Anda di halaman 1dari 16

ANTROPOLOGI KESEHATAN

Dosen Pengampu: Miftahul Jannati Rahmah, SKM

Disusun Oleh:

Jelita Zahra Ameliya

NIM 27221156

PRODI D111 KEPERAWATAN

STIKES AL-ISLAM YOGYAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya

kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “antropologi kesehatan”.

Makalah ini dapat dijadikan bahan sumber bacaan yang membahas mengenai sejarah

antropologi kesehatan dan hubungan antropologi dengan kesehatan serta kegunaan antropologi

kesehatan dan merupakan sarana untuk kami sebagai menambah syarat untuk melengkapi tugas

dalam mata kuliah antropologi yang telah ditugaskan.

Dalam makalah Antropologi Kesehatan ini kami mendiskusikan sejumlah pokok bahasan

yang berhubungan mengenai masalah dengan antropologi kesehatan dari sejak generasi yang

lalu.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi kami, saran

serta kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini kami harapkan.

Yogyakarta, 15 April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................................

Bab I : Pendahuluan........................................................................................................

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................................

Bab II : Pembahasan.......................................................................................................

2.1 Pengertian Antropologi Kesehatan.....................................................................

2.2 Sejarah Antropologi Kesehatan..........................................................................

2.3 Hubungan antara sosial budaya dan biologi yang

merupakan dasar dari Perkembangan Antropologi Kesehatan.................................

2.4 Perkembangan Antropologi Kesehatan dari sisi Biological Pole.......................

2.5 Perkembangan Antropologi Kesehatan dari sisi Sosiocultural Pole...................

2.6 Perbedaan antara perkembangan Antropologi Kesehatan

Biological Pole dan Sosiocultural Pole.....................................................................

2.6 Kegunaan Antropologi Kesehatan......................................................................

Bab III : Penutup.............................................................................................................

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................

Daftar Pustaka.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antropologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia
dan juga budayanya. Menurut Koentjaraningrat (1981 : 11) antropologi berarti “ilmu
tentang manusia.” Ilmu antropologi telah berkembang dengan luas, ruang lingkup dan
batas lapangan perhatiannya yang luas. Terdapat macam-macam antropologi seperti
antropologi fisik, antropologi budaya, antropologi biologi antropologi sosial, antropologi
kesehatan. Ilmu antropologi memberi sumbangan bagi ilmu kesehatan. Anderson (2006 :
247) menyatakan bahwa kegunaan antropologi bagi ilmu-ilmu kesehatan terletak dalam 3
kategori utama :
a. Ilmu antropologi memberikan suatu cara yang jelas dalam memandang masyarakat
secara keseluruhan maupun para anggota individual mereka. Ilmu
antropologimenggunakan pendekatan yang menyeluruh atau bersifat sistem, dimana
peneliti secara tetap menanyakan, bagaimana seluruh bagian dari sistem itu saling
menyesuaikan dan bagaimana sistem itu bekerja.
b. Ilmu antropologi memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk
menguraikan proses-proses perubahan sosial dan buaya dan juga untuk membantu
memahami keadaan dimana para warga dari “kelompok sasaran” melakukan respon
terhadap kondisi yang berubah dan adanya kesempatan baru.
c. Ahli antropologi menawarkan kepada ilmu-ilmu kesehatan suatu metodologi
penelitian yang longgar dan efektif untuk menggali serangkaian masalah teoritis dan
praktis yang sangat luas, yang dihadapi dalam berbagai program kesehatan.
Antropologi kesehatan sebagai ilmu akan memberikan suatu sumbangan pada
pengemban pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya obstetri ginekologi sosial. Bentuk
dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan
membantu dengan paradigma untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan
perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas kesehatan saat
ini.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi
sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang
kesehatan itu sendiri, khususnya perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup
bidangnya sangat penting untuk dikuasai dan dipahami. salah satunya yaitu antropologi
kesehatan.
Di dalam antropologi kesehatan itu sendiri tercakup materi mengenai
perkembangan antropologi kesehatan dimana di dalam perkembangannya menyangkut
hal-hal yang penting untuk dipelajari, yaitu : hubungan antara sosial budaya dan biologi
yang merupakan dasar dari perkembangan antro kesehatan, perkembangan antro
kesehatan dari sisi biological pole, perkembangan antro kesehatan darsi sisi sosiocultural
pole, beda antara perkembangan antro kesehatan biological pole dan sosiocultural pole,
dan kegunaan antro kesehatan. Maka dari itu kami membuat makalah yang menyangkut
tentang antropologi kesehatan.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian antropologi kesehatan.
2. Mengetahui hubungan antara sosial budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antro kesehatan.
3. Mengetahui perkembangan antro kesehatan dari sisi biological pole.
4. Mengetahui perkembangan antro kesehatan dari sisi sosiocultural pole.
5. Mengetahui beda antara perkembangan antro kesehatan biological pole dan
sosiocultural pole.
6. Mengetahui kegunaan antro kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antropologi Kesehatan


Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang
berarti ilmu. Menurut Koentjaraningrat dalam buku (1981 : 11) antropologi berarti
“ilmu tentang manusia.” Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-
unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993).
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit
dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan)
dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada
manusia sekarang ini. (Landy, dalam Koentjaraningrat ,2000). Landy juga menyatakan
bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya disetujui oleh ahli antropologi,
yaitu:
1. Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan kenyataan universal dari kehidupan
menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan masyarkaat,
2. Kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang teralokasi,
sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau
merespon penyakit,
3. Kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian dan
persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk menentukan atau
menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya
yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan
penyakit, dan juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.
Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah
kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub
sosial budaya.

