Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

PENULISAN DIRECT REQUEST, LAPORAN BISNIS, LAPORAN FORMAL, DAN


LAPORAN SINGKAT
KASUS : PELANGGARAN OLEH AKUNTAN PUBLIK DALAM MENGAUDIT
LAPORAN KEUNGAN TAHUNAN MILIK PT GARUDA INDONESIA
Dosen Pengampu: Drs. Aryono Yacobus, M.Si.

Disusun oleh :

KELOMPOK 3

1. MUHAMMAD RAFIF FAIRUZAHRAN (141220183)


2. ALEN RAMMANG (141220184)
3. RETNO MULARSIH (141220185)
4. BANGUN RAHARJO (141220186)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Komunikasi Bisnis dan Negosiasi, dengan judul "Penulisan
Direct Request, Laporan Bisnis, Laporan Singkat, dan Laporan Formal "
Kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Aryono Yacobus, M.Si. selaku
dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Bisnis dan Negosiasi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi
yang cukup signifikan dalam menambah wawasan keilmuan para mahasiswa.

Yogyakarta, 13 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................................3
A. Penulisan Direct Request...........................................................................................................3
a. Pengorganisasian Direct Request...........................................................................................3
b. Permintaan Informasi Rutin...................................................................................................3
c. Menulis Direct Request Untuk Pengaduan.............................................................................3
d. Surat Undangan, Pesanan, dan Reservasi...............................................................................4
e. Permintaan Kredit..................................................................................................................4
B. Penulisan Laporan Bisnis...........................................................................................................5
a. Pengertian Laporan Bisnis.....................................................................................................5
b. Penggolongan Laporan Bisnis :.............................................................................................5
c. Persiapan penulisan laporan bisnis :.......................................................................................5
d. Jenis-jenis laporan bisnis.......................................................................................................6
e. Membuat Laporan Bisnis yang Baik......................................................................................7
C. Penulisan Laporan Formal.....................................................................................................8
a. Mengidentifikasi Masalah......................................................................................................8
b. Kerangka Analisis..................................................................................................................9
c. Menyusun Rencana Kerja....................................................................................................11
d. Melakukan Penelitian...........................................................................................................11
e. Analisis Data........................................................................................................................12
D. Penulisan Laporan Singkat...................................................................................................12
a. Karakteristik Laporan Singkat.............................................................................................12
b. Perencanaan Laporan Singkat..............................................................................................12
c. Pengornisasian laporan singkat............................................................................................13
BAB III KASUS..................................................................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................................17
BAB V REKOMENDASI...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Dalam menjalankan suatu bisnis, tentunya dibutuhkan manajemen dan komunikasi
yang baik dan terorganisir dalam menjalankan tugasnya agar terhindar dari hal-hal yang
merugikan. Manajemen tersebut berguna untuk memantau jalannya perusahaan atau
memonitor operasi perusahaan.
Komunikasi bisnis merupakan salah satu hal yang penting dalam menjalankan suatu
bisnis atau perusahaan. Etika dalam komunikasi sangat penting dalam menyampaikan berita
maupun pesan secara tertulis. Penulisan yang singkat, mudah dipahami, santun dalam
pencapaian, serta pemberian informasi yang tepat dan akurat akan menghasilkan komunikasi
dua arah yang sangat berarti, yang akan menghasilkan kerjasama yang baik dalam bisnis.
Menulis laporan bisnis merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan agar bisnis dapat
terpantau dengan baik. Hal ini perlu dilakukan, karena laporan ini,berisi tentang mengawasi
dan memantau seluruh aktivitas bisnis. Bahkan, di laporan ini terdapat sejauh mana
perkembangan dan keberhasilan perusahaan yang sedang dikelola.
Laporan keuangan idealnya menggambarkan kondisi suatu perusahaan pada periode
tertentu. Laporan yang berisi laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan posisi
keuangan pada awal periode komparatif ini biasanya digunakan sebagai acuan pengambilan
keputusan. Dengan melihat laporan keuangan, kita bisa tahu bagaimana prospek perusahaan
di masa depan,
analisis kinerja manajemen perusahaan serta memprediksi arus kas yang akan datang.
Laporan keuangan mencerminkan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan dalam
mencapai target profitable.
Namun, kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan bukan menjadi hal yang
mustahil untuk terjadi. Seperti halnya dengan kasus yang akan kami bahas pada materi saat
ini. Terdapat pelanggaran dan kesalahan yang dilakukan oleh seorang akuntan dalam
mengaudit laporan keuangan pada PT Garuda Indonesia. Disinyalir bahwa kepentingan ini
didukung oleh kelalaian audit oleh Akuntan Publik lantaran pencatatan terhadap transaksi
tersebut dinilai tidak wajar. Pasalnya, Garuda Indonesia berhasil membukukan laba bersih
setelah merugi pada kuartal sebelumnya. Keganjalan ini menimbulkan polemik bagi Garuda
Indonesia. Lantas, bagaimana tindak lanjut dan pembahasan mengenai kasus tersebut? Akan
kita bahas pada makalah berikut ini.
b. Rumusan Masalah

1. Pelanggaran apa yang terjadi terkait dengan pembuatan laporan dalam perusahaan?
2. Apakah terdapat sanksi bagi oknum yang melakukan pelanggaran dalam pembuatan
laporan tersebut ?
3. Hal apa yang dapat di lakukan untuk meminimalisir atau bahkan mencegah terjadinya
pelanggaran serupa ?
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Penulisan Direct Request


b. Pengorganisasian Direct Request
Direct request dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau suatu organisasi (bisnis maupun nonbisnis) kepada pihak lain
seseorang/individu atau organisasi) untuk meminta berbagai informasi penting
dengan segera dan dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang ada
termasuk media elektronik.
I. Pembukaan
Pada kalimat permulaan harus menyatakan permintaan secara lebih khusus
yang memungkinkan pembaca dengan mudah dapat memaham maksud isi
surat tersebut.
II. Penjelasan Rinci
Agar penjelasan terhadap hasil perkembangan kata-kata pembuka lebih
lancer perlu dibuat kalimat pertama dibagian pertengahan surat yang
berorientasi pada pemberian manfaat bagi pembaca.
III. Penutup
Bagian penutup surat sebaiknya diisi dengan suatu permintaan beberapa
tanggapan khusus, lengkap dengan batas waktunya, dan ekspresi terhadap
apresias ataupun pemberian goodwill.
c. Permintaan Informasi Rutin
Surat permintaan rutin mempunyai potensi untuk membentuk suatu kesan
positif atau baik bagi suatu organisasi perusahaan. Oleh karena itu, dalam penulisan
harus menjaga maksud atau tujuan menulis dan pembaca dapat memahami pesan
disampaikan. Dalam membuat surat permintaan rutin perlu diperhatikan hal berikut
ini:.
I. Permintaan di dalam Organisasi
Meskipun suatu permintaan dapat saja dilakukan secara lisan, beberapa pesan
permintaan dapat dibuat lebih permanen dalam bentuk tertulis, seperti
memo..
II. Permintaan ke Luar Organisasi
Seorang pelaku bisnis profesional tentunya perlu berkomunikasi dengan para
pelanggan, pemasok (supplier), dan perusahaan lain untuk berbagai keperluan
bisnis.
d. Menulis Direct Request Untuk Pengaduan
Surat pengaduan (claim letter) dan surat penyesuaian (adjustment letter) yang
berkaitan dengan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk atau jasa, bagi
kebanyakan orang adalah kata-kata yang kurang menyenangkan, khususnya dalam
kaitannya dengan indikasi bagaimana pelayanan (service). Dalam surat direct request,
Anda mungkin dapat meminta salah satu dari berikut ini
 Pengembalian barang yang sudah dibeli dan meminta uang barang tersebut
(refund)
 Meminta pengiriman barang yang baru sesuai yang dipesan. kembali seharga
 Penggantian sebagian atau seluruh bagian yang rusak.
 Perbaikan gratis
 Pengurangan harga karena produknya ada yang cacat atau rusak
 Pembatalan atas suatu pesanan produk. g. Pembetulan atas kesalahan
penagihan produk
 Koreksi atas kesalahan dalam nota pembayaran
 Penjelasan atas perubahan kebijakan atau prosedur
Kebanyakan organisasi perusahaan yang progresif ingin mengetahui apakah
Anda merasa puas (satisfied) atau tidak puas dissatisfied) terhadap produk atau jasa
(pelayanan) yang mereka berikan. Dalam menulis surat pengaduan perlu diperhatikan
beberapa hal ini
 Jelaskan masalah yang Anda hadapi secara rinci
 Lampirkan informas pendukung, seperti faktur pembelian
 Usahakan nada surat Anda tidak marah atau emosional
 Permintaan tindakan khusus
e. Surat Undangan, Pesanan, dan Reservasi
I. Surat Undangan
Pesan surat undangan biasanya menggunakan pendekatan langsung. Dalam
Pendekatan langsung mencakup tiga komponen, yaitu ide pokok (main)
penjelasan rinci lexplatu dan penutup (close courtesy).
II. Surat Pesanan dan Reservasi
Ketika perusahaan Anda melakukan pemesanan (order) produk kepada
perusahaan lain, maka perusahaan tersebut dapat menulis surat pesanan
dengan menggunakan pendekatan langsung (direct approach).
f. Permintaan Kredit
Dalam surat permohonan kredit, data pribadi, jenis usahanya dan jumlah
(besarnya) kredit yang diminta, juga harus didukung dengan berbagai dokumentasi
penting dan prospek bisnis di masa depan.

g. Penulisan Laporan Bisnis


a. Pengertian Laporan Bisnis
 Menurut Herta A. Murphy : Laporan Bisnis adalah suatu laporan yang
memiliki sifat netral, tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas, dan berisi
rencana penyajian fakta kepada seorang atau lebih untuk tujuan bisnis
tertentu.
Penulisan Laporan Bisnis oleh suatu perusahaan adalah :
1) Untuk memonitor dan mengendalikan operasional perusahaan.
2) Untuk membantu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.
3) Untuk mendokumentasikan prestasi kerja yang diperlukan baik untuk
keperluan internal maupun eksternal.
4) Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan-
peraturan yang berlaku bagi perusahaan.
5) Untuk memperoleh sumber perdanaan.
6) Untuk menganalisis informasi dan memberikan bimbingan bagi
pengambilan keputusan-keputusan atas isu-isu tertentu.
b. Penggolongan Laporan Bisnis :
 Menurut fungsinya: suatu laporan dapat dibedakan atas dasar untuk memberi
informasi atau untuk analisis.
 Menurut subjeknya: suatu laporan dapat dibedakan berdasarkan departemen
laporan itu diperoleh.
 Menurut formalitasnya: suatu laporan dapat dibedakan dari segi formal atau
nonformal.
 Menurut keasliannya: suatu laporan dapat dibedakan atas dasar otoritas atau
sukarela dan juga apakah berasal dari publik atau swasta.
 Menurut frekuensinya: laporan dapat dibedakan atas dasar secara berkala atau
khusus.
 Menurut jenisnya: laporan dipengaruhi oleh formalitas dan panjangnya
laporan.
 Menurut kegiatan proyek: dalam melaksanakan suatu proyek, terdapat tiga
jenis laporan, yaitu laporan pendahuluan, laporan perkembangan, dan laporan
akhir.
 Menurut pelaksanaan pertemuan: laporan bisnis dapat dibedakan atas agenda,
resolusi, notulen, dan laporan pertemuan.
c. Persiapan penulisan laporan bisnis :
 Definisikan masalah, tujuan, dan ruang lingkup
 Pertimbangkan siapa yang akan menerima laporan
 Tentukan ide atau gagasan
 Mengumpulkan bahan yang diperlukan
 Menganalisis dan menafsirkan data
 Mengorganisasi data dan mempersiapkan outline akhir
d. Jenis-jenis laporan bisnis
Terdapat banyak jenis-jenis dari laporan bisnis yang ada pada saat ini. Dikutip dari
buku Ilmu Komunikasi (2018) oleh Ponco Dewi, berikut jenis-jenis dari laporan
bisnis berikut:
I. Berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsi, laporan bisnis terbagi menjadi:
 Laporan informasi Laporan yang memberikan informasi dengan
menyajikan fakta-fakta dan rangkuman, tanpa melakukan analisis,
menarik kesimpulan, atau memberi rekomendasi. Nama lain dari
laporan informasi adalah laporan perkembangan atau laporan
sementara.
 Laporan analitikal Laporan yang menyajikan fakta, menganalisis dan
menafsir, kemudian mengambil kesimpulan dan memberi
rekomendasi, usulan, atau laporan justifikasi.
II. Bedasarkan subyeknya
Laporan bisnis berdasarkan subyeknya, yaitu:
 Laporan akuntansi Laporan yang memberikan informasi terkait
akuntasi suatu perusahaan atau organisasi.
 Laporan pemasaran Laporan yang memberikan informasi terkait
pemasaran dari suatu produk.
 Laporan produksi Laporan yang memberikan informasi terkait
produksi dari suatu barang.
III. Berdasarkan formalitasnya
Laporan bisnis berdasarkan formalitasnya, adalah:
 Laporan formal Laporan yang biasanya berbentuk panjang, lebih dari
10 halaman, dan mencakup masalah-masalah kompleks. Namun
demikian, “panjang” bervariasi tergantung pada kondisi dan situasi
yang ada. Laporan ini tersusun secara terstruktur.
 Laporan informal Laporan yang biasanya hanya mencakup badan
teks atau body text. Namun, beberapa laporan informal juga
mencakup judul halaman, pengiriman, catatatan akhir, dan lampiran.
IV. Berdasarkan keasliannya
Laporan otoritas yang dibuat atas dasar permintaan atau kuasa dari komite
atau orang lain.
 Laporan sukarela yang dibuat atas inisiatif sendiri tanpa dorongan
orang lain.
 Laporan swasta yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan swasta.
 Laporan publik yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah
e. Membuat Laporan Bisnis yang Baik
Laporan bisnis yang dibuat oleh suatu organisasi sangat diperlukan untuk
berkomunikasi baik dengan pihak intern maupun ekstern organisasi. laporan bisnis
diperlukan sebagai dokumentasi yang bersifat permanen (tetap); sementara yang
lainnya diperlukan untuk memecahkan masalah atau sekedar menjawab suatu
pertanyaan. Laporan bisnis merupakan alat manajemen yang sangat penting delam
suatu organisasi.
laporan dapat berbentuk tertulis yang secara objektif mengomunikasikan
berbagai informasi penting tentang aspek bisnis, namun tidak menutup kemungkinan
bahwa laporan bisnis dapat disampaikan dalam bentuk lisan.
Tujuan mengembangkan suatu laporan adalah membuat informasi sejelas
mungkin. Laporan bisnis yang baik mencakup tiga hal, yaitu informasinya akurat,
isinya menunjukan suatu pertimbangan penulis yang baik, format, gaya, dan
organisasinya sesuai dengan kebutuhan pembaca.
I. Akurat
Hal utama yang harus diperhatikan penulis laporan bisnis adalah kebenaran.
Suatu informasi yang tidak mngandung kebenaran, tidak akurat, atau tidak
lengkap, akan berakibat pada kemunduran, kemerosotan, atau bahkan
semakin memudarnya reputasi organisasi dihadapan masyarakat pada
umumnya. Beberapa hal berikut ini akan dapat membantu mengatasi
kemungkinan terjadi distorsi.
 Jelaskan peristiwa atau fakta secara konkret
 Laporkan semua fakta yang relevaan
 Tempatkan fakta yang ada dalam suatu perspektif
 Berikan bukti-bukti terhadap kesimpulan yang anda buat
 Sajikan hanya bukti yang valid dan mendukung kesimpulan anda
 Jaga bias pribadi anda dalam suatu laporan
II. Keputusan yang Baik
Laporan bisnis dibuat tidak hanya untuk kepentingan pihak intern saja, tetapi
juga pihak ekstem organisasi. Karena laporan bisnis merupakan dokumen
resmi yang dibaca oleh masyarakat luas, sudah sepantasnya untuk tetap
menjaga etika bisnis.
Hindari kata-kata atau pendapat yang dapat menyinggung, menyerang,
menjelek-jelekan Anda atau lawan bisnis. Pembaca akan merasa senang
membaca suatu laporan yang mencakup lima hal berikut ini.
 Adanya ide pokok pada permulaan suatu laporan.
 Melihat fakta-fakta yang tersedia.
 Menerima uraian atau cerita secara menyeluruh.
 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
 Mempelajari sesuatu yang dapat membuat pekerjaan atau tugas-tugas
mereka menjadi lebih mudah.
Apapun jenis laporan yang Anda buat, usahakan untuk tetap menjaga
perasaan suka maupun tidak suka dalam pikiran pembaca.
III. Format, Gaya, dan Organisasi yang Responsif
Sebelum menulis, Anda harus memutuskan apakah akan menggunakan
format surat, memo, atau manuskrip; apakah menggunakan gaya formal atau
informal. Dalam hal ini, ajukan diri Anda sendiri pertanyaan berikut.
 Siapa yang Berinisiatif Membuat Laporan?
 Apa Subjek yang akan Dimasukkan ke Dalam Laporan?
 Kapan suatu Laporan Dibuat?
 Kemana Laporan akan dikirim?
 Mengapa suatu Laporan Dibuat?
 Bagaimana sikap Pembaca
Bila pembaca setuju terhadap isi suatu laporan, materi yang disajikan
menggunakan urutan langsung (direct order), yang dimulai dengan
ide-ide pokok (hasil temuan, kesimpulan, dan rekomendasi).
f. Penulisan Laporan Formal
a. Mengidentifikasi Masalah
I. Dalam menulis suatu laporan, tahap pertama adalah mendefinisikan masalah.
Dalam hal ini, perlu digali berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas. Jawaban atas pertanyaan itu akan dapat membantu
dalam melakukan investigasi terhadap laporan yang dibuat. Pernyataan yang
Tepat..
Berikut ini pertanyaan-pertanyan yang dapat membantu dalam melakukan
investigasi.
 Apa yang ditentukan ?
 Mengapa masalah tersebut penting ?
 Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
 Di mana munculnya suatu masalah ?
 Kapan masalah itu muncul ?
 Bagaimana situasinya ?
II. Mengembangkan pernyataan Tujuan
Dalam mengembangkan suatu pertanyaan tujuan, dapat digunakan satu
diantara 3 cara berikut :
 Menggunakan kalimat infinitive.
 Menggunakan pertanyaan.
 Menggunakan suatu pertanyaan deklaratif
Pertanyaan tujuan laporan harus dibuat sejelas mungkin dan hindari
memasukkan informasi yang tidak relavan.
b. Kerangka Analisis
Kerangka penelitian berisi langkah-langkah pemecahan masalah, sedangkan
kerangka laporan berisi alternatif pemecahan masalah.
I. Mengembangkan Struktur yang Logis
Struktur penelitian harus dikembangkan dengan logis dan mudah dipahami
sesuai dengan subjek penelitiannya.
 Tugas Informasional
Suatu studi yang mengarah kepada laporan factual dengan sedikit
analisis atau penafsiran umumnya dikelompokkan atas dasar sub-
subtopik. Sub-subtopik. Sub-subtopik tersebut dapat disusun dalam
berbagai cara, yakni:
1) Urutan tingkat kepentingan : Misalnya dalam menelaah lima
kelompok produk, dapat dimulai dengan mengelompokkan
setiap produk. Mulailah dari kelompok produk yang
menghasilkan pendapat paling besar hingga paling kecil.
2) Secara berurutan : Dalam melakukan suatu proses penelitian,
informasi dapat disajikan selangkah demi selangkah,
mulailah dari tahap 1, 2, 3, dan seterusnya.
3) Secara kronologis : Ketika melakukan suatu investigasi atas
serangkaian peristiwa, dapat mengorganisasikan peristiwa
tersebut sesuai dengan urutan kejadian.
4) Menurut ruang tempatnya : Dalam mempelajari suatu objek
secara fisik, dapat dipelajari dari kiri ke kanan, atas ke
bawah, atau luar kedalam, dan sebagainya.
5) Menurut geografis : Gunakan geografis sebagai dasar untuk
menyusun sub-subtopik.
6) Menurut kategori : Perhatikan suatu kategori seperti
penjualan, laba, biaya, atau investasi.
II. Tugas Analitikan
Laporan yang berisi analitis, kesimpulan, dan rekomendasi umumnya
dikategorikan dengan metode pemecahan masalah. Hipotesis merupakan
suatu pendekatan struktural yang paling umum.
III. Aturan Pembagian
 Memilih Prinsep-Prinsip Dasar Pembagian Secara Benar
Misalnya, Anda ingin membagi masalah-masalah produksi ke dalam
dua kelompok, yaitu masalah yang timbul karena kesalahan manusia
dan masalah yang timbul karena kegagalan mesin, bukannya masalah
yang muncul bila mesin dimatikan dan mesin dihidupkan.
 Gunakan Satu Prinsip Setiap Kali Membagi Laporan ke Dalam Sub-
subtopik
 Membagi Laporan ke Dalam Sub-subtopik.
 Teliti dalam Melakukan Pendaftaran Semua Komponen
IV. Menyusun Kerangka pembuka
Kita dapat menggunakan format kerangka untuk menyajikan ide-ide. Untuk
penulisan laporan panjang, kerangka akan sangat berguna. Kerangka
pembuka (preliminary outline) memberikan kemudahan dalam melakukan
investigasi. Kerangka sangat diperlukan, jika:
 Anda merupakan salah satu di antara beberapa orang yang
melakukan suatu tugas.
 Investigasi Anda akan semakin luas dan akan mencakup banyak
sumber dan jenis datanya.
 Anda tahu dari pengalaman masa lalu bahwa orang yang meminta
untuk melakukan studi (riset) akan melakukan revisi terhadap tugas
selama kegiatan investigasi.
Secara umum ada dua sistem pembuatan kerangka (outlining), yaitu
sistem alfanumeris dan sistem desimal. Kedua-duanya dapat diterima,
tetapi beberapa perusahaan lebih senang menggunakan salah satu sistem
yang lebih disukainya. Caption harus ditulis pada setiap level kerangka
dalam gramatikal yang sama. Dengan kata lain, jika uraian I
menggunakan kata kerja, uraian II, III, dan IV juga harus menggunakan
kata kerja.
c. Menyusun Rencana Kerja
Diperlumenetapkan suatu rencana kerja yang didasarkan pada kerangka
pembuka (pendahuluan). Jika menyusun suatu rencana untuk kepentingan sendiri,
rencana tersebut relatif informal berisi suatu daftar sederhana mengenai langkah-
langkah perencanaan, estimasi urutan dan waktu, dan sejumlah sumber informasi
yang digunakan.
Jika melakukan studi formal, rencana kerja akan lebih rinçi karena hal itu
akan memberikan petunjuk prestasi atas sejumlah tugas pekerjaan yang telah
dilakukan. Lebih lanjut, sebuah proposal (usulan) memerlukan rencana kerja secara
rinci sebagai dasar kontrak, jika usulan diterima. Suatu rencana kerja formal
umumnya mencakup beberapa hal sebagai Berikut:
 Permasalahan yang dihadapi.
 Maksud dan scope (ruang lingkup) atas investigasi Anda.
 Pembahasan atas urutan tugas (sumber informasi, observasi atau eksperimen,
dan batasan waktu, uang, atau data yang tersedia).
 Telaah atas pekerjaan proyek, jadwal, dan sumber-sumber yang diperlukan
(siapa yang bertanggung jawab, kapan akan dilakukan, dan berapa biaya
investigasi).
d. Melakukan Penelitian
Nilai laporan Anda tergantung pada kualitas suatu informasi. Pada saat Anda
mengumpulkan informasi, perhatian Anda untuk yang pertama kali adalah bagaimana
mengorganisasi informasi yang Anda peroleh. Apabila Anda melakukan penelitian
secara berkelompok, Anda harus dapat melakukan koordinasi dengan anggota
lainnya.
 Sumber-Sumber Primer
Ada 4 cara untuk mengumpulkan data primer, yaitu memeriksa dokumen-
dokumen, observasi, survei, dan melakukan eksperimen.
1) Dokumen
2) Observasi
3) Survey
4) Eksperimen
 Sumber-Sumber Sekunder
Meskipun penelitian kebanyakan menggunakan sumber-sumber primer,
pertama akan ditelaah informasi yang berasal dari sumber sekunder.
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa orang menggunakan
sumber-sumber sekunder, yaitu melalui jasa online atau jaringan Internet.
1) Hemat Waktu
2) Ketelitian
3) Relevansi
4) Efektivitas Biaya
e. Analisis Data
Proses analisis pada dasarnya merupakan suatu pencarian hubungan di antara
fakta-fakta yang telah Anda temukan tersebut. Anda akan dapat menjawab berbagai
pertanyaan yang Anda siapkan dalam suatu rencana kerja (work plan).
 Perhitungan Statistik
Salah satu cara untuk melihat data adalah dengan mencari rata-ratanya.
Dalam hal ini, rata-rata dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu mean,
median, dan mode.
Mean dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah semua item dalam suatu
kelompok dengan jumlah item dalam kelompok tersebut. Mean ini sangat
bermanfaat untuk membandingkan antara satu item dengan rata-rata
kelompok.

f. Penulisan Laporan Singkat


a. Karakteristik Laporan Singkat
Kebanyakan laporan singkat hanya mencakup materi pendukung yang relatif
sedikit bagi pencapaian komunikasi yang efektif. Laporan singkat lebih menekankan
atau mencakup pada pembuka, hasil temuan, bahasan, dan bagian penutup. Di
samping itu, laporan singkat mungkin saja mencakup beberapa elemen penting dalam
suatu laporan formal, antara lain:
1. Gaya penulisan pribadi yang menggunakan gaya penulisan orang pertama/kedua.
2. Grafik untuk lebih menekankan penulisan.
3. Judul dan sub-sub judul dalam tubuh laporan.
4. Format memo atau surat.
b. Perencanaan Laporan Singkat
I. Penentuan format dan panjang laporan
a. Preprinted
Bentuk sebelum dicetak pada dasarnya untuk mengisi laporan yang
kosong. kebanyakan laporan preprinted relatif pendek mungkin lima
halaman atau kurang, dan berkaitan dengan informasi rutin. laporan
otoritas bisa dibuat dengan format ini.
b. Surat
Format ini dapat digunakan untuk laporan yang jumlah halamannya lima
atau kurang, dan ditunjukan kepada pihak luar oganisasi. laporan ini
dilengkapi judul, catatan kaki, tabel, dan gambar.
c. Memo
Format paling umum untuk laporan singkat yang digunakan untuk
kepentingan intern suatu organisasi. Memo mencakup tanggal, kepada,
dari, dan subjek.
d. Manuskrip
Laporan yang bisa memiliki ratusan halaman. format manuskrip
memerlukan lebih banyak komponen baik sebelum teks maupun setelah
teks.
Panjang laporan yang dibuat sangat bergantung pada subjek dan
tujuan. jika laporan tersebut relatif asing, skeptis, materinya nonrutin,
atau kontroversial, laporan ini harus dirincikan lagi hingga mendapat
poin-poin yang di inginkan. jika istilah yg digunakancukup familier
untuk pembaca, kita bisa membuat suatu laporan dengan ringkas dan
jelas. paa umumnya, laporan singkat lebih umum dalam dunia bisnis
daripada laporan panjang.
II. Penentuan Struktur Dasar
Tiga masalah dalam menentujan struktur dasar:
a. Informasi apa yang seharusnya dimasukkan? Apakah semua data akan
dimasukkan atau Anda ingin mengeliminasi beberapa data?
b. Pendekatan psikologis apa yang sesuai dengan pembaca tertentu? apakah
menggunakan direct order atau indirect order?
c. metode apa yang akan digunakan agar materinya jelas dan meyakinkan?
c. Pengorganisasian laporan singkat
I. Pengorganisasian memo dan laporan informasi
a. Laporan Periodik (berkala)
Laporan internal yang menjelaskan apa yang terjadi dalam suatu
departemen atau divisi selama periode tertentu.
b. Laporan Aktivitas Personal
Berisi deskripsi individual terhadap apa yang terjadi selama suatu
konferensi, konvensi, atau dalam perjalanan. tujuan laporan ini untuk
menginformasikan kpada ,amake,em terhadap setiap informasi penting
atau keputusan yang muncul.
II. pengorganisasian laporan analitikal
Laporan analiktikal umumnya ditulis untuk memberikan tanggapan terhadap
munculnya kondisi-kondisi tertentu yang terjadi dalam suatu organisasi.
laporan tersebut dirancang untuk memberikan pedoman atau penuntun
kepada pembaca terhadap suatu keputusan.
a. Laporan Justifikasi
Adalah usulan intern yang digunakan untuk melakukan persuasi kepada
manajemen puncak untuk menyetujui suatu intervensi atau proyek
tertentu.
b. Usulan Bisnis Baru di Luar Klien
Dimaksudkan untuk memperoleh produk, atau proyek yang diterima oleh
bisnis atau pemerintah di luar klien.
c. Laporan Troubleshooting
Adalah dokumen yang berorientasi kepada keputusan yang disusun untuk
kepentingan manajemen puncak
BAB III
KASUS

Ditemukan Pelanggaran pada Audit Laporan Keuangan Garuda, Izin AP Kasner Sirumapea
Dibekukan
https://pppk.kemenkeu.go.id/

Pada konferensi pers yang digelar bersama Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan
mengumumkan sanksi yang dijatuhkan pada Akuntan Publik Kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan
Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan atas kesalahan audit pada Laporan
Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk tahun buku 2018. Laporan Keuangan Tahunan Garuda tersebut
dinyatakan cacat setelah ditemukan fakta bahwa Garuda Indonesia mengakui pendapatan terkait
kerjasama yang dilakukan dengan PT Mahata Aero Teknologi senilai US$ 239 juta atau setara Rp 3,5
triliun atas pembayaran yang akan diterima Garuda setelah penandatanganan perjanjian sehingga hal
tersebut berdampak pada Laporan Laba Rugi Garuda. Dana tersebut masih bersifat piutang tapi sudah
diakui oleh Garuda Indonesia sebagai pendapatan. Alhasil, pada 2018, terdapat laba bersih US$ 5 juta.
Dimana Perusahaan seharusnya mencatatkan kerugian sebesar US$ 213 juta di tahun 2017 berubah
menjadi laba US$ 5 juta pada tahun 2018. Melihat hal ini, dua komisaris Garuda tidak turut
menandatangani Laporan Keuangan 2018 tersebut.

Kementerian Keuangan melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan kemudian melakukan


pemeriksaan terhadap Akuntan Publik Kasner Sirumapea dan KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi,
Bambang & Rekan (anggota organisasi audit internasional BDO) yang melakukan audit atas Laporan
Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk tahun buku 2018. Kemudian, dari hasil pemeriksaan tersebut
kemenkeu menemukan tiga kelalaian Akuntan Publik Kasner Sirumapea. Pertama, akuntan publik
tersebut belum menilai secara tepat substansi transaksi untuk perlakuan akuntansi terkait pengakuan
piutang dan pendapatan lain-lain secara sekaligus di awal. Atas hal tersebut, Akuntan Publik Kasner
Sirumapea melanggar Standar Audit (SA) 315. Kedua, akuntan publik belum sepenuhnya
memperoleh bukti audit yang cukup dan memadai untuk menilai ketepatan perlakuan akuntansi sesuai
substansi transaksi perjanjian yang melandasi transaksi tersebut. Seharusnya, akuntan publik terkait
harus menjalankan tugasnya secara profesional, hati-hati terhadap prosedur teknis, dan cermat
sehingga dianggap telah melanggar Standar Audit (SA) 500. Ketiga, akuntan publik belum
mempertimbangkan fakta-fakta setelah tanggal laporan keuangan sebagai dasar pertimbangan
ketepatan perlakuan akuntansi dan dalam hal ini telah melanggar Standar Audit (SA) 560.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA 315, SA 500, dan SA 560 yang dilanggar
oleh Auditor dari KAP yang berpengaruh pada opini Laporan Auditor Independen (LAI). SA 315
adalah standar audit yang mengatur tentang pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan
penyajian material melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya. Sementara SA 500 mengatur
tentang bukti audit dan SA 560 mengatur bagaimana auditor mempertimbangkan peristiwa kemudian
dalam auditnya.

Akibat dari kasus tersebut, Garuda Indonesia menerima sanksi dari berbagai pihak. Sanksi
untuk auditor dari Sri Mulyani yaitu pembekuan izin selama 12 bulan. Sementara itu, OJK
mengenakan sanksi pada Garuda Indonesia dengan denda Rp100 juta serta masing-masing jajaran
direksi dan komisaris didenda dengan harus patungan membayar Rp100 juta. Di samping itu, BEI
juga mengenakan sanksi pada Garuda Indonesia dengan denda sebesar Rp250 juta. Sanksi tersebut
dijatuhkan karena pelanggaran Pasal 69 Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
yang mengatur bahwa laporan keuangan yang disampaikan kepada otoritas pasar modal harus disusun
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum, Peraturan OJK Nomor 13/POJK.03/2017 tentang
Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan, SA
315, SA 500, dan SA 560, serta SA 700 yang mengatur tentang perumusan suatu opini dan pelaporan
atas laporan keuangan.
.

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam membuat sebuah laporan keuangan suatu perusahaan tentulah harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Mengacu pada pengertian dari Herta A Murphy yang
mengatakan bahwa laporan bisnis adalah suatu laporan yang memiliki sifat netral, tidak
memihak, memiliki tujuan yang jelas, dan berisi rencana penyajian fakta kepada seorang atau
lebih untuk tujuan bisnis tertentu. Tidak hanya itu, dalam membuat sebuah laporan yang
baik, salah satunya contohnya adalah laporan keuangan, terdapat beberapa syarat agar
laporan tersebut dapat dikatakan baik, salah satunya adalah akurat. Berkaitan dengan
keakuratan, hal utama yang harus diperhatikan penulis laporan bisnis adalah kebenaran.
Suatu informasi yang tidak mngandung kebenaran, tidak akurat, atau tidak lengkap, akan
berakibat pada kemunduran, kemerosotan, atau bahkan semakin memudarnya reputasi
organisasi dihadapan masyarakat pada umumnya. Dan seperti kasus yang telah kita bahas
diatas, hal-hal ini justru tidak dicerminkan oleh PT Garuda Indonesia dalam membuat
laporan keuangan. Terdapat ketidakakuratan dalam laporan keuangan yang dihasilkan,
dimana Garuda Indonesia mengakui pendapatan terkait kerjasama yang dilakukan dengan PT
Mahata Aero Teknologi senilai US$ 239 juta atau setara Rp 3,5 triliun atas pembayaran yang
akan diterima Garuda setelah penandatanganan perjanjian sehingga hal tersebut berdampak
pada Laporan Laba Rugi Garuda. Dana tersebut masih bersifat piutang tapi sudah diakui oleh
Garuda Indonesia sebagai pendapatan. Hal tersebut menyebabkan dua komisaris Garuda tidak
turut menandatangani Laporan Keuangan 2018 tersebut.

