Anda di halaman 1dari 2

HAKIKAT, URGENSI, HISTORIS, 

POLITIK  DAN SOSIOLOGIS   PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN

A.      Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah pembelajaran tentang ke-Indonesia-an,
untuk membentuk keperibadian, membangun berkarakter kebangsaan, berani bela negara, cinta
tanah air dan berwawasan nasional, sehingga menjadi warga negara yang baik dan pintar (smart
dan good citizen) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis.
B.      Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
Secara harfiah pendidikan kewaganegaraan adalah sebagai  program pembelajaran yang
mengingikan dan mempunyai expektasi dapat membentuk manusia Indonesia memiliki wawasan
kebangsaan, cinta tanah air dan menjadi warga negara yang baik.
C.      Historis, Sosiologis dan Politis
1. Historis Pendidikan Kewarganegaraan 
a. Zaman Kerajaan dan Penjajahan. 
a. Kerajaan Sriwijaya
b. Kerajaan Majapahit
c. Zaman Penjajahan
 
Terdapat beberapa macam perjuangan :
Perjuangan Fisik
Perjuangan Non Fisik
Sumpah Pemuda
Pada tanggal 28 Oktober 1928  diadakan Kongres Pemuda, yang hasilnya adalah
menyepakati  ikrar suci Seompah Pemoeda, yang berisi pengakuan adanya Bangsa, Tanah
Air dan Bahasa satu yaitu Bahasa Indonesia.
Perjuangan Bela Negara Zaman Penjajahan Jepang
Pada tanggal 8 Maret 1942 bangsa Jepang masuk ke Indonesia, Menerima
penyerahan Indonesia dari Belanda kepada Jepang di Kali Jati Jawa Tengah.
2. Politis Pendidikan Kewarganegaraan
 Kemerdekaan (Orde Lama)
 Masa Orde Baru
 Transisi dan Reformasi Presiden: Presiden BJ. Habibie (21 Mei 1998 - 20 Oktober
1999), Presiden K.H. Anduraham Wahid (20 Oktobber 1999 - 23 Juli 2001),
Presiden Megawati Soekarno Putri (23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004), Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (2004 - 2011), Presiden Joko Widodo (2011 - saat ini).
3. Sosiologis Pendidikan Kewarganegaraan
Secara sosilogis, bahwa keberadaan tatanan sosial kultural dalam pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan, secara nyata dapat mengajak mahasiswa dan pemuda untuk bela
negara dan cinta tanah air Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan, jika diajarkan dengan style implementatif, iquiry dan
problem solving terhadap siatuasi dan kondisi aktual yang berkembang di masyarakat, maka
tentu akan dapat membantu percepatan beradaptasi, namun tidak bertentangan dengan nilai,
norma dan peraturan perundangan yang ada. Ini penting mengingat informasi sosial kultural
yang hadir melalui media sosial, internet dan kontak sosial budaya tidak dapat dibendung
transformasinya.
a) Kemampuan Adaptasi
Spektrum proxy war sudah sangat meluas pengaruhnya, bukan hanya disasar
terhadap kalangan anak-anak, pelajar, mahasiswa dan pemuda tetap juga melanda orang
dewasa. Jika tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan doktrin bela negara yang
tinggi, maka bukan saja dapat menghancurkan diri yang bersangkutan, tetapi juga
mengancam integritas dan identitas bangsa. Penguatan istitusi sosial dengan cara
mentransformasikan pengetahuan pendidikan kewarganegaraan, agama dan pancasila
yang diaplikasikan dalam sikap dan tindakan, dimungkinkan dapat beradaptasi dengan
benar, cerdas, adaptif, kreatif, inovatif dan produktif namun tetap memiliki rasa cinta
tanah air dan semangat kebangsaan yang tebal.
b) Mengisi Pembangunan
Ikhwal lain yang penting, memebuat pembelajaran pendidikan kewarganegaran
menjadi urgen bagi bangsa Indonesia adalah karena harus mengisi pembangunan bangsa
dengan aktivitas positif dan produktif yang dilandasi moral Drs. Syamsu Ridhuan, M. Pd
Edisi Revisi Tahun 2020 bangsa, yaitu Pancasila dan kecintaan terhadap tanah air melalui
bela negara sepanjang hayat. Mengisi pembangunan dengan rasa cinta tanah air, akan
memberikan rasa kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Contoh cinta tanah air dapat
diimplemntasikan dalam wujud pikiran, sikap dan tindakan yang menghadirkan rasa
memiliki (sense of belonging) terhadap bangsa dan negara Indonesia. Misalnya:
konsisten mempergunakan produk dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai