SKRIPSI
OLEH
SYAFIKA
F1011191043
SKRIPSI
OLEH
SYAFIKA
F1011191043
Syafika
F1011191043
BIODATA PENULIS
1. Nama : Syafika
2. NIM : F1011191043
3. Tempat, Tanggal Lahir : Sambas, 16 April 2001
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Desa Tebing Batu, Kecamatan Sebawi
7. Telepon/No. Hp : 085705039937
8. Email : Syafika123@student.untan.ac.id
9. Masa Kuliah di FKIP : 2019
10. Status Sipil : Belum menikah
11. Status dalam keluarga : Anak ke-1 dari 3 bersaudara
12. Riwayat Pendidikan :
a. SD Negeri 10 Sebatu
b. SMP Negeri 2 Sebawi
c. SMA Negeri 2 Sungai Pinang
13. Tahun Masuk FKIP : 2019
14. Nama Orang Tua
a. Ayah : Sudirin
Pekerjan : Petani
Agama : Islam
b. Ibu : Lilis Suriyani
Pekerjan : Petani
Agama : Islam
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan, dengan judul “Klasifikasi Kata Warna pada Masyarakat
Melayu Sambas”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar
terlepas dari berbagai pihak, maka dari itu peneliti mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah berperan penting dalam penyelesaian skripsi ini,
khususnya kepada:
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura dan selaku dosen penguji kedua
yang telah memberikan masukan serta saran selama proses penyusunan skripsi
ini.
menyelesaikan skripsi ini dengan baik, semoga selalu diberikan kesehatan dan
keberkahan.
saran dan masukan untuk penulisan skripsi ini agar lebih baik lagi, semoga selalu
i
4. Amriani Amir, M.Hum. selaku dosen penguji pertama yang telah memberikan
5. Dr. Patriantoro, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
ini.
6. Dr. Ahmad Yani T, M.Pd., M.Pdi. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
8. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan baik
materil maupun moril, serta memberikan doa dan semangat selama menjalani
perkuliahan.
9. Sahabat dan teman-teman angkatan 2019 yang telah memberikan dukungan serta
ii
Peneliti sudah memaksimalkan penulisan skripsi ini dengan baik. Namun pastinya
ada kekurangan yang tanpa disadari. Oleh karena itu, peneliti berharap adanya
masukan, kritikan, serta saran yang membangun agar skripsi ini lebih baik lagi.
Syafika
NIM F1011191043
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT ..................................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Kata ............................................................................................... 10
b. Frasa .............................................................................................. 11
2. Warna .................................................................................................. 11
3. Etnolinguistik ...................................................................................... 12
5. E-modul............................................................................................... 12
iv
G. Demografi Penelitian .............................................................................. 14
D. Etnolinguistik ......................................................................................... 27
I. Semantik ................................................................................................. 35
J. Warna ..................................................................................................... 37
v
I. Teknik Analisis Data .............................................................................. 52
Melayu Sambas..........................................................................................119
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................................126
B. Saran ..........................................................................................................128
Lampiran ...........................................................................................................135
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Makna kultural warna pada masyarakat Melayu Sambas .................. 119
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 10. E-modul teks deskripsi klasifikasi kata warna pada Masyarakat
viii
ABSTRAK
Klasifikasi Kata pada Masyarakat Melayu Sambas
Syafika, Nanang Heryana, Mellisa Jupitasari
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN Pontianak
Email : Syafika123@student.untan.ac.id
ix
ABSTRACT
Classification Of Color Words In Melayu Sambas Languange
Syafika, Nanang Heryana, Mellisa Jupitasari
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN Pontianak
Email: Syafika123@student.untan.ac.id
Color is the conveyance of ideas and information from its users. Likewise,
the life of the Malays in Sambas Regency cannot be separated from color. This can
be seen from their penchant for striking color combinations and the formation of
unique color naming. The method used is descriptive in the form of qualitative
research. Which aims to describe (1) the lingual unit of color markers and the
cultural meaning of the concept of using color. The approach used is
ethnolinguistics. The data source is in the form of lingual units from the speech of
the Sambas Malay community. Collecting data using note-taking techniques and
documentary studies, researchers as a data collection tool. The results showed that
the Sambas Malay community recognized 9 color names, namely putteh 'white',
ittam' black', red 'red', ijjau 'green', yellow 'yellow', brown 'chocolate', gray 'gray'
and 2 non-basic colors are blue 'blue' and manganese 'purple'. From the nine
colors, 75 derivative colors were found with adjective, noun, and verb attributes.
The most dominating attribute is the plant noun. Second, the cultural meaning of
the concept of using color in the Sambas Malay community is divided into verbal
and non-verbal domains. There are 4 colors used in the verbal domain, namely
putteh 'white', ittam 'black', red 'red', and ijjau 'green'. Furthermore, there are 4
colors used in the nonverbal domain, including putteh 'white', ijjau 'green', yellow
'yellow', and red 'red'. Colors that have this meaning are motivational, while colors
that are not found in our non-motivational colors whose used only as an aesthetic
or beauty element.
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
visual yang ada dalam kehidupan manusia sejak zaman dulu. Warna dapat
penamaan warna dalam suatu bahasa. Penaamaan warna sudah terbentuk sejak
lama, yaitu dari orang terdahulu sehingga sejarah dan latar belakang penamaan
1
2
nama warna sangat menarik, seperti kajian klasifikasi satuan lingual warna
warna pada kebudayaan tersebut serta penamaan warna yang sangat unik
kosakata warna dalam bahasa Melayu Sambas mulai tidak dilirik dan
Daerah penelitian ini diambil karena masih kental dengan kebudayaannya dan
Misalnya, nama warna yang disandingkan dengan atribut nomina yaitu bunga.
Seperti warna ungu disebut kambang kodok. Warna ungu disandingkan dengan
warna bunga kambang kodok atau dalam bahasa Indonesia disebut bunga
3
atribut yang digunakan pada penamaan warna dalam bahasa Melayu Sambas
dapat mengacu pada benda-benda yang familier dan dekat dengan masyarakat,
seperti benda-benda yang digunakan dalam tradisi mereka. Hal ini dikarenakan
warna dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan penelitian yang saya buat tentang
mengkaji tentang klasifikasi warna dasar dan nondasar dalam Bahasa Madura
penelitian terdahulu yang juga mengkaji tentang warna, baik dari segi
5
ada di daerahnya. Siswa dapat lebih menghargai setiap kebudayaan yang ada
kata warna ini dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran di sekolah dalam
bentuk e-modul khususnya di SMP kelas VII dalam KD 3.2 Menelaah struktur
dan unsur kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata,
tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan
dibaca. KD 4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi
tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana
pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur dan
B. Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
atas, yaitu:
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
menemukan satuan lingual warna yang sudah ada dalam bahasa Melayu
Sambas, bentuk penamaan warna, dan makna kultural dari penamaan warna
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Sambas dan dosen yang memiliki fokus pada bidang bahasa dan budaya
Melayu Sambas. Untuk guru, penelitian ini bisa dijadikan salah satu materi
8
ini dilakukan agar generasi muda tetap mengetahui sejarah bahasa dan
budayanya sendiri. Untuk dosen, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
c. Bagi Peneliti
dan fakta budaya Melayu Sambas tentunya akan meningkatkan rasa cinta
1. Data
Data dalam penelitian ini berupa satuan lingual dan makna warna
berikut:
dasar, nondasar dan warna turunan dari warna dasar dan nondasar yang
F. Penjelasan Istilah
1. Satuan Lingual
a. Kata
adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti, dan terdiri dari
(2013:13) kata adalah bentuk terkecil seperti kita, datang, ingat, baik.
yang biasa dan dapat menduduki salah satu fungsi sintaksis (subjek,
macam satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik, kata terdiri
atas satu atau beberapa suku dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa
yang dimaksud dengan kata adalah bentuk bebas yang mampu berdiri
sendiri dalam ujaran, atau dengan kata lain setiap satuan bebas
b. Frasa
yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi
frasa adalah satuan gramatik yang berupa gabungan kata yang memiliki
sifat nonpredikatif, Chaer juga menjelaskan ragam frasa ada empat yaitu
(1) frasa endosentrik yang biasa disebut dengan frasa subordinatif atau
11
modifikatif, (2) frasa eksosentris, (3) frasa koordinatif, dan (4) frasa
apositif.
2. Warna
telah dikenal sejak zaman prasejarah sampai dengan zaman sekarang. Warna
jika makna simbolis warna biru adalah langit, maka makna psikologis warna
3. Etnolinguistik
bahasanya.
lainnya) dalam dimensi sosial dan budaya (seperti upacara ritual, peristiwa
budaya, folklor, dan lainnya) yang lebih luas untuk memajukan serta
Sambas.
5. E-modul
Sebagai bahan ajar yang inovatif, e-modul dikembangkan agar sesuai dengan
Rahmi (2018), e-modul merupakan suatu bentuk media belajar mandiri yang
dijelaskan bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar
peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu
atau lebih kompetensi dasar (KD) dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
13
adalah bahwa e-modul lengkap dengan media interaktif seperti video, audio,
animasi dan fitur interaktif lain yang dapat dimainkan dan diputar ulang oleh
G. Demografi Penelitian
Subah, Sebawi, Sajad, Jawai, Jawai Selatan, Teluk Keramat, Galing, Tangaran,
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Pertama, artikel yang ditulis oleh Farhia, Mita, dan Laura (2014). Penelitian
betul proses pembentukan warna yang sekarang banyak mereka gunakan dalam
dunia digital. Terdapat pengelompokan warna dasar yang akan diteliti sesuai
dengan dua belas warna dalam lingkaran warna Johannes Itten. Data berupa
visual warna kebudayaan dari tiap daerah atau wilayah yang dikomposisikan
sedemikian rupa sehingga terbentuklah sepuluh skema warna pada tiap daerah.
Ternyata, setiap daerah memiliki ciri khas warna yang dapat dimanfaatkan
dalam beberapa aspek, misalnya skema warna dapat menjadi modul warna
dasar dalam menciptakan suasana (mood) suatu objek dan dalam bidang
menciptakan suatu suasana daerah tertentu sesuai dengan yang diinginkan pada
15
16
bahasa Inggris. Hasilnya, perempuan dianggap lebih rumit namun cepat dalam
kosakata warna lebih banyak dari pada laki-laki. Perempuan lebih fasih
tujuh warna dasar. Selain itu setiap responden menyebutkan beragam warna
penulis sebagai penutur asli bahasa Sunda. Bahasa Sunda memiliki lima
kosakata warna dasar, yaitu beureum (merah), bodas (putih), hideung (hitam),
koneng (kuning), dan hejo (hijau). Ada beberapa kosakata warna dalam bahasa
Selain itu, keadaan alam dan budaya masyarakat penutur sangat menentukan
kategori yang melekat pada enam warna dasar yaitu buah, alat berat, minuman,
makanan, anggota atau bagian tubuh, bagian mobil, warna, wajah, alam,
Keenam, artikel yang ditulis oleh Indra (2017). Dalam penelitian ini
keberadaan warna dan makna yang dikandung dalam ekpresi metafora warna
randai, peribahasa, dan pengetahuan dari peneliti sebagai penutur asli. Pada
menghubungkannya pada makna literal dari warna itu sendiri yang juga
yaitu itam (hitam), putiah (putih), kulabu (abu-abu), sirah (merah), kunyiang
(kuning), dan ijau (hijau). Ekspresi metafora yang menggunakan warna hitam,
putih, merah, dan kuning memiliki konotasi positif dan negatif. Akan tetapi,
18
ekspresi metafora yang menggunakan warna abu-abu dan hijau hanya memiliki
konotasi negatif.
Dari uraian penelitian terdahulu di atas dapat diketahui jika selama ini
etnolinguistik. Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi penelitian saat ini
bahasa dan budaya dari satuan-satuan lingual penanda warna dalam suatu
sebagai referensi pendukung bahwa warna dapat diteliti dari berbagai macam
B. Penelitian Terkait
berupa jenang mancawarna sebagai makanan yang digunakan untuk acara Daur
(merah), ireng (hitam), kuning (kuning), dan putih (putih). Warna-warna yang
masyarakat Jawa, seperti setiap warna melambangkan unsur alam, nafsu, kiblat
papat lima pancer (arah mata angin), dan kelahiran. Misalnya, warna merah
memiliki arah mata angin selatan, dan dalam proses kelahiran warna merah
19
warna dan budaya tentang warna antara kedua bahasa. Hasilnya, warna dalam
bahasa Mandarin memiliki delapan warna dasar yaitu putih, hitam, merah,
kuning, hijau, biru, ungu, dan abu-abu, sedangkan bahasa Indonesia hanya
memiliki enam warna dasar yaitu putih, hitam, merah, kuning, hijau, dan biru.
Setiap warna tersebut memiliki atribut masing-masing seperti atribut alam dan
benda. Selanjutnya, terdapat banyak sekali makna konotasi warna pada setiap
seperti baik dan tidak baik. Terakhir, ada banyak persamaan dan perbedaan
dalam penamaan warna dari kedua bahasa tersebut yang dipengaruhi oleh
bahasa asing.
Ketiga, tesis yang ditulis oleh Nurul Fadhilah (2019) yang merupakan
terbagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian
ini berupa (1) satuan-satuan lingual penanda warna yang digunakan masyarakat
20
ungkapan sehari-hari, folklor, ungkapan, dan peribahasa serta (2) simbol warna
penelitian ini, data sekunder merupakan data tertulis meliputi (1) catatan
penggunaan dari simbol warna dalam masyarakat yang termuat dalam kamus,
buku bacaan, jurnal, artikel dari internet, dan catatan hasil dari penjelasan
sokklat ‘cokelat’, serta tiga warna nondasar yaitu bhiru ‘biru’, bungo ‘ungu’,
dan bu-abu ‘abu-abu’. Dari kesembilan warna tersebut ditemukan dua ratus
lima warna turunan dengan atribut adjektiva, nomina, dan verba. Makna
Sumenep dibagi menjadi domain verbal dan nonverbal. Terdapat lima warna
yang digunakan dalam domain verbal dan enam warna yang digunakan dalam
oleh faktor eksternal dan internal bahasa. Faktor eksternal berupa (1) pola pikir
manusia, (2) sifat warna, (3) sejarah, (4) lingkungan, (5) spiritual, (6)
Kabupaten Sumenep.
dan catat. Dengan hasil penelitian dalam segi kebahasaan dan klasifikasi
menjadi dua puluh tujuh kategori, yaitu tingkat kecerahan, anggota tubuh,
sayuran, alam, rempah, bahan kue, bahan bangunan, logam, benda, merek,
partai politik, bank, organisasi, bahasa asing, kata sifat, kata serapan, sinonim,
merupakan yang dominan karena hampir ada di keseluruhan warna. Dari semua
warna yang paling banyak variasi penyebutannya adalah warna cokelat yaitu
ada dua puluh tujuh. Hal itu disebabkan penyebutannya yang berbeda, tetapi
berupa fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Adapun data
dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat. Menurut Chaer (2012:274)
secara hierarki satuan lingual yang satu tingkat lebih kecil akan membentuk
satuan lingual yang lebih besar. Berikut ini adalah satuan lingual dari tingkat
1. Fonem
bahasa yang membedakan arti kata. Contoh fonem /k/ pada kata batu dan
terkecil pembeda makna/fonem yang terdiri atas enam buah fonem vokal
bagaian dari kesatuan bunyi yang lebih besar, misalnya kesatuan suku kata
2. Morfem
bisa hadir secara berulang-ulang dengan bentuk lain, maka bentuk tersebut
yang sama.
yang paling kecil, yang tidak terdiri atas bentukan-bentukan yang lebih
kecil yang mengandung arti. Jadi dapat disimpulkan bahwa morfem adalah
3. Kata
morfologi, dan sebagai satuan terkecil dalam tataran sintaksis. Selain itu
yang paling sedikit atau dengan kata lain suatu bentuk bebas merupakan
terhadap kata berdasarkan arti dan ortografi. Menurut mereka, kata adalah
satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan
huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti (Chaer
bahwa kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form). Dari
makna.
25
a. Kata dasar
b. Kata berimbuhan
c. Kata berulang
d. Kata majemuk
Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang padu
komposisi yang membentuk satu kata dari dua ( atau lebih dari dua)
morfem dasar atau dua kata dengan jalan menggabungakan dua kata
Dilihat dari konsep makna yang dimiliki dan atau peran yang
penghubung, 11) kata keterangan, 12) kata tanya, 13) kata seru, 14)
4. Frasa
dua kata atau lebih yang mengisi salah satu fungsi sintaktis di dalam
merupakan suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih,
tetapi yang tidak memiliki ciri konstruksi sebuah klausa dan sering pula
mengisi slot atau gatra dalam tingkat klausa. Menurut Koentjoro (dalam
Baehaqie, 2008:14), frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua
kata atau lebih dari dua kata yang tidak berciri klausa dan pada umumnya
frasa sebagai satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
tidak melampaui batas subjek dan predikat atau satuan lingual yang secara
potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak memiliki
frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
klausa.
5. Kalimat
Arifin (2008:54) kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri
sendiri, mempunyai intonasi final (kalimat lisan) dan secara aktual ataupun
potensial terdiri atas klausa. Unsur- unsur kalimat terdiri atas subjek,
Menurut Ramlan (2001:25) kalimat ada yang terdiri atas satu kata,
dua kata, tiga kata dan seterusnya. Ramlan (2001) juga berpendapat bahwa
dari satu konstituen dasar berupa klausa atau kata atau frasa, dan memiliki
intonasi.
D. Etnolinguistik
dan simbolik yang melukiskan kondisi masyarakat tertentu. Bahasa dalam hal
merupakan kajian bahasa dan budaya yang menyelidiki bahasa dan budaya
etnis tertentu.
berarti kita harus mempelajari budayanya dan ketika kita mempelajari budaya
kita harus mempelajari bahasanya, itulah relasi yang harus diperhatikan ketika
hubungan antara bahasa dan masyarakat pedesaan atau masyarakat yang belum
bahasanya.
dalam dimensi sosial dan budaya (seperti upacara ritual, peristiwa budaya,
foklor dan lainnya) yang lebih luas untuk memajukan dan mempertahankan
bahwa kearifan lokal adalah konsep yang mencakup kearifan tradisional dan
pada suatu komunitas untuk menyelesaikan secara baik dan benar persoalan
sebelumnya secara lisan atau melalui contoh tindakan yang memiliki kekuatan
baik dan benar persoalan atau kesulitan yang dihadapi, yang diperoleh dari
komunitas, masyarakat atau suku-bangsa lain di masa kini, baik secara lisan
atau melalui contoh tindakan, yang memiliki kekuatan seperti hukum maupun
tidak. Poin penting dari keduanya ialah kearifan tradisional berfokus pada
dan praktik-praktik pada suatu komunitas, baik yang berasal dari generasi-
lingkungan dan masyarakat lainnya untuk menyelesaikan secara baik dan benar
sebagian kearifan lokal tersimpan dalam bahasa dan sastra (tertulis maupun
lisan) suatu masyarakat. Hal ini berarti bahwa dengan menganalisis bahasa dan
terkandung dalam definisi kearifan lokal sebagai (1) ciri-ciri budaya, (2)
sekelompok manusia sebagai pemilik budaya, serta (3) pengalaman hidup yang
bagi masyarakat, serta lahir dan berkembang dari generasi ke generasi. Jika
kearifan lokal hilang, maka musnahlah juga kepribadian suatu masyarakat atau
pembentuk identitas yang inheren sejak lahir, (2) kearifan lokal bukan sebuah
dan percaya diri, serta (6) kearifan lokal mampu meningkatkan martabat
bahasa dalam konteks budaya, dan secara interpretatif mencoba mencari makna
tersembunyi yang ada di balik pemakaian bahasa, dan mengupas bahasa untuk
melalui fakta bahasa yang terkandung pada nama-nama warna dalam bahasa
dan kultural dari data verbal maupun non-verbal. Selain itu, metafora dalam
ada.
bahasa sebagai alat atau sarana berpikir merujuk pada hubungan dengan diri
merujuk pada hubungan diri dengan dunia di luar diri sendiri. Whorf
bahasa) tidak hanya sebagai alat untuk menyuarakan gagasan melainkan juga
untuk menciptakan suatu pola pikir bukanlah proses yang independen tetapi
merupakan bagian dari grammar atau tata bahasa tertentu. Dengan kata lain,
cara seseorang atau sekelompok orang memandang suatu hal dapat dilihat dari
(1985:107), pola pikir adalah pengetahuan suatu masyarakat yang isinya antara
dinyatakan melalui bahasa. Jadi, dari bahasa akan diketahui dasar atau landasan
jika melalui bahasa inilah berbagai pengetahuan, baik yang tersembunyi (tacit)
maupun yang tidak (explicit) terungkap pada si peneliti. Selain itu, Sibarani
(2004:147) juga mengimplikasikan dua hal terkait bahasa dan pikiran, yaitu (1)
menggunakan bahasa itu sendiri adalah bagian berpikir. Oleh karena itu, dalam
masyarakat terdiri atas segala sesuatu yang harus diketahui dan diyakini
manusia agar bertindak dengan suatu cara yang dapat diterima oleh anggota-
anggota masyarakat dan agar dapat berperan sesuai dengan peran yang diterima
daftar kata-kata yang ada dalam suatu bahasa. Hal ini dikarenakan bahasa
Menurut Sibarani (2004:59), ada tiga jenis budaya yang dapat disampaikan,
yaitu (1) kebudayaan ekspresi, mencakup perasaan, keyakinan, intuisi, ide, dan
kebudayaan itu mempunyai nama atau istilah. Jadi, budaya yang tersimpan
dalam masyarakat Melayu Sambas dapat dilihat dari nama-nama warna yang
mereka gunakan pada kehidupan sehari-hari atau yang melekat dalam peristiwa
budaya. Selain itu, Abdullah (2017:53) menyatakan bahwa dari nama-nama ini
35
dapat diketahui patokan apa yang dipakai oleh suatu masyarakat untuk
kebudayaan tersebut.
I. Semantik
untuk memperoleh makna di dalam bahasa dapat dilihat dengan teori semantik.
bahasa yang menjadi objek penyelidikan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu
(1) semantik leksikal yang merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya
adalah leksikon dari suatu bahsa, (2) semantik gramatikal yang merupakan
sintaksis, (4) semantik maksud yang merupakan jenis semantik yang berkenaan
dan sebagainya.
temuan data yang ada. Data yang diperoleh dalam penelitian ini selain
merupakan kata yang berasal dari warna utama juga berupa gabungan kata
yaitu warna dasar atau nondasar yang mendapatkan atribut. Gabungan antara
warna dasar atau nondasar dengan atribut tersebut akan membentuk sebuah
36
frasa. Setiap atribut dapat memberikan makna yang berbeda dalam penentuan
warna.
berkaitan dengan beraneka ragam corak aktivitas kehidupan bahasa dan budaya
Oleh sebab itu, dengan membuang beras kuning sama halnya dengan
hidup manusia.
J. Warna
(1) tidak ada bahasa yang memiliki satu istilah warna, paling sedikit dua
warna yaitu hitam dan putih, (2) bila memiliki tiga istilah warna biasanya
ditambah warna merah, (3) bila memiliki empat istilah warna biasanya
ditambah warna kuning atau hijau, (4) bila memiliki enam istilah warna
ditambah warna biru, (5) bila memiliki tujuh istilah warna ditambah warna
37
cokelat, dan (6) bila memiliki delapan atau lebih istilah warna biasanya
perlu diperhatikan terlebih dahulu warna apa saja yang masuk dalam warna
dasar. Menurut Berlin dan Kay (dalam Fadhilah, 2019:34-36) warna dasar
parts.
(Paterson, 2003:64) memiliki arti yang sama dengan tinged with blue.
warna blue sehingga warna tersebut tidak termasuk dalam warna dasar.
kuning berkilau, dalam hal rambut. Jadi, warna pirrang ini hanya bisa
38
pertama kali di antara nama-nama yang lain dan nama warna tersebut
Sambas, ijjau gadong (hijau tua) dan ijjau lummut (hijau lumut). Kata
sebelum diikuti kata lain setelahnya. Selain itu, nama warna itu juga
harus dikenal luas yang bisa dimaknai sebagai satu warna memiliki
atau sekelompok orang. Oleh sebab itu, warna juga banyak digunakan dalam
ranah kepercayaan atau keagamaan, karya sastra, dan kegiatan fisik maupun
bervariasi mulai dari situasi sosial yang satu ke situasi sosial lainnya. Jadi,
bahasa nasional.
masyarakat selalu ada bahasa. Indonesia sebagai negara yang terbentuk dari
identitas daerah, dan (3) alat berbicara sehari-hari di dalam keluarga dan
masyarakat daerah.
L. Teks Deskripsi
dengan kata-kata yang jelas dan terperinci. Deskripsi adalah suatu uraian
jelas mengenai suatu benda, tempat, kejadian, dan lain-lain yang membuat
dijelaskan tersebut. Menurut Izul (dalam Rahman, 2018:65) dari segi istilah
41
citra penulisnya.
paragraf tentang objek atau tempat tertentu. Untuk mendapatkan data dan
sebuah teks hingga menjadi sebuah teks yang utuh. Adapun struktur pada
dan sebagainya. Berisi ciri benda atau tanda yang ada dalam teks.
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian bab III memuat metodologi yang digunakan pada penelitian ini
yang berisikan metode penelitian, bentuk penelitian, sumber data dan data, teknik
dan alat pengumpulan data, penguji keabsahan data, serta teknik analisis data.
A. Metode penelitian
warna dan daftar pertanyaan yang sudah dibuat oleh peneliti. Peneliti masih
belum menemukan adanya sumber yang khusus terkait uraian penamaan atau
klasifikasi kata warna pada masyarakat Melayu Sambas. Selain itu, sumber
data lain yang digunakan adalah pengetahuan penulis sebagai penutur asli
B. Bentuk Penelitian
penelitian ini berupa kata, frasa dan makna yang kemudian disajikan dalam
Sambas.
43
44
kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau realistis setting yang holistis
1. Data Penelitian
Data yang digunakan yaitu data primer. Data primer dalam penelitian
ini berupa kata dan frasa warna yang digunakan masyarakat Melayu Sambas
serta (2) simbol warna yang digunakan dalam peristiwa budaya, seperti
digunakan dalam penelitian yang dicari atau dikumpulkan dan dipilih oleh
peneliti untuk mencapai tujuan penelitian sehingga data dan kualitas data
memahami klasifikasi kata warna dalam bahasa Melayu Sambas. Agar lebih
c. Orang dewasa dan memiliki daya ingat yang baik (tidak pikun)
d. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta
akan saling melengkapi dalam memberi tahu penamanaan warna yang biasa
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
teknik yang dapat membantu peneliti dalam mencari data yang diinginkan.
a. Teknik Observasi
wawancara.
secara cermat, hal ini dilakukan untuk mencari informan terlebih dahulu
bertautan, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis.
b. Teknik Wawancara
satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan
jawaban dari pertanyaan yang peneliti berikan kepada informan terekam dan
ekstensif atau ketika wawancara merupakan teknik utama dalam studi, kita
dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Dalam
1. Instrumen
2. Lembar catatan
infroman.
c. Alat tulis atau catatan lapangan berupa daftar pertanyaan yang telah
disiapkan peneliti. Dalam teknik catat, kartu data dapat berupa kertas
3. Alat rekam
1. Ketekunan Pengamatan
unsur yang sangat relevan dengan isu atau persoalan yang sedang dicari
rinci. hal ini berarti peneliti harus melakukan pengamatan dengan teliti dan
2. Triangulasi
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
langkah selanjutnya.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan dalam teknis analisis data sebagai
berikut.
1. Transkripsi
mudah untuk diteliti. Jadi, pada tahap ini hasil data yang telah didapat dari
52
Sambas”.
Submasalah tersebut adalah satuan lingual dan makna kultural dari konsep
3. Analisis data
sebagai berikut.
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari rumusan
masalah serta tujuan penelitian yang akan dideskripsikan dalam bab I. Hasil
penelitian meliputi (1) satuan lingual warna, (2) makna kultural dari konsep
merupakan pemaparan atau hubungan dari hasil penelitian, kajian pustaka, dan teori
yang ada.
54
55
Ѵ Nomina (benda
9 Putteh salju Putih salju lingkungan alam)
ѵ Nomina (tumbuhan
29 Merah jambu Merah jambu kelas nama buah)
50 ѵ Nomina (profesi)
Ijjaw loreng Hijau tentara
51 Ѵ Adjektiva (warna)
Kunning Kuning
Kunning ѵ Nomina (tumbuha kelas
52 Kuning kunyit
kunyik rempah-rempah)
Satuan lingual dalam tata bahasa dapat berupa kalimat, klausa, frasa,
kata, atau morfem. Dalam penelitian ini, satuan lingual yang digunakan untuk
membentuk nama warna terdiri dari dua jenis yaitu kata dan frasa. Satuan
lingual kata digunakan penutur untuk menyebutkan warna utama (warna yang
tidak memiliki atribut) dan satuan lingual frasa digunakan penutur untuk
59
warna dasar dalam bahasa Melayu Sambas diperlukan analisis warna dasar
1. Putteh
termasuk ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata.
putteh dapat digunakan pada objek yang luas dan data di lapangan
putteh yang digunakan oleh penutur menunjukkan jika warna putteh dapat
dikenal luas oleh penutur bahasa melayu Sambas. Sebagai hasil akhir,
leksikon warna putteh dapat memenuhi empat kriteria dalam teori Berlin
dan Kay sehingga warna puteh ‘putih’ merupakan warna dasar dalam
2. Ittam
termasuk ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata.
terdiri dari satu morfem. Leksikon ittam juga tidak mengalami penambahan
mengalami proses derivasi zero. Kedua, makna dari ittam tidak berasal dari
bagian warna lain. Ketiga, warna ittam digunakan pada objek yang luas dan
leksikon warna ittam yang digunakan oleh penutur menunjukkan jika warna
ittam dapat dikenal luas oleh penutur bahasa Melayu Sambas. Sebagai hasil
akhir, leksikon warna ittam dapat memenuhi empat kriteria dalam teori
Berlin dan Kay sehingga warna ittam merupakan warna dasar dalam bahasa
Melayu Sambas.
3. Rattong
karena hanya terdiri dari satu morfem. Leksikon rattong juga tidak
4. Angus ‘gosong’
dari suatu keadaan ke keadaan lainnya. Istilah ittam angus digunakan untuk
menyebut hitam seperti masakan yang hangus atau hitam seperti bagian
bawah peralatan dapur yang terlalu lama di atas api. Angus termasuk ke
dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata. Leksikon
karena hanya terdiri dari satu morfem. Leksikon gallap juga tidak
gallap. Gallap ‘gelap’ bermakna tidak ada cahaya. Istilah gallap digunakan
oleh orang Melayu Sambas untuk mengatakan hitam setara dengan keadaan
6. Merah
termasuk ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata.
merah tidak berasal dari bagian warna lain. Ketiga, warna merah digunakan
pada objek yang luas dan data di lapangan menunjukkan jika leksikon warna
merah memiliki enam belas warna turunan, di antaranya paru ‘merah muda’
dan merah barrau ‘merah tua’. Banyaknya leksikon warna merah yang
digunakan oleh penutur menunjukkan jika warna merah dapat dikenal luas
oleh penutur bahasa Melayu Sambas. Sebagai hasil akhir, leksikon warna
merah dapat memenuhi empat kriteria dalam teori Berlin dan Kay sehingga
7. Dadu
ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata. Leksikon
Persamaan atau ground yang terbentuk dari kata tersebut adalah warna
63
merah disamakan dengan warna dadu yang berwarna merah muda. Warna
dadu merupakan warna merah pucat atau biasa disebut dengan warna baby
pink. Jadi, tanpa memberi nama warna dasar didepannya, leksem dadu
sudah bermakna merah muda dan merupakan bagian atau warna turunan
8. Kunning
emas murni. Kunning termasuk ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu
Kedua, makna dari kunning tidak berasal dari bagian warna lain. Ketiga,
warna kunning dapat digunakan pada objek yang luas dan data di lapangan
dapat dikenal luas oleh penutur bahasa Melayu Sambas. Sebagai hasil akhir,
leksikon warna kunning dapat memenuhi empat kriteria dalam teori Berlin
dan Kay sehingga warna kunning merupakan warna dasar dalam bahasa
Melayu Sambas.
64
9. Coklat
monomorfemis karena hanya terdiri dari satu morfem. Leksikon coklat juga
Kedua, makna dari cokklat tidak berasal dari bagian warna lain. Ketiga,
warna cokklat atau sokklat dapat digunakan pada objek yang luas dan data
warna cokklat dapat dikenal luas oleh penutur bahasa Melayu Sambas.
Sebagai hasil akhir, leksikon warna cokklat dapat memenuhi empat kriteria
dalam teori Berlin dan Kay sehingga warna cokklat merupakan warna dasar
10. Koko
ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata. Leksikon
11. Ijjau
termasuk ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata.
terdiri dari satu morfem. Leksikon ijjau juga tidak mengalami penambahan
imbuhan atau proses morfologis. Dalam bahasa Melayu Sambas ijjau adalah
hijau bukan biru. Jika dianalisis berdasarkan kriteria teori warna, pertama,
derivasi zero. Kedua, makna dari ijjau tidak berasal dari bagian warna lain.
Ketiga, ijjau ini dapat digunakan pada objek yang luas dan data di lapangan
turunan, di antaranya ijjau daun’ ‘hijau daun’ dan ijjau tuwe ‘hijau tua’.
Sehingga warna ijjau dapat dikatakan warna dasar dalam bahasa Melayu
Sambas.
Dalam bahasa sambas ijjau dapat bermakna biru dan dapat bermakna
gunnong ‘biru gunung’ dan ijjau langit ‘biru langit’. Dengan kata lain, untuk
dengan atribut lain agar tidak terjadi ambiguitas dengan warna hijau. Jadi,
Sambas lebih ditujukan untuk warna hijau sehingga makna hijau untuk
66
‘biru’ dapat dikatakan merupakan bagian dari warna dasar lain yaitu hijau
atau meminjam leksem warna dasar lain dalam penyebutannya. Warna ijjau
‘biru’ ini dapat digunakan pada objek yang luas dan data di lapangan
menunjukkan jika leksikon warna ijjau ‘biru’ memiliki .... warna turunan,
di antaranya ijjau laut ‘biru laut’. Namun, walaupun demikian, warna ijjau
yang bermakna ‘biru’ ini bukanlah warna dasar dalam bahasa Melayu
Sambas karena poin pertama dan kedua tidak bisa terpenuhi. Leksikon ijjau
monomorfemis karena hanya terdiri dari satu morfem. Leksikon ijjau juga
13. Mangngai
karena hanya terdiri dari satu morfem. Leksikon mangngai juga tidak
derivasi zero. Kedua, makna dari bungor atau mangngai tidak berasal dari
warna lain. Ketiga, warna bungor dan mangngai tidak memiliki objek yang
luas karena warna bungor atau mangngai memiliki 5 warna turunan tetapi
67
semua warna turunannya tanpa menggunakan istilah warna dasar. Jadi dapat
14. Keribang
termasuk ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata.
15. Bungor
termasuk ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata.
16. Mummor
termasuk ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata.
17. Abu
kelabu. Abu termasuk ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas
68
hanya terdiri dari satu morfem. Leksikon abu juga tidak mengalami
karena mengalami proses derivasi zero. Warna abu dapat digunakan pada
objek yang luas. Namun warna turunan yang dimiliki menunjukkan jika
leksikon warna abu lebih sedikit daripada leksikon warna lain, yaitu hanya
memiliki empat warna turunan, diantaranya abu muddak ‘abu muda’ dan
abu tue ‘abu tua’. Jadi dapat disimpulkan bahwa warna abu termasuk warna
18. Kappoh
termasuk ke dalam nama warna dalam Bahasa Melayu Sambas berupa kata.
secerah warna dasarnya atau lebih kusam. Putteh puccat adalah warna
turunan dari warna putteh dengan atribut adjektiva puccat ‘pucat’ yang
termasuk kedalam jenis adjektiva pemeri sifat. Hal ini karenakan puccat
putteh merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva menjadi inti dari
frasa. Lalu kata puccat berkategori adjektiva menjadi atribut dari frasa.
secerah warna dasarnya atau lebih kusam. Putteh kelabus adalah warna
turunan dari warna putteh dengan atribut adjektiva kelabus ‘pucat’ yang
termasuk kedalam jenis adjektiva pemeri sifat. Hal ini karenakan kelabus
metaforik, tenor atau pembanding dalam frasa putteh puccat dan putteh
Kata putteh merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva menjadi inti
dari frasa. Lalu kata kelabus berkategori adjektiva menjadi atribut dari
pencampuran putih dan hitam dengan kuantitas putih yang lebih besar.
Putteh keabuan adalah warna turunan dari warna putteh dengan atribut
Secara metaforik, tenor atau pembanding dalam frasa putteh keabuan adalah
keabuan. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut
Kata putteh merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva menjadi inti
dari frasa. Lalu kata kelabus berkategori adjektiva menjadi atribut dari
metaforik, tenor atau pembanding dalam frasa putteh banning adalah warna
banning ‘putih bening. Persamaan atau ground yang terbentuk dari term
‘bening’ yang mana ‘bening’ bermakna bersih dan tidak kotor sehingga
putih yang dimaksud adalah putih bersih sesuai dengan warna dasarnya.
berupa frasa. Kata putteh merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
menjadi inti dari frasa. Lalu kata banning berkategori adjektiva cerapan
yaitu putteh dan kelabus menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva.
putteh melappok ‘putih’. Persamaan atau ground yang terbentuk dari term
‘putih melepak’ yang mana bermakna putih bersih. Warna putih melapok ini
bersih.
72
turunan berupa frasa. Kata putteh merupakan kata sifat yang berkategori
adjektiva menjadi inti dari frasa. Lalu kata melappok berkategori adjektiva
tersebut yaitu putteh dan melappok menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
atribut nomina bagian tubuh manusia yaitu tulang. Secara metaforik, tenor
atau pebanding dalam frasa putteh tulang adalah warna putteh ‘putih’,
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna putih
disandingkan dengan putih pada bagian tubuh manusia yaitu pada warna
tulang. Jadi, putteh tullang adalah warna putih yang warna nya agak pucat
berupa frasa. Kata putteh merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata tullang berkategori nomina (bagian
tubuh manusia yaitu tulang) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua
73
kata tersebut yaitu putteh dan melappok menghasilkan bentuk baru yaitu
frasa adjektiva.
nomina bagian tubuh manusia yaitu mata. Secara metaforik, tenor atau
pebanding dalam frasa putteh mate adalah warna putteh ‘putih’, sedangkan
yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna putih disandingkan
dengan putih pada bagian tubuh manusia yaitu selaput putih (sklera) mata.
frasa. Kata putteh merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata mate berkategori nomina (bagian tubuh
manusia yaitu mata) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata
tersebut yaitu putteh dan mate menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
nomina nama makanan yaitu telur. Secara metaforik, tenor atau pebanding
dalam frasa Putteh tallok adalah warna putteh ‘putih’, sedangkan vehicle
terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna putih disandingkan dengan
frasa. Kata putteh merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata tallok berkategori nomina (nama makanan
yaitu telur) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
nomina jenis minuman yaitu susu. Secara metaforik, tenor atau pebanding
dalam frasa putteh sussu adalah warna putteh ‘putih’, sedangkan vehicle
terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna putih disandingkan dengan
frasa. Kata putteh merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata sussu berkategori nomina (jenis minuman
yaitu susu) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
nomina dalam kelas lingkungan alam yaitu salju. Secara metaforik, tenor
atau pebanding dalam frasa putteh salju adalah warna putteh ‘putih’,
ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna putih
butiran es salju.
frasa. Kata putteh merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata salju berkategori nomina (kelas lingkungan
alam yaitu salju) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut
yaitu putteh dan salju menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva.
sifat. Hal ini dikarenakan kata manis ‘manis’ yang dimaksud bermakna elok
dari kedua term tersebut adalah warna hitam disandingkan dengan adjektiva
berupa frasa. Kata ittam merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata manis berkategori adjektiva (pemeri
sifat) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu ittam
tenor atau pebanding dalam frasa ittam pakkat adalah warna ittam ‘hitam’,
atau ground yang terbentuk dari term tersebut adalah warna hitam
tidak jernih. Istilah ittam pakkat digunakan untuk menyebut hitam murni
berupa frasa. Kata ittam merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata pakkat berkategori adjektiva (ukuran)
77
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu ittam dan
warna. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa ittam laggam
adalah ittam kecoklatan. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua
term tersebut adalah warna hitam disandingkan dengan warna gelap lain,
berupa frasa. Kata ittam merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata laggam berkategori adjektiva menjadi
atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu ittam dan laggam
pebanding dari frasa ittam bekilau adalah warna ittam ‘hitam’, sedangkan
78
yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna hitam disandingkan
berupa frasa. Kata ittam merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata bekilau berkategori adjektiva
pebanding dari frasa ittam mengkilat adalah warna ittam ‘hitam’, sedangkan
ground yang terbentuk dari term tersebut adalah warna hitam disandingkan
berupa frasa. Kata ittam merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata mengkilat berkategori adjektiva
tersebut yaitu ittam dan mengkilat menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
nomina dalam kelas lingkungan alam yaitu arang. Secara metaforik, tenor
atau pebanding dalam frasa ittam arang adalah warna ittam ‘hitam’,
ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna hitam
arang.
berupa frasa. Kata ittam merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata mate berkategori nomina (kelas
lingkungan alam yaitu arang) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua
kata tersebut yaitu ittam dan arang menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
80
metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa merah tuwe adalah warna
Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah
warna merah disandingkan dengan adjektiva tue ‘tua’ yang mana kata tue
bermakna kehitam-hitaman atau sangat hitam. Jadi, merah tuwe dan berarti
frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata tue berkategori adjektiva (ukuran) menjadi
atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu merah dan tue
metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa merah barrau adalah warna
barrau. Persamaan atau ground yang terbentuk dari term tersebut adalah
81
warna merah disandingkan dengan adjektiva barrau ‘tua’ yang mana kata
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata barrau berkategori adjektiva (ukuran)
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu merah dan
Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa merah muddak adalah
merah muddak. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term
mana kata ‘muda’ berarti kurang gelap atau agak pucat. Jadi, merah muddak
berarti warna merah yang memiliki kandungan merah lebih rendah daripada
agak pucat.
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata muddak berkategori adjektiva
82
(ukuran) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
dengan adjektiva ‘pucat’ yang mana kata ‘pucat’ bermakna pudar. Jadi,
merah kelabus bearti warna merah yang tidak secerah warna dasarnya atau
lebih kusam.
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata kelabus berkategori adjektiva (pemeri
sifat) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
dengan adjektiva padam ‘padam’ yang mana kata padam bermakna gelap
tidak ada cahaya. Jadi, merah padam berarti warna merah yang sangat
gelap.
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata padam berkategori adjektiva (cerapan
yaitu merah dan padam menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva.
nomina bagian tubuh manusia yaitu darah. Secara metaforik, tenor atau
pebanding dalam frasa adalah warna merah ‘merah’, sedangkan vehicle atau
dengan cairan darah pada manusia, sehingga warna merah yang dimaksud
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata darah berkategori nomina (bagian
tubuh manusia yaitu darah) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua
kata tersebut yaitu merah dan darah menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
nomina bagian tubuh manusia yaitu hati. Secara metaforik, tenor atau
frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata ati berkategori nomina (bagian tubuh
manusia yaitu hati) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata
tersebut yaitu merah dan ati menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva.
dalam frasa merah jambu adalah warna merah ‘merah’, sedangkan vehicle
85
dengan bagian dari buah jambu air, yaitu warna merah pada warna kulit
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata jambu berkategori nomina (buah-
buahan yaitu jambu) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata
tersebut yaitu merah dan jambu menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna merah
disandingkan dengan bagian dari buah manggis, yaitu warna merah yang
terdapat dalam bagian dalam kulit manggis sehingga merah yang dimaksud
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata manggis berkategori nomina (buah-
86
buahan yaitu manggis) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata
tersebut yaitu merah dan manggis menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
Merah (A) + manggis (N) →FA ”merah manggis ”
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna merah
disandingkan dengan bagian dari buah delima, yaitu warna merah yang
terdapat dalam daging yang melekat pada biji buah delima. Warna merah
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata delime berkategori nomina (buah-
buahan yaitu delima) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata
tersebut yaitu merah dan delime menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
Merah (A) + delime (N) →FA ”merah delime ”
nomina dalam kelas tumbuhan yaitu sayur cabai. Secara metaforik, tenor
87
atau pebanding dalam frasa merah cabe’ adalah warna merah ‘merah’,
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna merah
disandingkan dengan bagian dari cabai rawit, yaitu warna merah pada warna
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata cabe’ berkategori nomina (tumbuhan
yaitu sayur cabai) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata
tersebut yaitu merah dan cabe’ menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
nomina bunga yaitu mawar. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam
frasa merah mawar adalah warna merah ‘merah’, sedangkan vehicle atau
dengan bagian dari bunga mawar, yaitu warna merah pada warna kelopak
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata mawar berkategori nomina (bunga
88
yaitu mawar) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut
yaitu merah dan mawar menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva.
nomina tumbuhan yaitu jenis rempah secang. Secara metaforik, tenor atau
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna merah
disandingkan dengan kayu secang, yaitu warna merah yang dihasilkan dari
air rebusan kayu secang. Merah yang dimaksud adalah merah kecokelatan.
berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata sappang berkategori nomina (jenis
rempah secang) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut
yaitu merah dan sappang menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva.
nomina lingkungan alam yaitu batu bata. Secara metaforik, tenor atau
pebanding dalam frasa merah bata adalah warna merah ‘merah’, sedangkan
yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna merah disandingkan
89
dengan balok batu bata, sehingga warna merah yang dimaksud adalah warna
frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata bata berkategori nomina (lingkungan alam
yaitu batu bata) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut
yaitu merah dan bata menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva.
atau pebanding dalam frasa merah kappang adalah warna merah ‘merah’,
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna merah
turunan berupa frasa. Kata merah merupakan kata sifat yang berkategori
adjektiva yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata kappang berkategori
dua kata tersebut yaitu putteh dan mate menghasilkan bentuk baru yaitu
frasa adjektiva.
Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa ijjau muddak adalah
muddak. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut
‘muda’ berarti kurang gelap atau agak pucat. Jadi, ijjau muddak berarti
berupa frasa. Kata ijau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata muddak berkategori adjektiva
(ukuran) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
adjektiva tue ‘tua’ yang termasuk ke dalam jenis adjektiva ukuran. Secara
metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa ijjau tue adalah warna ijjau
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna hijau
kehitam-hitaman atau sangat. Jadi, ijjau tue berarti warna hijau gelap.
frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata tue berkategori adjektiva (ukuran) menjadi
atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu ijjau dan tue
kecerahan. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa ijjau bayau
ijjau bayau. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut
adalah warna hijau disandingkan dengan Adjektiva ‘bayau’ yang mana kata
‘bayau bermakna sama yaitu hijau yang sangat pekat. Umumnya frasa ijjau
berupa frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata bayau berkategori adjektiva (tingkat
92
kecerahan) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
kecerahan. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa ijjau kelabus
ijjau kelabus. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term
mana kata ‘kelabus’ bermakna pucat atau hijau yang sudah kusam.
berupa frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata kelabus berkategori adjektiva (tingkat
kecerahan) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
Ijjau gadong palak itik ‘hijau gadung kepala itik’ adalah warna
turunan dengan atribut nomina bagian tubuh hewan yaitu kepala itik. Secara
metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa ijjau gadong palak itik adalah
gadong palak itik. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term
93
tersebut adalah warna hijau disandingkan dengan salah satu bagian dari itik,
yaitu kepala itik. Umumnya kepala itik berwarna hijau pekat. Jadi, Ijjau
leksikon warna turunan berupa frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang
berkategori adjektiva yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata gadong, palak,
empat kata tersebut yaitu ijjau, gadong, palak, dan ittik menghasilkan
Ijjau (A) + gadong (N) + palak (N) + ittik (N)→FA ” ijjau gadong
palak itik”
Ijjaw daun ‘hijau daun’ adalah warna turunan dengan atribut nomina
bagian pohon yaitu daun. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam
frasa Ijjau daun adalah warna ijjau ‘hijau’, sedangkan vehicle atau
frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata daun kategori nomina (bagian pohon yaitu
94
daun) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu ijjau
pebanding dalam frasa Ijjaw pandan adalah warna ijjau ‘hijau’, sedangkan
yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna hijau disandingkan
berupa frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata pandan berkategori nomina
(tumbuhan) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
Ijjau lumut ‘hijau lumut’ adalah warna turunan dengan atribut nomina
pebanding dalam frasa Ijjau lumut adalah warna ijjau ‘hijau’, sedangkan
yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna hijau disandingkan
berupa frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata lumut berkategori nomina (tumbuhan
lumut) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu ijjau
Ijjau cok pissang ‘hijau pucuk pisang’ adalah warna turunan dengan
atribut nomina bagian pohon yaitu daun pisang. Secara metaforik, tenor atau
pebanding dalam frasa Ijjau cok pissang adalah warna ijjaw ‘hijau’,
Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah
warna hijau disandingkan dengan tumbuhan, yaitu hijau pada warna daun
pisang.
turunan berupa frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori
adjektiva yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata cok berkategori nomina
(tumbuhan) menjadi atribut dari frasa. Dan kata pissang berkategori nomina
yaitu ijjau, cok, dan pissang menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva.
Ijjau (A) + cok (N) + pissang (N) →FA “ ijjau cok pissang”
96
Ijjau batang burrok ‘hijau pohon busuk’ adalah warna turunan dengan
atribut nomina bagian pohon yang sudah mati dan berlumut. Secara
metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa Ijjau batang burrok adalah
batang burrok. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term
turunan berupa frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori
adjektiva yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata batang berkategori nomina
(tumbuhan yaitu pohon) menjadi atribut dari frasa. Dan kata burrok
Ijjau loreng ‘hijau tentara’ warna turunan dengan atribut nomina yaitu
profesi tentara. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa ijjaw
adalah ijjau loreng. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term
tersebut adalah warna hijau disandingkan dengan benda, yaitu hijau pada
seragam tentara.
97
frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata loreng berkategori nomina (atribut profesi
tentara) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
Ijjau botol ‘hijau botol’ adalah warna turunan dengan atribut nomina
benda rumah yaitu botol. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam
frasa ijjau botol adalah warna ijjau ‘hijau’, sedangkan vehicle atau
dari kedua term tersebut adalah warna hijau disandingkan dengan benda
yaitu ‘botol’. Botol yang dimaksud adalah botol kaca yang berwarna hijau
pekat. Jadi, warna hijau botol adalah warna hijau yang pekat.
frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata botol berkategori nomina (benda rumah)
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu ijjau dan
suatu intensitas yang bercorak fisik. Secara metaforik, tenor atau pebanding
yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna kuning disandingkan
dengan adjektiva ‘pucat’ yang mana kata ‘pucat’ bermakna agak putih. Jadi,
berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata puccat berkategori adjektiva (pemeris
sifat) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
intensitas yang bercorak fisik. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam
dengan adjektiva ‘pucat’ yang mana kata ‘pucat’ bermakna agak putih. Jadi,
berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata kelabus berkategori nomina (bagian
tubuh manusia yaitu mata) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua
kata tersebut yaitu putteh dan mate menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
Kunning (A) + kelabus (A) →FA ”kunning kelabus ”
adjektiva tue ‘tua’ yang termasuk ke dalam jenis adjektiva ukuran. Secara
metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa Kunning tue adalah warna
tue. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah
warna kuning disandingkan dengan adjektiva ‘tua’ yang mana kata ‘tua’
gelap.
berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata tue berkategori adjektiva (ukuran)
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu kunning
dengan adjektiva ‘muda’ yang mana kata ‘muda’ berarti kurang gelap atau
agak pucat. Jadi, kunning muddak berarti warna kuning agak pucat.
turunan berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori
adjektiva yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata muddak berkategori
tersebut yaitu kunning dan muddak menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
terbentuk dari dua term dari frasa tersebut adalah warna kuning
kata ‘cerah’ bermakna terang atau bersinar. Jadi, kunning carrah berarti
berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata carrah berkategori nomina (bagian
tubuh manusia yaitu mata) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua
kata tersebut yaitu kunning dan carrah menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
terbentuk dari dua term dalam frasa tersebut adalah warna kuning
turunan berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori
adjektiva yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata bekinyar berkategori
nomina (bagian tubuh manusia yaitu mata) menjadi atribut dari frasa.
nomina bagian tubuh manusia yaitu kotoran. Secara metaforik, tenor atau
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna kuning
kecoklatan.
berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata tae’berkategori nomina (kotoran
manusia) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
atribut nomina bagian tubuh hewan yaitu gading. Secara metaforik, tenor
atau pebanding dalam frasa kunning gading adalah warna kunning ‘kuning’,
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna kuning
disandingkan dengan bagian tubuh dari gajah, yaitu warna kuning pada
turunan berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori
adjektiva yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata gading berkategori gading
nomina (bagian tubuh manusia yaitu mata) menjadi atribut dari frasa.
atribut nomina bagian tubuh hewan yaitu telur. Secara metaforik, tenor atau
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna kuning
disandingkan dengan bagian kuning telur dari telur ayam broiler (negeri).
104
Hal ini dikarenakan bagian kuning telur ayam broiler berwarna kuning
muda, tidak seperti kuning telur ayam kampung yang agak kemerahan.
berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata tallo’ berkategori nomina (telur)
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu kunning
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna kuning
disandingkan dengan bagian dari buah langsat, yaitu warna kuning kulit
kecokelatan.
berupa frasa. Kata kuning merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata langsat berkategori nomina (buah)
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu kuning dan
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna kuning
turunan berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori
adjektiva yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata kunnyik berkategori nomina
kata tersebut yaitu kunning dan kunnyik menghasilkan bentuk baru yaitu
frasa adjektiva.
metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa kunning kunnyik burrok adalah
kunning kunnyik burrok. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua
yaitu warna kuning pada bagian dalam kunyit yang sudah busuk sehingga
106
kuning yang dimaksud adalah kuning yang lebih gelap dari kuning kunyit
biasa.
frasa. Kata putteh merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata kunnyik berkategori nomina (rempah-
rempah yaitu kunyit) menjadi atribut dari frasa. Dan kata burrok berkategori
alam yaitu emas. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa
Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah
warna kuning disandingkan dengan salah satu benda hasil alam, yaitu warna
kuning pada emas. Jadi, kuning yang dimaksud adalah kuning metalik.
berupa frasa. Kata kunning merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata ammas berkategori nomina (benda
lingkungan alam yaitu emas) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua
107
kata tersebut yaitu kunning dan ammas menghasilkan bentuk baru yaitu
frasa adjektiva.
adjektiva tue ‘tua’ yang termasuk ke dalam jenis adjektiva ukuran. Secara
metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa coklat tue adalah warna coklat
Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah
warna cokelat disandingkan dengan adjektiva ‘tua’ yang mana kata ‘tua’
bermakna kehitam-hitaman atau sangat. Jadi, coklat tue berarti coklat gelap.
frasa. Kata coklat merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata tue berkategori adjektiva (ukuran) menjadi
atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu coklat dan tue
ukuran. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa coklat muddak
adalah cokleat muddak. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua
108
yang mana kata ‘muda’ berarti kurang gelap atau agak pucat. Jadi, coklat
berupa frasa. Kata coklat merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu coklat dan
nomina tumbuhan pohon yaitu jati. Secara metaforik, tenor atau pebanding
dalam frasa coklat jati adalah warna cokklat ‘cokelat’, sedangkan vehicle
dengan cokelat pada kayu jati. Warna cokelat yang dimaksud adalah cokelat
frasa. Kata coklat merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata jati berkategori nomina (tumbuhan yaitu
109
pohon jati) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
tenor atau pebanding dalam frasa saoh masak adalah warna cokklat
Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah
warna cokelat disandingkan dengan cokelat pada buah sawo. Warna cokelat
berupa frasa. Kata saoh merupakan kata sifat yang berkategori nomina yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata masak berkategori verba (keadaan)
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu saoh dan
atribut nomina minuman yaitu susu cokelat. Secara metaforik, tenor atau
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna cokelat
disandingkan dengan minuman, yaitu warna cokelat pada susu cair rasa
cokelat muda.
berupa frasa. Kata coklat merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata susu berkategori nomina (minuman)
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu coklat dan
atribut nomina buah kopi. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam
frasa cokklat kopi ‘cokelat kopi’ adalah warna cokklat ‘cokelat’, sedangkan
yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna cokelat disandingkan
dengan biji kopi yang telah disangrai. Warna cokelat yang dimaksud adalah
berupa frasa. Kata coklat merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata kopi berkategori nomina (buah kopi)
111
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu coklat dan
atribut nomina benda alam yaitu gunnong. Secara metaforik, tenor atau
pembanding dalam frasa ijjau gunnong dan adalah warna ijjau ‘biru’,
atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna biru
disandingkan dengan benda lingkungan alam, yaitu biru pada gunung. Jadi,
berupa frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata gunnong berkategori nomina (benda
alam yaitu gunung) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata
tersebut yaitu ijjau dan gunnong menghasilkan bentuk baru yaitu frasa
adjektiva.
nomina benda alam yaitu laut. Secara metaforik, tenor atau pembanding
dalam frasa ijjau laut adalah warna ijjau ‘biru’, sedangkan vehicle atau
dari kedua term tersebut adalah warna biru disandingkan dengan benda
lingkungan alam, yaitu biru pada laut. Jadi, warna biru yang dimaksud
frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata laut berkategori nomina (benda alam yaitu
laut) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu ijjau
nomina benda alam yaitu langit. Secara metaforik, tenor atau pembanding
dalam frasa ijjau langit adalah warna ijjau ‘biru’, sedangkan vehicle atau
dari kedua term tersebut adalah warna biru disandingkan dengan benda
lingkungan alam, yaitu biru pada langit di siang hari. Jadi, warna biru yang
frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata langit berkategori nomina (benda alam
yaitu langit) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut
yaitu ijjau dan langit menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva.
dengan atribut nomina makanan yaitu telur asin. Secara metaforik, tenor
atau pembanding dalam frasa ijjau tallok masing adalah warna ijjau ‘biru’,
Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah
warna biru disandingkan dengan benda makanan, yaitu biru pada kulit telur
itik. Jadi, warna biru yang dimaksud adalah warna biru kehijauan.
turunan berupa frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori
adjektiva yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata talok berkategori nomina
pembanding dalam frasa ijjau malam adalah warna ijjau ‘biru’, sedangkan
yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna biru disandingkan
berupa frasa. Kata ijjau merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata malam berkategori verba (keadaan)
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu ijjau dan
adalah warna turunan atau bagian dari warna dasar manggis. Persamaan atau
ground yang terbentuk dari kata tersebut adalah warna mannggai atau ungu
disamakan dengan warna buah manggis yang sudah matang yang berwarna
ungu tua.
turunan berupa frasa. Kata manggis merupakan kata sifat yang berkategori
nomina yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata masak berkategori verba
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu manggis
warna turunan atau bagian dari warna dasar mangngai. Persamaan atau
115
ground yang terbentuk dari kata tersebut adalah warna mannggai atau ungu
adjektiva yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata kodok berkategori nomina
(hewan) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu
Abu tue ‘abu-abu tua’ merupakan frasa warna yang dalam unsur
frasanya tidak menggunakan warna dasar. Abu tue adalah warna turunan
dengan atribut adjektiva tuwe ‘tua’ yang termasuk ke dalam jenis adjektiva
ukuran. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa abu tue adalah
tuwe. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut
adalah warna abu-abu disamakan dengan abu yang dihasilkan dari proses
kehitam-hitaman atau sangat. Jadi, abu tuwe berarti abu-abu gelap atau
memiliki kadar warna hitam yang lebih besar daripada abu-abu pada
umumnya.
116
frasa. Kata abu merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata mate berkategori nomina (bagian tubuh
manusia yaitu mata) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata
tersebut yaitu abu dan mate menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva.
yang termasuk ke dalam jenis adjektiva ukuran. Secara metaforik, tenor atau
pebanding dalam frasa abu muddak adalah warna abu ‘abu-abu’, sedangkan
yang terbentuk dari kedua term tersebut adalah warna abu-abu disamakan
dengan abu yang dihasilkan dari proses pembakaran kayu pada tungku
‘muda’ yang mana kata ‘muda’ berarti kurang gelap atau agak pucat. Jadi,
abu muddak berarti warna abu-abu yang memiliki kandungan putih lebih
berupa frasa. Kata abu merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva
yang menjadi inti dari frasa. Lalu kata muddak berkategori adjektiva
117
menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata tersebut yaitu abu dan
Abu dapor ‘abu dapur’ merupakan frasa warna yang dalam unsur
merupakan warna turunan dengan atribut nomina benda rumah yaitu tungku
dapur. Secara metaforik, tenor atau pebanding dalam frasa abu dapor adalah
dapor. Persamaan atau ground yang terbentuk dari kedua term tersebut
adalah warna abu-abu disamakan dengan abu yang dihasilkan dari proses
frasa. Kata abu merupakan kata sifat yang berkategori adjektiva yang
menjadi inti dari frasa. Lalu kata dapor berkategori nomina (benda rumah
yaitu tungku dapur) menjadi atribut dari frasa. Penggabungan dua kata
tersebut yaitu abu dan dapor menghasilkan bentuk baru yaitu frasa adjektiva
Melayu Sambas
Makna
No Nama Warna Terjemahan
kultural
1 Putteh Putih Ѵ
2 Putteh tullang Putih tulang Ѵ
3 Putteh melappok Putih melepak
4 Putteh sussu Putih susu
5 Putteh mate Putih mata Ѵ
6 Putteh puccat Putih pucat
7 Putteh banning Putih bening
8 Putteh tallok Putih telur
9 Putteh salju Putih salju
10 Putteh kelabus Putih pucat
11 Putteh keabuan Putih abu-abu
12 Ittam Hitam
13 Ittam manis Hitam manis
14 Ittam pakkat Hitam pekat
15 Ittam bekilau Hitam berkilau
16 Ittam laggam Hitam kecoklatan
17 Ittam mengkilat Hitam berkilau
18 Gallap Hitam gelap
19 Ittam arang Hitam arang
20 Rattong Hangus
21 Merah Merah
22 Merah tue Merah tua
23 Merah muddak Merah muda
24 Merah cabek Merah cabe
25 Merah darah Merah darah
26 Merah manggis Merah manggis
27 Merah barrau Merah tua
28 Merah ati Merah hati
29 Merah jambu Merah jambu
30 Merah delime Merah delima
31 Merah kelabus Merah pucat
119
penggunaan warna ini adalah untuk mengetahui makna kultural yang tersimpan
Sambas. Warna yang digunakan umumnya adalah warna yang melekat pada
atribut nomina bagian tubuh manusia yaitu tulang. Frasa Putteh tulang
Sambas.
Contoh peribahasa:
pada tulang akan jelas terlihat. Luka tersebut biasanya diakibatkan oleh
putih (sklera) mata. Sehingga terbentuk frasa putteh mate yang memiliki
umumnya mata terdiri dari bagian hitam dan putih. Namun, ketika
3. Kunning
Selain itu warna kuning juga identik dengan warna emas. Emas memiliki
123
harga yang sangat mahal, oleh karena itu warna kunning dimaknai oleh
4. Putteh
yang mengundang tamu. Besaprah berasal dari kata “saprah” yang artinya
berhampar, yakni budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan bersila
diatas lantai secara berkelompok yang terdiri dari enam orang dalam satu
kelompok.
tamu khusus seperti pemuka agama yang diundang dari berbagai desa.
untuk pemuka agama. Hal itulah yang mendasari makna dari warna putteh.
BAB V
PENUTUP
Klasifikasi Kata Pada Masyarakat Melayu Sambas. Bab ini terbagi menjadi dua
A. Simpulan
klasifikasi kata warna pada masyarakat Melayu Sambas. Atribut yang paling
sebagai berikut:
termasuk ke dalam kelas kata dan 74 warna yang termasuk ke dalam kelas
frasa. Yang termasuk kelas kata yaitu putteh, ittam, gallap, rattong, merah,
bungor, mummor, abu, kappoh, dan yang termasuk kelas frasa yaitu putteh
tullang, putteh melappok, putteh sussu, putteh mate, putteh puccat, putteh
124
125
banning, putteh tallok, putteh salju, putteh kelabus, putteh keabuan, ittam
manis, ittam pakkat, ittam bekilau, ittam laggam, ittam mengkilat, ittam
arang, merah tue, merah tue, merah cabek, merah darah, merah manggis,
merah barrau, merah ati, merah jambu, merah delime, merah kelabus,
bata, ijau daun, ijjau lummut, ijjau pisang, ijjau pandan, ijjau gadong
palak ittik, ijjau tue, ijjau muddak, ijjau kelabus, ijjau bayau, ijjau batang
burrok, ijau botol, ijjau loreng, kunning kunnyik, kunning kunnyik burrok,
kunning bekinyar, kunning gading, coklat tue, coklat muddak, coklat sussu,
saoh masak, coklat jati, coklat kopi, ijjau gunnong, ijjau talok masing, ijjau
langit, ijjau malam, ijjau laut, kambang kodok, manggis masak, abu tue,
Sambas. Terdapat empat warna yang memiliki makna kultural yaitu putteh
‘putih’, putteh tullang ‘putih tulang’, putteh mate, ‘putih mata’, dan
keindahan. Setiap warna yang sama jika digunakan dalam jenis yang
makna dalam satu warna dapat disebabkan oleh faktor ekternal dan
126
internal bahasa. Faktor eksternal berupa (1) pola pikir manusia, (2) sifat
warna, (3) sejarah, (4) lingkungan, (5) spiritual, (6) kebudayaan asing, (7)
B. Saran
seperti berikut.
Dinas Pendidikan agar menambah bahan ajar dalam buku muatan lokal
kultural dari penggunaan warna tersebut. Jadi, tidak hanya para sesepuh,
muda.
dan waktu. Oleh sebab itu, penelitian ini diyakini masih bisa terus
Kabupaten Sambas, yaitu dari segi penggunaan kosakata warna dan makna
128
129
CV.Karyono.
Karyono.
Poda.
Alfabeta.
132
133
Informan 1
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Informan 2
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Informan 3
Nama : Aspinah
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Informan 4
Nama : Wati
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Informan 5
Nama : Sa’nah
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Informan 6
Nama : Suriyati
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Informan 7
Nama : Muliyati
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Informan 8
Nama : Bayu
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Informan 9
Nama : Sudirin
Umur : 51 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Informan 10
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
A. Apa saja nama-nama warna yang digunakan oleh penutur bahasa Melayu
Sambas?
B. Warna apa saja yang memiliki makna kultural dalam Bahasa Melayu Sambas?
145
alam)
kodok tekang
matang
TEKS DESKRIPSI
Syafika6677@gmail.com
157
158
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya, saya dapat menyusun modul
Bahasa Indonesia Kelas VII Semester Ganjil. Modul ini sudah disesuaikan dengan kurikulum
K13 yang mengacu pada KI dan KD pada jenjang SMP/MTs. Dengan modul ini, diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami sebuah teks dan memecahkan
masalah sehari-hari serta dapat memiliki tambahan referensi atau sumber belajar yang nantinya
dapat menunjang pencapaian kompetensi yang diinginkan.
Dalam modul ini terdapat uraian materi-materi yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran. Selain itu, untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembahasan
terdapat rangkuman, contoh soal dan latihan soal. Serta terdapat link yang dapat diakses untuk
menambah pemahaman tentang materi yang ada di dalam modul.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam
penyusunan modul ini. Semoga dapat memberikan andil kemajuan peserta didik dalam
pelajaran Bahasa Indonesia dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran bagi kesempurnaan modul ini sangat saya harapkan.
Syafika
UNTUK SMP/MTS
159
DAFTAR ISI
UNTUK SMP/MTS
160
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
UNTUK SMP/MTS
161
TEKS DESKRIPSI
A. Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata,
tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.
4.1 Menjelaskan isi teks deskripsi objek (tempat wisata, tempat bersejarah, pentas seni
daerah, kain tradisional, dll) yang didengar dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual
B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu:
1. Menentukan pengertian teks deskripsi
2. Menentukan ciri umum dan tujuan teks deskripsi
3. Menentukan ciri teks deskripsi dari aspek kebahasaan
4. Menentukan jenis teks deskripsi pada teks yang dibaca.
5. Memetakan isi teks deskripsi
C. Petunjuk untuk siswa
Untuk memperoleh prestasi belajar secara maksimal, maka langkah-langkah yang
perlu dilaksanakan dalam belajar dengan menggunakan modul ini antara lain:
1. Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Bila ada materi yang
belum jelas, siswa dapat bertanya pada guru.
2. Kerjakan setiap tugas terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan
belajar.
3. Jika belum menguasai materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada guru.
4. Pertanyaan kepada guru dapat disampaikan melalui media digital (telp/sms, wa atau
sosial media lainnya).
UNTUK SMP/MTS
162
PETA KONSEP
Teks Deskripsi
Kata Kunci
UNTUK SMP/MTS
163
UNIT
UNIT1 1
a. Teks berisi gambaran atau lukisan tentang suatu objek, baik tempat maupun orang.
b. Uraian dalam teks deskriptif selalu mendetail dan melibatkan kesan indrawi
sehingga lebih dipahami oleh pembaca.
c. Pembaca yang membaca teks deskriptif harus merasakan situasi dimana dia
seolah-olah melihat sendiri situasi objek tersebut.
d. Teks deskriptif juga menceritakan detail fisik objek secara keseluruhan. Mulai
dari warna, tekstur, bentuk, hingga ukuran benda yang diceritakan.
UNTUK SMP/MTS
164
TEKS 1
Budaya Melayu Sambas merupakan budaya yang menggariskan bahwa untuk memasuki
lingkungan sosialnya setiap insan manusia Melayu Sambas perlu menjalani serangkaian
upacara peralihan kehidupan. Upacara peralihan kehidupan tersebut meliputi upacara yang
berkaitan dengan kelahiran, perkawinan, dan kematian. Upacara perkawinan menjadi salah satu
upacara yang sangat penting bagi masyarakat Melayu Sambas karena dianggap merupakan
prosesi untuk memperluas persaudaraan. Prosesi pernikahan di Kabupaten Sambas terdiri dari
beberapa tahapan, antara lain bepari-pari, minta, antar pinang atau antar barang, bepallam,
Resepsi pernikahan yang diadakan oleh masyarakat Melayu Sambas terbilang cukup
beragam jika dilihat dari pakaian yang dikenakan. Namun, baju pengantin melayu Sambas
modifikasi menerapkan warna kuning keemasan ditambah sentuhan hijau pupus. Kedua warna
ini dipercaya merupakan warna khas Kesultanan Sambas tempo dulu. Pengantin wanita Sambas
mengenakan baju kurung dengan hiasan untaian manik-manik di dada. Sementara kain songket
Sambas yang dipakai sebagai bawahan yang memiliki nilai budaya dan religius bermakna
mulia. Hiasan sulam dengan warna kuning keemasan pada pakaian pengantin melayu Sambas
UNTUK SMP/MTS
165
TEKS 2
Makan saprahan merupakan adat istiadat budaya Melayu. Berasal dari kata “saprah”
yang artinya berhampar, yakni budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan bersila diatas
lantai secara berkelompok yang terdiri dari enam orang dalam satu kelompok.
Dalam makan saprahan, semua hidangan makanan disusun secara teratur di atas kain
saprah. Sedangkan peralatan dan perlengkapannya mencakup kain saprahan, piring makan,
kobokan beserta kain serbet, mangkok nasi dan lauk serta gelas minuman.
Di dalam saprahan piring berwarna putih polos digunakan untuk tamu khusus seperti
pemuka agama yang diundang dari berbagai desa. Penggunaan piring putih polos pada saprahan
UNTUK SMP/MTS
166
LATIHAN 1
Teks Tujuan
1 Menceritakan……………………………………………………
2 Menceritakan……………………………………………………
Table 1.2
c. Tentukan Isi teks deskripsi di atas berdasarkan rincian dalam teks.
Teks Tujuan Teks Rincian Perasaan Terhadap
Objek
Menggambarkan
1
Table 1.3
UNTUK SMP/MTS
167
UNTUK SMP/MTS
168
LATIHAN 2
UNTUK SMP/MTS
169
UNIT 2
Selamat. Anda sekarang berada di unit 2. Pada kegiatan ini, Anda akan mempelajari struktur
danciri bahasa teks deskripsi.
1. Indentifikasi/gambaran umum
1. IDENTIFIKASI
STRUKTUR TEKS
DESKRIPTIF 2. DESKRIPSI BAGIAN
3. SIMPULAN/KESAN
UNTUK SMP/MTS
170
Berisi nama objek yang dideskripsikan, lokasi, sejarah laihrnya, makna nama,
atau pernyata-an umum tentang objek.
2. Deksripsi bagian
Berisi perincian bagian objek yang diuraikan/dirinci berdasarkan tanggapan subjektif
penulis. Perincian dalam teks deskripsi dapat diisi dengan :
• Apa yang dilihat
• Apa yang didengar
• Apa yang dirasakan
3. Kesimpulan/kesan
Bagian ini merupakan penutup teks tentang kesimpulan atau kesan penulis. Bagian ini
bersifat pilihan, boleh ada atau tidak.
Baca kembali teks deskripsi berikut dengan cermat dan perhatikan struktur teksnya!
Tabel 2.1
UNTUK SMP/MTS
171
UNTUK SMP/MTS
172
PENUGASAN 1
UNTUK SMP/MTS
173
PENUGASAN 2
TUGAS PROYEK !
Menyusun Teks Deskripsi
• Langkah 1
a. Tentukan objek yang akan dideskripsikan.
b. Buat judul yang menarik
Misal:
- Kampung Halamanku
- Kelici Peliharaan
- Sahabat Kecilku
• Langkah 2
Membuat kerangka bagian-bagian teks deskripsi Misal:
Paragraf 1
Mengidentifikasi objek → Menuliskan kalimat rinci →Menuliskan Kalimat Panca Indra
Paragraf 2
Mendeskripsikan bagian-bagian objek secara detil dengan menyantumkan unsur majas,
antonim dan sinonim, konjungsi, dan kata umum dan kata khusus.
Paragraf 3
Terdiri dari kalimat simpulan atau penutup sebagai penguat dari paragraph sebelumnya.
• Langkah 3
Mencari data (membaca, mengamati, berkunjung, mengingat kembali)
• Langkah 4
Menata kalimat-kalimat ke dalam paragraf pembuka (identifikasi), paragraf bagian, dan
para-graf penutup.
• Langkah 5
Memerinci objek/suasana dengan penginderaan, kalimat dengan kata emotif, atau majas.
UNTUK SMP/MTS
174
RANGKUMAN
1. Teks deskripsi adalah teks yang berisi penggambaran suatu objek, tempat, atau peristiwa
tertentu kepada pembaca secara jelas dan terperinci sehingga pembaca seolah-olah
melihat dan merasakan sendiri apa yang dideskripsikan oleh penulis.
2. Ciri umum teks deskripsi
a. Objek yang dibicarakan pada teks deskripsi bersifat khusus (objek tertentu yang
kemung- kinan berbeda dengan objek lain). Objek yang dideskripsikan bersifat
pendapat personal. Ciri ini tergambar pada judul berisi objek pada konteks, misalnya
deskripsi burung merak.
b. Tujuan teks deskripsi menggambarkan objek dengan cara memerinci objek secara
sub- jektif atau melukiskan kondisi objek darisudut pandang penulis.
c. Isi teks deskripsi diperinci menjadi perincian bagian-bagian objek dan
menggambarkan secara konkret tentang objek (menggambarkan wisata yang indah
akan dikonkretkan indahnya seperti apa, menggambarkan ibu yang baik akan
dikonkretkan baiknya seperti apa).
3. Teks deskripsi memiliki strukrur yang terdiri atas identifikasi/gambaran umum,
deskripsi bagian, dan kesimpulan/kesan.
a. Indentifikasi/gambaran umum
Berisi nama objek yang dideskripsikan, lokasi, sejarah lahirnya, makna nama, atau
pernyataan umum tentang objek.
b. Deksripsi bagian
Berisi perincian bagian objek yang diuraikan/dirinci berdasarkan tanggapan
subjektif penulis. Perincian dalam teks deskripsi dapat diisi dengan :
• Apa yang dilihat (bagian-bagiannya, komposisi warnanya, kesan dari
penulis tentangobjek itu, dll)
• Apa yang didengar (suara apa yang didengar, seperti apa suara-suara itu
menurut penulis/membandingkan dengan suara apa)
• Apa yang dirasakan (dengan mengamati objek)
UNTUK SMP/MTS
175
c. Kesimpulan/kesan
Bagian ini merupakan penutup teks tentang kesimpulan atau kesan penulis. Bagian
inibersifat pilihan, boleh ada atau tidak.
4. Jenis Pengembangan Deskripsi Bagian
a. Deskrpisi bagian berdasarkan ruang
Berisi perincian bagian-bagian ruang objek yang diseskripsikan.
Misalnya, penulis mendeskripsikan pintu masuk, bagian tengah, bagian belakang.
Perin-cian ruang juga dapat menyebut nama ruang-ruang dan ciri-cirinya.
b. Deskripsi bagian berdasarkan anggota-anggota bagian objek
Berisi perincian bagian-bagaian yang dideskripsikan (pantai digambarkan bawah
lautnya,bibir pantai, ombak dan pasirnya, pemandangan tumbuhan dan hewan
pantai)
c. Deskripsi bagain berdasarkan proses sesuatu berlangsung
Berisi perincian bagian awal, mulai meningkat, puncak (inti), penutup.
Misalnya, penulis mendeskripsikan awal pementasan, puncak adegan, mulai
meluruh,dan penutup.
d. Deskrpisi bagian berupa pemfokusan
Berisi bagian yang disukai dari bagian yang dideskripsikan.
Contoh: Bagian yang paling saya sukai dari perpustakaan ini adalah ruang bacanya.
Desain unik dengan cat biru memberikan kenyamanan yang luar biasa pada
pengunjung
5. Ciri penggunaan bahasa dalam teks deskripsi antara lain:
a. Menggunakan kata khusus
b. Menggunakan kata dengan emosi yang kuat
c. Menggunakan kata konkret untuk memperjelas pendeskripsian
d. Menggunakan kalimat terperinci
e. Menggunakan kalimat yang melibatkan pancaindra
f. Menggunalan konjungsi/kata hubung
g. Menggunakan kata berimbuhan
UNTUK SMP/MTS
176
CONTOH SOAL
UNTUK SMP/MTS
177
Penyelesaian:
Penyelesaian : Kata depan (preposisi) di- berfungsi sebagai kata depan jika diikuti dengan
kata keterangan tempat, arah, posisi/letak. Sebagai kata depan, di- ditulis terpisah dengan
kata yang mengikutinya (di pantai, di belakang, di atas, di bagian barat). Jadi, preposisi (di-
) yang tepat terdapat dalam kalimat “Kelas kami terletak di sebelah laboraturium IPA
LATIHAN SOAL
Selamat! Anda telah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan modul 1. Sekarang Anda
bersiap untuk menyelesaikan latihan soal berikut ini.
Selamat mengerjakan.
Soal Pilihan Ganda
Pilihlah satu Jawaban yang paling tepat!
1. Baca teks deskripsi berikut.
Keraton Alwatzikhoebillah merupakan pusat dari pemerintahan Kesultanan Sambas
yang terletak di Jalan Istana, Dalam Kaum, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat. Jaraknya hanya 3 Km dari pusat Kota Sambas dan bisa ditempuh dengan
mobil atau motor. Istana Alwatzikhoebillah menjadi destinasi yang tak terlewatkan untuk
dikunjungi oleh setiap orang yang datang ke Sambas. Berlokasi di pusat kota dan dengan
bangunan istana dan komplek masjid raja menjadi daya tariknya. Momen liburan panjang
menjadi puncak kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Istana
Alwatzikhoebillah Sambas menghadap ke barat dan didominasi oleh warna kuning menyala.
Warna kuning emas sangat mendominasi warna bangunan istana yang tegak dengan bahan
kayu belian. Wisatawan dapat merasakan nuansa kejayaan daerah Sambas di jamannya dari
warisan budaya ini
Kutipan teks tersebut merupakan bagian struktur teks deskripsi berupa ...
a. Deskripsi umum
b. Deskripsi manfaat
c. Deskripsi bagian
d. Deskripsi penutup
UNTUK SMP/MTS
178
2. Kakakku bernama Wulan. Wajahnya selalu bersinar seperti bulan. Cocok sekali dengan
namanya yang berarti bulan. Mukanya bulat dengan alis tipis seperti semut beriring.
Kakakku memiliki kulit berwarna kuning langsat, khas wanita cina. Tinggi badan kakakku
tidaklah tinggi, tidak pula pendek. Rambutnya tampak hitam pendek.
Objek yang digambarkan dalam penggalan teks deskripsi di atas adalah ….
a. Aku
b. Bulan
c. Semut
d. Wulan
3. Pemerintah Kabupaten Probolinggo menawarkan paket wisata erupsi gunung Bromo. Pena-
waran ini bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus memberikan
jamin-an bahwa gunung setinggi 2.329 m dari permukaan laut tersebut aman dikunjungi
meskipunberstatus siaga. Wisatawan dapat menikmati pemandangan eksotis gunung Bromo
dari jauh.Penawaran paket wisata ini termasuk kegiatan menikmati hasil panen dan
keindahan ma- tahari terbit.
Teks tersebut membahas …
a. Keindahan gunung Bromo
b. Penawaran paket wisata erupsi gunung Bromo
c. Peningkatan kunjungan wisatawan
d. Pemandangan eksotis gunung Bromo
kata umum: ....
kata khusus: gunung, laut, pantai, perbukitan
4. kata umum yang tepat dari kata khusus di atas adalah ....
a. pemandangan alam
b. tempat wisata
c. tempat hiburan
d. daerah pelestarian
UNTUK SMP/MTS
179
UNTUK SMP/MTS
180
UNTUK SMP/MTS
181
UNTUK SMP/MTS
182
beragam jika dilihat dari pakaian yang dikenakan. Namun, baju pengantin melayu Sambas
modifikasi menerapkan warna kuning keemasan ditambah sentuhan hijau pupus. Kedua
warna ini dipercaya merupakan warna khas Kesultanan Sambas tempo dulu. Pengantin
wanita Sambas mengenakan baju kurung dengan hiasan untaian manik-manik di dada.
UNTUK SMP/MTS
183
5. Sementara kain songket Sambas yang dipakai sebagai bawahan yang memiliki nilai budaya
dan religius bermakna mulia. Hiasan sulam dengan warna kuning keemasan pada pakaian
a. (1)
b. (2)
c. (5)
d. (6)
e. (7)
UNTUK SMP/MTS
184
Soal Uraian
1. Kalian tentu memiliki objek atau benda yang paling menarik dan berkesan. Tentukan 1 saja
yang menurut kalian paling berkesan. Kemudian deskripsikan objek atau benda tersebut ke
dalam 2 – 3 paragraf! Buatlah judul yang menarik untuk dibaca! Berikan alasan kalian
objek atau benda tersebut menjadi paling menarik buat kalian!
2. Kalian pernah belajar tentang Majas. Majas adalah gaya Bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan pesan secara imajinatif dan bermakna kiasan. Ada beberapa contoh majas
yang pernah dipelajari seperti majas personifikasi, hiperbola dan ironi. Jelaskan pengertian
ketiga majas tersebut! Dan tulislah sebuah contoh kalimat dari masing-masing majas
tersebut!
3. Perhatikan gambar berikut!
UNTUK SMP/MTS
185
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Soedjito, dan Saryono. 2012. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Malang: Aditya Media
Publishing
UNTUK SMP/MTS