Selain itu, dalam menyajikan laporan keuangan manajemen berpotensi


dipengaruhi kepentingan pribadi, sementara pihak prinsipal yaitu pemilik modal (investor)
sebagai pemakai laporan keuangan sangat berkepentingan untuk mendapatkan laporan
keuangan yang akurat, dapat dipercaya dan pertanggungjawaban atas dana yang mereka
investasikan. Banyaknya pihak yang berkepentingan atas laporan tersebut, maka
diperlukan adanya pihak ketiga yaitu akuntan publik. Akuntan publik adalah pihak
independen yang dianggap mampu menjembatani benturan antara kepentingan antara pihak
prinsipal (investor) dengan pihak agen (manajemen), yaitu sebagai pengelola
perusahaan. Dalam hal ini peran akuntan publik adalah memberi opini terhadap
kewajaran 2 laporan keuangan yang dibuat manajemen. Dalam melaksanakan tugasnya
auditor harus mampu menghasilkan opini audit yang berkualitas yang akan berguna tidak saja
bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas. Namun berbeda halnya dengan Akuntan
Publik, Kasner Sirumapea yang tidak melakukan kewajibannya sebagaimana mestinya dalam
membuat laporan keuangan PT Garuda Indonesia. Dimana Kasner Sirumapea telah
melanggar beberapa Standar Audit. Seharusnya, sebagai Akuntan publik sudah sepatutnya
memahami dan senantiasa melandaskan lima konsep standar audit yang terdiri dari
independensi, kehati-hatian, etika perilaku, bukti, dan pengungkapan yang wajar dalam setiap
pekerjaannya. Akuntan publik harus bebas dari pengaruh pihak lain agar hasil auditnya
objektif dan independen. Apabila ditemukan kejanggalan dalam laporan keuangan yang
diaudit, akuntan publik harus segera mengungkapkannya.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dalam hal ini, PT Garuda Indonesia telah melanggar
aturan dan Undang-undang terkait dengan kesalahan penulisan dalam laporan keuangan. Adapun
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memutuskan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
melakukan kesalahan terkait kasus penyajian Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember
2018. Pihak OJK mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia telah terbukti melanggar :
1. Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM) “(1) Laporan
keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun berdasarkan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. (2) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Bapepam dapat menentukan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal.”.
2. Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik.
3. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu
Perjanjian Mengandung Sewa.
4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa.
5. SA 315, SA 500, dan SA 560
Tidak menutup kemungkinan hal serupa dapat terulang lagi pada perusahaan-
perusahaan besar di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan pengawasan lebih ketat dan
hukuman yang lebih tegas agar hal tersebut dapat diminimalisir. Seperti pada kasus diatas
dimana peran pemerintah cukup tegas dalam menangani hal ini. Terkait dengan kasus
tersebut, salah satu sanksi yang diberikan adalah Garuda mesti memperbaiki dan menyajikan
kembali laporan keuangan tahunannya serta melakukan paparan publik alias public expose
atas perbaikan dan penyajian kembali LKT per 31 Desember 2018 dimaksud paling lambat 14
hari setelah ditetapkannya surat sanksi. Di samping meminta Garuda memperbaiki
laporannya, OJK juga Mengenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 100 juta
kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor
29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Tak hanya
perseroan, sanksi denda juga dijatuhkan masing-masing sebesar Rp 100 juta kepada seluruh
anggota Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran Peraturan Bapepam
Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan. OJK juga
mengenakan sanksi denda Rp 100 juta secara tanggung renteng kepada seluruh anggota
Direksi dan Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang menandatangani
Laporan Tahunan tersebut atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 tentang
Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
Dalam menyajikan laporan
keuangan manajemen berpotensi
dipengaruhi
kepentingan pribadi, sementara
pihak prinsipal yaitu pemilik
modal (investor) sebagai
pemakai laporan keuangan
sangat berkepentingan untuk
mendapatkan laporan
keuangan yang akurat, dapat
dipercaya dan
pertanggungjawaban atas dana
yang
mereka investasikan. Banyaknya
pihak yang berkepentingan atas
laporan tersebut,
maka diperlukan adanya pihak
ketiga yaitu akuntan publik.
Akuntan publik adalah pihak
independen yang dianggap
mampu menjembatani benturan
antara kepentingan antara
pihak prinsipal (investor)
dengan pihak agen
(manajemen), yaitu sebagai
pengelola
perusahaan. Dalam hal ini
peran akuntan publik adalah
memberi opini terhadap
kewajaran 2 laporan keuangan
yang dibuat manajemen. Dalam
melaksanakan
tugasnya auditor harus mampu
menghasilkan opini audit yang
berkualitas yang akan
berguna tidak saja bagi dunia
bisnis, tetapi juga masyarakat
luas (Wibowo dan Hilda,
2009 dalam Wijayani dan
Januari, 2011).
Garuda Indonesia sebagai
Perusahaan Go Public
melaporkan kinerja keuangan
tahun buku 2018 kepada Bursa
Efek Indonesia. Kinerja keuangan
PT Garuda Indonesia
(Persero) yang berhasil
membukukan laba bersih US$809
ribu pada 2018, berbanding
terbalik dari 2017 yang merugi
US$216,58 juta. Kinerja ini
terbilang cukup mengejutkan
lantaran pada kuartal III 2018
perusahaan masih merugi
sebesar US$114,08 juta.
Dalam menyajikan laporan
keuangan manajemen berpotensi
dipengaruhi
kepentingan pribadi, sementara
pihak prinsipal yaitu pemilik
modal (investor) sebagai
pemakai laporan keuangan
sangat berkepentingan untuk
mendapatkan laporan
keuangan yang akurat, dapat
dipercaya dan
pertanggungjawaban atas dana
yang
mereka investasikan. Banyaknya
pihak yang berkepentingan atas
laporan tersebut,
maka diperlukan adanya pihak
ketiga yaitu akuntan publik.
Akuntan publik adalah pihak
independen yang dianggap
mampu menjembatani benturan
antara kepentingan antara
pihak prinsipal (investor)
dengan pihak agen
(manajemen), yaitu sebagai
pengelola
perusahaan. Dalam hal ini
peran akuntan publik adalah
memberi opini terhadap
kewajaran 2 laporan keuangan
yang dibuat manajemen. Dalam
melaksanakan
tugasnya auditor harus mampu
menghasilkan opini audit yang
berkualitas yang akan
berguna tidak saja bagi dunia
bisnis, tetapi juga masyarakat
luas (Wibowo dan Hilda,
2009 dalam Wijayani dan
Januari, 2011).
Garuda Indonesia sebagai
Perusahaan Go Public
melaporkan kinerja keuangan
tahun buku 2018 kepada Bursa
Efek Indonesia. Kinerja keuangan
PT Garuda Indonesia
(Persero) yang berhasil
membukukan laba bersih US$809
ribu pada 2018, berbanding
terbalik dari 2017 yang merugi
US$216,58 juta. Kinerja ini
terbilang cukup mengejutkan
lantaran pada kuartal III 2018
perusahaan masih merugi
sebesar US$114,08 juta.
Dalam menyajikan laporan
keuangan manajemen berpotensi
dipengaruhi
kepentingan pribadi, sementara
pihak prinsipal yaitu pemilik
modal (investor) sebagai
pemakai laporan keuangan
sangat berkepentingan untuk
mendapatkan laporan
keuangan yang akurat, dapat
dipercaya dan
pertanggungjawaban atas dana
yang
mereka investasikan. Banyaknya
pihak yang berkepentingan atas
laporan tersebut,
maka diperlukan adanya pihak
ketiga yaitu akuntan publik.
Akuntan publik adalah pihak
independen yang dianggap
mampu menjembatani benturan
antara kepentingan antara
pihak prinsipal (investor)
dengan pihak agen
(manajemen), yaitu sebagai
pengelola
perusahaan. Dalam hal ini
peran akuntan publik adalah
memberi opini terhadap
kewajaran 2 laporan keuangan
yang dibuat manajemen. Dalam
melaksanakan
tugasnya auditor harus mampu
menghasilkan opini audit yang
berkualitas yang akan
berguna tidak saja bagi dunia
bisnis, tetapi juga masyarakat
luas (Wibowo dan Hilda,
2009 dalam Wijayani dan
Januari, 2011).
Garuda Indonesia sebagai
Perusahaan Go Public
melaporkan kinerja keuangan
tahun buku 2018 kepada Bursa
Efek Indonesia. Kinerja keuangan
PT Garuda Indonesia
(Persero) yang berhasil
membukukan laba bersih US$809
ribu pada 2018, berbanding
terbalik dari 2017 yang merugi
US$216,58 juta. Kinerja ini
terbilang cukup mengejutkan
lantaran pada kuartal III 2018
perusahaan masih merugi
sebesar US$114,08 juta.
Sehingga timbulnya polemik
antara pihak pihak yang
bersangkutan dengan Laporan
keuangan Tahunan PT Garuda
Indonesia yang akan dibahas pada
makalah ini.
BAB V
REKOMENDASI

Menjalankan bisnis tentu tidak mudah. Terutama terkait dengan mengolah keuangan dengan
baik. Meskipun tugas pengelolaan keuangan sudah dihandle dengan orang yang tepat, tetap saja fraud
laporan keuangan masih sering terjadi. Hal ini lah yang patut diwaspadai, karena fraud sudah pasti
dilakukan dengan unsur kesengajaan. Oleh sebab itu pencatatan arus kas seperti pelaporan keuangan
harus diperhatikan dengan baik. Laporan keuangan perusahaan sangat rentan untuk dilakukan
kecurangan. Apabila sampai terjadi fraud laporan keuangan pastinya akan membahayakan
keberlangsungan bisnis yang dijalankan.
Agar kasus seperti diatas tidak terulang kembali, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh berbagai pihak. Pihak KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan (Member of BDO
International Limited) perlu melakukan pengecekan ulang terhadap piutang PT Garuda Indonesia Tbk
(GIAA) atas Mahata sebesar US$239,94. Pihak KAP perlu melakukan pengecekan pada histori
dokumen penjualan dan penerimaan perusahaan. Dokumen penjualan dalam hal ini contohnya
Customer Order, Sales order, Shipping document, Sales invoice, Sales transaction file, Sales journal
or listing, Account receivable master file, Account receivable trial balance, Monthly statement.
Pengecekan histori dokumen-dokumen ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam proses
audit sehingga audit yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan PSAK. Selain itu, dari sisi
internal sendiri, PT Garuda Indonesia harusnya dapat menjelaskan nature transaksi mereka kepada
publik sehingga tidak menimbulkan kerancuan di tengah publik.
Selain itu, terdapat beberapa hal lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam
hal pencegahan pelanggaran dalam membuat sebuah laporan, terutama laporan keuangan:
1. Menggunakan Software Yang Accountable
Software ini akan membantu perusahaan mengatasi masalah akuntansi atau pembukuan
perusahaan termasuk fraud laporan keuangan. Selain itu dengan penggunaan software bisa
jadi kemungkinan akuntan berbuat curang pasti akan lebih kecil. Hal tersebut karena software
akan bekerja sesuai sistem. Misalnya pihak akuntan ingin mencurangi neraca menjadi rugi,
padahal posisi perusahaan sedang laba. Tentu saja hal ini tidak mungkin bisa terjadi. Laporan
keuangan yang dikeluarkan adalah otomatis jadi tidak mudah untuk diotak-atik sembarangan.
2. Memperketat Pelaksanaan SOP
Fraud laporan keuangan juga bisa dicegah dengan memperketat pelaksanaan SOP. Masih
sering didapati jika SOP dianggap hanya sebatas aturan teoritis sehingga diabaikan. Bisa
karena tenggat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas terlalu singkat, sehingga
membuat SOP dilakukan tidak sesuai prosedur (melompat-lompat).
3. Selalu melakukan pengendalian internal perusahaan
Perusahaan juga harus menyediakan sistem pengendalian internal yang jelas. Dimulai dari
penetapan tugas dan otoritas masing-masing karyawan. Ini berguna supaya tidak ada
kesalahpahaman dalam menjalankan tugas dan mengurangi penyalahgunaan otoritas. Semua
lini bisnis tidak hanya skala kecil dan besar, semua berpotensi untuk mengalami tindak
kecurangan terutama dalam hal pelaporan keuangan. Maka dari itu audit sangat penting untuk
dilakukan. Paling tidak jadwalkan audit minimal 1 hingga 2 bulan sekali. Ini akan membuat
karyawan bekerja lebih jujur, berhati-hati, dan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Simarmata, H. M. P., Gandasari, D., Purba, B., Karundeng, M. L., Simarmata, N. I. P.,
Akbar, M. F., ... & Cahya, H. N. (2021). Teori Komunikasi Bisnis. Yayasan Kita Menulis.

Hidayati, Nurul. 2019. "Ditemukan Pelanggan pada Audit Laporan Keuangan Garuda, Izin
AP Kasner Sirumapea Dibekukan", https://pppk.kemenkeu.go.id/in/post/ditemukan-
pelanggaran-pada-audit-laporan-keuangan-garuda,-izin-ap-kasner-sirumapea-dibekukan,
diakses pada 29 Juli 201

Anda mungkin juga menyukai