id
BAB IV
104
library.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id
28,81%
37,27%
Bekerja
66,10%
Kuliah
Berwirausaha
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa yang
berniat untuk membuka usaha. Siswa yang berniat berwirausaha setelah lulus
SMA hanya sebesar 28,81%, sedangkan siswa yang memilih untuk bekerja
sebesar 66,10% dan siswa yang memilih untuk melanjutkan kuliah ke perguruan
tinggi sebesar 37,27%.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam pembelajaran prakarya
dan kewirausahaan di ketiga sekolah, diperoleh hasil yang sama yaitu: 1) jumlah
buku teks (cetak) yang tersedia di sekolah terbatas sehingga selama menjelaskan
materi pelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan siswa lebih
banyak mencatat materi pelajaran, 2) pembelajaran berorientasi pada guru
(teacher centered approach), 3) pola mengajar guru kurang menanamkan mindset
untuk berwirausaha, 4) siswa cenderung pasif dan kurang antusias saat membaca
buku pelajaran, 5) buku pegangan siswa untuk belajar hanya buku paket prakarya
dan kewirausahaan yang dipinjam dari perpustakaan.
Wawancara pada tahap studi pendahuluan ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran prakarya dan
kewirausahaan, kondisi bahan ajar prakarya dan kewirausahaan serta analisis
kebutuhan terhadap modul prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal.
Wawancara dilakukan pada siswa dan guru kelas XI di SMAN 1 Moga dan
SMAN 1 Randuongkal. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi sebagai
berikut:
library.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id
12. Guru mengharapkan bahan ajar yang menarik dan dilengkapi dengan proses
pembuatan produk sehingga dapat mendorong keinginan siswa untuk
berwirausaha.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa siswa dan
guru diketahui bahwa pembelajaran prakarya dan kewirausahaan kurang menarik
dan menyenangkan karena pembelajaran lebih cenderung teoritis, sumber belajar
yang digunakan dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan hanya buku
paket dari pemerintah yang jumlahnya terbatas. Buku tersebut memiliki beberapa
kelemahan diantaranya materi yang disajikan belum spesifik dan belum lengkap,
lebih banyak menjelaskan tentang prakarya dibandingkan kewirausahaan serta
belum diintegrasikan dengan kearifan lokal daerah setempat. Selain itu siswa dan
guru menganggap bahwa perlu adanya bahan ajar seperti modul yang
diintegrasikan dengan kearifan lokal setempat sehingga siswa dapat
melestarikannya dan menjadikannya sebagai peluang usaha.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru dan siswa sejalan dengan
hasil lembar angket kebutuhan modul pembelajaran. Angket kebutuhan modul
pembelajaran terdiri dari beberapa pertanyaan untuk mengungkap kebutuhan guru
dan siswa dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan. Angket tersebut
diberikan kepada siswa dan guru di SMAN 1 Bodeh, SMAN 1 Randudongkal dan
SMAN 1 Moga dengan jumlah responden sebanyak 94 siswa dan 3 guru prakarya
dan kewirausahaan. Hasil angket kebutuhan siswa terhadap modul dapat dilihat
pada gambar 4.2 berikut:
library.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id
prakarya dan kewirausahaan yang berbasis pada kearifan lokal Pemalang. Materi
pelajaran yang diintegrasikan dengan kearifan lokal dapat mempermudah siswa
dalam mempelajarinya karena sesuai dengan lingkungan tempat tinggal siswa.
Oleh karena itu, 100% guru setuju jika dikembangkan modul pembelajaran
berbasis kearifan lokal untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran prakarya
dan kewirausahaan. Hasil angket analisis kebutuhan siswa dan guru dapat dilihat
pada lampiran 5 dan 6.
Analisis dokumen dilakukan untuk mengetahui isi dan cakupan materi
yang dalam sumber belajar yang biasa digunakan guru dan siswa dalam
pembelajaran prakarya dan kewirausahaan. Sumber belajar yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah buku mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan kelas XI
yang diterbitkan oleh Kemdikbud tahun 2014. Berikut ini adalah hasil analisis
dokumen:
1. Buku yang digunakan merupakan buku kurikulum 2013 dengan pendekatan
saintifik sehingga terdapat kegiatan 5M yang dapat mengajak siswa untuk
aktif
2. Terdapat kesalahan urutan pemaparan materi. Jika mengacu pada kompetensi
dasar yang digunakan materi yang disajikan seharusnya dimulai dengan
perencanaan usaha dan dilanjutkan dengan proses pembuatan produk. Namun
yang terdapat pada buku prakarya dan kewirausahaan kurikulum 2013 adalah
sebaliknya.
3. Materi yang terdapat dalam buku masih bersifat umum dan belum disesuaikan
dengan kearifan lokal pada masing-masing daerah, sebagai contoh:
library.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.4 Materi Pengolahan Makanan Khas Asli Daerah pada Buku
Prakarya dan Kewirausahaan Kelas XI (Halaman 169)
Pada buku tersebut justru yang dicontohkan adalah materi pengolahan rendang
yang merupakan makanan khas daerah Sumatra. Sedangkan kabupaten
Pemalang sendiri memiliki berbagai makanan khas daerah yang perlu
diketahui dan dipelajari oleh siswa, seperti grombyang, lontong dekem, apem
comal, sate loso, dan ogel-ogel.
4. Contoh yang disajikan belum disertai dengan visualisasi gambar, sehingga
siswa tidak dapat memahami materi pelajaran dengan baik.
5. Pada Bab IV pengolahan belum dijelaskan secara mendetail proses
pengolahan rendang yang disertai dengan visualisasi gambar untuk
memudahkan siswa dalam praktik pengolahan.
Gambar 4.5 Contoh Proses Pengolahan Rendang pada Buku Prakarya dan
Kewirausahaan Kelas XI (Halaman 179)
library.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id
B. Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan tahap kedua dalam penelitian ini.
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan produk awal berupa draf awal modul
prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal. Draf awal tersebut disusun
berdasarkan temuan yang diperoleh dari studi lapangan dan studi pustaka. Draf
awal modul kemudian divalidasi oleh ahli agar menjadi produk final modul
prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal. Draf awal modul yang telah
divalidasi kemudian diuji cobakan secara terbatas dan luas. Hasil pengembangan
modul akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
1. Penyusunan Draft Produk
Kegiatan pada tahap ini yaitu melakukan rancangan desain awal
modul. Draf modul prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal
library.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id
b. Halaman Judul
Halaman judul berisi judul modul yang sama dengan halaman
sampul yaitu modul prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal.
Halaman judul dibuat dengan tujuan untuk mempertegas judul modul.
c. Halaman Francis
Halaman francis berisi tentang penulis dan pihak-pihak yang
memberikan sumbangsih berupa saran dan masukan terhadap perbaikan
library.uns.ac.id 115
digilib.uns.ac.id
d. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan puji syukur dan berisikan poin-poin
pokok modul yang bertujuan agar pengguna dapat memahami isi modul
secara umum serta dalam kata pengantar berisi benang merah modul.
library.uns.ac.id 116
digilib.uns.ac.id
e. Daftar Isi
Daftar isi berisi bagian-bagian pada modul prakarya dan
kewirausahaan berbasis kearifan lokal dan di lengkapi dengan nomor
halaman. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah penggunaan modul.
Gambar 4.10 Daftar Isi pada Modul Prakarya dan Kewirausahaan Berbasis
Kearifan Lokal
g. Glosarium
Glosarium berisi penjelasan tentang arti dari setiap istilah-istilah
dan kata-kata yang sulit dan asing digunakan serta disusun menurut abjad.
Bagian ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi
pada modul prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal.
i. Kompetensi Dasar
Bagian ini merupakan kompetensi yang dikembangkan dari
kompetensi inti pengetahuan dan keterampilan.
j. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran memuat tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa dalam mempelajari materi pada modul prakarya dan
kewirausahaan berbasis kearifan lokal. Tujuan pembelajaran mengarahkan
siswa untuk menguasai ketrampilan kewirausahaan yang sesuai dengan
kearifan lokal Pemalang, sebagai contoh siswa mampu mengidentifikasi
peluang usaha yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu siswa
juga mampu mengolah bahan yang tersedia di lingkungan setempat
menjadi produk makanan khas daerah sebagai bentuk usaha memanfaatkan
peluang usaha di daerah.
o. Evaluasi Akhir
Evaluasi akhir berisi soal-soal yang mencakup keseluruhan materi
dan digunakan untuk mengukur tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Validasi Desain
Validasi desain adalah proses untuk menilai apakah rancangan produk,
dalam hal ini produk baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama
atau tidak (Sugiyono, 2010:414). Validasi desain dilakukan dengan
melibatkan para ahli diantaranya, ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan
praktisi pendidikan. Validasi desain tidak hanya bertujuan untuk memperoleh
penilaian kelayakan penggunaan modul prakarya dan kewirausahaan berbasis
kearifan lokal, tetapi validator juga akan diminta untuk memberikan saran dan
masukan untuk penyempurnaan modul yang telah dikembangkan sehingga
modul ini nantinya akan lebih baik kedepannya.
a. Hasil Penilaian Ahli (Expert Judgement)
Hasil penilaian yang dilakukan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1) Validasi Ahli Materi
Produk awal yang telah dikembangkan belum dapat di
implementasikan sebelum dilakukan validasi oleh ahli materi. Validasi
ahli materi bertujuan untuk mendapatkan penilaian materi pengolahan
makanan khas daerah yang berbasis pada kearifan lokal. Isi materi
dalam modul yang dikembangkan juga dinilai apakah telah
mencerminkan kesesuaian dan ketepatan isi materi. Validasi ahli
library.uns.ac.id 125
digilib.uns.ac.id
sesuai dengan saran yang diberikan oleh ahli materi. Hal ini bertujuan
agar modul prakarya dan kewirausahaan menjadi lebih baik dan
mempunyai nilai kebermanfaatan.
2) Validasi Ahli Media
Validasi media bertujuan untuk mendapatkan penilaian dari
ahli media atas modul prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan
lokal yang telah dikembangkan. Validasi ahli media pembelajaran
dilakukan oleh seorang validator yang telah disesuaikan dengan latar
belakang pendidikannya.
Instrumen yang digunakan untuk validasi media menggunakan
angket. Hasil penilaian kelayakan modul prakarya dan kewirausahaan
berbasis kearifan lokal oleh ahli media dapat dilihat pada lampiran 12
dan 13. Aspek-aspek yang dinilai dalam validasi media yaitu fungsi
dan manfaat modul, karakteristik tampilan dan materi modul, serta
karakteristik modul sebagai bahan ajar. Rekapitulasi hasil penilaian
ahli media berdasarkan setiap aspeknya dapat dilihat pada 4.2.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Media
Skala Penilaian
No Aspek Penilaian
∑ ni ∑ N 100% Nilai Kriteria
Fungsi dan
1 35 40 100% 87,50% Sangat Baik
manfaat modul
Karakteristik
2 tampilan dan 66 84 100% 78,57% Baik
materi modul
Karakteristik
3 modul sebagai 47 56 100% 83,93% Sangat Baik
bahan ajar
Skor Total 148 180 100% 250%
Rata-rata Skor 49,33 60 100% 83,33% Sangat Baik
Sumber : Hasil Pengolahan Data tahun 2019
nilai 83,93% dengan kriteria sangat baik. Penilaian pada aspek media
secara keseluruhan memperoleh nilai rata-rata 83,33%, sehingga
modul prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal dapat
dikelompokkan dalam kategori baik. Ahli media selain memberikan
penilaian juga memberikan saran untuk perbaikan modul. Modul
prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal yang telah
diperbaiki layak untuk diuji cobakan serta digunakan dalam proses
pembelajaran.
3) Validasi Ahli Bahasa
Validasi oleh ahli bahasa dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh penilaian tentang kelayakan bahasa yang digunakan
dalam modul prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal.
Validasi bahasa dilakukan oleh validator yang sesuai dengan
kualifikasi latar belakang pendidikannya.
