Anda di halaman 1dari 5

Naskah sejarah

Narator: Sunan Kalijaga di kenal oleh masyarakat dengan dakwah nya yang memadukan unsur Islam
dengan kebudayaan masyarakat Jawa
Pada suatu desa di Utara Jawa masyarkat nya mengalami musim kekurangan bahan makanan yang di
sebabkan oleh kemarau panjang yang tak berkesudahan,
Mereka pun semakin sengsara di karenakan harus membayar pajak oleh pemerintah Majapahit

#Kakek dan nenek yang sedang memanen hasil perkebunan

Kakek-kakek: "makin hari makin sedikit saja hasil perkebunan kita nek"
Nenek: "iya kek, kalo begini bagaimana kita akan membayar pajak ke pemerintahan ?"

Narator: Raden Said kecil adalah putra bangsawan Adipati Tuban meskipun begitu ia lebih suka
kehidupan bebas yang tidak terikat pada adat-istiadat kebangsawanan, ia gemar bergaul dengan
rakyat jelata dari situ ia menjadi paham tentang kehidupan masyarakat Tuban

#Raden Said menghampiri si nenek dan kakek

Raden Said: "permisi kek, nek mengapa kalian terlihat seperti kecewa?"
Nenek: "engga den, kami hanya kesusahan dalam berkebun dengan keadaan kemarau panjang
seperti ini, sehingga hasilnya pun semakin sedikit"
Kakek: "karena itu kami juga tidak dapat membayar pajak yang ditagih pemerintahan"
Raden Said: "hmm jadi seperti itu,"

Narator: Raden Said pun mengerti bagaimana keadaan masyarakat di masa sulit ini.

#Raden Said membaca Al-Qur'an di kamar


#penjaga tertidur lelap

Jika malam tiba, Raden Said kecil suka berdiam diri di kamarnya dan mengumandangkan ayat-ayat
Al-Qur'an ditemani benar sinar pelita, ia akan mengumandangkan ayat Al-Qur'an itu hingga larut
malam sampai para penjaga kadipaten tertidur lelap.

#Raden Said menyelinap masuk gudang hasil bumi yang di jaga penjaga yang tertidur

Setelahnya ia akan mengambil sebagian hasil bumi dari hasil masyarakat untuk disetorkan
kepemerintahan Majapahit.

#Raden Said membawa hasil bumi tersebut keluar istana

Hasil bumi tersebut kemudian dibagi-bagikan pada rakyat yang saat itu sangat membutuhkannya.

#Raden Said menaruh hasil bumi tesebut di depan rumah warga lalu pergi dan sedikit membuat
bising

Tentu saja para rakyat yang menerima rezeki itu terkaget kaget sekaligus girang menerima yang tak
terduga.

#si kakek mendengar suara bising itu dan langsung mencari sumber suara itu
Kakek: "nek, nek bangun liat di depan rumah kita

#kakek mencoba membangunkan nenek

Nenek: "ada apa kek malam malam heboh?"


Kakek: "liat ke depan rumah nek!"

#kakek dan nenek melihat hasil bumi yg di beri Raden Said

Nenek: "Alhamdulillah kek ini beneran? Apa nenek masih bermimpi?"


Kakek: "sini saya tampar, Betulan lah nek ini rezeki tak terduga, tapi siapa yah yang memberi kita
rezeki ini?"
Nenek: "siapapun itu nenek doakan dia yang terbaik, aminn"

#raden said yang sedang mengambil hasil bumi

Narator: Tiap malam Raden Said terus melakukan perbuatannya hingga suatu hari ia ketahuan oleh
kepala penjaga kadipaten

Kepala penjaga: "hei, Pencuri diam kau disana!!, Penjaga tangkap dia!"
Penjaga: baik.

#raden said tertangkap dan dibawa ke ruangan raja

Narator: ayahnya sang Adipati wilatikta kemudian menghukumnya

Kepala penjaga: "ini tuan, raden said yang tertangkap sedang mencuri persediaan makanan kita
tuan"
Raja: "ohhh jadi kamu penyebab bahan makanan kita berkurang, kurang ajar kamu, penjaga bawa
dia dikamar kosong dibawah kurung dia!"
Penjaga: "baik tuan"

#raden said dibawa ke kamar kosong dan di kurung

Narator: ia pun di kurung di kamar kosong selama kurang lebih 1 bulan lamanya, namun pada hari
hari terakhir masa pengurungan nya Raden Said kabur dan meninggalkan istana Kadipaten.

#raden said kabur dan pergi sejauh jauhnya sambil berjalan melewati hutan

Narator: Raden Said berkelana, ia masih mencuri harta milik saudagar kaya yang kikir untuk di
bagikan ke rakyat jelata, meski pun ia mencuri ia tidak pernah memakai hasil curiannya itu untuk
dirinya sendiri melainkan untuk di berikan untuk kaum fakir

#Raden said memperhatikan lelaki tua berjalan


Suatu ketika di pelosok hutan tempat ia singgah yaitu alas jatiwangi Raden said dikejutkan oleh
kedatangan seorang lelaki tua dengan jubah putih-putih, lelaki tua tersebut membawa tongkat yang
gagangnya berkilauan emas

#Raden said merebut tongkat si lelaki tua

Raden said lantas merebut tongkat itu dari tangan lelaki tua dan membuatnya tersungkur di
rerumputan, Raden said mengamati tongkat yang ia kira terbuat dari emas itu. Namun ternyata
tongkat tersebut hanya terbuat dari kuningan.
Lantas ia mengulurkan tongkat itu kembali kepada pemiliknya, namun lelaki tua itu malah menangis
kesakitan

Raden Said: "Jangan menangis ini tongkatmu aku kembalikan"

Lelaki tua: "bukan tongkat itu yang aku tangis"

#lelaki tua mengasih unjuk rumput yang tercabut

Lelaki tua: "liat lah aku telah berbuat dosa berbuat kesia-siaan rumput ini tercabut ketika aku jatuh
tersungkur tadi"

Raden said: "hanya beberapa jumput rumput saja kau merasa berdosa?"

Lelaki tua: "ya aku telah berdosa karena aku mencabutnya tanpa ada keperluan andaikata kucabut
guna makan ternak itu tidak mengapa tapi untuk kesia-siaan itu benar-benar berdosa"

Narator: lelaki tua tersebut lantas beranjak dan kemudian duduk pada sebuah batu di kali besar di
dekat pohon cendana

Lelaki tua: "apa yang sesungguhnya yang kau cari?"

Raden said: "saya menginginkan harta untuk diberikan pada fakir miskin dan rakyat yang menderita"

#lelaki tua menjawab sambil tersenyum

Lelaki tua: "sungguh mulia hatimu sayang caramu keliru"

Lelaki tua: "kamu bersedekah dengan barang haram atau mencuri itu sama hal nya kau mencuci
pakaian dengan Air kencing, Allah itu adalah zat yang baik hanya menerima amalan yang baik atau
halal"

Narator: "Raden said tercengang mendengar keterangan lelaki tua itu perasaan malu mulai
memasuki lubuk hatinya

Lelaki tua: "banyak hal terkait usaha untuk menuntaskan kemiskinan dan penderitaan rakyat tapi
bukan hanya dengan memberi makan atau uang melainkan memperingatkan para penguasa zalim
yang semena-mena pada rakyat kau juga harus membimbing rakyat"
Narator: Raden said kembali terpana dan seperti diingatkan bahwa perbuatannya selama ini kurang
tepat

Lelaki tua: "jika engkau tak mau berkerja keras dan hanya ingin beramal dengan cara seperti itu
maka ambilah itu, itu barang Halal ambilah sesukamu

Narator: "lelaki tua itu menunjukan pohon yang berbuah emas, sepasang mata Raden said terbelalak
mendapati pohon yang berbuah emas itu. Lelaki tua tersebut lantas meninggalkan Raden said yang
masih terpana melihat kejadian yang pertama kali ia lihat, setelah sadar dari lamunannya yang cukup
lama Raden said lantas mengejar si lelaki tua itu

Raden said: "TUNGGU!!"

Narator: "lelaki tua itu berhenti persisi di bibir sungai

Raden said: "Sudikah kiranya tuan menerimaku sebagai murid?"

Lelaki tua: "mau belajar apa kau padaku?"

Raden said: "belajar agama"

Narator: kemudian lelaki tua itu menancapkan tongkatnya dipinggir sungai Raden said diperintah
untuk menunggu tongkat itu dan tidak boleh meranjak sebelum lelaki tua itu kembali menemuinya.
Raden said menerima syarat dan ujian dari lelaki tua itu,

Lelaki tua: "tunggu lah kau disini jangan meranjak dari sini tunggu saya kembali kesini lagi!"

Raden said: "baiklah"

selanjutnya lelaki itu menyebrangi sungai, anehnya ia bisa berjalan si atas air bagaikan berjalan
didaratan, Raden said terpana ia menyadari bahwa lelaki tua itu berilmu tinggi waskita dan mungkin
saja golongan dari wali

Raden said: "wah, lelaki tua itu memang memiliki ilmu yang tinggi sehingga dapat berjalan diatas air
tidak di ragukan lagi aku tidak salah pilih guru"

Setelah lelaki tua itu hilang dari pandangan mata Raden said ia teringat suatu kisah yang dibacanya
dalam Al-Qur'an yaitu kisah Ashabul Kahfi yang menceritakan para pemuda yang meminta Tuhan
supaya ditidurkan di gua Kahfi untuk berdoa, doa Raden said terkabul ia tertidur selama hampir 3
tahun dalam doanya.

#kasih kumis dan jenggot Raden said

Tiga tahun kemudian lelaki tua itu datang menghampiri Raden said yang masih tertidur dalam
doanya, ia kemudian membangunkan Raden said, membersihkan dirinya dan juga memberikan
pakaian baru yang bersih putih

#lelaki tua membangunkan Raden said dan memberi pakaian baru


Lelaki tua: "heii bangun sudah tiga tahun... Bersihkan diri terlebih dahulu setelah itu saya akan
ajarkan ilmu agama"

Narator: Dikemudian hari Raden said diberi pelajaran agama oleh lelaki tua itu sesuai dengan
tingkatannya yaitu tingkatan waliyullah, lelaki tua itu sesungguhnya adalah sunan Bonang salah
seorang dari wali songo yang menyebarkan ajaran agama islam di tanah Jawa

Dikemudian hari Raden said dikenal masyarakat dengan sebutan sunan Kalijaga yang berarti orang
yang menjaga sungai, karena ia pernah bertepi selama 3 tahun dipinggir sungai untuk menuntut ilmu
beragama dengan sunan bonang

Ia kemudian dituntut langsung untuk menyebarluaskan ajaran Islam keseluruh plosok jawa yang kala
itu masyarakatnya masih memeluk aliran kepercayaan dan agama lama.

Kelompok 2:
- Agung Respati
- Andi Kaylina C.B
- Ghea Denara
- M. Farrel
- M. Fadli
- Rafindra Syauqi
- Siti Widya

Anda mungkin juga menyukai