Unsur Lapkeu:
1. income statement
2. statement of owner's equity
3. statement of financial position
4. statement of cashflow
5. Notes to financial statements (catatan atas LK)
Contoh 2:
Product Costing system
Jasa Dagang Manufaktur
a. Job order costing
1) bahan baku (RM) - ü ü
2) labor cost (direct labor ato DL) ü ü ü
3) factory overhead (FOH ü ü ü
Contoh 3:
Jasa konsultan pajak/desain arsitektural mrpk contoh dari Job Order Costing dgn komponen biaya
yg terdiri dari:
a. upah konsultan seringkali penentuan DL utk jasa mengacu pada standard rate yg
dapat berupa:
1) manhour rate
2) manday rate
3) manmonth rate
b. biaya overhead 1) listrik
2) sewa gedung
3) lain-lain
Contoh 4:
Di dalam kegiatan belajar mengajar di PT, tujuan kognitif pembelajaran menurut Benjamin Bloom
terdiri dari 6 tingkatan dari rendah ke tinggi sbb.:
C1 Remembering
C2 Understanding SMP & SMA
C3 Applying D1
C4 Analyzing S1
C5 Evaluating S2
C6 Creating S3
Contoh 5:
Kementerian tenaga kerja punya standar jam kerja dgn rincian sbb.:
a. working hour 8 hours / day
b. working day 5 days / week atau 40 hours / week
c. working month 172 hours / month
Contoh 6:
Berdasarkan informasi pada Contoh 5, dimisalkan ada penugasan desain interior yg melibatkan
beberapa tenaga ahli sbb.:
Tingkatan jabatan Rp juta/bulan Waktu keterlibatan (jam) Total (Rp jt)
a. partner 50,000 4 1,163 3,488
b. manajer 30,000 16 2,791 8,372
c. supervisor 15,000 40 3,488 10,465
d. senior 10,000 56 3,256 9,767
e. junior 5,000 56 1,628 4,884
total direct labor 12,326 36,977
Indirect costs:
a. listrik
b. sewa kantor
c. service charge
d. supporting staff remuneration
sub total indirect cost 12,326
Total cost 24,651
Marjin laba 12,326
Total proposed fee 36,977
Contoh 1:
Di dalam kegiatan belajar mengajar di PT, tujuan kognitif pembelajaran menurut
Benjamin Bloom terdiri dari 6 tingkatan dari rendah ke tinggi sbb.:
C1 Remembering
C2 Understanding SMP & SMA
C3 Applying D1
C4 Analyzing S1
C5 Evaluating S2
C6 Creating S3
Contoh 2
PT BUMN menunjuk CV Rekanan utk menggandakan buku agenda dgn nilai kontrak
Rp 100 jt.
a. apakah transaksi di atas mrpk transaksi jasa ato barang?
b. bagaimana aspek pajaknya?
Contoh 3:
Unsur laporan keuangan:
1. income statement
2. statement of owner's equity (lap posisi keuangan)
3. statement of financial position
4. cash flow statement
5. notes to financial statement (catatan atas Lapkeu)
Contoh 4:
Jenis usaha
Product Costing system Jasa Dagang Manufaktur
1. job order costing
a. direct cost
1) raw material - ü ü
2) labor cost ü ü ü
3) overhead cost ü ü ü
b. indirect cost
1) biaya sewa
2) biaya listrik
Cost allocation
3) biaya asuransi
4) PBB
Contoh 5:
Penentuan biaya (job order costing) di KKP (Kantor konsultan Pajak) berdasarkan
penugasan klien. Misalnya, KKP ABC diminta utk memberikan asistensi pemeriksaan
utk PT Klien. Bagaimana cara menyusun biaya profesionalnya?
Jawab:
Projek: Asistensi pemeriksaan PT Klien
Struktur biaya
a. Raw material -
b. direct labor 172 jam kerja (working hour) sebulan
= manhour
= manday
= manmonth
c. overhead (cost allocation)
Di dalam setiap penugasan, ada satu tim yg terlibat dan misalnya terdiri dari:
Posisi konsultan working hour Salary/month (Rp rb) Total Rp
a. partner 16 50,000 4,651
b. manajer 40 25,000 5,814
c. supervisor 80 15,000 6,977
d. senior 160 10,000 9,302
e. junior 160 6,000 5,581
Direct labor 32,326 1/3
OH cost 32,326 1/3
Margin 32,326 1/3
96,977
Keterangan:
Perhitungan struktur biaya di atas menggunakan pendekatan sbb.:
a. DL mengacu pada penghasilan pegawai aktual sebulan
b. OH mengacu pada alokasi biaya (%) berdasarkan proporsi yg ada di LK
c. Marjin laba mengacu pada expected margin yg dikehendaki KKP
d. Actual working hour dilaporkan oleh masing-masing konsultan berdasarkan
timesheet report yg dibuat secara periodik utk penyusunan realisasi job order cost
e. Jika digunakan persentase di atas, scr otomatis proposed fee bisa dihitung dr
actual direct labor x 3 utk mendapatkan proposed fee.
Contoh 6:
Jasa fotokopi merupakan contoh dari job order costing dgn struktur biaya terdiri dr:
a. RM kertas
tinta
b. DL gaji operator mesin FC
c. OH biaya listrik
biaya sewa ruko
biaya sewa mesin
Contoh 1:
Unsur laporan keuangan: prioritas
1. Laporan laba rugi = income statement 2
2. Laporan perubahan ekuitas = statement of owner's equity
3. neraca / laporan posisi keu = statement of financial position 1
4. laporan arus kas = statement of cash flow
5. catatan atas Lapkeu = notes to financial statements
Contoh 2
PT BUMN menunjuk CV Rekanan utk menggandakan buku agenda dgn nilai kontrak
Rp 100 jt.
a. apakah transaksi di atas mrpk transaksi jasa ato barang?
b. bagaimana aspek pajaknya?
Contoh 3
Jenis usaha
Product Costing system Jasa Dagang Manufaktur
1. job order costing
a. direct cost
1) raw material - ü ü
2) labor cost ü ü ü
3) overhead cost ü ü ü
b. indirect cost
1) biaya sewa
2) biaya listrik
Cost allocation
3) biaya asuransi
4) PBB
Contoh 4:
Penentuan biaya (job order costing) di KKP (Kantor konsultan Pajak) berdasarkan
penugasan klien. Misalnya, KKP ABC diminta utk memberikan asistensi pemeriksaan
utk PT Klien. Bagaimana cara menyusun biaya profesionalnya?
Jawab:
Unsur biaya jasa konsultan
1. RM -
2. Direct Labor
Posisi: Remunerasi Jam Terpakai Total
/bln (Rp 000) (jam) (Rp 000)
a. partner 100,000 16 9,302
b. manajer 50,000 80 23,256
c. supervisor 30,000 120 20,930
d. senior 15,000 200 17,442
e. junior 8,000 200 9,302
80,233
Keterangan:
Di dalam perhitungan job order costing utk jasa asistensi pajak, diperlukan estimasi jam terpakai
utk dapat menentukan besaran biayanya. Ketika realisasi, jumlah jam terpakai juga dapat
ditentukan berdasarkan timesheet report yg dibuat oleh setiap konsultan
3. Overhead
a. biaya listrik
b. sewa kantor cost allocation (sama dengan DL 80,233
c. penyusutan kendr
4. Margin 80,233
5. Total selling price 240,698
Contoh 1:
Penentuan costing system dilatarbelakangi oleh transaksi antara penjual (barang/jasa) dan pembelinya.
Transaksi antara penjual dan pembeli didasari oleh sebuah kesepakatan yg menjadi bagian dari
hukum perdata (private law). Aspek pajak (khususnya PPh & PPN) akan menempel pada transaksi shg
kesepakatan berubah, isu pajaknya juga berubah. Ketentuan pajak sendiri mrpk bagian dari hukum
publik (public law).
Contoh 1A:
PT BUMN menunjuk CV Rekanan utk menggandakan buku agenda 2023 senilai Rp 100 juta.
Pertanyaan:
a. apakah transaksi di atas mrpk transaksi barang atau jasa?
b. bagaimana isu pajak atas transaksi di atas?
Jawab:
Krn transaksi bisnis mengacu ke kesepakatan para pihak (PT BUMN dan CV Rekanan), transaksi di
atas dapat dianggap sbg (a) transaksi barang berupa penjualan buku atau (b) transaksi jasa berupa
jasa percetakan.
Dari sisi PPh, pembelian barang oleh PT BUMN akan menjadi objek pemungutan PPh 22 (1,5%), sedang-
kan utk pembelian jasa oleh PT BUMN akan menjadi objek pemotongan PPh 23 (2%).
Di dalam hukum perdata, dikenal istilah "freedom of contract" sebagai asas kebebasan berkontrak
di antara para pihak. Namun demikian, kebebasan tsb dibatasi oleh larangan utk melanggar aturan
di hukum publik.
Berdasarkan kesepakatan, jika transaksi di atas berupa jasa, CV Rekanan akan mencatat pendapatan
jasa dan biaya-biaya yg terkait juga menyesuaikan sesuai prinsip "matching cost against revenue". Hal
yg sama juga terjadi jika CV Rekanan mencatat transaksi di atas sbg penjualan barang.
Contoh 2:
Contoh utk transaksi mobil ambulans yg berasal dari mobil Toyota Hi-ACE, PT dealer selaku penjual
dpt bersepakat dgn misalnya PT RS selaku pembeli:
a. PT Dealer akan menambahkan biaya2 utk mengubah mobil Hi-ACE tsb menjadi ambulans dgn
cara menunjuk PT Karoseri selaku vendor shg PT Dealer tetap menjual mobilnya ke PT RS dg job
order costing. Transaksi PT Dealer dan PT Karoseri mrpk transaksi jasa meskipun di dalamnya ada
komponen barangnya
b. PT Dealer lgs menjual mobil Hi-ACE apa adanya ke PT RS. Selanjutnya, PT RS akan meminta PT
Karoseri utk memodifikasi mobil yg baru dibeli tsb menjadi ambulans sesuai spesifikasi dari PT RS
Contoh 3:
Struktur biaya di PT Dealer utk model transaksi a di Contoh 2 adalah:
Rp ribuan
a. Raw material hrg mobil 400,000
b. Direct labor tidak ada 0
c. Overhead biaya karoseri (PT Karoseri) 100,000
biaya listrik di showroom (bisa juga berbentuk cost allocation) 5,000
biaya sewa ruangan utk showroom 3,000
biaya gaji pegawai di showroom (Account Executive, OB, salespe 4,500
Total 512,500
Keterangan:
Penentuan apakah suatu biaya dimasukkan ke dlm bagian RM, DL, overhead di HPP atau opex
tergantung pada kebijakan akuntansi yg dipilih perusahaan. Dsr pertimbangan utamanya adalah teori
decision-usefulness yg menyatakan bhw informasi LK hrs bermanfaat (useful) bagi users utk mengambil
keputusan ekonomi (economic decision).
Direct labor menjadi bagian dari HPP krn berkaitan lgs (dapat diatribusikan scr lgs) ke unit produksi di
perusahaan. Raw material berupa harga mobil juga menjadi bagian dari direct cost di PT Dealer.
Contoh 4:
PT Dealer PT Karoseri
a. RM Harga beli mobil dr pabrikan Hrg peralatan medis tambahan utk ambulans
(ranjang, sirine, alat pacu jantung, tabung oksigen)
b. DL tidak ada Mekanik yg memodifikasi mobil
c. OH biaya listrik di showroom biaya las
biaya sewa ruangan biaya listrik
biaya gaji pegawai biaya penyusutan pabrik karoseri
biaya penyusutan mesin produksi
Keterangan:
Perbandingan struktur biaya di atas berasal dari transaksi PT RS yg membeli langsung mobil dari PT
Dealer, lalu meminta PT Karoseri utk memodifikasi mobil tsb menjadi ambulans.
Contoh 5:
Ketika PT RS menggunakan mobil ambulans tsb sbg bagian dari operasional RS, bagaimana penentuan
biaya (costing system) di PT RS?
Jawab:
Sesuai dgn matching cost against principle di dalam akuntansi, struktur biaya di entitas bisnis (contoh
PT RS) akan menyesuaikan dgn pembagian pendapatan yg ditetapkan di dalam kebijakan akuntansi.
Scr umum, PT RS membagi pendapatannya menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. pendapatan rajal (rawat jalan) = outpatient
b. pendapatan ranap (rawan inap) = inpatient
c. pendapatan penunjang = supporting
1) penjualan obat di instalasi farmasi
2) pendapatan sewa/bagi hasil kantin
3) pendapatan operasional ambulans
4) pendapatan pemulasaran jenazah
5) pendapatan radiologi
6) pendapatan laboratorium
7) pendapatan IGD
Secara umum, operasional mobil ambulans masuk ke dalam pendapatan penunjang shg ada subklasi-
fikasi pendapatan dari penunjang berupa pendapatan mobil ambulans.
Rp ribuan
a. Pendapatan operasional ambulans 600,000
b. Biaya
1) RM tidak ada 0
2) DL supir 30,000
tenaga medis di mobil ambulans 50,000
3) OH biaya pengisian ulang tabung oksigen 5,000
biaya BBM 4,000
biaya suku cadang 16,000
biaya perawatan dan pemeliharaan 120,000
biaya penyusutan mobil ambulans 40,000
biaya penyusutan alkes (alat kesehatan) 20,000
biaya PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) 10,000
4) total biaya 295,000
c. total laba 305,000
Contoh 6:
Untuk contoh proyek konstruksi apartemen (high rise) dgn model transaksi strata title, bukan rental,
penentuan costing system-nya tergantung pada kesepakatan para pihak yg terlibat di dalam transaksi.
a. Saat pembangunan 1) PT Developer bertransaksi dg PT Kontraktor
2) PT Kontraktor sbg main contractor bertransaksi dgn PT Subcon
3) PT Developer bertransaksi dgn calon pembeli
b. Saat proyek selesai Ketiga transaksi di atas masuk ke fase pelunasan shg ada serah
terima (transfer of title atau transfer of control)
Penentuan job order costing system utk transaksi apartemen mengacu pada sisi penjualnya. Utk
transaksi PT Developer dan PT Kontraktor, struktur biaya di PT Kontraktor biasanya terdiri dari
a. Engineering (E) - RM tidak ada
- DL biaya jasa arsitek dan sipil
- OH biaya listrik
biaya penyusutan software arsitek
Untuk transaksi PT Kontraktor dgn PT Subkontraktor (misalnya penyedia outsourcing OB, satpam,
tukang taman), struktur biaya di PT Subkontraktor terdiri dari:
a. RM persediaan habis pakai (cairan pembersih, peralatan kebersihan)
b. DL upah OB, satpam, tukang taman
c. OH biaya transportasi
biaya penyusutan peralatan
Untuk transaksi PT Developer dgn pembeli unit apartemen, struktur biayanya terdiri dari
a. RM harga unit apartemen
b. DL tidak ada
c. OH biaya gaji sales & marketing
biaya sewa galeri
biaya listrik
biaya penyusutan
biaya AJB (akta jual beli) (notaris, biaya PPh final)
biaya promosi
Contoh 7:
Job order costing juga diterapkan di perush manufaktur. Contohnya adalah pabrik pembuatan pesawat.
Pembuatan pesawat ini melibatkan banyak perusahaan yg terspesialisasi sesuai dgn bagian pesawat
yg dibuatnya. Sebagian perusahaan merupakan afiliasi shg muncul istilah di pajak internasional sbg
"isu transfer pricing" atau penetapan harga transfer. Isu transfer pricing seringkali berkaitan dgn
cost accounting yg ada di setiap unit produksi di satu perusahaan. Di dalam perkembangannya, isu
transfer pricing menjadi isu global berkaitan dgn PPh di konteks pajak internasional.
Contoh 8:
Sebelum berkembang ICT, proses bisnis pembuatan pesawat dilakukan oleh satu perusahaan besar,
misalnya Boeing, yg memiliki banyak SBU (Strategic Business Unit) dan menjadi bagian integral dari
Boeing sbg satu entitas bisnis.
Perkembangan ICT menyebabkan perusahaan besar memiliki kegiatan bisnis di LN sbg sebuah entitas
anak (subsidiary) shg tercipta MNC (Multinational Company) atau MNE (Multinational Enterprises).
Sbg konsekuensinya, unit bisnis yg ada di satu perush menjadi entitas anak baru yg terspesialisasi.
Transaksi antara anggota grup di atas menjelma menjadi sebuah transaksi afiliasi dan sering dikenal
dgn istilah multinational transfer pricing.
Isu transfer pricing yg tadinnya di Cost Accounting berkaitan dgn biaya-biaya di unit usaha dlm satu
perusahaan berkembang menjadi isu pajak internasional krn spin-off (pemekaran usaha) dari unit
bisnis menjadi satu entitas anak.
OBE = Outcome-based Education = CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan)
Contoh 1:
Struktur biaya utk penjualan mobil oleh PT Dealer ke PT RS dgn modifikasi
mobil minibus Toyota Hi-ACE menjadi ambulans:
Rp ribu
a. RM harga beli mobil 500,000
b. DL biaya upah langsung 0
c. OH biaya modifikasi ke PT Karoseri 100,000
biaya sewa showroom *) 1,333
biaya listrik showroom *) 800
biaya PKB & BBN 20,000
biaya sales & marketing *) 1,200
d. total biaya mobil ambulans per unit 623,333
*) Biaya-biaya ini tidak dapat langsung diatribusikan ke setiap unit mobil shg
diperlukan metode alokasi biaya sesuai dgn kebijakan akuntansi di PT Dealer
Mobil tsb. Salah satu caranya adalah bahwa jumlah biaya tersebut selama
sebulan dibagi dgn semua unit mobil terjual (utk semua merek) shg setiap
unit mobil mendapatkan allocated costs scr proporsional. Dimisalkan di
satu bulan terjual 15 unit mobil (termasuk 5 unit ambulans)
Rp / bulan Rp / unit
biaya sewa showroom 20,000 1,333
biaya listrik showroom 12,000 800
biaya sales & marketing 18,000 1,200
Contoh 1A:
PT BUMN menunjuk CV Rekanan utk menggandakan buku agenda dgn nilai
kontrak Rp 100jt.
Pertanyaan:
a. apakah transaksi di atas mrpk transaksi barang atau jasa?
b. bagaimana perlakuan pajak atas transaksi di atas?
Jawab:
a. Transaksi di atas dapat berupa transaksi barang atau jasa tergantung dari
kesepakatan yg dibuat para pihak.
1) Transaksi barang (isu PPh tanpa PPN)
a) jurnal di PT BUMN
Db. Biaya ATK / office supplies 100,000
Kr. Utang usaha 98,500
Kr. Utang PPH 22 (1,5%) 1,500
b) jurnal di CV Rekanan
Db. Piutang usaha 98,500
Db. Uang Muka PPh 22 (1,5%) 1,500
Kr. Penjualan ATK 100,000
Contoh 2:
Selain Contoh 1, transaksi juga dapat terjadi di antara PT Dealer Mobil dgn PT RS
utk jual beli mobil (sesuai spesifikasi yg ada di dealer). Selanjutnya, PT RS akan
meminta PT Karoseri memodifikasi mobil Hi-ACE menjadi ambulans sesuai spesi-
fikasi dr PT RS. Struktur biaya di PT Dealer Mobil dan PT Karoseri
b. PT Karoseri (service)
CPM RPM
1) RM biaya cat & asesoris mobil ambulans
biaya peralatan kesehatan
biaya ranjang
biaya tabung oksigen
2) DL biaya upah mekanik modifikasi 90,909 90,000
3) OH biaya listrik (allocated cost)
biaya penyusutan pabrik
biaya PBB
biaya pemeliharan pabrik
biaya penyusutan mesin
4) total biaya 90,909 90,000
Keterangan:
Dari Contoh 1, biaya karoseri di PT Dealer Mobil sebesar Rp 100 juta. Scr biaya
tsb sdh mencakup biaya dan marjin laba di PT Karoseri. Jika dimisalkan laba PT
Karoseri sebesar 10%, perhitungan biaya modifikasi karoseri menjadi sbb:
a. jika 10% dihitung dari total biaya (Cost Plus Method atau CPM)
1) harga jual dari PT Karoseri ke PT DM 100,000
2) total biaya karoseri [100 jt / 110%] 90,909
3) laba 10% dr total biaya [10% x #2] 9,091
b. jika 10% dihitung dari harga jual (Resale Price Method atau RPM)
1) harga jual dari PT Karoseri ke PT DM 100,000
2) total biaya karoseri [90% x Rp 100jt] 90,000
3) laba 10% dr harga jual [10% x Rp 100jt] 10,000
Contoh 3:
Di dalam proyek apartemen (high rise), para pihak yg terlibat transaksi terdiri dari
posisi penjual posisi pembeli jenis transaksi
a. PT Developer individu calon penghuni unit apartemen
b. PT Bank individu calon penghuni pinjaman
c. PT Kontraktor PT Developer jasa konstruksi
Keterangan:
Secara umum, biaya di jasa perbankan dicatat di operating expense krn biaya-biaya
tsb tidak dapat dikaitkan (diatribusikan) scr lgs denga pendapatan pinjaman.
Tunjuan pembelajaran kognitif yg diinisiasi oleh Benjamin Bloom terdiri enam tingkatan dari yg
paling rendah ke paling tinggi.
6. Creating Mhs S3
5. Evaluating Mhs S2
4. analyzing Mhs S1
3. applying Mhs D1
2. understanding SMP - SMA
1. remembering s.d. SD
Contoh 1:
Di dalam transaksi penjualan mobil dr PT Dealer Mobil ("DM") ke PT Rumah Sakit ("RS"),
terjadi kesepakatan transaksi jual beli barang berupa 1 unit mobil Hi-Ace yg dimodifikasi menjadi
ambulans. PT DM dpt membuat/menyusun struktur biaya (cost structure) dgn rincian sbb.:
Rp ribu
a. RM harga beli mobil Hi-Ace 400,000
b. DL biaya upah langsung 0
c. OH biaya modifikasi/karoseri ke PT Karoseri 100,000
biaya sewa showroom *) 2,667
biaya listrik showroom *) 1,000
biaya sales & marketing *) 1,667
biaya outsource (OB, CS, Satpam) *) 2,000
d. total harga pokok 507,333
*) Secara umum, biaya-biaya ini tidak terkait lgs dgn biaya 1 unit mobil yg terjual, tapi berkaitan
dgn seluruh mobil yg terjual di satu showroom. Krn itu, total biaya-biaya tsb dialokasikan ke
jumlah unit mobil terjual dgn satu metode tertentu. Salah satunya adalah dgn metode alokasi
berdasarkan biaya bulanan / total unit mobil terjual di bulan itu. Jika ada 15 unit mobil terjual
dan rincian bulanan terangkum di bawah ini, perhitungan cost allocation menjadi sbb.:
Jenis biaya Rp ribu/bulan Rp 000/unit
1) biaya sewa showroom 40,000 2,667
2) biaya listrik showroom 15,000 1,000
3) biaya sales & marketing 25,000 1,667
4) biaya outsource (OB, CS, Satpam) 30,000 2,000
Contoh 2:
Dari Contoh 1, kesepakatan dpt terjadi bhw PT RS lgs membeli mobil sesuai spesifikasi yg ada
dari PT DM. Selanjutnya, PT RS meminta PT Karoseri utk memodifikasi mobil yg dibeli dari PT DM
menjadi ambulans. Berdasarkan Contoh 1, harga jual jasa karoseri dari PT Karoseri senilai Rp 100
juta. Bagaimana struktur biaya di PT Karoseri jika diketahui:
a. laba penjualannya sebesar 10% dr total biaya karoseri?
b. laba penjualannya sebesar 10% dr hrg jual jasa karoseri?
Jawab:
Rincian biaya karoseri CPM RPM
a. RM biaya asesoris mobil ambulans
b. DL biaya upah mekanik
c. OH biaya penyusutan bengkel 90,909 90,000
biaya penyusutan mesin
biaya pemeliharaan gedung/peralatan/mesin
d. total biaya 90,909 90,000
e. marjin laba 9,091 10,000
f. harga jual 100,000 100,000
Keterangan:
Sesuai informasi di Contoh 1, total tagihan PT Karoseri ke PT DM senilai Rp 100 juta yg
terdiri dari biaya dan marjin laba 10%. Perhitungan total biaya dan labanya adl sbb.:
Rp ribu
a. laba penjualannya sebesar 10% dr total biaya karoseri
1) harga jual jasa karoseri 100,000
2) biaya karoseri [100 jt x 1/110%] 90,909
3) marjin laba 9,091
=> di MK Pajak Internasional (topik metode transfer pricing), metode di atas dikenal dgn istilah
"Cost Plus Method" (CPM)
Contoh 3:
Di dlm transaksi penjualan apartemen high rise (lawannya landed house), ada beberapa pihak
(subjek hukum) yg bertransaksi:
Posisi penjual Posisi pembeli Objek transaksi
a. PT Developer individu orang pribadi unit apartemen
b. PT Kontraktor PT Developer jasa konstruksi
c. PT Bank individu orang pribadi jasa keuangan (bunga/nisbah)
Keterangan:
Di dalam transaksi penjualan apartemen, modal yg biasa digunakan adalah strata title shg unit
apartemen yg sdh selesai dibangun dialihkan kepemilikannya ke pembeli beserta tanahnya dgn
SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan), bukan SHM (Sertifikat Hak Milik) yg biasa ada di penjualan
landed house
Struktur biaya di PT Kontraktor dgn integrated project biasanya terbagi menjadi 3 kelompok
yg disebut EPC (Engineering, Procurement, Construction)
1. Engineering a. RM tidak ada
b. DL biaya jasa arsitek & sipil
c. OH biaya listrik
biaya amortisasi software
Utk traditional cost accounting, fungsi-fungsi di atas dijalankan oleh satu perusahaan yg melibat-
kan beberapa SBU (Strategic Business Unit) atau unit-unit (departemen) di perusahaan tsb.
Masing-masing unit akan menyusun struktur biaya yg biasanya disebut sbg "responsibility center"
(pusat pertanggungjawaban). Responsibility center tsb terbagi lagi menjadi:
a. cost center = hanya ada struktur biaya & tidak mencakup struktur pendapatan
b. profit center = ada struktur biaya dan struktur pendapatan
Contoh 2:
Di perush konstruksi, ada tiga fungsi utama, yaitu:
Fungsi Cost center Profit center
a. engineering X X
b. procurement X X
c. construction X X
Jika fungsi di atas hanya menjadi supporting dept dari fungsi lainnya, fungsi tsb mrpk cost center.
Jika fungsi di atas dapat menghasilkan pendapatan, fungsi tsb mrpk profit center
Contoh 3:
Transfer pricing pada awalnya mrpk penetapan harga berdasarkan sistem job order atau process
costing di satu unit bisnis di satu perusahaan. Penetapan harga di unit tsb dikirim ke unit lainnya
sesuai rantai produksi (supply chain) yg ada di perusahaan tsb shg pada akhirnya akan dihasilkan
produk jadi (finished goods) yg siap dijual.
Ketika fungsi-fungsi di Contoh 1 di-spinoff (dimekarkan) menjadi satu entitas bisnis tersendiri
(separate legal business entity), transfer pricing menjadi isu aktual krn proses penetapan
harga yg melibatkan bbrp perusahaan di satu kelompok usaha. Isu ini selanjutnya menjadi isu
pajak krn berkaitan dgn alokasi laba di antara anggota kelompok usaha lintas negara. Topik
transfer pricing dari sisi perpajakan biasanya menjadi bagian dari perpajakan internasional
Contoh 3A:
Mengapa fungsi-fungsi yg ada di satu perusahaan dipecah ke beberapa perusahaan berbeda,
bahkan perusahaan-perusahaan tsb berada di beda negara?
Jawab:
a. Rayna : krn blm ada spesialisasi shg biasanya mutu produknya blm sesuai ekspektasi. Selain
itu, harga akan lebih mahal dari harga dari perush yg sdh spesialisasi di
b. Fatih : biaya produksinya dapat lebih murah
c. Audrey :bahan baku hanya tersedia di negara tertentu
Organisasi bisnis manapun akan berusaha utk mengoptimalkan laba yg diperoleh dari
a. peningkatan pendapatan
b. efisiensi biaya
Contoh 3B:
Proses bisnis pembuatan boneka barbie
Keterangan:
Di dalam praktik, proses bisnis di atas dapat dilakukan oleh suatu unit internal di perush tsb atau
menggunakan vendor (pemasok), baik pemasok afiliasi atau non-afiliasi. Perush afiliasi berkaitan dgn
perush yg msh memiliki hubungan istimewa menurut Pasal 18 ayat (3) UU PPh. Kata kunci dari perush
afiliasi adalah ada kontrol (pengendalian) shg perush terafiliasi tsb dapat dipengaruhi oleh pihak yg
memiliki pengendalian. Contoh perush afiliasi adalah
a. perush (investee) yg minimal 25% sahamnya dimiliki oleh investor
b. dua perush yg memiliki dewan direksi / komisaris yg sama.
Contoh 3:
Produksi 1 boneka Barbie
Job Order Process
a. designing USD USD
RM bahan baku 0 0
DL gaji desainer 150 150
OH listrik (allocated cost) 10 10
penyusutan software (allocated cost) 12 12
Subtotal 172 172
Marjin laba (15%) 26 0
Pratama Indomitra:
Harga jual 198
Nilai produksi USD 172 di unit
Harga transfer Design ditransfer ke unit moulding 172
(transfer pricing) di satu perush
b. procurement
harga transfer dari unit sebelumnya *) 0 0
RM bahan baku 100,000 100,000
DL gaji staf gudang/pengadaan 60 60
OH listrik (allocated cost) 20 20
penyusutan gudang (allocated cost) 120 120
Subtotal 100,200 100,200
Marjin laba (15%) **) Pratama Indomitra: 15,030 0
Harga jual Biaya pembelian bahan baku 115,230
Harga transfer USD 100.200 ditransfer ke 100,200
unit moulding (transfer
pricing)
Pratama Indomitra:
Biaya pembelian bahan baku
USD 100.200 ditransfer ke
unit moulding (transfer
pricing)
*) Unit procurement tidak melibatkan biaya yg ditransfer dari unit sebelumnya, tapi lgs bertransaksi
dgn vendor-vendor perush. Kondisi seperti ini terjadi di dalam process costing. Sementara itu,
jika unit bisnis tsb menjalankan fungsi pengadaan, lalu menjualnya ke pihak eksternal sesuai
pesanan, unit tsb menggunakan job order costing.
**) Penentuan marjin dpt dilakukan berdasarkan 15 x harga jual di Job order atau 15% x biaya. Hasilnya
akan berbeda:
a. total biaya 100,200 100,200
b. marjin laba = 15% x biaya = 15% x 100.200 15,030 Cost plus
c. marjin laba = 15% x harga jual = 15% x (100.200/(100%-15%) 17,682 Resale price
d. harga jual 115,230 117,882
c. moulding
harga transfer dari unit sebelumnya
1) design 0 172
2) procurement 0 100,200
RM bahan baku 0 0
DL gaji operator mesin cetak 60 60
OH listrik (allocated cost) 14 14
penyusutan mesin (allocated cost) 15 15
Subtotal 89 100,461
Marjin laba (15%) 13 0
Harga jual 102
Harga transfer 100,461
a. Ditransfer ke Clothing 25,115
b. Ditransfer ke Nylon hair 35,161
c. Body materal 14,065
d1. Clothing
harga transfer dari unit sebelumnya (25%) 0 25,115
RM bahan baku 0 0
DL upah tukang jahit 120 120
OH listrik (allocated cost) 23 23
penyusutan gedung (allocated cost) 120 120
Subtotal 263 25,378
Marjin laba jika lgs dijual ke konsumen (15%) 39 0
Harga jual 302
Harga transfer 25,378
f. quality control
harga transfer dari unit sebelumnya 0 0
RM bahan baku 0 0
DL gaji staf pengawas mutu 60 60
OH listrik (allocated cost) 20 20
penyusutan gudang (allocated cost) 0 0
Subtotal 80 80
Marjin laba (15%) 12 0
Harga jual 92
Harga transfer 80
g. marketing
harga transfer dari unit sebelumnya 0 0
RM bahan baku 0 0
DL gaji staf marketing 60 60
OH listrik (allocated cost) 14 14
Subtotal 74 74
Marjin laba (15%) 11 0
Harga jual 85
Harga transfer 74
Keterangan:
Jika persediaan barang jadi dgn hrg jual USD 116.470 di atas belum terjual, perush akan mencatatnya
sebagai persediaan barang jadi (finished goods). Sementara itu, bahan baku yg blm dikirim ke proses
diakui sbg persediaan bahan baku (Raw material). Utk bahan yg sdg ada di proses produksi, tapi blm
dapat dikirim ke gudang barang jadi, perush akan mengakuinya sbg persediaan barang dlm proses
(Work in process atau WIP)
Contoh 1:
Basis pemajakan:
a. penghasilan (income-based taxation)
b. pengeluaran (expenditure-based taxation / consumption-based taxation)
Contoh 2:
Penghasilan = setiap tambahan kemampuan ekonomis
= konsumsi + tambahan harta
Contoh 3:
Warung Bakso Wonogiri
a. process costing 1) pengadaan (procurement) => daging, tepung, mi, sayuran,
minyak goreng, minyak sayur, dll
2) persiapan
3) pemasakan
4) pengiriman dari rumah ke warung
5) penjualan bakso sbg frozen food
b. job order sajian bakso disiapkan jika ada pembeli dgn sajian menu
bakso yg beragam sesuai pesanan pembeli
Contoh 4:
Setiap bahan baku (raw material) akan dirinci berdasarkan kelompok-kelompok tertentu. Setiap
kelompok tsb akan dibagi lagi menjadi subkelompok, lalu ke rincian nama barang serta kodenya.
Di kepabeanan, dikenal dgn buku tarif atau HS Code (Harmonized System Code). Rincian brg
hingga dapat dibedakan kode barangnya berkaitan dgn penetapan tarif BM di Ditjen Bea & Cukai
Contoh 5:
1 4
2
3 3
3 3
2 6
5 7
Quality testing dapat berada di masing-
masing tahapan, khususnya nylon hair,
8 clothing, & body material
5
Sesuai gambar boneka barbie di atas, proses produksi dari semua tahapan di atas dpt dilakukan
dgn satu dari dua pendekatan berikut:
a. job order Kedelapan fungsi di atas dijalankan oleh 8 perusahaan yg berbeda, baik
perusahaan yang saling terafiliasi (associated enterprise) atau perusahaan
independen. Perush terafiliasi itu di Pasal 18 disebut sebagai "pihak yg
memiliki hubungan istimewa (related party). Saat ini, transaksi seperti
gambar di atas seringkali dilakukan oleh perusahaan afiliasi agar penga-
wasan dan pengendaliannya lebih mudah krn ada di satu kendali (control).
b. process costing 1) dilaksanakan oleh satu perush dgn 8 fungsi yg berbeda seperti di gbr
atas shg seluruh proses ada di satu entitas bisnis. Ke-8 fungsi di atas
dapat berada di lokasi yg berbeda (beda cabang), tapi tetap satu entitas
2) dilaksanakan oleh banyak perush (misalnya 8 perush) yg berbeda, baik
masih di ada di satu grup usaha atau berdiri sendiri. Bahkan, lokasi
masing-masing perush tsb di beda wilayah atau beda negara.
Nylon hair
Moulds,
Design paint Body material Assembly Marketing
pigment
Clothing
Contoh 6:
Transfer pricing yg terjadi di process costing dgn melibatkan banyak perush utk satu fungsi pasti
memunculkan isu PPh dan PPN. Di sistem PPh penentuan harga transaksi (transfer pricing)
menggunakan ALP (Arm's Length Principle) atau Prinsip Kewajaran & Kelaziman Usaha (PKKU).
sesuai Pasal 18 ayat (3) UU PPh.
ALP ini menggunakan logika panjang lengan manusia normal yg terdiri dari lengan kiri dan kanan
dgn panjang sama. Dgn kata, panjang lengan kiri (transaksi afiliasi) hrs dibandingkan dgn panjang
lengan kanan (transaksi independen).
Untuk dapat menerapkan ALP, hrs dilakukan analisis kesebandingan (comparability analysis)
yg menggunakan 5 elemen kesebandingan:
a. jelaskan isi kontrak
b. jelaskan fungsi yg dijalankan, aset yg digunakan utk menjalankan fungsi tsb, dan risiko yg
mungkin muncul dari fungsi yg dijalankan dan/atau aset yg digunakan (analisis fungsional)
c. spesifikasi produk barang/jasa yg dihasilkan
d. lingkungan bisnis tempat perush beroperasi
e. strategi bisnis yg dipilih sesuai kondisi internal dan eksternal perush (lingk bisnis)
Ujung dari analisis kesebandingan adalah pencarian pembanding terpilih (selected comparables)
Transaksi bisnis
kesepakatan
(sebaiknya tertulis = kontrak)
Contoh 1:
4
4
1 3
5
4 3 5
3
6
6 7 7
8 8
Proses bisnis pembuatan boneka barbie di atas dapat terjadi melalui satu dari dua mekanisme berikut ini:
a. job order: Kedelapan fungsi di atas dilakukan oleh 8 perush berbeda, baik yg berada di dalam
satu kelompok usaha atau semuanya mrpk perush independen. Isu PPh muncul ketika
transaksi di atas terjadi di 8 perush yg masih dlm satu kelompok usaha. Isu tsb berkaitan
dgn penetapan laba antar perush afiliasi.
b. process costing Kedelapan fungsi di atas dilakukan oleh 1 perush yg sama, tapi unit bisnis yg berbeda
Contoh 2:
Tidak satupun perush yg melakukan job order betul-betul terpisah dari process costing. Misalnya, meskipun
satu perush di Indonesia (PT Matel) mendapat order utk assembly boneka, process costing juga terjadi mulai
dari pengadaan barang.
Contoh 3:
Bagaimana hubungan antara pajak, akuntansi biaya, dan akuntansi keuangan?
Jawab:
Net wealth (saving)
Income money Tax subject
(dpt diukur dg (OP & Bdn) Consumption
mata uang
sesuai ilmu
akuntansi) Cost Accounting /
PPh
PPN Managerial
Accounting
Penghasilan = tambahan kemampuan ekonomis = konsumsi + tambahan harta
Financial Accounting
Contoh 4:
Aspek PPh & PPN Setiap isu PPh dan PPN akan menempel ke transaksi bisnis yg
dilandasi oleh kesepatan para pihak. Scr perdata, kesepakatan
Transaksi bisnis tsb mengacu ke asas konsensualime
kesepakatan
(sebaiknya tertulis = kontrak)
Contoh 5:
Jika process costing dilakukan di dalam satu perush dgn berbagai fungsi seperti contoh kasus boneka barbie,
tidak ada isu pajak (PPh dan PPN). Akan tetapi, jika fungsi-fungsi tsb berada di SBU (strategic business unit) yg
di-spinoff (dimekarkan), isu pajak tentang transfer pricing akan muncul. Harga transfer di cost accounting
tdk memunculkan isu marjin laba krn transfer pricing-nya terjadi di satu perush. Marjin laba ini akan menjadi
pokok persoalan di UU PPh dan UU PPN jika transfer pricing-nya melibatkan banya entitas di dalam satu grup
usaha.
uncul ketika
tsb berkaitan
a, meskipun
terjadi mulai
neka barbie,
iness unit) yg
kan menjadi
am satu grup
Contoh 1:
PT Trading membeli barang dagangan (semen 1000 zak @Rp 60.000) utk persediaan scr tunai:
a. metode perpetual
Db. Persediaan - semen (aset) 60,000,000
Kr. Kas/Bank 60,000,000
b. metode periodik
Db. Biaya pembelian - semen (HPP) 60,000,000
Kr. Kas/Bank 60,000,000
Contoh 2:
PT Trading membeli barang dagangan (semen 1000 zak @Rp 60.000) utk persediaan scr kredit:
a. metode perpetual
Db. Persediaan - semen (aset) 60,000,000
Kr. Utang usaha 60,000,000
b. metode periodik
Db. Biaya pembelian - semen (HPP) 60,000,000
Kr. Utang usaha 60,000,000
Contoh 3:
PT Manufaktur membeli semen 100.000 zak @Rp 50.000 utk pembuatan spun pile (pasak bumi)
a. metode perpetual
Db. Persediaan - RM - semen 5,000,000,000
Kr. Utang usaha 5,000,000,000
b. metode periodik
Db. Biaya pembelian - semen (HPP) 5,000,000,000
Kr. Utang usaha 5,000,000,000
Contoh 4:
PT Manufaktur menggunakan bahan baku semen sebanyak 60.000 zak utk pembuatan spun pile (perpetual)
Db. Persediaan - WIP 3,000,000,000
Kr. Persediaan - RM Semen 3,000,000,000
Contoh 5:
PT Manufaktur membeli besi 100.000 m @Rp 30.000 utk pembuatan spun pile (pasak bumi)
a. metode perpetual
Db. Persediaan - RM besi (aset) 3,000,000,000
Kr. Utang usaha 3,000,000,000
b. metode periodik
Db. Biaya pembelian - besi (HPP) 3,000,000,000
Kr. Utang usaha 3,000,000,000
Contoh 6:
PT Manufaktur menggunakan besi 60.000 m utk proses pembuatan spun pile (pasak bumi)
Db. Persediaan - WIP 1,800,000,000
Kr. Persediaan - RM besi 1,800,000,000
Contoh 7:
PT Manufaktur menggunakan tenaga kerja utk proses pembuatan spun pile (pasak bumi)
Db. Persediaan - WIP labor cost 2,000,000,000
Db. Kas/Bank 2,000,000,000
Contoh 8:
PT Manufaktur menggunakan bahan pembantu utk proses pembuatan spun pile (pasak bumi)
Db. Persediaan - WIP FOH 1,400,000,000
Db. Kas/Bank 1,400,000,000
Contoh 9:
PT Manufaktur menghasilkan 100 spun pile yg selanjutnya dikirim ke gudang
Total WIP Dikirim ke FG (100 unit)
a. bahan baku semen 3,000,000,000 600,000,000
b. bahan baku besi 1,800,000,000 360,000,000
c. upah langsung 2,000,000,000 400,000,000
d. FOH 1,400,000,000 280,000,000
8,200,000,000 1,640,000,000
Keterangan:
Berdasarkan standar rata-rata (rendemen), total biaya produksi Rp 8,2M di atas dapat menghasilkan
500 unit spun pile. Jika spun pile terjual sebanyak 80 unit. Jurnal akuntansinya adalah sbb.:
b. barang terjual 80 unit (Rp 1.640.000.000 / 100 unit x 80 unit) dgn marjin 20% dr HPP
Db. HPP 1,312,000,000
Kr. Persediaan - FG 1,312,000,000
c. barang terjual 80 unit (Rp 1.640.000.000 / 100 unit x 80 unit) dgn marjin 20% dr harga jual
Db. HPP 1,312,000,000
Kr. Persediaan - FG 1,312,000,000
Contoh 2:
Di dalam pembuatan spun pile (pasak bumi), dimisalkan bahan utamanya adalah semen dan besi baja
sbg rangka besi yang disusun sedemikian rupa shg spun pile tsb memiliki kekuatan.
Contoh 3:
Ukuran 1 kerudung pashmina:
panjang 1,5m
lebar 0,5m
1,5m
Berdasarkan 1 bal kain di atas dapat dihasilkan 100 unit produk kerudung pashmina jika tidak ada
defect (barang cacat). Pada kenyataannya, 1 bal kain (50m) misalnya dapat menghasilkan 90% produk
jadi shg ada toleransi 10%. Dgn demikian, 1 bal kain dapat dijadikan 90% x 100 unit kerudung = 90.
Angka 90 ini menjadi standar rata-rata (rendemen) yg sering digunakan sbg alat analisis oleh petugas
pajak. Scr logika jika dlm 1 periode akuntansi, ada 100 bal kain, kerudung yg dihasilkan berjumlah
Keterangan:
Jika digunakan rendemen 1 bal kain menghasilkan 90 kerudung sesuai asumsi di atas, 100 bal kain
akan menghasilkan 9.000 unit kerudung
Jawab:
1. Jurnal bahan baku kain
a. Saat pembelian
Db. Persediaan - RM kain 100,000,000
Kr. Utang usaha 100,000,000
3. Pembuatan
Unit (pcs) Rp/unit Total (Rp)
WIP - Bahan
a. Persediaan awal WIP 0 0 0
b. Dikirim dari gudang 330 75,758 25,000,000
c. Persediaan akhir RM 0 0 0
d. Dikirim ke FG 330 75,758 25,000,000 25,000,000
WIP - upah langsung 80,000,000
WIP - FOH (benang, kancing, resleting) 20,000,000
Total biaya produksi dikirim ke FG 175,000,000
4. Penjualan
Unit (pcs) Rp/unit Total (Rp)
a. Persediaan awal - FG 0 0 0 0
b. Penambahan dr unit Produksi 330 530,303 175,000,000 175,000,000
c. Tersedia utk dijual 330 530,303 175,000,000 175,000,000
d. Persediaan akhir FG 33 530,303 17,500,000 17,500,000
e. HPP 297 530,303 157,500,000 157,500,000
f. harga jual
1) plus marjin 20% x HPP 297 636,364 189,000,000
2) plus marjin 20% x hrg jual 297 662,879 196,875,000
Keterangan:
Diasumsikan bhw 1 potong celana jeans menggunakan kain dgn ukuran
a. lebar 1,5 m
b. panjang 1m
Dg demikian, 1 bal kain (50 m x 1m) dapat dihasilkan 50m / 1,5m = 33,33 potong atau 33 potong
50m
1m
5. Jurnal transaksi:
a. Jurnal proses produksi - desain
Db. Persediaan - WIP upah langsung - desain 50,000,000
Kr. Kas/Bank 50,000,000
Contoh 2:
Rincian proses produksi bulanan dr pembuatan sepatu dijelaskan sbb.:
1. Desain
a. RM 0
b. DL [5 orang x Rp 5.000.000/orang 25,000,000
c. OH 0
d. subtotal 25,000,000
2. Pengadaan
a. Sol
Unit (pcs) Rp/Unit Total (Rp)
1) persediaan awal - RM 0 0 0
2) Pembelian 100 50,000 5,000,000
3) Tersedia utk proses produksi 100 50,000 5,000,000
4) Persediaan akhir - RM 0 0 0
5) diproses ke unit produksi 100 50,000 5,000,000 5,000,000
b. Kulit
Unit (m2) Rp/Unit Total (Rp)
1) persediaan awal - RM 0 0 0
2) Pembelian 100 500,000 50,000,000
3) Tersedia utk proses produksi 100 500,000 50,000,000
4) Persediaan akhir - RM 0 0 0
5) diproses ke unit produksi 100 500,000 50,000,000 50,000,000
Keterangan:
Standar 1 unit sepatu menggunakan bahan kulit sebanyak 15cm x 40cm 0.06 m2
Jika dibeli 100 m2, akan dihasilkan maksimal …....... (100 m2 / 0,06 m2) 1,667
Defect 10% 167
Kulit siap diproses produksi menjadi sepatu 1,500
c. Benang
Unit (m) Rp/Unit Total (Rp)
1) persediaan awal - RM 0 0 0
2) Pembelian 220 100,000 22,000,000
3) Tersedia utk proses produksi 220 100,000 22,000,000
4) Persediaan akhir - RM 0 0 0
5) diproses ke unit produksi 220 100,000 22,000,000 22,000,000
d. Tali
Unit (m) Rp/Unit Total (Rp)
1) persediaan awal - RM 0 0 0
2) Pembelian 220 90,909 20,000,000
3) Tersedia utk proses produksi 220 90,909 20,000,000
4) Persediaan akhir - RM 0 0 0
5) diproses ke unit produksi 220 90,909 20,000,000 20,000,000
3. Pembuatan (Pencetakan)
Unit (pcs) Rp/Unit Total (Rp)
a. WIP - Sol
1) persediaan awal 0 0 0
2) Dikirim dari gudang RM 100 50,000 5,000,000
3) Siap utk diproses produksi 100 50,000 5,000,000
4) Persediaan akhir 0 0 0
5) Dikirim ke gudang FG 100 50,000 5,000,000 5,000,000
b. WIP - Kulit
1) persediaan awal 0 0 0
2) Dikirim dari gudang RM 1,500 33,333 50,000,000
3) Siap utk diproses produksi 1,500 33,333 50,000,000
4) Persediaan akhir 1,400 33,333 46,666,667
5) Dikirim ke gudang FG 100 33,333 3,333,333 3,333,333
c. WIP - Benang
1) persediaan awal 0 0 0
2) Dikirim dari gudang RM 220 100,000 22,000,000
3) Siap utk diproses produksi 220 100,000 22,000,000
4) Persediaan akhir 120 100,000 12,000,000
5) Dikirim ke gudang FG 100 100,000 10,000,000 10,000,000
d. WIP - Tali
1) persediaan awal 0 0 0
2) Dikirim dari gudang RM 220 90,909 20,000,000
3) Siap utk diproses produksi 220 90,909 20,000,000
4) Persediaan akhir 120 90,909 10,909,091
5) Dikirim ke gudang FG 100 90,909 9,090,909 9,090,909
4. Penjualan
a. Plus marjin 20% x HPP 50 1,966,182 98,309,091
b. plus marjin 20% x harga jual 50 2,048,106 102,405,303
5. jurnal transaksi
a. jurnal pengadaan barang
Db. Persediaan barang - RM sol sepatu 5,000,000
Db. Persediaan barang - RM kulit 50,000,000
Db. Persediaan barang - RM benang 22,000,000
Db. Persediaan barang - RM tali 20,000,000
Kr. Utang usaha/kas 97,000,000