1) Pokok perhatian Kutub Biologi :


 Pertumbuhan dan perkembangan manusia
 Peranan penyakit dalam evolusi manusia
 Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
2) Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
 Sistem medis tradisional (etnomedisin)
 Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
 Tingkah laku sakit
 Hubungan antara dokter pasien
 Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat
kepada masyarakat tradisional.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah


disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya
dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya
disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3)

2.2 Sejarah Antropologi Kesehatan

Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut


urutan waktu cetusannya:

1. Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849
menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun
yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar
struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu
sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi.
Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam
pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya bidang
baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

2. Tahun 1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat
pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”.
Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah
menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.

3. Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan”
dan Paul membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel
mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli
antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian
tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas
subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang
dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang
berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam
bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.

2.3 Hubungan antara Sosial Budaya dan Biologi yang merupakan Dasar dari
Perkembangan Antropologi Kesehatan.
Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi kesehatan yaitu masalah kesehatan merupakan masalah
kompleks yang merupakan resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat
alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk,
genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho
socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu :

1. Environment atau lingkungan
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan
dengan ecological balance
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitative.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang
paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman
kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel
tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.

Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan


penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia,
genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi. Hal ini memungkinkan untuk
menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik
tersebut terhadap faktor-faktor sosialdan budaya di masyarakat tertentu. Contoh :
penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan
melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.

2.4 Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Biological Pole


Antropologi kesehatan dari sisi Biological Pole berusaha untuk memahami jasad/fisik
manusia melalui evolusi, kemampuan adaptasi, genetika populasi, dan primatologi (studi
tentang makhuk primate / binatang yang menyerupai manusia). Sisi biologi adalah hal
penting dalam kesehatan. Sisi biologi adalah kesatuan sistem organ tubuh yang saling
menunjang, apabila terdapat gangguan dari salah satu organ tubuh maka juga akan
menggangggu keseluruhan sistem fungsi.
Sisi biologi, melalui tubektomi, dilihat dari sudut budaya oleh Haryati, 1990 dalam
penelitiannya tentang penerimaan masyarakat desa terhadap cara ini untuk ber-KB.
Kajian yang dilakukan Haryati selangkah lebih maju dari dua peneliti sebelumnya dengan
lebih banyak menggali sisi biologi (tubektomi) dan kemudian memasukan ke dalam
wacana kesehatan pada masyarakat yang diteliti dengan melibatkan sistem pengetahuan
mereka untuk memilih cara ini dalam ber-KB.
Terdapat ahli-ahli antropologi yang pokok perhatiannya adalah tentang pertumbuhan
dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia dan paleopatologi
(studi mengenai penyakit-penyakit purba). Ahli-ahli antropologi yang memiliki minat
tersebut mempunyai kesamaan perhatian dengan ahli-ahli genetika, anatomi, sorologi,
biokimia dan sejenisnya.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang
didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya
di masyarakat tertentu. Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap
antropologi kesehatan, antara lain :

1. Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh : nutrisi mempengaruhi pertumbuhan,


bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit
sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
2. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif
atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut
stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya
terbelakang atau salah.
3. Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di
berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk
mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola
perawatan penyakit yang sama.
4. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasamadengan
antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek
kesehatan.
2.5 Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Sosiocultural Pole
Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang
berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, dalam jurnal Drs. Naffi
Sanggenafa, 2002. Jurnal Antropologi Papua.di antaranya objek yang menjadi kajian
disiplin ilmu ini adalah:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes).
2. Beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun
supernatural atau penyihir,
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok
masyarakat.
4. Healers yang mempunyai peranan sebagai penyembuh.
5. Perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual,
terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.

Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20, pada
tahun 1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan medis dan
prakteknya tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi sosial yang lain. Ia
menyatakan “praktek medis primitif mengikuti dari dan membuat pengertian dalam
syarat-syarat yang mendasari kepercayaan medis. Ia juga menyatakan keberadaan 3
padangan dunia yang berbeda (gaib, religi, dan naturalistik) dan menghubungkan sistem-
sistem kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan memilki model perilaku medis yang sesuai.

Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, orientasi teoritisnya diungkapkan


dalam bentuk lima generalisasi yaitu:

1) Studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat tunggal melainkan


konfigurasi budaya secara keseluruhan dai masyarakat dan temapt dimana pola medis
berada dalam totalitas tersebut,
2) Ada begitu banyak pengobatan primitif,
3) Bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara fungsional
saling berkaitan,
4) Pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi
budaya,
5) Manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan pengobatan
gaib.
Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para antropolog, perilaku
sehat (health behavior ), perilaku sakit (illness behavior) perbedaan
antara illness dan disease, model penjelasan penyakit explanatory model ), peran dan
karir seorang yang sakit (sick role), interaksi dokter-perawat, dokter-pasien, perawat-
pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien, membuka mata para dokter bahwa kebenaran
ilmu kedokteran modern tidak lagi dapat dianggap kebenaran absolut dalam proses
penyembuhan.
Terdapat ahli-ahli antropologi dengan pokok perhatian pada sistem medis tradisional
(etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka,
tingkah laku sakit, hubungan antara dokter-pasien serta dinamika dari usaha
memperkenalkan pelayanan kesehatan Barat kepada masyarakat-masyarakat tradisional.

2.6 Perbedaan antara Perkembangan Antropologi Kesehatan Biological Pole dan


Sosiocultural Pole
Antropologi kesehatan tidak boleh dipandang sebagai penggabungan dari dua disiplin
yang longgar, biologi dan sosial-budaya, karena seringkali masalah-masalah yang
dihadapi kedua disiplin ilmu tersebut saling membutuhkan data maupun teori-teori dari
kedua bidang yang bersangkutan. Penyakit jiwa, misalnya, tidaklah semata-mata dapat
dipelajari dalam kerangka faktor fisiologis atau biokimia belaka, atau faktor-faktor psiko-
sosial-budaya yang bersumber pada stres; kedua jenis data tersebut penting untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam dari faktor-faktor yang berpengaruh. Serupa
halnya dengan makanan, dimana kebiasaan makan dan makanan yang dipilih berkaitan
dengan tingkatan nutrisi. Demikian pula teori epidemiologi yang didasarkan atas
pengetahuan bahwa tingkahlaku manusia sangat mempengaruhi vektor yang menularkan
banyak pennyakit.

Pokok perhatian biological pole :


1) Pertumbuhan dan perkembangan manusia.
2) Peranan penyakit dalam evolusi manusia.
3) Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
Pokok perhatian sociocultural pole :
1) Sistem medis tradisional (etnomedisin).
2) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka.
3) Tingkah laku sakit.
4) Hubungan antara dokter pasien.
5) Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada
masyarakat tradisional.
Jadi perbedaannya terletak pada masing-masing disiplin ilmu yang bersangkutan,
dalam memandang suatu fenomena baik dari bidang biologi maupun bidang sosial-
budaya. Contoh: dari segi biologi, penyakit merupakan suatu kondisi patologis yang
dibuktikan dengan hasil-hasil tes laboratorium atau bentuk-bentuk pemeriksaan klinis
lainnya. Namun dari pandangan budaya, penyakit adalah pengakuan sosial bahwa
seseorang itu tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar, dan bahwa harus
dilakukan sesuatu terhadap situasi tersebut. Dengan kata lain harus dibedakan antara
penyakit (disease) sebagai suatu konsep patologis, dan penyakit (illness) sebagai suatu
konsep kebudayaan.

2.7 Kegunaan Antropologi Kesehatan


Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu
kesehatan lain sebagai berikut :
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk
individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan
kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan
tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun.
Contoh ; pendekatan sistem, holistik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran
antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan
mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan
proses sosial budaya bidang kesehatan. Memang tidak secara tepat meramalkan
perilaku individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan
kemungkinan luasnya pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada
situasi yang baru.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam
merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan
iterpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
2. Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan
antropologi kesehatan yaitu masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang
merupakan resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun
masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan
sebagainya.
3. Sisi biologi adalah kesatuan sistem organ tubuh yang saling menunjang, apabila terdapat
gangguan dari salah satu organ tubuh maka juga akan menggangggu keseluruhan sistem
fungsi.
4. Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang
berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya.
5. Perbedaan perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural pole
yaitu  biological pole pokok perhatian adalah pertumbuhan dan perkembangan manusia,
peranan penyakit dalam evolusi manusia dan paleopatologi (studi mengenai penyakit-
penyakit purba). Pokok perhatian sociocultural pole adalah sistem medis tradisional
(etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka,
tingkah laku sakit, hubungan antara dokter pasien dan dinamika dari usaha
memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.
6. Kegunaan antropologi kesehatan adalah memberikan suatu cara untuk memandang
masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya, memberikan suatu model yang
secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan
dan sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Barbara dan George M. Foster. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI-Press
Gutomo Priyatmono. 2007. Bermain dengan Kematian. Yogyakarta: Kanisius.
Koentjaroningrat.2000.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Saifudin. 2005. Antropologi Kontemporer, Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma.
Jakarta: Prenata Media
Tedi Sutardi. 2007. Antropologi :mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI Sekolah
Menengah Atas, Program Bahasa. Bandung: PT Setia Purna Inves.
Drs. Naffi Sanggenafa, 2002. Jurnal Antropologi Papua : Penerapan Ilmu Antropologi
Kesehatan Dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat Papua. Jayapura : Laboratorium
Antropologi Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Cenderawasih.
http://sayedmuddasir.wordpress.com/2014/05/01/pandangan-ahli-antropologi-terhadap-
penyakit/ pada pukul 13.30 WIB
http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan-antropologi-kesehatan.htm pada pukul 13.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai