Anda di halaman 1dari 34

ENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN 13 Banda Aceh


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI IPA / Genap
Materi Pokok : Pertahan Tubuh (Sistem Imun)
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

A KOMPETENSI INTI
KI - 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI - 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI - 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI - 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
3.14. Menganalisis peran sistem imun dan 3.14.1Peserta didik menganalisis
imunisasi terhadap proses fisiologi di
komponen penyusun sistem
dalam tubuh
kekebalan tubuh
3.14.2.Peserta didik menganalisis mekanisme
pertahanan tubuh ketika terserang
penyakit
3.14.3Peserta didik membandingkan imunitas
aktif dan pasif baik alami maupun buatan
4.16.1 Menyajikan data jenis-jenis imunisasi 4.16.1 Peserta didik dapat membandingkan
(aktif dan pasif) dan jenis penyakit
jenis vaksin covid 19 yang ada di
yang dikendalikannya.
Indonesia

Penguatan Profil pelajar pancasila: beriman dan berakhlak mulia, , bernalar kritis,, dan mandiri

C TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menganalisis komponen penyusun sistem kekebalan tubuh dengan
tepat
2. Peserta didik menganalisis mekanisme pertahanan tubuh ketika terserang pathogen
dengan benar
D MODEL, PENDEKATAN, DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific Learning
Metode : Tanya Jawab, Diskusi kelompok, dan Presentasi
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) dengan sintaks

E SUMBER BELAJAR
1. Buku Paket Biologi
2. Buku Ringkasan Materi Dan Latihan Soal Brilian Grafindo
Elis Djubaidah & Sri Endang Purnami. 2019. Buku Ringkasan Materi dan Latihan Brilian
Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung: PT Grafindo Media Pratama.
3. Internet berupa akses video terkait sistem imun: https://youtu.be/lXfEK8G8CUI

F MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Laptop
3. Power Point
4. Video animasi
5. Spidol dan papan tulis

PERTEMUAN I (2X 45 menit)


G KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Dimensi Profil
pelajar
pancasila
Pendahuluan (15 menit)
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, beriman,
menyambut siswa dengan sapaan hangat untuk bertakwa
membangun suasana pembelajaran yang positif. kepada Tuhan
( KSE : Kesadaran diri) Yang Maha
Esa, dan
Guru mengajak murid untuk hening sejenak
berakhlak
mengambil nafas panjang sambil memejamkan mata,
mulia
merasakan bersyukur dengan teknik STOP (KSE:
Managemen diri)

Guru memberikan kuis tentang Pertahanan tubuh


melalui game di quizziz. Murid diminta aktif menjawab
semua pertanyaan kuis dan memperlihatkan hasil
perolehan 3 siswa terbaik. Setelah waktu game habis,
murid diminta melakukan refleksi singkat. Misalnya
dengan bertanya: apakah mereka menyukai game ini?
Apa saran mereka jika ada kuis lagi? ( guru
membangun koneksi dan rasa percaya dengan
memberikan murid kesempatan memberikan saran)
KSE : keterampilan relasi

KSE yang dipilih dan alasannya

1. Kesadaran diri : KSE ini penting untuk diterapkan untuk mengenali potensi diri, emosi diri,
dan menghubungkan perasaan serta nilai-nilai.
2. Managemen diri: Untuk melatih guru dan murid menguasai dan mengelola emosinya
guna mencapai tujuan ynag diharapkan.
3. ketrampilan relasi: Untuk melatih berkomiunikasi yang baik dan membina hubungan yang
positif.
4. kesadaran sosial: Untuk melatih berempati dan memahami sudut pandang orang lain.
5. Pengambilan keputusan bertanggung jawab: untuk melatih refleksi terhadap keputusan
yang diambil dan konsekuensinya.

Kegiatan Inti (55 Menit)


Guru Melakukan kegiatan Think - Write- share

Guru memberikan berbagai sumber materi dalam


bentuk teks modul pdf, video Pertahanan tubuh
konsep materi dalam bentuk power point. melalui
classpoint (pembelajaran diferensiasi konten)

Murid diberi waktu 15 menit untuk menyimak (Think)


salah satu konten materi sesuai kenyamanannya
secara berkelompok. kemudian masing-masing
kelompok diminta menuliskan (Write) konsep
pertahaan tubuh (Diskusi kelompok selama 15 menit.)

Setelah itu, guru meminta perwakilan kelompok untuk


membagikan (share) konsep yang telah mereka tulis
pada teman-teman lainnya di depan kelas melalui
kegiatan presentasi dan tanya jawab selama 25 menit.
Murid yang tidak maju presentasi, menyimak dan
memberi tanggapan. Kegiatan bekerja dalam
kelompok membantu mengembangkan kesadaran
sosial dan keterampilan relasi bagi murid.

Guru memberikan apresiasi terhadap hasil diskusi


masing-masing kelompok dan tanggapan yang
diberikan oleh setiap murid, tidak hanya terbatas pada
yang menjawab benar saja ( KSE : kesadaran sosial).

