Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 dan Undang-Undang
Nomor 23/1992 tentang Kesehatan menetapkan bahwa kesehatan
adalah hak fundamental setiap penduduk, karena itu setiap individu,
keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap
kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi
hak hidup sehat bagi penduduknya .
Prioritas pembangunankesehatan di Indonesia dan bertujuan
untuk; (a) menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Neonatal (AKN), termasuk imunisasi. (b) Upaya perbaikan gizi terutama
stunting. (c).Pengendalian penyakit menular terutama penyakit
tuberkulosa dan penyakit malaria, termasuk HIV/AIDS(d).Pengendalian
penyakit tidak menular antara lain Hipertensi,Diabetes Melitus,orang
dengan gangguan jiwa serta dan penyakit kankerlainnya, yang teruang
dalam agenda kerja Presiden Republik Indonesia dalam RPJMN 2015-
2019. Hal ini senada dengan visi misi Pembangunan Pemerintah Daerah
Kabupaten Alor tahun 2019 -2024yaitu mewujudkan Kabupaten Alor
yang mandiri dan terbaik dalam indeks pembangunan manusia melalui
pemerintahan yang bersih dan berwibawa, dengan mengedepankan tiga
pilar utama pembangunan yaitu: ALOR KENYANG, ALOR SEHAT DAN
ALOR PINTAR.
Kabupaten Alor merupakan salah satu kabupaten kepulauan yang
terluar, terpencil dan tertinggal dalam wilayah Republik Indonesia,
dengan kondisi geografis yang sangat sulit. Akses kesulitannya menjadi
salah satu penyebab masih tingginya permasalahan kesehatan di
kabupaten Alor.
Permasalahan kesehatan di Kabupaten Alor masih menjadi
kendala. Hal ini dapat di lihat dari: (1) Masih tingginya angka kematian
ibu dan angka kematian bayi. Data kematian ibu dan bayi tiga tahun
terakhir adalah sebagai berikut; tahun 2017 jumlah kematian ibu/bayi

1
10/1, tahun 2018 jumlah kematian ibu dan bayi 11/22 dan tahun 2019
(keadaan bulan Januari s/d bln Agustus 2019 jumlah kematian ibu/bayi
6/20. Penyebab utama kematian ibu adalah Perdarahan, Hipertensi
Dalam Kehamilan (HDK) dan Infeksi, sedangkan yang penyebab utama
kematian bayi adalah gangguan jalan napas (Asfiksia), Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) dan infeksi. (2).Jumlah Balita Stunting yang masih
tinggi. Data Stunting untuk tahun 2018 berjumlah 3165 kasus (18,6%),
tahun 2019 berjumlah 2538 (19,5%) terhitung bulan Januari sampai
dengan bulan Mei 2019 (3) Jumlah penderita penyakit menular yang
masih tinggi antara lain; jumlah penderita dengan penyakit tuberkulosa
tahun 2018 sebanyak 363 dan tahun 2019 sebanyak 410 kasus, jumlah
penderita dengan malaria tahun 2018 sebanyak 970 kasus, dan tahun
2019 berjumlah 555 kasus. Sedangkan untuk penyakit tidak menular
terdeteksi kasus penderita hipertensi sebanyak 2.386, penderita dengan
penyakit kanker sebanyak 31 kasus, dan penderita penyakit gagal ginjal
sebanyak 32 kasus. (sumber data : Dinas Kesehatan dan RSD Kalabahi
2018).
Kebijakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor tahun 2019 -
2024 adalah menetapkan Program Prioritas di bidang kesehatan yang
berfokuspada tujuan pembangunan Alor Sehat. Indikator yang digunakan
adalah Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang terdiri dari; (1)Pelayanan
kesehatan ibu hamil minimal 4 kali,(2)Pelayanan kesehatan ibu bersalin
oleh tenaga kesehatan terampil, (3) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
diberikan pada usia 0-28 hari (neonatal esensial), (4) Pelayanan
kesehatan balita usia 0-59 bulan,(5) Pelayanan kesehatan pada usia
pendidikan dasar(penjaringan kesehatan),(6)Pelayanan kesehatan usia
produktif (15-59 tahun),(7)Pelayanan kesehatan usia lanjut,(8)Pelayanan
kesehatan penderita dengan hypertensi,(9)pelayanan kesehatan
penderita dengan Diabetes Melitus,(10)Pelayanan kesehatan orang
dengan gangguan jiwa, (11)Pelayanan kesehatan orang dengan penyakit
tuberkulosa dan (12)Pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi
HIV/AIDS.

2
Love Family Actionadalah sebuah sistem yang akan
dikembangkan di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Alordalam
mendukung RPJMD Kabupaten Alor tahun 2019 –2024 yaitu
menciptakan masyarakat hidup mandiri dan sehat, dengan cara
mengubah pola pikir keluarga untuk secara sadar menjaga kesehatan
keluarganyaagar terbebas dari masalah kesehatan melalui pendekatan
cinta keluarga. Love Family Action diharapkan dapat meminimalisir
permasahan kesehatan yang ada di kabupaten Alor melalui dua belas
indikator standar pelayanan minimal.
B. Area dan Fokus Perubahan
1. Area Perubahan
Percepatan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Indikator yang dipergunakan dalam mengukur peningkatan derajat
kesehatan masyarakat adalah capaian cakupan program pelayanan
kesehatan sesuai indkator standar pelayanan minimal(SPM).
2. Fokus Perubahan
Love Family Action, merupakan salah satu strategi pendekatan
melalui keluarga yang diharapkan dapat mengubah pola pikir
keluarga untuk selalu mencintai anggota keluarganya agar terbebas
dari masalah kesehatan.
C. Tujuan dan Manfaat Perubahan
1. Tujuan
Tujuan proyek perubahan yang akan dicapai baik secara jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang adalah sebagai
berikut
a) Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek dari proyek perubahan ini antara lain:
1) Pewujudan Rencana Desain Love Family Actionsebagai salah
satu strategi untuk mengatasi masalah kesehatan di
Kabupaten Alor.

3
2) Penetapan Komitmen semua stakeholder baik dari unsur
pemerintah, swasta dan masyarakat tentang Love Family
Action.
3) Penerapan suatu kebijakan dalam bentuk Keputusan Bupati
Alor tentang Love Family Action.
b) Jangka Menengah
Tujuan jangka menengah dari proyek perubahan adalah;
Peningkatan Desain Love Family Action sebagai salah satu
strategi untuk mengatasi masalah kesehatan di Kabupaten Alor.
c) Jangka Panjang
Tujuan Jangka Panjang dari proyek perubahan adalah:
Pengembangan Love Family Action sebagai rencana strategis
dalam upaya untuk mengatasi masalah di bidang kesehatan
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
terutama keluarga sebagai objek yang menjadi target proyek
perubahan yang harus dicapai disemua desa/kelurahan di
Kabupaten Alor.
2. Manfaat
Manfaat umum yang diperoleh dari proyek perubahan adalah
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dapat
diukur melalui capaian indikator program kesehatan sesuai standar
pelayanan minimal
Secara khusus manfaat yang diharapkan oleh proyek
perubahan ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu manfaat internal dan
manfaat eksternal seperti dijelaskan sebagai berikut.
1) Manfaat Internal
Love Family Action merupakan kontribusi Dinas
KesehatanKabupaten Alor sebagai salah satu upaya untuk
mengatasi masalah kesehatan di Kabupaten Alor.
2) Manfaat Eksternal:
Love Family Action diharapkan dapat menjadi Rencana Strategis
dan Rencana Kerja dalam mendukung Visi Misi Pemerintah

4
Daerah Kabupaten Alor 2019-2024 yaitu Alor Kenyang, Alor Sehat,
dan Alor Pintar.
D. Ruang Lingkup Proyek Perubahan
Pelaksanaan proyek perubahan memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Bapak Sekretaris
Daerah Kabupaten Alor selaku mentor
2. Menetapkan Keputusan Bupati Alor tentang Tim Efektif untuk Love
Family Action.
3. Melakukan rapat koordinasi Tim Efektif
4. Membuat penetapan Keputusan Bupati Alor tentang Love Family
Action
5. Pengumpulan data cakupan program pelayanan kesehatan sesuai
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
6. Identifikasi data dan permasalahan kesehatan
7. Menyusun konsep Love Family Action.
8. Finalisasi konsep Love Family Action.
9. Sosialisasi Love Family Action.
10. ImplementasiLove Family Action.
E. Adopsi dan Hasil Visitasi Kepemimpinan Nasional
Pelaksanaan kegiatan Visitasi Kepemimpinan Nasional (VKN)
dilaksanakandi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tanggal 23
September 2019 sampai dengan tanggal 28 September 2019 pada lokus
UKM Terasi Udang Nilma,Kabupaten Bangka Selatan.
Beberapa aspek yang dapat dijadikan bahan pembelajaran dari hasil
Visitasi Kepemimpinan Nasional (VKN) sehingga dapat diadopsi untuk
mendukung pencapaian tujuan proyek perubahan ini adalah sebagai
berikut :
1. Koordinasi efektif dengan stakeholder
Hal terpenting lainnya adalah kemampuan segenap perangkat
pemerintah daerah serta seluruh jajarannya hingga pada tingkat
pelaksana untuk dapat berkoordinasi dengan seluruh stakeholder
secara efektif. Melalui koordinasi yang efektif diharapkan mampu

5
mengkomunikasikandan mengakomodasikan semua
kepentinganstakeholdertersebut sehingga dapat bersinergi untuk
mensukseskan program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
2. Mendorong pertumbuhan inovasi
Perubahan dalam suatu organisasi harus selalu dilakukan agar tidak
ketinggalan dengan perkembangan teknologi dan peradaban,
diperlukan dorongan dan dukungan pimpinan agar perubahan
kearah yang lebih baik terus berjalan, salah satunya adalah dengan
inovasi, membuka peluang secara terbuka semua jajaran untuk
menuangkan kreativitasnya dalam mengembangkan institusi.
3. Partisipasi Masyarakat
Bahwa program, visi misi dinas kesehatan tidak akan bisa berjalan
dengan baik tanpa adanya partisipasi dan dukungan penuh dari
masyarakat, baik masyarakat internal maupun eksternal dengan
berperan aktif ataupun melalui masukan-masukan atau kritikan-
kritikan yang membangun.
4. Kerjasama
Kerjasama dari semua pihak termasuk kerja sama dalam keluarga
dan masayarakat sangat dibutuhkan dalam melaksanakan suatu
kegiatan guna mencapai hasil yang maksimal.
Visitasi ke UKM Terasi Udang Nilma kabupaten Bangka Selatan,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitungmemberikan inspirasi Project
Leader dalam penyusunan rencana proyekperubahaninstansional
Dinas Kesehatan Kabupaten Alor dengan mengangkat topikLove
Family Action sebagai salah satu strategi untuk mengatasi masalah
kesehatan di kabupaten Alor.
Relevansi topik proyek perubahan dengan lesson learnt hasil visitasi
adalah sebagai berikut :
a. Keberanian berinovasi memberikan peluang untuk menghasilkan
sesuatu hal baru yang dapat memberikan manfaat untuk orang
lain. Inovasi terasi udang yang di inisiasi oleh UKM Nilam
memberikan inspirasi bagi pelaku usaha terasi lainnya di

6
kabupaten Bangka Selatan. Keberanian UKM Nilam untuk
membuat sesuatu hal yang baru telah menginspirasi Project
Leader untuk membuat rencana proyek perubahan yang
diharapkan akan menjadi terobosan dalam mengatasi masalah
kesehatan di kabupaten Alor.
b. Sinergi dan kolaborasi stakeholder sangat diperlukan dalam
menjaga keberlangsungan (sustainable) sebuah inovasi.
c. Semangat entrepreneur perlu selalu dimotivasi dan
dikembangkan untuk memacu kreativitas masyarakat Indonesia
dalam semua aspek kehidupan. Kreativitas perlu dikembangkan
agar kita mampu melihat peluang dalam setiap keterbatasan
d. Kerjasama semua pihak untuk fokus memperhatikan kesehatan
masyarakat di kabupaten Alor.

7
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

A. Output dan Outcome Proyek Perubahan

1. Output :
 Adanya konsultasi dan koordinasi dengan mentor
 Surat Keputusan Bupati tentangTimEfektif
 Melakukan Rapat Koordinasi Tim Efektif
 Menetapkan Keputusan Bupati Alor tentangLove Family Action
 Mengidentifikasi data pelayanan kesehatan sesuai standar
Pelayanan Minimal (Indikator SPM)
 Finalisasi Konsep Love Family Action
 Sosialisasi Program Love Family Action
 Implementasi Love Family Action
Deskripsi:
Berdasarkan petunjuk dan arahan mentor, dibentuk Tim Efektif
dengan Surat Keputusan Bupati, selanjutnya Tim Efektif akan
melaksanakan rapat koordinasi. Kemudian dibuat Surat Keputusan
Bupati Alor tentang Love Family Action, lalu dilakukan identifikasi
data-data terkait dan finalisasi konsep Love Family Action untuk
selanjutnya dilakukan sosialisasi dan implementasi Love Family
Action.
2. Outcome :
 Adanya komitmen dukungan pimpinan untuk inovasi perubahan.
 Peningkatan kinerja Tim Efektif.
 Adanya Keputusan Bupati Alor tentang tim Efektif dan Love Family
Action
 Adanya konsep Love Family Action.
 Adanya implementasi Love Family Action dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Alor.

8
Deskripsi:
Dengan adanya komitmen dukungan pimpinan disertai dengan
peningkatan kinerja Tim Efektif yang diperkuat dengan adanya
Keputusan Bupati Alor tentang Love Family Action maka
diharapkan pelaksanaan strategi pendekatan melalui Love Family
Actiondapat mengurangi permasalahan kesehatan yang ada di
Kabupaten Alor.
B. Tahapan Perubahan Rencana Strategis
Proyek perubahan ini dilaksanakan sesuai dengan rencana
tahapan yang dilaksanakan selama proses implementasi proyek
perubahan. Rencana tahapan tersebut dibuat dalam time frame yang
telah disesuaikan dengan output dan outcome yang akan dicapai sesuai
tujuan proyek perubahan.
Adapun Tahapan perubahan rencana strategis proyek perubahan
ini sebagai berikut;
Tabel 2.1

