Millati Ahya - Demonstrasi Konstektual - Topik 1 - Pse
Millati Ahya - Demonstrasi Konstektual - Topik 1 - Pse
A KOMPETENSI INTI
KI - 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI - 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI - 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI - 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Penguatan Profil pelajar pancasila: beriman dan berakhlak mulia, , bernalar kritis,, dan mandiri
C TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menganalisis komponen penyusun sistem kekebalan tubuh dengan
tepat
2. Peserta didik menganalisis mekanisme pertahanan tubuh ketika terserang pathogen
dengan benar
D MODEL, PENDEKATAN, DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific Learning
Metode : Tanya Jawab, Diskusi kelompok, dan Presentasi
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) dengan sintaks
E SUMBER BELAJAR
1. Buku Paket Biologi
2. Buku Ringkasan Materi Dan Latihan Soal Brilian Grafindo
Elis Djubaidah & Sri Endang Purnami. 2019. Buku Ringkasan Materi dan Latihan Brilian
Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung: PT Grafindo Media Pratama.
3. Internet berupa akses video terkait sistem imun: https://youtu.be/lXfEK8G8CUI
1. Kesadaran diri : KSE ini penting untuk diterapkan untuk mengenali potensi diri, emosi diri,
dan menghubungkan perasaan serta nilai-nilai.
2. Managemen diri: Untuk melatih guru dan murid menguasai dan mengelola emosinya
guna mencapai tujuan ynag diharapkan.
3. ketrampilan relasi: Untuk melatih berkomiunikasi yang baik dan membina hubungan yang
positif.
4. kesadaran sosial: Untuk melatih berempati dan memahami sudut pandang orang lain.
5. Pengambilan keputusan bertanggung jawab: untuk melatih refleksi terhadap keputusan
yang diambil dan konsekuensinya.
Penutup
1. Guru bersama murid merumuskan kesimpulan
tentang Pertahanan tubuh.
2. Guru meminta semua murid melakukan refleksi
dengan menuliskan hasil refleksinya di sticky
note.
3. Guru dapat memberikan pertanyaan pemandu
untuk membantu murid melakukan proses
refleksi,misalnya :
4. 1.Apakah bagian paling menarik dari
pembelajaran hari ini? mengapa ? (kesadaran
diri)
5. 2.Berdasarkan materi yang telah kalian pelajari,
menurut kalian, apa saja yang bisa dilakukan
untuk pertahan tubuh Yang sehat (mengukur
Pemahaman konsep)
6. Menurutmu, apakah penting mempelajari
materi pertahan tubuh ? (pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab)
jhnnn
jjmmkm
H. Instrumen Penilaian
Penilaianan Formatif : Dilakukan dengan strategi observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Alat
penilaian berupa checklist
Penilaian Sumatif : Menggunakan strategi selected response asesment berupa tes tertulis. Instrumen
terlampir.
LAMPIRAN
A. PENILAIAN SIKAP
Petunjuk:
Lembaran penilaian diri sikap spiritual berikut untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Keterangan:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Rubrik penskoran:
Indikator Penilaian
Profil pelajar
pancasila
No. Nama Peserta didik Beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan dan Bernalar kritis Mandiri
berakhlak mulia
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Keterangan:
