Anda di halaman 1dari 45

● DOKUMEN PENAWARAN

CV. WINILA KARYA


ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

BAB 5
URAIAN PENDEKATAN METODOLOGI DAN PROGRAM
KERJA

A. PENGANTAR
A.1. Gagasan Baru Studi
1. Kajian Pendukung Program Desa Mandiri Budaya
Tujuan pembangunan Desa Mandiri Budaya adalah pertama, mewujudkan
kemandirian desa dalam menyejahterakan masyarakat desa melalui
pengembangan budaya, wisata, partisipasi secara inklusif terhadap
perempuan, pengembangan wirausaha desa, dan ketahanan pangan.
Kedua, memperkuat potensi desa sebagai benteng pelestarian budaya
dalam menghadapi arus global. Ketiga, memperkuat sistem kelembagaan
desa untuk mengurangi tingkat kemiskinan melalui ketahanan pangan,
kewirausahaan, dan wisata. Keempat, memperkuat sistem informasi desa
sebagai ruang sosialisasi, promosi, dan pemasaran desa. Kelima,
memperkuat kapasitas pengelola desa dan organisasi-organisasi di tingkat
desa dari sisi intelektual maupun keterampilan dalam pengelolaan desa.
Keenam, memperkuat tata nilai dan kehidupan masyarakat dalam
mewujudkan keamanan dan ketenteraman. Sehingga, desa mandiri
budaya adalah desa otonom yang mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri melalui pendayagunaan dan pemanfaatan segenap sumber daya
internal desa dan eksternal (supra-desa) untuk mengaktualisasikan,
mengembangkan, dan mengonservasi kekayaan potensi budaya (benda
dan/atau tak benda) yang dimilikinya melalui pelibatan partisipasi aktif
warga dalam pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat”.
Peraturan daerah yang dirujuk dalam penyusunan laporan ini yaitu
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 93 Tahun 2020
tentang Desa/Kalurahan Mandiri Budaya. Diuraikan dalam peraturan

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 1 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

tersebut, bahwa Desa/Kalurahan Mandiri Budaya adalah desa/kalurahan


mahardika, berdaulat, berintegritas, dan inovatif dalam menghidupi dan
mengaktualisasikan nilai-nilai keistimewaan melalui pendayagunaan
segenap kekayaan sumber daya dan kebudayaan yang dimilikinya dengan
melibatkan partisipasi aktif warga dalam pelaksanaan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan kelestarian semesta
ciptaan, kesejahteraan, dan ketenteraman warga dalam ke-bhinneka
tunggal ika-an. Selanjutnya, juga dijelaskan bahwa Program
Desa/Kalurahan Mandiri Budaya merupakan sinergi dan harmonisasi dari
program/kegiatan Desa/Kalurahan Budaya, Desa/Kalurahan Wisata, Desa
Prima dan Desa Preneur.

2. Kajian Program Desa Budaya


Program Desa Budaya diatur melalui Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta No. 36 Tahun 2014. Berdasarkan peraturan tersebut, Budaya
adalah aktivitas manusia baik secara lahiriah maupun batiniah dan hasil-
hasilnya, di antaranya dalam wujud adat dan tradisi, kesenian, permainan
tradisional, bahasa, sastra, aksara, kerajinan, kuliner, pengobatan
tradisional, penataan ruang, dan warisan budaya. Sementara, pengertian
dasar. Desa/Kelurahan Budaya adalah desa atau kalurahan yang
mengaktualisasikan, mengembangkan, dan mengonservasi kekayaan
potensi budaya yang dimilikinya yang tampak pada adat dan tradisi,
kesenian, permainan tradisional, bahasa, sastra, aksara, kerajinan, kuliner,
pengobatan tradisional, penataan ruang, dan warisan budaya. Peraturan
Gubernur ini merupakan pedoman dalam penetapan Desa/Kalurahan
Budaya dan pengembangan, pemberdayaan, dan pelestarian segala
kekayaan budaya yang dimiliki oleh Desa/Kalurahan Budaya.
Klasifikasi Desa/Kelurahan Budaya berdasarkan peraturan tersebut,
diuraikan terdiri dari 3 (tiga) taraf perkembangan yaitu: (1) tumbuh, (2)
berkembang dan (3) maju. Lebih lanjut diuraikan dalam penjelasan pasal
demi pasal, diketahui bahwa yang dimaksud dengan bertaraf tumbuh

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 2 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

adalah Desa/Kalurahan Budaya yang berbagai potensi budaya yang


dimilikinya belum dieksplorasi dan dikelola secara optimal melalui kerja
yang teorganisasi, tersistem dan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan di lingkungan Desa/Kalurahan tersebut. Sementara, yang
dimaksud dengan bertaraf berkembang adalah Desa/Kalurahan Budaya
yang telah menampakkan eksistensinya. Berbagai potensi budaya yang
dimiliknya telah dieksplorasi dan dikelola dengan cukup baik dan
berorientasi pada kerja yang terorganisasi, tersistem dan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan Desa/Kalurahan dan terakhir, yang
dimaksud dengan desa budaya bertaraf maju adalah Desa/Kalurahan
Budaya yang telah hadir dengan eksistensi yang kuat. Berbagai potensi
budaya yang dimilikinya telah dieksplorasi dan dikelola secara optimal
melalui kerja yang terorganisasi, tersistem dan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan Desa/Kalurahan.
Lebih lanjut diuraikan, Pedoman Pembentukan Desa Bina Budaya di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ditujukan untuk mendukung
pembangunan kebudayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka
mencapai hal-hal sebagai berikut:
a. mewujudkan terbinanya nilai-nilai budaya yang memperkuat
kepribadian bangsa, mempertebal harga diri dan memperkokoh jiwa
persatuan;
b. menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk menjaring dan
menyerap nilai-nilai budaya yang positif; dan
c. menanamkan disiplin, jiwa patriotisme dan kebanggaan nasional guna
mendorong kemampuan untuk berkembang dengan kekuatan sendiri
dan memperkuat ketahanan nasional.
Penjelasan lebih lanjut atas adat dan tradisi, kesenian, permainan
tradisional, bahasa, sastra, aksara, kerajinan, kuliner, pengobatan
tradisional, penataan ruang, dan warisan budaya sebagai berikut:
a. adat dan tradisi di sini adalah rangkaian tindakan atau perbuatan yang
terikat pada aturan-aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 3 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

dan kepercayaan yang diyakini oleh suatu kelompok masyarakat yang


dalam pelaksanaannya, selalu dikaitkan dengan maksud tertentu,
waktu, tempat, perlengkapan, dan partisipan yang terlibat;
b. kesenian atau seni adalah kegiatan atau perilaku ekspresif manusia
yang menghasilkan karya keindahan dalam rangka pemuasan hasratnya
akan keindahan, baik dalam bentuk pertunjukan maupun non
pertunjukan. Penggolongan bentuk seni tersebut terkait dengan media
penyajian dan cara menikmatinya;
c. permainan tradisional adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan
permainan yang merupakan warisan dari generasi terdahulu yang
dilakukan manusia (terutama anak-anak) dengan tujuan untuk
mendapatkan kegembiraan. Permainan tradisional secara bendawi
(properti yang dipakai) terkadang dapat dikategorikan sebagai karya
seni kriya, iringan lagu dapat dikategorikan sebagai karya seni sastra
dan aktivitas permainan sering kali dipertontonkan sebagai suatu
pertunjukan;
d. bahasa adalah bahasa Jawa yaitu bahasa yang dipakai secara turun-
temurun oleh masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya
dan Suku Jawa pada umumnya, sebagai sarana komunikasi dan
ekspresi budaya;
e. sastra adalah sastra Jawa yaitu karya kreatif yang berupa pemikiran,
pengalaman, dan penghayatan atas kehidupan yang diungkapkan
secara estetis dalam bahasa dan/atau aksara Jawa. Sastra Jawa dapat
dikategorikan dalam bentuk lisan maupun tulisan diantaranya dalam
bentuk geguritan, tembang, dan cerita rakyat;
f. aksara adalah aksara Jawa yaitu huruf yang mempunyai bentuk, tanda,
grafis, sistem, dan tatanan penulisan Jawa;
g. kerajinan adalah benda buatan manusia yang pada dasarnya memiliki
nilai seni namun dalam proses produksinya dilakukan secara massal
dan penggunaannya lebih fungsional;
h. kuliner adalah proses kegiatan atau hasil kegiatan untuk menghasilkan

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 4 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

suatu jenis makanan tertentu;


i. pengobatan tradisional adalah cara pengobatan dan bahan atau
ramuan bahan yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman;
j. penataan ruang, bangunan, dan lingkungan yang berkarakter khas lokal
adalah suatu kawasan atau wilayah sebagai karya budaya yang
diwujudkan dalam bentuk penataan ruang permukiman dan bangunan
menandai kesadaran penghuninya dalam mengapresiasi alam
lingkungan berdasarkan kearifan budaya lokal yang dimiliki secara
turun temurun;
k. warisan budaya adalah benda, bangunan, struktur, situs, kawasan di
darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena
memiliki nilai penting yang telah tercatat di Daftar Warisan Budaya
Daerah tetapi belum ditetapkan sebagai Cagar Budaya.