Pentahapan Proyek Perubahan

N TAHAP UTAMA WAKTU OUPUT


O JANGKA PENDEK 2 bulan
1. Konsultasi dan koordinasi dengan Minggu II Oktober Petunjuk dan
Mentor 2019 arahan mentor
2. Menyusun Tim Efektif Minggu II Oktober Konsep susunan
2019 tim efektif
3. Menyusun draft Keputusan Bupati Minggu II Oktober Konsep
tentang Tim Efektif. 2019 Keputusan Bupati
4. Pengajuan draft Keputusan Bupati Minggu II Oktober
tentang Tim Efektif 2019
5. Pengesahan Keputusan Bupati Minggu III Oktober Surat Keputusan
tentang Tim Efektif 2019 Bupati
6. Rapat Koordinasi dengan Tim Minggu III Oktober Program kerja
Efektif 2019
7. Penetapan Keputusan Bupati Minggu INovember Surat keputusan
tentang Love Family Action 2019 Bupati

8. Pengumpulan data masalah Minggu INovember Terkumpulnya


kesehatan 2019 data

9. Identifikasi datamasalah Minggu I November Perumusan


kesehatan 2019 masalah

9
10. Finalisasi konsep Love Family Minggu II November Dokumen
action 2019
11. SosialisasiLove Family Action. Minggu II dan III Adanya
November 2019 sosialisasi
12. Implementasi Love Family Action Minggu IV November Aksi Love Family
Action
JANGKA MENENGAH
1. Monitoring dan evaluasi jangka Januari 2020 sampai Peningkatan
pendek dengan Desember penerapan Love
2020 Family Action
2. Peningkatan strategi Love Family
Action
JANGKA PANJANG
1. Pengembangan Strategi Love Januari 2021 sampai Penurunan angka
Family Action dengan Desember kematian ibu
2022

Pentahapan dibagi menjadi tiga kategori yaitu jangka pendek dengan


12(dua belas) tahapan, jangka menengah dengan 2 (dua) tahapan dan
jangka panjang dengan 1 (satu) tahapan.

C. Tata Laksana Proyek Perubahan


Pelaksanaan tahapan proyek perubahan dikordinasikan melalui tim efektif
yang dibentuk sesuai fokus output yang diharapkan.
Struktur Tim Efektif adalah sebagai berikut;
Gambar 2.1
Struktur Tim Efektif

Mentor :Hopni Bukang, SH


Coach : Dr.T.Kuncoro,Drs.,MSi

Tim Penyusun
Tim Sekretariat Konsep
Project Leader

Tim Penyusun
Uraian Tugas
Regulasi

10
1. Project Sponsor / Mentor
a. Sebagai atasan memberikan kesepakatan dan persetujuan atas
dokumen proposal proyek perubahan
b. Memberikan dukungan penuh kepada project leader dalam
mengimplementasikan proyek perubahan
c. Memberikan dukungan penuh kepada project leader dalam
mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang diperlukan
dalam melaksanakan implementasi proyek perubahan
d. Memberikan bimbingan kepada project leader dalam mengatasi
kendala yang muncul selama proses implementasi berlangsung
e. Memantau jalannya proyek perubahan yang dilakukan oleh project
leader

2. Coach
a. Melakukan monitoring kegiatan peserta selama tahap Taking
Ownership atau implementasi proyek perubahan melalui media
teknologi informasi.
b. Melakukan intervensi bila peserta mengalami permasalahan selama
tahap implementasi proyek perubahan.
c. Melakukan komunikasi dengan mentor terkait kegiatan project leader
selama Tahap Taking Ownership.

3. Project Leader
a. Melakukan ekskusi tahapan / milestone yang telah dirancang dalam
rancangan proyek perubahan dengan mendayagunakan seluruh
sumber daya yang dimiliki.
b. Menggerakkan seluruh elemen stakeholder terkait dalam mendukung
seluruh tahapan implementasi proyek perubahan.
c. Melakukan monitoring dan perekaman terhadap setiap proges yang
dihasilkan tim milestone.
d. Menyusun laporan proyek perubahan ke dalam sebuah deskripsi utuh
mulai dari proses penyusunan rancangan proyek perubahan sampai
dengan hasil capaian dan implementasi proyek perubahan.

11
4. Tim Penyusun Konsep.
a. Mempersiapkan rapat penyusunan dan dukungan dari stakeholder
internal dan eksternal.
b. Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan stakeholder
eksternal dalam implementasi proyek perubahan.
c. Mengkordinasikan konsep perubahan sebagai masukan untuk tim
yang lain.
d. Mempersiapkan seluruh tahapan kegiatan proyek perubahan yang
akan dilaksanakan.
Tim Penyusun Konsep terdiri dari: Kepala BidangKesehatan
Masyarakat, Kepala seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Kepala
seksiPromosi Kesehatan,Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat,
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Kepala Bidang
Pemberdayaan Perempuan, Kepala Bidang Sosbud pada
Bappelitbang, Kepala Bidang Pengembangan dan Pelayanan
Perlindungan bagi perempuan dan anak pada Dinas Pemberdayaan
Perempuan, dan Kepala Bidang Pemberdayaan masyarakat pada
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.
5. Tim Penyusun Regulasi
a. Koordinasi dengan bidang dan bagian terkait dalam pembuatan
konsep perubahan regulasi;
b. Membuat rancangan konsep perubahan Love Family Action;
c. Berkoordinasi dengan tim yang lain.
TimPenyusun Regulasi terdiri dari: Kepala Bagian Hukum, Kepala
BidangKesehatan Masyarakat, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan
Gizi,Kepala Bidang Sosbud pada Bappelitbang, Kepala Bidang
Pengembangan dan Pelayanan Perlindungan bagi perempuan dan anak
pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan Kepala Bidang
Pemberdayaan Masyarakat pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa.

12
6. Tim Sekretariat
a. Membantu menyiapkan pelaksanaan tahapan kegiatan proyek
perubahan;
b. Memfasilitasi masing-masing tim kerja dalam melaksanakan tahapan
kegiatan yang diperlukan;
c. Menyiapkan kegiatan sosialisasi.
d. Menyiapkan dokumen dan laporan yang dibutuhkan untuk setiap
tahapan kegiatan proyek perubahan.
Tim sekretariatterdiri dari : Sekretaris Dinas Kesehatan,Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, kepala
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Kepala Seksi Promosi Kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat.
Pada setiap tahapan proyek perubahan, Tim Efektif mengkordinasikan
pelaksanaan proyek perubahan dengan keterlibatan stakeholder.
Gambar 2.2
Keterlibatan Stakeholder Pada Setiap Tahapan

Mentor

Milestone1
Stakeholder Stakeholder
Milestone 12 Milestone 2

Stakeholder
Stakeholder Milestone 3
Milestone 11
Project Leader

Stakeholder
Stakeholder Milestone 4
Milestone 10

Stakeholder
Stakeholder Milestone 5
Milestone 9

Stakeholder Stakeholder
Milestone 8 Milestone 6

Stakeholder
Milestone 7

13
Stakeholder menjadi bagian dalam pelaksanaan proyek perubahan ini,
sesuai masing-masing tahapan stakeholder yang terlibat adalah sebagai
berikut :

1. Stakeholder Milestone 1; Sekretaris Daerah(Mentor)


2. Stakeholder Milestone 2;Sekretaris Daerah, TimPenyusun Konsep
dan Tim Sekretariat.
3. Stakeholder Milestone 3; TimPenyusun Konsep, Tim Penyusun
Regulasi, dan TimSekretariat.
4. Stakeholder Milestone 4; Tim Penyusun Konsep, Tim Penyusun
Regulasi dan Tim Sekretariat.
5. Stakeholder Milestone 5; TimPenyusun Regulasi.
6. Stakeholder Milestone 6; TimPenyusun Konsep, Tim Penyususn
Regulasi, dan Tim Sekretariat.
7. Stakeholder Milestone 7 ; Tim Penyusun Konsep, Tim Penyususn
Regulasi dan tim Sekretariat.
8. Stakeholder Milestone 8 ; Tim Penyusun Konsep dan Tim
Sekretariat
9. Stakeholder Milestone 9 ; Tim Penyusun Konsep dan Tim
Sekretariat.
10. Stakeholder Milestone 10 ;Tim Penyusun Konsep, Tim Regulasi
dan Tim Sekretariat.
11. Stakeholder Milestone 11 ; Tim Penyusun Konsep danTim
Sekretariat.
12. Stakeholder Milestone 12 ; Tim Penyusun Konsep, Tim Penyususn
Regulasi, dan Tim Sekretariat.
D. Rencana Strategis Marketing Proyek Perubahan
1. Identifikasi Stakeholder
Dalam rencana strategis marketing proyek perubahan sangat di
pengaruhi oleh peran aktif dari para stakeholder yang akan
mempengaruhi proyek perubahan ini.
Langkah awal adalah identifikasi stakeholder seperti tersebut di
bawah ini ;

14
Tabel 2.2
Identifikasi Stakeholders
Identifikasi Stakeholders

No. Stakeholder Internal No. Stakeholder Eksternal


1 Bupati Alor 1 Kepala Bagian Hukum
2 Sekretaris Daerah Kabupaten Alor 2 Kepala Dinas Pemberdayaan
Perempuan
3 Sekretaris Dinkes 3 Kepala Bappelitbang
4 Kepala Bidang Kesehatan 4 Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Masyarakat Desa
5 Kepala Bidang Pelayanan 5 Camat
Kesehatan
6 Kepala Seksi Kesehatan Ibu, Anak 6 Kepala Desa
dan Gizi
7 Kepala Seksi Promosi Kesehatan 7 Masyarakat Umum

2. Peran Stakeholder
Setelah diidentifikasi stakeholder yang berpengaruh terhadap proyek
perubahan, kemudian diidenfikasi peran dari stakeholder tersebut.

Tabel 2.3
Peran Stakeholders

Jenis Nama Stakeholder


Stakeholder
Stakeholders yang langsung dipengaruhi oleh program yang
dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini dapat
Stakeholder
bersifat positif maupun negatif
Primer 1. Sekretaris Dinas Kesehatan
2. Kabid Kesehatan Masyarakat
3. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
4. Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi
5. Kasie Promosi Kesehatan
6. Kadis Pemberdayaan Perempuan
7. Kepala Bagian Hukum
Stakeholders yang tidak langsung dipengaruhi oleh program yang
dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini dapat
StakeholderSe
bersifat positif maupun negatif pula
kunder 1. Kadis Bappelitbang
2. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
3. Camat
4. Kepala Desa
5. Masyarakat umum

15
Stakeholders yang memiliki pengaruh/ kewenangan legal dalam
hal pengambilan keputusan terhadap program yang dijalankan
Stakeholderuta
oleh organisasi publik tsb.
ma 1. Bupati Alor;
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Alor

3. Identifikasi Matriks Kekuatan Pengaruh, Keterlibatan, Kepentingan


Stakeholder
Tabel 2.4

Identifikasi kekuatan pengaruh, keterlibatan dan kepentingan stakeholders

Stakeholder Peran Power Proxi Inte skor Kategori


No Internal Eksternal Stakeholder Mity rest
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bupati Utama 4 3 4 11 Promoters
2 Sekda Utama 4 3 4 11 Promoters
3 Sekdin Primer 3 2 3 8 Defenders
4, Kabid Primer 3 2 3 8 Defenders
Kesehatan
Masyarakat
5 Kepala Bidang Primer 3 2 3 8 Defenders
Yankes
6 Kepala Dinas Primer 3 4 3 10 Defenders
Pemberdaya
an
Perempuan
7 Kepala Sekunder 3 2 2 7 Latens
Bappelitbang
8 Kepala Dinas Sekunder 3 3 4 10 Latens
Pemberdaya
an
Masyarakat
Desa
9 Kasie Primer 3 2 2 7 Defenders
Kesehatan
Keluarga dan
Gizi
10 Kasie Promosi Primer 2 2 2 6 Defenders
Kesehatan
11 Camat Sekunder 1 2 3 6 Apathetic

12 Kepala Desa Sekunder 1 2 3 6 Apathetic

13 Masyarakat Sekunder 1 2 3 6 Apathetic


umum
14 Kabag Primer 3 2 2 7 Defenders
Hukum

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa ada 7 (tujuh ) promoters, 2 (dua)
defenders, 2 (dua)latens dan 3 (tiga)apathetics.

16
Adapun Mapping pengaruh dan kepentingan stakeholder sebagai berikut:

Gambar 2.3
Mapping pengaruh dan kepentingan Stakeholders

Pengaruh
y

Latens Promoters
1. Kepala Bappelitbang 1. Bupati
2. Kadis Pemberdayaan 2. Sekda
Perempuan 3. Sekdin
4. Kabid Kesmas
5. Kabid Yankes
6. Kasie Kesga dan Gizi
7. Kasie Promkes

X
kepentingan
Defenders
Apathetic
1. Camat
2. Kepala desa 1.Kadis Pemberdayaan
3. Masyarakat umum Perempuan
2. Kabag Hukum

4. Strategi Marketing Untuk Stakeholder


Strategi yang digunakan dalam upaya meningkatkan koordinasi antar
stakeholder, dapat dijelaskan sebagaimana dalam tabel berikut

17
Tabel 2.5
Strategi Pendekatan Stakeholder

Stakeholder Strategi

- Koordinasi dan konsultasi


- Melibatkanpromotordalampengambilankep
Promoters utusanperencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
- Meningkatkanmotivasi dan kompetensi
- Menjagakoordinasi dan komunikasi
- Menunjukkanupaya yang
Latens
dilakukanmemilikiefekpositifterhadapisu
yang menjadi perhatiannya
- Melaksanakankoordinasi
Defenders - Sebagaiunsurkolaborasiuntukproyekperuba
han

- Pemberitahuanadanyaproyekperubahan
Apatetics
- Permintaaan dukungan proyekperubahan

E. Kriteria Keberhasilan Proyek Perubahan


Kriteria keberhasilan dari Proyek perubahan yang dilaksanakan oleh
project leader adalah :
1. Adanya Keputusan Bupati tentang Tim Efektif dan Keputusan
Bupati tentang Love Family Action
2. Adanya sosialisasiLove Family Action
3. Adanya sasaran Marketing Sektor Publik
4. Adanya implementasi Love Family Action
F. Target Capaian Kinerja
Target capaian kinerja dari proyek perubahan ini sebagaimana
tertera pada tabel berikut :

18
Tabel 2.6
Target Capaian Kinerja

BOBOT TARGET
NO OUTPUT TARGET CAPAIAN KINERJA
TARGET KINERJA
1 Konsultasi dan kordinasi dengan Mentor 10 % 6 kali

2 Penetapan Keputusan Bupati Alor


15% 1 dok
tentangTim Efektif
3 Rapat Koordinasi dengan Tim Efektif 10% 1 kali/6 org
4 Penetapan Keputusan Bupati Alor tentang
Love Family Action 15% 1 dok

5 Identifikasi data kesehatan sesuai Standar 10% 10 paket


Pelayanan Minimal.

6 Finalisasi konsep Love Family Action 10% 1 Paket

7 Sosialisasi Love Family Action 10% 1 kali

8 Implementasi Love Family Action 20% 26


puskesmas

BAB III

19
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

A. Penyajian Pengalaman Memimpin Proyek Perubahan


Penyajian pengalaman dalam memimpin proyek perubahan yang
dilaksanakan pada periode laboratorium kepemimpinan adalah
penjelasan tentang pelaksanaan setiap tahapan (milestone) proyek
perubahan yang telah dibuat. Berdasarkan tahapan (milestone) tersebut,
proyek perubahan instansional ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pelaksanaan
setiap tahapan (milestone) dapat berjalan dengan baik karena adanya
kerjasama yang baik dengan stakeholders.
Pentahapan yang dilaksanakan pada periode laboratorium
kepemimpinan yaitu tahapan jangka pendek yang meliputi:
1. Konsultasi dan koordinasi dengan mentor
2. Menyusun Tim efektif
3. Menyusun draft Keputusan Bupati tentang Tim Efektif
4. Pengajuan Draft Keputusan Bupati tentang tim efektif
5. Pengesahan Keputusan Bupati tentang tim efektif
6. Rapat koordinasi dengan tim efektif
7. Penetapan Keputusan Bupati tentang Love Family Action
8. Pengumpulan Data masalah kesehatan
9. Identifikasi masalah kesehatan
10. Finalisasi konsep Love Family Action
11. Sosialisasi Love Family Action
12. Implementasi Love Family Action
Penjelasan pelaksanaan setiap tahapan proyek perubahan ini
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Konsultasi dan Koordinasi dengan mentor (Sekretaris Daerah
Kabupaten Alor).
Padatanggal 07 Oktober 2019 hari pertama dalam
pelaksanaan laboratorium kepemimpinan. project
leadervmelaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan mentor

20
yang dilaksanakan di ruang kerja Sekretaris Daerah Kabupaten
Alor, Bapak Hopni Bukang,SH.Pada pertemuan ini project leader
mengemukakan rencana proyek perubahan instansional Dinas
Kesehatan Kabupaten Alor dengan judul Love Family Action dan
menjelaskan secara singkat tentang pentahapan (milestone) yang
akan dilaksanakan dalam dua bulan periode laboratorium
kepemimpinan.
Pada dasarnya mentor menyambut baik proyek perubahan
yang diusulkan oleh project leader dan mendukung langkah-
langkah yang akan dilaksanakan.
Dokumen pendukung tahap koordinasi dan konsultasi dengan
mentor terlampir (lampiran1).
2. Pembentukan Tim Efektif
Pada tanggal 09 Oktober 2019 dilaksanakan pertemuan
pembentukan tim efektif yang diselenggarakan di Aula Dinas
Kesehatan Kab Alor. Peserta yang hadir dalam pertemuan ini
adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Alor, Project Leader,
Sekretaris Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat,
Kepala Seksi Kesga./Gizi dan Kepala Seksi Promosi Kesehatan,
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Kepala Bidang Sosbud
pada Bappelitbang, Kepala Bidang Pengembangan dan Pelayanan
Perlindungan bagi perempuan dan anak pada Dinas
Pemberdayaan Perempuan, dan Kepala Bidang Pemberdayaan
Masyarakat pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Pertemuan dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah
Kabupaten Alor yang diawali dengan penjelasan dari project leader
tentang pentingnya pembentukan tim efektif untuk membantu
melaksanakan kegiatan proyek perubahan. Selanjutnya di data
nama-nama yang akan di tetapkan sebagai anggota Tim Efektif
melalui Keputusan Bupati Alor tahun 2019 tentang Tim Efektif.

21
Nama yang tercantum sebagai anggota Tim efektif diharapkan
dapat bekerja sama dalam mendukung dan berkomitmen untuk
melaksanakan tugas dan fungsi sesuai tugas dan fungsi dalam
Keputusan BupatiAlor Tahun 2019 tentang Tim Efektif.(Dokumen
pendukung terlampir (lampiran 2).
3. Penyusunan draf Keputusan Bupati Alor tentang Tim Efektif
Pada tanggal 10 Oktober 2019 dilaksanakan rapat
penyusunan draf Keputusan Bupati Alor tentang Tim Efektif.Rapat
dilaksanaka di ruang Rapat Dinas Kesehatan. Peserta yang hadir
terdiri dari; Project Leader, Sekretaris Dinas Kesehatan, Kepala
Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan Masyarakat, Kepala Seksi Kesga./Gizi dan Kepala
Seksi Promosi Kesehatan, Kepala Bidang Pemberdayaan
Perempuan, Kepala Bidang Sosbud pada Bappelitbang, Kepala
Bidang Pengembangan dan Pelayanan Perlindungan bagi
perempuan dan anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat pada Dinas
Pemberdayaan Masyarakat DesaPertimbangan dalam
penyusunan draf Keputusan Bupati Alor tentang Tim Efektif adalah
bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
dan untuk mencapai visi misi Alor Kenyang, Alor Sehat, dan Alor
Pintar, perlu dibentuk tim satuan tugas pendamping yang
ditetapkan melalui Keputusan Bupati Alor tentang Tim Efektif.
(Dokumen pendukung terlampir. (lampiran 3)
4. Pengajuan draf Keputusan Bupati Alor tentang Tim Efektif.
Dengan tersusunnya drafKeputusan Bupati Alor tentang Tim
Efektif maka pada tanggal 11 Oktober 2019 dilakukan pengajuan
drafTim Efektif tersebut ke bagian Hukum Setda Alor untuk
dilakukan koreksi. Hasil koreksi dari Bagian Hukum Setda Alor
kemudian diperbaiki dan disempurnakan sesuai masukan dari
Kepala Bagian Hukum. Draf Tim Efektif kemudian di cetak final

22
dan siap untuk disahkan. (Dokumen pendukung terlampir.
(lampiran 4).
5. Pengesahan Keputusan Bupati Alor Tentang Tim Efektif
Pada tanggal 15Oktober 2019 draf Keputusan Bupati Alor
tentang Tim Efektif yang telah disempurnakan kemudian diajukan
kepada Bupati Alor untuk ditandatangani dan disahkan. Dokumen
Keputusan Bupati Alor tentang Tim efektif yang telah di sahkan
tercatatdengan Nomor Diskes 079/1982/ 2019. (Dokumen
pendukung terlampir (lampiran 5).
6. Rapat Koordinasi Tim Efektif
Rapat koordinasi ini terbagi dalam 3 (tiga) tahap sebagai berikut :
a) Rapat pertama dilaksanakan pada tanggal16Oktober 2019
di aula Dinas Kesehatan Kabupaten Alor yang dihadiri oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten Alor, Project Leader,
Sekretaris Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Masyarakat, Kepala Seksi Kesga./Gizi dan Kepala Seksi
Promosi Kesehatan, Kepala Bidang Pemberdayaan
Perempuan, Kepala Bidang Sosbud pada Bappelitbang,
Kepala Bidang Pengembangan dan Pelayanan
Perlindungan bagi perempuan dan anak pada Dinas
Pemberdayaan Perempuan, dan Kepala Bidang
Pemberdayaan masyarakat pada Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa.
Hasil rapat merekomendasikan Tim efektif untukmembahas
dan menyusun draft keputusan Bupati Alor tentang Love
Family Action sebagai salah satu strategi/gerakan cinta
kelurga untuk mengatasi masalah kesehatan di kabupaten
Alor. (Dokumen terlampir.6).
b) Rapat kedua diselenggarakan pada tanggal 17Oktober
2019 di ruang kerja Kepala Dinas Kesehatan Kab Alor yang
dihadiri oleh Project Leader, Sekretaris Dinas Kesehatan,

23
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Kepala Seksi
Kesga./Gizi dan Kepala Seksi Promosi Kesehatan, Kepala
Bidang Pemberdayaan Perempuan, Kepala Bidang Sosbud
pada Bappelitbang, Kepala Bidang Pengembangan dan
Pelayanan Perlindungan bagi perempuan dan anak pada
Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan Kepala Bidang
Pemberdayaan masyarakat pada Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa.
Dengan hasil rapat adalah kesiapan Tim Efektif dan semua
staf terkait dalam melakukan koordinasiLove Family
Actiondan melanjutkan pembahasan penyusunan draft love
family action.
c) Rapat ketiga pada tanggal 18Oktober 2019 diselenggarakan
di Ruang Kepala Bagian Hukum Setda Alor yang dihadiri
oleh Project Leader, Kepala Bidang Kesmas, Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan, Kepala Seksi Kesga dan Gizi,
Kepala Seksi Promkes dan Kepala Bagian Hukum. Hasil
rapat adalah Bagian Hukum Setda Alor selalu siap untuk
mendukung Project leader dalam Love Family
Actiondansiap melanjutkan proses pengajuan draft
keputusan Bupati Alor tentang Love Family Action.
(Dokumen pendukung terlampir (lampiran 6).
7. Pengesahan Keputusan Bupati Alor tentang Love Family Action
Pada tanggal 04 November 2019 draft Keputusan Bupati
Alor tentang Love Family Action yang telah disempurnakan
kemudian diajukan kepada Bupati Alor untuk ditandatangani dan
disahkan. Dokumen Keputusan Bupati Alor tentang Love Family
Action telah di sahkan tercatat dengan Nomor Diskes 079/1981/
2019. (Dokumen pendukung terlampir (lampiran 7).
.

24
8. Pengumpulan data terkait data masalah kesehatan
Pada tanggal 05November 2019, project leader bersama dengan
tim efektif lainnya mengumpulkan data cakupanprogram pelayanan
kesehatan..Data yang dipergunakan adalah data resmi yang dalam
Profil Dinas Kesehatan tahun 2018/2019 (lampiran 7)
9. Identifikasi data masalah kesehatan
Tanggal 07 November 2019 project leader dan tim efektif
mengidentifikasi data masalah kesehatan dengan menggunakan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan.
10. Finalisasi konsepLove Family Action.
Tanggal 12 November 2019 dilakukan pertemuan finalisasi love
family action.
Rapat dilaksanakan di Ruang Rapat Kepala Dinas Kesehatan Kab
Alor, dengan agenda rapat adalah; finalisasi konsep love family
action. Rapat dihadiri oleh Project Leader, Sekretaris Dinas
Kesehatan, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Kepala Seksi Kesga./Gizi dan
Kepala Seksi Promosi Kesehatan, Kepala Bidang Pemberdayaan
Perempuan, Kepala Bidang Sosbud pada Bappelitbang, Kepala
Bidang Pengembangan dan Pelayanan Perlindungan bagi
perempuan dan anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat pada Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa, dengan hasil rapat bahwa
konsep love family action adalah gerakan untuk merubah pola pikir
keluarga untuk secara sadar menjaga kesehatan keluarganya agar
terbebas dari masalah kesehatan melalui pendekatan dua belas
indikator standar pelayanan minimal (SPM)
(Dokumen pendukung terlampir (lampiran 10).

25
11. Sosialisasi Keputusan Bupati Alor tentang Love Family Action.
a) Sosialisasi Love Family Action yang pertama dilakukan pada
tanggal 15 November 2019 bertempat di aula Kopdit Citra
Hidup Kalabahi. Peserta yang hadir pada pertemuan sosilaisasi
terdiri dari kepala Bidang dan kepala Seksi di lingkup Dinas
Kesehatan dan Kepala Puskesmas se Kabupaten Alor. Hasil
pertemuan merekomendasikan bahwa semua Kepala Bidang,
Kepala seksi, Kepala Puskesmas dan semua staf di jajaran
Dinas Kesehatan Kabupaten Alor siap mendukung Love family
Actionsebagai salah satu strategi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan di Kabupaten Alor.
b) Sosialisasi Love Family Action yang kedua dilaksanakan pada
tanggal 18 November 2019. Pertemuan dilaksanakandi Aula
Kopdit Citra Hidup yang dihadiri oleh 40 orang terdiri dari
Kepala Bidang, Kepala seksi dilingkup Dinas Kesehatan, dan
Pengelola Program KIA Gizi tingkat Ppskesmas.
Hasil pertemuan sosialisasi bahwa semua pihak dilingkup
Dinas Kesehatan selalu siap untuk mendukung Love family
action (Dokumen pendukung terlampir (lampiran 10)
c) Sosialisasi Love Family Action yang ketiga dilaksanakan pada
tanggal 19November 2019berlokasi di Puskesmas Lantoka
Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor yang dihadiri 40orang.
Peserta yang hair terdiri dari Camat Alor Timur, Kepala Desa
se-wilayah Kecamatan Alor Timur, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, Kader, dan Pendamping Desa.
Hasil Pertemuan sosialisasi tingkat Kecamatan Alor Timur
merekomendasikan bahwa semua stakeholder dan masyarakat
Kecamatan Alor Timur siap untuk mendukung pelaksanaan
Love Family Action sebagai salah satu strategi Dinas
Kesehatan Kabupaten Alor dalam mengatasi permasalahan
kesehatan di Kabupaten Alor. (Dokumen pendukung terlampir
(lampiran 11).

26
12. Implementasi Keputusan Bupati Alor tentang Love Family Action.
Pada tanggal 28 November 2019 jam 09.00 WIB
dilaksanakan Implementasi Keputusan Bupati Alor Nomor Diskes
079/1981/Tahun 2019 tentang Love Family Actionberupa
launching dan penandatangan komitmen oleh Stakeholder.
Pertemuan di buka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Alor Bapak
Hopni Bukang, SH.
Peserta yang hadir pada pertemuan ibu berjumlah 40 orang
terdiri darp perwakilan, Camat, Kepala Desa, Kepala Puskesmas,
semua kepala Bidang/Kepala Seksi di lingkup Dinas Kesehatan
dan utusan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat desa, Dinas
Pendididkan dan Kebudayaan, Dinas PU, Dinas PUPR dan Dinas
Pangan serta perwakilan dari PKK Kabupaten Alor. Hasil
pertemuan merekomendasikan Love Family Action akan
diterapkan dan dikembangkan sebagai salah satu sistim untuk
mengatasi permasalahan kesehatan di kabupaten Alor melalui
keluarga. Indikator yang dipakai sebagai alat ukur keberhasilannya
adalah dua belasindikator Standar Pelayanan Minimal (SPM).
(Dokumen pendukung terlampir (lampiran 12).
B. Implementasi Strategi Marketing Proyek Perubahan
Implementasi proyek perubahan yang berupa digitasi dokumen
penatausahan keuangan daerah adalah merupakan hal baru dalam
aplikasi pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan pemetaan
stakeholder yang ada, terdapat tujuh (7) stakeholder yang berada
pada posisi promoters dan sisanya sebanyak tujuh (7) stakeholder
berada pada posisi defenders,latens dan apathetic.
Diketahui bahwa dari empat belas stakeholder terdapat tujuh
stakeholder internal yang menjadi promoters yaitu Bupati, Sekretaris
Daerah Kabupaten Alor, Sekretaris Dinas Kesehatan, Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Kepala
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Kepala Seksi Promosi

27
Kesehatan, sedangkan sebanyak tujuh stakeholder eksternal lainnya
berada pada posisi defenders, latens dan apathetic.
Strategi proyek perubahan yang diterapkan oleh project leader
adalah mengupayakan agar terjadi perpindahan stakeholder yang
berada pada kuardan defenders,laten,dan apathetic menjadi
promoters. Terkait dengan pelaksanaan proyek perubahan, project
leader berusaha melibatkan stakeholder baik internal maupun ekternal
pada setiap tahapannya.
Untuk pelaksanaan beberapa tahapan proyek perubahan, project
leader berupaya menginformasikan dan mencari dukungan
stakeholder ekternal dengan melibatkan dan menjadikannya sebagai
bagian dalam pelaksanaan proses proyek perubahan.
Keterlibatan stakeholder eksternal dalam pelaksanaan proyek
perubahan adalah sebanyak tujuh stakeholder yang terlibat pada
sebelas (11) tahapan dari dua belas (12) tahapan yang dilaksanakan

28
Gambar 3.1.Keterlibatan Stakeholder Eketernal Setiap Tahapan

MENTOR

Project leader

M.12 M.2
6,10,11,12
3,4,5,6,7,

M.11 M.3
10,11,12
3,4,5,6,

M.4
M.10 12

3,4,5,6,7,
M.5
M.9
10,11,12

2,3,6
M.6
M.8
M.7 3,5,10,11,12

2,3,6 10,11,12

Berdasarkan gambar tersebut diatas, terlihat keterlibatan stakeholder


eksternal terdapat padasetiap tahapan proyek perubahan yang dilaksanakan
Keterlibatan stakeholder internal dan ekternal dalam pelaksanaan
proyek perubahan tidak terlepas dari strategi marketing yang diterapkan
yaitu;
Tabel 3.1 Media yang digunakan dalam Strategi Marketing

No Bentuk Kegiatan Marketing Sektor Sasaran Marketing Sarana/ Media


Publik Sektor Publik Promosi
1 Informasi pelaksanaan proyek Stakeholder interal 1.Bener
perubahan dan stakeholder 2.Spanduk
2 Sosialisasi Love Family Action eksternal 3.Rapat Koordinasi
3 Launching Love Family Action

C. Strategi Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran

29
Strategi Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran Proyek Perubahan
adalah melakukan perubahan pada kedudukan stakeholder menjadi
sebagai berikut :
Gambar 3.2. Staheholder pemberdayaan stakeholder.
+- + ++
Latens Promoters

1. Bupati 1. Keluarga
2. Sekretaris Daerah
3. Kabag Hukum
4. Bapellitbang
5. Kepala Bidang
6. Kepala Seksi

Apathetics Defenders

1. Bupati 1. Wartawan
2. Kepala OPD terkait 2. Pegiat Medsos
3. Bapellitbang 3. Pimpinan Agama
4. Camat 4. LSM
5. Kepala Desa/Lurah
6. Masyarakat/Keluarga
-- -+

Kedudukan stakeholder berdasarkan kelompok stakeholder


 Promotores : Kepentingan Besar, Kekuaatan Besar
 Defenders : Kepentingan Besar, Kekuatan Kecil
 Latens : Kepentingan Kecil, Kekuatan Besar
 Apathetics : Kepentingan Kecil, Kekuatan Kecil

D. Kendala dan Strategi Implementasi Proyek Perubahan.


Implementasi proyek perubahan instansional Dinas Kesehatan
Kabupaten Alor telah dilaksanakan sesuai jangka waktu yang telah
ditentukan.
Secara umum proyek perubahan dapat dilaksanakan dengan baik,
namun demikian masih ditemui beberapa kendala dalam
pelaksanaannya, antara lain:

30
1. Tim Efektif proyek perubahan belum maksimal dalam melaksanakan
kegiatan
2. Padatnya aktivitas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Alor.
3. Terjadinya pemahaman yang berbeda dari sebagian stakeholder
terhadap inovasi Proyek Perubahan
4. Kurangnya koordinasi dan keterlibatan masing-masing stakeholder
internal mempengaruhi stakeholder eksternal untuk menjalankan
inovasi Proyek Perubahan
5. Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, perlu adanya strategi
implementasi proyek perubahan sebagai berikut :
a. Meminta Progres Report kepada Kelompok Kerja/Pokja proyek
perubahan dalam melaksanakan kegiatannya
b. Membagi tugas dengan tim Kelompok Kerja/Pokja dalam
melaksanakan kegiatan proyek perubahan
c. Sosialisasi peningkatan pemahaman stakeholder terhadap
proyek perubahan
d. Menegakkan Keputusan Bupati dan melaksanakan
pendampingan terhadap target stakeholderproyek perubahan
secara berkala.
E. Hasil Capaian Proyek Perubahan
Sebagaimana telah ditetapkan target capaian kinerja, maka hasil
yang dicapai dalam pelaksanaan proyek perubahan dapat dilihat pada
tabel realisasi berikut ini:

Tabel 3.1. Hasil Capaian Kinerja Proyek Perubahan

No Out put capaian kinerja Bobot Target Realisasi Capaian Keterangan


Target kinerja Kinerja Kinerja
1 Konsultasi dengan mentor 10% 1 kali 12 kali 20% Bukti capaian

31
(Sekretaris Daerah Kab pada lampiran
Alor) 1
2 Pengesahan Keputusan 15% 1 dok 1 dok 15% Bukti capaian
Bupati Alor tentang Tim lampiran 5
Efektif
3 Rapat koordinasi tim 10% 1 kali 3 kali 15% Bukti capaian
efektif lampiran 6
4 Identifikasi dan Verifikasi 10 % 1 dok 1 dok 10% Bukti capaian
Data capaian indicator lampiran 7
kesehatan
5 Penyusunan Love Family 5% 1 dok 1 dok 5% Bukti capaian
Action lampiran 8
6 Pengesahan Peraturan 15% 1 dok 1 dok 15% Bukti capaian
Bupati Alor tentang Love lampiran 11
Family Action
7 Finalisasi konsep love 10% 1pktt 1 paket 10%
family action
8 Sosialisasi Keputusan 10% 1 kali 2 kali / 40 30% Bukti capaian
Bupati Alor tentang Love 40 orang pada lampiran
Family Action. orang 12
9 Implementasi Keputusan 10% 1 1kali 45 20% Bukti capaian
Bupati Alor tentang Love kali/40 orang pada lampiran
Family Action orang 13

Hasil capaian kinerja proyek perubahan dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Konsultasi dengan mentor (Sekretaris Daerah Kabupaten Alor)
direalisasikan sebanyak 12 kali atau mencapai scor 20% dengan
demikian kinerja proyek untuk tahapan ini melebihi dari target yang
ditetapkan dalam rancangan proyek perubahan (10%).Pada tahapan
ini mentor perlu mengetahui setiap perkembangan dalam tahapan
proyek perubahan yang dilakukan baik mengenai permasalahan
maupun kemajuanyang dilakukan project leader.
2. Pengesahan Keputusan Bupati Alor tentang Tim Efektif
direalisasikan sebanyak 1 dokumen atau mencapai skor 15% dengan
demikian kinerja proyek perubahan untuk tahapan ini sesuai dengan
ditetapkan dalam rancangan proyek perubahan (15%).

