Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK BAHASA INDONESIA

“Resensi Cerpen ”

Disusun Oleh :

Kadek Dellavia Vinata Prabandari (18)


Luh Made Sasmita Parnanda Dewi (23)
Ni Kadek Ayu Diah Monica Sari (31)
Ni Kadek Dinda Sarmilayanti (32)
Putu Tirta Mega Wati (42)
XI IPA 2

SMA NEGERI 2 DENPASAR

TAHUN 2020/2021
Resensi Cerpen
“Rindu Tak Mati-Mati”

Identitas Cerpen :

Judul Cerpen : Rindu Tak Mati-Mati

Nama Pengarang : Benny Benke

Penerbit : Kompas, Cerpen Koran Minggu

Jumlah Halaman :-

Tanggal Terbit : 25 Oktober 2020

Tentang Pengarang :

Benny Benke adalah seorang jurnalis dan juga penyair, ia telah mempublikasikan 13 artikel
dan juga telah menerbitkan karyanya berupa cerpen yang berjudul “Rindu Tak Mati-Mati” di
koran kompas.

Paragraf Orientasi :

Cerpen “Rindu Tak Mati-Mati” karya Benny Benke ini menceritakan tentang
kehidupan seorang bocah yang berumur delapan tahun bernama Mashurie yang rindu akan
kematian. Karena ia percaya saat kematian menghampirinya maka almahrum ibunya akan
menjemputnya disana dengan senyum khasnya. Ia pun memiliki hobi yang aneh tak seperti
anak-anak seumurannya, yaitu ia gemar mengunjungi kuburan dan juga berkelahi.

Paragraf Tafsiran :

Namanya Mashurie, anak yang saat baru berumur 4 tahun ditinggal oleh ibunya ke
alam baka. Sejak saat itu ayahnya sering mengajak ia berbicara layaknya seperti orang
dewasa, maka tak heran jika Mashurie kecil yang baru berumur 8 tahun sudah memiliki pola
pikir yang terbilang dewasa dan jenius dikalangannya. Seperti berpikir bahwa dengan
melakukan dosa membuatnya lebih dewasa, selain itu ia juga selalu mengingat Tuhan dan
gemar berdoa dalam diam. Ia memiliki hobi berkelahi dengan siapa saja yang dianggap
mempunyai kelebihan nyali untuk berkelahi. Berkelahi atas nama apa saja. Bahkan tanpa
alasan sekalipun. Serta hobi satunya, yang tak kalah membuatku bingung dibuatnya,
mendatangi kuburan, dan berdiam diri di sana untuk beberapa lama. Terutama saat sore
menjelang matahari pulang ke haribaannya.
Mashurie gemar mengunjungi kuburan dan berkelahi pada saat bersamaan, karena dia
rindu mati. Ia rindu mati karena ia merindukan sosok ibunya, ia ingin sekali bertemu dengan
ibunya disana dan ia yakin bahwa jika kematian telah datang menjemputnya pasti sosok
ibunya akan menjemputnya dengan senyum khasnya. Itulah yang membuat Mashurie
lempeng-lempeng saja saat berkelahi dengan siapa saja. Bahkan dengan lawan yang jauh
lebih besar postur tubuhnya. Ia tampak biasa-biasa saja, saat lawan membuatnya babak belur
sekalipun.

Paragraf Evaluasi :

Cerpen ini menarik untuk dibaca karena mengisahkan tentang kehidupan seorang
anak yang sudah ditingal ibunya sedari kecil. Dan Cerpen ini berhasil membuat pembacanya
larut akan emosi yang dirasakan oleh karakter Mashurie akan betapa rindunya ia terhadap
sosok ibunya. Kisah ini membuat pembaca turut memposisikan dirinya sebagai Mashurie dan
mungkin merasa bersyukur jika ia masih memiliki sosok ibu dihidupnya. Pembaca juga
dibuat kagum atas pola pikir karakter Mashurie yang dewasa dan bijak diusianya yang masih
muda. Selain itu dalam cerpen ini terdapat banyak pembelajaran hidup yang dapat diambil.
Dimana kehidupan berdampingan dengan kematian, kita harus belajar mengikhlaskan apa
yang telah pergi dan berpasrah kepada Tuhan.

Sayangnya cerpen ini tidak cocok untuk dibaca oleh anak-anak karena didalamnya
membicarakan tentang kematian, selain itu bahasanya juga sulit dimengerti dan terdapat
beberapa penggunaan bahasa daerah di dalamnya. Meskipun sudah diberi catatan terjemahan
bahasanya pada bagian akhir cerpen, namun catatan tersebut kurang lengkap dan mungkin
pembaca baru melihat terjemahannya saat sudah selesai membaca cerpen tersebut. Sehingga
saat sedang membaca cerpen tersebut rasanya masih ada yang terganjal. Selain itu cerpen ini
banyak mengulang-ulang kata-kata yang telah ada dan bahasanya agak berbelit-belit.

Paragraf Rangkuman :

Cerpen ini bagus namun tidak layak disajikan untuk anak-anak. Cerpen ini
mengisahkan kerinduan yang mendalam namun kehidupan kita harus lah tetap berjalan dan
kita harus belajar mengikhlaskan serta berpasrah pada Tuhan. Kualitas cerpen ini dilihat dari
alur ceritanya menarik dan juga mengedukasi. Dengan adanya penggunaan bahasa daerah
membuat kita bisa sekaligus mempelajari bahasa daerah yang ada dan untuk mengenal
keragaman bahasa daerah di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai