal dan akhir adalah massa air yang dipindahkan. Gunakan tabel
1.6. untuk mengkonversinya menjadi volume. Kurangi volume yang terlihat dengan volume
sebenarnya. Perbedaan ini merupakan koreksi untuk menghasilkan volume sebenarnya.
Ulangi kalibrasi sampai selisihnya 0,02 mL. Mulai lagi dari 0, ulangi kalibrasi untuk volume
yang dipindahkan 20 mL. Uji buret untuk interval 10 mL.

Labu Ukur
Labu volumetrik diproduksi dengan kapasitas mulai dari 5 mL hingga 5 L dan
dikalibrasi to contain (TC), di mana volume yang terkandung ditentukan oleh garis terukir di
leher labu. Labu volumetrik digunakan untuk membuat larutan standar dan untuk
pengenceran sampel sampai volume tertentu. Beberapa labu juga dikalibrasi to deliver (TD),
dan dibedakan dengan dua garis pada leher. Jika yang diinginkan volume yang dipindahkan,
maka labu diisi sampai tanda batas atas leher. Toleransi ketepatan labu ukur bisa dilihat pada
tabel 3.
Tabel 3. Toleransi ketepatan labu ukur

Timbang labu bersih dan kering sampai miligram terdekat. Kemudian isi dengan air
yang sudah setimbang, dan timbang lagi. Kemudian konversi berat air aquades menjadi
volumenya.

4. Pengukuran Berat
Menimbang adalah pekerjaan umum dan paling dasar yang dilakukan di laboratorium
kimia. Neraca adalah peralatan yang digunakan untuk menimbang/mengukur masa yang kecil
secara presisi. International Organization of Legal Metrology (OIML) mengklasifikasikan
timbangan menjadi empat kelompok:
a. Kelompok I : Ketelitian khusus
b. Kelompok II : Ketelitian tinggi
c. Kelompok III : Ketelitian sedang
d. Kelompok IV : Ketelitian biasa
Klasifikasi neraca berdasarkan kisaran berat ada pada tabel berikut
Jenis Timbangan Ketelitian Kapasitas
Ultramicroanalytical 0,1 µg 3g
Microanalytical 0,001 mg 3g
Semimicroanalytical 0,01 mg 30 g Untuk
Macroanalytical 0,1 mg 160 g
Teknis 1 mg 160 g - 60 kg keselamatan
disarankan untuk tidak
menimbang bahan berbahaya. Kebersihan neraca sangat penting karena akan memengaruhi
hasil penimbangan.Oleh karena itu, bersihkan neraca dari debu sebelum dan sesudah
penimbangan. Penimbangan selalu dilakukan pada suhu kamar dan dijaga terhadap arus
udara.
Cara penggunaan neraca:
a. Bersihkan piring (pan).
b. Atur pada titik 0.
c. Letakkan bahan yang akan ditimbang pada piring (bahan yang berbentukserbuk, cairan,
atau bahan korosif harus ditempatkan pada wadah kering yang sebelumnya ditimbang dulu
(tare) seperti botol timbang atau gelas kimia. Untukbahan berbentuk granule atau padatan
ditempatkan pada kertas timbang atau kaca arloji yang sebelumnya juga ditimbang dulu).
d. Skala yang terbaca adalah bobot bahan yang ditimbang dengan wadahnya.
Bobot bahan adalah bobot terbaca dikurangi bobot wadahnya (yang sudah ditimbang terlebih
dulu).
e. Bersihkan piring setelah selesai menimbang.
Untuk neraca analitik mekanik, penimbangan dilakukan dengan cara menggesergeser anting
hingga mencapai titik keseimbangan. Bobot benda merupakan jumlah dari masing-masing
skala terbaca pada tiap lengan. Sedangkan pada neraca analitik elektronik bobot benda
langsung terbaca pada display neraca.Pembahasan neraca secara detail akan dibahas pada bab
selanjutnya.
Untuk mengetahui kemampuan anda dapat mengerjakan latihan soal berikut ini

Pilihlah jawaban yang paling benar di bawah ini

1. Kegiatan membandingkan suatu besaran dengan standar yang tertelusur langsung ke


sistem SI disebut...
a. Kalibrasi
b. Pengukuran
c. Perbandingan langsung
d. Validasi
e. Perbandingan tidak langsung

2. Ketika melakukan pengukuran, sering kali kita memperoleh hasil yang tidak sesuai
dengan nilai sebenarnya. Perbedaan nilai ini disebut...
a. Ketepatan d. Simpangan rata-rata
b. Ketelitian e. Simpangan rata-rata relatif
c. Kesalahan

3. Sebelum digunakan, semua peralatan ukur harus ditetapkan untuk memenuhi


persyaratan spesifikasi standar yang relevan. Proses ini dinamakan...
a. Membandingkan
b. Mengecek
c. Validasi
d. Verifikasi
e. Kalibrasi

4. Seorang siswa akan mengambil sampel 25 ml dari wadah untuk diencerkan dalam
labu ukur 100 ml. sampel tersebut akan digunakan untuk analisis volumetric, Alat yang
tepat untuk pekerjaan ini adalah ....
a. pipet ukur
b. pipet volume
c. gelas ukur
d. labu ukur
e. buret

5. Jika hasil penimbangan adi terhadap botol timbang kosong adalah 2,098 gr dan botol
timbang berisi zat ialah 2,278 gr maka berapakah zat yang ditimbang adi jika dituliskan
sesuai aturan angka penting
a. 0,18 gr
b. 0,180 gr
c. 0,2 gr
d. 0,1800 gr
e. 0,200 gr

Kunci Jawaban
1. a
2. c
3. e
4. b
5. b

Refleksi

Petunjuk:

a. Tuliskan nama dan KD yang telah anda selesaikan pada lembar tersendiri

b. Tuliskan jawaban pada pertanyaan pada lembar refleksi!

c. Kumpulkan hasil refleksi pada guru anda

LEMBAR REFLEKSI

1. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti pembelajaran ini?

....................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

2. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran ini?

Jika ada materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja.

....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

3. Manfaat apa yang anda peroleh setelah menyelesaikan

pelajaran ini?

....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

4. Apa yang akan anda lakukan setelah menyelesaikan pelajaran

ini?
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

5. Tuliskan secara ringkas apa yang telah anda pelajari pada

kegiatan pembelajaran ini!

.....................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai