Kep
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
MAKALAH
PRAKTIKUM HOME VISIT
Oleh:
Kelompok 10
Rizna Nurulhiqma 202105091
Masita Rezky Sari 202105070
Nur Azizah Annidah RM 202105074
Iis Harianti 202105065
Afraah Shymah Idrus 202105057
Dea Amanda 202105061
Nurhikmah 202105078
Rahmawati 202105083
Rezki Yuliastuti 202105087
Sarpiah 202105095
Sri Wahyuni 202105099
Ummiyanti 202105107
KELAS 2B
PRODI S1 KEPERAWATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa dekade terakhir telah terlihat penurunan angka
kematian anak di bawah umur lima tahun. Tetapi, penurunan pada
angka kematian neonatal tidak menujukkan penurunan yang bermakna.
Kematian neonatal merupakan komponen penting jika ingin
menurunkan angka kematian anak di bawah umur lima tahun. Kematian
anak di bawah umur lima tahun merupakan tujuan ke 4 dari
Pembangunan Milenium. Pada tahun 2000 sebanyak 130 juta
kelahiran,sebanyak 4 juta mati pada masa neonatal, yang ini
merupakan 2/3 dari kematian bayi. Dua pertiga kematian neonatal
terjadi pada minggu pertama setelah kelahirannya. Dan 99% nya terjadi
di negara berkembang. Konsentrasi waktu terjadinya kematian neonatal
mirip dengan waktu terjadinya kematian maternal. Kematian maternal
terbesar terjadi saat trimester ke-3 masa kehamilan, masa persalinan
dan seminggu setelah persalinan. Maka, intervensi untuk kematian
maternal dan kematian neonatal harus dilakukan secara bersama (S.
Ronoatmodjo, 2009).
Setiap ibu post partum harus diinformasikan mengenai hal
ini/diberikan bimbingan dan kemudian diberikan instruksi apa yang
harus mereka lakukan bila menemui hal-hal yang dirasakannya sebagai
masalah dan kebutuhan (Rukiyah, 2011).
Tidak semua ibu post partum anak pertama tidak memahami
perawatan masa nifas, ibu post partum dengan anak kedua atau lebih
pun bisa tidak/kurang memahami perawatan ibu dan bayinya. Untuk itu,
sebaiknya semua ibu post partum diberikan bimbingan antisipasi yang
berhubungan dengan ibu, bayi, dalam hubungannya dengan orang lain
(Rukiyah, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara breast care?
2. Bagaimana cara persiapan menarche?
3. Bagaimana teknik menyusui yang benar?
4. Bagaimana cara memandikan bayi baru lahir
5. Bagaimana cara merawat tali pusat?
6. Bagaimana cara memberikan perawatan bayi sehari-hari?
7. Bagaimana cara memberikan edukasi kesehatan?
8. Bagaimana cara melakukan konseling keluarga?
9. Bagaimana cara melakukan senam nifas?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui cara breast care.
2. Mengetahui persiapan menarche.
3. Mengetahui teknik menyusui yang benar.
4. Mengetahui cara memandikan bayi baru lahir.
5. Mengetahui cara merawat tali pusat..
6. Mengetahui cara memberikan perawatan bayi sehari-hari.
7. Mengetahui cara memberikan edukasi kesehatan.
8. Mengetahui cara melakukan konseling keluarga.
9. Mengetahui cara melakukan senam nifas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Breast Care
Breast care adalah Tatacara dalam melakukan brast care pada ibu
post partum (Masyhudi, 2020a). Tujuannya Sebagai acuan petugas
dalam melakukan breast care untuk:
1. Mencegah pembendungan ASI
2. Meningkatkan Higiene payudara
3. Meningkatkan produksi ASI
4. Melenturkan dan menguatkan putting
Prosedur Breast Care
Persiapan Alat
1. Kapas
2. Handuk besar 2 buah
3. Peniti2 buah
4. Air hangat dan dingin dalam baskom
5. Waslap 2 buah
6. Bengkok
7. Baby oil (direndam dengan air hangat)
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Tempatkan alat kedekat pasien
3. Berikan salam kepada pasien
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan keluarga
5. Tanyakan persetujuan pasien dan kesiapanya
6. Baca basmalah
7. Jaga privacy pasien
8. Memasang handuk dibagian perut bawah dan dibahu sambil
melepas pakaian atas (handuk dipasang dengan peniti)
9. Kompres kedua puting dengan kapas yang dibasahi baby oil
hangat selama 2-3 menit
10. Angkat kapas sambil membersihkan puting dengan gerakan
memutar dari dalam keluar
11. Kemudian dengan kapas oleum yang baru, membersihkan daerah
tengah puting dari dalam keluar (bila puting inverted, dilakukan
penarikan)
12. Pengerutan pertama, basahi kedua telapak tangan dengan baby oil
dan melakukan pengerutan dengan telapak tangan berada diantara
kedua payudara dengan gerakan keatas, kesamping, kebawah,
kedepan sambil menghentikan payudara, pengerutan dilakukan
sebanyak 20-30 kali
13. Letakkan dibawah payudara dan menggunakan waslap yang
dibasahi air hangat, mengguyur payudara sebanyak + 5 menit
kemudian dilap dengan waslap tersebut dan bergantian dengan air
dingin, masingmasing 5 kali dan diakhiri dengan air hangat
14. Keringkan payudara dengan handuk yang dipasang di bahu
15. Pakaikan BH dan pakaian atas pasien dan menganjurkan pada
pasien memakai BH yang menopang payudara
16. Baca hamdalah
17. Evaluasi tindakan yang baru dilakukan
18. Berpamitan dengan pasien
19. Bereskan dan mengembalikan alat-alat
20. Cuci tangan
21. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Unit Terkait: Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, IGD, Kamar
bedah, Peristi, ICU.
B. Persiapan menarche
C. Teknik menyusui
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan terbaik untuk bayi. Bagi
bayi ASI memiliki kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek gizi,
aspek kekebalan dan aspek kejiwaan. Aspek kejiwaan yang berupa
jalinan kasih sayang sangat penting untuk perkembangan mental anak
(Sukesi et al., 2016).
1. Lama menyusui
Pada hari-hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup
disusukan selama 4-5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan
membiasakan putting susu diisap oleh bayi. Setelah hari ke 4-5
boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi
dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit).
Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI
lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa,
jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah ± 112 ml,
5 menit kedua ± 64 ml, dan 5 menit terakhir hanya ± 16 ml.
2. Frekuensi menyusui
Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi
akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui
bayinya bila bayi menangis bukan sebab lain (kencing, kepanasan/
kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat, ASI dalam lambungnya
akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu
dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal
akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui nir-jadwal, sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah
timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja di luar rumah
dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari.
Praktikum Teknik Menyusui yang Benar
Persiapan
1. Persiapan Alat:
Kapas DTT
2. Persiapan pasien:
Memperkenalkan diri dan menjelaskan kepada ibu bayi mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
Pelaksanaan
1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada putting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai
manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban putting
susu.
2. Bayi diletakan menghadap perut ibu/payudara. Ibu duduk atau
berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar
pada sandaran kursi. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala
bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada
lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi
ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di
belakang badan ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi menempel
badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya
membelokkan kepala saja). Telinga dan lengan bayi terletak pada
satu garis lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah. Jangan menekan putting susu atau areola
saja.
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex)
dengan cara: menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh
sisi mulut bayi.
5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cara cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan putting serta areola
dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat
masuk ke dalam mulut bayi, sehingga putting susu berada di
bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari
tempat penampungan ASI
6. yang terletak di bawah areola. Setelah bayi mulai mengisap,
payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi.
7. Setelah menyusu pada satu payudara sampai terasa kosong,
sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas
isapan bayi: jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui
sudut mulut atau, dagu bayi ditekan kebawah
8. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan
(yang dihisap terakhir).
9. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering
dengan sendirinya.
10. Menyendawakan dengan cara: bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan, atau bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu,
kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
Untuk mengetahui bayi telah menyusui dengan teknik yang benar,
perhatikan: bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu,
mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi menempel pada payudara ibu,
sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bagian bawah
lebih banyak yang masuk, bayi nampak mengisap kuat dengan irama
perlahan, putting susu ibu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi
terletak pada satu garis lurus, dan kepala agak menengadah.
I. Senam nifas
Senam masa nifas merupakan gerakan-gerakan yang berguna
untuk mengencangkan otot-otot, terutama otot-otot perut yang telah
terjadi longgar setelah kehamilan (Masyhudi, 2020b). Tujuannya
sebagai acuan petugas dalam melakukan tindakan :
1. Mengurangi rasa sakit pada otot-otot
2. Memperbaiki peredaraan darah
3. Mengencangkan otot-otot perut dan perineum
4. Mengelancarkan pengeluaran lochea
5. Mempercepat involusi
6. Menghindarkan kelainan misalnya: emboli, thrombosis dan lain-lain
7. Untuk mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan
8. meningkatkan otot-otot punggung,pelvis, dan abdomen
9. Kegel execise : untuk membantu penyembuhan luka perineum
10. Meningkatkan pengendalian atas urine
11. Meredakan hemoroid dan varikositas vulva
12. Meringankan perasaan bahwa “segalanya sudah berantakan”
13. Membangkitkan kembali pengendalian atas otot-otot spingter
14. Memperbaiki respon seksual
Prosedur Senam Nifas
1. Tahap pra interaksi
a. Cek program terapi
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi
a. Ucapkan salam kepada pasien
b. Identifikasi pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
d. Tanyakan persetujuan atau kesiapan klien/keluarga
3. Tahap kerja
a. Jaga privasi pasien dengan menutup gorden atau pintu
b. Ajak pasien dan keluarga membaca basmalah
c. Ajak pasien berlatih dengan tips berlatih:
1) Lakukan pemanasan dengan gerakan gerakan ringan
2) Lakukan latihan singkat,tetapi sering dibandingkan latihan
yang
3) berat tetapi hanya sekali-kali
4) Lakukan latihan dengan perlahan,jangan mengulang suatu
seri terlalu cepat tanpa jeda istirahat
5) Istirahatlah diantara latihan karena perbaikan otot terjadi
saat ini, bukan saat otot digerakkan. Jangan berlatih lebih
dari yang dianjurkan,meskipun anda merasa sanggup
melakukannya
6) Hentikan sebelum lelah
7) Jangan melakukan latihan sit up penuh,menekuk lutut
kearah dada,atau pengangkatan dua kaki, selama 6 minggu
pertama pasca persalinan
d. Latih senam nifas dengan tahap-tahap
1) Latihan tahap pertama : 24 jam setelah persalinan
a) Latih kegel (latihan perineal)
b) Latih gerakan menahan buang air kecil tahan 8-10 detik.
Latihan ini dapat dilakukan dimana saj, bahkan saat
berbaring setelah melahirkan
c) Latih pernafasandiafragma yang dalam
d) Ambil posisi berbaring terlentang lutut ditekuk kemudian
ambil nafas sambil kencangkan otot-otot perut dan
hembuskan napas perlahan lewat mulut
2) Latihan tahap kedua : 3hari pasca persalinan
a) Latih mengangkat pinggul
Ambil posisi berbaring terlentang lutut ditekuk kemudian
hirup nafas sementara anda menekan pinggul
kelantai,selanjutnya hembuskan nafas dan lemaskan.
Mulailah dengan 3-4 kali, kemudian secara bertahap
sampai
12 lalu 24 kali
b) Latih mengangkat kepala
Tarik nafas dalam-dalam, angkat kepala sedikit sambil
menghembuskan nafas,kemudian turunkan kepala
perlahan sambil menarik nafas
c) Latih meluncurkan kaki
Secara berlahan julurkan kedua tungkai kaki hingga rata
dengan lantai, kemudian geserkan telapak kaki kanan
dengan tetap menjejak lantai
d) Luncurkan kaki
Secara berlahan julurkan kedua tungkai kakihingga rata
dengan lantai, kemudian geserkan telapak kaki kanan
dengan tetap menjejak lantai kebelakang kearah bokong,
pertahankan pinggul tetap menekan lantai geserkan
tungkai kaki kembali kebawah,ulangi untuk kaki
kiri.mulailah dengan 3-4kali geseran setiap kaki, lalu
secara bertahap sampai 12x atau lebih dengan nyaman
3) Latih tahap ketiga : setelah pemeriksaan pasca persalinan
a) Latih mengencangkan otot perut
Ambil posisi dasar,letakkam tangan diperut kemudian
kencangkan otot perut dan kendurkan lagi.gerakan harus
kearah dalam dada tidak boleh bergerak
b) Latih merapatkan otot perut
Tahan otot perut dengan tangan, angkat kepala dan
pundak dari bantal seolah anda hendak duduk. Ulangi 5
kali
c) Latih merampingkan pinggang
Letakkan dua tangan di pinggang dan tekan keras-keras
seolah-olah sedang mengencangkan ikat pinggang
kemudian kendurkan. Ulangi 5x
d) Berlutut
Sikap merangkakbertumpu pada lutut dan telapak tangan.
Gerakkan pinggang ke atas, ke bawah, sambil
kencangkan otot perut. Gerakkan pinggul dan kepala
kekiri dan kekanan bergantian
e) Gerakkan meregangkan badan
Berbaring terlentang. Kencangkan otot perut, gerakkan
lengan disamping badan seolah hendakmenjangkau
mata kaki secara bergantian. Luruskan kembali lakukan
pada masing-masing lengan 5x
f) Duduk
Letakkan tangan diatas kepala, otot perut dikencangkan
ke dalam dan gerakkan tubuh kedepan untuk memegang
jari-jari kaki ulangi 5 kali
g) Berdiri
Berdiri tegak kemudian perut dikencangkan kedalam
h) Berbaring telungkup
Berbaring dengan bantal dibawah kepala dan sebuah lagi
di bawah perut kemudian kencangkan otot perut.
Berbaring tidak boleh lebih dari 20 menit.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi tindakan yang baru dilakukan
b. Ajak pasien dan keluarga membaca hamdalah
c. Bereskan alat dan merendam dalam larutan clorin 0,5 %
d. Lepas sarung tangan dan mencuci dalam larutan clorin 0,5%
dan dilepas secara terbalik
e. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
f. Beritahukan hasil tindakan kepada orang tua atau keluarga
g. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA