Disusun oleh :
KELOMPOK 3
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Komunikasi Bisnis dan Negosiasi, dengan judul "Penulisan
Direct Request, Laporan Bisnis, Laporan Singkat, dan Laporan Formal "
Kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Aryono Yacobus, M.Si. selaku
dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Bisnis dan Negosiasi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi
yang cukup signifikan dalam menambah wawasan keilmuan para mahasiswa.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................................3
A. Penulisan Direct Request...........................................................................................................3
a. Pengorganisasian Direct Request...........................................................................................3
b. Permintaan Informasi Rutin...................................................................................................3
c. Menulis Direct Request Untuk Pengaduan.............................................................................3
d. Surat Undangan, Pesanan, dan Reservasi...............................................................................4
e. Permintaan Kredit..................................................................................................................4
B. Penulisan Laporan Bisnis...........................................................................................................5
a. Pengertian Laporan Bisnis.....................................................................................................5
b. Penggolongan Laporan Bisnis :.............................................................................................5
c. Persiapan penulisan laporan bisnis :.......................................................................................5
d. Jenis-jenis laporan bisnis.......................................................................................................6
e. Membuat Laporan Bisnis yang Baik......................................................................................7
C. Penulisan Laporan Formal.....................................................................................................8
a. Mengidentifikasi Masalah......................................................................................................8
b. Kerangka Analisis..................................................................................................................9
c. Menyusun Rencana Kerja....................................................................................................11
d. Melakukan Penelitian...........................................................................................................11
e. Analisis Data........................................................................................................................12
D. Penulisan Laporan Singkat...................................................................................................12
a. Karakteristik Laporan Singkat.............................................................................................12
b. Perencanaan Laporan Singkat..............................................................................................12
c. Pengornisasian laporan singkat............................................................................................13
BAB III KASUS..................................................................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................................17
BAB V REKOMENDASI...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam menjalankan suatu bisnis, tentunya dibutuhkan manajemen dan komunikasi
yang baik dan terorganisir dalam menjalankan tugasnya agar terhindar dari hal-hal yang
merugikan. Manajemen tersebut berguna untuk memantau jalannya perusahaan atau
memonitor operasi perusahaan.
Komunikasi bisnis merupakan salah satu hal yang penting dalam menjalankan suatu
bisnis atau perusahaan. Etika dalam komunikasi sangat penting dalam menyampaikan berita
maupun pesan secara tertulis. Penulisan yang singkat, mudah dipahami, santun dalam
pencapaian, serta pemberian informasi yang tepat dan akurat akan menghasilkan komunikasi
dua arah yang sangat berarti, yang akan menghasilkan kerjasama yang baik dalam bisnis.
Menulis laporan bisnis merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan agar bisnis dapat
terpantau dengan baik. Hal ini perlu dilakukan, karena laporan ini,berisi tentang mengawasi
dan memantau seluruh aktivitas bisnis. Bahkan, di laporan ini terdapat sejauh mana
perkembangan dan keberhasilan perusahaan yang sedang dikelola.
Laporan keuangan idealnya menggambarkan kondisi suatu perusahaan pada periode
tertentu. Laporan yang berisi laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan posisi
keuangan pada awal periode komparatif ini biasanya digunakan sebagai acuan pengambilan
keputusan. Dengan melihat laporan keuangan, kita bisa tahu bagaimana prospek perusahaan
di masa depan,
analisis kinerja manajemen perusahaan serta memprediksi arus kas yang akan datang.
Laporan keuangan mencerminkan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan dalam
mencapai target profitable.
Namun, kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan bukan menjadi hal yang
mustahil untuk terjadi. Seperti halnya dengan kasus yang akan kami bahas pada materi saat
ini. Terdapat pelanggaran dan kesalahan yang dilakukan oleh seorang akuntan dalam
mengaudit laporan keuangan pada PT Garuda Indonesia. Disinyalir bahwa kepentingan ini
didukung oleh kelalaian audit oleh Akuntan Publik lantaran pencatatan terhadap transaksi
tersebut dinilai tidak wajar. Pasalnya, Garuda Indonesia berhasil membukukan laba bersih
setelah merugi pada kuartal sebelumnya. Keganjalan ini menimbulkan polemik bagi Garuda
Indonesia. Lantas, bagaimana tindak lanjut dan pembahasan mengenai kasus tersebut? Akan
kita bahas pada makalah berikut ini.
b. Rumusan Masalah
1. Pelanggaran apa yang terjadi terkait dengan pembuatan laporan dalam perusahaan?
2. Apakah terdapat sanksi bagi oknum yang melakukan pelanggaran dalam pembuatan
laporan tersebut ?
3. Hal apa yang dapat di lakukan untuk meminimalisir atau bahkan mencegah terjadinya
pelanggaran serupa ?
BAB II
LANDASAN TEORI
Ditemukan Pelanggaran pada Audit Laporan Keuangan Garuda, Izin AP Kasner Sirumapea
Dibekukan
https://pppk.kemenkeu.go.id/
Pada konferensi pers yang digelar bersama Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan
mengumumkan sanksi yang dijatuhkan pada Akuntan Publik Kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan
Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan atas kesalahan audit pada Laporan
Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk tahun buku 2018. Laporan Keuangan Tahunan Garuda tersebut
dinyatakan cacat setelah ditemukan fakta bahwa Garuda Indonesia mengakui pendapatan terkait
kerjasama yang dilakukan dengan PT Mahata Aero Teknologi senilai US$ 239 juta atau setara Rp 3,5
triliun atas pembayaran yang akan diterima Garuda setelah penandatanganan perjanjian sehingga hal
tersebut berdampak pada Laporan Laba Rugi Garuda. Dana tersebut masih bersifat piutang tapi sudah
diakui oleh Garuda Indonesia sebagai pendapatan. Alhasil, pada 2018, terdapat laba bersih US$ 5 juta.
Dimana Perusahaan seharusnya mencatatkan kerugian sebesar US$ 213 juta di tahun 2017 berubah
menjadi laba US$ 5 juta pada tahun 2018. Melihat hal ini, dua komisaris Garuda tidak turut
menandatangani Laporan Keuangan 2018 tersebut.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA 315, SA 500, dan SA 560 yang dilanggar
oleh Auditor dari KAP yang berpengaruh pada opini Laporan Auditor Independen (LAI). SA 315
adalah standar audit yang mengatur tentang pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan
penyajian material melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya. Sementara SA 500 mengatur
tentang bukti audit dan SA 560 mengatur bagaimana auditor mempertimbangkan peristiwa kemudian
dalam auditnya.
Akibat dari kasus tersebut, Garuda Indonesia menerima sanksi dari berbagai pihak. Sanksi
untuk auditor dari Sri Mulyani yaitu pembekuan izin selama 12 bulan. Sementara itu, OJK
mengenakan sanksi pada Garuda Indonesia dengan denda Rp100 juta serta masing-masing jajaran
direksi dan komisaris didenda dengan harus patungan membayar Rp100 juta. Di samping itu, BEI
juga mengenakan sanksi pada Garuda Indonesia dengan denda sebesar Rp250 juta. Sanksi tersebut
dijatuhkan karena pelanggaran Pasal 69 Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
yang mengatur bahwa laporan keuangan yang disampaikan kepada otoritas pasar modal harus disusun
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum, Peraturan OJK Nomor 13/POJK.03/2017 tentang
Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan, SA
315, SA 500, dan SA 560, serta SA 700 yang mengatur tentang perumusan suatu opini dan pelaporan
atas laporan keuangan.
.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam membuat sebuah laporan keuangan suatu perusahaan tentulah harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Mengacu pada pengertian dari Herta A Murphy yang
mengatakan bahwa laporan bisnis adalah suatu laporan yang memiliki sifat netral, tidak
memihak, memiliki tujuan yang jelas, dan berisi rencana penyajian fakta kepada seorang atau
lebih untuk tujuan bisnis tertentu. Tidak hanya itu, dalam membuat sebuah laporan yang
baik, salah satunya contohnya adalah laporan keuangan, terdapat beberapa syarat agar
laporan tersebut dapat dikatakan baik, salah satunya adalah akurat. Berkaitan dengan
keakuratan, hal utama yang harus diperhatikan penulis laporan bisnis adalah kebenaran.
Suatu informasi yang tidak mngandung kebenaran, tidak akurat, atau tidak lengkap, akan
berakibat pada kemunduran, kemerosotan, atau bahkan semakin memudarnya reputasi
organisasi dihadapan masyarakat pada umumnya. Dan seperti kasus yang telah kita bahas
diatas, hal-hal ini justru tidak dicerminkan oleh PT Garuda Indonesia dalam membuat
laporan keuangan. Terdapat ketidakakuratan dalam laporan keuangan yang dihasilkan,
dimana Garuda Indonesia mengakui pendapatan terkait kerjasama yang dilakukan dengan PT
Mahata Aero Teknologi senilai US$ 239 juta atau setara Rp 3,5 triliun atas pembayaran yang
akan diterima Garuda setelah penandatanganan perjanjian sehingga hal tersebut berdampak
pada Laporan Laba Rugi Garuda. Dana tersebut masih bersifat piutang tapi sudah diakui oleh
Garuda Indonesia sebagai pendapatan. Hal tersebut menyebabkan dua komisaris Garuda tidak
turut menandatangani Laporan Keuangan 2018 tersebut.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dalam hal ini, PT Garuda Indonesia telah melanggar
aturan dan Undang-undang terkait dengan kesalahan penulisan dalam laporan keuangan. Adapun
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memutuskan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
melakukan kesalahan terkait kasus penyajian Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember
2018. Pihak OJK mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia telah terbukti melanggar :
1. Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM) “(1) Laporan
keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun berdasarkan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. (2) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Bapepam dapat menentukan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal.”.
2. Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik.
3. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu
Perjanjian Mengandung Sewa.
4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa.
5. SA 315, SA 500, dan SA 560
Tidak menutup kemungkinan hal serupa dapat terulang lagi pada perusahaan-
perusahaan besar di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan pengawasan lebih ketat dan
hukuman yang lebih tegas agar hal tersebut dapat diminimalisir. Seperti pada kasus diatas
dimana peran pemerintah cukup tegas dalam menangani hal ini. Terkait dengan kasus
tersebut, salah satu sanksi yang diberikan adalah Garuda mesti memperbaiki dan menyajikan
kembali laporan keuangan tahunannya serta melakukan paparan publik alias public expose
atas perbaikan dan penyajian kembali LKT per 31 Desember 2018 dimaksud paling lambat 14
hari setelah ditetapkannya surat sanksi. Di samping meminta Garuda memperbaiki
laporannya, OJK juga Mengenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 100 juta
kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor
29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Tak hanya
perseroan, sanksi denda juga dijatuhkan masing-masing sebesar Rp 100 juta kepada seluruh
anggota Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran Peraturan Bapepam
Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan. OJK juga
mengenakan sanksi denda Rp 100 juta secara tanggung renteng kepada seluruh anggota
Direksi dan Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang menandatangani
Laporan Tahunan tersebut atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 tentang
Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
Dalam menyajikan laporan
keuangan manajemen berpotensi
dipengaruhi
kepentingan pribadi, sementara
pihak prinsipal yaitu pemilik
modal (investor) sebagai
pemakai laporan keuangan
sangat berkepentingan untuk
mendapatkan laporan
keuangan yang akurat, dapat
dipercaya dan
pertanggungjawaban atas dana
yang
mereka investasikan. Banyaknya
pihak yang berkepentingan atas
laporan tersebut,
maka diperlukan adanya pihak
ketiga yaitu akuntan publik.
Akuntan publik adalah pihak
independen yang dianggap
mampu menjembatani benturan
antara kepentingan antara
pihak prinsipal (investor)
dengan pihak agen
(manajemen), yaitu sebagai
pengelola
perusahaan. Dalam hal ini
peran akuntan publik adalah
memberi opini terhadap
kewajaran 2 laporan keuangan
yang dibuat manajemen. Dalam
melaksanakan
tugasnya auditor harus mampu
menghasilkan opini audit yang
berkualitas yang akan
berguna tidak saja bagi dunia
bisnis, tetapi juga masyarakat
luas (Wibowo dan Hilda,
2009 dalam Wijayani dan
Januari, 2011).
Garuda Indonesia sebagai
Perusahaan Go Public
melaporkan kinerja keuangan
tahun buku 2018 kepada Bursa
Efek Indonesia. Kinerja keuangan
PT Garuda Indonesia
(Persero) yang berhasil
membukukan laba bersih US$809
ribu pada 2018, berbanding
terbalik dari 2017 yang merugi
US$216,58 juta. Kinerja ini
terbilang cukup mengejutkan
lantaran pada kuartal III 2018
perusahaan masih merugi
sebesar US$114,08 juta.
Dalam menyajikan laporan
keuangan manajemen berpotensi
dipengaruhi
kepentingan pribadi, sementara
pihak prinsipal yaitu pemilik
modal (investor) sebagai
pemakai laporan keuangan
sangat berkepentingan untuk
mendapatkan laporan
keuangan yang akurat, dapat
dipercaya dan
pertanggungjawaban atas dana
yang
mereka investasikan. Banyaknya
pihak yang berkepentingan atas
laporan tersebut,
maka diperlukan adanya pihak
ketiga yaitu akuntan publik.
Akuntan publik adalah pihak
independen yang dianggap
mampu menjembatani benturan
antara kepentingan antara
pihak prinsipal (investor)
dengan pihak agen
(manajemen), yaitu sebagai
pengelola
perusahaan. Dalam hal ini
peran akuntan publik adalah
memberi opini terhadap
kewajaran 2 laporan keuangan
yang dibuat manajemen. Dalam
melaksanakan
tugasnya auditor harus mampu
menghasilkan opini audit yang
berkualitas yang akan
berguna tidak saja bagi dunia
bisnis, tetapi juga masyarakat
luas (Wibowo dan Hilda,
2009 dalam Wijayani dan
Januari, 2011).
Garuda Indonesia sebagai
Perusahaan Go Public
melaporkan kinerja keuangan
tahun buku 2018 kepada Bursa
Efek Indonesia. Kinerja keuangan
PT Garuda Indonesia
(Persero) yang berhasil
membukukan laba bersih US$809
ribu pada 2018, berbanding
terbalik dari 2017 yang merugi
US$216,58 juta. Kinerja ini
terbilang cukup mengejutkan
lantaran pada kuartal III 2018
perusahaan masih merugi
sebesar US$114,08 juta.
Dalam menyajikan laporan
keuangan manajemen berpotensi
dipengaruhi
kepentingan pribadi, sementara
pihak prinsipal yaitu pemilik
modal (investor) sebagai
pemakai laporan keuangan
sangat berkepentingan untuk
mendapatkan laporan
keuangan yang akurat, dapat
dipercaya dan
pertanggungjawaban atas dana
yang
mereka investasikan. Banyaknya
pihak yang berkepentingan atas
laporan tersebut,
maka diperlukan adanya pihak
ketiga yaitu akuntan publik.
Akuntan publik adalah pihak
independen yang dianggap
mampu menjembatani benturan
antara kepentingan antara
pihak prinsipal (investor)
dengan pihak agen
(manajemen), yaitu sebagai
pengelola
perusahaan. Dalam hal ini
peran akuntan publik adalah
memberi opini terhadap
kewajaran 2 laporan keuangan
yang dibuat manajemen. Dalam
melaksanakan
tugasnya auditor harus mampu
menghasilkan opini audit yang
berkualitas yang akan
berguna tidak saja bagi dunia
bisnis, tetapi juga masyarakat
luas (Wibowo dan Hilda,
2009 dalam Wijayani dan
Januari, 2011).
Garuda Indonesia sebagai
Perusahaan Go Public
melaporkan kinerja keuangan
tahun buku 2018 kepada Bursa
Efek Indonesia. Kinerja keuangan
PT Garuda Indonesia
(Persero) yang berhasil
membukukan laba bersih US$809
ribu pada 2018, berbanding
terbalik dari 2017 yang merugi
US$216,58 juta. Kinerja ini
terbilang cukup mengejutkan
lantaran pada kuartal III 2018
perusahaan masih merugi
sebesar US$114,08 juta.
Sehingga timbulnya polemik
antara pihak pihak yang
bersangkutan dengan Laporan
keuangan Tahunan PT Garuda
Indonesia yang akan dibahas pada
makalah ini.
BAB V
REKOMENDASI
Menjalankan bisnis tentu tidak mudah. Terutama terkait dengan mengolah keuangan dengan
baik. Meskipun tugas pengelolaan keuangan sudah dihandle dengan orang yang tepat, tetap saja fraud
laporan keuangan masih sering terjadi. Hal ini lah yang patut diwaspadai, karena fraud sudah pasti
dilakukan dengan unsur kesengajaan. Oleh sebab itu pencatatan arus kas seperti pelaporan keuangan
harus diperhatikan dengan baik. Laporan keuangan perusahaan sangat rentan untuk dilakukan
kecurangan. Apabila sampai terjadi fraud laporan keuangan pastinya akan membahayakan
keberlangsungan bisnis yang dijalankan.
Agar kasus seperti diatas tidak terulang kembali, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh berbagai pihak. Pihak KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan (Member of BDO
International Limited) perlu melakukan pengecekan ulang terhadap piutang PT Garuda Indonesia Tbk
(GIAA) atas Mahata sebesar US$239,94. Pihak KAP perlu melakukan pengecekan pada histori
dokumen penjualan dan penerimaan perusahaan. Dokumen penjualan dalam hal ini contohnya
Customer Order, Sales order, Shipping document, Sales invoice, Sales transaction file, Sales journal
or listing, Account receivable master file, Account receivable trial balance, Monthly statement.
Pengecekan histori dokumen-dokumen ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam proses
audit sehingga audit yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan PSAK. Selain itu, dari sisi
internal sendiri, PT Garuda Indonesia harusnya dapat menjelaskan nature transaksi mereka kepada
publik sehingga tidak menimbulkan kerancuan di tengah publik.
Selain itu, terdapat beberapa hal lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam
hal pencegahan pelanggaran dalam membuat sebuah laporan, terutama laporan keuangan:
1. Menggunakan Software Yang Accountable
Software ini akan membantu perusahaan mengatasi masalah akuntansi atau pembukuan
perusahaan termasuk fraud laporan keuangan. Selain itu dengan penggunaan software bisa
jadi kemungkinan akuntan berbuat curang pasti akan lebih kecil. Hal tersebut karena software
akan bekerja sesuai sistem. Misalnya pihak akuntan ingin mencurangi neraca menjadi rugi,
padahal posisi perusahaan sedang laba. Tentu saja hal ini tidak mungkin bisa terjadi. Laporan
keuangan yang dikeluarkan adalah otomatis jadi tidak mudah untuk diotak-atik sembarangan.
2. Memperketat Pelaksanaan SOP
Fraud laporan keuangan juga bisa dicegah dengan memperketat pelaksanaan SOP. Masih
sering didapati jika SOP dianggap hanya sebatas aturan teoritis sehingga diabaikan. Bisa
karena tenggat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas terlalu singkat, sehingga
membuat SOP dilakukan tidak sesuai prosedur (melompat-lompat).
3. Selalu melakukan pengendalian internal perusahaan
Perusahaan juga harus menyediakan sistem pengendalian internal yang jelas. Dimulai dari
penetapan tugas dan otoritas masing-masing karyawan. Ini berguna supaya tidak ada
kesalahpahaman dalam menjalankan tugas dan mengurangi penyalahgunaan otoritas. Semua
lini bisnis tidak hanya skala kecil dan besar, semua berpotensi untuk mengalami tindak
kecurangan terutama dalam hal pelaporan keuangan. Maka dari itu audit sangat penting untuk
dilakukan. Paling tidak jadwalkan audit minimal 1 hingga 2 bulan sekali. Ini akan membuat
karyawan bekerja lebih jujur, berhati-hati, dan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Simarmata, H. M. P., Gandasari, D., Purba, B., Karundeng, M. L., Simarmata, N. I. P.,
Akbar, M. F., ... & Cahya, H. N. (2021). Teori Komunikasi Bisnis. Yayasan Kita Menulis.
Hidayati, Nurul. 2019. "Ditemukan Pelanggan pada Audit Laporan Keuangan Garuda, Izin
AP Kasner Sirumapea Dibekukan", https://pppk.kemenkeu.go.id/in/post/ditemukan-
pelanggaran-pada-audit-laporan-keuangan-garuda,-izin-ap-kasner-sirumapea-dibekukan,
diakses pada 29 Juli 201