3. Kajian Program Desa Wisata


Perubahan dari wisata massal menjadi wisata alternatif ini memberikan
keuntungan bagi desa wisata untuk bisa menjadi pilihan dalam
pengembangan pariwisata. Karena pada desa wisata umumnya memiliki
keragaman produk yang dapat ditawarkan kepada wisatawan dengan
produk utama yaitu kehidupan sehari- hari masyarakat di desa.
Pengalaman yang diberikan kepada wisatawan berupa keragaman budaya,
keunikan alam, dan karya kreatif di desa.
Desa wisata, seperti dirumuskan oleh Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif dalam buku Panduan Desa Wisata 2021 menguraikan
definisi sebagai desa yang memiliki potensi sebagai destinasi wisata yang
berbasis komunitas dan berlandaskan pada kearifan lokal kultural
masyarakatnya dan juga dapat sebagai pemicu peningkatan ekonomi yang
berprinsip gotong royong dan berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan konsep
membangun dari pinggiran atau dari desa untuk menyejahterakan
masyarakat Indonesia dengan menggali potensi lokal dan pemberdayaan

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 5 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

masyarakatnya yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai program


prioritas UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang menjelaskan bahwa
Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan
cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah tingkat desa memiliki
otonomi sendiri untuk mengelola sumber daya dan arah
pembangunannya.
Masih seperti yang dirumuskan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif dalam buku Panduan Desa Wisata 2021, Desa Wisata (Kampung,
Nagari, Gampong, atau sebutan lainnya) adalah kawasan yang memiliki
potensi dan keunikan daya tarik wisata yang khas yaitu merasakan
pengalaman keunikan kehidupan dan tradisi masyarakat di perdesaan
dengan segala potensinya.
Desa wisata dapat dilihat berdasarkan kriteria:
a. Memiliki potensi daya tarik wisata (Daya tarik wisata alam, budaya, dan
buatan/karya kreatif);
b. Memiliki komunitas masyarakat;
c. Memiliki potensi sumber daya manusia lokal yang dapat terlibat dalam
aktivitas pengembangan desa wisata;
d. Memiliki kelembagaan pengelolaan;
e. Memiliki peluang dan dukungan ketersediaan fasilitas dan sarana
prasarana dasar untuk mendukung kegiatan wisata;
f. Memiliki potensi dan peluang pengembangan pasar wisatawan
Tim penyusun buku Panduan Desa Wisata 2021 juga menguraikan prinsip
pengembangan produk desa desa wisata dalam kerangka
pengembangan desa wisata terdiri dari 5 (lima) faktor, yaitu:
a. Keaslian: atraksi yang ditawarkan adalah aktivitas asli yang terjadi pada
masyarakat di desa tersebut;
b. Masyarakat setempat: merupakan tradisi yang dilakukan oleh
masyarakat dan menjadi keseharian yang dilakukan oleh masyarakat;

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 6 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

c. Keterlibatan masyarakat: masyarakat terlibat secara aktif dalam


aktivitas di desa wisata;
d. Sikap dan nilai: tetap menjaga nilai-nilai yang dianut masyarakat dan
sesuai dengan nilai dan norma sehari-hari yang ada;
e. Konservasi dan daya dukung: tidak bersifat merusak baik dari segi fisik
maupun sosial masyarakat dan sesuai dengan daya dukung desa dalam
menampung wisatawan.
Lebih lanjut diuraikan bahwa pengembangan Desa Wisata dapat
dijabarkan dalam 4 (empat) kategori, yaitu Rintisan, Berkembang, Maju
dan Mandiri. Penentuan klasifikasi Desa Wisata (atau sebutan lainnya)
dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) t a h u n oleh Perangkat Desa
yang membidangi pariwisata bersama dengan OPD yang membidangi
pemberdayaan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Ketentuan lebih lanjut untuk tata cara perhitungan dan evaluasi dalam
penentuan klasifikasi desa wisata di Indonesia akan diatur secara terpisah
dalam petunjuk teknis penentuan klasifikasi Desa Wisata.
1) Rintisan
Penentuan klasifikasi desa wisata rintisan dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut:
a. Masih berupa potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi
destinasi wisata.
b. Pengembangan sarana prasarana wisata masih terbatas.
c. Belum ada/masih sedikit sekali wisatawan yang berkunjung dan
berasal dari masyarakat sekitar.
d. Kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata belum tumbuh.
e. Sangat diperlukan pendampingan dari pihak terkait (pemerintah,
swasta).
f. Memanfaatkan dana desa untuk pengembangan desa wisata.
g. Pengelolaan desa wisata masih bersifat lokal desa.

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 7 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

2) Berkembang
Penentuan klasifikasi desa wisata berkembang dengan menggunakan
kriteria sebagai berikut:
a. Sudah mulai dikenal dan dikunjungi, masyarakat sekitar dan
pengunjung dari luar daerah.
b. Sudah terdapat pengembangan sarana prasarana dan fasilitas
pariwisata.
c. Sudah mulai tercipta lapangan pekerjaan dan aktivitas ekonomi bagi
masyarakat.
d. Kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata sudah mulai tumbuh.
e. Masih memerlukan pendampingan dari pihak terkait (pemerintah,
swasta).
f. Memanfaatkan dana desa untuk pengembangan desa wisata.
g. kriteria desa wisata sudah mempunyai sistem pengelolaan yang
berdampak pada pendapatan asli desa.
3) Maju
Penentuan klasifikasi desa wisata maju dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut:
a. Masyarakat sudah sepenuhnya sadar akan potensi wisata
termasuk pengembangannya.
b. Sudah menjadi destinasi wisata yang dikenal dan banyak
dikunjungi oleh wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara.
c. Sarana prasarana dan fasilitas pariwisata sudah memadai.
d. Masyarakat sudah berkemampuan untuk mengelola usaha
pariwisata melalui pokdarwis/kelompok kerja lokal.
e. Masyarakat sudah berkemampuan memanfaatkan danadesa untuk
pengembangan desa wisata.
f. Sistem pengelolaan desa wisata yang berdampak pada
peningkatan ekonomi masyarakat di desa dan pendapatan asli desa.

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 8 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

4) Mandiri
Penentuan klasifikasi desa wisata mandiri dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut:
a. Masyarakat sudah memberikan inovasi dalam pengembangan
potensi wisata desa (diversifikasi produk) menjadi unit
kewirausahaan yang mandiri.
b. Sudah menjadi destinasi wisata yang dikenal oleh mancanegara dan
sudah menerapkan konsep keberlanjutan yang diakui oleh dunia.
c. Sarana dan prasarana sudah mengikuti standar internasional
minimal ASEAN.
d. Pengelolaan desa wisata sudah dilakukan secara kolaboratif antar
sektor dan pentahellx sudah berjalan baik.
e. Dana desa menjadi bagian penting dalam pengembangan inovasi
diversifikasi produk wisata di desa wisata.
f. Desa sudah mampu memanfaatkan digitalisasi sebagai bentuk
promosi mandiri (mampu membuat bahan promosi dan menjual
secara mandiri melalui digitalisasi dan teknologi).

Gambar 1 Konsep Pembangunan Desa Wisata


Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam buku Panduan Desa Wisata
(2021)

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 9 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

A.2. Gambaran Wilayah Studi


1. Sejarah Desa
Penamaan Kalurahan Kepek berawal dari perjalanan Sunan Kalijaga yang
akan menyebarkan Agama Islam di Gunungkidul. Ketika sampai di suatu
tempat, beliau beristirahat di tempat yang semua pohonnya berdaun hijau
muda pertanda masih muda yang istilah dalam Bahasa Jawa-nya adalah
kepek. Karena tempat itu belum diketahui namanya, maka beliau
menamakan tempat itu dengan sebutan Kepek. Pohon yang namanya
Kepek itulah kemudian menjadi sebutan Kalurahan Kepek.

Gambar 2 Pohon Kepek

Pohon Kepek mempunyai dahan cukup kuat dan berdaun lebar agak kasar
tapi bermanfaat bagi masyarakat mulai dari pucuk daun hingga akarnya.
Dalam cerita Babat Alas Wonosari yang dibacakan Bapak Dasuki Cipto
Hadiatmojo pada Cerita Rakyat Gunungkidul Seri 36 hari Kamis Legi,
tanggal 21 Desember 2000, diceritakan bahwa ketika Babat Alas Wonosari
tahun 1750 yang dimulai oleh Kyai Muhamad Hadud atau Mbah Kadut
bersama istrinya Nyai Roro Kuning, dibantu saudaranya Kyai Soho Nyai
Gadungmlati, Kyai Kidang Kencono, Kyai Jedol Kayu, Kyai Kabuk, Kyai

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 10 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

Irondoko, Kyai Setro soho Kyai Codrono. Menurut cerita


meninggalnya/mukswa Mbah Kadud di Pohon beringin Ringinsari
Wonosari/Ringinsari, kemudian Kyai Gadungmlati meninggal di
Gadungmlaten sedangkan Kyai Kabuk mukswa di pohon beringin besar
Kalurahan Kepek.
Tata Pemerintahan Kalurahan Kepek dimulai hari Sabtu Pahing Tanggal 7
Bulan Agustus tahun 1909, ketika Ki R. Driyo Sentono diangkat sebagai
Lurah pertama di Kalurahan Kepek. Hari tersebut kemudian ditetapkan
menjadi Hari Jadi Kalurahan Kepek.

2. Kondisi Geografis
Desa Kepek merupakan salah satu dari 14 desa yang ada di Kapanewon
Wonosari. Kapanewon Wonosari merupakan ibu kota dari Kabupaten
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kapanewon Wonosari
berbatasan di sebelah utara dengan Kapanewon Nglipar, di sebelah timur
dengan Kapanewon Karangmojo dan Kapanewon Semanu, di sebelah
selatan dengan Kapanewon Tanjungsari, dan di sebelah barat dengan
Kapanewon Paliyan dan Kapanewon Playen.

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 11 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

Berikut merupakan peta wilayah Kalurahan Kepek:

Gambar 3 Peta Wilayah Kalurahan Kepek

Ketinggian tanah di Kalurahan Kepek berada rata-rata 200 sampai dengan


250 mdl dengan curah hujan rata-rata 14,9 mm dan jumlah hari hujan
rata-rata 85 hari pertahun. Puncak hujan terjadi bulan Desember sampai
Februari tiap tahunnya. Suhu Udara di Kalurahan Kepek berkisar antara
27ºC sampai dengan 37ºC.
a. Batas Wilayah Kalurahan

Tabel 1 Batas Wilayah Kalurahan Kepek

Batas-batas Kalurahan Kapanewon

Sebelah barat Logandeng Playen

Sebelah Timur Wonosari Wonosari

Sebelah Selatan Siraman Wonosari

Sebelah Utara Piyaman Wonosari

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 12 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

b. Luas Wilayah Kalurahan

Tabel 2 Luas Wilayah Kalurahan

Jalanan,
No Nama Tegal Pekarangan Lungguh Kuburan Jumlah Satuan
Sungai, dll

1 TRIMULYO I 12.145 14.805 2.095 0.550 2.795 33.410 Hektar

2 TRIMULYO II 2.785 8.025 2.675 0.000 1.970 15.620 Hektar

3 SUMBERMULYO 66.950 22.480 1.665 0.000 1.965 93.100 Hektar

4 BANSARI 18.734 19.050 0.000 0.105 2.680 40.569 Hektar

5 TEGALMULYO 9.355 11.010 2.560 0.055 2.335 25.315 Hektar

6 KRANON 10.461 8.135 0.220 0.000 1.940 20.756 Hektar

7 LEDOKSARI 85.420 3.225 10.980 0.000 2.240 102.035 Hektar

8 KEPEK I 1.655 11.890 0.210 0.075 1.280 15.271 Hektar

9 KEPEK II 8.235 6.990 15.270 0.070 1.410 31.975 Hektar

10 JERUK 12.165 8.720 0.315 0.000 1.545 26.577 Hektar

LUAS KALURAHAN 227.905 114.330 35.990 0.855 20.160 404.628 Hektar

c. Orbitasi ( Jarak dari Pusat Pemerintahan ) :


1) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 0,700 Km.
2) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten : 0,800 Km.
3) jarak dari Pusat Pemerintahan Provinsi : 39 Km.
4) Jarak dari Pusat Pemerintahan Negara : 625 Km.

3. Demografi Kalurahan
Kalurahan Kepek terletak di tengah Ibukota Kapanewon Wonosari dan
Ibukota Kabupaten sehingga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang
cukup tinggi. Jumlah penduduk dan kepala keluarga di Kalurahan Kepek
sebagaimana yang tertulis dalam tabel jumlah penduduk dan jumlah
kepala keluarga per 31 Desember 2019, adalah sebagai berikut:

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 13 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

Tabel 3 Jumlah Penduduk dan Jumlah Kepala Keluarga

Jumlah Penduduk Jumlah KK


No Padukuhan Laki- Perempu Laki- Perempu
Jumlah Jumlah
laki an laki an
1 Trimulyo I 576 623 1199 311 81 392
2 Trimulyo II 391 415 806 208 49 257
3 Sumbermulyo 585 535 1120 315 46 361
4 Bansari 734 727 1461 404 64 468
5 Tegalmulyo 620 635 1255 321 96 417
6 Kranon 529 493 1022 286 55 341
7 Ledoksari 845 833 1678 422 98 520
8 Kepek I 470 492 962 165 62 227
9 Kepek II 393 381 774 200 45 245
10 Jeruk 641 691 1260 321 91 412
Jumlah Total 5784 5753 11.537 3053 687 3640
Kalurahan

4. Potensi Kalurahan
Keberadaan lingkungan perkantoran yang ada di wilayah Kalurahan Kepek
membentuk sebagian penduduk Kalurahan Kepek beralih ke profesi jasa
dan industri kecil. Berikut adalah potensi sumber daya alam yang dimiliki
oleh Kalurahan Kepek:
a. Lahan Pertanian
Lahan Pertanian yang dimiliki Kalurahan Kepek sebagian besar
adalah lahan kering tadah hujan yang bergantung pada musim dan
curah hujan. Rincian lahan pertanian yang ada di Kalurahan Kepek
adalah:
1) Tegalan : 260,9 Hektar
2) Pekarangan/kebun : 114,33 Hektar
b. Flora dan Fauna
Jenis-jenis flora yang masih ada di Kalurahan Kepek antara lain:
1) Jenis Tanaman Bunga seperti Melati, Mawar, Anggrek, Sedap
Malam, dan lain-lain.
2) Jenis Tanaman Palawija seperti Padi, Jagung, Kedelai, Kacang,
dan lain-lain.
3) Jenis Tanaman Perkebunan seperti Mangga, Pisang, Nangka,
dan lain-lain.
4) Jenis Tanaman Kehutanan seperti Jati, Mahoni, Akasia, dan

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 14 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

lain-lain.
Jenis-jenis fauna yang masih terdapat di Kalurahan Kepek antara
lain
1) Jenis Unggas seperti Ayam Kampung, Burung Gereja, Kutilang,
Derkuku, Prenjak, dan lain-lain.
2) Jenis Reptil seperti Kadal, Ular, Tokek, Cicak, dan lain-lain.
3) Jenis Mamalia Peliharaan seperti Kambing, Sapi, Anjing, Kucing,
dan lain-lain.
4) Jenis Hewan Air seperti Ikan Mas, Lele, Gabus/Deleg,
Nila/Mujair, dan lain-lain.
c. Industri
Industri yang terdapat di Kalurahan Kepek sebagian besar adalah
industri rumah tangga/industri kecil yang tersebar di 10 padukuhan
dan banyak memanfaatkan hasil-hasil pertanian baik dari dalam
maupun luar Kalurahan Kepek. Jenis industri yang ada di Kalurahan
Kepek antara lain:
1) Industri Tahu
2) Industri Tempe
3) Industri Makanan ringan
4) Pengrajin Mebel
5) Pengrajin Batik
d. Adat Tradisi dan Seni Budaya Kalurahan Kepek
Budaya Gotong royong masih melekat pada kehidupan
bermasyarakat di Kalurahan Kepek sehingga program-program
pembangunan dapat terlaksana dengan baik. Berikut merupakan
adat dan budaya yang masih berkembang di masyarakat:
1) Upacara Adat seperti Bersih Kalurahan/Rasulan.
2) Tradisi Daur Hidup mulai dari Selapanan sampai Nyewu.
3) Tradisi Pertanian & Peternakan seperti Wiwitan, Gumbregan,
dan lain-lain.
4) Seni Tradisional yang dapat berupa:

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 15 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

- Kethoprak Mataram.
- Karawitan.
- Tari Klasik.
- Reog Dhodhog.
- Srandul.
- Wayang Kulit Gagrag Jogja.
- Thoklek.
- Wayang orang.
5) Bahasa dan sastra:
- Disamping Bahasa dan sastra Indonesia, masyarakat di
Kalurahan Kepek masih sangat kental dalam penggunaan
Bahasa dan sastra Jawa,bahkan menjadi bahasa sebagian
besar warga Kalurahan Kepek.
- Geguritan dan Macapat.
- Penulisan sejarah Kalurahan.
6) Situs dan Benda cagar Budaya
- Rumah Adat Limasan, Kampung dan Joglo.
- Petilasan Kyai Legi.
- Benda Pusaka rakyat (Keris, Tumbak, Patrem, Cundrik, dan
lain-lain).

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 16 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

B. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


B.1. Landasan Teori
1. Kebudayaan
Kebudayaan secara etimologis berasal dari kata buddayah yang berarti
budi dan akal. Kebudayaan juga merupakan kata dasar dari budaya yang
merupakan perkembangan dari kata budi-daya yang berarti daya dari budi
yang berupa cipta, rasa, karsa manusia. Sedangkan secara istilah terdapat
banyak pendapat, menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip oleh
Muslim mendefinisikan bahwa kebudayaan merupakan seluruh sistem
gagasan, tindakan, juga hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dimiliki diri manusia sendiri dengan belajar.
Budaya lokal masyarakat adalah suatu pola kehidupan masyarakat
berkembang yang dimiliki bersama oleh sebuah kelompok pada setiap
daerah masing-masing juga telah diwariskan pada generasi ke generasi
secara turun temurun. Terbentuknya budaya terdiri dari beberapa unsur,
elemen, dan waktu yang sangatlah panjang dan rumit; juga; merupakan
penyatuan dari sistem agama dan politik, karya seni, pakaian, adat
istiadat, bahasa, bangunan rumah, dan karakteristik daerahnya.

2. Unsur-Unsur Budaya Lokal


Pemahaman budaya tidak terlepas dari unsur-unsur kebudayaan. Menurut
Koentjaraningrat sebagaimana dikutip oleh Muslim terdapat 7 unsur
kebudayaan yaitu bahasa, sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan
atau organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata
pencaharian, sistem religi, dan kesenian.
Kesenian merupakan segala hasrat manusia akan keindahan yang muncul
dari imajinasi kreatif manusia dan memberikan kepuasan batin tersendiri
bagi manusia. Kesenian memiliki berbagai jenis, meliputi:
a. Seni musik. Menurut David Ewen sebagaimana dikutip Sudarsono, seni
musik adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari
nada-nada dan harmoni sebagai ekspresi dari segala yang ingin

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 17 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

diungkapkan terutama aspek emosional. Musik terbagi menjadi dua


yaitu musik non-diatonis seperti karawitan Jawa, karawitan Bali, dan
karawitan Sunda dan musik diatonis yang mengikuti perkembangan
zaman.
b. Seni tari. Menurut Corrie Hartong sebagaimana dikutip oleh Sudarsono,
tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di
dalam ruang. Seni tari ini meliputi tari daerah dan tari kreasi baru.
c. Seni teater. Teater merupakan suatu istilah yang menunjuk pada seni
pertunjukan yakni dengan memperlihatkan, memperagakan, dan
memperdengarkan atau dengan kata lain berkaitan dengan panca indra
yang akhirnya menyentuh pikiran. Seni teater ini meliputi teater daerah,
barat, dan nasional.
d. Seni rupa. Seni rupa tampil dengan unsur-unsur rupa yang secara fisik
dapat dilihat yakni berupa garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur
dan sebagainya.

3. Desa Budaya
Desa adalah suatu istilah yang biasanya menunjuk suatu ruang sosial
(social space), yang tentunya terdapat sekelompok manusia yang
berdomisili, beraktivitas, dan berinteraksi satu sama lainnya. Ruang sosial
itu terdiri atas lingkungan permukiman dan lingkungan penjelajahan
sebagai lahan bagi pencaharian manusia untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya. Lingkungan penjelajahan yang berupa alam itulah yang
biasanya dikelola penduduk desa bersangkutan demi melangsungkan
hidupnya dengan cara mengelola lahan dalam bentuk budi daya pertanian
baik dalam bidang cocok tanam, peternakan, maupun perikanan.
Jika dilihat dari definisi universal, desa atau udik adalah sebuah
aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah
desa adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, yang
dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari
beberapa unit permukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 18 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

Barat), padukuhan (Yogyakarta), banjar (Bali), atau jorong (Sumatera


Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala
Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur, Klèbun di Madura, Pambakal
di Kalimantan Selatan, atau Hukum Tua di Sulawesi Utara.
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa disebutkan bahwa: “Desa adalah desa dan desa adat
atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Uraian di atas lebih memberikan gambaran pengertian desa sebagai
satuan administrasi pemerintahan. Dalam konteks penelitian ini, istilah
desa dipredikati dengan istilah budaya. Mengingat entitas budaya tidak
dapat dibatasi dengan wilayah administrasi pemerintahan, maka
pengertian desa harus dirumuskan tidak dengan perspektif administrasi
pemerintahan, melainkan perspektif budaya. Dalam perspektif budaya,
desa merupakan wahana sekelompok manusia yang melakukan aktivitas
budaya.
Sedangkan istilah cultur (bukan Kultur seperti dalam bahasa Jerman
sekarang) dalam khasanah keilmuan pertama kali digunakan oleh G.E.
Klemm. Pemakaian istilah cultur yang dipergunakan Klemm ini kemudian
mempengaruhi E.B. Tylor, cendekiawan Inggris, yang sampai pada masa
itu masih mempergunakan istilah civilization, walaupun dalam arti yang
agak berbeda dari pengertian di masa kini. Pada perkembangan lebih
lanjut, istilah yang kurang lebih baku dipergunakan ialah Kultur dalam
Bahasa Jerman dan culture dalam bahasa Inggris. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia dipergunakan istilah kebudayaan, bahkan kadang-
kadang hanya disebut budaya. (Laporan Akhir Action Plan Desa Budaya,
2007: 2-2).

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 19 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

Menurut A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn (1952), dalam (Laporan Akhir


Action Plan Desa Budaya, 2007: 2-2) telah mencatat bahwa sampai pada
masa itu sudah terdapat 179 definisi tentang kebudayaan. Sekarang dapat
dipastikan jumlah definisi itu telah bertambah lebih banyak lagi. Definisi
teoritik-konseptual tentang kebudayaan perlu dirumuskan untuk
kepentingan wacana teoritis tentang kebudayaan. Namun untuk
kepentingan penelitian ini, yang diperlukan bukanlah definisi tunggal yang
seakan-akan merangkum gambaran kebudayaan secara komprehensif,
melainkan deskripsi mendasar tentang hal-hal pokok yang berkaitan
dengan kebudayaan, yaitu sebagai berikut:
 Pertama, bahwa berbicara mengenai seluk-beluk kehidupan manusia
yang multidimensional baik dalam komunitas kecil maupun besar
dapat didekati dan disimak dengan berbagai perspektif; dan salah
satu di antaranya yang terpenting adalah perspektif kebudayaan.
Kajian dengan perspektif kebudayaan bukan hanya menyangkut hasil
karya manusia yang kelihatan atau kasat mata (benda-benda budaya)
saja, melainkan ke pola-pola perilaku, sistem sosial, cara berpikir dan
berekspresi, bahkan hingga konsep, gagasan atau pemikiran, dan
sistem nilai. Kajian budaya dalam suatu kantong budaya (desa,
padukuhan, atau satuan hidup lainnya) tertentu menjadi menarik,
karena bagaimanapun juga suatu budaya tertentu telah eksis dan
dipraktekkan oleh para pendukungnya.
 Kedua, bahwa untuk lebih memahami wajah kehidupan budaya
tertentu sebaiknya dilakukan kajian terhadap dimensi isi atau unsur-
unsurnya baik berupa bahasa, sistem teknologi, sistem mata
pencaharian hidup atau ekonomi, sistem dan organisasi sosial
(termasuk di dalamnya khasanah politik dan hukum), sistem
pengetahuan, religi, kesenian, maupun pendidikan. Setiap unsur itu,
menurut Koentjaraningrat yang mengikuti pemikiran J.J. Honigman,
dapat dilihat dalam tiga dimensi wujud, yaitu: (1) wujud yang berupa
kompleks gagasan, konsep, dan pemikiran manusia (culture system);

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 20 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

(2) wujud yang berupa kompleks aktivitas (social system); dan (3)
wujud yang berupa benda-benda kongkrit (physical culture, material
culture, artifacts).
 Ketiga, bahwa untuk memahami dimensi-dimensi aktivitas manusia
sebagai makhluk sosio-kultural, tidak mudah lebih-lebih menyangkut
dimensi yang pertama, yakni wujud yang berupa kompleks gagasan,
konsep, dan pemikiran manusia. Dua wujud berikutnya, yakni
wujud yang berupa aktivitas sosial (social system) dan wujud benda-benda
budaya yang kongkret (material culture) relatif lebih mudah, karena
gejalanya dapat dirasakan dengan panca indera. Dengan demikian,
penelitian ini lebih diarahkan kepada dua wujud kebudayaan yang terakhir
itu dengan mendeteksinya lewat ketujuh unsur kebudayaan dengan
sejumlah modifikasi yang meliputi: (1) sistem kepercayaan; (2) sistem
kesenian; (3) sistem mata pencaharian; (4) sistem teknologi; (5) sistem
komunikasi; (6) sistem sosial; dan (7) sistem lingkungan, tata ruang, dan
arsitektur.
 Keempat, bahwa pada hakikatnya manusia itu bukan hanya produk
kebudayaan sebagaimana diyakini oleh para penganut Aliran
Strukturalisme, melainkan juga sekaligus pencipta kebudayaan. Oleh
karena itu, manusia dapat merancang suatu strategi kebudayaan bagi
masa depannya, menuju kehidupan bersama yang lebih berkeadaban.
Dengan skala yang lebih kecil, orang dapat menyusun suatu strategi
pengembangan desa budaya. Menyusun suatu strategi
pengembangan desa budaya dapat mendukung mengembangkan
sumber daya manusia dan dapat menjamin identitas dan kearifan
lokal dari desa budaya yang hendak dikembangkan.
 Kelima, dalam pengamatan orang awam, kebudayaan dapat dilihat
sebagai aktivitas bersama suatu komunitas yang tampak dalam (1)
adat dan tradisi; (2) seni pertunjukan; dan (3) kerajinan. Adat dan
tradisi merupakan peristiwa yang dapat mencakup kegiatan suatu
sistem kepercayaan, istilah adat dan tradisi sudah diintegrasikan
dalam unsur kebudayaan sistem kepercayaan guna memudahkan

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 21 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

pengamatan untuk menyusun profil, sistem sosial, sistem komunikasi


dan juga sistem mata pencaharian. Seni pertunjukan sudah barang
tentu merupakan peristiwa kesenian, namun seni pertunjukan juga
dapat sekaligus merupakan ekspresi dari suatu sistem kepercayaan,
dan bisa juga sebagai ekspresi sistem sosial. Kerajinan merupakan
kegiatan insani seseorang atau suatu komunitas yang dapat dikatakan
sebagai ekspresi nilai seni tertentu, sistem mata pencaharian, dan
juga sistem teknologi. Keenam unsur kebudayaan telah terwadahi ke
dalam tiga wadah, yakni adat dan tradisi, seni pertunjukan, dan
kerajinan. Namun unsur ketujuh, yakni tata ruang dan arsitektural
belum terwadahi, dan oleh karenanya ia harus tetap dipertahankan
sebagai salah satu unsur penting di antara ketiga wadah tadi, sebab
tata ruang dan arsitektural suatu kawasan merupakan karya budaya
yang menandai kesadaran penghuninya dalam mengapresiasi alam.
Maka, dalam kajian berikut, akan dipancangkan 4 hal yang dianggap
penting, yaitu (1) adat dan tradisi, (2) seni pertunjukan, (3) kerajinan,
dan (4) tata ruang dan arsitektural. (Laporan Akhir Action Plan Desa
Budaya, 2007: 2-5).
Budaya adalah cara kita berbicara dan berpakaian, makanan yang kita
makan dan cara kita menyiapkannya dan mengonsumsinya, cara kita
membagi waktu dan ruang, cara kita menari, nilai-nilai yang kita
sosialisasikan kepada anak-anak kita dan semua detail lainnya yang
membentuk kehidupan sehari-hari. Perspektif tentang budaya ini
mengimplikasikan bahwa tak ada budaya yang secara inheren lebih
unggul dari budaya yang lainnya dan bahwa kekayaan budaya tidak
ada kaitannya sama sekali dengan status ekonomi, budaya sebagai
kehidupan sehari-hari merupakan ide yang tetap demokratis.
Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Laporan Akhir
Action Plan Desa Budaya Tahun 2007 memberikan batasan mengenai
Desa Budaya yaitu wahana sekelompok manusia yang melakukan
aktivitas budaya yang mengekspresikan sistem kepercayaan (religi),

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 22 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

sistem kesenian, sistem mata pencaharian, sistem teknologi, sistem


komunikasi, sistem sosial, dan sistem lingkungan, tata ruang, dan
arsitektur dengan mengaktualisasikan kekayaan potensinya dan
mengonservasinya dengan saksama atas kekayaan budaya yang
dimilikinya, terutama yang tampak pada adat dan tradisi, seni
pertunjukan, kerajinan, dan tata ruang dan arsitektural. (Laporan
Akhir Action Plan Desa Budaya, 2007:6).
Dalam ketentuan Pasal 1 angka 2 Peraturan Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 36 Tahun 2014 tentang Desa/Kelurahan
Budaya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Desa/Kelurahan
Budaya adalah desa atau kelurahan yang mengaktualisasikan,
mengembangkan, dan mengonservasi kekayaan potensi budaya yang
dimilikinya yang tampak pada adat dan tradisi, kesenian, permainan
tradisional, bahasa, sastra, aksara, kerajinan, kuliner, pengobatan
tradisional, penataan ruang, dan warisan budaya.” Upaya pelestarian
(perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan) kekayaan dan
keberagaman budaya di wilayah administrasi desa maupun kelurahan
ini dimaksudkan untuk mengukuhkan jati diri keyogyakartaan sebagai
bagian integral dari ke-bhineka tunggal ika-an kebudayaan nasional
dan menjadi salah satu bagian dari keberagaman kebudayaan
internasional.
Penjelasan lebih lanjut dari Peraturan Gubernur Nomor 36 Tahun 2014
atas adat dan tradisi, kesenian, permainan tradisional, bahasa, sastra,
aksara, kerajinan, kuliner, pengobatan tradisional, penataan ruang,
dan warisan budaya sebagai berikut:
a. Adat dan tradisi di sini adalah rangkaian tindakan atau perbuatan
yang terikat pada aturan-aturan tertentu berdasarkan adat
istiadat, agama dan kepercayaan yang diyakini oleh suatu
kelompok masyarakat yang dalam pelaksanaannya, selalu
dikaitkan dengan maksud tertentu, waktu, tempat, perlengkapan,
dan partisipan yang terlibat.

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 23 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

b. Kesenian atau seni adalah kegiatan atau perilaku ekspresif


manusia yang menghasilkan karya keindahan dalam rangka
pemuasan hasratnya akan keindahan, baik dalam bentuk
pertunjukan maupun non pertunjukan. Penggolongan bentuk seni
tersebut terkait dengan media penyajian dan cara menikmatinya.
c. Permainan tradisional adalah kegiatan yang diatur oleh suatu
peraturan permainan yang merupakan warisan dari generasi
terdahulu yang dilakukan manusia (terutama anak-anak)
dengan tujuan untuk mendapatkan kegembiraan. Permainan
tradisional secara bendawi (properti yang dipakai) terkadang
dapat dikategorikan sebagai karya seni kriya, iringan lagu dapat
dikategorikan sebagai karya seni sastra dan aktivitas permainan
sering kali dipertontonkan sebagai suatu pertunjukan.
d. Bahasa adalah bahasa Jawa yaitu bahasa yang dipakai secara
turun-temurun oleh masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta
khususnya dan Suku Jawa pada umumnya, sebagai sarana
komunikasi dan ekspresi budaya.
e. Sastra adalah sastra Jawa yaitu karya kreatif yang berupa
pemikiran, pengalaman, dan penghayatan atas kehidupan yang
diungkapkan secara estetis dalam bahasa dan/atau aksara Jawa.
Sastra Jawa dapat dikategorikan dalam bentuk lisan maupun
tulisan di antaranya dalam bentuk geguritan, tembang, dan cerita
rakyat.
f. Aksara adalah aksara Jawa yaitu carakan atau huruf yang
mempunyai bentuk, tanda, grafis, sistem, dan tatanan penulisan
Jawa.
g. Kerajinan adalah benda buatan manusia yang pada dasarnya
memiliki nilai seni namun dalam proses produksinya dilakukan
secara massal dan penggunaannya lebih fungsional.
h. Kuliner adalah proses kegiatan atau hasil kegiatan untuk
menghasilkan suatu jenis makanan tertentu.

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 24 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

i. Pengobatan tradisional adalah cara pengobatan dan bahan atau


ramuan bahan yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
j. Penataan ruang, bangunan, dan lingkungan yang berkarakter
khas lokal adalah suatu kawasan atau wilayah sebagai karya
budaya yang diwujudkan dalam bentuk penataan ruang
permukiman dan bangunan menandai kesadaran penghuninya
dalam mengapresiasi alam lingkungan berdasarkan kearifan
budaya lokal yang dimiliki secara turun temurun.
k. Warisan budaya adalah benda, bangunan, struktur, situs, kawasan
di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya
karena memiliki nilai penting yang telah tercatat di Daftar Warisan
Budaya Daerah tetapi belum ditetapkan sebagai Cagar Budaya.

B.2. Kerangka Alur Pikir


Masterplan Desa Mandiri Budaya, secara umum dapat dipahami sebagai
produk perencanaan yang berfungsi sebagai acuan perencanaan dalam
konteks Program Desa Mandiri Budaya, yang merupakan sinergi dari
berbagai produk perencanaan yang telah berlaku, dengan durasi waktu
perencanaan sepanjang 5 (lima) tahun. Kerangka pikir penyusunan
Masterplan Desa Mandiri Budaya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4 Kerangka Alur Pikir Penyusunan Masterplan Desa Mandiri Budaya

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 25 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

Sumber: Tim Penyusun Masterplan (2022), dikembangkan dari Zeisel (1983)

B.3. Metodologi Kajian


1. Persiapan
Tahap persiapan yang harus dilakukan dalam penyusunan Masterplan
Rintisan Desa Mandiri Budaya, secara garis besar dijabarkan sebagai
berikut:
a) Penyusunan rencana kerja
Rencana kerja disusun dengan memperhatikan ruang lingkup dan
alokasi waktu yang tersedia, sehingga kegiatan dapat berjalan dengan
maksimal dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b) Mobilisasi tenaga ahli
Rencana mobilisasi tenaga ahli sesuai dengan kualifikasi dan tugas
yang sudah ditetapkan.
c) Metodologi pelaksanaan
Konsultan/penyedia diwajibkan untuk menetapkan metode
pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
d) Target dan sasaran kegiatan
Target dan sasaran dari kegiatan diharapkan dapat disusun dengan
memperhatikan kualifikasi dan potensi dari personal-personal/unit
kerja yang dapat mengimplementasikan pengembangan sistem.
e) Indikator dan standar yang akan dicapai
Indikator dan standar ditetapkan untuk setiap proses pekerjaan yang
dilaksanakan sehingga hasil kegiatan akan dapat diukur dengan baik
tingkat pencapaiannya.

2. Pengumpulan Data
a. Metode Pengambilan Data
1) Data Primer
 Metode Observasi
Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan
pancaindra, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 26 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah


penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1989; Yunus, 2010). Hasil
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau
suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang (Yunus, 2010).
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Bungin (2007) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu:
- Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan di mana
peneliti terlibat dalam keseharian informan.
- Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan
tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti
mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan
yang terjadi di lapangan.
- Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat
menjadi objek penelitian.
Adler & Adler (1987) dalam Hasanah (2017), menyebutkan bahwa
observasi merupakan salah satu dasar fundamental dari semua
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, khususnya
menyangkut ilmu-ilmu sosial dan perilaku manusia. Lebih lanjut
diuraikan oleh Morris (1973) dalam Hasanah (2017), bahwa
observasi merupakan kumpulan kesan tentang dunia sekitar
berdasarkan semua kemampuan daya tangkap pancaindra
manusia.

 Metode Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti
dengan informan atau subjek penelitian. Dengan kemajuan

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 27 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan


tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada
hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh
informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang
diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat
teknik yang lain sebelumnya.
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1) wawancara
mendalam (in-depth interview), di mana peneliti menggali
informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan
kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa
pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga
suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali; 2) wawancara
terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada
informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda
dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki
kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat
dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

 Metode Diskusi Kelompok Terarah (Focused Group Discussion –


FGD)
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi
Kelompok Terarah (Focus Group Discussion), yaitu upaya
menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat
diskusi untuk menghindari dari pemaknaan yang salah oleh
seseorang atau sekelompok (subyektif). Dengan beberapa orang
yang berkelompok mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh
hasil pemaknaan yang lebih objektif.
Untuk mempertajam hasil yang diinginkan, maka dilakukan
pendekatan partisipatif melalui:
- Melakukan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 28 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan),


Kampung, Perangkat Kelurahan, Kapanewon, serta instansi
terkait.
- Melakukan paparan atau expose ke Tim Pendamping
Penyusunan Masterplan tingkat Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta sebelum finalisasi laporan.

 Metode Kajian Kepustakaan


Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Kajian
Kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai
macam material yang ada di perpustakaan seperti dokumen,
buku, majalah, kisah-kisah sejarah, dsb (Mardalis:1999). Studi
kepustakaan juga dapat mempelajari berbagai buku referensi
serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna
untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan
diteliti (Sarwono:2006). Studi kepustakaan juga berarti teknik
pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap buku,
literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan
masalah yang ingin dipecahkan (Nazir:1988). Sedangkan menurut
ahli lain studi kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi
serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai
dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti
(Sugiyono:2012).
Pada tahap ini akan dilakukan kegiatan survei lapangan secara
detail dan inventarisasi data primer maupun sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan survey langsung ke
lokasi untuk mendapatkan data secara detail seperti pada tabel
berikut:

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 29 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

Tabel 4 Instrumen Survei

Pengumpulan Data Kriteria Sub Kriteria Data


Primer Penunjang
Keindahan alam yang menjadi Informasi
Daya Tarik daerah tujuan wisata
Keunikan daya tarik wisata Informasi
Kegiatan wisata budaya Informasi
Rumah makan Informasi
Pusat perbelanjaan/pasar Informasi

Sarana dan Tempat ibadah Informasi


Prasarana Toilet / sarana kebersihan Informasi
Identifikasi Lokasi
Penunjang Ketersediaan listrik Informasi
Wisata dan Aspek
Ketersediaan jaringan internet Informasi
Budaya
Ketersediaan jaringan telepon Informasi
Ketersediaan tempat parkir Informasi
Puskesmas / rumah sakit Data
Jarak sumber air terhadap Data
Ketersediaan lokasi
Sumber Air Dapat tidaknya/kemudahan Informasi
Bersih air dialirkan ke obyek
Kontinuitas ketersediaan air Informasi
Aksesibilitas Kondisi jalan Data
Fasilitas transportasi untuk Informasi
membawa wisatawan ke
tempat wisata
Jumlah penduduk sekitar Data
kawasan obyek wisata
Potensi Pasar
Jarak obyek dari terminal bus Data
atau non-bus
Pendapatan asli desa di Data
kawasan obyek wisata
Sosial Ekonomi
Potensi desa Data
Mata pencaharian penduduk Data

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 30 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

Pengumpulan Data Kriteria Sub Kriteria Data


Primer Penunjang
Identifikasi Aspek Pengelolaan dan Pengelolaan Informasi
Sosioekonomi dan Perawatan Sarana Perawatan dan Informasi

Aspek Fisik Pelayanan


Status kepemilikan Lahan Data dan
Informasi
Harga Tanah Data dan
Informasi
Kondisi
Sikap Masyarakat Informasi
Lingkungan
Pendidikan Data

2) Data Sekunder
Dalam tahapan awal, dilakukan inventarisasi lebih mendetail data
sekunder yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan. Data sekunder yang diperlukan dalam kegiatan ini,
antara lain:
a) Gambaran Umum Lokasi Kalurahan Kepek
• Letak Geografis
• Demografi
• Topografi
• Hidrologi
• Geologi
• Lingkungan
• Prasarana wilayah
• RTRW
• Potensi Rawan Bencana
b) Gambaran Khusus Lokasi Kalurahan Kepek
• Kebudayaan
• Kepariwisataan
• Koperasi dan UMKM
• Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 31 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

• Pertanian dan Ketahanan Pangan


• Kebencanaan dan Iklim
Kegiatan selanjutnya adalah pengumpulan data-data sekunder,
melalui hasil studi literatur dari berbagai sumber relevan. Setelah
data terkumpul, maka data-data tersebut dikompilasi sesuai
kelompok data dan selanjutnya, dilakukan analisis awal
menyangkut kelengkapan, validitas dan pemahaman awal.
Data Sekunder yang dihimpun dalam proses survei dan
inventarisasi data meliputi kondisi fisik geografis, yang terbagi
menjadi beberapa aspek sebagai berikut:
a) Aspek Topografi
Aspek geografi fisik yang berkaitan dengan letak atau lokasi
suatu wilayah.
b) Aspek Biotik
Aspek geografi fisik yang berkaitan makhluk hidup. Secara umum
aspek biotik membahas mengenai hal-hal yang berkenaan
dengan unsur tumbuhan (flora), binatang (fauna) serta kajian
penduduk.
c) Aspek Non-Biotik
Aspek geografi fisik yang berkaitan dengan tanah dan air suatu
wilayah. Secara umum aspek non-biotik membahas mengenai
hal-hal yang berkenaan dengan unsur kondisi tanah, hidrologi
baik perairan darat maupun laut dan kondisi iklim dari suatu
wilayah.

3. Analisis
a. Metode Mixed Method
Konsultan memahami bahwa penelitian akan menggunakan metode
mixed method. Mixed methods research adalah suatu penelitian yang
didasari asumsi filosofis sebagaimana metoda inkuiri. Mixed methods
juga disebut sebagai sebuah metodologi yang memberikan asumsi

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 32 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

filosofis dalam menunjukkan arah atau memberi petunjuk cara


pengumpulan data dan menganalisis data serta perpaduan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses penelitian.
Sebagai sebuah metoda, mixed methods berfokus pada pengumpulan
dan analisis data serta memadukan antara data kuantitatif dan data
kualitatif baik dalam single study (penelitian tunggal) maupun series
study (penelitian berseri). Premis sentral yang dijadikan dasar mixed
methods adalah menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan
kualitatif untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik
dibandingkan jika hanya menggunakan salah satu pendekatan saja.
Pendekatan kualitatif yang dilakukan menggunakan metode analisis
deskriptif. Menurut I Made Winartha (2006:155), metode analisis
deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan
meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang
dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai
masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan. Analisis deskriptif
dilakukan dengan cara menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan/menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana
adanya dengan tidak melakukan generalisasi atau membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum. Analisis deskripsi ini dimaksudkan untuk
menghasilkan gambaran akurat tentang potensi. Selain itu, dalam
metode mixed methods dilakukan juga analisa kuantitatif. Analisa
kuantitatif digunakan untuk pengkajian data-data numerik seperti jenis,
jumlah/populasi dan data lainnya sesuai dengan tujuan dan sasaran
kegiatan.
Dalam penelitian ini, analisis deskripsi yang digunakan adalah dengan
metode analisis SWOT.

b. Analisis SWOT
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 33 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.


Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya
adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi
ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Gambar 5 Metode Analisis SWOT

Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang


paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu
permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya
berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan
dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil
mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 34 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat


sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan
diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat
dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat
untuk meminimalisasi kelemahan dan ancaman yang akan terjadi.

Jenis-jenis data yang akan dikumpulkan serta teknik analisis yang akan
digunakan dapat dilihat dalam rincian sebagai berikut :
a) Deskripsi Lokasi
Melakukan analisis kualitatif berdasarkan pengumpulan data dari hasil
pengamatan yang dilakukan. Analisis lokasi dikaitkan dengan Masterplan
Kawasan Budaya dapat ditinjau secara internal dan eksternal wilayah
Kalurahan Kepek, dalam hal ini potensi pariwisata yang ada di Kalurahan
Kepek berpotensi menjadi penggerak pengembangan wilayah tersebut. Selain
itu, juga dilakukan analisis aspek kesesuaian lahan (kelerengan lahan,
kemudahan mendapatkan lahan, kemungkinan pengembangan,
kebencanaan).
b) Deskripsi Kepariwisataan
Melakukan analisis kualitatif berdasarkan pengumpulan data, meliputi:
1) Analisis aspek perhitungan jumlah pengunjung.
2) Analisis aspek aksesibilitas.
3) Analisis aspek atraksi.
4) Analisis aspek amenitas.
Selain itu dilakukan pengamatan, dengan berbagai kriteria pengamatan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Daya tarik
• Keindahan alam yang menjadi daerah tujuan wisata.
• Keunikan daya tarik wisata.
• Kegiatan wisata budaya.
2) Sarana dan prasarana penunjang
• Rumah makan.
• Pusat perbelanjaan/pasar.

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 35 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

• Tempat ibadah.
• Toilet/sarana kebersihan.
• Ketersediaan listrik.
• Ketersediaan jaringan internet.
• Ketersediaan jaringan telepon.
• Ketersediaan tempat parkir.
• Puskesmas/rumah sakit.
3) Ketersediaan sumber air bersih
• Jarak sumber air terhadap lokasi obyek.
• Dapat tidaknya/kemudahan air dialirkan ke obyek.
• Kontinuitas ketersediaan air.
4) Aksesibilitas
• Kondisi jalan.
• Fasilitas transportasi untuk membawa wisatawan ke tempat
wisata.
c) Deskripsi Ekonomi atau Finansial
Melakukan analisis kualitatif berdasarkan pengumpulan data dari hasil
pengamatan yang dilakukan, meliputi:
1) Potensi pasar
• Jumlah penduduk sekitar kawasan obyek wisata.
• Jarak obyek dari terminal bus atau non-bus.
2) Sosial Ekonomi
• Pendapatan asli desa di kawasan obyek wisata.
• Potensi desa.
• Mata pencaharian penduduk.
3) Pengelolaan dan perawatan
• Pengelolaan.
• Sarana perawatan dan pelayanan.
4) Kondisi lingkungan
• Status kepemilikan lahan.
• Harga tanah.

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 36 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

• Sikap Masyarakat.
• Pendidikan.

4. Rekomendasi Akhir
a. Menyusun konsep pengembangan infrastruktur atau
sarana/prasarana.
b. Merencanakan zoning dan besaran perbandingan lahan meliputi lahan
komersial dan lahan untuk sarana dan prasarana serta ruang terbuka
hijau.
c. Menyusun tapak atau site plan.
d. Menyusun konsep strategi pengembangan Desa Mandiri Budaya

5. Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan Masterplan Desa Mandiri Budaya dimulai dengan penggalian
data yang dilakukan dengan metode studi literatur dari data dan studi
yang sudah pernah ada serta penggalian data langsung dari masyarakat.
Metode pendekatan yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan ini
berupa:
a. Observasi Lapangan atau field study (studi lapangan). Inventarisasi
data dilakukan dengan pengumpulan data sekunder pada
Kalurahan/Desa maupun OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta maupun survei pengamatan langsung di
lokasi. Pelaksanaan observasi di beberapa OPD di lingkungan
pemerintah Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta dilakukan di
Paniradya Kaistimewaan, Bagian kebudayaan. Di samping itu, observasi
lapangan juga dilakukan di awal pelaksanaan kegiatan dan di tengah
tengah masa pelaksanaan kegiatan. Observasi lapangan dilakukan
dengan pendataan kondisi lingkungan dengan survei langsung
meninjau lokasi dan wawancara perangkat kalurahan dan pelaku usaha
di wilayah.
b. Kajian Pustaka. Sumber dari kajian pustaka dapat berupa best practice,

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 37 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

pedoman, literatur, studi terdahulu. Tim melakukan kajian terhadap


berbagai peraturan terkait untuk menemukan arahan jangka panjang
pengembangan desa. Tim juga melakukan kajian dokumen
perencanaan yang telah ada dari berbagai pihak untuk menemukan
gagasan-gagasan penting yang bermanfaat untuk pengembangan
Kalurahan dalam jangka panjang. Kajian pustaka dan kajian dokumen
selanjutnya menjadi dasar bagi tim untuk melakukan sinkronisasi dan
integrasi berbagai program dan kegiatan yang telah direncanakan dan
telah dilaksanakan untuk membangun sebuah Rencana Strategis
Terpadu atau Masterplan Kalurahan.
Secara runtut, pelaksanaan kegiatan dimulai dengan koordinasi antara tim
konsultan dengan pemberi tugas. Kegiatan ini bertujuan untuk
menyamakan persepsi dan tujuan kegiatan antar pihak yang terlibat.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap sosialisasi dan Grand Tour (survei
awal). Pada tahap ini tim konsultan didampingi oleh pemberi tugas,
melalukan sosialisasi dan koordinasi bersama Pak Lurah serta seluruh
Perangkat Kalurahan. Pada tahapan ini diperoleh persamaan persepsi
antar semua tim yang terlibat. Pada survei awal ini, tim konsultan
memperoleh gambaran awal potensi serta masalah secara umum dari
wilayah dampingan.
Selanjutnya dari data awal dilakukan diskusi di internal tim konsultan.
Lanjutan dari tahapan tersebut yaitu proses Mini Tour (observasi
lapangan) dan rapat tim dalam rangka penyusunan Masterplan Rintisan
Desa Mandiri Budaya.

B.4. Tahapan Penyusunan Kajian


1. Sistematika pada tahap penyusunan Laporan Pendahuluan Masterplan
Rintisan Desa Mandiri Budaya ini sebagai berikut:
 BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang kegiatan,
maksud dan tujuan pekerjaan, sasaran kegiatan, referensi hukum,

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 38 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

wilayah perencanaan, ruang lingkup, pendekatan perencanaan,


metodologi, keluaran dan sistematika penulisan.
 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai profil umum serta profil khusus
wilayah perencanaan.
 BAB III TINJAUAN TEORI DAN REVIEW KEBIJAKAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai tinjauan teori yang meliputi,
teori pariwisata, teori pengembangan wisata berbasis masyarakat atau
Community Based Tourism (CBT), dan teori pengembangan ekonomi
wilayah. Selain itu dalam bab ini juga akan dibahas terkait review
kebijakan, baik kebijakan pusat maupun kebijakan daerah.

2. Sistematika pada tahap penyusunan Laporan Akhir Masterplan Rintisan


Desa Mandiri Budaya ini sebagai berikut:
 BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang kegiatan,
maksud dan tujuan pekerjaan, sasaran kegiatan, referensi hukum,
wilayah perencanaan, ruang lingkup, pendekatan perencanaan,
metodologi.
 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai profil umum serta profil khusus
wilayah perencanaan.
 BAB III TINJAUAN TEORI DAN REVIEW KEBIJAKAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai tinjauan teori yang meliputi,
teori pariwisata, teori pengembangan wisata berbasis masyarakat atau
Community Based Tourism (CBT), dan teori pengembangan ekonomi
wilayah. Selain itu dalam bab ini juga akan dibahas terkait review
kebijakan, baik kebijakan pusat maupun kebijakan daerah.
 BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis pemetaan potensi dan
struktur ruang kawasan meliputi tata ruang wilayah, aksesibilitas, dan

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 39 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

prasarana/fasilitas umum. Dalam bab ini juga membahas analisis


potensi khusus seperti kebudayaan, kepariwisataan, pertanian dan
ketahanan pangan.

B.5. Keluaran Kegiatan


1. Laporan Pendahuluan memuat: latar belakang, maksud, tujuan dan
sasaran kegiatan, metodologi, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan rencana
kerja. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 15 (lima belas) hari
kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
2. Laporan Akhir memuat: identifikasi potensi sumber daya, hasil analisis
sumber daya potensial yang dimiliki desa/kelurahan mandiri budaya, dan
rekomendasi program pengembangan desa/kelurahan mandiri budaya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 90 (sembilan puluh) hari
kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan, beserta
Album Gambar, dan Flash Disk 32 GB sebanyak 2 (dua) buah.

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 40 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

C. RENCANA KERJA
C.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang harus dilakukan dalam penyusunan Masterplan
Rintisan Desa Mandiri Budaya, secara garis besar dijabarkan sebagai berikut:
a) Penyusunan rencana kerja
Rencana kerja disusun dengan memperhatikan ruang lingkup dan alokasi
waktu yang tersedia, sehingga kegiatan dapat berjalan dengan maksimal
dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b) Mobilisasi tenaga ahli
Rencana mobilisasi tenaga ahli sesuai dengan kualifikasi dan tugas yang
sudah ditetapkan.
c) Metodologi pelaksanaan
Konsultan/penyedia diwajibkan untuk menetapkan metode pelaksanaan
pekerjaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
d) Target dan sasaran kegiatan
Target dan sasaran dari kegiatan diharapkan dapat disusun dengan
memperhatikan kualifikasi dan potensi dari personal-personal/unit kerja
yang dapat mengimplementasikan pengembangan sistem.
e) Indikator dan standar yang akan dicapai
Indikator dan standar ditetapkan untuk setiap proses pekerjaan yang
dilaksanakan sehingga hasil kegiatan akan dapat diukur dengan baik
tingkat pencapaiannya.

C.2. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Kegiatan Bulan I Bulan Bulan


No II III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pendalaman materi yang tertuang dalam Kerangka Acuan


Pekerjaan
2 Penyiapan metodologi dan jadwal pelaksanaan
3 Kajian referensi dan studi terkait

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 41 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

Kegiatan Bulan I Bulan Bulan


No II III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan Laporan Pendahuluan yang secara substansi


mencakup :
 Pendekatan

4  Metode perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

 Organisasi pelaksanaan

 Jadwal kegiatan

5 Penyerahan Laporan Pendahuluan


6 Rapat Pengarahan
Pengumpulan data primer dan sekunder di wilayah kajian
 Survei data instansional
7
 Observasi lapangan

 Interview dengan pemangku kepentingan

8 Kompilasi dan analisis data

9 Rapat tim dalam rangka penyusunan Masterplan Rintisan


Desa Mandiri Budaya
Penyusunan Draft Laporan Akhir
 Hasil penyusunan Masterplan Rintisan Desa Mandiri
10 Budaya

 Menyusun strategi pengembangan Rintisan Desa


Mandiri Budaya

11 Rapat Pengarahan

12 Penyempurnaan Laporan Akhir berdasarkan masukan dari


Tim Pengarah
13 Penggandaan dan penyerahan buku Laporan Akhir

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 42 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

C.3. Komposisi Tenaga Ahli


Penyedia jasa merupakan sebuah tim yang terdiri dari beberapa personil
dengan penugasan yang berbeda dari masing-masing personil. Meski
demikian, dalam implementasi program, koordinasi, konfirmasi dan kerja
sama tim selalu menjadi panduan dan acuan dalam pengambilan keputusan.
Struktur organisasi dari konsultan untuk pelaksanaan pekerjaan Penyusunan
Masterplan Rintisan Desa Mandiri Budaya merupakan bagan struktural mulai
dari tingkat pengguna jasa, di mana implementasinya menggunakan tenaga
bantuan konsultan. Sedangkan struktur organisasi dari tim konsultan dalam
implementasi pekerjaan ini, dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6 Struktur Organisasi Tim Konsultan

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 43 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

C.4. Uraian Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung


Berikut uraian tugas masing-masing tenaga ahli dalam kajian ini:
1. Tenaga Ahli
1) Ahli Madya Bidang Perencanaan Wilayah (Team Leader)
 Mengkoordinasikan keseluruhan pelaksanaan kegiatan, baik kepada
pemberi tugas, tim pelaksana kegiatan, maupun pihak-pihak yang
terkait.
 Menyusun guidelines pelaksanaan survei lapangan dan survei
instansional.
 Bertanggungjawab dalam merumuskan analisis dan rekomendasi
tindak lanjut.
 Mempresentasikan hasil kepada pemberi tugas.
2) Ahli Muda Bidang Kebudayaan
 Bertanggung jawab dalam pengumpulan data terkait dengan data
kebudayaan di Desa/Kalurahan Budaya.
 Menyusun data, menganalisis dan menilai potensi dan permasalahan
budaya di Desa/Kalurahan Budaya.
 Bertanggung jawab untuk menyusun rekomendasi tindak lanjut
pengembangan.
 Mempresentasikan hasil kepada pemberi tugas.
3) Ahli Muda Bidang Pemetaan
 Bertanggung jawab dalam pengumpulan data terkait dengan data
pemetaan di Desa/Kalurahan Budaya.
 Menyusun data, menganalisis dan menilai pemetaan di
Desa/Kalurahan Budaya.
 Bertanggung jawab untuk menyusun rekomendasi tindak lanjut
pengembangan.
 Mempresentasikan hasil kepada pemberi tugas.
4) Ahli Muda Bidang Pariwisata
 Bertanggung jawab dalam pengumpulan data terkait dengan data
pariwisata di Desa/Kalurahan Budaya.

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 44 TAHUN ANGGARAN 2022 ●
● DOKUMEN PENAWARAN
CV. WINILA KARYA
ADMINISTRASI DAN TEKNIS●

 Menyusun data, menganalisis dan menilai potensi dan permasalahan


pariwisata di Desa/Kalurahan Budaya.
 Bertanggung jawab untuk menyusun rekomendasi tindak lanjut
pengembangan.
 Mempresentasikan hasil kepada pemberi tugas.
5) Ahli Muda Bidang Sosial Ekonomi
 Bertanggung jawab dalam pengumpulan data terkait dengan data
potensi dan permasalahan sosial ekonomi di Desa/Kalurahan Budaya.
 Menyusun data, menganalisis dan menilai potensi dan permasalahan
di Desa/Kalurahan Budaya.
 Bertanggung jawab untuk menyusun rekomendasi tindak lanjut
pengembangan.
 Mempresentasikan hasil kepada pemberi tugas.

2. Tenaga Pendukung
1) Administrasi
 Membantu tim dalam berkoordinasi dan kegiatan surat menyurat
dengan berbagai pihak dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.
 Mendokumentasikan berkas-berkas administrasi kegiatan sebagai
bahan laporan.
 Pengelolaan keuangan dan berbagai pelaksanaan kegiatan teknis
selama berlangsungnya kegiatan.
2) Operator Komputer
 Membantu tim ahli mengumpulkan data sekunder.
 Membantu tim ahli untuk mengidentifikasi dan mengompilasi data.
 Membantu tenaga ahli untuk menyusun laporan kegiatan.
3) Surveyor
 Membantu tim dalam berkoordinasi dan kegiatan di lapangan.
 Mengumpulkan data lapangan.
 Membantu tenaga ahli dalam pengambilan data.

● BELANJA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN


Halaman 45 TAHUN ANGGARAN 2022 ●

Anda mungkin juga menyukai