Anda di halaman 1dari 1

Ringkasan

Penelitian menggunakan Pendekatan penelitian doctrinal research. Penelitian ini membahas mengenai
kekaburan hukum Pasal 54 Undang-undang Jabatan Notaris yakni pihak yang memperoleh hak dapat
meminta, melihat, atau mengetahui Isi Akta, Grosse Akta, Salinan Akta Atau Kutipan Akta salinan akta
kepada Notaris. Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan :Statue Approach (Pendekatan Undang-Undang), Conseptual Approach (Pendekatan
Konseptual), Case approach (Pendekatan Kasus)

Pasal Ayat (1) huruf f dengan Pasal 54 Ayat (1), mengenai ketentuan akta yang dapat diperlihatkan, di
mana di dalam Pasal 16 Ayat (1) huruf f Notaris wajib merahasikan isi akta kecuali ada diatur oleh
undang-undang bahwa akta gtersebut boleh dibuka. Di dalam aturan Penjelasan Pasal 16 Ayat (1) huruf
f disebutkan bahwa kewajiban untuk merahasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan akta dan
surat-surat lainnya adalah untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait di dalam akta
tersebut. Namun di Pasal 54 Ayat (1) akta tersebut , Notaris hanya dapat memberikan, memperlihatkan
atau memberitahukan isi akta, grosse akta, salinan akta atau kutipan akta kepada orang yang
berkepentingan langsung pada akta, ahli waris atau orang yang memperoleh hak, kecuali ditentukan
lain oleh peraturan perundang-undangan.

Salah satu contoh kasus yang terjadi di mana ada anak, yang kedua orang tuanya memiliki CV
(Commanditaire Vennootschap). Kemudian ibunya meninggal dunia dan ayahnya menikah lagi. Sang
anak menuntut ke pengadilan untuk mengugat sang ayah dikarenakan sang anak tidak menerima hasil
dari usaha CV (Commanditaire Vennootschap) tersebut. Padahal usaha CV (Commanditaire
Vennootschap) didirikan oleh kedua orang tuanya. Oleh pengadilan gugatan sang anak ini ditolak karena
sang anak hanya membawa fotocopi dari salinan akta pendirian CV (Commanditaire Vennootschap).
Kemudian si anak meminta kepada Notaris yang membuatkan akta tersebut untuk melihat minutanya ,
namun tentu saja hal ini ditolak oleh Notaris karena berkaitan dengan kerahasian akta yang dibuatnya
sesiau dengan kewenangan notaris dalam hal menjaga kerahasian akta.

Ketentuan lain di dalam UUJN di dalam Pasal 16 huruf f yang menyebutkan bahwa dalam menjalankan
jabatannya Notaris wajib merahasiakan segala sesuatu mengenai akta sesuai dengan sumpah janji
jabatan kecuali undang-undang menentukan lain. Di dalam Penjelasannya disebutkan bahwa kewajiban
untuk merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan Akta dan surat-surat lainnya adalah
untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait dengan Akta tersebut.

Siapa saja yang merasa memperoleh hak dapat meminta, melihat, atau mengetahui Isi Akta, Grosse
Akta, Salinan Akta Atau Kutipan Akta salinan akta kepada Notaris adalah mereka yang memang secara
jelas disebutkan adalah pihak yang terkait dan pihak yang berkepentingan langsung pada akta yaitu para
pihak, ahli waris serta orang yang berhak (Dasar Hukum Undang-Undang Jabatan Notaris Pasal 54).

Langkah hukum yang dapat diambil jika diperlihatkan kepada mereka yang bukan merupakan pihak yang
berkepentingan langsung pada akta dan juga yang bisa dilihatkan kepada mereka yang telah diatur
dalam undang-undang. Ada sanksi yang bisa diterapkan sesaui dengan ketentuan Undang-Undang
Jabatan Notaris kepada Notaris yang tidak menjaga kerahasiaan aktanya yaitu melapor kepada Majelis
Pengawas Notaris Daerah untuk kemudian diperiksa Notaris yang bersangkutan. Jika terbukti ada
pelanggaran UUJN, maka Notaris yang bersangkutan dapat dikenakan peringatan tertulis,
pemberhentian dengan hormat, pemberhentian dengan tidak hormat dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai