DEAPATI
D a t u M u s en g s eb e n a r n m ah i r d a l a m je
m m e n ia -n i a k a n k e s e m p a t an s e p e r t i in i .
n is p e r m a in a n i n i. ) a p i i t k p r n a h
I a s e l a lu m e m b u a t k e s a la h a n - ke s a la han disengaja
untuk membuat permainan tidak Cepat berakhir. Dan mata ang bersilat, l0ntaran
kerling genit, senum penuh arti serta Cubit-Cubitan tangan adalah selingan
permainan ang paling sering terjadi di antara kedua insan itu.
)ersebutlah pada suatu hari CinCin putri Maipa l0l0s lepas dari jarina ketika sedang
bersenda gurau dengan kawan-kawanna sebelum pengajian dimulai. Datu Museng
ang tak pernah lepas perhatianna kepada putri Maggauka itu, dengan gerakan
amat Cepat langsung memungutna, kemudian tanpa berpikir lagi CinCin itu
dimasukkan ke dalam jarina sendiri.
Selain berani dan tegas, Datu Museng terkenal pula Cepat mengambil suatu
ke p u t u s a n t a np a b e ru s a h a m em i k ir k a n
a n g t e r ja d i , p er i s t iw a - p e ri s tiw a a n g a
a k ib a tn a t e rl b ih d a h u lu . B a g in a , a pa p un
k a n d a ta n g m er u p a k a n s u a t u p e n g a l a m a n
baru ang berguna bagi kelangsungan hidupna di kemudian hari. Kebesaran
jiwalah ang banak membantu membentuk sifat sifat istimewa seperti itu.
/ati Datu Museng ketika itu gemas berCampur sedih. Ia sadar dengan
meninggalkan tempat pengajian, berarti bakal tak bisa lagi bertemu, bergurau dan
bersilat mata
dengan %utri Maipa. /ilang kini harapanna, pupus sudah Cita-Citana terbang
laksana debu ditiup angin. %eluh dingin mengalir ke sekujur tubuh bukan karena
hati berlari pulang tetapi karena membaangkan keadaanna nanti.
Ada apa CuCuku... Mengapa kau menjadi begini6 Katakan CuCuku saang sambut
kakek Addearangang tak sabar sambil memegang tangan Datu Museng.
Dibimbingna naik ke rumah panggung mereka ang besar, melewati anjungan terus
ke ruang tengah dan mendudukkan Datu Museng di haribaanna. Dibelai- belaina
rambut sang CuCu tersaang. Dibujukna penuh manja, sebagaimana biasa bila Datu
Museng menghadapi kesulitan.
Dengarlah wahai kakek. Aku telah kehilangan harta melebihi nilai jiwaku sendiri.
Aku sungguh bergundah-gulana. Datu Museng berhenti mengutarakan isi hatina.
Ia nampak sangat sedih dan tak kuasa melanjutkan kata-katana.
Bukan 0rang jahat ang memegatku, bukan peramp0k ang merampas hartaku.
5uga bukan musuh menjentik kulitku, kakek. Aku diusir dari rumah kadhi, tidak
diperkenankan lagi mengaji di sana. )api sebenarna bukan pengusiran itu ang
menakitkan hatiku. /ana akibatna ang meniksa batin ini. Kini aku tak dapat
la g i m el ih a t bi n ta n g k e j0 a d i te n g h m
r a tn a m u t u - m a n ik a m , p er m a t a d a la m
l a m , M aipa Deapati suluh dalam gelap,
ha a tk u .
Datu Museng kemudian menCeritakan kepada kakekna, asal muasal ia diusir dan
disuruh menCari guru mengaji ang lain.
0uCuku, jangan susah karena putri Maipa Deapati. Bukan satu, bukan dua Maipa.
)etapi banak bertebaran di Sumbawa ini dan di sekeliling pulau-pulauna. Mengapa
putri itu menusahkan hatimu dan membuat kau gunda-gulana6 Bukan Maipa saja
ang Cantik, bunga setangkai di dalam taman, CuCuku. Banak kembang semerbak
di berbagai taman. Bintang-bintang di langit, juga tak terbilang
jumlahna. Mengapa kau bingung karena Maipa. Ketahuilah, putri Maipa Deapati
sudah
denganbertunangan. Diaputra
I Mangngalasa, dij0d0hkan semasih
mahk0ta Sultandalam kandungan ibunda permaisuri
&0mb0k.
Mendengar tutur kakekna, Datu Museng mendengus merentakkan kaki.
3erahamna gemertak menahan marah dan matana mendelik liar. Ia lalu berdiri
berkaCak pinggang, sambil berkata4 )idak..., tidak, kakek. Maipa Deapati adalah
Maipaku. I Mangngalasa b0leh dij0d0hkan dengan Maipa sejak keCil, semasih dalam
kandungan permaisuri. )api sekarang..., aku ang puna. Maipaku, tunangan Datu
Museng I Bas0 Mallarangang. I Mangngalasa b0leh memetik kembang-kembang di
taman, b0leh bebas memilih bintang di langit biru, tapi ia tak b0leh menjamah
perawan ang satu ini. I Mangngalasa b0leh menumpuk harapanna setinggi
gunung, tapi tak akan bisa mendapatkanna semasih aku hidup, selagi haatku di
kandung badan.
Mendengar tekad teguh Datu Museng, kakek Adearangang tafakkur berpikir dalam-
dalam. /ati-tuana menala kembali. *asa pati bangkit untuk mengabdi pada sang
CuCu, ingin membantu sekuatna dengan nawa dan badan dipertanggungkan. Ia
sadar, CuCuna berkeras ingin memetik kembang larangan ang dijaga kuat.
/endak dipetik seCara resmi, susah sungguh dan terasa amat rumit. Sebab Maipa
Deapati berdarah bangsawan, turunan Sultan ang memerintah. Akan halna Datu
Museng7 hana separuh turunan bangsawan. Darahna tidak murni, sehingga tak
pantas duduk bersanding menurut ukuran adat. Karena itu bunCahlah pikiran sang
kakek. )api pembawaan Adearangang persis sama dengan Datu Museng. Kakek dan
CuCu ini hana berbeda dalam usia, tapi tidak dalam hal-hal ang menangkut
kejantanan. %erasaan ragu-ragu segera sirna, dihapus teka hati hendak
mengabulkan harapan CuCu satu-satuna ang amat dimanjakanna.
8rang tua itu lalu berdiri dan menepuk pundak CuCuna ang sedang termenung
mel0ntar pandang lewat jendela. Datu Museng sedikit terkejut dari lamunna, lalu
men0leh dan menatap penuh harap. Sebelum ia sempat mel0ntarkan pertanaan,
kakek Adearangang tersenum lembut sambil berkata4 Datu..., Maipa Deapati
bukan sembarang kembang. Memetikna amat susah, tidak gampang. Di sekitarna
penuh 0nak-duri ang siap menusuk siapa ang C0ba-C0ba memetikna. )etapi jika
h a ti m u m e m b a j a , a ki n la h u a k a n b is a
b e r j u a n g k e ra s d a n m e m b e ka l k e s a b a r a n
m em p e r0 l e hn a . / a n a k a u h arus mengarungi laut
da l am m en a ta n g ri si k 0 d a la m
menghadang maut mara bahaa. Kau harus berguru ke Mekka, negeri suCi tempat
lahir nabi akhir aman, Muhammad Sallahlahu alaihiwassallam. Kau mesti berguru
pada tuan sekh di Mekka dan Medina. 0ari dan petik Bunga 1jana Madina
#Kembang merah Medina$. 5ika berhasil memetikna, perCaalah Cita- Citamu akan
terkabul. Maipa Deapati akan dapat kau miliki. Semua perintang, 0nak- duri, tanjakan
tajam, apalagi kerikil, dengan mudah kau lindas dan lewati. Sungguh, CuCuku.
)utur kakekna ang mengandung d0r0ngan dan harapan ini membuat Datu Museng
girang alang-kepalang dan tersenum-senum. Mata ang pudar bersinar
kembali, wajah
pun girang ang
bagai puCat berCahaa lagi. Dada berg0lak menjadi tenang dan jiwa
semula.
Dengan suara pasti Datu Museng berkata4 /ana ke Mekka dan Medina, kek6
0uma mengarungi laut ber0mbakkan air, menjelajah Sahara berpadangkan pasir6
)ak usah kuatir. Ke laut api sekalipun aku akan pergi, demi mendapatkan mutiara
hidupku. Aku akan pergi menghadang laut marabahaa, akan melintasi lautan
ber0mbak setinggi rumah. Aku akan menjelajahi padang pasir ang terik membara
membakar jagat. Keras hatiku, kek. Kuat tebal keakinanku. Maipa..., Maipaku
terbaang di ruang mata, senumna bersemaam dalam jiwaku selalu. Aku akan
pergi, pasti...
5ika keakinanmu telah bulat, kemauan sudah keras membaja dan tekad telah
membungkah, akan kusuruh buatkan bahtera kenaikanmu ke Mekka menCari
Bunga 1jana Madina. Sabarlah, CuCuku jawab kakekna sambil tersenum-
senum pula.
Sejak mufakat telah putus bahwa Datu Museng akan berangkat ke tanah suCi,
maka sejak itu pula kakek Adearangang sibuk mengurus kau bakal perahu.
Dikumpulkanna ahli pembuat bahtera untuk membangun kenaikan CuCuna.
Da b e b e r pa b u la n k e m u d i a n , ba h t e ra
MM en a k s ik an k e n a ik a n s u d a h ra m p u n g .
te l a h se l es a i d a n d i be r i n a m a I & 0 l0gading.
D at u M us n g b e rt am b a h g em b i ra .
hasratna serasa tak tertahan-tahan lagi untuk mengarungi laut sebagai
pengabdian pada Cahaa haat ang terus menerus mengganggu kalbuna.
Sementara itu kakekna makin rep0t pula. Ia menggeledah negeri menCari bahan
kelengkapan bahtera. Makan tak makanlah dalam sehari, tidur tak tidurlah dalam
semalam, asalkan usaha berhasil untuk menenangkan hati sang CuCu.
s u C i , m a k a d it u r u n k a n la h I &0 l0 g a d in g ke
g g a dis m a n i s b e r b a j u b 0 d 0 , d ie lu - e lu k a n d
b an d a r p el a b u h a n . D i ir i n g i e m p a t - p u l u h
a n d is 0 r a k - s 0 r a i te em an s e k a m p u n gg , an a k
daeng dan anak karaeng.
ang tak terlindung Cahaana, berkelip selalu meninari jiwa Datu Museng.
Kini terCipta baangan itu, hadir di hadapanna. Datu Museng lalu berbisik4
Maipaku, adinda Maipa... Kupinta pada )uhan, kau kelak jadi kembang petikanku.
Kutanam kupelihara dalam jiwaku, kupupuk kusirami dengan air mata harapan. Aku
akan pergi, saang. Untuk menCari dan menemukanmu.
&ihatlah ke piala hati ini, dindaku. )ak ada riak dan tak ada 0mbak ang tidak
karena dikau. 5ika sentana pantai hati ini bukan Cadas nan keras, sudah lama
gugur berkeping-keping. 5atuh menjadi pasir dan abu, lalu terbang tak berbekas,
berberita pun tidak.
)api, dindaku saang, kendati keras kuat batu di gunung, ia akhirna akan tembus
0leh air lemah ang jatuh menimpa berulang-ulang. )embus dindaku, tembus... dan
jadilah pasir halus hanut berlarat-larat, hilang ke laut lepas.
Akan demikianlah halna rasa hati ini dindaku, jika aku selalu menjadi tukang
berharap saja. 8rang dan adat mengatakan kita tak dapat sejajar bersanding
dua karena kau anak Maggauka, 0rang ang berkuasa dalam pemerintahan. Dan
aku hana anak gelarang #pimpinan daerah keCil$ Karaeng %alili. )idak berkuasa,
tidak memegang pemerintahan. Aku rendah dalam derajat dari darah ang
mengalir dalam tubuhmu.
)api ketahuilah adinda, tekadku telah bulat. Keakinanku tak terg0ahkan lagi
m e n gh a d a p ia d a t u s a g a n g r ib u t te n t a n
b0 le h b e rC a m p u r . B a tin k u m e n a n g k a l it u
g a sa l d a r a h m u d a n d r ah k u n g ta k
se m u a . A k u a k i n , d a ra h k it a sa m a , d ari Adam
dan /awa Ciptaan )uhan, bukan Ciptaan manusia. Akan kur0mbak dan
kuhanCurkan segala adat istiadat ang berdiri membenteng di antara kita berdua.
Semua Ciptaan manusia ang palsu itu akan kutenggelamkan ke bawah tanah lapis
ketujuh. Kupinta pada )uhan, kurebut kau dari tangan manusia, dari kekuasaan
duniawi dan aahmu Maggauka.
Dengarlah adinda, tak ada benteng ang kukuh, tak ada laskar ang kuat, semua
akan hanCur jika )uhan menghedndaki. Sekarang aku hana melihat baanganmu,
berbiCara dengan baanganmu, karena aku tak dapat menjumpaku dengan badan
kasar dan meneng0kmu di Istana.
Aku tak mampu mengunjungimu di dalam bilik peraduamu ang dijaga inang setiap
p e n g a p it a n j u j u r. A k u ta k d a p a t m
l la h ir . K u p a n gg il k a u d a t a n g , k u s e r u
e l ak u k an n a , k r e n a a k u m a si h l e m a h
n a m a m u , ku C i p ta b a a n g a n m u d i h ad a p
d a l a m
a n k u , agar kau melihatku dan aku melihatmu. Kukurimkan rasa rinduku ke
dalam hatimu, kudeburkan segala rasa ang terbetik dalam jantungku ke dalam
jantungmu. sebentar lagi aku akan pergi berlaar menCari wujudmu. Akan kuCari
dinda sampai bersua, hingga kau berada dalam penkuanku, tidak di pangkuan
0rang lain.
Sekarang kuhembuskan nafasku ke dalam nafasmu, dan kuterima nafasmu ke
dalam nafasku7 kau dan aku hana satu . . .Amin
Suara helaan nafas panjang dan tangan ang digesekkan untuk mkemudian
diraupkan ke wajah, mengakhiri semedi Datu Msueng.
Adearangang lalu mendekat, mengajak Datu Museng berdiri. Dengan takim sang
CuCu mengikuti kakekna turun tangga. Mereka kemudian menuju dermaga dimana
I &0l0gading bersama awak bahtera telah lama menanti.
Melihat Datu Museng dan kakekna datang, seluruh awak bahtera Ceria. %erahu
lepa-lepa diauh menjemput di pinggir pantai. Setiba di atas bahtera, Adearangang
memeluk CuCuna, dan memberina pesan-pesan penguat batin agar selamat
dalam perjalanan. 30ng dan gendang ditabuh bertalu-talu, ditingkah dentuman lela
#meriam$ sebagai tanda siap berangkat dan sekaligus uCapan selamat tinggal
kepada penduduk. Sebelum meninggalkan bahtera, Adearangang sekali lagi
memeluk CuCuna dan menjabat tanganna erat-erat sambil mel0ntarkan senum.
)iba di darat, ia bergabung dengan halaak ang berb0nd0ng-b0nd0ng datang
menaksikan keberangkatan Datu Museng untuk menuntut ilmu ke tanah suCi.
r a m b u t a n g b e r ge r i p a n j a n g k e k ak i
b b e rd ir i d i p a n t a i m e la m b a i . 9 a n g k in i t e
m e n g h it m ik a l . & u p a l a h s u d a h k a k ek m asih
rin g a t d an t e r b a a n g h a n a k e k a s ih , l a in
tiada. )erkenang kembali masa silam ang membius.
Kini...., semuana tinggal kenangan. Sudah tertinggal jauh dan kian jauh juga.
)ertinggal pula baang-baang manis itu......
)api... dengar . dengarlah bisikan angin dari darat, ke hati langsung berbisik4
%ergilah dikau kanda saang Datu Museng. )inggalkan daku se0rang diri melamun
dalam mengharap pada Ilahi. &ekas datang, lekas pulang menjemput dindamu
t a m b a t n h a ti . U n t uk m e n g u r a i ik a t a n
a a n gk a s a, h in g g a p m e m i lih d a h a n d a n
k e t a t, a g a r t e r b a n g s e p a s a n g b u r u n g ke
r a n t in g d i m a n a s u k a . % e r g i. .. p e r g il a h
penguasa hatiku. Bertiuplah bau, kembangkan laar bahterana menuju tempat
idaman, agar kekasih lekas sampai ke pantai harapan. I &0l0gading, melajulah
dikau. Bawalah kekasih pergi dan antar pulang kembali ke haribaanku. 5angan
putuskan harapan se0rang gadis pingitan. Wahai dendangan-saang, telah
kudengar berita keberangkatanmu, dari bisikan rakat sampai kemari. Kuiring d0a
selamat, sem0ga harapan berbuah. Aku tak dapat mengiringimu seCara nata,
hana haalku ang menertaimu. 8h angin, bisikkan pesanku ini kepada kekasih
saang, sem0ga ia berlaar dengan tenang.....
&aar kian mengembang penuh ditiup angin ang kian kenCang. I &0l0gading kini
dengan megah melaju meninggalkan pantai Sumbawa ang berangsur hilang dari
pandangan.
Sumbawa sudah dibelakangi Datu... &0mb0k dan Bali tepat di haluan, sem0ga
Cepat sampai ke tujuan. Marilah, Datu. Marilah, tuan, kita turun ke ruang istirahat
untuk melepas lelah, membaringkan tubuh di atas tilam peraduan ang sudah
tersedia. Malam sudah larut. Angin laut makin terasa dingin menusuk ke sumsum.
%enakit akan lekas menerang jika hati k0s0ng melengah-hampa ajak nakh0da I
&0l0gading kepada Datu Museng, ang sejak Sumbawa ditinggalkan, belum
beranjak dari dudukna di anjungan bahtera. Ia tinggal tafakkur menghadap arah
darat tanah tepian pulau Sumbawa di mana istana Maggauka telah menimpan
jiwana sebagian.
8hhhh... Datu Museng tersentak dari renungan. Ia insaf, lemah dalam derita
rasa.
Wahai nakh0da..., baru kuderita perasaan begini. Baru kutanggung
penanggungan semaCam ini. *upana tak gampang tiada mudah meninggalkan
kekasih se0rang diri pergi berlaar mengarungi samudera luas. )api akan
kuapakanlah rinduku, bagaimana kupupus hilang dendam-kesumat. MenguCapkan
tak semudah melaksanakanna. *asana hanCur hati ini jika kupaksa merenggut
rindu ang mendamba di dada. Biarkanlah begini, wahai nakh0da. 5ika aku lapar
dan haus-
d a h a g a , ak n k u m i n t m a k an a n d a n m i n
t te r ti d u r ju ga . U s a h a k an s a ja I & 0 l 0 g a d in g
u m a n . A p a b il a m e n g a n u k, a k u p sti
le k a s s a m p a i d i t a n a h t ep i a n p u lau harapan
kita.
)uanku Datu Museng... Sudah laim teruna menanggung rindu. 5angan diturutkan
kata hati, jangan biarkan lamunan berlarat-larat dalam diri. Masih amat luas
samdera ang harus kita jelajahi, masih banak negeri ang akan kita singgahi, dan
masih berbilang-hari berbilang-bulan kita terkatung-katung, dan terdampar di
rantau 0rang. 5ika begini Cara Datu berlaar, bakal tak sampai jiwa dan badan ke
rantau tujuan. B0leh jadi hana keranda tuanku ang akan balik menemui kekasih
nan tak pernah putus menunggu dan berharap. Bersusah hati seperti ini tak laak
Datu lakukan. Akan merusak iman, melemahkan bathin. Selaak 0rang ang
berputus asa.
2akh0da itu kemudian men0leh ke awak bahtera ang sudah berkerumun, sambil
berkata4 )ukang keCapi, ha0 petik keCapi itu, kita bernani, menghilangkan duka
ang mengganggu
)ukang keCapi mulai memetik dawai keCapina. /alus merdu membelah kesunian
malam di tingkah bau semilir serta sibakan 0mbak ang memerCiki bahtera I
&0l0gading.
Datu Museng Cuma mampu mengulum senum, menggigit bibir. Marah tak dapat,
kesal di hati tertahan, diusik heningan Ciptana. 2akh0da pura-pura tak melihat.
%andanganna diarahkan ke laut lepas, ke bintang berkedip di langit ang
terhampar luas, sambil mendendangkan nanian gembira.
)embang lagu diulang kembali 0leh awak bahtera an membentuk lingkaran. Datu
Museng ang sedikit tersinggung, hana memandang Cakrawala ang bertaburkan
bintang. &aakna ia sedang menCari satu dari sejuta bintang ang berkelip indah di
alam lepas tak terukur itu.
2akh0da berhenti menani, mengalihkan pandangan dari laut ke Cakrawala,
kemudian ke wajah Datu Museng. Awak bahtera suruhan kakek Adearangang, tak
pula ketinggalan. Semua mata menumpuk di satu sasaran, ke wajah pemuda ang
duduk bersila dengan tenang. /ening sejenak, tak ada suara ang mengusik,
keCuali deburan 0mbak menepis tubuh I &0l0gading. Suasana demikian sentimentil.
Untunglah Datu Museng Cepat sadar. Dengan lemah lembut ia bertutur. /alus
dalam
s u ra ta p i
S au d a ra - s enung bersuni diri di bawah naungan langit dan
t e g a s d a la m
a u d a r a k u .. , a
m ak n a .
ku b e rm
bintang temarang serta dihembus angin laut nan dingin meneuk kalbu, bukanlah
karena bersusah hati. 6Aku sedang berpinta kepada 9ang Maha Kuasa, agar
perjalanan kita ke 5edda, Mekka dan Media lekas sampai. )ak ada areal ang
melintang, tak ada bahaa ang menghadang. Menanilah, petiklah keCai itu.
Beribu terima-kasihku pada kalian atas segala usaha menghiburku. )ak sia-sia
kalian
jadi penganti kakek.
9a, tuanku Datu Museng. Kami ini adalah suruhan kakek Adearangang,
melaksanakan perintah dan amanatna. %ulang-maklumlah, Datu jawab sang
nakh0da.
Demikianlah sejak itu, sejak pulau Sumbawa dibelakangi dan pulau &0mb0k dan Bali
tepat di haluan bahtera, Datu Museng tetap tinggal di geladak di waktu malam
untuk bersemedi. Ia baru turun ke ruang bawah untuuk beristirahat di kala fajar
akan meningsing, hingga petang berebut senja. Makan dan minumna tak pernah
banak dalam usaha mendekatkan diri sedekat-dekatna kepada Maha %enCipta.
Dan dengan demikian,
menambar. I &0l0gading
Memutih buih terus
di haluan, melunCur
membelah bagaikan
0mbak burung garuda
menggulung, ang
laksana tiada
ang kuasa menahan lajuna. 1mpat puluh hari empat puluh malam dalam keadaan
demikian, maka sampailah bahtera itu dengan selamat di pelabuhan 5edda.
Datu Museng gembira tak terkira. Ia turun ke darat mendapatkan sahbandar. Diri
diperkenalkan, maksud hati diCeritakan, Cita-Cita disampaikan. Sahbandar nan arif
tak berkebaratan. Datu Museng b0leh mengunjungi tanah suCi Mekka dan Medina
untuk berguru menuntut ilmu.
Setelah Cukup lama menuntut ilmu seperti ang dipesankan kakekna, aitu
sesudah kembang merah Medina dapat dipetikna, Datu Museng kembali ke
negerina 5iwana ang lemah, kinikuat laksana baja. *agana ang kekar telah
berisi ilmu ang tak ternilai bagi manusia biasa. %endek kata, ia kini adalah s0s0k
manusia ang kebal lahir dan bathin.
Beberapa hari setelah Datu Museng tiba dari tanah suCi, terbetik berita bahwa
Maggauka di Sumbawa akan mengadakan gelanggang permainan raga. Berita ini
disambut gembira 0leh penduduk, terutama bagi kaum muda dan gadis-gadis.
Betapa tidak, gelanggang semaCam itu selalu menjadi pertemuan besar-besaran
a n t ar a k du a j en is m a n u s i . A d a j u g a a n g
r re s m i . S em u a g ad i s b a n g s a w a n a n g m 0 le k
m e n a m a k a n n a p e r te m u a n j0 d 0 h t i d a k
d il e lu as a k a n d a t a n g u n tu k m e n 0 n t 0 n .
)idak heran, jika para memuda dan anak bangsawan sekeliling pulau Sumbawa,
berduun-duun ke tempat gelanggang. Sebagian hana men0nt0n sepakraga,
sambil memandang sepuas-puasna dara-dara rupawan di atas jendela istana. )api,
sebagian besar datang untuk ambil bagian dalam gelanggang sepak raga. Siapa
tahu, mereka akan mendapat simpati dari salah se0rang gadis m0lek di jendela.
Dewasa itu, permainan sepakraga #b0la terbuat dari r0tan$ merupakan permainan
ag harus dikehtahui 0leh setiap pemuda. Baik ia 0rang biasa, terlebih lagi
keturunan bangsawan. Se0rang remaja, betapapun sempurna hidupna, baru akan
merasa bahagia jika dapat bersepakraga, apalagi jika termasuk ahli. Ini karena
telah menjadi traisi dalam setiap punCak keramaian selalu diadakan gelanggang
permainan raga,
dan mel0ntar di mana
kerling gadis-gadis
ke pemuda penujuterpingit
hatina.berkesempatan bebas semaCam
)ak aal, gelanggang men0nt0nini,
B a ik l h, Cu C u k u ja n j i k a k e k n a . K e d u a
m m e n an d a n g p e d a n g l i d a h b u a a . % e d ang it
p u n b e r a n g k a t. 8 r n g tu a it u
u la h a n g m e m b u at n a t e r s 0h0r dan sangat disegani
kawan dan lawan sejak di masa mudana.
Ia sengaja
tidak berbuat demikian untuk memberi kesan bahwa kehadiran Datu Museng,
diketahuina.
elukanna.
Datu Museng memperbaiki duduk. &alu ia menukas, :)uangku 3elarang dan
pembesar-pembesar ang arif. /amba mem0h0n dimaafkan karena tak dapat
berkunjung ke istana ang tak laak bagi manusia maCam hamba ini. Apalagi untuk
menaiki tangga berjenjang empatpuluh itu. /amba takut durhaka sebab turunan
hamba belum pernah menginjakna. /amba hana manusia keCil ang hina-dina.
Samaikanlah kepada tuanku Maggauka bahwa tak mungkin menginjak istanana,
t ak u t d u h ka k ar en a m e l a n g g a r k e b i a s a a n
n g b e rd a r h C m p u r a n , t a k t u l e n se p e r t i
a d a t . B uka n ka h h a mba hana manusia
t u a n k u M g g u ka 6 ;
<)api bukan itu maksud Maggauka, anakku. Bagi beliau tak ada
perbedaanmu dengan anak muda bangsawan lanna. 5angan anakku berkeCil hati
disebabkan Maipa sudah dij0d0hkan dengan 0rang lain. 5angan, anakku %ikirlah
baik-baik.
)imbanglah masak-masak. Karena Maggauka ingin agar kedua belah (hak tidak
keCewa dan beliau tidak hilang muka ;
<Ah, hamba masih segan mengunjungi istana, tuanku 3elarang /ati hamba
melarang;
<5angan diperuntukan kata hati itu, anakku; desak gelarang.
<Baiklah, hamba pikir-pikir dulu. %ulanglah tuanku dulu. Sampaikan pada
Maggauka bahwa hamba masih bimbang;.
< 5 ik d e m k ia n k a t am u , b a ik l a h . ) a pi harap
)etapk a n lah h a ti m e n g a m bi l k e p u t u s a n . ;
anakku jangan bimbang.
Utusan pun meminta diri. Mereka kembali ke istana, menampaikan hasil
kunjunganna.
Mendengar hasil kunjungan itu, Maggauka keCewa. /atina panas
diperlakukan demikian 0leh salah se0rang rakatna. 2amun beliau Cukup
bijaksana. Dalam s0al seperti ini, beliau berpendapat tak ada manfaat memilih jalan
kekerasan. Maka, diperintahkanna sekali lagi, utusan kembali ke rumah Datu
Museng.
<3elarang, pulang kembali ke rumah Datu Museng S ampaikan salamku
untuk kedua kalina. Katakan aku bersama %ermaisuri pasti datang sendiri,
andaikata ada ang menunggui adikna Maipa Deapati. Sampaikan lgi, kami
mengharapkan kedatanganna.
kaki, usung ia kemari. Bawa
5angan lupa usunganbahwa
sampaikan ke sana. 5ika ia kami
ia sudah tak dapat berjalan
anggap
sebagai
anak sendiri, bersaudara dengan Maipa.;
===
Karena lama menunggu, para pengiring mulai kesal dianak tangga. Dan
setelah ang dipertuan mereka tak munCul-munCul juga, mereka mulai
Curiga.
5angan-jangan I )uan 5urubahasa mendapat kesulitan. Siapa tau diatas rumah masih
ada 50a nag mengawal puteri Maipa Deapati, dan>.
Ah, kepala pengawal tak tahan menerka-nerka lebih lama. Bersama lima
0rang prajurit, ia bergegas naik kerumah dan lansung ke ruang tengah. Alangkah
terkejutna mereka, ketika menaksikan tuanna tiarap di atas %ermadani, dihimpit
tubuh sang puteri.
Buru-buru diperiksana dua 0rang ang tergeletak di lantai itu. )ernata
dua- duana sudah meninggal. )anpa sadar, kepala pengawal berteriak minta
t0l0ng, dan seluruh pengawal dan pemikul usungan menghambur keatas rumah
dengan keris terhunus. Fikir mereka, tentu musuh telah menCelakai ang
dipertuan dan pengawal ang naik belakangan.
Mereka berdesak-desakan hendak dahulu-mendahului. Ketika tiba di ruang
t eng a h , m er e k a m n a k s ik a n p m a n d an g a n
S S e n ap ru a n g n s e g e r a d i g e le d h , t p i ta k
a n g m e n g e r i ka n d a n ta k ma s u k akal.
s e 0 ra n g p u n m u su h a n g e r e a
jumpai.
Mereka kemudian kembali kepada kedua maat itu dan samamematung
memikirkan kejadian ang jauh dari sangka dan kira-kirana. )ak se0rangpun dari
mereka ang mengerti apa ang sesugguhna terjadi.
Akhirna, salah se0rang dari mereka akhirna memberi perintah supaa
maat I )uan 5urubahasa diangkat kebawah, dinaikkan keusungan dan diantar
kembali menghadap I )uan )umal0mp0a.
Demikianlah itu terjadi, usungan ang sediana membawa %uteri Maipa
Deapati, kini dibawa kembali dengan mengangkut maat 5urubahasa di atas
usungan indah-permai itu6
M a t a n a m e m b e l a la k , m u l u t n a m
enge lu a r k a n s ep a ta h k a ta p un . / a t i n a
m e n g a n g a . I a s a n g a t h e r a n , t a p i ta k uasa
h a n C u r t0 t al , s e m a n g a t n a t er p uk u l
hebat. )ak disangkana k0rban ang demikian banak jatuh, hana berakhir sia-sia
dan demikian menedihkan.
Sejak saat itu, )umal0p0a terus diamuk gundah-gulana.hatina risau
berkepanjangan dan selalu murung termenung. Ia rasana bias rela mengerti
tentang malapetaka itu. Mengapa kekuasaanna ang demikian besar dan selama
ini menCapai tujuanna , kini menderita kegagalan seCara amat hina.
Dan ketika berhari-hari, bahkan berminggu-minggu ia terus didera
masgul dan rasa bersalah itu, ia akhirna tiba pada satu kesimpulan. Datu
Museng dan Maipa Deapati, adalah dua anak manusia ang amat istimewa, taka da
tarana diseanter0 jagat. Mereka telah dirajut 0leh paduan jiwa ang satu dan
hakiki ang
---000000---