Instrumen yang digunakan untuk validasi bahasa menggunakan
angket dan hasil penilaian kelayakan modul prakarya dan
kewirausahaan berbasis kearifan lokal oleh ahli bahasa dapat dilihat
pada lampiran 15 dan 16. Aspek bahasa yang dinilai meliputi, aspek
lugas, komunikatif, dialogis dan interaktif, kesesuaian dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan penggunaan istilah. Rekapitulasi hasil
penilaian ahli bahasa berdasarkan setiap aspeknya dapat dilihat pada
4.3.
library.uns.ac.id 128
digilib.uns.ac.id
awal modul didasarkan pada saran dan masukan yang diberikan oleh tim
ahli. Hasil dan revisi produk dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Revisi Produk
No. Saran/Masukan Perbaikan
1) Ahli Materi Pembelajaran
a) Perlu kesesuaian KD-tujuan- Kata-kata yang tulisannya masih
indikator salah sudah diperbaiki misalnya
pada KD 3.1 “memahami” diganti
“menjelaskan”.
b) Perhatikan aspek Ejaan-ejaan dalam modul sudah
kebahasaan yaitu bahasa diperbaiki sesuai dengan PUEBI.
tulis yang sesuai dengan
PUEBI (Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia)
2) Ahli Media Pembelajaran
a) Penggunaan/ pemilihan kata Kata pada sub bab “analisa”
perlu ditinjau lagi sudah diperbaiki dengan
“analisis”.
b) Body modul harap Ukuran modul sudah diperbaiki
disesuaikan dari A4 menjadi B5.
c) Rangkuman/ ringkasan Rangkuman telah ditulis pada
sebaiknya dibuat pada setiap akhir setiap kegiatan
kegiatan pembelajaran pembelajaran.
d) Pada bagian belakang perlu Pada bagian belakang sudah
informasi tentang penulis ditulis informasi tentang penulis.
seperti “nama, foto, dst”
3) Ahli Bahasa
a) Perbaiki tulisan sesuai Kesalahan-kesalahan dalam
dengan PUEBI penulisan telah diperbaiki sesuai
dengan PUEBI.
4) Praktisi
a) Proses pengolahan makanan Proses pengolahan makanan
perlu disajikan dengan sudah diperbaiki dengan gambar/
gambar yang mendetail ilustrasi yang mendetail.
Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa data nilai pretest dan postest
pada uji coba luas berdistribusi normal dan homogen. Hal tersebut dapat
diketahui pada hasil uji normalitas dan reliabilitas sebagai uji prasyarat.
Uji normalitas dianalisis menggunakan kolmogrov-smirnov, nilai pretest
dan postest menghasilkan taraf signifikansi masing-masing adalah 0,127
dan 0,121 (sig. >0,05), sehingga H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan
bahwa nilai pretest dan postest berdistribusi normal. Uji homogenitas
pretest dan postest pada tahap ini dianalisis menggunakan Levene’s test.
Taraf signifikansi pada uji homogenitas sebesar 0,175 (sig. >0,05),
sehingga H0 diterima, artinya bahwa nilai pretest dan postest homogen.
Tahap berikutnya setelah uji prasyarat adalah melakukan uji-t-non
independent menggunakan uji-t-non parametric paired sample t-test. Hasil
uji t-non-independent pada nilai pretest dan postest diperoleh nilai
signifikansi sebesar (sig. <0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak, yang artinya ada perbedaan antara niat berwirausaha siswa
sebelum menggunakan modul dan setelah menggunakan modul prakarya
dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal. Hasil perhitungan uji t-non
independent dapat dilihat pada lampiran 38.
Hasil nilai pretest dan postest niat berwiraushaa siswa pada
masing-masing indikator dapat ditampilkan pada tabel 4.8 berikut ini.
library.uns.ac.id 135
digilib.uns.ac.id
C. Pengujian Produk
Pada tahap ini dilakukan pengujian produk untuk mengetahui keefektivan
modul prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal terhadap peningkatan
niat berwirausaha siswa. Uji efektivitas modul prakarya dan kewirausahaan
berbasis kearifan lokal dilaksanakan di SMA N 1 Randudongkal dan SMA N 1
Moga. Penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan
cara undian dan diperoleh hasil yaitu di SMAN 1 Moga, kelas XI IPS 1 sebagai
kelas eksperimen dan XI IPS 4 sebagai kelas kontrol. Di SMAN 1 Randudongkal
XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 2 sebagai kelas kontrol.
Data yang digunakan pada uji efektivitas diperoleh dari hasil pretest dan
postest pada kelompok eksperimen dan kontrok. Uji efektivitas dapat dilakukan,
jika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang.
Berikut hasil uji kesimbangan pada nilai pretest pada kelompok eksperimen dan
kontrol.
Tabel 4.11 Hasil Uji Keseimbangan
Uji yang dilakukan Jenis uji Sig. Keputusan Kesimpulan
Uji prasyarat
a. Uji normalitas Kolmogrov-
Smirnov
Eksperimen 0,200 H0 di terima Data normal
Kontrol 0,089 H0 diterima Data normal
b. Uji Homogenitas Levene’s test 0,194 H0 diterima Data
homogen
T Independent Independent 0,316 H0 diterima Tidak ada
Sample T- perbedaan
Test
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa data hasil pretest pada
kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal dan homogen. Hal tersebut
dapat diketahui dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat.
Pada uji keseimbangan ini, uji normalitas data niat berwirausaha dianalisis
menggunakan uji kolmogorov smirnov. Pada kelompok eksperimen diperoleh
taraf signifikansi 0,200 lebih besar dari α = 0,05 (Sig. > 0,05), sehingga H0
diterima yang artinya nilai pretest kelompok eksperimen berdistribusi normal.
Pada kelompok kontrol diperoleh taraf signifikansi 0,089 lebih besar dari α = 0,05
library.uns.ac.id 139
digilib.uns.ac.id
(Sig. > 0,05), sehingga H0 diterima yang artinya bahwa nilai pretest kelompok
kontrol juga berdistribusi normal.
Uji homogenitas pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol dianalisis
menggunakan uji Levene’s. Taraf signifikansi yang diperoleh adalah 0,194 lebih
besar dari 0,05 (Sig. > 0,05), sehingga H0 diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa nilai pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol memiliki variansi
yang homogen. Setelah dilakukan uji prasyarat, kemudian dilakukan uji
keseimbangan antara kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan uji
independent sample t-test. Nilai signifikansi uji-t adalah 0,316 lebih besar dari
0,05 (Sig. > 0,05), sehingga H0 tidak ditolak artinya bahwa tidak ada perbedaan
niat berwirausaha antara kelompok eksperimen dan kontrol.
Hasil pretest niat berwirausaha siswa pada kelas eksperimen dan kontrol
dapat ditunjukkan pada tabel uji-t berikut ini.
Tabel 4.12 Uji-t Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Group Statistics
St d. Error
Kelompok N Mean St d. Dev iation Mean
Pret est Kelompok 1 72 187.2778 9.21301 1.08576
Kelompok 2 72 188.7222 7.95803 .93786
Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa akumulasi nilai rata-
rata (mean) pretest niat berwirausaha pada kelompok eksperimen adalah 187,27
dan kelompok kontrol 188,72. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen
dan kontrol tidak memiliki perbedaan niat berwirausaha yang signifikan. Maka
dapat diartikan juga bahwa kedua kelompok memiliki niat berwirausaha yang
seimbang.
Tahap selanjutnya setelah kedua kelompok seimbang adalah dilakukan uji
hipotesis untuk mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan. Pada uji
hipotesis dilakukan analisis terhadap nilai postest yaitu nilai yang diperoleh
setelah menerima perlakuan atau kegiatan pembelajaran pada kelompok
eksperimen dan kontrol. Hasil hipotesis tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13.
library.uns.ac.id 140
digilib.uns.ac.id
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Dev iation Mean
Postest Kelompok 1 72 219.3611 6.00072 .70719
Kelompok 2 72 208.3889 5.33275 .62847
Tabel 4.15 Hasil Pretest dan Postest Berdasarkan Indikator Niat Berwirausaha
pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Kelompok
Eksperimen % Kontrol %
Indikator
Pretest Postest kenaikan Pretest Postest kenaikan
(%) (%) (%) (%)
Sikap 72,36 87,38 20,76 74,18 79,60 7,30
1. Otonomi & otoritas 67,53 89,53 32,56 67,77 80,90 19,39
2. Peluang & 75,69 88,39 16,78 79,51 83,33 4,80
tantangan ekonomi
3. Keamanan dan 76,59 88,64 15,74 79,46 82,54 3,87
beban kerja
4. Menghindari 63,77 79,75 25,05 68,29 75,00 9,83
tanggung jawab
5. Realisasi dan 70,78 86,52 22,24 71,70 76,04 6,05
partisipasi diri
6. Lingkungan sosial 75,17 87,24 16,05 73,35 74,74 1,89
dan karir
Kontrol perilaku yang 70,04 87,40 24,79 69,35 71,43 3,00
dirasakan
7. Kepercayaan diri 70,14 87,96 25,41 67,71 71,76 5,98
yang dirasakan
8. Kontrol perilaku 69,97 86,98 24,32 70,57 71,18 0,86
yang dirasakan
Norma Subjektif 66,15 74,54 12,69 60,53 70,14 15,87
9. Keluarga 65,10 72,57 11,47 60,24 71,01 17,87
10.Teman-teman 63,89 72,57 13,59 60,94 68,58 12,54
11.Orang-orang 69,44 78,47 13 60,42 70,83 17,24
penting
Pendidikan 70,35 87,66 24,61 71,08 83,11 6,93
Kewirausahaan
12.Know what 68,13 88,33 29,66 69,86 83,13 18,99
13.Know why 71,88 88,13 22,61 70,49 81,88 16,16
14.Khow who 71,53 86,25 20,58 72,50 84,24 16,19
15.Know how 69,86 87,92 25,84 71,46 83,19 16,42
Rata-rata Skor 70,94 86,30 21,66 71,49 78,94 10,42
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2019
95
86,3
78,94
80
70,94 71,49 Pretest
Postest
65
50
Kelompok Kelompok Kontrol
Eksperimen
guru yang sedang dalam proses menyusun modul, dan sebagian besar lainnya
belum menyusun modul. Guru mengaku kesulitan dalam mengembangkan
modul prakarya dan kewirausahaan karena tidak memiliki pengetahuan yang
sesuai dengan kualifikasi pendidikan. Selain itu, guru juga memiliki beban
kerja yang berat sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk mengembangkan
modul. Guru seharusnya mampu mengembangkan modul pembelajaran yang
disesuai dengan kebutuhan siswa sehingga dapat menarik perhatian siswa
untuk mempelajari materi dan memudahkan siswa untuk memahami materi
pelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurwanti, Samhati, & Karomani
(2015: 2) bahwa guru perlu memilih dan merancang bahan ajar yang sesuai
dengan kebutuhan sehingga akan memudahkan siswa untuk mempelajari dan
mengimplementasikan ilmu yang diperolehnya.
Modul yang dikembangkan perlu diintegrasikan dengan kearifan lokal
yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan siswa sehari-hari. Materi pelajaran
yang diintegrasikan dengan kearifan lokal dapat mempermudah peserta didik
dalam memahami materi. Sebagaimana yang diungkapkan Martawijaya
(2014) bahwa buku yang disisipkan muatan-muatan yang berbasis kearifan
lokal dapat meningkatkan karakter dan ketuntasan belajar siswa. Selain itu,
modul yang diintegrasikan dengan kearifan lokal dapat menarik minat siswa
untuk mempelajari materi dan mendorong siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran sehingga pada nantinya siswa tertarik untuk menjadi wirausaha.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, angket dan analisis dokumen maka
dalam penelitian ini dikembangkan produk modul prakarya dan
kewirausahaan berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan niat berwirausaha
siswa.
2. Tahap Pengembangan Produk
Berdasarkan permasalahan yang diperoleh pada studi pendahuluan,
selanjutnya dilakukan pengembangan produk. Pengembangan produk pada
penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah penelitian, yang meliputi: a)
menyusun desain prototipe modul prakarya dan kewirausahaan berbasis
kearifan lokal, b) melakukan validasi desain melalui penilaian tim ahli (expert
library.uns.ac.id 148
digilib.uns.ac.id
makanan khas asli daerah yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
memahami perencanaan usaha, menyusun perencanaan usaha dan sistem
pengolahan makanan khas asli daerah, 5) mencari berbagai gambar dan
contoh yang mendukung materi, 6) membuat lembar kegiatan siswa, 7)
membuat soal-soal evaluasi, dan 8) membuat desain layout modul.
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah modul prakarya
dan kewirausahaan kelas XI materi pengolahan makanan khas asli daerah
yang diintegrasikan dengan kearifan lokal daerah setempat. Modul
prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal merupakan bahan ajar
cetak yang memuat teori-teori prakarya dan kewirausahaan yang
dihubungkan dengan kearifan lokal daerah setempat seperti lingkup
situasi, kondisi daerah, dan potensi keunggulan lokal sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan siswa mengenai potensi keunggulan lokal
yang ada didaerah untuk dijadikan sebagai peluang usaha. Menurut
Anwari, Nahdi dan Sulistyowati (2016: 3), penggunaan kearifan lokal
dalam pembelajaran akan memiliki efek untuk membangun pembelajaran
konstekstual, merangsang siswa untuk belajar lebih banyak tentang
lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka.
Modul yang dikembangkan berisi materi yang disusun secara
lengkap dan memuat contoh-contoh yang kontekstual serta disajikan
dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dipahami dengan mudah
oleh siswa. Sebagaimana yang diungkapkan Sudarwati (2013: 109) bahwa
modul disusun menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas, serta
contoh-contoh yang aplikatif pada setiap topik. Pemilihan bahasa dalam
modul disesuaikan dengan tingkat pekembangan dan pemahaman siswa.
Hal sesuai dengan pendapat Larawan (2013: 11) bahwa modul dirancang
dan ditulis dalam bahasa yang jelas dan benar sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa, karena modul menjadi tidak berguna jika sebagai
sasarannya tidak dapat memahaminya. Di dalam modul juga terdapat
warna-warna yang menarik, kombinasi huruf yang variatif, seperti pada
soal kegiatan dan contoh serta ditunjang juga dengan gambar yang bagus
library.uns.ac.id 150
digilib.uns.ac.id
mengalami peningkatan. Hal ini karena pada modul yang telah dikembangkan
mampu memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan proses
merencanakan usaha, hingga proses memasarkan produk. Pengetahuan dan
pengalaman belajar yang ada pada modul menjadi bekal bagi siswa untuk
dapat memulai usaha. Selain itu, inspirasi kewirausahaan yang ada pada
modul dapat menambah keyakinan siswa terhadap kemampuannya untuk
memulai bisnisnya sendiri.
Indikator norma subjektif mengalami peningkatan setelah
menggunakan modul prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal. Hal
ini dapat diartikan bahwa orang tua, teman-teman dan orang-orang penting
menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi niat berwirausaha siswa.
Motivasi untuk berwirausaha yang disampaikan guru pada saat pembelajaran
prakarya dan kewirausahaan dapat mempengaruhi keinginan siswa untuk
menjadi seorang wirausaha. Selain itu, kegiatan pembelajaran pada modul
yang diharuskan siswa untuk melakukan observasi pada salah satu wirausaha
setempat juga dapat mendorong siswa untuk berwirausaha.
Hasil analisis pada indikator pendidikan kewirausahaan menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan niat berwirausaha siswa setelah menggunakan
modul parakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal. Hal ini karena
pada modul yang telah dikembangkan siswa dapat mempelajari bagaimana
menghasilkan ide-ide kreatif, motif seseorang untuk berwirausaha misalkan
karena kebutuhan dan peluang usaha, mencari dukungan finansial dan
mengelola sumber daya. Selain itu siswa juga dapat memperoleh
pemahamanan mengenai perencanaan usaha, analisis peluang usaha, riset
pasar dan lain sebagainya. Materi pada modul prakarya dan kewirausahaan
berbasis kearifan lokal berisi serangkaian kegiatan belajar yang dapat menarik
siswa untuk berwirausaha.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan di atas, modul
prakarya dan kewirausahaan berbasis kearifan lokal yang telah dikembangkan
efektif untuk meningkatkan niat berwirausaha siswa kelas XI di SMAN
Kabupaten Pemalang. Hasil penelitian Prasetya & Sukardi (2016), Padmapriya
library.uns.ac.id 163
digilib.uns.ac.id