Creative Thingking Tugas
Creative Thingking Tugas
Universitas Gunadarma
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social, manusia membutuhkan komunikasi dan interaksi dengan mahkluk lain (sosialisasi), manusia tidak dapat hidup seorang diri, manusia
akan selalu membutuhkan mahkluk lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu sosiologi dapat dipelajari bahwa manusia membutuhkan interaksi dan akan
merasa terkucil, sendirian, dan menjadi gila jika tidak bersosialisasi dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Di samping itu, manusia tidak dapat dipisahkan dari kelompok
masyarakat, karena memang manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dalam hal-hal tertentu dengan masyarakat. Manusia
mempunyai naluri hidup bersama dengan mahkluk lain. Naluri hidup bersama itu disebut gregariousness. Jadi dapat dikatakan bahwa manusia disebut sebagai makhluk sosial
(homo socialis) karena selalu berinteraksi dengan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Namun di beberapa kasus dalam lingkungan masyarakat,
manusia tidak sedikit yang kurang peduli dan dalam menjaga hubungan dan sedikit dalam berinteraksi social dengan mahkluk lain, kasus ini terlihat sering terjadi di lingkungan
perumahan atau komplek.
DESAIN
THINKING
Kompleks Perumahan
Kompleks Perumahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah; kelompok atau lingkungan bangunan untuk tempat
tinggal, sedangkan tempat tinggal adalah; rumah (bidang dan
sebagainya) tempat orang diam (tinggal).
Design Thinking
Metodologi design thinking adalah metode pendekatan untuk memecahkan masalah
dengan menggunakan metode terorganisir, menghasilkan solusi, membuat protope dari dan
kemudian mengujinya. Menurut Tim Brown (2008), pengeran design thinking ialah sebuah
disiplin ilmu yang menggunakan sensibilitas desainer dan metode menciptakan sesuatu yang
bernilai bagi customer dan peluang pasar yang berpijak pada kesesuaian antara bebutuhan
dengan teknologi dan strategi bisnis.
Proses design thinking bergerak antara cara berpikir divergent dan convergent. Proses
tersebut dapat membantu untuk mengetahui cara yang sesuai dengan tahap desain yang dilalui
seperti Discovery, Interpretation, Ideation,dan Evolution.
1. Discovery
Discovery berarti membuka peluang baru, dan mendapatkan
inspirasi untuk menciptakan ide-ide baru. Dengan persiapan yang
tepat, hal ini bisa membuka mata dan akan memberikan pemahanan
yang baik tentang tantangan desain.
Foto : Nama-nama tim dan bidang yang ditekuninya. Foto : collecting words
Doc : M.Abror I Doc : M.Abror I
Foto : Kunjungan kedua, dengan pengumpulan data
Perumahan Pondok Nurul Fikri
Foto :Tanggapan Faris Foto :Tanggapan Abror. Doc : M.Abror I
Doc : M.Abror I Doc : M.Abror I
Foto :Tanggapan Andreas Foto :Tanggapan Rizky Foto : Diskusi Setelah Kunjungan kedua serta menyusun
Doc : M.Abror I Doc : M.Abror I data hasil survey
Doc : M.Abror I
1.2 Data Hasil Survey / Gather Information
DESAIN
THINKING
4,8%
2. Interpretation
Interpretation (penerjemahan) ialah mengubah pengalaman Foto : Tanggapan mengenai penyebab sedikitnya interaksi
3. IDEATION Ideation berarti menghasilkan banyak ide. Brainstroming (pengungkapan pendapat) mendorong untuk
berfikir secara ekspansif dan tanpa kendala. sering ide-ide liar yang memicu pemikiran ke depan.
Setelah melalui proses kreatif yang disusun menggunakan metode design thinking (Tim Brown)
dapat di simpulkan bahwa Karya yang dihasilkan berupa sebuah desain sistem dan lingkungan
perumahan, dengan membuat suatu sistem masyarakat sebagai patokan warga agar mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap apa yang akan dilaksanakan terhadap masyarakat di perumahan tersebut dan
saling menghargai terbuatnya sistem masyarakat. Di dukung juga aplikasi untuk memudahkan warga
untuk berkomunikasi antar warga dan juga memudahkan untuk menyebarkan informasi yang terkait
dengan sistem masyarakatan. Serta Desain Kawasan yang memusat membuat masyarakat perumahan
saling bertemu di setiap aktifitas yang dilakukan setiap harinya, dan juga diadakannya penyuluhan
seluruh warga perumahan pada waktu yang telah ditentukan untuk penyuluhan psikologi sosial,
mengenai pentingnya hubungan sosial, dan membuat kegiatan sosial.