Guru mereview jawaban murid tentang pertahanan


tubuh

Penutup
1. Guru bersama murid merumuskan kesimpulan
tentang Pertahanan tubuh.
2. Guru meminta semua murid melakukan refleksi
dengan menuliskan hasil refleksinya di sticky
note.
3. Guru dapat memberikan pertanyaan pemandu
untuk membantu murid melakukan proses
refleksi,misalnya :
4. 1.Apakah bagian paling menarik dari
pembelajaran hari ini? mengapa ? (kesadaran
diri)
5. 2.Berdasarkan materi yang telah kalian pelajari,
menurut kalian, apa saja yang bisa dilakukan
untuk pertahan tubuh Yang sehat (mengukur
Pemahaman konsep)
6. Menurutmu, apakah penting mempelajari
materi pertahan tubuh ? (pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab)

jhnnn

jjmmkm
H. Instrumen Penilaian
Penilaianan Formatif : Dilakukan dengan strategi observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Alat
penilaian berupa checklist
Penilaian Sumatif : Menggunakan strategi selected response asesment berupa tes tertulis. Instrumen
terlampir.

LAMPIRAN
A. PENILAIAN SIKAP

LEMBAR PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

Mata Pelajaran :Biologi


Kelas/Semester : XI/Genap
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Waktu Pengamatan : Selama Pembelajaran

Petunjuk:
Lembaran penilaian diri sikap spiritual berikut untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Keterangan:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Rubrik penskoran:
Indikator Penilaian
Profil pelajar
pancasila
No. Nama Peserta didik Beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan dan Bernalar kritis Mandiri
berakhlak mulia
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2

3
4

5
6

7
8

9
10

11
12

13
14

15
16

17
18

19
20
21
22
23

24
25
26
27
28
29
30

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4


Perhitungan skor akhir menggunakan
rumus:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


× 4 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Keterangan:
Sangat Baik : Apabila memperoleh skor : 3,33< skor ≤4,00
Baik : Apabila memperoleh skor : 2.33< skor ≤3,33
Cukup : Apabila memperoleh skor : 1,33< skor ≤2,33
Kurang : Apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
B. Penilaian Pengetahuan
PERTEMUAN PERTAMA

KISI KISI PENULISAN SOAL


No KD IPK Indikator Soal Level Bentuk Soal
1 3.14. Menganalisis 3.14.1Peserta didik Funsi C2 Pilihan Ganda
peran sistem imun pertahana
menganalisis
dan imunisasi n tubuh
komponen
terhadap proses
penyusun
fisiologi di dalam
sistem
tubuh
kekebalan
tubuh

2 3.14. Menganalisis 3.14.1 Peserta Komponen C3 Pilihan Ganda


peran sistem imun didik menganalisis penyusun
dan imunisasi komponen sistem
terhadap proses penyusun sistem pertahanan
fisiologi di dalam kekebalan tubuh tubuh
tubuh

3. 3.14. Menganalisis .3.14.1 Peserta Komponen C3 Pilihan Ganda


peran sistem imun didik menganalisis penyusun
dan imunisasi komponen sistem
terhadap proses penyusun sistem pertahanan
fisiologi di dalam kekebalan tubuh tubuh
tubuh

4. 3.14. Menganalisis 3.14.1 Peserta C4 Pilihan Ganda


peran sistem imun didik menganalisis
dan imunisasi komponen
terhadap proses penyusun sistem
fisiologi di dalam kekebalan tubuh
tubuh

PEDOMAN PENSKORAN
KUNCI
NO SOAL SKOR
JAWABAN
1 Fungsi sistem pertahanan tubuh adalah….
a. Menyediakan energi bagi kelangsungan hidup organisme
b. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh E 2.5
melalui proses detoksifikasi
c. Membersihkan tubuh dari sisa-sisa metabolisme yang
dapat meracuni tubuh
d. Mencegah tubuh dari pengaruh rangsangan
lingkungan eksternal yang merugikan
e. Mengenal, menghancurkan, dan menetralkan benda
asing atau sel abnormal yang merugikan tubuh

2. Makanan yang kita makan pertama kali akan dibersihkan dari


mikroba oleh….
a. Mukosa lambung yang mengandung HCl
b. Ludah yang mengandung lisozim
c. Mukosa lambung yang mengandung enzim
pencernaan protein B 2,5
d. Lendir di saluran pencernaan
e. Mukosa lambung yang mengandung lisozim

3. Sistem pertahanan pertama di saluran pernapasan adalah….


a. Mukus yang menjebak mikroba
b. Sel fagositik yang menelan mikroba
c. Air liur bersifat asam A 2.5
d. Protein antimikroba yang melawan patogen
e. Mekanisme inflamasi

4 Mekanisme pertahanan tubuh antara lain sebagai berikut.


1. Membran mukosa
2. Limfosit
3. Protein antimikroba
4. Sel-sel fagosit
5. antibodi
Yang tidak termasuk pertahanan tubuh nonspesifik, yaitu
imunitas bawaan sejak lahir dan tidak ditujukan untuk
melawan antigen tertentu adalah…. B 2.5
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 4
c. 1, 4, dan 5
d. 2, 3, dan 5
e. 2, 4, dan 5
MATERI AJAR
SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA

PETA KONSEP
Sistem
Pertahanan
Tubuh Manusia

Pertahanan Non Pertahanan Kelainan Pada


Spesifik Spesifik Imunitas Sistem Imun

Pertahanan Pertahanan Pertahanan


Lapis Pertama Lapis Kedua Lapis Ketiga Imunitas Aktif Imunitas Pasif

Fagosit dan Imunitas Aktif Imunitas Pasif


Kulit Pembunuh Sel B Alami Alami
Alami

Membran
Protein Imunitas AktifImunitas Pasif
Mukosa Sel T
Komplemen Buatan Buatan

