PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepariwisataan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis bagi
perekonomian nasional, hal tersebut terbukti oleh peningkatan pendapatan nasional,
pendapatan daerah serta devisa negara. Pariwisata merupakan salah satu sektor
penting dalam peningkatan pendapatan daerah. Pembangunan pariwisata daerah juga
dapat berdampak pada lingkungan setempat dengan meningkatkan kesejahteraan
hidup dan perekonomian masyarakat sekitarnya. Berdasarkan Peraturan Undang –
Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (States et al., 2009) bahwa
sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang strategis dan potensial untuk
dikelola dan dikembangkan. Dalam bidang pariwisata, pembangunan difokuskan pada
pembangunan pariwisata sebagai sector andalan dan unggulan yang berarti
pengembangan pariwisata ini diharapkan mampu menjadi salah satu penghasil devisa,
mendorong pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan pendapatan asli daerah.
2
memiliki peninggalan sejarah yang sangat memukau dari Kerajan Majapahit. Menurut
sejarahnya, Kabupaten Mojokerto pernah menjadi pusat Kerajaan Majapahit yang
telah berdiri sejak abad ke 13 hingga abad ke 14. Bukti fisik peninggalan jaman
Kerajaan Majapahit terdapat di wilayah Trowulan. Beberapa situs tersebut telah
dilindungi sebagai benda cagar budaya dan ditetapkan sebagai obyek wisata,
diantaranya Candi Bajang Ratu, Bangkal, Brahu, Gentong, Kedaton, Minak Jinggo,
dan banyak candi lainnya.
3
peninggalan kerajaan Majapahit sendiri memiliki potensi yang sangat kuat bagi aspek
pariwisata dan aspek pertumbuhan ekonomi bagi sekitarnya. Pariwisata tidak hanya
berhubungan dengan kegiatan ekonomi yang langsung berkaitan dengan pariwisata,
seperti usaha perhotelan, restoran, dan penyelenggaraan paket wisata. Banyak
kegiatan ekonomi lainnya yang berhubungan erat dengan pariwisata, seperti
tranportasi, telekomunikasi dan bisnis eceran (Ulhusna, 2017).
4
Tidak hanya unggul dalam destinasi wisata alam dan buatan, Kabupaten
Mojokerto memiliki potensi pariwisata yang besar. Sebagian wilayahnya berada di
dataran tinggi yang memiliki banyak peninggalan purbakala dari periode Hindu-
Budha. Kabupaten Mojokerto juga memiliki banyak benda purbakala peninggalan
jaman Kerajaan Majapahit yang terletak di Trowulan berupa artefak, arca dan situ-
situs lainnya seperti cand-candi maupun petirtaan para raja dan ratu saat masa
kejayaan Kerajaan Majapahit.
5
cukup luas juga menjadi salah satu kekuatan dalam pengembangan objek wisata
sejarah dan budaya. Akan tetapi minimnya sarana prasarana, fasilitas dan promosi
yang masih terbatas serta kondisi beberapa situs yang ada belum mengalami
pemerataan pembangunan dan pengembangan menjadi salah satu kelemahan objek
wisata sejarah. Pada kenyataannya minat pengunjung wisata sejarah tidak sebanyak
wisata alam. Dari kedua hal yang terdapat pada Rencana Strategi Dinas Pariwisata,
Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Mojokerto dan adanya kerjasama antara
Bidang Pariwisata, Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), dan Bidang
Kebudayaan dalam pengembangan pariwisata peninggalan Kerajaan Majapahit
diharapkan mampu menjadikan objek wisata sejarah dan budaya ini lebih memiliki
daya tarik wisata tersendiri. Hal ini perlu diperhatikan apakah ada objek pariwisata
budaya dan sejarah harus dikembangkan dengan baik agar mampu bersaing dengan
objek wisata yang lain. Karena tidak hanya memiliki potensi, sektor pariwisata di
Kabupaten Mojokerto juga memiliki beberapa permasalahan yang menyebabkan
pengembangan dan pengelolaan pariwisatanya kurang optimal. Tidak semua obyek
wisata memiliki daya tarik dan atraksi wisata yang dapat menarik banyak wisatawan
untuk berkunjung. Selain itu, masih terdapat beberapa objek wisata yang belum
dilengkapi dengan infrastruktur pendukung, seperti jaringan jalan yang baik.
6
Mojokerto Nomor 11 tahun 2015 tentang Cagar Budaya (Mojokerto et al., 2015) yang
menyatakan bahwa Mojokerto memiliki entitas atau tata pemerintahan berbasis
kultural sekaligus identitas local berupa nilai religious, spiritual, filosofis, perjuangan,
estetika, kesejahteraan, dan nilai budaya yang harus dijaga kelestariannya. Dengan
dikeluarkannya peraturan ini menyadarkan bahwa peran masyarakat dan pemerintah
Kabupaten Mojokerto sangat penting dalam pengembangan pariwisata budaya dan
sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit.
Tabel 1. 2 Angka Pengunung Objek Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto tahun
2018-2021
7
PACET
11 CANDI BAJANGRATU 22.801 15.057 2.061 3.940
12 CANDI BRAHU 21.723 14.714 2.125 3.783
13 CANDI TIKUS 26.634 16.598 2.202 3.887
S
Hal ini juga tertera dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pariwisata,
Kepemudaan, dan Olahraga kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2021 indikator kinerja
dalam peningkatan pembangunan kepariwisataan sesuai dengan potensi yang dimiliki
ialah presentasi kontribusi sector pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah.
8
Tabel 1. 3 Perolehan Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Pariwisata Kabupaten Mojokerto
tahun 2018-2021
Tahun Target Nilai (Rp) Perubahan (%)
Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa perolehan Pendapatan Asli Daerah dari
sector pariwisata Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan, dan peningkatan
tertinggi pada empat tahun terakhir ada di tahun 2018 dimana PAD meningkat
123,77% dari target yang telah ditentukan. Sedangkan yang terendah ada di tahun
2020 dimana target awal tidak dapat dicapai karena adanya pandemi Covid-19 dan
hanya menghasilkan 14,68%. Banyaknya situs peninggalan Kerajaan Majapahit ini
juga berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata seni budaya dan sejarah. Selain itu
banyak potensi Sumber Daya Manusia dan Alam yang dapat digali lebih dalam lagi
sehingga keberagaman budaya yang dihadirkan dapat lebih menarik wisatawan untuk
berkunjung ke Trowulan. Disiniah peran penting Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan
Olahraga Kabupaten Mojokerto untuk lebih memperhatikan situs-situs peninggalan
Kerajaan Majapahit guna menciptakan objek pariwisata dengan kualitas yang baik
dan dapat lebih menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu juga
dapat memberikan kehidupan yang sejahtera bagi masyarakat sekitarnya.
9
Tabel 1. 4 Penelitian Terdahulu
10
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana optimalisasi pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam pengembangan
pariwisata peninggalan Kerajaan Majapahit?”
11
1.5 Definisi Konseptual
1.5.1 Optimalisasi
12
geografis yang spesifik berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang
didalamnya terdapat kegiatan kepariwisataan dan dilengkapi dengan ketersediaan
daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait (Wilopo & Hakim, 2017). Dari upaya
pengembangan yang dilakukan Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga juga
akan berpengaruh ke beberapa hal disekitarnya.
Menurut Prideaux (1999) dalam Events in Indonesia: exploring the limits to
formal tourism trends forecasting methods in complex crisis situations terdapat
empat poin perubahan yang bisa diterapkan dalam pengembangan pariwisata.
a) Development of new trading blocks where nations join together in regional
political and economic unions such as tuhe European Union (EU). Dengan
adanya pengembangan pariwisata ini akan menghasilkan usaha baru guna
mendorong pemerataan ekonomi masyarakat sekitar objek pariwisata.
b) The future direction of capitalism. Dinas Pariwisata terus mengenalkan
keindahan peninggalan Kerajaan Majapahit secara luas dengan melakukan
pengembangan kualitas dan kuantitas tempat wisata.
c) Demographic change in terms of ageing populations in developed economies
as well as growing populations in many underdeveloped nations. Peran
penting pengembangan pariwisata dalam penyerapan tenaga kerja dan
pemerataan pembangunan akan mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
d) Sacristy, particularly of farming lands, water, marine resources and non-
renewable energy. Pencarian pariwisata sejarah baru terus dilakukan dan
menyebabkan lahan pertanian yang ada semakin berkurang karena biasanya
situs peninggaan Kerajaan Majapahit ditemukan di perkebunan atau lahan
milik masyarakat. (Prideaux et al., 2003).
13
No. Pertanyaan Penelitian Indikator Sub Indikator
1. Optimalisasi pengembangan Tujuan a. Tujuan
pariwisata sejarah pengembangan pengembangan
pariwisata pariwisata
b. Road Map
pengembangan
Pariwisata
Inovasi a. Berapa inovasi
baru yang
diluncurkan
Dinas
Pariwisata
dalam
pengembangan
pariwisata
b. Bentuk inovasi
Dampak a. Dampak social
pengembangan b. Dampak
pariwisata ekonomi
Pengaruh a. Lahan
pengembangan pertanian
pariwisata
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari kepala bidang serta staff
bidang Pariwisata dan bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan
Olahraga Kabupaten Mojokerto melalui observasi, kegiatan wawancara, catatan
tertulis, serta perekaman dan foto yang diupayakan dapat memberikan informasi
utama yang akurat dan terpercaya. Seperti data pengunjung objek pariwisata
Mojokerto dalam beberapa tahun, dokumentasi kegatan pelatihan terhadap pelaku
pariwista,dan angka pendapatan daerah yang dihasilkan dari pariwisata sejarah.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber dari data yang tidak langsung dapat
memberikan hasil bagi peneliti, misalnya dari referensi jurnal, buku, artikel, serta
peraturan perundang-undangan yang selaras dan berhubungan dengan berbagai
informasi yang berkaitan dalam penelitian. Data ini merupakan data pendukung yang
juga berperan penting dalam melengkapi data penelitian ini agar mendapat informasi
yang lebih jelas.
15
Mojokerto dan objek wisata sejarah. Penelitian ini akan dilakukan selama ± 1
bulan.
16
(2017) bahwa dokumentasi merupakan suatu catatan peristiwa yang telah
berlalu.
Menurut Noeng Muhadjir (1998) yang dikutip oleh Rijali (2018) analisis data
merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,
wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus
yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain, sedangkan untuk
meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya
mencari makna analisis data yaitu terlebih dahulu mengelompokkan data yang
telah diperoleh, kemudian dilakukan analisis data dengan memberi penjelasan
lebih detail dalam pembahasan penelitian. (Rijali, 2018)
Menurut Miles & Huberman (2007:20) sebagaimana dikutip oleh Kuzairi
(2017), analisis data terdiri dari tiga tahap antara lain :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pengeompokan
serta penyederhanaan data mentah yang ada dalam catatan-catatan
yang didapatkan selama melakukan penelitian dilapangan. Dimana
terdapat korelasi antara data yang diteliti dengan permasalahan yang
akan diteliti.
2. Penyajian data
Penyajian data adalah proses dimana dalam membuat laporan
hasil penelitian yang telah dilakukan agar lebih mudah dimengerti dan
dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan. Data
yang disajikan dikemas lebih sederhana agar lebih mudah dipahami
serta dapat menyusun data lebih rapi sehingga pemahaman tentang
data tersebut lebih mudah guna mnyusun penelitian selanjutnya.
3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan
Pada tahap ini, data-data yang ada akan diverifikasi
kebenarannya selama penelitian berlangsung. Tahap verifikasi ini
dilakukan agar peneliti lebih mudah memahami rangkaian alur
informasi dari suatu permasalahan. Selain itu dapat mempermudah
peneliti dalam menarik kesimpulan terkait permasalahan yang diteliti
dan diperoleh dilapangann.
17