Sangat Baik : Apabila memperoleh skor : 3,33< skor ≤4,00
Baik : Apabila memperoleh skor : 2.33< skor ≤3,33
Cukup : Apabila memperoleh skor : 1,33< skor ≤2,33
Kurang : Apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
B. Penilaian Pengetahuan
PERTEMUAN PERTAMA
PEDOMAN PENSKORAN
KUNCI
NO SOAL SKOR
JAWABAN
1 Fungsi sistem pertahanan tubuh adalah….
a. Menyediakan energi bagi kelangsungan hidup organisme
b. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh E 2.5
melalui proses detoksifikasi
c. Membersihkan tubuh dari sisa-sisa metabolisme yang
dapat meracuni tubuh
d. Mencegah tubuh dari pengaruh rangsangan
lingkungan eksternal yang merugikan
e. Mengenal, menghancurkan, dan menetralkan benda
asing atau sel abnormal yang merugikan tubuh
PETA KONSEP
Sistem
Pertahanan
Tubuh Manusia
Membran
Protein Imunitas AktifImunitas Pasif
Mukosa Sel T
Komplemen Buatan Buatan
Sekresi Kelenjar
Epitel Interferon
Inflamasi
A. PENDAHULUAN
Virus atau malware adalah momok yang paling menakutkan bagi alat-alat elektronik
seperti komputer, laptop, atau smartphone. Apabila alat-alat elektronik tersebut terserang
virus maka fungsinya menjadi terganggu. Oleh sebab itu untuk mencegah dari serangan virus
maka kita menggunakan program penangkal berupa antivirus. Sama seperti alat-alat elektronik
tersebut tubuh kita juga sangat rentan terserang oleh benda-benda asing yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit sehingga tubuh kita pun membutuhkan sistem pertahanan
tubuh yang sama dianalogikan dengan antivirus. Tubuh kita memiliki sistem pertahanan yang
berlapis-lapis, setidaknya terdapat tiga lapis pertahanan yang ditiap bagiannya memiliki jenis
dan mekanisme yang berbeda-beda. Bagaimana cara tubuh kita menghadapi serangan-
serangan bibit penyakit yang berusaha masuk ke dalam tubuh? mari kita pelajari bersama.
B. PERTAHANAN NON SPESIFIK
Pertahanan tubuh non spesifik telah dimiliki seseorang semenjak ia lahir. Pertahanan
ini disebut non spesifik karena bekerja dengan menyerang segala macam jenis antigen yang
masuk ke dalam tubuh. Respon yang diberikan juga bersifat langsung dan cepat. Pertahanan
tubuh non spesifik terbagi menjadi dua yaitu, pertahanan lapis pertama atau pertahanan
tubuh non spesifik eksternal dan pertahanan lapis kedua atau pertahanan tubuh non spesifik
eksternal.
Pertahanan tubuh lapis pertama adalah benteng terluar dari tubuh kita untuk
menghadapi berbagai jenis antigen baik berupa bakteri, virus, ataupun mikroorganisme
lainnya. Pertahanan tubuh lapis pertama disebut juga pertahanan tubuh non spesifik
eksternal. Pertahanan ini terdiri dari pertahanan fisik, kimia, dan mekanis.
Sumber: depositphoto.com
Gambar 9.2 Jenis-jenis pertahanan lapis pertama tubuh manusia
Kulit adalah salah satu pertahanan fisik yang bertugas mencegah bibit penyakit untuk
dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh kita. Susunan sel-sel epitel kulit yang berlapis
dan juga rapat mengakibatkan kulit sulit untuk ditembus oleh mikroorganisme. Keratin
yang melapisi epitel kulit juga tahan terhadap asam, basa, racun, dan enzim yang
dihasilkan oleh bakteri.
Beberapa bagian tubuh yang memiliki celah untuk mikrorganisme dapat masuk ke dalam
tubuh seperti mulut, hidung, dan telinga terspesialisasi dengan menghasilkan lendir atau
mukus. Cairan kental ini dapat menjebak mikrooganisme dan partikel-partikel lain yang
berusaha masuk ke dalam tubuh.
Sekresi mukus pada organ-organ tersebut juga mengandung senyawa kimia yang
menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi mikroorganisme. Pada air mata dan
air liur terdapat lisozim yang dapat menghancurkan sel-sel bakteri. Hasil sekresi dari
kelenjar keringat dan minyak menjadikan pH kulit manusia bersifat asam sehingga mampu
mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Pertahanan mekanis diperankan oleh silia yang terdapat pada saluran pernapasan. Silia ini
menyapu mikroorganisme yang terjebak di dalam mukus dan mendorongnya ke luar guna
mencegah infeksi pada paru-paru.
a. Sel-sel Fagosit
Sel-sel fagosit adalah sel-sel yang memiliki kemampuan fagositosis, yaitu proses penelanan
mikroorganisme secara langsung dari lingkungan. Setelah tertelan mikroorganisme atau
partikel asing tersebut akan dicerna dengan menggunakan enzim hidrolitik yang terdapat
pada organel lisosom.
Sumber: biologyreader.com
Gambar 9.4 Jenis-jenis sel fagositosis
b. Protein Antimikroba
Plasma darah kita terlarut berbagai jenis protein. beberapa jenis diantarnya ada juga yang
memiliki peran yang dapat membunuh ataupun mencegah reproduksi mikroorganisme.
Zat antimikroba ini dapat bekerja tanpa adanya interaksi antigen dan antibodi sebagai
pemicu. Protein antimikroba ini berkeja dengan tiga acara, yaitu melumpuhkan antigen,
mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, dan membunuh dengan cara melubangi sel-sel
mikroorganisme. Dari sekian banyak jenis protein antimikroba yang berperan di dalam
tubuh kita dua diantaranya yang cukup penting adalah interferon dan protein komplemen.
c. Respon Peradangan
Peristiwa luka adalah fase yang sangat rawan bagi sistem pertahanan tubuh manusia.
Benteng terluar dari tubuh terbuka sehingga memudahkan mikroorganisme untuk dapat
masuk melalui celah tersebut. Ketika luka terjadi maka muncul rasa nyeri dan
pembengkakan hal tersebut merupakan hasil dari respon peradangan. Keadaan darurat ini
membutuhkan respon imun yang cepat sehingga proses untuk menyingkirkan patogen
yang masuk kedalam tubuh berlangsung lebih cepat dan efektif.
Sel pembunuh alami atau sel NK membantu mengenali dan melenyapkan sel-sel
yang telah terserang antigen tertentu. Sel-sel ini juga mampu mengenali dan
menghancurkan sel kanker atau sel yang telah terinfeksi virus dengan mendeteksi
keberadaan protein MHC I yang terdapat di permukaan sel. Biasanya sel-sel kanker
tidak mampu mengekspresikan protein ini. Sel NK lalu menghancurkan sel kanker
tersebut dengan megeluarkan senyawa perforin yang mampu melubangi membran sel
kanker tersebut.
C. PERTAHANAN SPESIFIK
Pertahanan spesifik merupakan pertahanan yang mampu mengenali dan mengingat pathogen
secara spesifik sehingga dapat bersiap jika terjadi infeksi pathogen yang sama dikemudian
hari. Pertahanan spesifik atau kekebalan adaptif merupakan pertahanan lapis ketiga yang
menjadi pelengkap dari sistem pertahanan tubuh manusia.
3. Pertahanan Lapis Ketiga
Pertahanan lapis ketiga adalah pertahanan yang sangat berbeda dengan pertahanan lapis
pertama dan kedua, pertahanan ini baru dapat diperoleh apabila kita sudah pernah
terpapar oleh suatu jenis antigen tertentu. Pertahanan lapis ketiga diperankan oleh sel
limfosit.
Sama seperti sel darah putih lain, limfosit juga diproduksi di sum-sum tulang. Selama
proses perkembangannya limfosit ada yang mengalami proses pematangan di sum-sum
tulang menjadi limfosit B, sedangkan limfosit T bermigrasi ke timus dan mengalami
pematangan
disana. Setelah proses pematangan ini limfosit akan mengalami proses seleksi. Limfosit yang
berpotensi menyerang sel tubuh kita akan mengalami penghancuran atau apoptosis.
Limfosit B ( Sel B) dan Limfosit T (Sel T) terbagi lagi menjadi beberapa jenis sesuai fungsi
dan peranaannya dalam respon kekebalan tubuh.
Pertahanan lapis ketiga dibedakan menjadi imunitas humoral dan imunitas seluler.
kImunitas humoral melibatkan sel-sel limfosit B yang akan menghasilkan antibodi.
Antibodi dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti plasma darah dan cairan limfa dan
berfungsi mengikat bakteri, racun yang dihasilkan bakteri, serta virus untuk dihancurkan
lebih lanjut oleh sel fagosit. Imunitas seluler melibatkan limfosit T. Sel limfosit T ini secara
aktif akan melawan berbagai jenis antigen.
Baik imunitas humoral dan imunitas seluler memerlukan sel penyaji antigen untuk
menyajikan protein dari antigen dengan bantuan MHC II. Sel T penolong akan mengenal
atau mendeteksi protein antigen tersebut. Sel T penolong berikutnya meneruskan
informasi tersebut ke sel B untuk melakukan repon imunitas humoral. Selain itu juga
informasi tersebut dilanjutkan ke sel sitotoksik untuk melakukan respon imunitas seluler.
Sumber:
media.springernature.com Gambar 9.7 Proses imunitas
humoral dan seluler
Sistem imun dapat mengenali antigen yang sebelumnya pernah masuk ke dalam tubuh,
disebut memori imunologi. Memori imunologi ini diperankan oleh sel B memori dan sel T
memori. Setelah infeksi pertama terjadi maka akan dihasilkan antibodi (respon primer) dan
apabila antigen yang sama menginfeksi untuk ke dua kalinya maka antibodi untuk antigen
tersebut akan dihasilkan jauh lebih banyak (respon sekunder). Sel B memori dan sel T
memori ini akan bertahan di dalam tubuh kita hingga beberapa dekade.
Sumber: nafiun.com
Gambar 9.8 Respon primer dan respon sekunder sistem
imun
A. ANTIGEN DAN ANTIBODI
1. Antigen
Antigen adalah zat asing dapat berupa sel ataupun non sel yang mampu merangsang
timbulnya repson imun terutama dalam menghasilkan antibodi. Antigen dapat berupa
bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun. Antigen memiliki 2 bagian
yang harus kamu ketahui. Kedua bagian tersebut adalah epitop dan hapten.
a. Determinan antigen (epitop)
Epitop merupakan bagian antigen yang dapat membangkitkan respons imunitas, atau
dengan kata lain, dapat menginduksi pembentukan antibodi. Satu antigen tersusun dari 2
atau lebih molekul epitop.
b. Hapten
Hapten adalah molekul kecil yang hanya bisa menginduksi produksi antibodi jika
bergabung dengan carrier yang bermolekul besar. Oleh karena itu, hapten memiliki sifat
imunogenik. Hapten dapat berupa obat, antibiotik, dan kosmetik.
2. Antibodi
Antibodi adalah protein yang dibentuk sebagai respon terhadap suatu antigen dan secara
spesifik mengadakan reaksi dengan antigen tersebut. Antibodi atau immunoglobulin
terlarut dan beredar di dalam plasma darah.
a. Struktur Antibodi
Pada umumnya antibodi memiliki bentuk seperti huruf Y dan terdiri dari dua rantai
berat dan dua rantai ringan. Rantai berat dan rantai ringan inilah yang tersusun atas
senyawa protein. Antara dua rantai berat dan antara rantai berat dan ringan dihubungkan
oleh ikatan disulfida atau biasa disebut dengan jembata disulfida. Bagian yang cukup
penting lainnya adalah situs pengikatan antigen, bagian ini bersifat spesifik yang
mengakibatkan antibodi hanya cocok untuk antigen tertentu saja.
Sumber: redbubble.com
Gambar 9.9 Struktur antibodi
b. Jenis-jenis Antibodi
Antibodi memiliki berbagai variasi yang dikenal sebagai isotipe atau kelas. Pada
mamalia berplasenta, terdapat lima kelas antibodi yang dikenal sebagai IgA, IgD, IgE,
IgG, dan IgM. Awalan "Ig" adalah singkatan dari imunoglobulin, sedangkan akhirannya
menunjukkan jenis rantai berat yang dikandung antibodi: jenis rantai berat α (alfa), γ
(gamma), δ (delta), ε (epsilon), dan μ (mu) yang merupakan dasar penamaan bagi IgA,
IgG, IgD, IgE, dan IgM. Ciri khas setiap kelas ditentukan oleh bagian dari rantai berat di
dalam engsel dan wilayah ratai beratnya. Tiap-tiap kelas memiliki perbedaan dalam
sifat biologis, lokasi fungsional, dan kemampuan untuk menangani antigen, seperti
yang digambarkan dalam tabel.
IgG berjumlah paling banyak (80%) dan akan
lebih besar pada kontak ke 2, 3, dan
seterusnya. IgG dapat menembus plasenta dan
IgG memberikan imunitas pada bayi. Selain itu, IgG
juga merupakan pelindung terhadap
mikroorganisme dan toksin, dapat
mengaktivasi komplemen, dan
dapat meningkatkan efektivitas sel fagositik.
Berjumlah 15%, IgA dapat ditemukan pada zat
sekresi seperti keringat, ludah, air mata, ASI,
IgA
dan sekresi usus. IgA berfungsi untuk
melawan
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
IgM adalah antibodi yang pertama kali tiba di
lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah dan
IgM tidak masuk ke jaringan. IgM berumur pendek
dan berfungsi untuk mengaktivitasi
komplemen
dan memperbanyak fagositosis.
IgD memiliki fungsi memicu respons imunitas
dan banyak ditemukan di limfosit B. Meskipun
IgD
demikian, IgD berjumlah sedikit pada limpa dan
serum darah.
Antibodi ini terikat pada reseptor sel mast dan
basofil. IgE menyebabkan pelepasan histamin
dan mediator kimia lainnya. Selain itu, IgE
IgE
banyak ditemukan dalam darah dengan
konsentrasi rendah dan kadarnya meningkat
ketika bereaksi terhadap alergi.
Sumber: logicalbiological.com
Gambar 9.10 Jenis-jenis Immunoglobulin
c. Interaksi Antibodi dengan Antigen
Berbeda dengan protein antimikroba antigen tidak memiliki kemampuan untuk
membunuh atau menghancurkan antigen, melainkan berperan untuk menonaktifkan,
menandai untuk penghancuran antigen. Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada
daerah variabel dan antigen memiliki sisi penghubung determinan (epitop). Oleh
karena itu, kedua sisi akan berikatan membentuk kompleks antigen dan antibodi.
Setelah terbentuk kompleks antigen dan antibodi maka antigen akan diproses dengan
cara netralisasi, aglutinasi, presipitasi, dan fiksasi komplemen.
Netralisasi
Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok bagian tertentu antigen.
Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada
sel inang. Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau
toksik dari patogen dapat dikurangi.
Aglutinasi
Aglutinasi atau penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena
struktur antibodi yang memungkinkan untuk melakukan pengikatan lebih dari satu
antigen. Molekul antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen yang
dapat bergabung dengan antigen- antigen yang berdekatan. Gumpalan atau
kumpulan bakteri akan memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap
dan memakan bakteri secara cepat.
Presipitasi
Presipitasi atau pengendapan hampir sama dengan penggumpalan, tetapi pada
pengendapan antigen yang dituju berupa antigen yang larut. Pengikatan antigen-
antigen tersebut membuatnya dapat diendapkan, sehingga sel-sel makrofag mudah
dalam menangkapnya.
Fiksasi Komplemen
Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen untuk melakukan
penyerangan terhadap sel asing. Pengaktifan protein komplemen akan
menyebabkan terjadinya luka pada membran sel asing dan dapat terjadi lisis.
Sumber: nafiun.com
Gambar 9.11 Jenis-jenis Immunoglobulin
d. Imunitas
Berdasarkan cara memperoleh antibodi, imunitas atau kekebalan tubuh terbagi menjadi
dua yaitu imunitas aktif dan imunitas pasif.
1. Imunitas Aktif
Imunitas aktif dapat diperoleh melalui kontak langsung dengan antigen selanjutnya tubuh
akan membentuk antibodinya sendiri.
a. Imunitas Aktif Alami
Imunitas aktif alami terbentuk apabila seseorang secara alamiah terapar oleh suatu
jenis penyakit, kemudian sistem imun memproduksi antibodi. Misalkan seseorang
terkena penyakit cacar lalu tubuhnya akan memproduksi antibodi khusus untuk
penyakit tersebut.
b. Imunitas Aktif Buatan
Imunitas aktif buatan terbentuk dari proses vaksinasi. Vaksin adalah produk biologis
yang berupa antigen yang telah mati, dilemahkan, atau bagian tubuh serta toksi yang
telah diubah. Vaksin dapat merangsang terbentuknya antibodi tettapi tidak
menyebabkan penyakit. Misalkan seseorang yang telah disuntik vaksin MMR (measles
mups rubella) akan terbentuk kekebalan aktif terhapan penyakit campak.
2. Imunitas Pasif
Imunitas pasif terjadi jika antibodi dari suatu individu dipindahkan ke individu lainnya.
a. Imunitas Pasif Alami
Imunitas pasif alami terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat IgG ibu masuk
ke plasenta, sehingga dapat memberikan kekebalan sementara untuk beberapa
minggu atau beberapa bulan setelah kelahiran.
b. Imunitas Pasif Buatan
Imunitas pasif buatan terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh
orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu. Misalkan
antibodi dari kuda yang kebal terhadap gigitan ular dapat diinjeksikan kepada manusia
yang digigit ular sejenis.
Sumber: ib.bioninja.com
Gambar 9.12 Jenis-jenis Imunitas
4. Isoimunitas (Alloimunitas)
Isoimunitas adalah keadaan dimana tubuh mendapatkan kekebalan dari induvidu lain yang
melawan sel tubuhnya sendiri. Isoimunitas dapat muncul akibat transfuse darah atau
karena menerima cangkok organ dari orang lain.
EVALUASI
Pilihan Ganda
1. Makanan yang kita makan pertama kali akan dibersihkan dari mikroba oleh….
f. Mukosa lambung yang mengandung HCl
g. Ludah yang mengandung lisozim
h. Mukosa lambung yang mengandung enzim pencernaan protein
i. Lendir di saluran pencernaan
j. Mukosa lambung yang mengandung lisozim
3. Perlindungan mekanik tubuh yang pertama dari serangan mikroba dan virus adalah….
a. Keringat
b. Rambut-rambut
c. Kulit
d. Lendir tubuh
e. Selaput mukosa
5. Sofyan mengamati pulasan darah di bawah mikroskop dan menemukan sel darah putih yang
memiliki inti berlobus dua, terdapat granul berwarna biru, dapat menghasilkan histamin dan
heparin yang berperan terhadap respon alergi. Kemungkinan sel yang diamati tersebut
adalah….
a. Basofil
b. Eusinofil
c. Neutrofil
d. Monosit
e. Limfosit
6. Sel natural killer (NK) bertugas menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus. Peristiwa
penghancuran oleh sel NK disebut….
a. Kekebalan non spesifik
b. Kekebalan buatan
c. Kekebalan spesifik
d. Kekebalan pasif
e. Kekebalan aktif
7. Sistem pertahanan pertama tubuh untuk melawan antigen yang masuk adalah….
a. Kulit, lemak, dan sel darah putih
b. Sel darah putih dan sel darah merah
c. Kulit, membrane mukosa, dan sekresinya
d. Sumsum merah dan kelenjar timus
e. Limfosit B dan limfosit T
9. Membran mukosa yang terdapat di hampir semua bukaan tubuh manusia memiliki fungsi
pertahanan karena mukus yang dihasilkan mampu….
a. Melisiskan benda asing yang masuk
b. Memerangkap patogen yang akan masuk ke dalam tubuh
c. Mencerna patogen yang berbahaya
d. Mengatur suhu untuk melawan patogen
e. Menghasilkan sel darah putih
10. Reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dengan tanda-tanda kemerahan, panas,
pembengkakan, dan nyeri disebut….
a. Alergi
b. Inflamasi
c. Vasodilatasi
d. Vasokonstriksi
e. Hipersensitivitas
11. Pada saat terjadi infeksi, sistem pertahanan tubuh merespons dengan mekanisme inflamasi,
yang pengaruhnya bagi tubuh….
a. Merugikan, karena menimbulkan rasa sakit
b. Menguntungkan, karena lebih banyak antibodi yang dihasilkan
c. Merugikan, karena terjadi pembengkakan
d. Menguntungkan, karena mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain
e. Merugikan, karena menambah kerusakan jaringan
12. Perhatikan tahapan fagositosis berikut ini!
1. Pengenalan: sel makrofag mengenali sel antigen yang ingin di fagosit
2. Pergerakan: membran sel makrofag mengelilingi sel antigen dan membentuk vesikel
3. Penelanan: sel antigen dimasukkan kedalam sel makrofag
4. Pencernaan: terjadi pencernaan dari enzim yang berasal dari lisosom
5. Pengeluaran: sisa-sisa hasil pencernaan dikeluarkan
kembali Proses fagositosis yang benar secara berurutan
adalah….
a. 1, 2, 3, 4, dan 5
b. 1, 2, 4, 3, dan 5
c. 2, 1, 3, 4, dan 5
d. 3, 2, 1, 4, dan 5
e. 4, 2, 1, 3, dan 5
14. Makrofag merupakan sel yang berperan menghancurkan patogen dan berasal dari
diferesiasi sel….
a. Limfosit
b. Basophil
c. Neutrophil
d. Monosit
e. Eosinophil
16. Berikut ini merupakan peran sistem kekebalan tubuh humoral, kecuali….
a. Mengikat antigen dan membuat antibodi
b. Menetralisasi toksin dari patogen
c. Menghasilkan limfosit dalam jumlah banyak
d. Menyerang sel-sel yang terinfeksi antigen
e. Mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh
17. Imunitas yang diperantarai antibodi yang dibentuk oleh sel B disebut kekebalan….
a. Humoral
b. Seluler
c. Alami
d. Aktif
e. Pasif
18. IgD membantu memicu respon imunitas. IgD banyak terdapat di….
a. Keringat
b. Air ludah
c. Limfa
d. Serum darah
e. Limfosit B
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik dan model pembelajaran Problem Ba
Melalui kegiatan menSgMamAaItSiLvAidMeoApLesAerZtaHdAidRik19dapat menganalisis komponen p
Setelah kegiatan berdiskusi tentang mekanisme pertahanan tubuh peserta didik memahami mekanisme pe
KELOMPOK
1.__
2.__
3.__
4.__
5.__
Masalah 1
Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian permukaan organ dapat
menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan pertahanan dengan
memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa kimia histamin
dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah
yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah
terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih hangat.
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. Mengapa pertahanan lapis pertama dan lapis kedua disebut sebagai pertahanan non spesifik?
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. Sebutkan bagian tubuh yang berperan dalam pertahanan lapis pertama
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan komponen penyusun sistem pertahanan tubuh?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
.
LKPD 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK “IMUNITAS
AKTIF DAN PASIF BAIK ALAMI”
Kompetensi Dasar:
4.16 Menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang dikendalikannya.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik dan model pembelajaran Problem
SMA ISLAM AL AZHAR 19
diskusi dan tanya jawab dengan bantuan PPT dan LKPD peserta didik dapat:
KELOMPOK
6.__
7.__
8.__
9.__
10.__
Masalah 2
Perhatikan infografis dibawah ini terkait efikasi setiap vaksin covid 19 yang beredar di
Indonesia. Efikasi adalah tingkat kemanjuran atau kemampuan vaksin dalam memberikan manfaat bagi
individu yang divaksinasi. Efikasi dihitung pada fase uji klinis dengan membandingkan tingkat
penurunan insiden penyakit pada kelompok yang sudah divaksinasi, dengan kelompok yang tidak
divaksinasi pada kondisi optimal.Menurut penjelasan Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19,
Kusnandi Rusmil, uji klinis fase pertama dan kedua vaksin Sinovac dilakukan di China.Sedangkan uji
klinis fase ketiga dilakukan di Indonesia, Brasil, sampai Turki. Dari hasil riset, efikasi vaksin Sinovac di
Indonesia sebesar 65,3 persen, di Turki mencapai 91,25, dan di Brasil hasil finalnya sebesar 50,4
persen.Ahli alergi dan imunologi Iris Rengganis menjelaskan kenapa besarnya efikasi vaksin Sinovac di
beberapa negara bisa berbeda-beda.