Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ayu Rahma Tyastuti

NIM : 043230287
UPBJJ : UT – Korea Selatan

TUGAS 1 EKMA4157 – ORGANISASI

Merangkum MODUL 1 – 3

MODUL 1 – ORGANISASI

Kegiatan Belajar 1 : Definisi Organisasi

Organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling
berinteraksi menurut suatu pola yang terstruktur dengan cara tertentu sehingga setiap anggota
organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai suatu kesatuan yang
mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batas-batas yang jelas sehingga organisasi
dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.

Beberapa pendekatan dalam teori organisasi, yaitu :

a. Pendekatan Klasik hanya yang dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor (1856-1915)
memperkenalkan cara membagi kegiatan kepada anggota organisasi sehingga setiap
anggota organisasi mendapat beban kerja yang merata dan sesuai kapasitasnya. Akan
tetapi, sama sekali belum ada perhatian terhadap kenyamanan kerja anggota organisasi.
b. Pendekatan Neoklasik, Pendekatan ini muncul dari serangkaian percobaan yang
dilaksanakan oleh Elton Mayo dan kelompoknya antara tahun 1927 hingga 1932 pada
pabrik Hawthorne milik perusahaan elektronika Western Electric Company di Amerika.
Kemudian menemukan bahwa unsur- unsur psikologi dan sosial anggota organisasi
berpengaruh terhadap kinerja anggota organisasi. Pendekatan ini menemukan bahwa iklim
organisasi juga perlu dijaga agar selain ditugasi beban kerja yang merata dan sesuai
kapasitasnya, anggota organisasi juga bisa bekerja dengan nyaman karena dalam
organisasi terdapat suasana kerja yang baik.
c. Pendekatan Modern dipandang sebagai pendekatan yang mampu menyatukan keseluruhan
pandangan dalam analisis organisasi. Pendekatan Modern menemukan bahwa setelah
beban kerja terdistribusi dengan baik dan suasana kerja juga nyaman, organisasi juga perlu
disesuaikan dengan kondisi luar (lingkungannya) agar bisa hidup dan berkembang dengan
baik. Pandangan ini munculnya diawali oleh suatu penelitian yang dilakukan oleh Joan
Woodward pada tahun 1950-an terhadap 100 perusahaan manufaktur di daerah South
Essex – Inggris.

Kegiatan Belajar 2 – Acuan dalam Pembahasan Teori Organisasi


Organisasi mempunyai ketergantungan ganda terhadap lingkungannya, dimana organisasi
harus menemukan semua sumber (resources) yang dibutuhkannya dan juga sebagai tempat untuk
melemparkan seluruh produk atau output organisasi. Ketergantungan ini memaksa organisasi
untuk berusaha menguasai dan menstabilkan lingkungannya, yaitu melalui usaha untuk mencapai
posisi tertentu, dimana organisasi dapat mencapai transaksi timbal-balik yang harmonis dengan
lingkungannya.

Dimensi organisasi terdiri dari dimensi struktural yang terdiri dari dimensi formalisasi,
spesialisasi, standarisasi, sentralisasi, hierarki kekuasaan atau otoritas, kompleksitas,
profesionalisme dan konfigurasi. Sementara karakteristik dari keseluruhan organisasi dan
lingkungan dari dimensi kontekstural terdiri dari ukuran organisasi, teknologi organisasi dan
lingkungan. Dimensi struktural menunjukkan bentuk suatu organisasi, misalnya apakah
organisasi itu dikelola secara demokratis atau otoriter (sentralistik). Dimensi kontekstual
menjelaskan bagaimana kondisi atau posisi suatu organisasi relatif terhadap lingkungannya.

Ketergantungan (contingency) inilah yang merupakan salah satu prinsip utama dari
Pendekatan Modern. Prinsip ini, menyatakan adanya ketergantungan suatu karakteristik terhadap
karakteristik lainnya sehingga suatu organisasi yang cocok untuk suatu kondisi belum tentu
sesuai bagi keadaan lainnya, yang berarti bahwa tidak terdapat prinsip yang bisa berlaku secara
umum pada semua organisasi.

Ketergantungan ganda menyebabkan organisasi perlu menyesuaikan diri terhadap kondisi


lingkungannya. Apabila dua organisasi yang sejenis berada dalam lingkungan yang berbeda
maka kedua organisasi itu juga akan menggunakan bentuk penyesuaian yang berbeda. Oleh
karena itu, bentuk organisasi yang terbaik di suatu lingkungan tertentu belum tentu cocok apabila
digunakan di lingkungan yang lain.

MODUL 2 – LINGKUNGAN

Kegiatan Belajar 1 : Definisi Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh elemen yang terdapat di luar batas-batas organisasi, yang
mempunyai potensi untuk mempengaruhi bagian ataupun keseluruhan organisasi. Keadaan
lingkungan suatu organisasi dapat dipahami melalui analisis terhadap segmen-segmennya, yaitu
bagian-bagian lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku maupun performansi organisasi.
Berbagai pendapat menyatakan bahwa lingkungan sebuah organisasi (perusahaan industri) terdiri
dari bermacam-macam segmen, yakni, industri, bahan baku, tenaga kerja, keuangan, pasar,
teknologi, kondisi ekonomi, pemerintah, dan kebudayaan.

Sesuai dengan prinsip keterbukaan dan ketergantungan organisasi terhadap


lingkungannya, lebih penting untuk menemukan cara untuk mengidentifikasi elemen-elemen
lingkungan yang dapat digunakan pada semua organisasi yang berada pada lingkungan yang
berbeda. Misalnya, jumlah dan jenis elemen-elemen lingkungan dari setiap perusahaan akan
berbeda, tergantung jenis usaha dan juga dalam lingkungan seperti apa perusahaan itu berada.
Lingkungan berpengaruh terhadap organisasi. Sifat lingkungan yang paling berpeluang
untuk membahayakan atau merugikan organisasi adalah tingkat ketidakpastian lingkungan.
Ketidakpastian (uncertainty) lingkungan menunjukkan keadaan, di mana organisasi (atau
pimpinannya) tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai keadaan lingkungannya
sehingga akan menyebabkan timbulnya kesulitan dalam memperkirakan perubahan-perubahan
lingkungan yang akan terjadi. Organisasi perlu mampu menghadapi ketidakpastian lingkungan
agar dapat tetap bertahan dalam lingkungannya.

Kegiatan Belajar 2 : Pengaruh Lingkungan terhadap Organisasi

Karakteristik lingkungan berpengaruh terhadap organisasi. Hal ini terjadi karena adanya
berbagai jenis ketergantungan organisasi terhadap sumber-sumber yang terdapat pada
lingkungan. Organisasi mempunyai ketergantungan ganda terhadap lingkungannya. Terdapat dua
cara adaptasi yang dapat dilakukan oleh organisasi.

a. Melalui perubahan internal, yaitu dengan menyesuaikan struktur internal organisasi,


pola kerja, perencanaan dan aspek internal lainnya, terhadap karakteristik lingkungan.
b. Berusaha untuk menguasai dan mengubah kondisi lingkungan sehingga
menguntungkan bagi organisasi. Yakni dengan melakukan perubahan internal
organisasi dengan cara penyesuaian struktur organisasi dengan lingkungan.

1. Kompleksitas struktur organisasi.


2. Peredam (buffers).
3. Elemen-elemen perbatasan (boundary spanning).

Kegiatan Belajar 3 : Diferensiasi dan Integrasi

Jika lingkungan luar bersifat kompleks dan berubah secara cepat, bagian-bagian
organisasi terpaksa memiliki spesialisasi yang tinggi agar bisa menghadapi ketidakpastian
lingkungan. Segmen lingkungan yang berbeda perlu dihadapi oleh suatu bagian khusus dalam
organisasi. Oleh karena itu, pada lingkungan kompleks yang memiliki lebih banyak segmen
lingkungan, organisasi juga perlu membagi diri menjadi bagian-bagian khusus yang masing-
masing bertugas menghadapi salah satu segmen lingkungan sehingga terjadi diferensiasi.

Kegiatan organisasi terbagi-bagi karena diferensiasi, tetapi kegiatan yang terbagi-bagi itu,
kemudian tidak berhasil disatukan kembali karena tingkat integrasi yang tidak memadai.
Organisasi akan cerai-berai, masing-masing bagian bergerak sendiri-sendiri tanpa kesatuan ke
berbagai arah yang berbeda.

Lingkungan yang dihadapi di setiap daerah berbeda-beda sehingga perlu dihadapi dengan
organisasi yang berbeda-beda bentuk dan sifatnya. Organisasi yang seragam bentuk maupun
sifatnya akan menyebabkan di daerah tertentu organisasi itu sesuai dengan tuntutan
lingkungannya sehingga bisa berjalan dengan baik, sementara di daerah lain tuntutan lingkungan
tidak dapat dihadapi dengan baik karena bentuk organisasi tidak sesuai.

Kompleksitas lingkungan menyebabkan organisasi perlu membagi- bagi diri


(diferensiasi) agar setiap segmen lingkungan dapat dihadapi oleh suatu bagian khusus dari
organisasi. Akan tetapi, bagian-bagian yang terpisah itu, kemudian perlu disatukan atau
dikoordinasikan kembali (integrasi) agar secara keseluruhan tetap menuju atau menyumbang
kepada pencapaian tujuan bersama.

Kegiatan Belajar 4 : Mengubah Kondisi Lingkungan

Dalam hubungannya dengan lingkungan selain beradaptasi, organisasi juga bisa berusaha
mengubah kondisi lingkungannya sehingga bisa menguasai ataupun mengendalikan
lingkungannya melalui tindakan untuk mengusahakan terciptanya hubungan yang baik dengan
elemen-elemen lingkungan yang terpenting. Misalnya, integrasi melalui merger (penggabungan),
kontrak atau joint venture, kooptasi (cooptation) dan interlocking directorates, pengangkatan
eksekutif, ataupun dengan menggunakan iklan dan hubungan masyarakat.

Dan organisasi juga perlu berusaha mengendalikan ataupun membentuk lingkungan agar
tidak berbahaya dan bisa menguntungkan bagi organisasi. Organisasi dapat mengubah bidang
kegiatan untuk mendapatkan suasana lingkungan yang lebih baik. Melalui kegiatan politik,
organisasi sering kali bisa mempengaruhi bentuk peraturan-peraturan pemerintah sehingga tidak
berbahaya bagi organisasi. Muncul juga asosiasi pengusaha sejenis yang merupakan persatuan
dari beberapa organisasi yang bertujuan sama.

Cara lain untuk menganalisis lingkungan suatu organisasi adalah dengan meninjau
hubungan organisasi tersebut dengan organisasi lain di lingkungannya. Set organisasi
(organizational set) menunjukkan kumpulan organisasi lain yang mempunyai hubungan dengan
suatu organisasi. Saingan, konsumen, pemerintah, perkembangan teknologi, sumber bahan baku,
sumber keuangan, sering kali harus dihadapi dalam bentuk organisasi.

Set organisasi selalu berubah bentuknya dari waktu ke waktu. Dua alasan terpenting yang
menyebabkan munculnya atau putusnya hubungan antarorganisasi adalah transaksi sumber dan
peraturan pemerintah.

MODUL 3 – EFEKTIVITAS ORGANISASI

Kegiatan Belajar 1 : Pengukuran Efektivitas Organisasi

Efektivitas merupakan sebuah konsep yang memiliki pengertian luas karena pencapaian
tujuan atau sasaran bagi sebuah organisasi tentunya melibatkan keseluruhan aspek organisasi,
baik yang bersifat internal maupun eksternal. Efisiensi organisasi merupakan sebuah konsep
yang sifatnya lebih terbatas, dan pada dasarnya hanya menyangkut proses internal yang terjadi
dalam suatu organisasi.
a. Pendekatan sasaran (goal approach) dalam pengukuran efektivitas organisasi
memusatkan perhatian terhadap aspek output, yaitu dengan mengukur keberhasilan
organisasi dalam usaha mencapai tingkatan output yang direncanakan.
b. Pendekatan sumber (system resources approach) mencoba mengukur efektivitas dari
sisi input, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi dalam usaha memperoleh
berbagai sumber yang dibutuhkan, untuk mencapai performansi yang baik.
c. Pendekatan proses (internal process approach) melihat kegiatan internal organisasi,
dan mengukur efektivitas melalui berbagai indikator internal, seperti efisiensi ataupun
iklim organisasi.

Sasaran (Goal) dan Pengukuran Efektivitas Organisasi ada dua, yaitu Sasaran ataupun
tujuan merupakan alasan bagi eksistensi organisasi. Tanpa ada tujuan, sesungguhnya organisasi
tidak diperlukan. Jika tujuan dinyatakan sebagai keadaan yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi di masa datang, sasaran dapat digambarkan sebagai tujuan antara yang bersifat lebih
operasional.

Jenis-jenis sasaran organisasi dibedakan menjadi dua yaitu

1. Sasaran resmi (official goal) dari sasaran yang sebenarnya diinginkan oleh organisasi
(operative goal). Sasaran resmi adalah kondisi yang secara resmi dinyatakan ingin
dicapai oleh organisasi.
2. Sasaran yang sebenarnya diinginkan, merupakan tujuan atau sasaran aktual, yang
dalam praktik diikuti oleh organisasi. Sasaran aktual adalah sasaran jangka pendek.
Menurut arah bagi pelaksanaan kegiatan maupun pengambilan keputusan, dibedakan
menjad sasaran lingkungan (environmental goal), sasaran output (output goal),
sasaran sistem (system goal), sasaran produk (product goal), dan sasaran bagian (sub-
unit goal)

Organisasi sering kali mempunyai lebih dari satu sasaran, yang satu sama lain bisa
mempunyai sifat yang berlawanan. Dalam menangani hal ini, organisasi pelu menerima
performansi yang secukupnya (satisfying), perhatian bertahap (sequential attention), preferensi
sasaran (preference ordering) dan perubahan sasaran (goal changes).

Pihak yang menetapkan sasaran organisasi ada dua yaitu, pimpinan tunggal dan koalisi
kelompok pimpinan.

Kegiatan Belajar 2 : Berbagai Pendekatan dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi

Pendekatan sasaran (goal approach) dalam upaya untuk mengukur efektivitas organisasi
terhaap beberapa permasalahan yang timbul sebagai berikut :

a. Adanya berbagai Jenis Output Organisasi (Multiple Outcomes) yang dihasilkan oleh
organisasi, menyebabkan pengukuran efektivitas dengan menggunakan pendekatan
sasaran menjadi sulit dilaksanakan. Timbul pertanyaan mengenai jenis output mana yang
akan digunakan untuk pengukuran efektivitas tersebut.

b. Adanya Subjektivitas dalam Penilaian. Sulit mengidentifikasikan sasaran organisasi yang


sebenarnya, dan juga karena keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya tidak
mudah diukur.
c. Pengaruh Kontekstual, dapat memberikan kesempatan berprestasi bagi organisasi
ataupun sebaliknya.

Pendekatan sumber (system resource approach) yakni pendekatan sumber mengukur


efektivitas melalui keberhasilan organisasi dalam mendapatkan berbagai macam sumber (input)
yang dibutuhkannya. Pendekatan sumber mempergunakan beberapa dimensi berikut untuk
mengukur efektivitas organisasi.

1. Kemampuan organisasi dalam memanfaatkan lingkungan untuk mendapatkan berbagai


jenis sumber yang sifatnya langka dan mahal.
2. Kemampuan para pengambil keputusan dalam organisasi untuk menginterpretasikan
sifat-sifat lingkungan secara tepat.
3. Kemampuan organisasi untuk menghasilkan output tertentu dengan menggunakan
sumber-sumber yang berhasil diperoleh.
4. Kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan operasionalnya sehari-hari.
5. Kemampuan organisasi untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan

Pendekatan proses (internal process approach) adalah pendekatan yang tidak


memperhatikan lingkungan organisasi, dan memusatkan perhatian pada kegiatan internal yang
dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi, yang dianggap dapat
menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan organisasi

Pendekatan gabungan merupakan penggabungan dari beberapa pendekatan. Organisasi


dengan pendekatan gabungan ini akan mencakup pengukuran pada sisi input, efisiensi proses
transformasi, dan keberhasilan dalam mencapai sasaran output. Dengan menggunakan cara
tersebut diharapkan pengukuran yang dilakukan dapat memberikan gambaran mengenai seluruh
dimensi efektivitas organisasi walaupun yang akan diperoleh bukanlah satu nilai efektivitas
melainkan profil efektivitas perusahaan secara keseluruhan.

Kegiatan Belajar 3 : Pendekatan Integratif dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi.

Pendekatan integrative adalah pendekatan yang melihat kenyataan bahwa organisasi


melakukan bermacam-macam kegiatan, dan juga mempunyai berbagai jenis output. Oleh karena
itu, tidak mungkin pengukuran efektivitas organisasi dilakukan hanya dengan menggunakan
kriteria tunggal. Atau, pengukuran efektivitas terpaksa dilakukan dengan cara yang disesuaikan
dengan sasaran maupun keadaan dari organisasi yang sedang diteliti.
a. Pendekatan Constituency. Pendekatan ini memusatkan perhatiannya kepada constituency
organisasi, yaitu berbagai kelompok di dalam maupun di luar organisasi yang mempunyai
kepentingan terhadap performansi organisasi
b. Pendekatan Bidang Sasaran (Goal Domains). Pendekatan ini mengukur performansi
organisasi pada setiap bidang sasaran, dengan memperhitungkan juga prioritas dari setiap
jenis atau bidang sasaran tersebut bagi organisasi. Ada empat bidang sasaran yaitu
efisiensi internel, efisiensi eksternal, efektivitas internal dan efektivitas eksternal.

Pendekatan integratif dalam pengukuran efektivitas organisasi muncul karena organisasi


melaksanakan berbagai jenis kegiatan dan menghasilkan bermacam-macam output sehingga
pengukuran efektivitasnya lebih tepat apabila dilakukan dengan menggunakan banyak kriteria.

Anda mungkin juga menyukai