3. Rapat Koordinasi Tim Efektif direalisasikan sebanyak 3 kali atau


mencapai scor 15 % dengan demikian kinerja proyek untuk tahapan
ini melebihi dari target yang ditetapkan dalam rancangan proyek
perubahan (10%).

32
 Rapat pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2019 di
aula Dinas Kesehatan Kabupaten Alor yang dihadiri oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten Alor, Sekretaris Dinas Kesehatan,
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan, Kepala Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan gizi,
Kepala Seksi Promosi Kesehatan membahas tentang hasil
capaian program kesehatan dengan permasalahannya. Hasil
rapatmerekomendasikan bahwa tim internal di jajaran Dinas
Kesehatan Kabupaten Alor akan melakukan asistensi dan
mendukung love family action sebagai salah satu strategi yang
akan dipakai dalam bidang Kesehatan untuk menagatasi
permasalahan kesehatan di Kabupaten Alor.
 Rapat kedua diselenggarakan pada tanggal 17 Oktober 2019 di
ruang kerja Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor yang dihadiri
oleh project leader, Sekretaris Dinas Kesehatan, Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan,
Kepala Seksi Kesga dan Gizi, Kepala Seksi Promkes. Hasil rapat
menyimpulkan kesiapan tim untuk selalu melakukan koordinasi
lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaan love family
action.
 Rapat ketiga pada tangga 18 Oktober 2019 diselenggarakan di
Ruang Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Alor yang dihadiri
oleh Kepala Bagian Hukum dan staf. Hasil rapat
merekomendasikan Kepala Bagian Hukum SetdaKabupaten Alor
dan Jajarannya siap mendukung love family action. Dokumen
pendukung terlampir (lampiran 6).

4. Identifikasi dan Verifikasi data capaian program dan permasalahan


kesehatan di Kabupaten Alor direalisasikan sebanyak 1 dokumen
atau mencapai skor 10% dengan demikian kinerja proyek untuk
tahapan ini sesuai dengan ditetapkan dalam rancangan proyek

33
perubahan (10%), Identifikasi terhadap data masalah kesehatan yang
belum selesai, akan ditindaklanjuti.
5. Penyusunan love family action direalisasikan sebanyak 1 dokumen
mencapai skor 5%, dengan demikian kinerja proyek perubahan untuk
tahapain ini sesuai dengan yang ditetapkan dalam rancangan proyek
perubahan 5%
6. Pengesahan Keputusan Bupati Alortentang Love Family ActionNomor
Diskes 079/1981/2019 direalisasikan sebanyak satu dokumen atau
mencapai skor 15 % dengan demikian kinerja proyek perubahan
untuk tahapan inisesuai dengan ditetapkan dalam rancangan proyek
perubahan (15%). Terbitnya Keputusan Bupati Alor tentang Love
Family Action
7. Finalisasi konsep love family action direalisasikan sebanyak 1 paket
atau mecapai skor 10%, dengan demikian kienerja proyek perubahan
sesuai dengan yang ditetapkan dalam rancangan proyek perubahan
sebesar 10%.
8. Sosialisasi keputusan Bupati Alor tentang Love Family Action
direalisasikan sebanyak 2 kali /40orang atau mencapai skor 30%
dengan demikian kinerja proyek perubahan untuk tahapan ini
melebihi target yang ditetapkan dalam rancangan proyek perubahan
(10%).
9. Implementasi Love Family Action direalisasikan sebanyak 1 kali/ 40
orang atau mencapai skor 20% dengan demikian kinerja proyek
untuk tahapan ini melebihi target sesuai dengan ditetapkan dalam
Rancangan Proyek Perubahan (10 %).

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

34
1. Keberhasilan implementasi proyek perubahan love family action tidak
lepas dari peran dan pengaruh seluruh stakeholder internal dan
eksternal terutama Tim Efektif Love Family Action.
2. Untuk mewujudkan sinergisitas kegiatan Love Family Actionmaka
telah disusun dan ditetapkan Peraturan Bupati Alor Nomor Diskes
079/1981/2019 tentang Love Family Action sebagai salah satu strategi
untuk mengatasi masalah kesehatan di Kabupaten Alor.
3. Untuk mencapai keberhasilan proyek perubahan secara tuntas maka
kegiatan jangka menengah dan jangka panjang proyek perubahan
harus terlaksana dengan baik meliputi pengembangan Love Family
Action sebagai Rencana Strategis dalam upaya untuk mengatasi
masalah di bidang kesehatan diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat terutama keluarga sebagai objek.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pelaksanaan proyek perubahan pada tahap laboratorium
kepemimpinan, maka direkomendasikan agar :
1. Pada pelaksanaan proyek perubahan jangka menengah dan jangka
panjang diharapkan seluruh stakeholder internal dan eksternal yang
terlibat untuk tetap berperan aktif dan konsisten untuk mencapai
keberhasilan proyek perubahan secara keseluruhan
2. Hendaknya Keputusan Bupati Alor Nomor Diskes 079/1981/2019
tentang Love Family Action dapat menjadi salah satu strategis
pendekatan keluarga dalam upaya untuk mengatasi masalah di
bidang kesehatan di Kabupaten Alor.

LESSONS LEARNED

35
Penyusunan proyek perubahan merupakan suatu keharusan bagi
peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional, yang proses penyusunannya
memerlukan effort/usaha yang cukup banyak, dikarenakan saat penyusunan
dan pelaksanaan proyek perubahan dlakukan bersamaan off class yang
menuntut kita bekerja dengan kegiatan seorang birokrasi dengan segala
kesibukannya. Untuk itu diperlukan suatu strategi yang memungkinkan
kedua duanya bisa berjalan baik dan berhasil sesuai target. Pembentukan
tim yang solid dan pendekatan secara intensif pada para stakeholder
merupakan strategi jitu guna penyelesaian proyek perubahan ini.
Pemecahan masalah yang dirasa cukup baik adalah dengan
mengubah pola pikir keluarga untuk secara sadar menjaga menjaga
kesehatan keluarganya agar terbebas dari masalah kesehatan termasuk
melalui gerakan cinta keluarga.
Love Family Action dalam proyek perubahan ini diterima dan di
tetapkan dalam Keputusan Bupati Alor, Nomor Diskes 079/1981/2019 maka
perlu dilakukan sosialisasi beberapa kali agar program tersebut dikenal dan
dijalankan oleh seluruh masyarakat di kabupaten Alor. Setelah program Love
Family Action tersebut dirasa sempurna perlu dilakukan suatu peluncuran
(Launching) atau pengenalan kepada para stakeholder untuk dapat
diterapkan.
Tantangan berikutnya adalah mengubah kebiasaan lama masyarakat
menjadi kebiasaan baru yaitu sadar sehat keluarga. Hal ini dapat
diselesaikan dengan beberapa cara yaitu sosialisasi dan pendampingan
secara insentif oleh tenaga kesehatan secara terus menerus maupun
berkala.
Dengan melakukan program Love Family Action diharapkan dapat
mengubah pola pikir keluarga untuk selalu mencintai keluarga agar terbebas
dari permasalahan kesehatan yang ada di kabupaten Alor.

36

Anda mungkin juga menyukai