1
3.6 Tekhnik Analisis data.....................................................................................36
BAB IV........................................................................................................................37
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...................................................................37
2. Visi dan Misi.......................................................................................................38
3. Struktur Organisasi...........................................................................................38
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Katering CV. ARDHI.........................................40
b. Bagian Produksi.................................................................................................40
c. Bagian keuangan................................................................................................40
d. Bagian penanganan pelanggan..........................................................................41
2. Proses Produksi Lauk Hewani..........................................................................42
3. Proses Produksi Lauk Nabati..............................................................................43
4. Proses Produksi Sayur.......................................................................................45
Gambar 4.6 Proses produksi Sayuran......................................................................45
Produksi dan Penjualan Katering CV. Ardhi Perbulan.........................................46
4.2 Analisis Hasil Penelitian.......................................................................................47
Tabel 4.1 Katering CV. Ardhi....................................................................................48
Tabel 4.2 Katering CV. Ardhi...................................................................................50
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Katering CV. Ardhi..............................51
Tabel 4.3......................................................................................................................51
a. Biaya bahan baku...............................................................................................52
b. Biaya tenaga kerja langsung..............................................................................54
C.Biaya overhead pabrik...........................................................................................55
a) Biaya bahan penolong........................................................................................56
Tabel 4.6......................................................................................................................56
b) Biaya pemeliharaan dan perawatan peralatan................................................57
c) Biaya kemasan...................................................................................................57
Tabel 4.7 Biaya kemasan.............................................................................................58
d) Biaya penyusutan/depresiasi peralatan produksi............................................58
Tabel 4.8......................................................................................................................59
e) Biaya penyusutan kendaraan............................................................................60
Tabel 5.0......................................................................................................................61
Tabel 5.1......................................................................................................................61
Tabel 5.3......................................................................................................................63
4. Perbedaan Harga Pokok Produksi Menurut Katering CV. Ardhi dengan
Metode Variabel Costing............................................................................................64
2
Tabel 5.5......................................................................................................................67
D. Pembahasan hasil penelitian.................................................................................68
A. Kesimpulan.........................................................................................................71
B. Saran...................................................................................................................71
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
Harga pokok produksi merupakan total semua biaya terkait dengan produk
(barang) yang dihasilkan, yang mana terkandung didalamnya unsur biaya produk
berupa biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, serta overhead pabrik (M.
Nafarin (2009)/Perhitungan harga pokok di awalnya diterapkan dalam perusahaan
manufaktur, akan tetapi dalam perkembangannya perhitungan harga pokok telah
disesuaikan oleh perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan sektor nirlaba. Harga
pokok produk merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual (Supriyono,
2011).
Metode Perhitungan harga pokok produksi adalah cara untuk
memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. dalam
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, ada dua
pendekatan yaitu full costing dan variable costing. Full costing adalah metode
penentuan harga utama produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan standar,
biaya energi kerja eksklusif, dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku
variabel juga tetap. Sedangkan variabel costing adalah metode entuan harga pokok
produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel
kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan standar, biaya
energi kerja langsung dan biaya overhead variabel.
Pada pendekatan variabel costing sendiri biaya -biaya yang di perhitungkan
sebagai harga pokok ialah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead variabel. biaya -biaya
produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodic bersama-sama dengan
biaya tetap non produksi. Pendekatan variabel costing ini jua dikenal sebagai
contribution approach artinya suatu format laporan untung rugi yang
mengelompokkan biaya sesuai perilaku biaya dimana biaya -biaya dipisahkan
dari kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan dari fungsi-
fungsi produksi, administrasi, dan penjualan.Pada pendekatan ini biaya -biaya
berubah sejalan dengan perubahan hasil yang diperlakukan menjadi elemen harga
4
pokok produk. Laporan untung rugi yang didapatkan berasal pendekatan ini
banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak
wajib diadaptasi dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum .
Penentuan harga pokok produksi dalam industri skala besar relatif lebih
akurat dibandingkan usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM), karena
biasanya mereka memiliki asal Daya manusia yg profesional. sementara tidak
demikian yang terjadi di UMKM.
galat satu duduk perkara yang sering dihadapi oleh UMKM yaitu penetapan harga
pokok produksi.sering biaya energi kerja untuk manajer serta beberapa struktural
umumnya dikerjakan sang pemilik perusahaan atau famili. galat satunya adalah
UMKM milik Bapak Mumammad Musa yg berkiprah dibidang tata makanan
nikmat .
Harga pokok produksi sangat menentukan laba rugi perusahaan. sebab masih
banyak UMKM yang melakukan penentuan harga pokok produksi secara arbitrer
(semena-mena). seperti yang kita ketahui penentuan harga pokok produksi sangat
berpengaruh terhadap laba -rugi.maka asal itu setiap UMKM atau perusahaan
harus benar-sahih teliti pada penentuan harga pokok produksi,termasuk metode yg
cocok serta tepat dipergunakan.
Katering CV. Adhi merupakan jenis usaha yang berkiprah dibidang tata boga,
yang memproduksi jenis-jenis kuliner cepat saji mirip nasi Kotak dan lain
sebagainya. Katering CV. Ardhi melayani pesanan buat acara pernikahan,
syukuran, ulang tahun, arisan, aqiqah serta acara lainnya tanpa membatasi pesanan
baik pada jumlah banyak maupun dalam jumlah sedikit menggunakan kata lain
tanpa minimal order.
Katering CV. Ardhi berproduksi Perum Suko Asri Blok G-16 Rt.02 Rw.11 Kel.
Rogotrunan Kec. Lumajang. Katering CV. Ardhi memilih perhitungan harga
pokok produksinya menggunakan menggunakan metode bahan langsung dan tidak
langsung yaitu memperhitungkan seluruh biaya produksi yang terdiri asal biaya
bahan standar, biaya energi kerja, dan overhead tanpa memperhatikan
perilakunya.
5
Efisiensi porto perlu diketahui sang perusahaan sebab berpengaruh
terhadap Harga pokok yang akan dihasilkan buat produk yang didapatkan sang
perusahaan. dengan demikian laba rugi yang dihasilkan pula sangat tergantung
dari taraf efisiensi yang diperoleh perusahaan untuk produksinya. dengan
demikian, penulis memandang perlu dilakukan penelitian terkait penentuan harga
pokok produksi menggunakan menggunakan variable costing karena ingin
memfokuskan perhitungan harga utama produksi dengan memakai variable
costing. sebab metode variable costing ialah metode alternative, metode tadi
mampu membuat info yang berguna bagi manajemen serta pengendalian internal
perusahaaan pada pengambilan keputusan jangka pendek.
6
Untuk mengetahui impak perhitungan harga utama produksi menggunakan
menggunakan metode variable costing pada peningkatan laba pada katering CV.
Ardhi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
2.1 Landasan Teori
A. Akuntansi biaya
Menurut Supriyono (1999; 12), akuntansi biaya merupakan salah satu
cabang akuntansi yg ialah alat manajemen dalam memonitor dan merekam
transaksibiaya secara sistematis, dan menyajikan info porto dalam bentuk laporan
biaya.isu akuntansi porto sangat diperlukan sang pihak manajemen
perusahaan untuk kegiatan perencanaan,pengendalian, pengevaluasian dan
pengambilan keputusan baikjangka pendek juga jangka panjang. tidak jauh tidak
selaras menggunakan pendapat tersebut,Fitrah serta Endang (2014), menyatakan
bahwa akuntansi biaya artinya suatu indera bagi manajemen dalam menjalankan
kegiatan perusahaan yaitu sebagai alat perencanaan, pengawasan dan
pembuatan keputusan.Jadi bias disimpulkan bahwaobjek kegiatan dari akuntansi
biaya ialah porto, dimana gosip yg dihasilkandari akuntansi porto akan dijadikan
pedoman dalam pengambilan keputusan oleh pihak internal perusahaan.
Konsepakuntansi porto diperlakukan buat kegiatan pengklasifikasian,
analisis dan pengumpulan tentang porto, sebagai akibatnya pembahasan
akuntansi porto bisa dijadikan panduan pada penyusunan laporan porto. Bagi
pihak manajemen, informasi mengenai porto bermanfaat buat merampungkan
tugas- tugas sebagai berikut: (Muchlis, 2013; 5)
1. membentuk serta melaksanakan rencana serta anggaran untuk beroperasi dalam
syarat kompotitif dan ekonomi yang telah diprediksikan sebelumnya.
2. menetapkan metode perhitungan biaya yg memungkinkan pengendalian
kegiatan, mengurangi biaya , dan memperbaiki kualitas.
3. Mengendalikan kualitas fisik berasal persediaan, dan memilih biaya asal setiap
produk ataupun jasa yang dihasilkan buat tujuan penetapan harga dan buat
evaluasi kinerja dari suatu produk, depertemen atau divisi
4. memilih biaya serta untung perusahaan buat periode akuntansi satu tahun
atauuntuk periode lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menentukan nilai
persediaan serta harga utama penjualan sesuai menggunakan hukum pelaporan
eksternal.
8
5. memilih diantara dua atau lebih cara lain jangka pendek atau jangka
panjangyang bisa mengganti pendapatan atau biaya .
Akuntansi biaya biasanya digunakan buat pengambilan keputusan internal yg
tidak memerlukan baku akuntansi yang berlaku umum atau generally accepted
accounting standards (GAAP), sebagai akibatnya perusahaan mengembangkan
baku rahasia mereka sendiri, yg akan membantu perusahaan dan memberikan
pengetahuan pada proses pembuatan keputusan (Cunagin dan Stancil dalam
Nawaz, 2012). Hal ini menyebabkan perkembangan akuntansi biaya mengalami
perlambatan.andaipun demikian 3 badan penting yaitu Institute of Managament
Accountants, Sosiety of Managament Accountants of Canada, dan Cost
Accounting Standards Board mengeluarkan standar-standar serta pedoman-
panduan akuntansi porto.Walaupun sifatnya tidak mengikat tetapi, ketiga badan
tersebut memberikan panduan pada perusahaan supaya metode-metode yg
diterapkan telah sinkron dengan kebutuhan internal perusahaan.
B.Pengertian biaya
Biaya bisa dipandang menjadi suatu nilai tukar yang dikeluarkan atau
suatu pengorbanan asal daya yg dilakukan buat mendapatkan manfaat dimasa
datang. Pengorbanan tadi bisa berupa uang atau materi lainnya yang setara nilainy
kalu diukur menggunakan uang. dalam pengertian lebih jauh lagi, biaya (cost)
bisa dipisahkan menjadi aktiva atau assets (unexpired cost) dan biaya atau
expenses (expired cost). biaya disebut menjadi "assets" jika biaya tersebut belum
dipergunakan, sedangkan porto disebut sebagai "expenses" Bila biaya tadi habis
digunakan buat operasional buat membuat pendapatan pada suatu periode
akuntansi, biaya menjadi assets dicantumkan dalam neraca, sedangkan biaya
menjadi expenses dicantumkan pada laporan untung rugi.
Biaya pula artinya kas atau nilai setara menggunakan kas yg dikorbankan
buat barang atau jasa yg diharapkan dapat menyampaikan manfaat pada ketika ini
buat masa mendatang bagi organisasi, dianggap setara dengan kas karena asal
daya non-kas bisa ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. biaya
berkaitan menggunakan segala jenis organisasi bisnis, non-usaha, jasa, eceran, dan
9
pabrikasi yang acapkali diukur dengan satuan-satuan moneter (rupiah atau dollar)
yang mesti dibayar buat barang serta jasa. di umumnya, jenis-jenis biaya yg
dimuntahkan serta cara biaya tersebut diklasifikasikan tergantung pada jenis
organisasinya.
Dalam global usaha semua akivitas dapat diukur menggunakan satuan
uang yg lazim disebut biaya . Akivitas itu adalah pengorbanan ketika, energi dan
pikiran, material buat mencapai suatu tujuan tertentu. tujuan bisnis artinya untung.
sang sebab itu setiap aktivitas wajib diperhitungkan secara benefit costn ratio
(perhitungan keuntungan dan pengorbanan).
Biaya adalah harga pokok yang dimanfaatkan atau dikonsumsi buat
memperoleh pendapatan. model: Jika perusahaan mempunyai sejumlah bahan
yang dibeli dengan harga tertentu, lalu sebagian digunakan buat menghasilkan
barang, maka nilai bahan yang digunakan disebut biaya bahan. porto bahan tadi
sebagian diambilkan dari harga utama bahan (Lesmono: 2009).
Porto didefinisikan menjadi jasa dengan kata lain porto merupakan harga
perolehan barang atau jasa yang diharapkan oleh organisasi. Besarnya biaya
diukur dalam satuan moneter, di Indonesia adalah rupiah, yang jumlahnya
dipengaruhi oleh transaksi dalam rangka pemilihan barang dan jasa tadi
(Supriyono: 2008)
Definisi biaya dibagi atas dua yaitu biaya dalam arti luas dan biaya
dalam arti sempit. pada arti luas biaya artinya pengorbanan asal ekonomi yang
diukur dalam satuan uang yg sudah terjadi dan kemungkinan akan terjadi buat
tujuan eksklusif. Sedangkan dalam arti sempit, biaya diartikan menjadi
pengorbanan sumber ekonomi buat memperoleh aktiva (Mulyadi: 2008).
Selain itu, pengertin biaya secara luas mengandung 4 (empat) unsur
diantaranya:
1. ialah pengorbanan asal ekonomi
2. Diukur menggunakan satuan uang
3. yang sudah terjadi atau yg akan terjadi
4. buat tujuan tertentu
klasifikasi biaya sesuai fungsi pokok kegiatan perusahaan merupakan :
10
1.biaya Produksi
yg termasuk biaya produksi ialah biaya materil, biaya tenaga kerja eksklusif
dan overhead.
2. biaya Administrasi umum
semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi awam.
3.biaya Pemasaran
biaya yang dibutuhkan dalam rangka penjualan produksi yg telah selesai
sampai dengan pengumpulan piutang sebagai kas.
4.biaya Keuangan
semua biaya yg terjadi pada melaksanakan fungsi keuangan.
Sesuai defenisi-defenisi diatas tentang biaya maka digunbakan akumulasi
data biaya buat keperluan evaluasi persediaan dan buat penyusunan laporan-
laporan keuangan dimana data biaya jenis ini bersumber pada kitab -buku serta
catatan perusahaan. tetapi buat keperluan perencanaan analisis dan pengambilan
kepuusan, seringkali harus berhadapan menggunakan masa depan dan berusaha
menghitung biaya terselubung (imputed cost), biaya kesempatan (opportunity
cost), porto deferensial yang wajib didasarkan pada sesuatu yang lain asal biaya
masa lampau.
C. Objek biaya
Saat berbicara mengenai biaya , maka hal ini sangat tergantung di penentuan
biaya akan berbagai hal. Hal-hal tadi acapkali juga diklaim menjadi objek biaya .
menurut Putra serta Wahyu (2014), objek biaya ialah setiap item seperti produk,
pelanggan, depertemen, proyek kegiatan serta sebagainya yg membebankan porto
ke objek porto secara seksama utuk menjadi dasar keputusan yang baik, dimana
hubungan atara biaya dan objek porto bisa membantu menaikkan keakuratan
pembebanan porto.
Obyek porto ialah setiap aktivitas atau kegiatan yg memerlukan adanya
pengukuran atau penentuan biayanya secara tersediri. dengan istilah lain, Bila
pemakai info akuntansi ingin mengetahui berapa besarnya biaya untuk sesuatu
(mengukur), maka sesuatu itu diklaim menjadi obyek biaya .
11
Pada pengertian demikian obyek porto mampu berupa produk, jasa, bagian
atau departemen tertentu dalam suatu perusahaan, dan segala sesuatu yg membuat
kita ingin mengetahui seberapa banyak sumber-sumber ekonomi yang diharapkan
(mengukur) buat mewujudkan atau merealisasikannya.karena obyek biaya
terdapat di setiap perusahaan atau organisasi, apapun jenis perjuangan dan
kegiatannya, maka akuntansi porto sebagai suatu sistem info yang tidak hanya
bisa diaplikasikan tetapi lebih berasal itu dan dibutuhkan sang perusahaan yang
beranjak baik di bidang perdagangan maupun jasa.pada akuntansi, proses
penentuan harga utama atau perhitungan porto buat melaksanakan sesuatu
kegiatan diklaim costing. Proses itu sendiri harus dilakukan secara sistematis yang
mencakup termin-tahap pengumpulan porto, penggolongan ke pada banyak sekali
kategori, misalnya biaya bahan, porto tenaga kerja, porto overhead pabrik, dan
lalu pengalokasiannya kepada obyek-obyek biaya . pada hal ini ada banyak sekali
metode alternatif pengumpulan, penggolongan serta alokasi biaya pada obyek-
obyek porto.tetapi demikian, diantara ketiga tahap tersebut tahap penggolongan
biaya perlu menerima perhatian spesifik. Ini ditimbulkan oleh karena hakikat dan
relevansi info akuntansi, termasuk porto, antara lain tercermin pada cara info tadi
diklasifikasikan.
D. Penggolongan Biaya
Berdasarkan Supriyono (1999; 18-36), mengungkapkan bahwa ada
beberapa cara pada penggolongan biaya yang acapkali dilakukan, antara lain:
1. Penggolongan porto sesuai dengan fungsi utama asal aktivitas/kegiatan
perusahaan.
Fungsi pokok berasal aktivitas perusahaan-perusahaan terdiri atas fungsi
produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan awam, dan fungsi keuangan
(financial). Atas dasar fungsi tersebut, biaya dapat dikelompokan sebagai:
a. Porto produksi, yaitu semua porto yg bekerjasama dengan fungsi produksi atau
kegiatan pengolahan bahan standar menjadi produk terselesaikan. biaya
produksi digolongkan menjadi biaya bahan baku, porto tenaga kerja eksklusif,
dan biaya overhead pabrik.
12
b. Porto pemasaran, yaitu porto pada rangka penjualan produk selesai sampai
dengan pengumpulan piutang sebagai kas.
c. Porto administrasi dan awam, yaitu Porto yg terjadi dalam rangka penentuan
kebijakan, pengarahan, serta supervisi kegiatan perusahaan secara holistik.
d. Porto keuangan, ialah semua biaya yg terjadi pada melaksanakan fungsi
keuangan, misalnya biaya bunga.
2. Penggolongan porto sesuai menggunakan periode akuntansi dimana biaya akan
dibebankan.
Penggolangan porto sesuai pengeluaran (expenditure), dimana
pengeluaran tesebut berafiliasi dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi
porto.Pengeluaran tersebut terdiri atas pengeluaran buat membeli mesin,
pengeluaranuntuk membeli alat-alat kecil, pengeluaran yang hanya bermanfaat
pada periodeakauntansi misalnya gaji, dan pengeluaran yg jumlahnya cukup
akbar yg memerlukan keputusan manajemen buat memastikan sebagai
pengeluaran modalatau pengeluaran penghasilan.
3. Penggolongan porto sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas
atau aktivitas atau volume.
Biaya berdasarkan tendensi perubahannya terhadap kegiatan terutama
buat tujuan perencanaan serta pengendalian biaya dan pengambilan
keputusan.porto ini terdiriatas porto tetap, biaya variabel, dan biaya semi
variabel.
. Biaya tetap (fixed cost), yaitu porto yang jumlah totalnya permanen
konstan tidak ditentukan sang perubahan volume aktivitas atau kegiatan sampai
dengan tingkatan eksklusif.
a. Biaya variabel (variable cost), yaitu porto yg jumlah totalnya akan berubah
secara sebanding (proposional) deng an perubahan volume aktivitas, semakin
besar volume aktivitas semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin
rendah volume aktivitas semakin rendah jumlah total biaya variabel.
b. Biaya semi variabel (semi variable cost), yaitu porto yg jumlah totalnya akan
berubah sinkron dengan perubahan volume aktivitas, tapi sifat perubahannya tak
13
sebanding. semakin tinggi volume aktivitas semakin rendah biaya satuan,
semakin rendah volume aktivitas meningkat porto satuan.
4. Penggolongan biaya sinkron menggunakan objek atau sentra porto yang
dibiayai.
Di dalam perusahaan objek atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan
produk yang dihasilkan, depertemen-depertemen yg ada pada pabrik, daerah
pemasaran,bagian-bagian dalam organisasi yang lain atau bahkan individu. biaya -
biaya ini terdiriatas biaya lansung (direct cost) serta biaya tidak lansung
(indirect cost).porto langsung merupakan porto yg terjadi atau fungsinya bisa
diidentifikasikan kepada objek atau sentra porto eksklusif. dalam hubungannya
dengan produk biaya ini terdiri atas porto bahan standar serta porto tenaga kerja
pribadi. Sedangkan porto tidak pribadi merupakan porto yang terjadi atau
kegunaannya tidak dapat diidentifikasi di objek atau pusat biaya eksklusif.contoh
porto tidak lanssung yaitu biaya overhead pabrik.
5. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya
Buat pengendalian biaya info biaya yg ditujukan kepada manajemen
dikelompokkan dalam porto terkendalikan (controllable cost), yaitu porto yg
secara pribadi bisa ditentukan oleh seorang pimpinan eksklusif dalam jangka
ketika tertentu.dan porto tidak terkendalikan (uncontrollable cost), yaitu porto
yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan pada jangka waktu eksklusif.
6. Penggolongan biaya sesuai menggunakan tujuan pengambilan keputusan.
Biaya buat tujuan pengambilan keputusan sang manajemen terdiri atas
porto relevan (relevant cost) dan biaya tidak relevan (irrelevan cost). biaya
relevan yaitu biaya yang akan menghipnotis pengambilan keputusan perusahaan.
Pengambilan keputusan bisa berupa pemilihan dua cara lain atau pemilihan lebih
asal dua alternatif.Sedangkan porto tidak relevan yaitu porto yg tidak mensugesti
pengambilan keputusan perusahaan.
Dalam akuntansi biaya terdapat 2 fungsi yg relevan yaitu menjadi alat
kontrol atau pengendalian dan menjadi alat pengambilan keputusan (martins,
pada Castanheira et.al.).sebab itu, biaya dibagi atas 2 jenis yaitu, Control Costs
serta 21 Decision Costs. Berkenaan sebagai alat kontrol (Control Costs) yaitu buat
14
menyediakan data dalam penetapan standar, aturan, dan lain sebagainya yang
dipergunakan menjadi indera prediksi. Sedangkan menjadi alat pengambilan
keputusan, Decision Costs yaitu membandingkan data yang diperoleh asal porto
kontrol sebagai akibatnya memperoleh data yg efesien yg digunakan menjadi
proses pengambilan keputusan bagi pihak manajer perusahaan.
E. Harga pokok Produksi
Harga utama produksi artinya penjumlahan seluruh pengorbanan asal
ekonomi yang digunakan buat mengubah bahan standar menjadi sebuah
produk.kata harga utama tak bisa dipisahkan dari dilema yang menyangkut porto.
menggunakan perkataan lain, porto ialah unsur yang memilih harga utama suatu
produk. menggunakan demikian harga utama ialah biaya yg seharusnya
dimuntahkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa.Perlu diketahui bahwa
porto penjualan dan biaya administrasi umum tak termasuk harga pokok
produksi.
Porto-porto yang terjadi dalam kegiatan manufaktur disebut biaya
produksi (production cost or manufacturing cost). porto-biaya yang ada pada
proses produksi akan menghipnotis perubahan harga pokok produksi. Baik
peningkatan maupun penurunan porto-biaya tersebut akan mensugesti proses
penentuan harga pokok prosduksi. biaya -porto yg umumnya akan mensugesti
proses produksi yaitu biaya bahan baku, biaya energi kerja serta biaya overhead
pabrik.
Harga pokok produk merupakan elemen penting buat buat menilai
keberhasilan asal perusahaan dagang dan manufaktur.Harga utama produk
mempunyai kaitan erat dengan indikator-indikator tentang sukses perusahaan,
seperti misalnya laba kotor penjualan dan untung higienis.Tergantung di rasio
antara harga jual dan harga produknya.Perubahan di harga utama produk yg
relatif mungil biasa jadi berdampak signifikan pada indikator keberhasilannya.
Dalam penentuan harga utama produk, akuntansi porto merupakan bagian
asal akuntansi keuangan.Penentuan harga produk digunakan buat menghitung laba
atau rugi perusahaan yang akan dilaporkan pada pihak eksternal perusahaan. isu
15
tentang harga utama produk sebagai dasar bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan harga jual produk yg bersangkutan.
Armanto wijatsono (2006 : 25) mengemukakan bahwa: “harga utama
produksi adalah tata cara atau metode penyajian info porto produk serta jasa
berdasarkan gosip dan sistem akuntansi porto dan system biaya ”.
Mursyidi (2008 : 85) harga utama produksi menyajikan info tentang :
1. Data produksi, yaitu bahan yang diproses, produk yg dihasilkan, produk pada
proses, serta produk yg hilang
2. Porto produksi yg dibebankan selama periode eksklusif dengan merinci jenis
biaya produksi : bahan standar, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik baik
jumlah juga porto persatuan
3. Porto yg diperhitungkan baik buat produk terselesaikan juga produk dalam
proses akhir.
Harga pokok produksi bisa diklasifikaikan menjadi porto bahan standar,
biaya tenaga kerja eksklusif serta porto overhead pabrik.
1. biaya bahan standar
Porto bahan standar artinya bahan yang menghasilkan bagian menyeluruh
dari produk jadi dan bisa dibebankan atau diperhitungkan secara pribadi pada
harga utama produk (Muchlis, 2013; 69). porto bahan standar terjadi karena
adanya pemakaian bahan standar. semua proses atau siklus yang terjadi pada
memperoleh bahan baku buat proses produksi baik itu porto pembelian, biaya
angkut dan biaya -porto lainnya diklaim harga pokok bahan baku. Jadi bisa
disimpulkan bahwa biaya bahan baku adalah harga pokok bahan standar yang
digunakan dalam produksi buat membuat barang atau produk.
Porto bahan baku diklasifikasikan pada 2 grup yaitu biaya bahan standar
eksklusif dan porto bahan baku tak lansung.
2. Biaya tenaga kerja eksklusif.
Menurut Muchlis (2013; 83), biaya tenaga kerja artinya harga yang
dibayarkan pada rangka pemakaian serta pemamfaatan sumber daya insan (human
resourch). biaya ini muncul katika pemakaian porto berupa energi kerja yg
dilakukan buat mengolah bahan menjadi barang jadi atau proses pengolahan
16
bahan baku sebagai suatu produk yang siap dipaasarkan (dijual). porto energi
kerja buat proses produksi dibagi menjadi dua yaitu porto tenaga kerja pribadi dan
biaya energi kerja tak langusung. biaya energi kerja langsung ialah konpensasi
yg dibayarkan pada karyawan atau upah energi kerja yang secara pribadi bekerja,
atau terlibat dalamproses produksi pengolahan bahan baku sebagai produk jadi.
Sedangkan porto tenaga kerja tak langsung merupakan konpensasi yang
dibayarkan kepada para energi kerja yang bekerja pada pabrik tetapi tidak terlibat
dalam melakukan pengolahan bahan standar menjadi produk jadi (Muchlis, 2013;
83).
3. Biaya overhead pabrik
Porto overhead pabrik ialah porto-porto yang tak langsung dalam sebuah
proses produksi dan biaya overhead pabrik biasanya dikonsumsi oleh lebih dari
satu depertemen (Majid, 2013; 20). porto ini muncul akibat pemakaian fasilitas-
fasilitas yang dipergunakan buat memasak bahan, seperti mesin, indera-alat,
tempat kerja dan lain sebagainya.biaya overhead pabrik ialah porto tak lansung
karena itu porto overhead pabrik tidak dapat secara langsung dibebankan
keproduk.
Penentuan harga pokok produksi buat metode harga pokok pesanan dan
metode harga utama proses harus bisa membebanka porto overhead pabrik pada
setiap produknya. Penentuan tarif porto overhead pabrik mempunyai beberapa
manfaat. berdasarkan Supriyono (1999;294), tarif biaya overhead pabrik yang
ditentukan dimuka bisa menyampaikan manfaat kepada manajemen yaitu sebagai
berikut:
1. Dapat digunakan sebagai indera untuk membebankan porto overhead pabrik
kepada produk menggunakan teliti, adil serta cepat dalam rangka menghitung
harga pokok produk.
2. Bisa digunakan menjadi indera buat mengadakan perencanaan terhadap biaya
overhead pabrik, khususnya bila tarif biaya overhead pabrik dipisahkan ke
dalam tarif tetap dan tarif variabel.
3. Dapat gunakan menjadi indera pengambilan keputusan terutama dalam rangka
menyajikan info porto relevan.
17
4. Dapat dipakai sebagai alat pengendalian porto overhead pabrik, buat itu tarif
porto overhead pabrik harus dikelompokkan kedalam tarif tetap dan tarif
variabel.
Penggolongan biaya overhead pabrik artinya suatu hal yang sangat
esensial, hal ini dikarenakan porto yang terjadi pada proses produksi tak
semuanyan secara pribadi akan mempengaruhi proses produksi. Penggolongan
biaya overhead pabrik penting buat dilakukan buat mengklasifikasikan biaya -
biaya yang ada dalam proses produksi. sehingga perusahaan bisa menggunakan
mudah menelusuri biaya -porto tadi. dari Muchlis (2013; 94-96), porto overhead
pabrik bisa digolongkan dengan 3 cara, yaitu sebagai berikut:
1.Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya berdasarkan sifatnya
porto-porto ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini:
1) Porto bahan penolong
Bahan penolong ialah bahan yg tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang
meskipun menjadi bagian dari produk jadi tetapi nilainya cukup mungil Bila
dibandingkan harga utama produksi tersebut.
2) Porto reparasi serta pemeliharaan
3) Porto energi kerja tak eksklusif
tenaga kerja tak langsung artinya energi kerja pabrik yg upahnya tak bisa
diperhitungkan secara langsung pada produk atau pesanan tertentu.
4) Porto yang ada menjadi dampak penilaian terhaadap aktiva tetap.
model asal biaya ini yaitu porto depresiasi aktiva tetap seperti gedung mesin serta
lain-lain.
5) Porto yg timbul menjadi akibat berlalunya ketika. contoh asal porto ini yaitu
porto-biaya asuransi, mirip asuransi tunggangan, iuran pertanggungan mesin serta
porto asuransi lainnya.
6) Porto overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran
uang tunai.
2. Penggologan biaya overhead pabrik menurut perilakunya pada hubungannya
menggunakan perubahan volume kegiatan. Tarif porto overhead pabrik bisa
digunakan buat perencanaan, pengambilan keputusan dan pengendalian porto
18
ovehead pabrik, maka tarif tersebut harus dipasahkan ke pada tarif tetap serta tarif
variabel (Supriyono, 1999; 294). biaya -porto ini terdiri atas biaya permanen,
biaya variabel, dan porto semi variabel.
3.Penggolongan porto overhead pabrik berdasarkan hubungannya dengan
depertemen. porto ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya overhead pabrik
langsung depertemen (direct departmental overhead expense), dan biaya
overhead pabrik tak langsung depertemen (indirect departmental overhead
expense).
Penentuan harga pokok produksi yang seksama sangat penting buat
analisis profitabilitas serta keputusan strategis yang berkenaan menggunakan
desain produk, penetapan harga serta bauran produk. Mulyadi pada batubara
(2013), menyatakan bahwa manfaat info harga utama produksi yaitu memilih
harga jual produk, memantau realisasi porto produksi, menghitung laba atau rugi
periodik, memilih harga pokok persediaan produk jadi dan produk pada proses yg
disajikan dalam neraca. dalam memilih harga utama produksi ada berbagai cara
atau metode yang bisa digunakan mirip full costing dan variable costing.
F. Metode Perhitungan Harga pokok Produksi
Penentuan harga utama produksi berdasarkan Bustami dan Nurlela (2010 :
40) artinya bagaimana memperhitungkan biaya pada suatu produk atau pesanan
atau jasa, yg dapat dialakukan menggunakan cara memasukkan seluruh biaya
produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi variabel saja. dalam
penentuan harga pokok tadi bisa dipergunakan 2 cara yaitu :
1. Metode full costing
2. Metode variabel costing
Berdasarkan Mursyidi (2008 : 29) mendefinisi bahwa penentuan harga
pokok produksi ialah pembebanan unsur biaya produksi terhadap produk yg
dihasilkan asal suatu proses produksi, merupakan penentuan biaya yg menempel
pada produk jadi serta persediaan barang pada proses. Cara penentuan harga
pokok produksi sendiri ada dua yaitu full costing dan variabel costing.
19
Metode pengumpulan harga utama produksi adalah cara mengumpulkan
unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. pada mengumpulkan
unsurunsur biaya ke dalam harga pokok produksi, ada dua pendekatan yaitu:
1.Porto Proses (Process Cost) didesain buat pengendalian biaya perusahaan yg
poly menghasilkan barang-barang. misalnya, perusahaan pengolahan makanan
akan menghasilkan 1.000 kaleng makanan setiap hari. penekanan pengendalian
dalam perusahaan ini tak pada pekerjaan individual atau unit individual (kaleng
makanan). Penekanannya ditempatkan di pengendalian proses pengoperasian atau
departemen pada perusahaan pabrik yg baik menghasilkan bagian-bagian mobil.
model lain; bisa diorganisasikan kedalam empat departemen, yakni: departemen
pembubutan, departemen pemotongan, departemen perakitan, dan departemen
pengecatan. dalam sistem akuntansi biaya proses. Catatan-catatan biaya akan
dipergunakan sang departemen. 3 elemen porto (bahan mentah, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik) kemudian akan dianalisis serta dikendalikan buat
tiap-tiap departemen secara terpisah.
2.Porto Pesanan (Job Order) didesain buat pengendalian biaya perusahaan yang
menghasilkan pesananpesanan individual atau pekerjaan- pekerjaan individual.
contohnya kebiasaan operasi pengecatan mungkin akan memakai sistem akuntansi
porto pesanan. Perusahaan yang, membentuk kapal juga mungkin akan
menggunakan sistem akuntansi porto pesanan. Perusahaan yg menghasilkan kapal
jua mungkin akan memakai sistem akuntansi porto pesanan pekerjaan. dalam
sistem ini catatan porto individual dihitung buat tiap-tiap pekerjaan.Catatan
tersebut kemudian diakumulasikan
buat bahan informasi pada biaya -porto bahan mentah, energi kerja pribadi, dan
overhead pabrik buat tiap-tiap pekerjaan. Harga penjualan dari pekerjaan dapat
dibandingkan menggunakan total biaya asal pekerjaan tersebut serta 3 elemen
biaya buat pekerjaan (bahan mentah, tenaga kerja pribadi, serta overhead pabrik)
bisa dianalisis buat tujuan pengendalian serta dapat digunakan menjadi suatu
dasar harga yang akan tiba asal masing-masing pekerjaan.
20
G. Pengertian Metode Variabel Costing
Pada metode variable costing produk hanya dibebani porto variabel, yaitu
porto bahan standar eksklusif, biaya tenaga kerja langsung, serta porto overhead
variabel. Variabel costing, produk-produk yg didapatkan serta dijual hanya
dibebani menggunakan biaya -porto yang berubah secara sebanding dengan
produksi.umumnya dapat diklaim bahwa biaya -biaya primer, yakni biaya bahan
eksklusif serta biaya upah langsung artinya porto-biaya yang secara penuh
berubah secara sebanding dengan produksi.biaya factory overhead mengandung
komponen, biaya yg sifatnya permanen (fixed), sedangkan bagian lainnya adalah
komponen biaya yg sifatnya variabel.
Dengan demikian, pada dalam variabel costing harga utama hanya terdiri
atas biaya -biaya variabel, yakni porto-biaya utama ditambah menggunakan
komponen variabel biaya factory overhead. Komponen tetap biaya factory
overhead disebut sebagai porto yg sebanding dengan waktu atau adalah fungsi
faktor ketika (period cost) dan sang sebab itu tidak disebut menjadi suatu
komponen harga utama pada direct costing.
Kalkulasi porto produksi variabel (variabel costing) menurut
prawironegoro (2009 ; 233) ialah pengorbanan asal daya buat membuat barang
atau jasa pada mana biaya hanya diperhitungkan biaya
variabel saja, yg terdiri dari porto bahan langsung, berafiliasi menggunakan
volume aktivitas produksi, maka diklaim kalkulasi porto produk pribadi (direct
costing).
Kegunaan variabel costing artinya buat :
1. membebankan seluruh biaya permanen pada perhitungan untung rugi
2. Perencanaan laba
3. Pengambilan keputusan reduksi porto
4. Memisahkan beban (expenses) berdasarkan perilaku porto
5. Memudahkan menyusun rugi laba segmen tingkat unit, tingkat batch dan
taraf produk.
Menurut samryn (2004 : 64) pendekatan variabel costing juga dikenal
sebagai contibution approach artinya:
21
Variabel costing adalah suatu forma laporan untung rugi yang
mengolompokkan biaya berdasarkan sikap biaya di mana porto-biaya
dipisahkan berdasarkan kategori porto variabel dan porto permanen serta tidak
dipisahkan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, atau administrasi, serta penjualan.
Pendekatan ini jua dikenal sebagai pendekatan porto langsung (direct
costing approach) karena biaya variabel yg menjadi harga pokok dalam
perhitungan terdiri berasal porto-porto pribadi. pada pendekatan ini hanya biaya -
porto produksi yang berubah sejalan menggunakan perubahan output yang
diperlakukan menjadi elemen harga utama produk.
Tujuan variabel costing atau penentuan harga utama artinya untuk
memenuhi kepada pihak manajemen dalam menerima isu yang mempunyai
orientasi pada pengambilan jangka pendek, yaitu:
22
Pada pendekatan variable costing bagi manajemen lebih baik digunakan
menjadi alat perencanaan serta pengambilan keputusan-keputusan jangka pendek
yang tidak mengharuskan pertimbangan tentang porto-biaya non produksi.
Pada arus porto variabel costing elemen biaya periodik terdiri berasal
porto overhead permanen ditambah porto adminisrasi serta penjualan. Elemen
harga utama produknya hanya terdiri asal komponen porto overhead variabel serta
biaya bahan baku dan energi kerja pribadi, tidak termasuk porto overhead tetap.
Sesuai uraian diatas maka akan disajikan skema arus biaya direct costing,
sebagai berikut:
Arus biaya variabel costing (direct costing)
dengan nama direct costing. Pengertian langsung dan tidak langsungnya suatu
biaya tergantung erat tidaknya suatu hubungan biaya dengan obyek penentuan
biaya,misalnya : produk, proses, departemen, dan pusat biaya yang lain. Dalam
23
hubungannya dengan produk, biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang
Apabila pabrik hanya memproduksi satu jenis produk, maka semua biaya
sang sebab itu tak selalu biaya pribadi pada hubungannya menggunakan produk
sebagai model misalnya suatu pabrik mori hanya membentuk satu jenis produk yg
berupa moril saja. Upah tenaga kerja pabrik yg dibayar bulanan dan tidak
tergantung berasal yang akan terjadi produksinya, artinya porto eksklusif terhadap
produk mori tersebut, namun bukan merupakan biaya variabel, karena tidak
24
Dalam keadaan seperti ini perlu dipertimbangkan oleh manajer penentu
harga jual ialah :
1. Pesanan reguler merupakan pesanan yg wajib menutupi seluruh porto tetap
yang terjadi tahun anggaran. dengan demikian, Jika manajer penentu harga
yakni semua porto permanen dalam tahun anggaran dapat tercukupi sang
pesanan reguler, maka pesanan kapasitas produksi belum seluruhnya dipakai
dan mesin- mesin tetapi buat melayani pesanan khusus, manajer penentu harga
jual bias menerima harga jual dibawah harga jual normal asalkan harga jual
yang berada di atas porto variabel untuk memproduksi serta memasarkan
produk masih mampu buat membuat untung donasi ini disebabkan akrena
seluruh biaya permanen sudah ditutupi sang pesanan reguler, maka setiap
tambahan laba kontribusi dari pesanan khusus akan menyebabkan tambahan
untung bersih perusahaan
2. Bila misalnya pesanan khusus perusahaan memperkirakan tidak hanya
mengeluarkan porto variabel sama, namun mengeluarkan porto tetap sebab
wajib beroperasi di atas kapasitas yg tersedia berarti harga jual pesanan khusus
harus pada atas biaya variabel ditambah dengan kenaikan porto permanen.
menggunakan demikian, dapat dikatakan bahwa kriteria buat mendapatkan atau
menolak pesanan khusus menuerut variabel costing tentunya dengan melihat
kapasitas produksi, apakah masih terdapat kapasitas yg menganggur serta yang
lebih krusial lagi merupakan sedapat mungkin membentuk laba kontribusi
(contribution margin).
25
yang siap buat dijual. biaya produksi pula adalah seluruh pengorbanan yg
diharapkan pada mendukung proses produksi barang atau jasa eksklusif.
Pengorbanan yang dimaksud ialah berupa pemakaian faktor-faktor
produksi yaitu asal ekonomi mirip bahan standar, waktu, energi, teknologi,serta
upah para energi kerja dalam proses produksi serta sebagainya.
Biaya produksi artinya bagian dari harga pokok produksi yg dikorbankan
dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan, sedangkan harga pokok
artinya bagian asal harga utama perolehan yg ditahan pembebanannya.
26
3. Biaya overhead pabrik
Penjelasan dari ketiga biaya produksi tersebut dapat dijabarkan secara
singkat berikut ini:
27
pabrik,penyusutan gedung pabrik,bahan habis gunakan buat pabrik, pajak bumi
dan bangunan (PBB) buat gedung atau pabrik, biaya pemeliharaan mesin-mesin
dan peralatan pabrik dan biaya listrik untuk penerangan dan pembangkit listrik.
Adapun pada pos biaya overhead pabrik merupakan sebagai berikut :
a.Biaya bahan pribadi
Bahan penolong adalah bahan yang dipergunakan buat membuat produk
selesai tetapi tidak sebagai bagian primer pada produk selesai serta biasanya
nilai relatif kecil dibandingkan menggunakan total produksinya.
b.Porto tenaga kerja tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung ialah porto tenaga kerja yang tidak
langsung menangani proses produksi serta tidak bisa pada identifikasi
menggunakan produk selesai. porto ini tidak dimuntahkan secara langsung pada
produksi barang-barang atau jasa tertentu. Termasuk pada porto tenaga kerja
eksklusif ini ialah :
1) Biaya tenaga kerja eksklusif yang dikeluarkan pada departemen produksi, mirip
honor mandor, honor kepala bagian produksi, gaji opegawai administrasi pabrik.
2) Biaya energi kerja yg dimuntahkan oleh departemen pembantu, seperti porto
pada bagian pembangkit listrik, bengkel atau bagian gudang.
c. Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan dalam
rangka untuk menjaga bangunan dan mesin-mesin agar selalu siap untuk digunakan
pada proses produksi. model biaya ini artinya suku cadangan pelumas serta
supplies pabrik lainnya buat menjaga peralatannya supaya dalam syarat siap
pakai.
d. Biaya yang timbul akibat penilaian aktiva tetap
Jenis biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva permanen. porto
jenis ini sering dianggap sebagai penyusutan.mirip penyusutan bangunan pabrik,
penyusutan mesin, penyusutan tunggangan dan penyusutan aktiva tetap lainnya di
pabrik.
e. Biaya yang timbul sebagai dampak berlalunya Waktu
28
Menggunakan berlalunya waktu juga akan ada porto-biaya tertentu
diantaranya porto asuransi bangunan pabrik, premi mesin, premi kendaraan. porto
ini baru diperhitungkan sesudah akhir periode.
f. BOP yang memerlukan pengeluaran tunai lainnya
Biaya overhead pabrik yg btermasuk pada grup ini ialah biaya listrik dan
porto telepon, biaya air, dan biaya reparasi yg ditangani pihak luar.
Penggolongan biaya ini menjadi biaya langsung serta porto sebenarnya
tergantung pada obyek biayanya.ialah, pribadi atau tak langsung
Suatu biaya itu dilihat asal tepat atau tidaknya porto tersebut ditelusuri
kepada obyek biayanya. sebab obyek biaya itu tidak terbatas di produknya,
namun bias jua departemen, wilayah pemasaran serta lain sebagainya, maka
terdapat kalanya diklaim perlu buat menggolongkan biaya tersebut terhadap porto
tertentu, tergantung di tujuan buat apa isu porto tersebut diharapkan.
29
J. Jenis-jenis biaya Produksi
Biaya produksi bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Biaya permanen (fixed coast), yaitu biaya pada periode eksklusif dengan
jumlah dan tidak tergantung di akibat produksi.
2. Biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang besarannya dapat berubah-
ubah sinkron dengan hasil produksi.
3. Biaya total (total cost), yaitu total seluruh biaya tetap dan porto variabel yg
digunakan suatu perusahaan buat menghasilkan barang jadi pada satu periode.
4. Biaya homogen-rata (average cost), yaitu besarnya porto produksi per unit
yang didapatkan.
5. Biaya marjinal (marginal cost), yaitu biaya tambahan yg diperlukan buat
membentuk satu unit barang jadi.
K. Harga Jual
Dari Lasena (2013), harga jual adalah sejumlah porto yang dikelurkan
perusahaan buat memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan
persentase untung yg diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yg
diinginkan sang perusahaan salah satu cara yang dilakukan buat menarik minat
konsumen ialah dengan cara menentukan harga yg tepat buat produk yg terjual.
porto yang dimuntahkan perusahaan buat membuat sejumlah produk di pada suatu
periode akan dijadikan dasar buat menetapkan harga jual produk (kristianti, 2013).
Jadi harga jual ialah besaran harga yg akan ditawarkan pada konsumen,
menjadi imbalan asal pengeluaran biaya produksi ditambah porto nonproduksi
yang dilakukan perusahaan buat memperoleh laba . Penetapan harga wajib
dilakukan secara sempurna serta akurat, sehingga perusahaan mampu bertahan
dan memproduksi produk ditengah pesaingan. perubahan harga dalam jumlah
kecil maupun akbar akan berdampak pada penjualan produk pada kuantitas yang
cukup besar . sebab itu perusahaan dituntun hati-hati dalam penentuan harga jual
menggunakan mempertimbangkan aneka macam hal. Maka Bila ada kesalahan
dalam penentuan harga jual, perusahaan akan rugi atau kehilangan pelanggan
sebab harga jual yg dipengaruhi terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
27
Pada umumnya harga jual produk atau jasa ditentukan berdasarkan
penjumlahan semua porto baik yang bersifat produksi juga non produksi.
berdasarkan Aurora (2013), porto produksi digunakan menjadi dasar pelaporan
dimana porto persediaan akhir akan dimasukkan dalam laporan posisi keuangan
serta biaya pokok penjualan pada laporan untung rugi. Penentuan harga jual
bukan sekedar kegiatan pemasaran atauaspek keuangan melainkan tulang
punggung keberlansungan perusahaan. Hal ini ditimbulkan sebab harga jual akan
mensugesti volume penjualan atau jumlah pembeli, selain itu juga akan
mensugesti jumlah pendapatan perusahaan.
Pricilia, Jullie serta Agus (2014), mengatakan bahwa ada 2 bentuk strategi
yg dapat diterapkan perusahaan untuk penentuan harga jual produk atau jasa baru
menjadi berikut.
1. Skrimming pricing ialah bentuk seni manajemen penentuan harga jual produk
atau jasa baru, menggunakan cara menentukan harga jual mula - mula relatif
tinggi. Tujuan seni manajemen ini artinya agar perusahaan memperoleh laba
yang maksimum pada jangka pendek.
2. Penetration pricing artinya bentuk strategi penentuan harga jual menggunakan
cara menentukan harga jual mula - mula cukup rendah, sehingga perusahaan
bisa meraih pangsa pasar yg lebih besar untuk produk atau jasa tersebut
dalam jangka pendek.
28
dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas tiga metode, yaitu cost plus
pricing method, mark up pricing method, dan penentuan harga oleh produsen.
29
Tabel 1.1 Penelitian terdahulu
30
No Penulis Judul Metode Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
dioptimalkan
penggunaannya, maka
dapat meningkatkan
hasil penjualan.
4 Indawati Penerapan Metode Metode Hasil perhitungan laba
Jauhar Nino, “Variable Kuantitatif rugi komparatis tanpa dan
Janri Costing” dalam dengan pesanan di luar
Delastriani Pengambilan pesanan normal seperti
Manafe, dan Keputusan Jangka yang ada pada tabel 10
Tuti Setyorini Pendek diketahui bahawa laba
(2018) untuk Menerima bersih tanpa pesanan di
Pesanan pada luar pesanan normal
CV Nasional adalah sebesar Rp.
Batako Kupang 520.901.695,- dan laba
bersih dengan pesanan di
luar pesanan normal
adalah sebesar Rp.
526.328.259,-
Sehingga selisih laba
bersih yangdidapat adalah
sebesar Rp.
5.426.564. Dari hasil
perhitungan tersebut
diatas, maka pesanan di
luar pesana normal yang
datang, dapat diterima
karena
pesanan tersebut dapat
memberikan
keuntungan bagi CV
Batako Nasional
31
No Penulis Judul Metode Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
6 Mahagiyani Analisis struktur Metode Hasil penelitian ini
(2017) biaya produksi dan kuantitatif menyataka bahwa
unit cost untuk penetapan harga pokok
pengendalian biaya produksi yang dilakukan
produksi studi oleh perusahaan masih
kasus UKM Shasa belum memadai maka
Yogyakarta penulis juga
memberikan beberapa
masukan untuk memberi
gambaran perbaikan
untuk langkah
selanjutnya dalam
operasional
penetapan harga pokok
produksi
7 Nur Sarifillah Analisis Metode hasil dari penelitian ini
(2019) perhitungan harga kuantitatif menunjukkan bahwa
pokok produksi terdapat perbedaan
pada usaha mikro antara metode
kecil dan perusahaan dengan
menengah tahu metode full costing dan
bapak paiman variabel costing
8 Yuda Penerapan metode Metode Hasil penelitian inii
Purniawan variabel costing deskriptif menunjukka bahwa UD.
(2019) dalam perhitungan kuantitatif Karunia menggunakan
harga pokok dan kualitatif metode full costing dan
produksi untuk dihasilkan bahwa harga
menentukan harga pokok produksi kue bolu
jual Rp.4.730 dan metode
variabel costing
menghasilkan Rp.4.121
lebih rendah
Rp.609.
9 Pongantung Analisis biaya Metode Penerapan perhitungan
(2018) variabel costing kuantitatif analisis biaya menurut
untuk pengambilan metode variabel costing
keputusan dalam pengambilan
menerima atau keputusan menerima
menolak pesanan atau menolak pesanan
khusus pada khusus, total biaya
perusahaan kue variabel untuk produksi
bangket tokin. kue bangket yaitu
Rp.358.224.560 dan
sehingga total
32
Penulis Judul Metode Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
keseluruhan biaya yaitu
Rp.422.398.305. dari
hasil analisis biaya
diferensial dalam
pengambilan
keputusan
33
M. Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan pada menjalankan usahanya mempunyai tujuan yg pasti
untuk memperoleh laba yg optimal serta berusaha untuk mempertahankan
kelangsungan perusahaannya dan membuatkan usahanya untuk bisa lebih maju.
supaya bisa mencapai tujuan tersebut perusahaan wajib melakukan penjualan
barang atau jasa asal akibat produksinya, seluruh yang bermutu tinggi dan
memiliki harga jual yang mampu dicapai oleh banyak kalangan akan bisa
mempermudah persaingan.
Seluruh perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, dagang juga
manufaktur perlu melakukan pencatatan akuntansi buat mengetahui syarat
keuangan usahanya. karena asal laporan keuangan yg didapatkan akan dapat
menunjukkan keadaan keuangan perusahaan yg sesungguhnya, apakah mengalami
laba ataupun sebaliknya. Proses transaksi perusahaan dagang hampir sama
menggunakan perusahaan jasa, hanya saja dalam perusahaan dagang wajib
memperhitungkan harga utama penjualan pada pencatatan persediaan.
Perhitungan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang dilakukan di waktu
terjadinya penjualan barang dagang yang dalam hal ini mengakibatkan
berkurangnya jumlah persediaan barang dagang yang dimiliki sang perusahaan.
sesuai uraian di atas penulis dapat menyajikan skema kerangka fikir yg berkaitan
dengan penelitian ini menjadi berikut :
CV. ARDHI
Biaya Produksi
Analisis Data
34
BAB III
METODE PENELITIAN
35
Harga pokok produksi ialah jumlah dari di produksi yang menempel
di produksi yang menempel pada produksi yg dihasilkan yaitu meliputi biaya -
biaya yg dikeluarkan mulai di ketika pengadaan bahan standar tadi sampai
menggunakan proses akhir produk, yg siap untuk digunakan atau dijual. porto-
porto yg dimaksud ini, biaya bahan standar eksklusif, biaya tenaga kerja
eksklusif serta biaya overhead.
36
BAB IV
berbagai varian rasa khas dari berbagai daerah di indonesia. Katering CV.
Ardhi sendiri pertama kali membuka outlet di jalan Kyai Ilyas , Lumajang.
Katering CV. Ardhi adalah jenis usaha yang bergerak dibidang tata
boga, yang memproduksi jenis-jenis makanan cepat saji seperti nasi Kotak dan
lain sebagainya. Katering CV. Ardhi melayani pesanan untuk acara pernikahan,
syukuran, ulang tahun, arisan, aqiqah dan acara lainnya tanpa membatasi
pesanan baik dalam jumlah banyak maupun dalam jumlah sedikit dengan kata
37
lebih luas yakni di Perum Suko Asri Blok G-16, Rogotrunan, Lumajang,
Email. cv.ardhi@yahoo.com
a. Visi
Menjadikan Katering CV. Ardhi sebagai Catering besar yang terkenal di
b. Misi
public figure untuk memperkuat Brand Image. Bekerja sama dengan pihak-pihak
3. Struktur Organisasi
manajemen yang baik yang mampu mendayagunakan semua sumber daya yang
ada secara efektif dan efisien, dan mampu menyelaraskan pencapaian tujuan
suatu struktur organisasi yang bisa menjadi pedoman kerja bagi semua pekerja
yang terlibat dalam pencapaian tujuan perusahaan, baik tugas, wewenang dan
38
Struktur organisasi katering CV. Ardhi dapat dilihat sebagai berikut:
39
Struktur Organisasi Katering CV. ARDHI
OWNER
40
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Katering CV. ARDHI
a. Owner
perluasan usaha.
b. Bagian Produksi
c. Bagian keuangan
41
d. Bagian penanganan pelanggan
kepada pelanggan
menyediakan komsumsi.
nasi putih, dimana waktu pengolahannya dimulai pukul 06.30 sampai 08.30,
dengan tenaga pengolah satu orang. Berikut tahapan produksi nasi putih.
Tahapan dalam memproduksi nasi putih ini dimulai dari beras ditimbang
sebanyak 3,5 liter untuk 40 porsi, dimana satu porsinya terdiri dari 70 g beras,
kemudian beras dicuci terlebih dahulu. Beras yang telah dicuci kemudian diaron
antara beras dengan air yakni 1:1. Pengaronan tersebut dilakukan sampai nasi
setengah matang dan airnya meresap, setelah itu langsung dikukus kedalam
dandang yang telah dipanaskan sebelumnya hingga matang. Nasi yang telah
total, setelah ditimbang total nasi tersebut dibagi menjadi 2. hal ini bertujuan
42
gram. Nasi yang telah ditimbang sesuai dengan porsinya langsung diletakan
kedalam kotak.
Mengaron/Merebus
Persiapan Mencuci Beras setengah matang
Lauk hewani merupakan salah satu makanan yang menyumbangkan energi dan
kandungan gizi yang tinggi.Olahan dari Lauk hewani yang digunakan di Katering
CV. Ardhi adalah daging ayam dan daging sapi. Proses produksi dari lauk hewani
ini dilakukan oleh satu orang, yang dimulai pukul 06.30-9.00. berikut salah satu
tahapan dari proses produksi lauk hewani yang berbahan dasar ayam dapat dilihat
pada Gambar 7.
Persiapan alat /
bahan
Masukkan ayam,tambahkan
air, masak ayam hingga
matang, dan kuah mengantal
Pemorsian
43
Pengolahan lauk hewani khususnya ayam di Katering CV. Ardhi dimulai dari
kemudian ditumis untuk mendapatkan aroma dari bumbu tersebut, dan setelah itu
ayam yang telah dibersihkan dimasukkan dan tuangi air aduk hingga rata, masak
ayam sampai ayam matang atau empuk kemudian diangkat dan diporsikan.
Banyaknya daging ayam yang diproduksi sebanyak 3 kg, untuk 40 porsi bahkan bisa
lebih sesuai banyaknya pesanan. Sehingga rata-rata untuk satu porsinya sekitar 70-80
gram.
Olahan dari bahan nabati yang digunakan oleh Katering CV. Ardhi adalah
kentang, tahu dan tempe. Dimana diolah menjadi hidangan perkedel, dofu,
siotofu, dan soy tiram. Rata-rata penggunaan kentang yakni 2 kg untuk menghasilkan
tempe dan tahu sebanyak 1.500 gram, dengan masing-masing porsinya sekitar 37
gram. Produksi lauk nabati ini dilakukan oleh satu orang yang rata-rata proses
pengerjaanya memakan waktu hingga 2 jam. Berikut salah satu contoh pengolahan
44
Persiapan
alat/bahan
Pemorsiran
45
Proses produksilauk nabati dimulai dari kentang sebanyak 2 kg dicuci bersih,
kemudian porsikan.
Sayur yang digunakan oleh Katering CV. Ardhi berupa wortel, buncis,
toge, bayam, sawi putih, kol, dan jagung manis. Banyaknya sayuran yang
digunakan berbeda-beda, Salah satu sayur yang diproduksi Katering CV. Ardhi
telah dicuci kemudian dipotong, lalu langsung direbus kedalam rebusan yang
telah dicampurkan dengan bumbu. Menu ini terdapat pada hari Senin.
Persiapan sayur, potong dan cuci
Persiapan Bumbu
Rebus Sayuran
Pemorsian
“untuk produksi kami selalu menunggu permintaan pesanan dari para pelanggan.
Karena memang sudah alami pelanggan tetapnya kita dan untuk yang belum kenal
CV. ARDHI, kita lakukan promosi di facebook kadang Dibantu juga sama
46
pelanggan yang sudah pesan dia posting di facebooknya. Kadang ada yang pesan
200 porsi paling rendah itu 40 porsi. Kalau dirata- rata perbulannya ya biasa dapat
kalau harga jual yang ditetapkan disini Rp.16.000 perporsinya karna menu
yang disediakan tidak biasa juga jadi kepuasannya sesuai harga juga . Biasa juga
pasti kalau ada acara atau kegiatan terus untuk komsumsinya pasti sediakan nasi
box pasti kecewa kalo dibuka box dan sesuai selera nah kalo bagus atau enak
47
4.2 Analisis Hasil Penelitian
memproduksi suatu barang. Biaya ini terdiri dari berbagai macam jenis biaya
tergantung dari produk apa yang di produksi suatu perusahaan. Pada umumnya
biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead. Namun demikian berbeda dengan usaha ketering CV. Ardhi,
dan tidak langsung terhadap proses produksi. Berikut hasil wawancara peneliti
berikut:
katering terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung yaitu
48
biaya yang berkaitan langsung secara materil dengan produk yang dihasilkan oleh
usaha katering CV. Ardhi. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang
mendukung proses produksi katering CV. Ardhi, dalam hal ini biaya tenaga kerja
dimasukkan sebagai biaya tidak langsung. Dari data yang penulis peroleh biaya
langsung dan biaya tidak langsung pada usaha katering CV. Ardhi dapat kita lihat
49
serbaguna
Lada bubuk 78.000 5 390.000
Kunyit bubuk 43.000 4 172.000
Kemiri 47.900 3 143.700
Total 35.191.700
Berdasarkan tabel diatas biaya langsung katering CV. Ardhi terdiri dari
biaya bahan baku yakni mulai dari pembelian beras dan sayuran dengan bahan
50
Tabel 4.2 Katering CV. Ardhi
Biaya tidak langsung (perbulan)
Unsur biaya Jumlah Keterangan
-Gaji karyawan 6.000.000
-Biaya air 100.000
-Biaya gas LPG 396.000
-Box nasi Styrofoam 500.000
-Box nasi kertas 1.298.000
-Sendok bebek 140.000
-Tissue 705.000
-Kertas nasi 120.000
-Label catering 250.000
-kompor gas 900.000
-kulkas 4.000.000
-tabung gas 360.000
-blender 385.000
-sealer 160.000
-dandang 200.00
-panci 200.000
-wajan 300.000
-waskom 60.000
-talenan 40.000
-sodet 25.000
-piring stainless 80.000
-mangkuk stainless 37.500
Total 16.056.500
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat biaya tidak langsung katering
CV. Ardhi terdiri dari gaji karyawan,biaya listrik, biaya air, biaya gas LPG dan
biaya-biaya lainnya. Total biaya tidak langsung katering CV. Ardhi sebanyak Rp
16.056.500
51
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Katering CV. Ardhi
Tabel 4.3
Harga pokok produksi menurut katering CV.
Ardhi
52
Oleh karena itu harga produksi yang dihasilkan sebesar Rp.13.191,29 atau
berdasarkan data harga pokok tersebut dan data harga jual, ini berarti bahwa laba
Harga pokok produksi menurut metode variabel costing atau biaya yang
produksi, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik
variabel dengan Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari perusahaan, maka
Secara umum biaya produksi terdiri atas tiga jenis biaya yaitu biaya bahan
Bahan baku adalah segala sesuatu yang merupakan bahan pokok atau
bahan utama yang diolah dalam proses produksi menjadi produk jadi. Pusahaan
menggunakan beberapa bahan baku dalam proses produksi. Bahan baku tersebut
antara lain beras, daging sapi, ayam potong telur ayam, udang, kol, bayam, toge
dan jenis bahan lain yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan biaya
53
bahan baku adalah pengorbanan sumber ekonomi yang harus dikeluarkan
Harga (Rp)/Satuan
Nama Bahan Kuantitas Biaya (Rp)
metode variabel costing yang disajikan dalam tabel , maka biaya bahan baku yang
54
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada semua karyawan yang terlibat dalam proses produksi. Proses produksi
baru akan dimulai ketika seluruh bahan baku produksi sudah tersediah seluruhnya.
semua proses produksi dari awal hingga akhir dikerjakan bersama-sama oleh
tenaga kerja. Biaya tenaga kerja untuk 6 orang karyawan dibagi atas 2 bagian
yang terdiri dari 3 orang karyawan tetap yaitu 1 orang pimpinan, 2 orang bagian
pekerjaan mulai dari pukul 06.30-15.00 setiap hari Senin sampai hari Sabtu.
Karyawan tersebut mendapat libur pada saat tanggal merah dan hari Minggu.
Perhitungan upah yang akan diterima oleh karyawan menurut metode variable
Tabel. 4.5
55
Perhitungan tarif/upah pada Katering yang diterima oleh karyawan tetap
katering CV. Ardhi mengeluarkan gaji tenaga kerja langsung sebesar Rp.
produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja
overhead pabrik.
dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tidak langsung,
56
a) Biaya bahan penolong
rempah atau bumbu-bumbu penyedap rasa pada masakan seperti pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Biaya bahan penolong
Harga
Kuantita
Nama Bahan (Rp)/Satuan Biaya (Rp)
s
Cabai rawit 55.000 30 1.650.000
Cabai merah besar 30.000 33 990.000
Merica 75.000 12 900.000
Ketumbar 80.000 10 800.000
Bawang merah 30.000 33 990.000
Bawang putih 20.000 20 400.000
Tomat 4.500 30 135.000
Garam dapur - 2 pak 58.000
Kecap manis - 4 jeregen 320.000
Kecap asin - 2 jeregen 200.000
Saos sambal 160.000 6 bungkus 960.000
Bubuk cabe 55.000 3 165.000
Tepung bumbu
118.000 10 1.180.000
serbaguna
Lada bubuk 78.000 5 390.000
Kunyit bubuk 43.000 4 172.000
Kemiri 47.900 3 143.700
Total 9.453.700
57
b) Biaya pemeliharaan dan perawatan peralatan
Perusahaan tidak pernah lupa untuk selalu memperhatikan kondisi alat- alat
yang digunakan dalam proses produksi. Dalam pemeliharaan dan perawatan alat
biaya produksi. Hal ini disebabkan karena alat-alat produksi dalam perusahaan
bulannya.
c) Biaya kemasan
kemasan yaitu Box nasi styrofoam dan Box nasi kertas yang akan diisi dengan
menu makanan yang telah disiapkan. Biaya yang besarnya akan berubah sesuai
dalam satuan pack. Dimana untuk satu pack, sedangkan untuk satu pack berisi
50 pcs box nasi kertas, dan satu pack box nasi Styrofoam berisi 100 pcs. Satu
pack sendok bebek berisi 100 pcs, kemudian kertas nasi untuk alas makanan
satu pack kertas nasi berisi 500 lembar. Untuk satu pack Tissue berisi 250
58
sheet/pcs. Pada kemasan juga disertakan label catering CV. Ardhi. Perhitungan
59
Tabel 4.7 Biaya kemasan
Harga satuaan (Rp)
Keterangan kuantitas Harga (Rp)
Box nasi Styrofoam 20 Bal 37.000 740.000
Box nasi kertas 10 Bal 100.000 1.000.000
Sendok bebek 20 lusin 7000 140.000
Tissue 3 dos 5000 15.000
Kertas nasi 10 lusin 12.000 120.000
Label katering - - 250.000
total 2.265.000
Sumber: Hasil olah data
awal katering. Alat-alat yang digunakan dalam proses produksi antara lain dua
kompor gas dengan empat tungku, satu blender yang digunakan untuk
satu sealer, dua dandang untuk mengukus nasi putih dan rollade daging, tiga
nabati dan sayur, dua panci, lima sodet, empat waskom, delapan piring stainless,
lima mangkuk stainles, dan satu tabung gas. Biaya depresiasi digunakan untuk
60
Berdasarkan rumus perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa biaya
depresiasi untuk masing-masing alat produksi setiap tahunnya. Perhitungan biaya
depresiasi alat-alat produksi dapat dilihat dalam tabel 4.8
Tabel 4.8
Jadi untuk menghitung biaya depresiasi per bulan dari setiap jenis alat
produksi yang digunakan perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan metode
garis lurus dengan rumus:
12
61
Tabel 4.9
Biaya penyusutan per bulan
dengan waktu dan pemakaian. seperti mobil yang digunakan mengangkut barang
kemungkinan akan memiliki nilai jual yang lebih rendah dan bisa saja tidak bisa
digunakan lagi.
62
Estimasi umur ekonomis dibuat dalam periode bulanan atau tahunan.
Selisih antara harga perolehan dengan nilai residunya dibagi dengan masa
metode garis lurus diasumsikan tepat melihat adanya biaya perbaikan dan
dengan menggukan metode garis lurus dapat dilihat pada tabel 5.0
Tabel 5.1
Penyustan/Tahun Penyusutan/Bulan
Keterangan
(Rp) (Rp)
mobil katering 17.600.000 1.466.666
63
Berdasarkan keterangan pada tabel 5.0 dan tabel 5.1 diatas dapat dilihat
Rp.1.466.666
Jumlah
Keterangan
Variabel (Rp) Tetap (Rp)
64
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
melakukan perhitungan harga pokok produksi sesuai metode variabel costing dan
Tabel 5.3
metode variabel costing memiliki angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perhitungan menurut catering Cv. Ardhi. Dari data yang diolah diperoleh total
antara total biaya bahan baku sebesar Rp 25.738.000, biaya tenaga kerja langsung
11.718.700, serta dibagi dengan jumlah unit produksi (porsi) sebanyak 3885 (porsi)
65
sehingga diperoleh harga pokok produksi per unitnya (porsi) yaitu sebesar Rp
11.495
costing berdasarkan Tabel diatas, bahwa harga pokok produksi yang dihasilkan
Katering CV. Ardhi lebih tinggi yaitu sebesar Rp.13.191 dibandingkan dengan
66
harga pokok produksi metode variabel costing yaitu sebesar Rp.11.495 dengan
selisih harga pokok produksi sebesar Rp.1.696. selisih tersebut terjadi karena
Hal ini karena dengan menggunakan metode variabel costing semua biaya
dirinci secara jelas, baik itu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
dan biaya tidak langsung, harga pokok produksi yang dihasilkan lebih tinggi
karena perusahaan tidak memasukkan biaya overhead pabrik secara rinci ke dalam
biaya produksinya.
Meskipun dari hasil perhitungan metode variable costing lebih rendah dari
costing lebih rinci dan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
supaya dapat menjamin keakuratan informasi yang tersaji dalam laporan harga
pokok produksi dengan memasukkan seluruh unsur biaya yang dikeluarkan, maka
harga pokok produksinya akan lebih tepat dan tentunya harga jual akan lebih tepat
pula serta dapat meningkatkan laba perusahaan Katering CV. Ardhi menetapkan
harga jual dari nasi box tersebut adalah sebesar Rp.16.000. dimana penentuan
harga jual yang dilakukan oleh Katering CV. Ardhi dengan menentukan asumsi
keuntungan yang diinginkan sebesar 25% dari harga bahan keseluruhan yang
67
dapat dibandingkan besarnya keuntungan yang diperoleh dari Katering CV. Ardhi
keuntungan yang diperoleh berdasarkan harga jual menurut Katering CV. Ardhi
dan metode variabel costing dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut:
68
Tabel 5.5
Perbandingan keuntungan yang diperoleh berdasarkan harga jual menurut
Katering CV. Ardhi dan metode variabel costing
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel. Total biaya produksi yang dihasilkan dengan metode variabel costing
yaitu Rp.184,5.
mama kokom lebih rendah dibandingkan dengan metode full costing dan variabel
costing, karena pemilik usaha tidak mengetahui cara perhitungan harga pokok
69
dihasilkan bahwa harga pokok produksi kue bolu Rp.4.730 dan metode variabel
dan Tuti Setyorini (2018) Hasil perhitungan laba rugi komparatis tanpa dan
dengan pesanan di luar pesanan normal seperti yang ada pada tabel 10 diketahui
bahawa laba bersih tanpa pesanan di luar pesanan normal adalah sebesar Rp.
520.901.695,- dan laba bersih dengan pesanan di luar pesanan normal adalah
sebesar Rp. 526.328.259,- Sehingga selisih laba bersih yang didapat adalah
sebesar Rp. 5.426.564. Dari hasil perhitungan tersebut diatas, maka pesanan di
luar pesana normal yang datang, dapat diterima karena pesanan tersebut dapat
variabel costing. Hal ini dikarenakan pemilik usaha kurang menegtahui cara
perhitungan harga pokok produksi yang tepat, yaitu tidak memasukkan biaya-
atau pengorbanan sumber daya ekonomi dalam rangka pembuatan suatu produk,
kegiatan organisasi. Harga pokok produksi dapat dijadikan tolak ukur oleh
70
perusahaan untuk menetapkan kebijakan harga pada produknya. Karena itu,
perhitungan harga pokok produksi sangat penting dalam sebuah perusahaan untuk
seluruh biaya yang dikorbankan. Selain itu, penggolongan biaya yang dilakukan
oleh pengelola katering belum tepat sehingga terdapat beberapa biaya yang tidak
Dari hasil analisis data yang dilakukan diperoleh bahwa harga pokok
harga pokok produksi yaitu sebesar Rp.11.495. Harga pokok produksi yang
keadaan biaya yang tejadi dalam proses produksi di perusahaan. Metode variabel
71
costing dalam menghitung harga pokok produksi akan membagi biaya overhead
pabrik menjadi dua kelompok yaitu biaya overhead pabrik tetap dan biaya
variabel costing terdiri dari biaya bahan penolong sebesar Rp. 9.453.700, biaya
tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp.2.000.000, biaya kemasan sebesar Rp.
dikarenakan timbulnya biaya depresiasi alat produksi, dan biaya pemeliharaan dan
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil
1. Terdapat perbedaan perhitungan harga pokok produksi menurut katering dengan metode variabel
costing, hal ini terjadi karena adanya perbedaan pembebanan biaya sejak awal. Metode perusahaan
tidak memperhitungkan BOP. Sedangkan metode variabel costing akan membebankan BOP yang
bersifat variabel. Karena itu, metode variabel costing lebih menguntungkan bagi pihak perusahaan
karena akan membebankan semua biaya-biaya yang mempengaruhi proses produksi, sehingga
2. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode variable costing dapat
menambah tingkat laba yang maksimal. Hal ini karena dengan menggunakan metode variabel
costing semua biaya dirinci secara jelas, baik itu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik. Sedangkan pada perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan pihak
pengelola katering hanya memperhitungkan biaya langsung dan biaya tidak langsung sehingga
harga pokok produksi yang dihasilkan lebih tinggi dan laba yang diperoleh lebih rendah.
B. Saran
Setelah dilakukan perhitungan Harga Pokok Produksi pada Katering CV. Ardhi, maka penulis
berharap tugas akhir ini dikembangkan dengan saran- saran pengembangan sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat menjadi acuan pada katering CV. Ardhi sebagai penentuan harga pokok
2. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan metode lain agar dapat di bandingkan dengan penelitian
saat ini.
3. Meskipun dari hasil perhitungan metode variable costing lebih rendah dari perhitungan menurut
73
katering, akan tetapi perhitungan dengan metode variable costing lebih rinci dan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga Katering CV. Ardhi sebaiknya
menggunakan metode variabel costing supaya dapat menjamin keakuratan informasi yang tersaji
dalam laporan harga pokok produksi dengan memasukkan seluruh unsur biaya yang dikeluarkan,
maka harga pokok produksinya akan lebih tepat dan tentunya harga jual akan lebih tepat pula serta
74
DAFTAR PUSTAKA
Farah DillaFanur, 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan pendekatan full
costing pada catering bunda nuri
Garrison, Ray H dan Erick W. Noreen. 2000. Akuntansi Manajerial, Buku 1. DialihBahasakan
Oleh A. Totok Bidisantoso. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
IrvakMaulana, 2016. Pengaruh biaya produksi, biaya pemasaran dan gaji karyawan terhadap
hasil penjualan pada catering warga sendiri kotasemarang
Gusnardi. “ TOC: Tinjauan Teori”. Pekbis Jurnal, Vol.2, No.3, (2010): h. 336-334 Hansen,
KadekDodikArianta, 2017. Analisis Perhitungan Biaya Produksi Pada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Jajanan CIta Rasa Khas Bali
Raiborn, Cecily. A dan Michael R. Kinney. Akuntansi Biaya: Dasar danPerkembangan, Edisi
7. Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Lukman Hidayat, Suhandi Salim, 2013. Analisis Biaya Produksi dalam Meningkatkan
Profitabilitas Perusahaan
Mahagiyani, 2017. Analisis Struktur Biaya Produksi dan Unit Cost Untuk Pengendalian Biaya
Produksi Studi Kasus Pada UKM Shasa Yogyakarta
75
Mukhlishotul.J, 2013. Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Tingkat Penjualan Terhadap Laba
Kotor
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Cetakan Kesebelas. Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percetakan STIM YKPN
Pricilia, dan Jullie Sondakh, Agus Poputra. “Penentuan Harga Pokok Produksi
dalamMenetapkan Harga Jual pada UD. Martabak Mas Narto di Manado”.
JurnalEMBA, Vol. 2, No.2, ISSN 2303-1174, (2014): h. 1077-1088.
Sri Rahayu, 2013. Analisis Perhitungan harga pokok produksi dan pengelolaan
modal kerja pada catering sehati
Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, edisi kelima, cetakan ketujuh, Penerbit : UPP-
AMPYKPN, Yogyakarta
76
77