PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Pertama-tama Saya mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, sebab telah memberika rahmat dan karuniaNya serta Kesehatan kepada Saya sehingga
mampu menyelesaikan Tugas Proposal dalam rangka untuk memenuhi sebagian
persyaratan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian dengan judul
“Pengaruh Kegiatan Literasi Terhadap Minat Baca Siswa Kelas III SD Swasta Santo
Paulus Onan Runggu”dengan Tepat waktu.
Tugas Proposal pada Mata Kuliah ini dapat diselesaikan tentunya tidak lepas dari
bantuan dan kerja sama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis
menyampaikan ucapan Terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Arifin Siregar, M.Pd., Dosen mata kuliah Meode Penelitian yang telah
memberikan dorongan, pengarahan, dan bimbingan dalam penyusunan Tugas Proposal
ini.
2. Ibu Nurhudaya Manjani, S.Pd,. Dosen mata kuliah Meode Penelitian yang telah
memberikan dorongan, pengarahan, dan bimbingan dalam penyusunan Tugas Proposal.
3. Wali kelas III dan Siswa/Siswi di SD Swasta Santo Paulus Onan Runggu, yang
telah membantu dan memperlancar pelaksanaan observasi.
4. Untuk kedua Orang Tua yaitu Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan Doa,
Dukungan dan semangat dalam penyusunan Tugas Proposal ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam
penyusunan Tugas Proposal ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak diatas menjadi
berkah yang bermanfaat dan mendapat imbalan dan semoga tugas Proposal ini menjadi
informasi yang bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.
A. Kajian Pustaka
1. Teori Kegiatan Literasi
a. Pengertian Literasi
Menurut Depdiknas (2004) literasi diartikan sebagai keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan tidak untuk dapat sekedar hidup dari segi finansial, tetapi juga sebagai
suatu yang dibutuhkan untuk mengembangkan diri secara sosial, ekonomi dan budaya
dalam kehidupan modern. DIYA. Menurut Eisner dalam Yunus A, dkk (2017:04)
mengatakan "bahwa multiliterasi atau literasi di era digital ini saat ini merupakan
kemampuan membaca, menulis, melukis, menari, ataupun kemampuan melakukan kontak
dengan berbagai media yang memerlukan literasi, Eisner berpendapat bahwa literasi
dipandang sebagai cara untuk menemukan dan membuat makna dari berbagai bentuk
epresentasi yang ada di sekitar kita" Pandangan Eisner tersebut, senada dengan pandangan
C. Luke dalam Yunus A, dkk (2017:04) yang mengatakan "bahwa multiterasi atau literasi
di era digital saat ini merupakan kemampuan memandang pengetahuan secara integratif,
tematik, multimodal, dan interdisipliner. Karalensi Naibabo (2007: 3-4), memandang
bahwa literasi dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis. Literasi
disebut juga dengan melek huruf atau keaksaraan. Makna tersebut adalah makna yang
sempit dari literasi. Saat ini telah dikenal makna luas tentang literasi yaitu, melek
teknologi. Melek informasi, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan dan politik.
Pendapat di atas merujuk pada hasil dari Konferensi Praha tahun 2003. Konferensi Praha
tahun 2003 memperbaharui pengertian literasi. Makna literasi yang awalnya dibatasi pada
kemampuan baca dan tulis, dimaknai juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi
dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yan terkait dengan
pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003).
Berdasarkan pengertian literasi yang telah diungkapkan oleh para ahli maka dapat
diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan yang kompleks. Bukan hanya kemampuan
membaca dan menulis yang terdapat didalamnya. Melainkan terdapat beberapa
kemampuan mengambil dan memaknai jenis-jenis teks serta kemampuan siswa untuk
berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan yang ada, baik dalam bentuk
visual, cetak
maupun audiovisual. Kemampuan literasi dasar dapat diperoleh dengan cara membaca,
menulis, menyimak, berhitung dan berbicara.
d. komponen Literasi
Clay (2001) dan Ferguson menjabarkan bahwa komponen literasi informasi terdiri atas
literasi dini. Literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan
literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi dini diperlukan sebagai dasar
pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1) Literasi Dini (early literacy) yaitu kemamp memahami bahasa lisan, dan lisan untuk
menyimak, dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya
di rumah. Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu
menjadi fondasi perkembangan literasi dasar.
2) Literasi Dasar (basic literacy) yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan
analisis untuk memperhitungkan (calculating). Mempersepsikan informasi
(perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi berdasarkan
pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
3) Literasi Perpustakaan (library literacy) antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan
periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan
yang memudahkan dalam mengunakan perpustakaan, memahami penggunaan
katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami
informasi jika sedang menyelesaikan sebuah tulisan atau penelitian.
4) Literasi Media (media literacy) yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak. Media eletronik (media radio,
media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.
5) Literasi Teknologi (technology literacy) acy) yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seprti peranti keras (hardware) peranti lunak
(software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya,
kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan
mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer,
menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak.
Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangna teknologi saat ini,
diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan
masyarakat.
6) Literasi Visual (visual literacy) adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi, yang mengambangkan kemampuan dan kebutuhan
belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidakn terbendung, baik dalam
bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks
multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak
manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
patutan.
f. Tahap-tahap Literasi
Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah tahapan pelaksanaan
program literasi sekolah adalah sebagai berikut:
1) Tahap Pembiasaan
Tahap pembiasaan bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap bacaan dan giatan
membaca. Pada tahap pembiasaan ini kegiatan yang dilakukan sesuai dengan jenjang
pendidikan yaitu SD kelas rendah dan SD kelas tinggi, dengan kegiatan seperti menyimak
dan membaca buku bacaan/pengayaan.
2) Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan bertujuan untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan
terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca
siswa. Kegiatan yang dilakukan meliputi menyimak, membaca, berbicara, menulis dan
memilah informasi.
3) Tahap Pembelajaran
Tahap pembelajaran bertujuan untuk mempertahankan minat siswa terhadap bacaan dan
terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kecakapan literasi siswa melalui buku-
buku pengayaan dan buku teks pelajaran.
2. Literasi Dasar
a. Pengertian Literasi Dasar
Literasi Dasar (basic literacy) yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis
untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving),
berdasarkan pemah mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi dan
pengambilan kesimpulan pribadi.
Literasi dasar yaitu kemampuan membaca, pembiasaan kegiatan membaca yang
menyenangkan di sekolah. Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap
bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca
merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik.
3. Minat Baca
a. Pengertian Minat Baca
Minat membaca pada anak tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang
panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan berkesinambungan.
Pengertian minat baca adalah adanya perhatian atau keinginan untuk membaca, inilah yang
perlu dibina pada anak atau peserta didik karena membaca merupakan keterampilan dasar
untuk belajar dan apabila seseorang telah gemar membaca maka pembaca tidak hanya
memperoleh informasi tetapi juga kesenangan dan kepuasan tersendiri.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan
melalui perbaikan pengajaran pemahaman membaca. Umumnya para guru menganggap
bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorangpeserta didik dapat membaca dan
menulis. Dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti saat ini. Manusia harus
terus menerus memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya. Pengetahuan dan
keterampilan tersebut sebagian besar diperoleh melalui membaca.
Farida Rahim (2011: 28) mengemukakan bahwa “minat baca ialah keinginan yang
kuat akan diwujudkannya dengan kesediaan untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadaran sendiri”. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang
kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan
kemudian membacanya atas kesadaran sendiri atau dorongan dari luar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada kegiatan membacayang ditunjukkan
dengan keinginan dan kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada
yang menyuruh atau dilakukan dengan kesadarannya, menimbulkan perasaan senang serta
adanya usaha-usaha seseorang untuk membaca yang dilakukan karena adanya motivasi
dari dalam diri.
Terdapat beberapa unsur dalam minat baca yaitu: unsur keinginan, perhatian, kesadaran
dan rasa senang untuk membaca. Minat baca adalah suatu kecenderungan kepemilikan
keinginan atau ketertarikan yang kuat dan disertai usaha-usaha yang terus menerus pada
diri seseorang terhadap kegiatan membaca yang dilakukan secara terus menerus dan diikuti
dengan rasa senang tanpa paksaan, atas keinginannya sendiri atau dorongan dari luar
sehingga seseorang tersebut mengerti atau memahami yang dibacanya dengan dipengaruhi
beberapa faktor berupa faktor intelektual dan lingkungan.
Dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah salah satu dorongan yang berasal dari
dalam diri maupun dari luar diri setiap individu untuk membaca dikarenakan adanya
motivasi yang mendorong individu tersebut. Dengan adanya minat baca yang kuat yang
dimiliki oleh siswa maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar dan pengetahuan siswa
serta tingkat kecerdasan siswa, karena dari kebiasaan membaca yang dilakukan oleh siswa
dapat memberi pengaruh kepada otak untuk terbiasa berpikir dan mengolah informasi dan
menemukan hal-hal penting terkandung didalamnya.
B. Penelitian Relevan
1. Jurnal berjudul “Analisis Gerakan Literasi Sekolah terhadap Minat Baca Siswa-
siswa Sekolah Dasar” karya Aini Semarang. Hasil penelitian menunjukkDAN
Salma, Universitas PGRI bahwa ada dampak positif dari adanya program gerakan
literasi sekolah pada minat baca siswa, melalui perhitungan angket minat baca dari
siswa kelas III dan V yang tergolong tinggi. Perbedaan penelitian yang dilakukan
oleh Aini Salma dengan penelitian yang saya lakukan yaitu terletak pada
pendekatan
kualitatif sedangkan pada penelitian yang saya lakukan menggunakan pendekatan
kuantitaf.Memiliki persamaan dengan penelitian dengan yang di lakukan oleh Aini
Salma terdapat pada instrumen penilaian yaitu menggunakan angket.
2. Jurnal berjudul “Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar” karya Muhammad
Hilal Hidayat, Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan GLS di dua sekolah tersebut belum terlaksana secara optimal karena
masih memiliki beberapa faktor penghambat yang masih kurang teratasi sehingga
belum memiliki dampak positif terhadap gairah membaca siswa, hal tersebut
terindikasi dari kurang terlihatnya aktivitas membaca buku bacaan oleh siswa
selama berada di sekolah. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Hilal Hidayat dengan penelitian yang saya lakukan yaitu pada teknik pengumpulan
data ( wawancara mendalam terstruktur, observasi, studi dokumentasi) dan
menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan penelitian yang saya lakukan yaitu
teknik pengumpulan data (perlakuan), post-angket), dan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Hilal Hidayat yaitu mengenai literasi di sekolah dasar.
C. Kerangka Pikir
Minat membaca merupakan sarana utama bagi seseorang yang ingin selalu
berkembang dalam memperluas pengalaman dan pengetahuan, oleh sebab itu minat
membaca sebaiknya ditanamkan kepada anaknya sedini mungkin. Minat baca yang tinggi
dapat mempermudah anak untuk belajar dan berperan penting dalam penyelenggaraan
pembelajaran, karena memberi dampak yang besar atas perilaku dan sikap peserta didik
dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Minat baca peserta didik yang masih terlihat rendah tentu membutuhkan upaya
yang dapat meningkatkan minat baca peserta didik. Untuk itu, melalui Program Gerakan
Literasi yang diatur dalam Permindikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi
pekerti diharapkan dapat menciptakan generasi yang gemar membaca dan berbudi pekerti
luhur. Sebab, dengan dibiasakan membaca buku tentang tidak hanya menjadi Esenetahuan,
inspiratif dan teladan maka implikasinya, enerasi yang cerdas dan melek informasi, tetapi
juga dapat terbentuk perilaku dan berbudi pekerti baik sesuai dengan pancasila. Dalam
pelaksanaannya, pengaruh dari gerakan literasi sekolah tidak serta merta langsung
meningkatkan minat baca peserta didik. Ada banyak faktor penunjang keberhasilan
gerakan literasi sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui sejauh apakah pengaruh
kegiatan literasi dasar terhadap minat baca siswa kelas III SD Swasta Santo Paulu. Berikut
adalah kerangka pikir dari penelitian ini:
KEGIATAN LITERASI DASAR
1. Pembiasaan kegiatan membaca
2. Pengembangan minat baca
3. Pelaksanaan kegiatan
Berpengaruh terhadap
MINAT BACA SISWA
1. Faktor Psikologi
2. Faktor Intelektual
3. Faktor Lingkungan
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah, kajian pustaka dan kerangka pikir, masala maka
hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat
baca Siswa kelas III SD Swasta Santo Paulus Onan Runggu, Kecamatan Onan Runggu
Kabupaten Samosir.