Sekresi Kelenjar
Epitel Interferon

Inflamasi

A. PENDAHULUAN

Virus atau malware adalah momok yang paling menakutkan bagi alat-alat elektronik
seperti komputer, laptop, atau smartphone. Apabila alat-alat elektronik tersebut terserang
virus maka fungsinya menjadi terganggu. Oleh sebab itu untuk mencegah dari serangan virus
maka kita menggunakan program penangkal berupa antivirus. Sama seperti alat-alat elektronik
tersebut tubuh kita juga sangat rentan terserang oleh benda-benda asing yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit sehingga tubuh kita pun membutuhkan sistem pertahanan
tubuh yang sama dianalogikan dengan antivirus. Tubuh kita memiliki sistem pertahanan yang
berlapis-lapis, setidaknya terdapat tiga lapis pertahanan yang ditiap bagiannya memiliki jenis
dan mekanisme yang berbeda-beda. Bagaimana cara tubuh kita menghadapi serangan-
serangan bibit penyakit yang berusaha masuk ke dalam tubuh? mari kita pelajari bersama.
B. PERTAHANAN NON SPESIFIK
Pertahanan tubuh non spesifik telah dimiliki seseorang semenjak ia lahir. Pertahanan
ini disebut non spesifik karena bekerja dengan menyerang segala macam jenis antigen yang
masuk ke dalam tubuh. Respon yang diberikan juga bersifat langsung dan cepat. Pertahanan
tubuh non spesifik terbagi menjadi dua yaitu, pertahanan lapis pertama atau pertahanan
tubuh non spesifik eksternal dan pertahanan lapis kedua atau pertahanan tubuh non spesifik
eksternal.

1. Pertahanan Lapis Pertama

Pertahanan tubuh lapis pertama adalah benteng terluar dari tubuh kita untuk
menghadapi berbagai jenis antigen baik berupa bakteri, virus, ataupun mikroorganisme
lainnya. Pertahanan tubuh lapis pertama disebut juga pertahanan tubuh non spesifik
eksternal. Pertahanan ini terdiri dari pertahanan fisik, kimia, dan mekanis.

Sumber: depositphoto.com
Gambar 9.2 Jenis-jenis pertahanan lapis pertama tubuh manusia

Kulit adalah salah satu pertahanan fisik yang bertugas mencegah bibit penyakit untuk
dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh kita. Susunan sel-sel epitel kulit yang berlapis
dan juga rapat mengakibatkan kulit sulit untuk ditembus oleh mikroorganisme. Keratin
yang melapisi epitel kulit juga tahan terhadap asam, basa, racun, dan enzim yang
dihasilkan oleh bakteri.

Beberapa bagian tubuh yang memiliki celah untuk mikrorganisme dapat masuk ke dalam
tubuh seperti mulut, hidung, dan telinga terspesialisasi dengan menghasilkan lendir atau
mukus. Cairan kental ini dapat menjebak mikrooganisme dan partikel-partikel lain yang
berusaha masuk ke dalam tubuh.
Sekresi mukus pada organ-organ tersebut juga mengandung senyawa kimia yang
menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi mikroorganisme. Pada air mata dan
air liur terdapat lisozim yang dapat menghancurkan sel-sel bakteri. Hasil sekresi dari
kelenjar keringat dan minyak menjadikan pH kulit manusia bersifat asam sehingga mampu
mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

Pertahanan mekanis diperankan oleh silia yang terdapat pada saluran pernapasan. Silia ini
menyapu mikroorganisme yang terjebak di dalam mukus dan mendorongnya ke luar guna
mencegah infeksi pada paru-paru.

2. Pertahanan Lapis Kedua


Setiap harinya tubuh kita terancam diinvasi oleh jutaan mikroorganisme, meskipun sudah
ada pertahanan tubuh lapis pertama tetapi hal tersebut tidaklah cukup. Tetap ada saja
mikroorganisme yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Untuk itu kita memiliki pertahanan
lapis kedua yang diperankan oleh sel-sel fagositik, protein antimikroba, respon
peradangan, dan sel-sel pembunuh alami.

a. Sel-sel Fagosit
Sel-sel fagosit adalah sel-sel yang memiliki kemampuan fagositosis, yaitu proses penelanan
mikroorganisme secara langsung dari lingkungan. Setelah tertelan mikroorganisme atau
partikel asing tersebut akan dicerna dengan menggunakan enzim hidrolitik yang terdapat
pada organel lisosom.

Sumber: Biology, Campbell


Gambar 9.3 Proses fagositosis oleh makrofag
Sel-sel fagositik diperankan oleh sel darah putih yang terdiri dari monosit, neutrophil,
basophil, dan eusinofil. Tiap jenis sel tersebut memiliki bentuk dan fungsi spesifik yang
berbeda-beda.
Neutrofil adalah sel fagositik yang jumlahnya paling banyak. Pada sitoplasma sel ini
terdapat granul yang tersusun atas protein yang berperan sebagai antimikroba. Selain itu
ia juga mampu menghancurkan dirinya dan mengeluarkan neutrofil extraseluler traps
(NETs) yang terbuat dari DNAnya dan dapat memerangkap mikroorganisme.
Ketika sel-sel neutrofil telah mati setelah melawan mikroorganisme maka berikutnya sel
makrofag yang membersihkan sisa-sisa neutrofil dan menelan mikroorganisme lain yang
masih ada. Makrofag merupakan diferensiasi monosit. Meskipun jumlahnya jauh lebih
seidkit tetapi makrofag sangat efektif.
Selain berkembang menjadi makrofag, monosit juga dapat berkembang menjadi sel
dendritik. Bersama dengan makrofag fungsi utama sel dendritik yaitu sebagai sel penyaji
antigen atau antigen presenting cell (APC), yaitu sel-sel yang berkemampuan mengikat
antigen dan menyajikan potongan protein dari antigen tersebut pada kompleks MHC bagi
sel T dan sel B.

Sumber: biologyreader.com
Gambar 9.4 Jenis-jenis sel fagositosis
b. Protein Antimikroba
Plasma darah kita terlarut berbagai jenis protein. beberapa jenis diantarnya ada juga yang
memiliki peran yang dapat membunuh ataupun mencegah reproduksi mikroorganisme.
Zat antimikroba ini dapat bekerja tanpa adanya interaksi antigen dan antibodi sebagai
pemicu. Protein antimikroba ini berkeja dengan tiga acara, yaitu melumpuhkan antigen,
mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, dan membunuh dengan cara melubangi sel-sel
mikroorganisme. Dari sekian banyak jenis protein antimikroba yang berperan di dalam
tubuh kita dua diantaranya yang cukup penting adalah interferon dan protein komplemen.

Interferon Protein Komplemen


Interferon yaitu protein antivirus yang Protein komplemen yaitu beberapa
dapat disintesis oleh sebagian besar sel jenis protein plasma yang dapat
tubuh sebagai respon terhadap infeksi diaktifkan oleh berbagai bahan dari
virus. Interferon berperan sebagai sinyal antigen.
kepada sel lain yang sudah terinfeksi Biasanya protein komplemen diaktifkan
virus untuk melakukan apoptosis oleh molekul polisakarida di
(penghancuran sel) ataupun ke sel yang permukaan tubuh mikroorganisme.
belum terinfeksi untuk menurunkan laju Aktivasi protein komplemen bertujuan
sintesis protein. Selain itu interferon untuk menghancurkan mikroorganisme
juga berperan dalam mengaktivasi sel- atau antigen asing, tetapi terkadang
sel menimbulkan kerusakan pada jaringan
imun. tubuh sendiri.

c. Respon Peradangan
Peristiwa luka adalah fase yang sangat rawan bagi sistem pertahanan tubuh manusia.
Benteng terluar dari tubuh terbuka sehingga memudahkan mikroorganisme untuk dapat
masuk melalui celah tersebut. Ketika luka terjadi maka muncul rasa nyeri dan
pembengkakan hal tersebut merupakan hasil dari respon peradangan. Keadaan darurat ini
membutuhkan respon imun yang cepat sehingga proses untuk menyingkirkan patogen
yang masuk kedalam tubuh berlangsung lebih cepat dan efektif.

Sumber: Biology, Campbell


Gambar 9.5 Proses respon peradangan
d. Sel-sel Pembunuh Alami

Sel pembunuh alami atau sel NK membantu mengenali dan melenyapkan sel-sel
yang telah terserang antigen tertentu. Sel-sel ini juga mampu mengenali dan
menghancurkan sel kanker atau sel yang telah terinfeksi virus dengan mendeteksi
keberadaan protein MHC I yang terdapat di permukaan sel. Biasanya sel-sel kanker
tidak mampu mengekspresikan protein ini. Sel NK lalu menghancurkan sel kanker
tersebut dengan megeluarkan senyawa perforin yang mampu melubangi membran sel
kanker tersebut.

Sumber: Lumen learning.com


Gambar 9.6 proses pengenalan dan penghancuran sel yang terinfeksi oleh sel NK

C. PERTAHANAN SPESIFIK
Pertahanan spesifik merupakan pertahanan yang mampu mengenali dan mengingat pathogen
secara spesifik sehingga dapat bersiap jika terjadi infeksi pathogen yang sama dikemudian
hari. Pertahanan spesifik atau kekebalan adaptif merupakan pertahanan lapis ketiga yang
menjadi pelengkap dari sistem pertahanan tubuh manusia.
3. Pertahanan Lapis Ketiga
Pertahanan lapis ketiga adalah pertahanan yang sangat berbeda dengan pertahanan lapis
pertama dan kedua, pertahanan ini baru dapat diperoleh apabila kita sudah pernah
terpapar oleh suatu jenis antigen tertentu. Pertahanan lapis ketiga diperankan oleh sel
limfosit.

Sama seperti sel darah putih lain, limfosit juga diproduksi di sum-sum tulang. Selama
proses perkembangannya limfosit ada yang mengalami proses pematangan di sum-sum
tulang menjadi limfosit B, sedangkan limfosit T bermigrasi ke timus dan mengalami
pematangan
disana. Setelah proses pematangan ini limfosit akan mengalami proses seleksi. Limfosit yang
berpotensi menyerang sel tubuh kita akan mengalami penghancuran atau apoptosis.

Limfosit B ( Sel B) dan Limfosit T (Sel T) terbagi lagi menjadi beberapa jenis sesuai fungsi
dan peranaannya dalam respon kekebalan tubuh.

Tipe Limfosit Jenis Limfosit Fungsi


Sel B Plasma Memproduksi antibodi
Sel B pengingat Mengingat antigen yang pernah masuk ke

Limfosit B dalam tubuh


Sel B Pembelah Membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat
Sel T Pembunuh Menyerang pathogen yang masuk ke
dalam tubuh yang terinfeksi serta sel
kanker
secara langsung
Sel T Pembantu Menstimulasi pembentukan jenis sel T
Limfosit T lainnya dan sel B plasma dan
mengaktivasi
makrofag untuk melakukan fagositosis
Sel T Supresor Menurukan dan menghentikan respon
inmun dengan cara menurunkan produksi
antibodi dan mengurangi aktivasi sel T
pembunuh

Pertahanan lapis ketiga dibedakan menjadi imunitas humoral dan imunitas seluler.
kImunitas humoral melibatkan sel-sel limfosit B yang akan menghasilkan antibodi.
Antibodi dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti plasma darah dan cairan limfa dan
berfungsi mengikat bakteri, racun yang dihasilkan bakteri, serta virus untuk dihancurkan
lebih lanjut oleh sel fagosit. Imunitas seluler melibatkan limfosit T. Sel limfosit T ini secara
aktif akan melawan berbagai jenis antigen.

Baik imunitas humoral dan imunitas seluler memerlukan sel penyaji antigen untuk
menyajikan protein dari antigen dengan bantuan MHC II. Sel T penolong akan mengenal
atau mendeteksi protein antigen tersebut. Sel T penolong berikutnya meneruskan
informasi tersebut ke sel B untuk melakukan repon imunitas humoral. Selain itu juga
informasi tersebut dilanjutkan ke sel sitotoksik untuk melakukan respon imunitas seluler.
Sumber:
media.springernature.com Gambar 9.7 Proses imunitas
humoral dan seluler

Sistem imun dapat mengenali antigen yang sebelumnya pernah masuk ke dalam tubuh,
disebut memori imunologi. Memori imunologi ini diperankan oleh sel B memori dan sel T
memori. Setelah infeksi pertama terjadi maka akan dihasilkan antibodi (respon primer) dan
apabila antigen yang sama menginfeksi untuk ke dua kalinya maka antibodi untuk antigen
tersebut akan dihasilkan jauh lebih banyak (respon sekunder). Sel B memori dan sel T
memori ini akan bertahan di dalam tubuh kita hingga beberapa dekade.

Sumber: nafiun.com
Gambar 9.8 Respon primer dan respon sekunder sistem
imun
A. ANTIGEN DAN ANTIBODI
1. Antigen
Antigen adalah zat asing dapat berupa sel ataupun non sel yang mampu merangsang
timbulnya repson imun terutama dalam menghasilkan antibodi. Antigen dapat berupa
bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun. Antigen memiliki 2 bagian
yang harus kamu ketahui. Kedua bagian tersebut adalah epitop dan hapten.
a. Determinan antigen (epitop)
Epitop merupakan bagian antigen yang dapat membangkitkan respons imunitas, atau
dengan kata lain, dapat menginduksi pembentukan antibodi. Satu antigen tersusun dari 2
atau lebih molekul epitop.
b. Hapten
Hapten adalah molekul kecil yang hanya bisa menginduksi produksi antibodi jika
bergabung dengan carrier yang bermolekul besar. Oleh karena itu, hapten memiliki sifat
imunogenik. Hapten dapat berupa obat, antibiotik, dan kosmetik.
2. Antibodi
Antibodi adalah protein yang dibentuk sebagai respon terhadap suatu antigen dan secara
spesifik mengadakan reaksi dengan antigen tersebut. Antibodi atau immunoglobulin
terlarut dan beredar di dalam plasma darah.

a. Struktur Antibodi
Pada umumnya antibodi memiliki bentuk seperti huruf Y dan terdiri dari dua rantai
berat dan dua rantai ringan. Rantai berat dan rantai ringan inilah yang tersusun atas
senyawa protein. Antara dua rantai berat dan antara rantai berat dan ringan dihubungkan
oleh ikatan disulfida atau biasa disebut dengan jembata disulfida. Bagian yang cukup
penting lainnya adalah situs pengikatan antigen, bagian ini bersifat spesifik yang
mengakibatkan antibodi hanya cocok untuk antigen tertentu saja.

Sumber: redbubble.com
Gambar 9.9 Struktur antibodi

b. Jenis-jenis Antibodi
Antibodi memiliki berbagai variasi yang dikenal sebagai isotipe atau kelas. Pada
mamalia berplasenta, terdapat lima kelas antibodi yang dikenal sebagai IgA, IgD, IgE,
IgG, dan IgM. Awalan "Ig" adalah singkatan dari imunoglobulin, sedangkan akhirannya
menunjukkan jenis rantai berat yang dikandung antibodi: jenis rantai berat α (alfa), γ
(gamma), δ (delta), ε (epsilon), dan μ (mu) yang merupakan dasar penamaan bagi IgA,
IgG, IgD, IgE, dan IgM. Ciri khas setiap kelas ditentukan oleh bagian dari rantai berat di
dalam engsel dan wilayah ratai beratnya. Tiap-tiap kelas memiliki perbedaan dalam
sifat biologis, lokasi fungsional, dan kemampuan untuk menangani antigen, seperti
yang digambarkan dalam tabel.
IgG berjumlah paling banyak (80%) dan akan
lebih besar pada kontak ke 2, 3, dan
seterusnya. IgG dapat menembus plasenta dan
IgG memberikan imunitas pada bayi. Selain itu, IgG
juga merupakan pelindung terhadap
mikroorganisme dan toksin, dapat
mengaktivasi komplemen, dan
dapat meningkatkan efektivitas sel fagositik.
Berjumlah 15%, IgA dapat ditemukan pada zat
sekresi seperti keringat, ludah, air mata, ASI,
IgA
dan sekresi usus. IgA berfungsi untuk
melawan
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
IgM adalah antibodi yang pertama kali tiba di
lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah dan
IgM tidak masuk ke jaringan. IgM berumur pendek
dan berfungsi untuk mengaktivitasi
komplemen
dan memperbanyak fagositosis.
IgD memiliki fungsi memicu respons imunitas
dan banyak ditemukan di limfosit B. Meskipun
IgD
demikian, IgD berjumlah sedikit pada limpa dan
serum darah.
Antibodi ini terikat pada reseptor sel mast dan
basofil. IgE menyebabkan pelepasan histamin
dan mediator kimia lainnya. Selain itu, IgE
IgE
banyak ditemukan dalam darah dengan
konsentrasi rendah dan kadarnya meningkat
ketika bereaksi terhadap alergi.
Sumber: logicalbiological.com
Gambar 9.10 Jenis-jenis Immunoglobulin
c. Interaksi Antibodi dengan Antigen
Berbeda dengan protein antimikroba antigen tidak memiliki kemampuan untuk
membunuh atau menghancurkan antigen, melainkan berperan untuk menonaktifkan,
menandai untuk penghancuran antigen. Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada
daerah variabel dan antigen memiliki sisi penghubung determinan (epitop). Oleh
karena itu, kedua sisi akan berikatan membentuk kompleks antigen dan antibodi.
Setelah terbentuk kompleks antigen dan antibodi maka antigen akan diproses dengan
cara netralisasi, aglutinasi, presipitasi, dan fiksasi komplemen.
 Netralisasi
Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok bagian tertentu antigen.
Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada
sel inang. Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau
toksik dari patogen dapat dikurangi.
 Aglutinasi
Aglutinasi atau penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena
struktur antibodi yang memungkinkan untuk melakukan pengikatan lebih dari satu
antigen. Molekul antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen yang
dapat bergabung dengan antigen- antigen yang berdekatan. Gumpalan atau
kumpulan bakteri akan memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap
dan memakan bakteri secara cepat.
 Presipitasi
Presipitasi atau pengendapan hampir sama dengan penggumpalan, tetapi pada
pengendapan antigen yang dituju berupa antigen yang larut. Pengikatan antigen-
antigen tersebut membuatnya dapat diendapkan, sehingga sel-sel makrofag mudah
dalam menangkapnya.
 Fiksasi Komplemen
Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen untuk melakukan
penyerangan terhadap sel asing. Pengaktifan protein komplemen akan
menyebabkan terjadinya luka pada membran sel asing dan dapat terjadi lisis.
Sumber: nafiun.com
Gambar 9.11 Jenis-jenis Immunoglobulin

d. Imunitas

Berdasarkan cara memperoleh antibodi, imunitas atau kekebalan tubuh terbagi menjadi
dua yaitu imunitas aktif dan imunitas pasif.

1. Imunitas Aktif
Imunitas aktif dapat diperoleh melalui kontak langsung dengan antigen selanjutnya tubuh
akan membentuk antibodinya sendiri.
a. Imunitas Aktif Alami
Imunitas aktif alami terbentuk apabila seseorang secara alamiah terapar oleh suatu
jenis penyakit, kemudian sistem imun memproduksi antibodi. Misalkan seseorang
terkena penyakit cacar lalu tubuhnya akan memproduksi antibodi khusus untuk
penyakit tersebut.
b. Imunitas Aktif Buatan
Imunitas aktif buatan terbentuk dari proses vaksinasi. Vaksin adalah produk biologis
yang berupa antigen yang telah mati, dilemahkan, atau bagian tubuh serta toksi yang
telah diubah. Vaksin dapat merangsang terbentuknya antibodi tettapi tidak
menyebabkan penyakit. Misalkan seseorang yang telah disuntik vaksin MMR (measles
mups rubella) akan terbentuk kekebalan aktif terhapan penyakit campak.

2. Imunitas Pasif
Imunitas pasif terjadi jika antibodi dari suatu individu dipindahkan ke individu lainnya.
a. Imunitas Pasif Alami
Imunitas pasif alami terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat IgG ibu masuk
ke plasenta, sehingga dapat memberikan kekebalan sementara untuk beberapa
minggu atau beberapa bulan setelah kelahiran.
b. Imunitas Pasif Buatan
Imunitas pasif buatan terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh
orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu. Misalkan
antibodi dari kuda yang kebal terhadap gigitan ular dapat diinjeksikan kepada manusia
yang digigit ular sejenis.

Sumber: ib.bioninja.com
Gambar 9.12 Jenis-jenis Imunitas

e. Kelainan Pada Sistem Pertahanan Tubuh


1. Imunodefisiensi
Imunodefisiensi adalah kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau
ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespons antigen. Imunodefisiensi dapat terjadi
karena bawaan sejak lahir ataupun diperoleh pada saat dewasa.
Imunodefisiensi yang paling mematikan adalah AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) yang disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus). HIV
menyerang sel T helper sehingga menekan sistem kekebalan. Penderita AIDS biasanya
meninggal karena mengidap komplikasi berbagai infeksi penyakit yang tidak dapat diatasi
oleh sistem kekebalannya yang lemah.
2. Hypersensitivitas (Alergi)
Hipersensitivitas adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yang
pernah dikenal sebelumnya. Dengan kata lain, tubuh akan menjadi lebih sensitif terhadap
antigen-antigen tertentu. Respon imunitas menjadi terlalu berlebihan dan dapat
menyebabkan ketidaknyamanan. Biasanya setiap orang mengalami gejala alergi yang
berbeda-beda, tetapi ada beberapa gejala yang umum dialami penderita alergi. Gejala
tersebut antara lain gatal- gatal, ruam, mata merah, kram berlebih, dan kesulitan
bernapas. Antigen yang menyebabkan alergi disebut allergen.
3. Autoimunitas
Autoimunitas adalah kegagalan sistem kekebalan tubuh mengenali sel tubuhnya sendiri.
Sistem kekebalan menganggap sel tubuhnya sebagai antigen dan menghasilkan antibodi
untuk melawannya

4. Isoimunitas (Alloimunitas)
Isoimunitas adalah keadaan dimana tubuh mendapatkan kekebalan dari induvidu lain yang
melawan sel tubuhnya sendiri. Isoimunitas dapat muncul akibat transfuse darah atau
karena menerima cangkok organ dari orang lain.

EVALUASI

Pilihan Ganda

1. Fungsi sistem pertahanan tubuh adalah….

a. Menyediakan energi bagi kelangsungan hidup organisme


b. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh melalui proses detoksifikasi

c. Membersihkan tubuh dari sisa-sisa metabolisme yang dapat meracuni tubuh


d. Mencegah tubuh dari pengaruh rangsangan lingkungan eksternal yang merugikan
e. Mengenal, menghancurkan, dan menetralkan benda asing atau sel abnormal yang
merugikan tubuh

1. Makanan yang kita makan pertama kali akan dibersihkan dari mikroba oleh….
f. Mukosa lambung yang mengandung HCl
g. Ludah yang mengandung lisozim
h. Mukosa lambung yang mengandung enzim pencernaan protein
i. Lendir di saluran pencernaan
j. Mukosa lambung yang mengandung lisozim

2. Sistem pertahanan pertama di saluran pernapasan adalah….


f. Mukus yang menjebak mikroba
g. Sel fagositik yang menelan mikroba
h. Air liur bersifat asam
i. Protein antimikroba yang melawan patogen
j. Mekanisme inflamasi

3. Perlindungan mekanik tubuh yang pertama dari serangan mikroba dan virus adalah….
a. Keringat
b. Rambut-rambut
c. Kulit
d. Lendir tubuh
e. Selaput mukosa

4. Mekanisme pertahanan tubuh antara lain sebagai berikut.


6. Membran mukosa
7. Limfosit
8. Protein antimikroba
9. Sel-sel fagosit
10. antibodi
Yang tidak termasuk pertahanan tubuh nonspesifik, yaitu imunitas bawaan sejak lahir dantidak
ditujukan untuk melawan antigen tertentu adalah….
f. 1, 2, dan 3
g. 1, 3, dan 4
h. 1, 4, dan 5
i. 2, 3, dan 5
j. 2, 4, dan 5

5. Sofyan mengamati pulasan darah di bawah mikroskop dan menemukan sel darah putih yang
memiliki inti berlobus dua, terdapat granul berwarna biru, dapat menghasilkan histamin dan
heparin yang berperan terhadap respon alergi. Kemungkinan sel yang diamati tersebut
adalah….
a. Basofil
b. Eusinofil
c. Neutrofil
d. Monosit
e. Limfosit

6. Sel natural killer (NK) bertugas menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus. Peristiwa
penghancuran oleh sel NK disebut….
a. Kekebalan non spesifik
b. Kekebalan buatan
c. Kekebalan spesifik
d. Kekebalan pasif
e. Kekebalan aktif

7. Sistem pertahanan pertama tubuh untuk melawan antigen yang masuk adalah….
a. Kulit, lemak, dan sel darah putih
b. Sel darah putih dan sel darah merah
c. Kulit, membrane mukosa, dan sekresinya
d. Sumsum merah dan kelenjar timus
e. Limfosit B dan limfosit T

8. Perhatikan gambar di bawah ini!


Berdasarkan gambar tersebut proses yang terjadi pada nomor 5 adalah….
a. Mikroba menempel ke fagosit
b. Vesikula fagositik Bersatu dengan lisosom
c. Sisa-sisa mikroba dikeluarkan melalui eksositosis
d. Mikroba dibunuh oleh enzim dalam fagolisosom
e. Terbentuk vesikula fagositik yang mengandung antigen

9. Membran mukosa yang terdapat di hampir semua bukaan tubuh manusia memiliki fungsi
pertahanan karena mukus yang dihasilkan mampu….
a. Melisiskan benda asing yang masuk
b. Memerangkap patogen yang akan masuk ke dalam tubuh
c. Mencerna patogen yang berbahaya
d. Mengatur suhu untuk melawan patogen
e. Menghasilkan sel darah putih

10. Reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dengan tanda-tanda kemerahan, panas,
pembengkakan, dan nyeri disebut….
a. Alergi
b. Inflamasi
c. Vasodilatasi
d. Vasokonstriksi
e. Hipersensitivitas

11. Pada saat terjadi infeksi, sistem pertahanan tubuh merespons dengan mekanisme inflamasi,
yang pengaruhnya bagi tubuh….
a. Merugikan, karena menimbulkan rasa sakit
b. Menguntungkan, karena lebih banyak antibodi yang dihasilkan
c. Merugikan, karena terjadi pembengkakan
d. Menguntungkan, karena mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain
e. Merugikan, karena menambah kerusakan jaringan
12. Perhatikan tahapan fagositosis berikut ini!
1. Pengenalan: sel makrofag mengenali sel antigen yang ingin di fagosit
2. Pergerakan: membran sel makrofag mengelilingi sel antigen dan membentuk vesikel
3. Penelanan: sel antigen dimasukkan kedalam sel makrofag
4. Pencernaan: terjadi pencernaan dari enzim yang berasal dari lisosom
5. Pengeluaran: sisa-sisa hasil pencernaan dikeluarkan
kembali Proses fagositosis yang benar secara berurutan
adalah….
a. 1, 2, 3, 4, dan 5
b. 1, 2, 4, 3, dan 5
c. 2, 1, 3, 4, dan 5
d. 3, 2, 1, 4, dan 5
e. 4, 2, 1, 3, dan 5

13. Perhatikan sel-sel yang terdapat di dalam plasma darah berikut.


1. Basophil
2. Eosinophil
3. Neutrophil
4. Limfosit
5. Makrofag
Sel-sel yang melakukan fungsi fagositosis untuk menghancurkan sel-sel mikroba pathogen
yang masuk ke dalam tubuh ditunjukkan oleh nomor….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5

14. Makrofag merupakan sel yang berperan menghancurkan patogen dan berasal dari
diferesiasi sel….
a. Limfosit
b. Basophil
c. Neutrophil
d. Monosit
e. Eosinophil

15. Mekanisme kerja antibodi sebagai sistem pertahanan tubuh adalah….


a. Melisiskan dan membunuh sel-sel mikroorganisme pathogen
b. Menghasilkan senyawa kimia yang dapat menghancurkan antigen
c. Menonaktifkan antigen dan menandainya agar dihancurkan oleh fagosit
d. Menyerang mikroorganisme secara langsung atau menghambat reproduksinya
e. Berlekatan dengan polisakarida di permukaan sel mikroba lalu menelan mikroba tersebut

16. Berikut ini merupakan peran sistem kekebalan tubuh humoral, kecuali….
a. Mengikat antigen dan membuat antibodi
b. Menetralisasi toksin dari patogen
c. Menghasilkan limfosit dalam jumlah banyak
d. Menyerang sel-sel yang terinfeksi antigen
e. Mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh

17. Imunitas yang diperantarai antibodi yang dibentuk oleh sel B disebut kekebalan….
a. Humoral
b. Seluler
c. Alami
d. Aktif
e. Pasif

18. IgD membantu memicu respon imunitas. IgD banyak terdapat di….
a. Keringat
b. Air ludah
c. Limfa
d. Serum darah
e. Limfosit B

19. Perhatikan gabar berikut ini!

Gambar tersebut menunjukkan mekanisme pengikatan antibodi ke antigen dengan


cara….
a. Netralisasi
b. Presipitasi
c. Aglutinasi
d. Fagositosis
e. Sitolisis
LKPD 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
“Komponen Penyusun Sistem Imun”
Kompetensi Dasar:
3.14. Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam tubuh

Indikator Pencapaian Kompetensi


Peserta didik menganalisis komponen penyusun sistem kekebalan tubuh

Peserta didik menganalisis mekanisme pertahanan tubuh ketika terserang penyakit


Peserta didik membandingkan imunitas aktif dan pasif baik alami maupun

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik dan model pembelajaran Problem Ba
Melalui kegiatan menSgMamAaItSiLvAidMeoApLesAerZtaHdAidRik19dapat menganalisis komponen p
Setelah kegiatan berdiskusi tentang mekanisme pertahanan tubuh peserta didik memahami mekanisme pe

KELOMPOK

1.__
2.__
3.__
4.__
5.__
Masalah 1

Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian permukaan organ dapat
menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan pertahanan dengan
memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa kimia histamin
dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah
yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah
terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih hangat.

1. Bagaimanakah seseorang dapat mengalami inflamasi atau peradangan?

....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. Mengapa pertahanan lapis pertama dan lapis kedua disebut sebagai pertahanan non spesifik?
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. Sebutkan bagian tubuh yang berperan dalam pertahanan lapis pertama
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan komponen penyusun sistem pertahanan tubuh?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
.
LKPD 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK “IMUNITAS
AKTIF DAN PASIF BAIK ALAMI”
Kompetensi Dasar:
4.16 Menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang dikendalikannya.

Indikator Pencapaian Kompetensi


4.13. Peserta didik membandingkan imunitas aktif dan pasif baik alami maupun buatan

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik dan model pembelajaran Problem
SMA ISLAM AL AZHAR 19
diskusi dan tanya jawab dengan bantuan PPT dan LKPD peserta didik dapat:

KELOMPOK

6.__
7.__
8.__
9.__
10.__
Masalah 2

Perhatikan infografis dibawah ini terkait efikasi setiap vaksin covid 19 yang beredar di
Indonesia. Efikasi adalah tingkat kemanjuran atau kemampuan vaksin dalam memberikan manfaat bagi
individu yang divaksinasi. Efikasi dihitung pada fase uji klinis dengan membandingkan tingkat
penurunan insiden penyakit pada kelompok yang sudah divaksinasi, dengan kelompok yang tidak
divaksinasi pada kondisi optimal.Menurut penjelasan Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19,
Kusnandi Rusmil, uji klinis fase pertama dan kedua vaksin Sinovac dilakukan di China.Sedangkan uji
klinis fase ketiga dilakukan di Indonesia, Brasil, sampai Turki. Dari hasil riset, efikasi vaksin Sinovac di
Indonesia sebesar 65,3 persen, di Turki mencapai 91,25, dan di Brasil hasil finalnya sebesar 50,4
persen.Ahli alergi dan imunologi Iris Rengganis menjelaskan kenapa besarnya efikasi vaksin Sinovac di
beberapa negara bisa berbeda-beda.

1. Ap perbedaan imunitas akti dan imunitas pasif?


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
2. Bagaimana proses mendapatkan imunitas aktif buatan dan imunitas pasif buatan?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
3. Berdasarkan infografis diatas vaksin covid 19 termasuk imunitas buatan. Apakah pernyataan
tersebut benar? Diskusikan
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
4. Berdasarkan infografis berikan urutan efikasi vaksin dari yang terendah ke yang tertinggi
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….

Anda mungkin juga menyukai