Anda di halaman 1dari 48

PERSONAL BRANDING CONTENT CREATOR DALAM PERSPEKTIF

PENGGUNA SOSIAL MEDIA

(Studi Terhadap Penggemar Willie Salim)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu
Komunikasi

Disusun Oleh :
LIBERTHA MARIA GOSI
19033000075

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2022
Daftar Isi

COVER Hal
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................16
C. Tujuan.................................................................................................17
D. Manfaat ..............................................................................................17
BAB II KARANGKA DASAR TEORI
A. Perkembangan Media Sosial Sebagai Platfrom Media Digital..........19
B. Peran Konten Creator Dalam Ranah Media Digital .........................22
C. Media Sosial Sebagai Sarana Membentuk dan Memperkuat
Personal Branding.............................................................................25
D.Perkembangan Konsepsi Netisen Dan Pengguna Media Sosial
Sebagai Warga Dunia Maya ..............................................................28
E. Studi Tentang Media Digital..............................................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...................................................................................34
B. Fokus Penelitian.................................................................................35
C. Informan.............................................................................................35
D.Jenis Data............................................................................................37
E.Teknik Pengumpulan Data...................................................................38
F. Teknik Analisis Data...........................................................................39
G.Keabasahan Data.................................................................................41
H. Lokasi Penelitian................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................45

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menjadi seorang konten kreator saat ini sedang menjadi sesuatu

yang digemari masyarakat. Bahkan beberapa konten kreator dapat

menghasilkan pendapatan besar, karena keuntungan pendapatan mereka

cukup menguntungkan dan waktu yang dihabiskan lebih fleksibel.

Namun saat menjadi sesorang konten kreatot tentunya dibutuhkan

keahlian khusus dalam menunujang karir ke jenjang yang lebih tinggi.

Personal branding menjadi

salah satu wadah yang dapat mendukung seseorang dalam hal karir maupun

kehidupan. Dalam hal ini seorang konten kreator membutuhkan personal

branding agar semakin dikenal. Para konten kreator tentunya harus memiliki

personal branding yang posistif dan memiliki value tersendiri sehingga konten

yang dibuat tidak dianggap sebagai hanya sensasi semata. Seorang konten kreator

harus menjadi diri sendiri saat igin menciptakan personal brandingnya hal ini

penting untuk meningkatkan kualitas yang dimiliki karena melalui cara seseorang

membentuk personal branding para khalayak dapat memberikan pandangan

tentang apa yang sebenarnya menarik dalam diri orang tersebut. Banyak konten

3
kreator yang berlomba-lomba untuk membrandingkan diri mereka melalui media

sosial. Salah satu media sosial yang sering dipakai oleh para konten kreator untuk

menunjang karir yang positif adalah media sosial Tik tok. Tik Tok sendiri

merupakan sebuah aplikasi dimana para penggunanya dapat membuat dan

menyebarkan video pendek dalam durasi waktu sekitar satu menit.

Dengan Kehadiran Media Tik Tok dapat memunculkan banyak konten

kreator yang mengembangkan kontenya melalui media Tik Tok dengan

memberikan konten-konten yang menarik dan juga unik yang bertujuan untuk

menarik perhatian para khalayak serta dapat memperoleh reputasi yang baik

dari para khalayak. Untuk membuat reputasi diri yang baik, tentunya seorang

konten kreator harus menciptakan personal branding yang baik di mata para

khalayak. Dengan terciptanya personal branding yang baik, maka seseorang

dapat meningkatkan kualitas dirinya, memperoleh kepercayaan dan dapat

memberikan gambaran yang unik dan menarik tentang dirinya terhadap

khalayak. Saat seorang konten kreator membuat suatu konten yang unik dan

menarik serta berbeda dengan konten kreator lainnya, maka dengan sangat

mudah seorang konten kreator mendapatkan sebuah citra yang baik melalui

pandangan kahalayak yang melihat konten tersebut. Apalagi saat seorang

4
konten kreator tersebut menyajikan kontennya dengan komunikasi yang baik

dan pembawaan diri yang menarik hal tersebut merupakan suatu cara dalam

membangun personal branding (accurate.id).

Kehadiran Tik Tok sebagai media baru memberikan dampak yang sangat

besar bagi para penggunanya. Tik Tok sendiri merupakan suatu aplikasi yang

dikembangkan dari Tiongkok yang diluncurkan pada tahun 2016 lalu. Seiring

berjalannya waktu aplikasi ini sudah mulai dikenal oleh masyarakat luas. Tik

Tok menjadi viral dengan cepat dan pesat di berbagai negara terutama negara

Indonesia. Tik Tok menjadi salah satu aplikasi yang popular di seluruh dunia.

Aplikasi yang berisi video pendek ini sukses menyita perhatian banyak orang,

terutama para anak-anak muda karena terdapat tampilan serta fitur-fitur

menarik yang ditawarkannya. Berdasarkan laporan We Are Social(2022), Tik

Tok telah memiliki 1,4 miliar pengguna aktif bulanan (monthly active

users/MAU) berusia di atas 18 tahun secara global hingga kuartal I/2022.

Jumlah ini meningkat 15,34% dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang

sebanyak 1,2 miliar pengguna. Indonesia memiliki jumlah pengguna aktif Tik

Tok sebesar 99,1 juta orang. Pengguna Tik Tok di Indonesia Rata-rata

menghabiskan waktu di Tik-Tok sebanyak 23,1 jam per bulan.

5
Dengan adanya aplikasi Tik Tok membuat para konten kreator bersaing

untuk membuat konten yang unik agar dapat menarik perhatian khalayak yang

nantinya akan memberikan persepsi yang positif terhadap konten kreator

tersebut. Salah satu konten kreator Tik Tok yang cukup terkenal adalah Willie

Salim. Willie salim sendiri merupakan seorang konten kreator dalam media

sosial Tik tok, You Tube dan juga Instagram. Dia memiliki jumlah pengikut

yang tidak sedikti. Willie Salim memiliki jumlah pengikut sebanyak 18,3 juta

pengikut. Dalam konten yang dibuatnya ia kerap menunjukan sikap toleransi

yang tinggi. Dari sikap toleransinya ini memberikan dampak yang baik bagi

reputasi Willie Salim. Melalui konten borong yang dilakukan oleh Willie

Salim memberikan dampak dan pengaruh besar terhadap para penggemarnya.

Melalui konten borongnya dan memberikan donasi kepada masyarakat, Willie

Salim sendiri dapat menuai pandangan yang positif dair para penggemarnya.

Setiap konten Tik Tok yang dilakukan oleh Willie Salim terdapat lebih dari 1

juta penonton yang menayangkan konten tersebut. Dalam konten

kesehariannya yang unik tersebut dapat membentuk personal branding yang

baik dari seorang Willie Salim.

Tik tok sendiri merupakan media sosial yang begitu terkenal pada

kalangan anak-anak muda. Media sosial Tik tok juga mampu melahirkan

6
selebriti-selebriti Tik Tok. Seorang konten kreator Tik tok memiliki kekuatan

untuk mempengaruhi masyarakat sekitar. Memepengaruhi tersebut ada

beberapa cara salah satunya adalah fashion, food, life style, dan juga sport

(bakti.or.id). Keseringan membuat konten-konten menarik seperti fashion,

food dan life style dengan bermodalkan kualitas kamera yang baik agar

menampilkan estetika video yang baik akan mendapatkan banyak keuntungan

yang diperoleh. Selain menjadi terkenal di kalangan masyarakat, seorang

konten kreator Tik Tok juga mempunyai begitu banyak peluang besar untuk

mendapatkan endorse dari online shope dan brand terkenal. Hampir semua

pengguna sosial media dapat dengan mudah menggunakan aplikasi Tik Tok.

Terdapat banyak sekali manfaat salah satunya adalah manfaat untuk para

pebisnis guna membangun dan mengembangan sebuah brand. Dengan adanya

konten kreator, para pebisnis online shop akan lebih mudah untuk

mendapatkan pelanggan dengan cara mengendorse para konten kreator seperti

Willie Salim. Endorse merupakan bentuk promosi dengan ajakan secara halus

bagi para calon konsumen. Selain itu kegiatan Endorsement ini merupakan

sebuah taktik yang cukup efektif untuk membantu meningkatkan penjualan

pebisnis online tersebut. Melalui endorsment juga biasanya produk akan lebih

7
dikenal masyarakat dan juga akan meningkatkan penjualan pebisnis online

tersebut.

Willie Salim membangun hubungan baik dengan para followernya melalui

media sosial, salah satunya adalah dengan konten Tik Tok yang dibuatnya

yang selalu berkaitan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari dan dapat

diterima pada kalangan masyarakat luas. Citra diri yang baik di media sosial

dan bermedia meyakini bahwa personal branding menjadi tolak ukur yang

kuat untuk dianggap sebagai salah satu cara dalam membangun dan

meningkatkan kualitas yang dimiliki seseorang oleh karena itu komunikasi

menjadi sangat begitu penting dalam personal branding. Melalui konten-

konten yang dikembangkan oleh Willie Salim dalam aplikasi Tik Tok

tentunya menarik banyak perhatian dari para khalayak dikarenakan konten

tayangannya yang unik. Dalam hal ini penyampaian pesan yang disampaikan

seorang Willie Salim melalui kontennya dapat dikatakan sudah berhasil

menarik perhatian para publik sekitar. Komunikasi melalui konten yang

dibuatnya dapat dikatakan cukup menarik dan mudah dipahami. Selain itu

juga Willie Salim selalu mengupdate setiap perkembangan-perkembangan

terbaru yang ada pada dunia Tik Tok sehingga terkesan tidak

membosankan.Setiap konten yang dibuatnya selalu menarik dengan berbagai

8
konsep-konsep yang berbeda. Konten yang di buat oleh seorang Willie Salim

melalui media sosial tersebut tentunya terdapat pesan-pesan tertentu yang

dapat diambil oleh para khalayak yang menonton. Karena tayangannya yang

selalu bernuansa positif dengan memberika bantuan kepada orang lain

membuat citra seorang Willie Salim terlihat baik dikalangan para pengguna

media sosial.

Personal branding di media sosial menjadi ranah bagi para pesaing

melalui dunia internet, terutama dalam hal karir. Semakin banyak para konten

kreator saling berlomba untuk menunjukkan keunikan dan kelebihan diri yang

dimiliki. Personal branding merupakan sesuatu yang dapat menunjang karir

maupun kehidupan sosial seseorang. Dalam hal ini, personal branding melalui

media sosial dapat menyesuaikan persepsi orang lain dengan cara membentuk

citra diri yang diinginkan. Menjalin relasi dengan orang lain tentunya

membutuhkan komunikasi. Komunikasi berperan penting bagi seseorang yang

ingin mengembangkan personal branding yang dimilikinya.

Personal branding merupakan hal penting dalam menunjang kesuksesan

seseorang. Namun memiliki personal branding bukanlah hal yang secara

instan bisa didapatkan karena pada dasarnya personal branding terbentuk dari

beberapa aspek. Tidak hanya dari segi kemampuan saja, namun personal

9
branding juga harus didampingi dengan personality, communications skill, dan

relasi yang baik pula. Kemampuan berkomunikasi diperlukan saat ingin

membangun personal branding. Untuk dapat membangun kemampuan

komunikasi yang baik bisa dimulai dari komunikasi verbal. Hal ini meliputi

kejelasan suara, volume, dan intonasi kemudian dapat dengan melakukan

komunikasi non verbal berupa mimik wajah yang menark, gerakan postu

tubuh dan lain sebagainnya.(alumni.ugm.ac.id).

Kemampuan berkomunikasi menjadi sangat penting karena personal

branding merupakan apa yang ingin kita sampaikan mengenai diri kita kepada

orang lain. Untuk itu, dalam penyampaiannya haruslah dengan efektif agar

pesan yang igin disampaikan dapat mudah dipahami dan diterima dengan baik

oleh khalayak. Penyampaian pesan yang disampaikan juga harus memberikan

kesan yang menarik agar khalayak tidak merasa bosan. Setiap orang

berpeluang untuk menginterpretasi setiap pesan yang diproduksi dan

dikomunikasikan. Untuk itu komunikasi yang diberikan tentang siapa diri kita,

tentang seperti apa karakter yang dimiliki adalah sebuah pesan yang akan

membentuk persepsi kahalyak terhadap seseorang.

Perkembangan teknologi sekarang ini semakin banyak pesaing dalam

dunia maya apalagi dengan membrandingkan diri sendiri. Oleh sebab itu, Tik

10
Tok digunakan sebagai saran untuk seseorang mengekspresikan dan

membrandingkan diri. Pada dasarnya setiap orang menyadari bahwa

menunujukan segala aktivitas yang dilakukan melalui media sosial begitu

penting, dimana seseorang ingin sekali pengakuan dari publik untuk

mendapatkan apresiasi dari segi kemampuan maupun kreatifitas. Dalam hal

tersebut membangun personal branding yang baik di kalangan publik

tentunya akan memberikan pengaruh yang besar terhadap citra diri seseorang.

Teori Atribusi (Atribution Theory) memberikan penjelasan berkaitan

dengan cara kita menyimpulkan penyebab perilaku-baik milik sendiri dan

lain-lain. Firtz Heider pendiri teori atribus, menguraikan beberapa jenis kausal

atribus yang biasanya dibuat orang. Ini termaksud penyebab

situaisonal(menjadi dipengaruhi oleh lingkungan), efek pribadi

(mempengaruhi hal-hal secara pribadi), kemampuan ity, (mampu melakukan

sesuatu), usaha (mencoba melakukan sesuatu), keiginan (ingin melakukan

suatu hal) sentimen (merasa menyukainya), milik (mengikuti sesuatu),

obligation (merasa harus) dan izin (diizinkan). Teori atribusi membahas

tentang penyebab perilaku seseorang atau diri kita sendiri yang mana nantinya

akan membentuk suatu kesan. Kesan yang dibentuk akan ditarik kesimpulan

sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku orang lain. Penulis

11
menggunakan teori ini karena teori atribusi mengacu pada penyebab perilaku

yang nantinya akan membentuk suatu kesan. Sama halnya dengan personal

branding adanya personal branding dari diri seseorang, akan mendapatkan

kesan berupa persepsi yang baik dari para khalayak.

Teori atribusi pertama kali ditemukan oleh Heider pada tahun 1958. Teori

atribusi mengasumsikan bahwa orang mencoba untuk menentukan mengapa

orang melakukan apa yang mereka lakukan. Pada dasarnya teori atribusi

menyatakan bahwa bila individu-individu mengamati perilaku seseorang,

mereka mencoba untuk menentukan apakah perilaku itu ditimbulkan secara

internal atau eksternal (Purnaditya dan Rohman, 2015). Perilaku yang

disebabkan secara internal adalah perilaku yang berada di bawah kendali

pribadi individu itu sendiri dalam keadaan sadar, seperti ciri kepribadian,

kesadaran, dan kemampuan. Sedangkan perilaku yang disebabkan secara

eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar, artinya individu akan

terpaksa berperilaku karena situasi atau lingkungan seperti adanya pengaruh

sosial dari orang lain.

Menurut Fritz Heider sebagai pencetus teori atribusi, teori atribusi

merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori atribusi

menjelaskan mengenai proses bagaimana kita menentukan penyebab dan

12
motif tentang perilaku seseorang. Teori ini mengacu tentang bagaimana

seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirirnya sendiri yang

akan ditentukan apakah apakah internal misalnya sifat, karakter, sikap dan lain

sebagainya ataupun eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu

yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu (Luthans, 2005).

Setiap individu mencoba untuk memahami perilaku mereka sendiri dan

orang lain dengan mengamati bagaimana sesungguhnya setiap individu

berperilaku. Teori ini berkontribusi pada betapa pentingnya penilaian

interpersonal. Heider menyebut bentuk persepsi individu dengan perceptual

styles. Setiap situasi apapun memunculkan berbagai interpretasi yang masing-

masingnya kelihatan nyata bagi orang tersebut, bergantung pada gaya

hubungan orang tersebut. Menurut Heider, setiap orang ingin selalu tampil

konsisten, maka mereka akan menyeimbangkan kewajiban dan nilai-nilai

mereka, sehingga apa yang ingin mereka lakukan sesuai dengan apa yang

mereka pikir seharusnya mereka lakukan.

Penelitian tentang personal branding ini sebelumnya telah dilakukan oleh

beberapa orang diantaranya, penelitian yang disusun oleh Shivana Deandra,

Nurida Soraya, dan Setiawan Harrianto Joe. Yang berjudul analisis persepsi

followers instagram akun @marioteguh mengenai personal branding Mario

13
Teguh pasca kasus pengakuan anak kandung oleh Kiswinar. Penelitian ini

dilakukan pada tahun 2021 dan dimuat pada jurnal Commentate, Jurnal of

communication management. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui

bagaimana Mario Teguh dimata publiknya setelah kasus pengakuan anak

kandung oleh Kiswinar yang melanda karis dari motivator ternama seperti

Mario Teguh. Peneliti menggunakan teori personal branding. Personal

branding bukanlah sebuah pilihan, karena setiap orang, produk, maupun

perusahaan telah memiliki personal brandingnya sendiri. Hanya yang menjadi

pertimbangan adalah seberapa besar kekuatan personal branding tersebut

mampu terekam kuat di benak dan pikiran orang lain (Tamimy ;,2017).

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tentang analisis

persepsi publik terhadap personal branding Mario Teguh yang diambil dari

followes Instagram @marioteguh setelah kasus Kiswinar yang mengaku

sebagai anak kandungnya menjadi perhatian publik pada tahun 2016 lalu.

Penelitian terkait personal branding selanjutnya disusun oleh Agustina

Rosalyn, Ramadhan Insan Muhammad, dan Pradana Adhi Shah Cahyo Bagus.

Penelitian ini berjudul analisis personal branding selebgram Awkarin di

media sosial instagram terhadap pandangan followers mengenai fashion

Awkarin. Penelitian ini dimuat pada juranal penelitian komunikasi pada tahun

14
2022. Dengan penelitian pada akun instagram @awkarin, peneliti menilai

bahwa adanya faktor yang mendorong berhasilnya personal branding seorang

Awkarin untuk mendapatkan kepercayaan bagi kahalyak agar dirinya dapat

menjadi referensi dalam gaya busana dengan tema old fashion pada trend

fashion vintage dan trend fashion retro. Saat ini personal branding sangat

lebih penting dan sangat signifikan pengaruhnya jika dibandingkan oleh

merek perusahaan (corporate brand). Maka dari itu pada dasarnya kita lebih

sangat mudah mempercayai individu daripada perusahaan dan kita juga

memilih untuk berhubungan atau berbisni dengan seseorang yang akan

membuat kita merasa nyaman (Peter Montoya,2008). Demi mencapai

personal branding yang baik, seseorang perlu mempunyai kesadaran bagi

kompetensi dirinya, terus menggali potensi yang dimiliki serta membenahi diri

dan paling penting yaitu menjaga image yang telah dibangun sebelumnya

untuk memperoleh manfaat besar pada personal branding. Awkarin telah

menentukan konsentrasinya dalam mamadupadakan gaya berpakain yang

bertema old fashioned namun tetap memberikan ciri khas yang berbeda.

Penelitian selanjutnya tentang personal branding Konten kreator disusun

oleh Amalian T.W dan Satuika dewi A. Prihanda. Penelitian ini berjudul

personal branding conten creator Arif Muhammad. (Analisis vidual pada

15
akun You Tube @Arif Muhammad). Penelitian ini dimuat pada jurna

Representamen Vol 6 No. 01 tahun 2020. Penelitian ini akan mengungkap

bentuk personal branding content creator Arif Muhammad dalam akun

Youtube @Arif Muhammad, dengan menggunakan konsep the eight laws of

personal branding Peter Montoya. Penelitian ini diharapkan dapat menambah

kajian dan sumbang ilmu tentang personal branding dalam penelitian

komunikasi dan bagaimana penggunaan metodologi visual pada akun

Youtube. Seseorang yang mengelola personal branding dengan baik,

berpeluang lebih besar meraih popularitas sesuai atau mendekati harapannya.

Personal branding menjadi salah satu kunci meningkatkan nilai jual seseorang,

karena personal branding merupakan proses membawa skill dan karakter unik

seseorang untuk kemudian dapat membungkusnnya menjadi sebuah identitas

yang membedakan dengan orang (Yasin, 2013:4). Kegiatan personal branding

saat ini semakin mudah dengan adanya media sosial. Melalui media sosial,

personal branding dapat disampaikan dengan berbagai cara kreatif, sehingga

dapat membentuk suatu ciri khas seorang individu. Walaupun peneliti hanya

mengamati satu video di akun youtube @Arif Muhammad, keteguhan Arif

tetap terlihat dari bagaimana ia mempertahankan citranya sebagai the real

content creator atau the king of youtube bergenre komedi. Pada video Beti

16
Pergi ke Mall yang berisi iklan, Arif memikirkan dan memperhatikan konsep

cerita. Ia tetaplah seorang content creator yang mengiklankan produk lewat

konten audio visualnya, bukan sebagai sales promotion boy.

Perbedaan dari judul penelitian pada ketiga riset tersebut dengan judul

penelitian penulis, pada jurnal pertama menjelaskan tentang bagaimana

pandangan followers Mario Teguh terhadap personal brandingnya setelah

kasus pengakuan anak kandung oleh Kiswinar pada penelitian para followers

Mario Teguh merasa kecewa dengan Mario Teguh mereka tidak lagi merasa

merasakan kenyamanan serta kepercayaan terhadap personal branding

seorang Mario Teguh pasca kasus pengakuan anak kandung dari Kiswinar.

Sama-sama membahas terkait personal branding dan persepsi namun, pada

penelitian pertama personal branding yang diperoleh memberikan dampak

buruk terhadap seorang Mario Teguh namun pada peneltian ini, personal

branding yang diperoleh adalah citra yang positif. Pada penelitian yang kedua

pembahasannya lebih mengarah kepada gaya fashion seorang Awkarin dengan

menganalisis followes instagram Awkarin. Sedangkan pada penelitian penulis

lebih membahas terkai persepsi followers terkait konten borong melalui Tik

Tok Willie Salim yang memberikan citra positif terhadap khalayak. Pada

penelitian yang ketiga melakukan analisis secara virtual melalui akun You

17
Tube @Arief Muhammad. Pnelitian ini berfokus pada kontennya sebagai

seorang komedi yang memiliki multiperan. Melalui konten tersebut Khalayak

dapat menikmati tayangan yang diberikan oleh seorang Arief Muhammad

melalui konten Youtubenya. Dengan demikian Arief Muhamad dapat

memperoleh personal branding yang baik dari para khalayak. Walaupun

mendapatkan banyak pujian dan penghargaan sosial, Arif tetap seperti

content creator pada umumnya, yang tetap membutuhkan masukan demi

perbaikan kontennya. Sedangkan pada penelitian penulis lebih berfokus pada

konten-konten keseharian seorang Wiilie salim. Melalui konten borong dan

juga donasi yang menarik perhatian para khalayak.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diketahui bahwa personal

branding merupakan cara yang efektif untuk mengklarifikasi apa yang

membuat seseorang berbeda, khususnya dalam pandagan orang lain yang

mana kualitas tersebut dapat menjunjung popularitas dan karir seseorang

untuk semakin maju kedepannya. Untuk membangun personal branding yang

baik terhadap publik tentunya seseorang harus mampu membangun relasi

yang baik dengan orang lain mampu memperoleh kepercayaan .

B. Rumusan Masalah

18
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi penggguna media sosial

terhadap personal branding konten kreator Willie Salim?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi pengguna media

sosial tentang personal branding content creator Willie Salim

Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian tersebut :

1. Manfaat Akademis.

Secara akademis hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan

dan juga wawasan serta dapat bermanfaat untuk perkembangan

personal branding melalui media Tik Tok dan diharapkan penelitian

ini bermanfaat bagi para peneliti khusunya di bidang Ilmu

Komunikasi.

2. Manfaat Praktis.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah

referensi bagi masyarakat bahwa personal branding bisa

mempengaruhi citra diri seorang Willie Salim melalui media sosial.

19
Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait personal

branding serta bermanfaat bagi pengembangan diri.

3. Manfaat Sosial

Secara sosial, penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat dengan

adanya personal branding seorang Willie salim manfat yang didaptkan

begitu banyak dapat memberikan hal positif dan mengajak masyarakat

untuk berbuat baik.

BAB II

20
KERANGKA DASAR TEORI

A. Perkembangan Media Sosial Sebagai Platform Media Digital

Kehadiran media sosial ditengah masyarakat kini telah memberikan

manfaat yang sangat besar. Media sosial cukup membantu dalam menghapus jarak

antara manusia, sehingga sangat efektif untuk mempersingkat waktu dalam

berkomunikasi. Namun, sesuatu yang memiliki dampak positif yang tinggi, tidak

menutup kemungkinan untuk memberikan dampak negatif yang tinggi pula.

Media sosial dapat dipahami sebagai suatu paltform media digital yang

menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya.

Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di media sosial, misalnya melakukan

komunikasi atau interaksi hingga memberikan informasi atau konten berupa

tulisan, foto dan video serta merupakan platform digital yang menyediakan

fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya. Media sosial

sendiri pada dasarnya adalah bagian dari pengembangan internet. Kehadiran

beberapa dekade lalu telah membuat media sosial dapat berkembang dan

pengguna yang tersambung dengan koneksi internet dapat melakukan proses

penyebaran informasi atau konten kapan pun dan diaman pun. Menurut Nasrullah

(2015) media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna

21
merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi,

berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual.

Pekembangan media sosial terjadi karena adanya perkembangan media

atau alat untuk dapat mengakses media sosial tersebut. Saat ini media sosial tidak

hanya digunakan sebagai media untuk berkomunikasi saja, namun media sosial

juga sebagai sebuah paltform digital yang digunakan sebagai pemenuhan

kebutuhan pribadi, usaha bisnis dan lain sebagainya. Sebelum media sosial bisa

berkembang dengan cepat di era digital ini, media sosial awalnya dimulai dari

media lama. Media lama digunakan untuk merujuk pada media massa yang tidak

banyak memanfaatkan teknologi internet dalam aktivitasnya sehari-hari. Setelah

melewati media lama ini hadirlah media baru. Media baru ini muncul sejak

adanya internet. Media baru muncul akibat adanya proses digitalisasi dari

perkembangan teknologi. Setelah melewati media lama dan media baru, maka

hadirlah media sosial sebagai media yang digunakan untuk berkomunikasi.

Dengan kehadiran dan perkembangan media sosial yang semakin pesat ini

memberikan banyak manfaat misalnya memudahkan orang dalam melakukan

komunikasi jarak jauh, mudah untuk mencari suatu informasi, dapat berbagi cerita

melalui media sosial, melakukan bisnis secara online serta dapat mengekspresikan

diri melalui platform media digital.

22
Sosial media secara umum terbagi dalam beberapa karakter yaitu adanya

keterbukaan dialog antara para pengguna. Sosial media dapat dirubah oleh waktu

dan didaur ulang oleh penciptanya, atau dalam beberapa situasi tertentu, dapat

diubah oleh sutau komunitas. Selain itu, sosial media juga menyediakan dan

membentuk cara baru dalam berkomunikasi. Sebagaimana yang diketahui

sebelum muncul dan populernya media sosial, kebanyakan orang berkomunikasi

dengan cara sms atau telepon melalui handpone. Namun sekarang dengan adanya

media sosial, orang cendrung berkomunikasi melalui layanan obrolan (chat) atau

berkirim pesan lewat layanan yang tersedia di sosial media.

Sosial media adalah media yang dapat mengubah pasar media dari

komunikasi monologis. Ini terjadi karena dimedia sosial meyediakan platform

online bagi pengguna yang berpartisipasi aktif secara interaktif. Misalnya adalah

orang dapat berhubung dengan individu, kelompok, atau organisasi dan yang

mempunyai pengetahun tertentu. Sosial media juga dapat membantu seseorang

untuk memahami apa yang orang katakan tentang merek ataupun produk lainnya.

Melalui media sosial maka para pengguna dapat berinteraksi dan juga

berpartisipasi aktif secara terbuka menyampaikan, menerima, dan mendiskusikan

ide-ide baru sebagai dasar pembuatan keputusan bisnis yang lebih baik. Sosial

media menjadi saran yang dapat membantu individu dalam mendapatkan dan

23
menyampaikan informasi. Melalui sosial media dapat dimanfaatkan untuk sarana

berbisnis dan dapat membentuk komunitas. Di era digital sekarang ini tidak

sedikit komunitas yang diawali dari adanya komunikasi melalui dunia maya,

bahkan gerakan aksi solidaritas dan sebagainya saat ini sangat banyak yang

berawal dari dunia maya ataau media sosial ini (Aspari, 2016:11).

Fungsi utama dari sosial media tentunya adalah komunikasi. Sebelum

berkembang hingga seperti ini, sosial media pada awalnya hanya berfokus pada

membagun ekosistem komunikasi yang baik bagi para pengguna. Namun seiring

dengan berkembangannya internet dan teknologi, sosial media lebih dari hanya

komunikasi, namun telah menjadi dunia kedua bagi manusia di seluruh belahan

dunia untuk berkumpul dan berinteraksi. Media sosial telah berhasil membangun

komunikasi tanpa batasan waktu dan geografi.

B. Peran Content Creator Dalam Ranah Media Digital

Content creator adalah seseorang yang menggeluti profesi dalam bidang

pembuatan konten, baik untuk media massa maupun ranah digital. Konten

yang dimaksud dapat berupa video, foto, tulisan, hingga karya seni lainnya.

Selain untuk publikasi, langkah ini juga bisa dilakukan demi keberlangsungan

promosi bisnis. Seorang content creator juga memiliki tanggung jawab yang

24
besar untuk menjadikan konten yang dibuat dapat diterima oleh terget audiens.

Inilah mengapa banyak sekali proses yang harus dilalui seorang content

creator ketika akan mengembangkan ide dari sebuah konten. Content creator

didasari sebagai kegiatan dalam bentuk pendistribusian informasi yang

digabungkan dalam bentuk gambar, video, tulisan yang dimaknai sebagai

sebuah konten yang kemudian konten tersebut disebarkan melalui platform

media digital seperti Youtube, Instagram, Tik tok dan media lainnya

(Huotari,dkk 2015, hlm. 372).

Seorang content creator harus memiliki skill yang baik dalam melakukan

pengembangangan konten yang akan dikembangkan. Media digital menjadi

sarana bagi para content creator dalam memeberikan konten-kontenya melalui

media sosial. Dalam penggunaannya, para content creator harus memiliki

target yang akan dituju apakah konten yang dibuat berfokus pada orang

dewasa, ramaja, atau anak-anak serta target penonton secara umum. Konten

yang dibuat juga harus dikemas dengan semenarik mungkin, apa adanya tidak

banyak pencitraan sehingga para khalayak dapat menikmati tayangan tersebut.

Para content creator dapat memanfaatkan media digital sebagai alat untuk

meningkatkan kualitas konten yang akan disajikan.

25
Menurut Senft, M.T (2008, hlm.272) untuk menjadi seorang content

creator tidak mudah, ada beberapa hal yang prlu dilakukan yaitu :

1. Seorang content creator harus memilih konten yang sesuai dengan

passion karena apapun yang dilakukan dengan passion akan

menghasilkan sebuah karya yang bisa menginspirasi banyak orang .

2. Content creator memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Namun, seorang content creator dituntut memiliki karya yang

original. Intinya harus menjadi diri sendiri yang memiliki keunikan

dan daya tarik sendiri dalam karya yang dibuat yang tidak dimiliki

oleh content creator lainnya.

3. Harus selalu update terhadap perkembangan trend

4. Seorang content creator dituntut untuk multi-tasking dalam berbagai

hal. Mulai dari hard skill maupun soft skill. Dari penulisan, edit video

yang menari, thumbnail yang menarik dan lain sebagainya.

5. Tantangan terberat yang harus dilakukan oleh content creator adalah

kekonsistenan dalam berkarya.

Selain harus memiliki kualitas konten yang baik, para content creator

juga berperan penting dalam pengembangan diri secara pribadi dalam hal ini

menjadikan citra diri yang positif agar dapat membentuk presepsi yang baik

26
dari publik. Seorang content creator harus memiliki karakteristiknya sendiri

dalam menarik minat pengguna dalam menonton tayangan atau konten yang

akan disajikan oleh content creator itu sendiri sesuai dengan identitas dan

branding yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang disepakati sebuah konten.

Misalnya tujuan promosi, edukasi, informasi, atau menghibur. Kemudian

disesuaikan konten tersebut dengan platform yang dipilih, setelah itu

dilakukan evaluasi dalam konten yang telah ditampilkan.

C. Media Sosial Sebagai Sarana Membentuk dan Memperkuat Personal

Branding

Media sosial selalu berkembang dan menyediakan berbagai kebutuhan dari

manusia, salah satunya yaitu membentuk personal branding. Personal

branding adalah suatu proses aktivitas dari setiap individu untuk menampilkan

citra dirinya kepada orang lain yang bertujuan untuk mengenalkan atau

mempromosikan diri. Personal branding di era digital ini menjadi sesuatu

yang unik dan juga mampu memberikan keuntungan lebih bagi mereka yang

berhasil menjalankan personal branding dengan baik. Hal inilah yang

membuat sosial media mirip seperti dunia nyata karena setiap orang memiliki

ciri khasnya masing-masing. Sosial media juga dapat digunakan sebagai

wadah untuk melakukan usaha atau bisnis melalui marketing atau pemasaran.

27
Melalui cara ini terbukti efektif untuk meningkatkan keuntungan dan

memudahkan pengguna untuk mendapatkan kebutuhannya. Personal

branding adalah proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek

yang dimiliki oleh seseorang, diantaranya adalah kepribadian, kemampuan

atau nilai-nilai, dan bagaimana semua itu menimbulkan persepsi positif dari

masyarakat yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai alat pemasaran

(Haroen, 2014; 13). Pada dasarnya, personal branding adalah sebuah proses

agar orang lain mengenal, mengelola dan mempersepsikan personal brand

yang dimiliki, untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Setiap pengguna media sosial pada dasarnya memiliki kesempatan yang

sama untuk mendapatkan ruang untuk memperomosikan diri mereka.

Personal branding yang baik di media sosial mampu untuk melanjutkan

perbedaan karakter seseorang dengan yang lainnya. Personal branding juga

mampu membuat seseorang menjadi lebih menarik dibandingkan yang lain.

Namun, banyak juga yang menganggap personal branding di media sosial

tidak penting. Sadar tidak sadar, media sosial memiliki lingkungan dimana

terdapat banyak pengguna media sosial yang secara tidak langsung ikut

menilai dan saling mengamati satu sama lain.

28
Tujuan dari personal branding di media sosial memang beragam, mulai

dari membuat dan menjaga, membentuk dan memperkuat citra yang yang baik

hingga mencari keuntungan. Maka dari itu, seharusnya setiap pengguna

media sosial juga harus memahami pentingnya personal branding dalam

kehidupan dunia maya. Selain itu kesadaran untuk melakukan personal

branding melalui media sosial setidaknya membuat para pengguna media

sosial menjadi lebih baik dan lebih bijak dalam membagikan konten pribadi

ataupun konten yang bersifat informastif. Karena apabila seseorang salah

dalam menampilkan personal branding yang dimilikinya di media sosial, maka

impresi yang dihasilkan juga salah.

Adapun manfaat yang dapat diambil jika personal branding yang

dilakukan melalui media sosial berhasil adalah seseorang dapat menunjukkan

perbedaan dirinya dengan orang lain kemuadian akan munculnya kredibilitas

yang membuat diri seseorang mendapatkan pengakuan dalam bidang keahlian

yang dimiliki. Dapat pula menjadi bukti eksistensi diri melalui media sosial

serta membantu untuk memperluas jaringan koneksi dengan orang lain yang

pada akhirnya dengan personal branding melalui media sosial seseorang

mampu untuk menunjukkan atau kemampuan dengan lebih mudah dan luas

jangkauannya.

29
Beberapa keuntungan dari memiliki personal branding yang baik adalah

menjadi top of mind ditengah khalayak yang menjadi audiens, meningkatkan

wewenang dan kepercayaan dalam keputusan, menempatkan diri dalam peran

leadership, meningkatkan prestis atau kebanggaan diri, mendapatkan

pengakuan dan mempermudah diri dalam mencapai suatu tujuan. Melalui

personal branding akan membentuk suatu proses persepsi masyarakat atau

public terhadap suatu aspek yang dimiliki seseorang. Aspek ini meliputi

kepribadian, kemampuan, nilai serta persepsi positif yang ditimbulkan dalam

diri seorang indivdu. Dengan adanya personal branding, maka akan lebih

leluasa untuk bereaksi dalam bidang kreatif, meningkatkan kredibilitas dan

hubungan baik pada orang sekitar, dan tentunya menghasilkan pundi-pundi

uang dengan cara di endorse. Dalam membentuk sebuah personal branding,

seseorang harus memiliki keunikan tersendiri.

D. Perkembangan Konsepsi Netizen dan Pengguna Media Sosial sebagai

Warga Dunia Maya

Media sosial sering kali menjadi tempat untuk mengeluarkan ekspresi dan

pendapat. Masyarakat yang menggunakan media sosial atau yang biasa

disebut netizen bebas berkomentar di dunia maya sebagai media berdiskusi

dan menyampaikan pendapat. Netizen adalah pengguna internet atau juga

30
disebut sebagai penghuni yang aktif terlibat dalam komunitas online di

internet. Aktivitas yang dijalankan sangat bermacam-macam dari sekedar

berbincang, memberikan pendapat atau komentar sampai pada aktivisme yang

menuntut pada perubahan di dunia nyata maupun dunia maya. Media sosial

dan netizen adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Para netizen

berkmunikasi, mencari dan berbagai hiburan dan informasi apapun serta

berbagai macam aktifitas lainnya yang juga ada di dunia nyata. Bebasnya

dunia maya juga memberikan keleluasaan bagi penduduk di dalamnya untuk

menyuarakan pendapat dan idenya. Banyak sekali fasilitas-fasilitas yang

diberikan negara berupa internet untuk memudahkan warganya berpendapat

dan berekspresi secara bebas. Terdapat banyak media seperti sosial media,

blog, situs sharing video, dan tempat sharing lainnya yang bisa digunakan oleh

para netizen.

Netizen berhak untuk memberikan pendapat ataupun opini. Walaupun

harus diakui bahwa netizen Indonesia masih membutuhkan edukasi mengenai

pentingnya dan bijak serta bertanggung jawab dalam berinternet. Penyampaian

di media sosial dapat berupa suatu keterangan dalam sebuah status ataupun

dalam berkomentar. Dalam penggunaan media sosial dibutuhkan saringan atau

edukasi untuk memilah kata yang pantas untuk disampaikan oleh netizen. Hal

31
ini diperlukan bagi netizen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

penggunaan media sosial. Diharapkan para pengguna internet bisa menjadi

netizen yang bermanfaat bagi diri sendiri and orang lain bahkan ke masyarakat

di dunia nyata.

Sosial media bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia, bahkan bukan

hanya dari golongan remaja saja yang menggunakan sosial media namun juga

sidah merambah ke usia anak-anak hingga orang dewasa. Bagaimana manfaat

media sosial sebenarnya tergantung dari bagaimana setiap individu itu sendiri

memanfaatkannya dalam kehidupan mereka. Media sosial berkaitan dengan

dunia maya. Hal yang patut menjadi perhatian adalah bagaimana efek dari

penggunaan sosial media tersebut oleh individu-individu yang seringkali

sudah melenceng jauh dari manfaat sosial media itu sendiri yang sejatinya

sengat berguna untuk hal yang positif. Sebagai seorang pengguna media sosial

yang aktif tentunya harus menggunakan media sosial secara cerdas dan

menafaatkan dengan baik seperti menjujung etika yang baik dalam

berkomunikasi, selektif dalam menyebarkan informasi, tidak meyebarkan

rahasia pribadi ke ranah publik, bijak dalam mengatur waktu online agar tidak

sampai kecanduan akan dunia intenet dan jangan melupakan hak cipta serta

selalu berhati hati dalam menyebarkan data pribadi.

32
E. Studi tentang Media Digital

Media baru disebut juga new media digital. Media digital adalah media

yang kontennya berbentuk gabungan teks, suara, dan berbagai jenis gambar

yang sismpan dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan

berbasis kabel optic broadband, satelit dan sistem gelombang mikro Flew

(2008:2-3). Media digital juga dapat dipahami sebagai informasi yang

dibagikan melalui perangkat atau layar digital. Pada dasaranya, media digital

adalah segala bentuk media yang bergantung pada perangkat elektronik untuk

pembuatan, distribusi, tampilan, dan penyimpanannya. Media digital yang

umum digunakan adalah perangkat lunak (software), video game, video,

website, media sosial dan iklan online.

Para pengguna media digital terus berkembang dari massa ke massa hal ini

disebabkan karena adanya penyebaran informasi yang semakin melaui melalui

media sosial. Sekarang ini, kebanyakan orang berjalan-jalan setidaknya

membawa satu perangkat media digital di saku, tas, atau ransel mereka,

menggunakan komunikasi digital di tempat kerja, dalam perjalanan, dan

bahkan saat keluar untuk melakukan aktivitas lainnya.

33
Teori new media merupakan sebuah teori yang dikembangkan pleh Pierre

Levy, yang menggemukakan bahwa new media merupakan teori yang

membahas mengenai perkembangan media dari konvensional ke era digital.

Dalam teori new media, terdapat dua pandangan yang dikemukakan oleh

Pierre Levy yaitu :

1. Pandangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut

kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang

Word Wide Wibe

(WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel,

dan dinamis, yang memungkinkan manusia menhgembangkan

orientasi yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang

pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan

berdasarkan pada masyarakat.

2. Pandangan integrasi sosial, yang merupakan gambaran media bukan

dalam bentuk informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam

bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai

cara menciptakan masyarakat. Media bukan hanya sebuah instrumen

informasi atau cara untuk mencapai ketertarikan diri, tetapi meyatukan

34
kita dalam beberapa bentuk masyarakat dan memberi kita easa saling

memiliki (Solomon, 2011 :52).

Definisi lain mengemukakan, new media merupakan digitalisasi yang

mana sebuah konsep pemahaman mengikuti perkembangan zaman

menyangkut teknologi dan sains, dari semula yang bersifat manual

menjadi otomatis, dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas.

(Napitulu, 2011:196). Secara sederhana teori new media berusaha untuk

menerangkan perihal perkembangan dari media konvensional ke media

digital yang membawa perubahan baru dengan semakinmengikuti

perkembangan zaman.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

35
Dalam penelitian personal branding content crator dalam perspektif

pengguna media sosial, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif,

penelitian kualitatif tidak menggunakan hitungan. Penelitian kualitatif ini

diistilahkan dengan penelitian ilmiah yang menekaknkan pada karakter

alamiah sumber data. Penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan.

Penelitian memusatkan kajian dalam penelitian deskriptif pendekatan

kualitatif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa

membuat perbandingan, atau menghubungan dengan variabel yang lain

(Sugiono, 2010) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

yang digunakan untuk menliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

saecara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Setelah data yang

diperoleh, kemudian disajikan menggunakan teknik analisis diskriptif

kualitatif, yaitu analisis yang berupa mendiskripsikan atau mengungkapkan

karakteristik variabel-variabel yang menjadi fokus peneliti yaitu

mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk

36
mengetahui persepsi tentang personal branding content creator Willie Salim

melalui akun tik tok Willie Salim.

B. Fokus Penelitian

Objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu hal yang merupakan inti

dari problematika penelitian (Arikuton, 2001:29). Moelong juga mengatakan

jika kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau wawancarai

merupakan sumber data utama, yang berupa catatan atau rekam, video dan

foto atau film (Moelong, 2012:157). Fokus penelitian ini adalah semua

persepsi para penggemar content creator Willie Salim terhadap personal

branding yang dimiliki seorang Willie Salim. Alasan memilih objek sebagai

sumber data dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran

mengenai persepsi para penggemar. Menjadi seorang content creator begitu

penting dalam membangun citra diri yang baik atau positif. Dalam hal ini

membentuk persepsi setiap orang dan pastinya persepsi tersebut berbeda-beda.

C. Informan

37
Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki

informasi mengenai objek penelitian tersebut. Informan dalam penelitian ini

yaitu berasal dari wawancara secara offline atau online. Pada penelitian ini

informan penelitiannya adalah para penggemar Willie Salim. Informan

peneliti dipilih berdasarkan keaktifan para penggemar dalam mengikuti

konten-konten Willie Salim yang tersebar melalui tik tok dengan harapan

dapat memenuhi seluruh komponen.

Penggemar memiliki pengetahun yang cukup mengenai personal branding

content creator yang mereka kenal melalui platform tik tok. Informan yang

dipilih harus merupakan penggemar content creator Willie Salim agar mampu

memberikan persepsi mengenai personal branding seorang Willie Salim.

Dalam penelitian ini menentukan informan dengan menggunakan teknik

purposive, yaitu yang akan dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu,

yang benar-benar menguasai suatu objek yang peneliti teliti.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu tersebut, misalnya orang

tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau

mungkin dia sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi

objek atau situasi sosial yang diteliti. (Sugiono, 2012 :54).

38
Dalam penelitian ini, informan yang dipilih adalah para penggemar

content creator Willie Salim. Adapun kriteri informan penelitian yang peneliti

anggap mampu dan mengetahui inti permasalahan ini, sebagai berikut :

1. Mengetahui permasalahn

2. Bisa memberikan persepsi

Peneliti menggunakan purposive sampling ini untuk mengumpulkan data

yang benar dengan mewawancarai seorang informan yang berasar dari

penggemar conten creator tik tok Willie Salim yang dianggap mengetahui

dan menguasai dalam bidangnya. Sehingga dapat mempermudah

pengolahan data untuk keperluan penelitian itu sendiri.

D. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Adapun data yang dihaslikan pada peneltian ini :

a. Data Primer, yaitu data yang pertama kali dikumpulkan oleh peneliti

dan bersumber atau diperoleh dari informan berdasarkan hasil

wawacara, dokumentasi terhadap para penggemar content creatoe

Willie Salim

39
b. Data sekunder merupakan data yang tidak langsung atau berasal dari

dokumen atau data berkas.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data atau metode pengumpulan data adalah dengan

cara-cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data itu sendiri.

Menurut (Sugiono, 2017) ada beberapa teknik pengumpulan data. Dalam

penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik yaitu :

a. Wawancara mendalam (In-Depth Interview)

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan

atau tanpa menggunakan pedoman (guide) melaksanakan teknik

wawancara berarti melakukan interaksi komunikasi atau percakapan

antara pewawancara (Koentjaraningrat, 1985). Wawancara mendalam

adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data atau informasi

dengan cara lengkap dan mendalam. Wawancara ini biasanya

dilakukan dengan frekuensi yang tinggi. Pada saat wawncara, semua

susunan dan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat

40
wawancara, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pada saat

wawancara.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceriteria , biografi ,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,

gambar hidup,sketsa dan lain-lain (Sugiyono 2013 : 240).

Dokumentasi ini sebagai salah satu wujud komunikasi langsung.

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan sebuah informasi yang

mendukung analisis dan interpretasi data seperti fot ataupun tangkapan

layar (screenshot) melalui handphone.

F. Teknik anlisis Data

Analisis data adalah proses untuk mencari dan menyusun data secara

sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara dengan mimilih mana yang

lebih dibutuhkan dan penting untuk nantinya dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga dapat dipahami dengan mudah. Penelitian ini

berupaya untuk merubah kumpulan data yang tidak terorganisir menjadi

41
kumpulan kalimat singkat dan padat untuk dimengerti oleh orang lain.

Pada dasarnya proses analisi penlitian deskriptif menurut Miles dan

Huberman (1992 :16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi

secara bersamaan. Penelitian ini menggunakan teknis analisis data dengan

istilah interactive model yang terdiri dari tiga komponen sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses memilah-milah data yang tidak beraturan

menjadi potongan-potongan yang lebih teratur dengan mengoding,

menyusunnya menjadi kategori atau memoing, dan merangkulnya

menjadi pola dan susunan yang sederhana (Daymon dan

Holloway ;2008). Reduksi merupakan bagian dari analisis. Reduksi

data juga suatu bentuk analisis yang menggolong, mengarahkan, dan

juga membuang yang tidak perlu serta mengorganisasi data dengan

cara sedemikian rupa agar kesimpulan final dapat ditarik dan

diverifikasi. Reduksi data mempunyai tiga tahap yaitu :

a. Editing, pengelompokan dan meringkas data

b. Peneliti menyusun catatan atau memo yang berkaitan dengan

proses penelitian sehingga peneliti dapat menemukan tema,

kelompok, dan pola-pola data

42
c. Peneliti menyusun rancangan konsep-konsep serta penjelasan

berkaitan dengan tema, pola atau kelompok-kelompok data yang

bersangkutan.

b. Penyajian Data

Penyajian data ini juga melibatkan langkah mengorganisasikan data.

Tujuan dari penyajian data ini untuk menggabungkan informasi

sehingga dapat memberikan gambaran terhadap keadaan yang sedang

terjadi. Untuk mempermudah peneliti agar tidak kesulitan dalam

mencari data dari hasil penelitian tersebut, maka data yang satu dengan

data yang dua harus dikelompokkan menjadi satu.

c. Pengujian Kesimpulan (Drawing and Verifying Conclution)

Peneliti mengimplementasikan prinsip induktif dengan

mempertimbangkan pola data yang ada dan telah disusun atau

kecendrungan dari display data. Jadi, peneliti dapat lebih lagi dalam

mempertegas penulisan penelitian.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif untuk menyanggah baik yang

dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga

merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan

43
penelitian kualitatif Dugiyono (Moelong, 2007:320). Agar data dalam

penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah

perlu dilakukan keabsahan data yang diperoleh. Namun, untuk mendukung

pemeriksaan keabsahan data memerlukan motode lainnya yaitu :

Triangulasi metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan

metode lain. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode

wawancara, untuk memperoleh kebenaran informasi yang tepat. Peneliti dapat

menggabungkan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Selain

itu juga, peneliti dapat menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek

kebenarannya. Melalui berbagai perspektif atau pandangan yang berbeda.

Teknik yang digunakan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penelitian.

Kemudahan digital untuk mendukung riset penelitan, seperti

memanfaatkan internet sebagai media untuk megumpulkan data. Metode

anlisa dan kajian pemikiran juga memanfaatkan berbagai sumber pustakan

yang ada di internet seperti artikel, jurnal, buku, skripsi, blogger, serta

observasi wawancara secara langsung antara penulis dan informan. Semuanya

membantu kemudahan peneliti dalam melakukan penelitian.

44
H. Lokasi Peneltian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Lokasi

penelitian ini dilakukan melalui para penggemar Willie Salim yang mengikuti

dengan seksama konten-konten yang diunggah oleh Willie Salim melalui akun

tik toknya. Penetapan lokasi penelitian merupakan tahap yang paling penting

dalam penelitian kualitatif, karena dengan adanya penetapan lokasi, berarti

objek sudah ditetapkan sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan

penelitian.

I. Jadwal Penelitian

Adapun waktu penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut

No Aktivitas 2022/2023

SEP OKT NOV DES JAN

1. Konsultasi &
Penempatan Judul
2. Penyususnan
Proposal
3. Ujian Proposal

4. Pendataan dan
Analisa
5. Penyusuna Laporan

6. Ujian Skripsi

45
DAFTAR PUSTAKA

46
Amalia, T. W, & Satvikadewi,A.P(2020). Personal Branding Content Creator Arif
Muhammad (Anlisis Visual pada akun Youtube @Arif Muhammad).
Representamen,6(01).
Franzia, E. (2018, March). Personal Branding Melalui Media Sosial. In Prosiding
Seminar Nasional Pakar (pp. 15-20).
Gultomo, R. A. (2022). Analisis Personal Branding Mengenai Selebgram
Awkarein di Media Sosial Instagram terhadap pandangan followers mengenai
FASHION AWKARIN (Doctoral dissertation, Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya).
Hussein, M. A., & QHi, M. (2013). Mengenal Personal Branding Terlengkap.
Adamssein Media.
Khairuni, N. (2016). Dampak positif dan negatif sosial media terhadap pendidikan
akhlak anak (studi kasus di smp negeri 2 kelas viii banda aceh). JURNAL
EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), 91-106.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2010). Theories of human communication.
Waveland press.
Milenika, D. (2021). Penerepan Ekonomisasi Religiusitas dan Managerial Dalam
Cintent Aishwa Nahla Channel Sebagai Salah Satu Sumber Penghasilan
Ditinjau dari Etika dan Bisnis Islam (Studi Kasus Youtuber Kota
Palembang)) (Doctoral dissertation, UIN Raden Fatah Palembang).
Nadiani, H. F. S. (2015). Hubungan antara persepsi santri nahun terhadap figur
kiai dengan kelekatan aman di Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Prabowo, F. D. (2019). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Tarif Pajak,
Kepercayaan Kepada Otoritas Pajak, Kemanfaatan NPWP, dan Kualitas
Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Indonesia).
Prasetya, A., Retnasary, M., & Azhar, D. A. (2022). Pola Perilaku Bermedia
Sosial Netizen Indonesia Menyikapi Pemberitaan Viral Di Media Sosial.
Journal of Digital Communication and Design (JDCODE), 1(1), 1-12.
Rosadi, A. P., & Wiksana, W. A. (2022, January). Penggunaan Media Sosial
Tiktok sebagai Sarana Personal Branding Skill dan Videographer. In
Bandung Conference Series: Communication Management (Vol. 2, No. 1).
Samsuar, S. (2019). Atribusi. Network Media, 2(1).
Setiadi, A. (2016). Pemanfaatan media sosial untuk efektifitas komunikasi.
Cakrawala-Jurnal Humaniora, 16(2).

47
SETIAWAN, D. (2018). Strategi Membangun Personal Branding Dalam
Meningkatkan Performance Diri. Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, 4(1).
Shivana, D., Nurida, S., & Setiawan, J. H. (2021). Analisis Persepsi Followers
Instagram Akun@ marioteguh Mengenai Personal Branding Mario Teguh
Pasca Kasus Pengakuan Anak Kandung oleh Kiswinar. COMMENTATE:
Journal of Communication Management, 2(1), 66-77.
Siswanto, T. (2013). Optimalisasi sosial media sebagai media pemasaran usaha
kecil menengah. Liquidity: Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen, 2(1),
80-86.
Susilowati, S. (2018). Pemanfaatan aplikasi Tiktok sebagai personal branding di
instagram (studi deskriptif kualitatif pada akun@ bowo_allpennliebe).
Jurnal Komunikasi, 9(2), 176-185.
Yani, S. R., & Siwi, M. K. (2020). Analisis penggunaan media sosial dan sumber
belajar digital dalam pembelajaran bagi siswa digital native di SMAN 2
painan. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 13(1), 1-7.

48

Anda mungkin juga menyukai