Materi Inisiasi 1A - Identifikasi Perumusan Masalah, Serta Tujuan Judul Penelitian PDF
Materi Inisiasi 1A - Identifikasi Perumusan Masalah, Serta Tujuan Judul Penelitian PDF
PERUMUSAN MASALAH
Tian Belawati
IDENTIFIKASI TOPIK/AREA PENELITIAN
Penelitian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjawab
pertanyaan, menyelesaikan masalah, atau menguji-coba suatu inovasi tertentu. Dengan kata
lain, penelitian merupakan kegiatan tindak lanjut dari suatu rasa ingin tahu, rasa prihatin, dan
atau kreativitas serta ide untuk menemukan sesuatu yang baru. Dalam bidang pendidikan dasar,
cakupan isu yang dapat diteliti sangat luas, mulai dari isu pendidikan dasar yang bersifat makro
seperti kebijakan Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah hingga yang bersifat sangat mikro
seperti aspek-aspek dalam pembelajaran, tentang siswa, ataupun relasi antar-pemangku
kepentingan. Begitu banyak isu yang mengemuka, kadang-kadang menyebabkan kebingungan
bagi peneliti pemula. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengidentifikasi topik atau area
penelitian merupakan hal yang sangat krusial, dan biasanya akan semakin mumpuni dengan
pengalaman. Namun demikian, kemampuan identifikasi topik/area penelitian ini dapat
dilatihkan dan dibiasakan.
Konteks dan mekanisme pencarian topik atau area penelitian bisa beragam. Kadang-
kadang, jika kita ingin memasukkan proposal untuk mendapatkan dana hibah penelitian
misalnya, topik atau area penelitian sudah ditentukan oleh pemberi hibah. Dalam keadaan
seperti itu tentu lebih mudah bagi kita karena kita tinggal mengikuti saja apa yang dimintakan
oleh pemberi hibah untuk diteliti. Namun dalam konteks penelitian mandiri seperti untuk Tugas
Akhir Program (skripsi, tesis dan disertasi), kita harus mencari dan menentukan sendiri topik
penelitian kita.
Mencari dan menemukan topik/area penelitian ini sangat penting, walaupun kadang-
kadang sangat sulit. Banyak mahasiswa program Magister ataupun Doktoral yang gagal
menyelesaikan programnya karena tersandung pada tahap ini. Terlalu banyak ide namun tidak
dapat menentukan bagaimana ide tersebut dapat diterjemahkan kedalam suatu proposal dan
dapat dilaksanakan sebagai suatu penelitian. Oleh karena itu, tahap awal dari proses penelitian
ini perlu mendapat perhatian yang serius.
Banyak pendekatan yang dapat dilakukan untuk membantu kita menetapkan topik atau area
penelitiaan. Walaupun demikian, semua pendekatan itu pada dasarnya memberikan
rekomendasi tahapan yang perlu dilakukan sebagai berikut.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi area yang menarik perhatian dan minat Anda.
Untuk melakukan hal ini, Anda buat daftar beberapa isu dalam bidang pendidikan dasar
yang memiliki keterkaitan secara personal dengan Anda dan atau pekerjaan Anda. Mulai
dengan topik atau isu umum tidak apa-apa. Misalnya:
Setelah tahu topik umum yang ingin Anda teliti, kini mulai diruncingkan dengan membuat
daftar topik yang bersifat lebih spesifik dari topik umum tadi. Untuk membantu Anda
membuat daftar topik spesifik ini, Anda harus banyak membaca, melihat, dan mendengar.
Gunakan juga pengetahuan dan pengalaman yang Anda miliki, semakin familiar Anda
dengan topik spesifik ini semakin mudah bagi Anda dalam menentukan masalah penelitian
nantinya.
Sebagai contoh, katakanlah Anda tertarik untuk melakukan penelitian pada topik umum
tentang “kebijakan Kemendikbud tentang pendidikan dasar”; maka sekarang Anda mulai
berpikir ‘apa-nya’ dari kebijakan ini yang menarik minat Anda, dimana Anda telah
memiliki pengetahuan tentang hal tersebut dan juga memiliki pengalaman terkait hal
tersebut. Misalnya:
Nah, setelah memiliki daftar yang topik spesifik, kini pikirkan lebih spesifik lagi sehingga
topik tersebut dapat diteliti secara sistematis. Dalam melakukan hal ini, Anda harus
mempertimbangkan berbagai aspek.
a. Aspek pertama yang harus Anda pikirkan adalah signifikansi dari topik spesifik
tersebut. Seberapa penting topik tersebut untuk Anda, pekerjaan Anda, sekolah tempat
Anda mengajar, pengambil kebijakan, dan lain sebagainya yang menunjukkan manfaat
dari hasil penelitian Anda.
b. Aspek kedua yang harus dipertimbangkan adalah terkait urgensi dan kemutakhiran
topik yang akan diteliti. Seberapa penting topik spesifik itu untuk diteliti sekarang?
Apakah topik/isu spesifik yang akan diteliti ini memang hal yang sedang menjadi
perhatian pemangku kepentingan saat ini? apakah topik spesifik yang akan diteliti itu
menentukan efektivitas pembelajaran saat ini? apakah ada dampak signifikan jika topik
spesifik tersebut tidak diteliti, dan sebagainya.
c. Aspek berikut yang harus Anda perhatikan adalah terkait logistik seperti waktu
penelitian yang tersedia, kemudahan pemerolehan data dan informasi yang diperlukan,
dan dana penelitian. Aspek logistik ini sangat penting karena akan mempengaruhi
kesuksesan Anda dalam melaksanakan penelitian. Topik spesifik penelitian Anda bisa
saja sangat penting, urgen, dan mutakhir untuk dilakukan, tetapi jika akan memerlukan
waktu dan dana yang tidak Anda miliki, maka tentu penelitian tidak akan mencapai
hasil yang diinginkan.
Sebagai ilustrasi lagi, katakanlah dari beberapa alternatif topik spesifik terdahulu Anda
memutuskan untuk meneliti “Kebijakan terkait pandemi Covid-19 bagi pendidikan dasar”.
Hal ini Anda pilih karena walaupun semua topik sangat signifikan dan urgen untuk
pendidikan dasar, namun topik spesifik “Kebijakan terkait pandemi Covid-19 bagi
pendidikan dasar” ini sangat relevan dengan situasi dan kondisi (konteks) persekolahan
yang dihadapi saat ini, jadi sangat aktual. Maka dengan pertimbangan ketiga aspek diatas,
Anda membuat daftar pendek alternatif topik yang menurut Anda dapat diteliti
(researchable topic. Dari dua langkah pertama, Anda telah menentukan bahwa:
Maka, daftar alternatif topik yang dapat diteliti (researchable topic) misalnya adalah
sebagai berikut.
• Implementasi kebijakan Kemdikbud bagi pendidikan dasar pada masa pandemi
Covid-19 di sekolah
• Kebijakan Penutupan Sekolah pada masa pandemi Covid-19 dan motivasi belajar
anak
• Kebijakan Penutupan Sekolah pada masa pandemi Covid-19 dan hasil belajar siswa
• Sikap orang tua siswa terhadap kebijakan sekolah daring
• Metode pembelajaran yang efektif selama masa pandemi
Researchable topic pilihan Anda inilah yang nantinya akan menjadi permasalahan
penelitian Anda.
Nah, sekarang waktunya Anda memilih satu topik yang akan Anda teliti, atau yang akan
menjadi masalah penelitian Anda. Sekali lagi, pertimbangkan ketiga aspek pada langkah
sebelumnya dalam membuat keputusan. Diantara alternatif topik yang dapat diteliti itu
mana yang paling menarik minat Anda, yang paling urgen, yang hasilnya akan paling
bermanfaat, dan yang secara logistik paling dapat dilakukan.
Selain itu, untuk membantu Anda memilih pada tahapan ini, Anda juga dapat mulai
membayangkan hal-hal sebagai berikut.
• Tipe penelitian apa yang dapat dilakukan untuk topik tersebut. Topik-topik tertentu
punya kecenderungan untuk diteliti dengan tipe penelitian tertentu pula, misalnya ada
topik yang lebih lazim dan lebih ‘pas’ untuk diteliti dengan tipe penelitian kuantitatif
dan ada yang lebih baik jika diteliti dengan tipe penelitian kualitatif. pendekatan
penelitian mana yang paling Anda kuasai?
• Jenis sumber informasi apa yang harus dikumpulkan, apakah informasi yang harus
diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau bisa dari sumber kedua (data
sekunder. Jika harus melibatkan pengumpulan informasi dari sumber langsung maka
harus dibayangkan bagaimana cara mengumpulkannya, apakah survey, wawancara,
atau pengamatan. Hal-hal ini juga berkaitan dengan masalah fisibilitas terkait
pertimbangan aspek logistik yang tadi; dan
• Siapa yang dapat membantu Anda untuk berdiskusi tentang topik yang akan diteliti,
mungkin yang pernah melakukan penelitian serupa atau yang memiliki kepakaran pada
bidang yang diteliti atau pada metodologi penelitian yang paling sesuai untuk topik
yang dipilih.
Jadi, pada tahapan ini, banyak membaca dan mendengar menjadi kunci. Apakah ada teori
yang terkait dengan topik ini, apakah ada penelitian-penelitian terdahulu terkait topik ini?
Apakah topik ini sudah terlalu banyak diteliti sebelumnya? Apa yang bisa membedakan
penelitian Anda dengan penelitian serupa yang telah ada? Literatur dan pakar akan
membantu Anda melihat, untuk setiap alternatif topik, pendekatan penelitian apa yang
harus digunakan, variabel apa yang harus diukur, data apa yang harus dikumpulkan;
sehingga Anda dapat membuat keputusan yang terbaik agar penelitian Anda memiliki
kualitas yang tinggi.
Dalam menentukan masalah penelitian ini, bacaan-bacaan aktual seperti berita dalam
media massa atau media sosial juga dapat membantu karena itu akan menunjukkan faktor
‘kekinian’ dari isu terkait topik tersebut. Nah, sebagai ilustrasi, misalnya Anda menemukan
bahwa banyak berita terkait kebijakan Kemendikbud tentang belajar selama masa pandemi
ini seperti yang ditulis dan diterbitkan dalam beberapa media berikut.
=====================================================
Buka Sekolah Tatap Muka, Mendikbud Nadiem Akui PJJ Berdampak Negatif
Bagi Masa Depan Anak
Keterpaksaan itu menurut Nadiem terjadi untuk membantu keuangan atau ekonomi
keluarga di tengah masa sulit pandemi saat ini. "PJJ akhirnya tak optimal karena anak
terancam putus sekolah. Ancaman putus sekolah ini riil bisa berdampak eumur
hidup," ungkap Nadiem. Tidak hanya itu, dijelaakan Nadiem persepsi orang tua juga
berubah karena mereka tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar
mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.
Dampak negatif yang kedua, berpotensi menurunkan capaian belajar. Hal itu
disebabkan karena kesenjangan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh.
Akibatnya, dapat terjadi kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari
sosio-ekonomi berbeda. “Selain itu, ada risiko learning loss. Sebuah studi bahwa
pembelajaran di kelas menghasilakn pencapaian akademik yang lebih baik
dibandingkan dengan PJJ,” ujar Nadiem.
Terakhir, dampak negatif paling parah yakni menimbulkan kekerasan pada anak dan
risiko eksternal. Dengan tak sekolah, Nadiem menuturkan, banyak anak mengalami
kekerasan di rumah yang tidak terdeteksi oleh guru. “Ada ancaman peningkatan
kekerasan anak, stres di dalam rumah karena tak bertemu teman. Ini bisa berdampak
psikologis," tandasnya.
Berikutnya teejadi juga risiko eksternal yaitu ketika anak tidak lagi datang ke
sekolah, terdapat peningkatan risiko terjadinya pernikahan dini, eksploitasi anak
terutama perempuan dan kehamilan pada remaja.
Pertama, perluasan pembelajaran tatap muka untuk wilayah zona kuning. Artinya,
pelaksanaan pembelajaran tatap muka diperbolehkan untuk semua jenjang
pendidikan yang berada di zona hijau dan kuning. Kedua, Kemendikbud
mengeluarkan kebijakan kurikulum darurat (dalam kondisi khusus). Artinya, sekolah
diberikan fleksibilitas untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran siswa. "Sekali lagi, diperbolehkan bukan diwajibkan," pungkas
Nadiem.
============================oOo============================
Nadiem menguraikan beberapa hal yang bisa saja yang terjadi sekolah jarak
jauh,Pertama, kelangsungan belajar mengajar yang tidak dilakukan di sekolah
berpotensi menimbulkan ancaman putus sekolah. Sebab, anak terpaksa harus
bekerja. Ini dilakukan untuk membantu keuangan keluarganya di tengah terjadinya
krisis pandemi virus corona atau Covid-19. “PJJ akhirnya tak optimal karena anak
terancam putus sekolah. Ancaman putus sekolah ini riil bisa berdampak seumur
hidup,” kata Nadiem di Jakarta pada Jumat (7/8/2020).
Terkait hal tersebut, lanjut Nadiem, persepsi orang tua juga berubah karena mereka
tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apabila proses
pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka. Dampak negatif yang kedua,
berpotensi menurunkan capaian belajar. Hal itu disebabkan karena kesenjangan
akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh. Akibatnya, dapat terjadi
kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio-ekonomi berbeda.
“Selain itu, ada risiko learning loss. Sebuah studi bahwa pembelajaran di kelas
menghasilakn pencapaian akademik yang lebih baik dibandingkan dengan PJJ,” ujar
Nadiem.
Terakhir, dampak negatif paling parah yakni menimbulkan kekerasan pada anak dan
risiko eksternal. Dengan tak sekolah, Nadiem menuturkan, banyak anak mengalami
kekerasan di rumah yang tidak terdeteksi oleh guru. “Ada ancaman peningkatan
kekerasan anak, stres di dalam rumah karena tak bertemu teman. Ini bisa berdampak
psikologis,” ujarnya. Sementara risiko eksternal yakni, ketika anak tidak lagi datang
ke sekolah, terdapat peningkatan risiko terjadinya pernikahan dini, eksploitasi anak
terutama perempuan dan kehamilan pada remaja.
Karenanya, untuk mencegah terjadinya dampak negatif tersebut akibat pembelajaran
jarak jauh, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengeluarkan dua kebijakan baru. Pertama, perluasan pembelajaran tatap muka
untuk wilayah zona kuning. Artinya, pelaksanaan pembelajaran tatap muka
diperbolehkan untuk semua jenjang pendidikan yang berada di zona hijau dan
kuning. Kedua, Kemendikbud mengeluarkan kebijakan kurikulum darurat (dalam
kondisi khusus). Artinya, sekolah diberikan fleksibilitas untuk memilih kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa.
=============================oOo===========================
bbc.com/indonesia/indonesia-52661836
• Callistasia Wijaya
• Wartawan BBC News Indonesia
2 Juni 2020
Ada orang tua siswa yang berharap anaknya segera kembali ke sekolah, tapi ada juga
yang tidak sepakat kegiatan belajar secara tatap muka diberlakukan karena alasan
kesehatan.Sementara, pemerintah meminta pihak terkait memanfaatkan fasilitas
yang ada untuk mengoptimalkan PJJ.
• Tahun ajaran baru dan skenario kembali ke sekolah, mengapa ada penolakan dari
orang tua siswa?
• Beberapa hari dibuka, ratusan sekolah di Korea Selatan harus ditutup lagi karena
lonjakan kasus virus corona
• Guru honorer jual barang, orang tua siswa tunggak iuran sekolah: 'Mending
untuk makan'
• Kisah guru di Jawa Barat mendatangi rumah murid-muridnya yang tidak punya
gawai dan sulit akses siaran televisi
"Kalau saya pikir di daerah saya, sebaiknya anak-anak diberlakukan sekolah seperti
biasa, dengan pertimbangan di sana belum juga terlalu zona merah. Sekolah bisa
dilaksanakan dengan protokol pencegahan Covid-19, seperti menjaga jarak," kata
Oktoriyadi.
Kapuas Hulu tercatat memiliki satu kasus positif Covid-19 dengan dua pasien dalam
pengawasan (PDP) dan lebih dari 500 orang dalam pemantauan (ODP) per tanggal
1 Juni 2020.
Selain keterbatasan fasilitas, sistem PJJ juga dinilai belum efektif karena
ketidaksiapan siswa belajar di rumah. Pendi, orang tua siswa kelas IX di sebuah
sekolah di Pamulang, Tangerang Selatan, menceritakan apa yang diamatinya.
Namun, sikap orang tua murid lain, Ardi, warga Bintaro, Jakarta Selatan, berbeda.
"Pilihannya itu
kan keselamatan
anak atau anak
bodoh. Kasarnya
begitu. Kalau
kita disuruh pilih,
ya pilih anak
selamat dong,"
ujar Ardi, ayah
dua anak laki- Keterangan gambar,
laki yang duduk IDAI menyarankan pemerintah untuk menerapkan PJJ setidaknya
hingga Desember.
di bangku TK
dan SD itu. Ia mengatakan juga tak keberatan jika generasi pelajar saat ini, yang
terdampak Covid-19, diminta mengulangi pelajaran yang tidak bisa mereka terima
saat pandemi di kemudian hari. "Karena mereka benar-benar missed (ketinggalan)
pelajaran. Takutnya mereka dipaksain naik [kelas], tapi tidak mampu, ada yang
kelewat silabusnya," ujarnya.
======================================================
Dari beberapa berita di media massa di atas, ada beberapa concern dikemukakan
sehubungan dengan proses pembelajaran semasa Covid-19, salah satu aspek yang dapat
ditangkap adalah kekhawatiran tentang dampak dari kebijakan sekolah dari rumah selama
Covid-19 terhadap hasil belajar yang tidak akan optimal. Katakanlah itu kesimpulan Anda
setelah membaca berita-berita tadi. Sebagai seorang pendidik, maka Anda khawatir dengan hal
tersebut dan oleh karena itu ingin meneliti apakah benar ‘belajar dari rumah menyebabkan
hasil belajar tidak optimal’. Nah, berarti Anda sudah menetapkan researchable topik Anda
diantara alternatif topik spesifik yang telah ada dalam contoh diatas, yaitu: “Kebijakan
Penutupan Sekolah pada masa pandemi Covid-19 dan hasil belajar siswa”. Inilah permasalahan
penelitian Anda.
Jika Anda mengidentifikasi masalah penelitian Anda melalui langkah-langkah diatas, maka
masalah penelitian Anda seharusnya sudah mempertimbangkan aspek signifikansi dan
kebermanfaatan, urgensi, dan fisibilitasnya. Lihatlah sekali lagi, apakah permasalahan
penelitian Anda terah memiliki ciri-ciri masalah penelitian yang baik berikut ini.
Setelah Anda berhasil menentukan masalah yang akan diteliti, dan telah memperoleh
persetujuan dari Pembimbing TAPM Anda, maka langkah berikut yang harus dilakukan adalah
merumuskan masalah dengan tepat dan benar. Rumusan masalah merupakan indikasi awal
yang menunjukkan tujuan penelitian, variabel-variabel yang akan diukur, subjek penelitian,
jenis atau tipe penelitian yang akan dilakukan, serta judul penelitian yang tepat yang
mencerminkan substansi penelitian. Oleh karena itu, perumusan masalah sangat penting.
Secara umum, rumusan masalah adalah suatu pernyataan tentang suatu fenomena yang
mengkhawatirkan, suatu kondisi yang perlu diperbaiki, atau suatu kesulitan/kendala yang perlu
dihilangkan. Dalam bidang ilmu-ilmu sosial, rumusan masalah ini sering juga dituangkan
dalam bentuk suatu pertanyaan. Tujuan perumusan masalah adalah untuk: (1) memberikan
penjelasan mengapa permasalah perlu diteliti, (2) konteks dimana masalah tersebut terjadi, dan
(3) kerangka bagaimana masalah tersebut akan dicoba di’jawab’ dalam penelitian yang akan
dilakukan.
Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah Anda identifikasi, kita dapat melihat tipe
permasalahan yang ingin Anda teliti. Secara umum, sifat permasalah penelitian dapat
dibedakan menjadi permasalah yang bersifat deskriptif, komparatif, atau korelatif. Sifat
permasalahan ini secara langsung akan mempengaruhi rumusan masalah Anda.
Keseluruhan proses berpikir dan analisis yang Anda lakukan dalam langkah-langkah
menetapkan masalah (Kegiatan Belajar 1) merupakan materi untuk menyusun latar belakang
dan merumuskan masalah dalam proposal penelitian Anda. Sesuai tujuan perumusan masalah,
rumusan masalah yang efektif adalah yang mengandung:
Oleh karena itu, rumusan masalah yang baik harus selalu didahului oleh uraian latar
belakang yang mendeskripsikan konteks serta uraian kepentingan dan kebermanfaatan. Secara
sistematis, Langkah-langkah penyusunan rumusan masalah adalah sebagai berikut.
Sebagai ilustrasi dari contoh kita di atas, rumusan masalah dapat disusun seperti berikut:
Rumusan masalah ini apabila dinyatakan dalam format tujuan maka kurang lebih akan
berbunyi seperti berikut:
Tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai tujuan umum dan tujuan khusus jika
diinginkan. Tujuan umum merupakan tujuan akhir/luas dari penelelitian Anda. Misalnya,
berdasarkan contoh kita terdahulu:
• Penelitian ini ditujukan untuk menginvestigasi apakah kebijakan sekolah dari rumah
mempengaruhi hasil belajar siswa
• Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara kebijakan
sekolah dari rumah dengan hasil belajar siswa
• Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi ada tidaknya keterkaitan antara
kebijakan sekolah dari rumah dengan hasil belajar siswa
Tujuan khusus sudah lebih konkrit dan menunjukkan cara Anda akan menjawab
permasalahan yang telah diidentifikasi. Misalnya:
• Tujuan penelitian ini akan membandingkan dengan analisis statistik hasil belajar siswa
pada saat sebelum diberlakukan kebijakan sekolah dari rumah dan setelah diberlakukan
kebijakan sekolah dari rumah.
• Penelitian ini akan mengidentifikasi secara kualitatif hubungan antara kebijakan
sekolah dari rumah dengan hasil belajar siswa
• Penelitian ini akan meneliti apakah kebijakan sekolah dari rumah berkorelasi dengan
hasil belajar siswa secara statistik
Permasalahan suatu penelitian dapat sangat bervariasi dari yang sangat sederhana hingga
yang sangat kompleks, tergantung dari variable-variabel yang akan diukur serta keterkaitan
antar-variabel yang diukur. Oleh karena itu, Ketika Anda akan merumuskan masalah atau
tujuan penelitian, Anda harus memahami ruang lingkup dari permasalahan yang ingin Anda
teliti, variable-variabel yang terkait dengan masalah penelitian Anda, berbagai kemungkinan
korelasi diantara variable-variabel tersebut, dan yang terpenting variabel mana yang menurut
Anda yang paling penting dalam isu permasalahan yang akan diteliti. Pemahaman itu akan
membantu Anda merumukan masalah dan tujuan penelitian Anda dengan tepat. Sebgai catatan,
Anda dapat memiliki lebih dari satu tujuan penelitian berdasarkan satu masalah penelitian yang
telah ditetapkan. Demikian pula, dari satu tujuan umum Anda juga dapat merumuskan lebih
dari satu tujuan khusus.
Latar belakang masalah harus disusun secara runtun dan cermat, sehingga pembaca akan
dapat mengikuti alur berpikir Anda dan dapat merasakah tingkat kepentingan akan topik dan
permasalah penelitian yang akan dilakukan. Dalam menyusun latar belakang masalah ini,
batasi konteks yang diuraian pada situasi dan kondisi yang secara langsung berhubungan
dengan topik penelitian Anda. Banyak proposal yang menuliskan latar belakangnya terlalu luas
sehingga tidak fokus dan membuat pembaca kesulitan menangkap inti yang ingin disampaikan.
Kemudian, dalam mengemukakan fakta, gejala, dan fenomena yang membuat Anda ingin
melakukan penelitian perlu didukung dengan data, teori yang ada, ataupun hasil-hasil
penelitian sebelumnya (jika ada) yang relevan dan secukupnya. Uraian teori dan hasil
penelitian terdahulu yang digunakan untuk mendukung tingkat kepentingan topik ini harus
singkat dan tidak serinci pada Kajian Pustaka. Literatur yang sama nantinya tentu akan Anda
uraikan lagi dalam bagian Kajian Pustaka.
Dengan kata lain, latar belakang dan rumusan masalah atau tujuan penelitian agar efektif
harus:
Sebagai ilustrasi, mari kita berlatih dengan menguraikan konteks dan signifikansi dari
permasalah penelitian yang kita contohkan di atas. Coba bandingkan contoh sederhana dan
singkat berikut untuk melihat perbedaan cara penyusunan latar belakang masalah dan tujuan
penelitian.
Contoh A Contoh B
Catatan: kalimat yang ditulis tebal adalah rumusan masalah, tujuan penelitian umum dan
tujuan penelitian khusus yang diambil dari contoh sebelumnya.
Menurut Anda, apakah uraian latar belakan masalah dan tujuan penelitian A atau B yang
lebih baik dan efektif? Mari kita bandingkan.
Uraian A:
Latar Belakang menguraikan tentang tujuan pendidikan, budaya lisan bangsa Indonesia, sistem
pembelajaran konvensional, belajar pasif dan belajar aktif, sistem PJJ, kebijakan pjj pada saat
pandemi, dan keluhan proses dan hasil pembelajaran tidak optimal.
Perhatikan bahwa di sini penulis menguraikan aspek-aspek yang tidak terkait langsung
dengan permasalahan yang ingin diteliti (seperti tentang budaya lisan, belajar aktif dan pasif),
yaitu keluhan proses dan hasil pembelajaran tidak optimal. Uraian tidak fokus pada konteks
isu sekolah dari rumah pada masa pandemic.
Uraian B:
Latar Belakang menguraikan situasi pandemi saat ini, penutupan sekolah dan kebijakan
PJJ/belajar dari rumah, sistem PJJ, implementasi PJJ tanpa persiapan, keluhan proses dan hasil
pembelajaran tidak optimal.
Uraian langsung menjelaskan situasi pandemic yang melatarbelakangi kebijakan belajar dari
rumah secara PJJ, sistem PJJ, implementasi kebijakan, dan keluhan proses dan hasil
pembelajaran tidak optimal. Uraian berfokus pada satu (1) isu saja yaitu sekolah dari rumah
pada masa pandemic.
Nah, dengan contoh sederhana di atas, mudah-mudahan Anda dapat memahami bagaimana
caranya menyusun uraian latar belakang dan merumuskan masalah serta tujuan penelitian Anda
dengan baik.
Judul penelitian merupakan bagian pertama yang akan dibaca oleh pembimbing Anda dan
pengguna hasil penelitian Anda. Judul penelitian yang efektif adalah yang dapat menunjukkan
substansi penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, judul penelitian ini harus dirumuskan
berdasarkan masalah penelitian yang telah ditetapkan. Secara umum, karakteristik judul yang
baik dan efektif adalah sebagai berikut.
• Menggambarkan secara akurat subjek dan ruang lingkup penelitian.
• Tidak menggunakan singkatan.
• Menggunakan kosa kata yang memberikan impresi positif dan menimbulkan rasa ingin
tahu pembaca.
• Menggunakan nomenklatur yang lazim digunakan dalam bidang yang diteliti.
• Menunjukkan variabel kunci yang diteliti.
• Singkat (10-15 kata).
• Dirumuskan dengan format kalimat pernyataan.
• Sesuai ejaan yang baku.
Jika diperlukan, Anda dapat memberi sub-judul pada penelitian Anda. Pemberian sub-judul
lazim dilakukan untuk memberikan keterangan yang lebih spesifik pada penelitian Anda,
misalnya keterangan tentang konteks, keterangan untuk menunjukkan pendekatan dan atau
metode penelitian yang digunakan, dan sebagainya.
Dari contoh kita di atas, dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian, maka judul penelitian diantaranya dapat dirumuskan sebagai berikut.
• Dampak Kebijakan Sekolah dari Rumah Selama Pandemi Covid-19 Terhadap Hasil
Belajar Siswa Sekolah Dasar
• Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Masa Belajar dari Rumah dan
Belajar di Sekolah
• Efektivitas Belajar Dari Rumah Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar
• Dan sebagainya.
Jika ingin diberi sub-judul maka misalnya dapat dirumuskan sebagai berikut.
• Dampak Kebijakan Sekolah dari Rumah Selama Pandemi Covid-19 Terhadap Hasil
Belajar Siswa Sekolah Dasar: Studi Kasus pada Hasil Belajar Kelas 6 SD di Kabupaten
Lebak.
• Dampak Kebijakan Sekolah dari Rumah Selama Pandemi Covid-19 Terhadap Hasil
Belajar Siswa Sekolah Dasar: Studi Komparatif Hasil Belajar Mata Pelajaran
Mataematika Siswa Kelas 6 SD.
• Dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Cryer, Pat. (2006). The research student's guide to success. Berkshire, England: Open
University Press.
Gall, Gall, and Borg. (2007). Educational research: An introduction, 8th Edition. New York:
Pearson
University of Southern California (USC) Libraries. (2020). Research guide. URL:
https://libguides.usc.edu/writingguide/